REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
47
TAHUN 2O2I TENTANGPENYELENGGARAAN BIDANG PERUMAHSAKITAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa
untuk
melaksanakan
ketentuan
Pasal
61
danPasal 185
huruf b
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2Otentang
Cipta
Kerja,
perlu
menetapkan
PeraturanPemerintah tentang
Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan' Menimbang Mengingat Menetapkan 1. 2. 3.Pasal
5
ayat (2)
Undang-Undang
Dasar
NegaraRepublik Indonesia
Tahun
1945;Undang-Undang
Nomor
44
Tahun 2009
tentangRumah Sakit
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun 2OO9 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072\;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta
Kerja
(Lembaran
Negara
Republik
IndonesiaTahun 2O2O Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
MEMUTUSI(AN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG PERUMAHSAKITAN.
PRESIDEN REPUBL|K INDONESIA
-2-BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1Dalam Peraturan Pemerintah
ini
yang dimaksud dengan:1.
Rumah Sakit
adalahinstitusi
pelayanan kesehatanyang
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatanperorangan secara
paripurna
yang
menyediakanpelayanan
rawat inap,
rawat
jalan, dan
gawatdarurat.
2.
Akreditasi Rumah Sakit
yang
selanjutnya
disebutAkreditasi adalah
pengakuan
terhadap
mutu
pelayanan Rumah Sakit, setelah
dilakukan
penilaianbahwa
Rumah
Sakit telah
memenuhi
standar Akreditasi.3.
Klasifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokan kelasRumah
Sakit
berdasarkan kemampuan pelayanan,fasilitas
kesehatan, sarana penunjang,dan
sumberdaya manusia.
4.
Pasien
adalah setiap orang yang
melakukankonsultasi masalah kesehatannya
untuk
memperolehpelayanan kesehatan
yang diperlukan,
baik
secaralangsung maupun tidak langsung
di
Rumah Sakit.5.
Pemerintah
Pusat adalah Presiden
RepublikIndoncsia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang
dibantu
oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang
Dasar
NegaraRepublik
IndonesiaTahun
L945.6 Pemerintah
Daerah adalah kepala daerah
sebagaiunsur
penyelenggarapemerintahan daerah
yangmemimpin pelaksanaan
urusan
pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah otonom.
Menteri adalah
menteri
yang
menyelenggarakanurusan
pemerintahan di bidang kesehatan.Kementerian
Kesehatanyang
selanjutnya
disebutKementerian adalah
kementerian
yangmenyelenggarakan
urusan
pemerintahandi
bidangkesehatan.
BAB II
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1)
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, RumahSakit
dikategorikan dalam RumahSakit umum
danRumah Sakit khusus.
(2)
Rumah
Sakit
umum dan
Rumah
Sakit
khusus sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)
ditetapkanklasifikasinya oleh pemerintah
berdasarkankemampuan pclayanan,
fasilitas
kesehatan, saranapenunjang, dan sumber daya manusia. 7
8
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-Pasal 3
(
1)
Klasifikasi
Rumah
Sakit umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal2
ayat (2)terdiri
atas:a.
Rumah Sakit umum kelas A;b.
Rumah Sakit umum kelas B;c.
Rumah Sakit umum kelas C; dand.
Rumah Sakit umum kelas D.(21
Klasifikasi
Rumah
Sakit
khusus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
2
ayat (2)terdiri
atas:a.
Rumah Sakit khusus kelas A;b.
Rumah Sakit khusus kelas B; danc.
Rumah Sakit khusus kelas C. Pasal 4(1)
Dalam rangka
pemenuhan ketersediaan
RumahSakit dan
peningkatan akses pelayanan kesehatankepada masyarakat, Pemerintah
Pusat,
PemerintahDaerah,
dan
masyarakatdapat mendirikan
Rumah Sakit umum kelas D pratama.(21
RumahSakit umum
kelasD
pratama
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) hanya dapat
didirikan
pada daerah yang memenuhikriteria
sebagai berikut:a.
daerah terpencil
dan
daerah
yang
sulit
dijangkau karena keadaan geografis;
b.
daerah perbatasan
yang
berhadapan
dengannegara
lainnya
baik
yang
dibatasi
darat maupun laut;c.
daerahkepulauan, wilayah pesisir
dan
pulau-pulau kecil, dan pulau-pulau kecil terluar;d.
daerah tertinggal;dan/atau
e.
daerah yangbelum
tersedia RumahSakit
atauRumah Sakit yang
telah ada
sulit
dijangkau akibat kondisi geografis.(3)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai penyelenggaraanRumah Sakit
umum
kelas D pratamadiatur
denganPeraturan Menteri. Bagian Kedua Kemampuan Pelayanan Paragraf 1 Umum Pasal 5
(1)
Kemampuan
pelayanan
sebagaimana
dimaksuddalam
Pasal2
ayat (2) merupakanjenis
pelayananyang dapat diberikan oleh Rumah Sakit.
(2)
Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat(i)
meliputi
pelayananpada Rumah Sakit umum
danRurnah
Sakit
khusus
yang
dipenuhi
berdasarkanketersediaan
sumber
daya
manusia,
bangunan, sarana, dan peralatan.PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-Paragraf 2 Rumah Sakit Umum
Pasal 6
(1)
Rumah Sakit umum dengan klasifikasi kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas D sebagaimana dimaksud dalamPasal
3
ayat
(1) memberikan pelayanan kesehatanpada semua bidang dan jenis penyakit.
(2)
Pelayanan kesehatanyang diberikan Rumah
Sakitumum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.
pelayanan medik dan penunjang medik;b.
pelayanan keperawatan dan kebidanan'c.
pelayanan kefarmasian; dand.
pelayanan penunjang.Pasal 7.
(1)
Pelayanan medik dan penunjang medik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf
aterdiri
atas:a.
pelayanan medik umum;b.
pelayanan medik spesialis; danc.
pelayanan medik subspesialis.(2)
Pelayanan medik umum sebagaimana dimaksud padaayat (1)
huruf
a berupa pelayanan medik dasar.(3)
Pelayananmedik spesialis
sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
huruf
b bcrupa:a.
pelayanan medik spesialis dasar; danb.
pelayanan medik spesialis lain.(4)
Pelayanan
medik
spesialis
dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
huruf
aterdiri
atas:a.
pelayanan penyakit dalam;b.
pelayanan anak;c.
pelayanan bedah; dand.
pelayanan obstetri dan ginekologi.(5)
Pelayanan
medik
subspesialis
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
huruf
c terdirr atas:a.
pelayanan medik subspesialis dasar; danb.
pelayanan medik subspesialis lain.Pasal 8
(1)
Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimanadimaksud dalam Pasal
6
ayat (2)huruf
bterdiri
atas:a.
pelayanan asuhan keperawatan; danb.
pelayanan asuhan kebidanan.(2)
Pelayanan
asuhan
keperawatan
sebagaimanadirnaksud pada ayat (1)
huruf
aterdiri
atas:a.
pelayanan asuhan keperawatan generalis; danb.
pelayanan asuhan keperawatan spesialis.Pasal 9
Pelayanan
kefarmasian
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
6
ayat (2)huruf
cterdiri
atas:a.
pengelolaanalat
kesehatan, sediaan farmasi,
danbahan
habis
pakai
yang dilakukan oleh
instalasi farmasi sistem satupintu;
danb.
pelayanan farmasiklinik.
