• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya tarik Dengan asumsi percepatan e-scooter yang dirancang sebesar 0,2 m/s2 (5)A-4 ∑

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Gaya tarik Dengan asumsi percepatan e-scooter yang dirancang sebesar 0,2 m/s2 (5)A-4 ∑"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

LAMPIRAN

(2)

A-1 LAMPIRAN A. PERHITUNGAN Menentukan Daya Mekanik 1. Gaya rolling resistance

Dengan asumsi berat beban maksimal untuk e-scooter (𝑀) sebesar 100 kg dan percepatan gravitasi (𝑔) sebesar 9,8 m/s2 serta koefisien rolling resistance (𝐶𝑟𝑟) sebesar 0,008 pada Tabel A-1, maka gaya rolling resistance (𝑓𝑟𝑜) dapat diketahui sebagai berikut,

𝑓𝑟𝑜 = 𝐶𝑟𝑟 𝑥 𝑀 𝑥 𝑔 𝑓𝑟𝑜 = 0,008 𝑥 100 𝑥 9,8

𝑓𝑟𝑜 = 7,84 𝑁

Tabel A-1 koefisien rolling resistance 0,001-0,002 Roda Kereta pada Rel Baja 0,001 Roda Sepeda pada Jalan Kayu 0,002 Roda Sepeda pada Jalan Beton 0,004 Roda Sepeda pada Jalan Aspal

0,008 Roda Sepeda pada Jalan beraspal kasar 0,006-0,01 Roda Truk pada Aspal

0,01-0,015 Roda Mobil pada Jalan Beton/Aspal baru

0,02 Roda Mobil dengan Aspal

0,02 Roda Mobil dengan Jalan penuh gundugan kerikil 0,03 Roda Mobil pada Jalan berbatu besar

0,04-0,08 Roda mobil pada Jalan berpasir padat/tanah keras 0,2-0,4 Roda Mobil pada Pasir lepas

(3)

A-2 2. Gaya daki (gradient hill climb)

Dengan asumsi besar Sudut Kemiringan Jalan (𝜃) sebesar 12% = 6,84° dengan pertimbangan pada Tabel A-2, maka gaya daki (gradient hill climb) dapat diketahui sebagai berikut,

𝑓𝑔𝑟 = ±𝑀 𝑥 𝑔 𝑥 sin 𝜃 𝑓𝑔𝑟 = ±100 𝑥 9,8 𝑥 sin 6,84°

𝑓𝑔𝑟 = ±116,715 𝑁

Tabel A-2 Konversi gradien pada sudut kemiringan Degre of Incline Incline Angle

1%

2%

3%

4%

5%

6%

8%

10%

15%

20% 11°

25% 14°

30% 16°

35% 19°

40% 21°

45% 24°

(4)

A-3 3. Gaya gesek udara (Aerodynamic)

Dengan asumsi Koefisien aerodynamic drag 𝐶𝑑 sebesar 0,5 dan Koefisien Frontal area (𝐴𝑟) sebesar 0,7 dengan pertimbangan pada tabel (A-3), serta Kerapatan udara (𝜌) sebesar 1,1644 kg/m3 dan kecepatan awal (V) sebesar 55 km/jam atau 15,277 m/s, maka Gaya gesek udara (Aerodynamic) dapat diketahui sebagai berikut,

𝑓𝑎𝑑 = 0,5 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 𝐴𝑟 𝑥 𝜌 𝑥 𝑉2 𝑓𝑎𝑑 = 0,5 𝑥 0,5 𝑥 0,7 𝑥 1,1644 𝑥 15,2772

𝑓𝑎𝑑 = 47,557 𝑁

Tabel A-3 koefisien drag dan frontal area pada kendaraan

Kendaraan 𝐶𝑑 𝐴𝑟

Motor dengan Pengendara 0,5-0,7 0,7-0,9 Mobil dengan Open

Convertible

0,5-0,7 1,7-0,9

Limousine 0,22-0,4 1,7-2,0

Bus 3/4 0,4-0,8 6-10

Truk tanpa Trailer 0,45-0,8 6,0-10,0 Truk dengan Trailler 0,55-1,0 6,0-10,0

Truk Gandeng 0,5-0,9 6,0-10,0

4. Gaya beban

𝐹𝑏 = 𝑓𝑟𝑜+ 𝑓𝑔𝑟+ 𝑓𝑎𝑑

𝐹𝑏 = 7,84 + 116,715 + 47,557 𝐹𝑏= 172,112 𝑁

5. Gaya tarik

Dengan asumsi percepatan e-scooter yang dirancang sebesar 0,2 m/s2

(5)