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-Pasal 10
(1)
Pelayanan penunjang sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 ayat (2)
huruf
dterdiri
atas:a.
pelayanan penunjang yang diberikan oleh tenagakesehatan; dan
b.
pelayanan penunjang yang diberikan oleh tenaganon kesehatan.
(2)
Pelayananpenunjang
yang
diberikan
oleh
tenagakesehatan
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)huruf
aterdiri
atas:a.
pelayanan laboratorium;b.
pelayanan rekarn medik;c.
pelayanan darah;d.
pelayanan gtzi;e.
pelayanan sterilisasi yang tersentral; danf.
pelayanan penunjang lain.(3)
Pelayanan penunjang yang diberikan oleh tenaga nonkesehatan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)huruf
bterdiri
atas:a.
manajemen Rumah Sakit;b.
informasi dan komunikasi;c.
pemeliharaan
sarana
prasarana
dan
alatkesehatan;
d.
pelayananlaundry/binatu;
e.
pemulasaraan jenazaln, danf.
pelayanan penunjang lain.Paragraf 3 Rumah Sakit Khusus
Pasal 1 1
(1)
Rumah Sakit khusus dengan klasifikasi kelas A, kelasB, dan kelas C sebagaimana dimaksud daiam Pasal 3
ayat (2) memberikan
pelayananutama
pada
satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkandisiplin ilmu,
golonganumur,
organ,jenis
penyakit,atau kekhususan lainnya.
(21
Rumah Sakit khusus
sebagaimanadimaksud
padaayat (1)
dapat
menyelenggarakanpelayanan
lainselain kekhususannya.
(3)
Pelayananlain
selain kekhususannya sebagaimanadimaksud pada ayat (2)
terdiri
atas pelayanan rawatinap, rawat
jalan,
dan kegawatdaruratan.(4)
Pelayananrawat inap
untuk
pelayananlain
selainkekhususannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling banyak 4O%o (ernpat
puluh
persen) dari seluruhjumlah
tempattidur
rawat inap.Pasal 12
(1)
Rumah Sakitkhusus
sebagainrana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)terdiri
atas Rumah Sakit khusus:a.
ibu
dan anak;b.
mata;c.
gigi danmulut;
d.
ginjal;e
.
jiwa;PRES IDEN
REPUBUK INDONESIA
-
10-f.
infeksi;g.
telinga
hidung
tenggorok
dan
bedah
kepala leher;h.
paru;i.
ketergantungan obat;j.
bedah;k.
otak;1.
orthopedi;m.
kanker; dann.
jantung
dan pembuluh darah.(2)
Selain Rumah Sakitkhusus
sebagaimana dimaksudpada
ayat
(1), Menteri dapat menetapkan
RumahSakit
khusus lainnya
berdasarkan
hasil
kajian kebutuhan pelayanan.(3)
Rumah Sakit khusus lainnya sebagaimana dimaksudpada
ayat (2)
dapat berupa
penggabungan jeniskekhususan
yang
terkait
keilmuannya
atau
jenis kekhususan baru.(4)
Menteri dalam menetapkan Rumah
Sakit
khususlainnya
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2), berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait.Pasal 13
(1)
Pelayanan kesehatanyang
cliberikan
oleh
RumahSakit khusus
terdiri
atas:a.
pelayanan medik dan penunjang medik;b.
pelayanan keperawatandan/atau
kebidanan;c.
pelayanan kefarmasian; dand.
pelayanan penunjang.(2)
Pelayanan medik dan penunjang medik sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
huruf
aterdiri
atas:a.
pelayanan medik umum;b.
pelayanan medik spesialis sesuai kekhususan;c. pelayanan medik subspesialis
sesuaikekhususan;
d.
pelayanan medik spesialislain;
dane.
pelayanan medik subspesialis lain.(3) Pelayanan
keperawatan
dan/atau
kebidanansebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdiri
atas:a.
pelayanan asuhan keperawatan generalis;b.
pelayanan
asuhan
keperawatan
spesialis;dan/atau
c.
pelayanan asuhan kebidanan,sesuai kekhususannya.
(4)
Pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud padaayat (1)
huruf
cterdiri
atas:a.
pengelolaanalat
kesehatan, sediaan
farmasi,dan
bahan
habis
pakai
yang
dilakukan
olehinstalasi farmasi sistem satu
pintu;
danb.
pelayanan farmasiklinik.
(5)
Pelayanan penunjang sebagaimanadimaksud
padaayat (1)
huruf
dterdiri
atas:a.
pelayanan penunjang yang diberikan oleh tenagakesehatan; dan
b.
pelayanan penunjang yarlg diberikan oleh tenaganon kesehatan.
PRES IDEN
REPUBUK INDONESIA
-12-(6)
Pelayananpenunjang
yang
diberikan
oleh
tenagakesehatan
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(5)huruf
aterdiri
atas:a.
pelayanan laboratoriunr;b.
rekam medik;c.
pelayanan darah;d.
pengolahan gizi;e.
pelayanan sterilisasi yang tersentral; danf.
pelayanan penunjang lain.(7)
Pelayanan penunjang yang diberikan oleh tenaga nonkesehatan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(5)huruf
bterdiri
atas:a.
manajemen Rumah Sakit;b.
informasi dan komunikasi;c.
pemeliharaan
sarana
prasarana
dan
alatkesehatan;
d.
pelayananlaundry/binatu;
e.
pemulasaraan jcnazah; danf.
pelayanan penunjang lain. Bagian KetigaFasilitas Kesehatan dan Sarana Penunjang
Pasal 14
(1)
Fasilitas
kesehatan
dan
sarana penunjang
padaRumah Sakit
terdiri
atas:a.
bangunan dan prasarana;b.
ketersediaan tempattidur
rawat inap; danc.
peralatan.(2)
Fasilitas
kesehatan
dan
sarana penunjang
padaRumah
Sakit
untuk
setiap
kelas
Rumah
Sakit sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
disesuaikandengan
kebutuhan
pelayananyang diberikan
olehRumah Sakit.
Pasal 15
(1)
Bangunan dan prasarana pada Rumah Sakit umumdengan klasihkasi kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas
D dan Rumah Sakit
khusus
denganklasifikasi
kelas A, kelas B, dan kelas C sebagaimana dimaksud dalamPasal
14 ayat (1)
huruf
a
harus memenuhi
aspekkeandalan
teknis
bangunan gedungdan
konstruksisesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.(2)
Selain memenuhi aspek keandalanteknis
bangunangedung dan
konstruksi
sebagaimana dimaksud padaayat (1),
bangunan
dan
prasarana
jrga
harusmemenuhi persyaratan
teknis
bangunan
Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 16
Ketersediaan
tempat
tidur rawat inap
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
huruf
b meliputi:a.
Klasifikasi Rumah Sakit umum:1.
kelas A paling sedikit 250 (dua ratus lima puluh) tempattidur.
b
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-74-2.
kelas
B
paling sedikit
20O(dua ratus)
tempattidur.
3.
kelas C palingsedikit
100 (seratus) tempattidur.
4.
kelas
D
paling sedikit
50
(lima
puluh)
tempattidur.
Kiasifikasi Rumah Sakit khusus:
1.
kelas A paling sedikit 100 (seratus) tempat tidur.2.
kelas
B
paling
sedikit
75
(tujuh puluh
lima)tempat tidur.
3.
kelas C paling sedikit 25 (duapuluh
lima) tempattidur.
Pasal 17
(1)
Ketentuan mengenai ketersediaan tempattidur
rawatinap
Rumah Sakit khusus
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 16
huruf
b
dikecualikan bagi
RumahSakit khusus gigi dan
mulut,
RumahSakit
khususmata,
dan
Rumah
Sakit
khusus
telinga
hidungtenggorok dan bedah kepala leher.
(2)
Ketersediaan tempattidur
rawat inap dan dentalunit
bagi
Rumah
Sakit
khusus
gigi dan
mulut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) metiputi:
a.
kelasA
paling sedikit
14 (empat belas) tempattidur
rawat inap dan 75 (tujuhpuluh
lima) dentalunit;
b.
kelas B paling sedikit 12 (dua belas) tempattidur
rawat inap dan 50 (lima puluh) dentalunit;
danc.
kelas C palingsedikit
10 (sepuluh) tempattidur
rawat inap dan 25 (duapuluh
lima) dental unit.(3)
Ketersediaantempat
tidur
rawat
inap
bagi
RumahSakit khusus mata dan Rumah Sakit
khusus
telingahidung
tenggorok
dan
bedah
kepala
leher sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a.
kelas Apaling sedikit 40
(empatpuluh)
tempattidur
rawat inap;b.
kelas B paling sedikit 25 (duapuluh
lima) tempattidur
rawat inap; danc.
kelas C paling sedikit 15 (lima belas) tempattidur
rawat inap.
Pasal 18
Jumlah
tempattidur
rawat inap
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 16 dan Pasal 17
untuk
pelayanan rawat inap kelas standar paling sedikit:a.
600/o (enampuluh
persen)dari seluruh
tempattidur
untuk
Rumah
Sakit
milik
pemerintah
pusat
danPemerintah Daerah; dan
b.
4Oo/o (empatpuluh
persen)dari seluruh
tempattidur
untuk
Rumah Sakitmilik
swasta.Pasal 19
(1)
Jumlah
tempat
tidur
rawat
inap
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal
16,
selain
memenuhiketentuan
sebagaimanadimaksud dalam pasal
1gjuga
harus memenuiri:a.
jumlah
tempat
tidur
perawatanintensif
palingsedikit looh
(sepuluh
persen)
dari
seluruhtempat
tidur untuk
Rumah
Sakit
milik
Pemerintah
Pusat,
pemerintah Daerah,
atau swasta; danPRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-
16-b.
ruang
yang
dapat digunakan
sebagai tempatisolasi
dengan
kapasitas
paling
sedikit
lO%(sepuluh persen)
dari
seluruh
tempat
tidur
untuk
Rumah
Sakit
milik
Pemerintah
Pusat,Pemerintah Daerah, atau swasta.
(2\
Jumlah tempattidur
perawatan intensif sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
huruf
auntuk
Rumah Sakitrrmum,
terdiri
atas:a.
60/o
(enam
persen)
untuk
pelayanan unit
perawatan intensif (intensiue care unit); dan
b.
4oh (empat persen)untuk
pelayanan intensif lainyang
terdiri
atas:1.
perawatan
intensif
neonatus
(neonatal intensiue care unit); dan2.
perawatan
intensif
pediatrik
Qtediatricintensiue care unit).
(3)
Dalam
kondisi wabah atau kedaruratan
kesehatanmasyarakat, kapasitas ruang yang dapat digunakan sebagai tempat isolasi sebagaimana
dimaksud
padaayat (1)
huruf
b paling sedikit:a.
3ooh(tiga
puluh
persen)dari
seluruh
tempattidur untuk
Rumah
Sakit
milik
pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; danb.
2Oo/o(dua
puluh
persen)dari
seluruh
tempattidur untuk
Rumah Sakitmilik
swasta.Pasal 20
(1)
Rumah Sakit dengan penanaman modal asing harus memilikijumlah
tempattidur
sesuai:a.
kategori Rumah Sakitumum
atau Rumah Sakitkhusus; atau
b.
kesepakatan/kerja sama internasional.(2)
Jumlah
tempat
tidur untuk
Rumah
Sakit
umumsebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf
a palingsedikit
sesuai denganjumlah
tempat
tidur
RumahSakit umum
kelasB
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 16huruf a
angka 2.(3)
Jumlah
tempat
tidur untuk
Rumah
Sakit
khusussebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf
a palingsedikit
sesuai denganjumlah
tempat
tidur
RumahSakit kelas A pada setiap
jenis
Rumah Sakit khusus sebagaimanadimaksud
dalam Pasal
16 huruf
bangka 1, Pasai 17 ayat (2)
hurufa,
dan PasallT
ayat(3)
huruf
a.(4)
PenyelenggaraanRumah
Sakit
dengan penanamanmodal asing
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
Pasal 21
Peralatan
pada Rumah Sakit
umum
dengan klasifikasikelas
A,
kelasB,
kelas C, dan kelasD
dan Rumah Sakitkhusus
denganklasifikasi
kelasA,
kelasB, dan
kelas C sebagaimanadimaksud
dalam Pasal14
ayat(l)
huruf
cterdiri
atas:a.
peralatan medis; danb.
peralatan nonmedis,yang memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu,keamanan, keselamatan, dan
laik
pakai.PRES IDEN
REPUBL|K INDONESIA
-18-Bagian Keempat
Sumber Daya Manusia
Paragraf 1
Umum
Pasal 22
(1)
Sumber daya manusia
untuk
setiap
kelas
Rumah Sakit disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan yangdiberikan oleh Rumah Sakit.