A-4

∑𝐹 = 𝑚. 𝑎 𝐹𝑡𝑎− 𝐹𝑏 = 𝑚. 𝑎

𝐹𝑡𝑎 = 𝐹𝑏+ 𝑚. 𝑎 𝐹𝑡𝑎= 172,112 + 100.0,2

𝐹𝑡𝑎 = 192,112 𝑁

6. Daya Mekanik

𝑃 = 𝐹𝑡𝑎. 𝑣 𝑃 = 192,112 . 15,277

𝑃 = 2934,895 𝑊𝑎𝑡𝑡 𝑃 ≈ 3000 𝑊𝑎𝑡𝑡

7. Torsi Mekanik

Dengan asumsi diameter roda (𝑑) yang digunakan adalah 14” atau 0,3556 m sehingga jari-jarinya (𝑟) sebesar 0,1778 m, maka kebutuhan torsi mekanik dapat diketahui sebagai berikut,

𝑇𝑚 = 𝐹𝑏 𝑥 𝑟 𝑇𝑚 = 172,112 𝑥 0,1778

𝑇𝑚 = 30,602 𝑁𝑚

8. Kecepatan putar motor

𝑉 = 𝑛𝑠 𝑥2 𝜋 𝑟 60 𝑛𝑠 = 𝑉 𝑥 60

2 𝜋 𝑟 𝑛𝑠 = 15,277 𝑥 60

2 𝜋 0,1778 𝑛𝑠 = 820,498 𝑟𝑝𝑚

𝑛𝑠 ≈ 800𝑟𝑝𝑚

(6)

A-5

Menentukan parameter mikro sebelum merancang motor 9. Menentukan kombinasi slot dan pole yang sesuai

Dengan asumsi pemilihan kutub (2p) sebesar 8 dan 10, maka kombinasi slot dan pole dapat diketahui menjadi,

Ns = 2p ± 1, NS = 2p ± 2 Ns = 2(4) ± 1, NS = 2(5) ± 2

Ns = 9, NS = 12

Jumlah slot tersebut merupakan konfigurasi umum motor, terdapat 2 jenis slot yang divariasikan dengan modifikasi jumlah slot tersebut

10. Slot Pitch

Dengan asumsi pemilihan jumlah slot bervariasi dari 9 dan 12 untuk variasi umum, serta 18 dan 21 untuk variasi modifikasi, maka slot pitch dapat diiketahui sebagai berikut,

𝜃𝑆=360 𝑁𝑠

 Untuk kombinasi 9 slot

𝜃𝑆=360 9 𝜃𝑆= 40°

 Untuk kombinasi 12 slot

𝜃𝑆=360 12 𝜃𝑆= 30°

 Untuk kombinasi 18 slot

𝜃𝑆=360 18 𝜃𝑆= 20°

(7)

A-6

 Untuk kombinasi 21 slot

𝜃𝑆=360 21 𝜃𝑆= 17,145°

11. Pole Pitch

Dengan asumsi pemilihan jumlah pasangan kutub bervariasi dari 8, dan 10, maka slot pitch dapat diiketahui sebagai berikut,

𝜃𝑃=360 2𝑝

 Untuk jumlah kutub (2p) sebesar 8 pole 𝜃𝑃= 360

2(4) 𝜃𝑃=360 8 𝜃𝑃 = 45°

 Untuk jumlah kutub (2p) sebesar 10 pole

𝜃𝑃= 360 2(4, 5) 𝜃𝑃= 360

(8, 10) 𝜃𝑃 = 36°

12. Derajat Mekanik dan Derajat Elektrik 𝜃𝑚 =360

𝑝

 Untuk jumlah pasangan kutub (p) sebesar 4

(8)