(2)
Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud padaayat
(1) berupa tenaga tetap yang bekerja
secarapurna waktu.
(3)
Pemilik Rumah
Sakit dan
kepala/direktur
RumahSakit
bertanggungjawab
dalam pemenuhan sumberdaya manusia sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1) denganjumlah
dan kualifikasi
disesuaikan denganhasil
analisis beban
kerja,
kebutuhan,
dankemampuan pelayanan Rumah Sakit.
(4)
Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud padaayat (1) diangkat dan ditetapkan oleh
kepala/direktur
Rumah Sakit.
(5)
Rumah
Sakit dapat
mempekerjakantenaga
tidaktetap
dan/atau
tenaga
lainnya
berdasarkankebutuhan
dan
kemampuan Rumah
Sakit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Paragraf 2 Rumah Sakit Umum
Pasal 23
(1)
Sumber daya manusia pada Rumah
Sakit
umumdengan klasifikasi kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas D meliputi:
a
tenaga medis;b.
tenaga psikologiklinis;
c.
tenaga keperawatan;d.
tenaga kebidanan;e.
tenaga kefarmasian;f.
tenaga kesehatan masyarakat;q
tenaga kesehatan lingkungan;h.
tenaga gizi;i.
tenaga keterapian fisik;j.
tenaga keteknisian medis;k.
tenagateknik
biomedika;l.
tenaga kesehatan lain;m.
tenaga manajemen Rumah Sakit; dann.
tenaga non kesehatan.(2)
Tenaga medis sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)huruf a terdiri atas
dokter,
dokter
gigi,
dokterspesialis,
dokter
gigi
spesialis,
dan/atau
doktersubspesialis.
(3) Dokter spesialis dan dokter gigi
spesialissebagaimana
dimaksud pada
ayat
(2)
melakukan pelayanan medik spesialis.PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-20-(4)
Dokter
subspesialis
sebagaimanadimaksud
padaayat
(2)terdiri
atas
dokter
subspesialisdasar
dandokter subspesialis lain
untuk
melakukan pelayananmedik subspesialis.
(5)
Dalam
hal
belum
terdapat
dokter
subspesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dokter spesialisdengan
kualifikasi
tambahan
dapat
memberikan pelayanan medik subspesialis tertentu sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 3 Rumah Sakit Khusus
Pasal24
(1)
Sumber daya manusia pada Rumah Sakit
khususdengan klasifikasi kelas A, kelas B, dan kelas C
terdiri
atas:
a.
tenaga medis;b. tenaga keperawatan dan/atau
tenagakebidanan;
c.
tenaga kefarmasian;d.
tenaga kesehatan lain;e.
tenaga manajemen Rumah Sakit; danf.
tcnaga non kesehatan,sesuai
dengan pelayanan kekhususan dan/atau
pelayanan
lain
selain kekhususannya.(2)
Tenaga medis sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)huruf
a
terdiri atas
dokter,
dokter
gigi,
dokter spesialis sesuai kekhususannya, dokter gigi spesialissesuai kekhususannya,
dokter
spesialislain,
doktersubspesialis sesuai kekhususan,
dokter
spesialis dengankualifikasi
tambahan sesuai kekhususannya,dokter
subspesialislain, dan/atau
dokter
spesialislain
dengankualifikasi
tambahan.Bagian Kelima Perubahan Kelas
Pasal 25
(1)
Rumah Sakit yang telahmemiliki
perizinan berusahasesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,
dapat
melakukan
perubahan
kelasRumah Sakit.
(2)
Perubahan
kelas
Rumah
Sakit
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
dilakukan
berdasarkan:a.
usulan dari pemilik ataukepala/direktur
RumahSakit; atau
b. hasil
pengawasan
oleh
pemerintah
pusat dan/ atau Pemerintah Daerah.(3)
Usulan
perubahan
kelas dari
pemilik
ataukepala/direktur
Rumah Sakit
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (2)
huruf
a
hanya
dapatdilakukan
terhadap
Rumah
Sakit
yang
telahtcrakreditasi.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-22-(4)
Perubahan kelas sebagaimanadimaksud
pada ayat(2)
dilakukan dengan
menilai
pemenuhankemampuan pelayanan,
fasilitas
kesehatan
dansarana penunjang, dan sumber daya manusia sesuai dengan ketentuan Klasifikasi Rumah Sakit.
(5)
Perubahan
kelas
Rumah
Sakit
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (1)
ditindaklanjuti
denganpenetapan
kelas Rumah
Sakit yang
baru
melaluiperubahan perizinan berusaha
sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 26
Ketentuan lebih
lanjut
mengenai Klasifikasi Rumah Sakitumum
dan Klasifikasi Rumah Sakitkhusus
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
5
sampai dengan
pasal
24tercantum dalam Lampiran yang mcrupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
BAB III
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
Pasal 27
(1)
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban berupa:a.
memberikan
informasi
yang benar
tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;b.
memberi
pelayanan kesehatan
yang
aman,bermutu, antidiskriminasi,
dan
efektif
denganmengutamakan
kepentingan
pasien
sesuaidengan standar pelayanan Rumah Sakit;
c.
memberikan pelayanangawat
darurat
kepadaPasien sesuai dengan
kemampuanpelayanannya;
d.
berperan
aktif
dalam
memberikan
pelayanankesehatan
pada
bencana,
sesuai
dengankemampuan pelayanannya;
e.
menyediakan
sarana
dan
pelayanan
bagimasyarakat
tidak
mampu atau miskin;f.
melaksanakan fungsi sosial dengan memberikanfasilitas pelayanan Pasien tidak
mampu/miskin,
pelayanan gawat
darurat
tanpa
uang
muka,ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan
kejadian
luar
biasa,atau bakti
sosial bagi misikemanus,iaan;
g.
membuat, melaksanakan, dan menjaga standarmutu
pelayanan kesehatan
di
Rumah
Sakitsebagai acuan dalam melayani Pasien;
h.
menyelenggarakan rekam medis;i.
menyediakan sarana cian prasarana umum yanglayak antara
lain
saranaibadah, parkir,
ruangtunggu,
sarana
untuk
orang
cacat,
wanitamenyusrri, anak-anak, dan
lanjut
usia;j.
melaksanakan sistemrujukan;
k.
menolak keinginan
Pasienyang
bertentangandengan standar profesi dan etika serta ketentuan
peraturan perund ang-urrdangan ;
l.
memberikan informasi yang benar,
jelas,
danjujur
mengenai hak dan kewajiban Pasicn;m.
menghormati dan melindungi hak Pasien;PRES I DEN
REPUBUK INDONESIA
-24-n.
melaksanakan etika Rumah Sakit;o.
memiliki
sistem
pencegahankecelakaan
danpenanggulangan bencana;
p.
melaksanakanprogram pemerintah
di
bidangkesehatan,
baik secara regional
maupun nasional;q.
membuatdaftar
tenaga medis yang melakukanpraktik
kedokteran
atau
kedokteran
gigi
dan tenaga kesehatan lainnya;r. menyusun dan
melaksanakan
peraturaninternal Rumah Sakit;
s.
melindungi
dan
memberikan bantuan
hukumbagi
semua
petugas
Rumah Sakit
dalam melaksanakan tugas; dant.
memberlakukan
seluruh
lingkungan
RumahSakit sebagai kawasan tanpa rokok.
(2) Dalam
melaksanakan
kewajiban
Rumah
Sakit sebagaimana dimaksud padaayat
(1), Rumah Sakitharus
menyelenggarakantata
kelola Rumah
Sakit dan tata kelolaklinis
yang baik.Pasal 28
(1)
Kewajiban Rumah Sakit memberikan informasi yangbenar
tentang
pelayanan
Rumah
Sakit
kepadamasyarakat sebagaimana
dimaksud
dalam pasal 27ayat (1)
huruf
a berupa:a.
informasi umum Rumah Sakit;b.
informasi terkait dengan pelaksanaan pelayanankesehatan kepada Pasien; dan
c.
informasi terkait dengan kinerja pelayanan.(2)
Dalam
hal
Rumah Sakit terdapat perubahan
datainformasi
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1),Rumah Sakit harus melakukan pemutakhiran
data secaraberkala
setiap3
(tiga)bulan atau
sewaktu-waktu
sesuai
dengan
kebutuhan
pada
SistemInformasi Rumah Sakit
milik
Kementerian.(3) Ketentuan mengenai
pemutakhiran
data sebagaimanadimaksud
pada ayat
(21 dikecualikanbagi informasi yang bersifat rahasia kedokteran.
(4)
Sistem Informasi
Rumah
Sakit
sebagaimanadimaksud pada
ayat (2) merupakanaplikasi
sistempelaporan Rumah Sakit secara daring (online) kepada
Kementerian
yang
menyajikan
informasi
RumahSakit secara nasional.
Pasal 29
(1)
Informasiumum
tentang RumahSakit
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)
huruf
a terdiri atas:a.
profil
Rumah Sakit;b.
tata tertib dan peraturan yang berlaku di RumahSakit;
c.
hak dan kewajiban Pasien;d.
mekanisme pengaduan; dane.
pembiayaan.(2)
Informasi umum
sebagaimanadimaksud
pada ayat(1)
dapat
diberikan
secara langsung
dan
tidak
langsung.
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-26-(3)
Pemberianinformasi
secaralangsung
sebagaimanadimaksud
pada ayat (2)
dilakukan dengan
menyediakan
fasilitas
pelayanan
informasi
ataudilakukan
oleh petugas Rumah Sakit.(4)
Pemberian
informasi secara
tidak
langsungsebagaimana
dimaksud pada
ayat (2)
dilakukan melalui papan pengumuman, brosur, rambu, pamflet,dan/atau
situs website.Pasal 30
(1)
Profil Rumah
Sakit
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
29
ayat (1)huruf
a paling sedikit berisi:a.
jumlah
dan ketersediaan tempattidur;
b. status perizinan berusaha,
klasifikasi,pencapaian
indikator mutu,
dan Akreditasi;c.
jenis
dan fasilitas pelayanan Rumah Sakit;d.
jumlah,
kualifikasi,
danjadwal
praktik
tenaga kesehatan;e.
pelayanan unggulan; danf.
alur
pelayanan.(2)
Dalamhal
RumahSakit digunakan
sebagai tempatpendidikan
bagi
tenaga kesehatan,
profil
RumahSakit berisi informasi
sebagaimanadimaksud
padaayat (1) dan informasi mengenai status Rumah Sakit sebagai Rumah
Sakit pendidikan dan/atau
wahanapendidikan.
Pasal 31
(1)
Informasi
terkait
dengan pelaksanaan
pelayanankesehatan kepada Pasien
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)huruf
b paling sedikit berupa:a.
pemberi pelayanan;b.
diagnosis dan tata cara tindakan medis;c.
tujuan
tindakan medis'd.
alternatif tindakan;e.
risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi;f.
prognosisterhadap
tindakan yang
dilakukan;dan
g.
perkiraan pembiayaan.(2)
Selain informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Rumah
Sakit wajib
memberikan
informasi
danmeminta persetujuan kepada Pasien
jika
melibatkanPasien dalam penelitian kesehatan.
(3)
Informasi
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)diberikan sejak
Pasien
masuk
ke
Rumah
Sakit, selama menerima pelayanan sampai dengan Pasienmeninggalkan Rumah Sakit.
(4)
Penyampaianinformasi
terkait
dengan
pelayananmedik
kepada Pasien sebagaimanadimaksud
padaayat (1) dilakukan oleh dokter, dokter gigi,
atautenaga kesehatan
lain
yang
merawat Pasien sesuai dengan kewenangannya.(5)
Informasi
terkait
dengan pelayananmedik
kepadaPasien
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(4)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-28-Pasal 32
Informasi
terkait
dengankinerja
pelayanan sebagaimanadimaksud
dalam Pasal28
ayat (1)huruf
c paling
sedikitberupa
hasil
pencapaian
indikator
nasional
mutu
pelayanan kesehatandi
Rumah Sakit yang
ditetapkansesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.Pasal 33
(1)
Kewajiban
Rumah
Sakit
memberikan
pelayanankesehatan
yang aman, bermutu,
anti
diskriminasi,dan efektif
dengan
mengutamakan
kepentinganPasien
sesuai dengan
standar
pelayanan
RumahSakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27
ayat(l)
huruf
bdilakukan
melalui:a. pelaksanaan standar
mutu
dalampenyelenggaraan Rumah Sakit;
b.
penerapan standar keamanan dan keselamatan Pasien;c.
pengukuranindikator
nasionalmutu
pelayanankesehatan Rumah Sakit; dan
d.
pelayanan
dengan
tidak
membedakan
ras,agama,
suku,
gender, kemampuan
ekonomi,orang dengan kebutuhan khusus
ataupenyandang
disabilitas,
latar
belakang
sosialpolitik
dan antar golongan.(2)
Pelaksanaanstandar
mutu
dalam
penyelenggaraanRumah Sakit
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)huruf
a dilakukan melalui
proses registrasi, lisensi,Akreditasi,
dan
penerapan
standar
pelayanan,standar profesi, dan standar prosedur operasional.