A-7 𝜃𝑚 =360

4 𝜃𝑚= 90°

 Untuk kombinasi 12 slot 10 pole

𝜃𝑚 =360 5 𝜃𝑚= 72°

13. Ampere-conductors

Dengan asumsi diameter luar (𝐷𝑎𝑔) sebesar 165 mm, jumlah fasa (𝑚) sebesar 3, jumlah lilitan yang digunakan pada kombinasi 9 slot 8 pole sebanyak 21, kombinasi 12 slot 10 pole sebanyak 13, kombinasi 18 slot 8 pole sebanyak 10 dan kombinasi 21 slot 10 pole sebanyak 8, maka besar ampere-conductors

𝐴 =2 𝑚 𝑁𝑝ℎ 𝐼 𝜋 𝐷𝑎𝑔

 Untuk kombinasi 9 slot 8 pole

𝐴 =2 𝑥 3 𝑥 21 𝑥 20 𝜋 165 𝐴 = 4,861 𝐴/𝑚𝑚

 Untuk kombinasi 12 slot 10 pole

𝐴 =2 𝑥 3 𝑥 13 𝑥 20 𝜋 165 𝐴 = 3,009 𝐴/𝑚𝑚

 Untuk kombinasi 18 slot 8 pole

𝐴 =2 𝑥 3 𝑥 10 𝑥 20 𝜋 165 𝐴 = 2,315 𝐴/𝑚𝑚

(9)

A-8

 Untuk kombinasi 21 slot 10 pole

𝐴 =2 𝑥 3 𝑥 8 𝑥 20 𝜋 165 𝐴 = 1,852 𝐴/𝑚𝑚 14. Kerapatan fluks per pole

Dengan asumsi kerapatan fluks magnet (𝐵) yang digunakan sebesar 1,5 T, dan panjang (tebal) inti sebesar 60 mm, maka besar kerapatan fluks per pole,

ɸ1 = 𝐵 𝑥 𝜋 𝐷𝑎𝑔 𝐿𝑎𝑐𝑡 𝑝

 Untuk jumlah pasangan pole (p) sebesar 4 ɸ1 = 1,5 𝑥 𝜋 𝑥 165 𝑥 60

4 ɸ1 = 1,166 𝑤𝑏

 Untuk jumlah pasangan pole (p) sebesar 4 ɸ1 = 1,5 𝑥 𝜋 𝑥 165 𝑥 60

5 ɸ1 = 0,933 𝑤𝑏

15. Split Ratio

Dengan asumsi diameter luar sebesar 200 mm, dan panjang (tebal) inti sebesar 60 mm, maka

𝑆𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =𝑅𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑝𝑙𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜2 𝑆𝑝𝑙𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜2 = 𝑅𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

 Untuk split ratio topologi inner rotor

(10)

A-9

𝑆𝑝𝑙𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜2 = 𝑅𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑝𝑙𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜2 = 𝜋𝑟2 𝑥 𝐿𝑎𝑐𝑡

𝑆𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (6

10)

2

= 𝜋(1)2 𝑥 0,6 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 0,62 = 1,885

𝑆𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =1,885

0,62

𝑆𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 5,236 𝑚3 = 5236𝑥103 𝑚𝑚

 Untuk split ratio topologi outer rotor

𝑆𝑝𝑙𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜2 = 𝑅𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑝𝑙𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜2 = 𝑅𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

𝜋𝑟2 𝑥 𝐿𝑎𝑐𝑡 (8

10)

2

=𝑅𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝜋(1)2 𝑥 (0,6) 𝑅𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 0,82 𝑥 1,885

𝑅𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 1,206 𝑚3 = 1206 𝑥 103 𝑚𝑚3

Penyusuan Winding

16. Menentukan jumlah kumparan tiap fasa 𝑁𝑐𝑝ℎ =𝑁𝑠

𝑚

 Untuk jumlah slot (𝑁𝑠) sebesar 9 𝑁𝑐𝑝ℎ =9

3 𝑁𝑐𝑝ℎ = 3

 Untuk jumlah slot (𝑁𝑠) sebesar 12

(11)

A-10 𝑁𝑐𝑝ℎ=12

3 𝑁𝑐𝑝ℎ = 4

 Untuk jumlah slot (𝑁𝑠) sebesar 18 𝑁𝑐𝑝ℎ=18

3 𝑁𝑐𝑝ℎ = 6

 Untuk jumlah slot (𝑁𝑠) sebesar 21 𝑁𝑐𝑝ℎ=21

3 𝑁𝑐𝑝ℎ = 7

17. Menentukan jarak angular dalam electrical degree pada semua coil 𝜃𝑆= (2𝑝

𝑁𝑠) . 180°𝐸

 Kombinasi 9 slot 8 pole

𝜃𝑆 = (8

9) . 180°𝐸 𝜃𝑆= 160°𝐸

 Kombinasi 12 slot 10 pole

𝜃𝑆= (10

12) . 180°𝐸 𝜃𝑆= 150°𝐸

 Kombinasi 18 slot 8 pole

𝜃𝑆= (8

18) . 180°𝐸 𝜃𝑆= 80°𝐸

(12)

B-1 LAMPIRAN B HASIL PERANCANGAN Parameter rancangan

Tabel B-1 Parameter Dimensi Stator PMSM

Parameter Outer Rotor Inner Rotor

9/8 12/10 18/8 21/10 9/8 12/10 18/8 21/10

Diameter

Luar (mm) 164 164 164 164 200 200 200 200

Diameter

Dalam (mm) 30 30 30 30 112 112 112 112

Kedalaman

slot (mm) 33,5 30 24 22 24,01 23,99 23,99 24,5

Lebar gigi

(mm) 15,9 15,3 9 8,75 17,12 13 8,5 7,5

Lebar slot opening

(mm)

5,5 4,5 3,5 2 7 3,5 3,5 3,5

Tebal Ujung

Gigi (mm) 5,5 4 3,5 2,2 3,054 3,5 3,5 4,5

Tabel B-2 Parameter winding stator PMSM

No Parameter

Kombinasi Slot dan Pole

9 Slot 8 Pole 12 Slot 10 pole 18 Slot 8 Pole 21 Slot 10 Pole

1 Fill factor 0,6 0,6 0,6 0,6

2 Coil Span 1 1 1 1

3 Jumlah layer 2 2 2 2

4 Jumlah lilitan 21 13 10 8

5 Jumlah kumparan

per fasa 3 4 6 7

(13)

B-2

6 Jarak angular 160° 150° 80° 85,715°

Tabel B-3 Parameter dimensi rotor PMSM

Parameter Outer Rotor Inner Rotor

9/8 12/10 18/8 21/10 9/8 12/10 18/8 21/10

Diameter

luar (mm) 200 200 200 200 109 109 109 109

Diameter

dalam (mm) 167 167 167 167 30 30 30 30

Sudut

magnet (°) 45 36 45 36 40 32 40 32

Tebal magnet

(mm)

4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5

Tebal Celah

Udara (mm) 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

Gambar B.1 Relasi Torsi terhadap Arus

(14)

B-3

Gambar B.2 Relasi Torsi terhadap Kecepatan dan Daya terhadap kecepatan

Gambar B.3 Relasi Torsi terhadap Kecepatan dan Daya terhadap kecepatan

Tabel B.4 Ukuran dan Karakteristik American Wire Gauge (AWG)

AWG Diameter kawat (Inchi)

Diameter kawat (mm)

Area (mm2)

Resistance (Ohms/1000𝝅)

Resistance (Ohms/km)

Max Current (Ampere)

Max Frequency

(Hz)

(4/Ohm) 0,46 11,68 107 0,05 0,16072 302 125

(3/Ohm) 0,4096 10,41 85 0,062 0,20 239 160

(2/Ohm) 0,37 9,27 67,4 0,08 0,26 190 200

(1/Ohm) 0,35 0,25 55,5 0,09 0,32 150 250

1 0,29 7,35 42,4 0,12 0.41 119 325

(15)

B-4

2 0,26 6,54 33,6 0,16 0,51 94 410

3 0,23 5,83 26,7 0,197 0,65 75 500

4 0,20 5,19 21,2 0,25 0,82 60 650

5 0,18 4,62 16,8 0,31 1,03 47 810

6 0,16 4,11 13,3 0,39 1,29 37 1100

7 0,14 3,67 10,5 0,49 1,63 30 1300

8 0,13 3,26 8,37 0,63 2,01 24 1650

9 0,11 2,91 6,63 0,79 2,59 19 2050

10 0,10 2,59 5,26 0,99 3,28 15 2600

Bentuk Rancangan motor PMSM pada software

(a) (b) (c) (d) Gambar B.4 Bentuk akhir stator dan rotor dengan topologi outer rotor pada konfigurasi (a) 