Pasal 34
(1)
Kewajiban
Rumah
Sakit
memberikan
pelayanangawat darurat kepada
Pasien
sesuai
dengankemampuan
pelayanannya sebagaimana dimaksuddalam Pasal
27
ayat
(1)
huruf c
dilakukan
padainstalasi gawat darurat berupa:
a.
triase; danb.
tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan.(2)
Kemampuan pelayanan sebagaimana dimaksud padaayat
(1)dilakukan
sesuai denganstandar
instalasigawat
darurat yang
dilaksanakan sesuai
denganketentuan peraturan perundangan-undangan.
Pasal 35
(1)
Kewajiban
Rumah
Sakit
berperan
aktif
dalammemberikan pelayanan kesehatan
pada
bencanasesuai dengan kemampuan
pelayanannyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 2T ayat (1)
huruf
d
termasukjuga
kewajiban memberikan pelayanankesehatan
pada
krisis
kesehatan
lainnya
sesuai dengan kemampuan pelayanan.(2)
Krisis
kesehatan sebagaimanadimaksud
pada ayat(1) merupakan peristiwa
atau
rangkaian
peristiwayang
mengancam
kesehatan individu
atau masyarakat yang disebabkan oleh bencanadan/atau
berpotensi bencana.
(3)
Kewajiban berperan
aktif dalam
memberikanpelayanan kesehatan pada bencana
sesuaikemampuan
peiayanannya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) paling sedikit:
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-30-membentuk
tim
tanggapdarurat
bencanauntuk
membuat dan
melaksanakan
manajemenpenanggulangan bencana;
memberikan pelayanan langsung kepada korban
bencana di lokasi bencana atau di Rumah Sakit;
dan
melakukan mitigasi dampak bencana
melaluipenyediaan
pelayanan rehabilitasi
psikososial dan rehabilitasi fisik.Pasal 36
Kewajiban
Rumah.
Sakit
menyediakan
sarana
danpelayanan
bagi masyarakat
tidak
mampu
atau
miskinsebagaimana
dimaksud
dalam Pasal27
ayat (1)huruf
edilaksanakan dengan menyediakan pelayanan rawat inap
kelas standar yang diperuntukan bagi
peserta jaminankesehatan penerima
bantuan
iuran
sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 37
Kewajiban
Rumah
Sakit
melaksanakan
fungsi
sosialsebagaimana
dimaksud
dalam Pasal27
ayat (1)huruf
f
dilaksanakan melalui:
a.
memberikan pelayanan
kesehatan Pasien
tidakmampu atau miskin;
b.
pelayanan gawat darurat tanpa meminta uang muka;c.
penyediaan ambulan gratis;d.
pelayanan korban bencana dan kejadianluar
biasa;e.
bakti
sosial bagi misi kemanusiaan;dan/atau
a
b
C
f
rnelakukan
upaya promosi
kesehatan
melaluikomunikasi, informasi, dan edukasi.
Pasal 38
Kewajiban
Rumah Sakit membuat,
melaksanakan, danmenjaga
standar
mutu
pelayanan kesehatandi
RumahSakit
sebagai acuan dalam melayani Pasien sebagaimanadimaksud
dalam Pasal27
ayat (1)huruf
g
dilaksanakandengan:
a.
menyusun, menetapkan, melaksanakan, mematuhi dan mengevaluasi standar pelayanan Rumah Sakit;b.
membentukdan
menyelenggarakankomite
medik,satuan pemeriksaan
internal,
danunsur
organisasiRumah
Sakit lain untuk
meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan Pasien;c.
memenuhi ketentuan persyaratanAkreditasi;d.
membuat
dan
menyampaikan
iaporan
insiden keselamatan Pasien sesuai ketentuan yang berlaku; dane.
menyelenggarakanpelayanan
Rumah
Sakit
yangberfokus
pada
keselamatan,
efektifitas,
efisiensi,ketepatan waktu, berorientasi pada
pasien,berkeadilan, dan terintegrasi.
Pasal 39
(
1)
Kewajiban Rumah
Sakit
dalam
menyelenggarakan rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal2Tayat (1) huruf h
dilaksanakan
melaluipenyelenggaraan manajemen
informasi
kesehatan diRumah Sakit.
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-32-(2)
Penyelenggaraan manajemen informasi kesehatan diRumah Sakit
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
Pasal 40
(1)
Kewajiban Rumah Sakit dalam menyediakan saranadan prasarana umum yang layak antara
iain
saranaibadah,
parkir,
ruang tunggu,
saranauntuk
orangcacat, wanita menyusui, anak-anak, dan
lanjut
usiasebagaimana dimaksud dalam Pasal
27
ayat (1)huruf
i
dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan teknisbangunan
dan
prasarana yang memenuhi
prinsipkeselamatan, kenyamanan, dan kemudahan akses.
(2)
Ketentuan
mengenai persyaratanteknis
bangunandan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Pasal 4 1
(i)
Kewajiban
Rumah Sakit
melaksanakan
sistemrujukan
sebagaimana dimaksud dalam pasai27
ayat(1)
huruf
j
dilaksanakan
berdasarkan kemampuan pela5r2pat',Rumah
Sakit dan
kebutuhan
medis Pasien.(2)
Dalam
melaksanakansistem
rujukan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Rumah Sakit menggunakan
aplikasi sistem rujukan terintegrasi
yangdiselenggarakan oleh Kementcrian yang mendukung
kebijakan
satu data di
Indonesia
yang
akurat,mutakhir,
dan terpadu.(3)
Pelaksanaan sistemrujukan
sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat(2) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 42
(1)
KewajibanRumah Sakit menolak keinginan
pasienyang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta
ketentuan
peraturan
perundang-undangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1)
huruf
k dilakukan
dengan cara:a.
melakukan komrrnikasi, informasi, dan edukasi;dan
b.
membuat peraturaninternal
Rumah Sakit.(2)
Komunikasi, informasi,
dan
edukasi
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)huruf
a
dilakukan
denganmemberdayakan
unsur
RumahSakit
yang memilikitugas dan tanggung jawab
di
bidang etik danhukum
Rumah Sakit.
(3)
Keinginan Pasien yang bertentangan dengan standarprofesi
dan etika
serta
ketentuan
peraturan perundang-undangan sebagaimanadimaksud
padaayat (1) berupa:
a.
permintaanuntuk
melakukan aborsi ilegal;b.
permintaanuntuk bunuh diri
dengan bantuan;c.
pemberian keterangan palsu;d.
melakukan perbuatan curang (frauQ; dane.
keinginan Pasien lain yang bertentangan denganstandar profesi
dan
etika
serta
ketentuanperaturan perundang-undangan.
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-34-(4)
Penolakan keinginan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan
setelah diberikan penjelasanmengenai
alasan
penolakan
dan
dicatat
dalam dokumen tertulis.(5)
Dokumentertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat(4)
dapat
berupa rekam medis
atau
dokumen tersendiri.Pasal 43
(1)
Kewajiban Rumah Sakituntuk
memberikan informasiyang
benar,
jelas,
dan
jujur
mengenai
hak
dankewajiban Pasien
sebagaimanadimaksud
dalamPasal 27 ayat (1)
huruf
l dilakukan melalui pemberianinformasi kepada Pasien secara lengkap tentang hak
dan kewajibannya.
(2)
Informasi
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)diberikan secara
tertulis dan/atau
lisan.(3)
Informasi
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1) danayat
(2)
mencakup informasi
hak dan
kewajibanPasien
sesuai
dengan
ketentuan
peraturanperundang-undangan.
Pasal 44
(1)
Hak
Pasien sebagaimanadimaksud
dalam pasal 43ayat (3)
terdiri
atas:a.
memperoleh informasi mengenaitata tertib
danperaturan yang bcrlaku
di
Rumah Sakit;b.
memperoleh
informasi
tentang
hak
dankewajiban Pasien;
c.
memperoleh
layanan
yang
manusiawi,
adil,jujur,
dan tanpa diskriminasi;d.
memperolehlayanan
kesehatanyang
bermutusesuai dengan
standar profesi
dan
standar prosedur operasional;e.
memperolehlayanan
yang efektif
dan
efisien sehingga Pasien terhindar dari kerugian fisik danmateri;
f.
mengajukan pengaduan atas kualitas pelayananyang didapatkan;
g.
memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yangberlaku
di
Rumah Sakit;h.
meminta konsultasi tentang penyakit
yangdideritanya kepada dokter lain yang mempunyai
surat
izinpraktik
baikdi
dalam maupundi luar
Rumah Sakit;
i.
mendapatkan privasidan
kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data medisnya;j.
mendapat informasi yangmeliputi
diagnosis dantata
cara
tindakan
medis,
tujuan
tindakanmedis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadaptindakan
yangdilakukan
sertaperkiraan
biaya pengobatan;k.
memberikan
persetujuan
atau
menolak
atastindakan
yang
akan
dilakukan
oleh
tenagakesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
1.
didampingi keluarganya dalam keadaankritis;
PRES I DEN
REPUBL|K INDONESIA
-36-m.
menjalankan
ibadah
sesuai agama
ataukepercayaan yang dianutnya selama hal
itu
tidakmengganggu Pasien lainnya;
n.
memperoleh keamanan dan keselamatan dirinyaselama dalam perawatan
di
Rumah Sakit;o.
mengajukan
usul,
saran,
perbaikan
atasperlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
p.
menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidaksesuai dengan agama
dan
kepercayaan yangdianut;
q.
menggugatdan/atau menuntut
Rumah
Sakitapabila Rumah
Sakit
diduga
memberikanpelayanan
yang
tidak
sesuai dengan
standarbaik secara perdata ataupun pidana; dan
r.
mengeluhkan
pelayanan
Rumah
Sakit
yangtidak
sesuai dengan standar pelayanan melaluimedia cetak
dan
elektronik
sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)
Hak
Pasien sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)huruf
i
termasuk
mendapatkan aksesterhadap
isi rekam medis.(3)
Hak
Pasien sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)huruf k,
termasuk
hak untuk
memberikanpersetujuan
atau
menolak
menjadi bagian
dalamsuatu penelitian kesehatan.
(4)
Hak
Pasien sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)huruf
I
dikecualikan
bagi
Pasien dengan
kondisitertentu
sesuai
dengan
'standar
dan
ketentuanperaturan perundang-undangan.
(5)
Untuk
memenuhihak
Pasien dalam menyampaikankeluhan
atau
pengaduan
sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
huruf
f danhuruf r,
setiap Rumah Sakitwajib menyediakan
unit
pelayanan pengaduan.(6)
Unit
pelayanan pengaduan sebagaimana dimaksudpada
ayat
(5) melakukan pengumpulan
informasi,klarifikasi,
dan
penyelesaiankeluhan
pasien
atasketidakpuasan terhadap
pelayananyang
diberikanoleh
tenaga
kesehatandi
Rumah
Sakit
dan/atau
prosedur pelayanan di Rumah Sakit.
(7)
Keluhan
atau
pengaduan
sebagaimana dimaksudpada ayat (5) harus
ditindaklanjuti
secara cepat, adil, dan objektif.Pasal 45
Kewajiban Pasien sebagaimana dimaksud dalam pasal 43
ayat (3)
terdiri
atas:a.
mematuhi peraturan yang berlakudi
Rumah Sakit;b.
menggunakan
fasilitas Rumah Sakit
secara bertanggung jawab;c.
menghormatihak
Pasienlain,
pengunjung, dan haktenaga kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja
di
Rumah Sakit;d.
memberikan
informasi yang
jujur,
lengkap
danakurat sesuai dengan kemampuan
danpengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
e.
memberikan informasi mengenai
kemampuanfinansial dan
jaminan
kesehatan yang dimilikinya;f
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-38-mematuhi rencana
terapi yang
direkomendasikan oieh tenaga kesehatandi
Rumah Sakit dan disetujuioleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturanperundang-undangan;
menerima
segala konsekuensi
atas
keputusanpribadinya
untuk
menoiak rencana
terapi
yangdirekomendasikan
oleh
tenaga kesehatandan/atau
tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenagakesehatan
untuk
penyembuhan
penyakit
atau masalah kesehatannya; danmemberikan
imbalan
jasa
atas
pelayanan
yangditerima.
Pasal 46
(1)
Kewajiban Rumah
Sakit
untuk
menghormati
danmelindungi hak Pasien sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (1)
huruf
m dilaksanakan dengan:a.
melakukan
pelayananyang berorientasi
padahak dan kepentingan Pasien; dan
b.
melakukan monitoring dan evaluasi.(2)
Pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan menerapkan peraturan dan
standar Rumah Sakit.
Pasal 47
(1)
Kewajiban RumahSakit
untuk
melaksanakan etikaRumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal2T
ayat (1)
huruf
n dilakukan dengan:o b
h
a.
menyusun peraturan
dan
kebijakan
mengenaipanduan
etik
dan perilaku;b.
menerapkan panduan etik dan perilaku;c. melakukan monitoring dan
evaluasipelaksanaan panduan etik dan perilaku; dan
c.
mengenakan sanksi bagi pelanggaran panduanetik dan perilaku.
(2\
Rumah
Sakit dapat
membentuk
komite
etik
danhukum
dalam
memenuhikewajiban
melaksanakanetika dan
perilaku
sebagaimanadimaksud
padaayat (1).
Pasal 48
(1)
Kewajiban
Rumah
Sakit
dalam memiliki
sistempencegahan
kecelakaan
dan
penanggulanganbencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(1) huruf o ditujukan untuk
mencegah
danmengendalikan potensi bahaya terhadap kecelakaan
dan bencana yang
terdiri
atas:a. kebakaran dan kecelakaan lain
yangberhubungan dengan instalasi
listrik;
b.
radiasi
atau
pencemaran
bahan
kimia
yangberbahaya,
termasuk
bahan
berbahaya
danberacun;
c.
gangguan psikososial;dan/atau
d.
masalah ergonomis.(2)
Pengelolaan
sistem
pencegahan kecelakaan
danpenanggulangan
bencana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-40-Pasal 49
(1)
Kewajiban
Rumah
Sakit untuk
melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secararegional
maupun nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1)huruf
p dilaksanakan melalui:a.
penurunan angka kematian
ibu dan
angkakematian bayi;
b.
penurunan angka stuntirug pada balita;c. perbaikan
pengelolaan
jaminan
kesehatannasional;
d.
peningkatan promosi kesehatan dan penyehatanmasyarakat;
e.
peningkatan pengelolaan pengendalian penyakit serta kedaruratan kesehatan masyarakat;f.
peningkatan
akses dan mutu
pelayanan kesehatan;g.
peningkatan
akses
pemandirian
dan
mutu
kefarmasian dan alat kesehatan;
h.
peningkatan pemenuhan sumber daya manusia kesehatan sesuai standar; dani.
pelaksanaan
program pemerintah
bidangkesehatan
lain sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan.
(2)
Pelaksanaan
program pemerintah di
bidangkesehatan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)dicatat
dan
dilaporkan oleh Rumah
Sakit
melalui sistem informasi Rumah Sakit.Pasal 50
(1)
Kewajiban
Rumah
Sakit untuk
membuat
daftar tenagamedis yang melakukan
praktik
kedokteranatau
kedokterangigi dan
tenaga kesehatan lainnyasebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1)
huruf
q
dilaksanakan melalui penyusunan daftar
tenagamedis
dan
tenaga kesehatan lainnya
yang
dapat diakses oleh pengguna pelayanan.(2)
Daftar
tenaga medisdan
tenaga kesehatan lainnyasebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat nama, gelar, jabatan di Rumah Sakit, dan nomor serta masa
berlaku surat izin praktik.
Pasal 51
(1)
Kewajiban
Rumah Sakit
men)rusun dan
melaksanakan
peraturan
internal
Rumah
Sakitsebagaimana dimaksud dalam pasal 2T ayat (1)
huruf
r
dilakukan melalui penyusunan
dan
pelaksanaankebijakan
umum
pelayanan
Rumah
Sakit
yangmendukung
tata
kelola korporasi
dan
tata
kelolaklinis
yang baik.(2)
Peraturan
internal
Rumah
Sakit
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
terdiri
atas:a.
peraturan organisasi Rumah Sakit; danb.
peraturan staf medis Rumah Sakit.(3)
Untuk
mendukung
tata
kelola
klinis
Rumah
Sakit,selain
peraturan
staf medis
Rumah
Sakitsebagaimana dimaksud
pada
ayat (2), Rumah Sakitdapat
membuatperaturan staf
klinik
Rumah
Sakit lainnya sesuai dcngan kebutuhan Rumah Sakit.PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-42-(4)
Peraturan organisasi
Rumah
Sakit
sebagaimanadimaksud pada
ayat (2)huruf
a
merupakan aturanyang mengatur hubungan pemilik atau yang mewakili
dengan kepala/
direktur
Rumah Sakit.(5)
Peraturan
staf
medis
Rumah
Sakit
sebagaimanadimaksud pada
ayat (2)huruf
b
merupakan aturanmengenai
tata
kelola
klinis untuk
menjagaprofesionalisme staf medis
di
Rumah Sakit.(6)
Ketentuan mengenai penyusunandan
pelaksanaanperaturan
internal
Rumah
Sakit
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 52
Kewajiban Rumah
Sakit
melindungi
dan
memberikanbantuan
hukum
bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal27
ayat (1)huruf
s dilaksanakan dengan:a.
memberikan konsultasi hukum;b.
memfasiiitasi proses mediasi dan proses peradilan;c.
memberikan advokasi hukum;d.
memberikan
pendampingan
dalam
penyelesaian sengketa medik; dane.
mengalokasikan anggaranuntuk
pendanaan proseshukum
dan ganti rugi.Pasal 53
Kewajiban Rumah
Sakit dalam
memberlakukan seluruhlingkungan Rumah Sakit
sebagai kawasantanpa
rokoksebagaimana
dimaksud
dalam Pasal27
ayat (1)huruf
t
dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Pasal 54
Pelanggaran
atas
kewajiban
sebagaimana
dimaksuddalam
Pasal27
sarnpai dengan Pasal53 dikenai
sanksiadministratif
berupa:a.
teguran;b.
teguran tertulis;c.
denda;dan/atau
d.
pencabutan perizinan Rumah Sakit.BAB IV
AKREDITASI RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 55
(1)
Dalam upaya peningkatanmutu
pelayanan RumahSakit, wajib
dilakukan Akreditasi
secara
berkalaminimal 3 (tiga)
tahun
sekali.(2)
Akreditasi
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)dilakukan oleh Rumah Sakit paling lambat
setelahberoperasi
2
(dua)
tahun
sejak
memperoleh izin berusahauntuk
pertama kali.Bagian Kedua
Lembaga Penyelenggara Akreditasi
Pasal 56
(1)
Akreditasi dilaksanakan
oleh
lembaga independenpenyelenggara
Akreditasi
yang berasal
dari
dalamatau
luar
negeri.PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-44-(2)
Lembaga independen
penyelenggara
Akreditasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Pemerintah Fusat. Pasal 57
Dalam
penyelenggaraan
Akreditasi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 55,
lembaga
independen penyeienggara Akreditasi waj ib :a.
melaksanakan
Akreditasi dengan
menggunakanstandar Alrreditasi yang telah
disetujui
oleh Menteri;dan
b.
menyampaikan laporan kepada Menteri
mengenaipelaksanaan Akreditasi termasuk Rumah Sakit yang telah terakreditasi.
Pasal 58
(1)
Standar Akreditasi
sebagaimanadimaksud
dalamPasal 57
huruf
a memuat pedoman yang berisi tingkatpencapaian yang
harus dipenuhi
oleh Rumah Sakitdalam meningkatkan
mutu
pelayanan Rumah Sakit dan keselamatan Pasien.(2)
Standar Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sesuai dengan program
nasional dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Bagian Ketiga Kegiatan Pasai 59
Kegiatan penyelenggaraan Akreditasi meliputi: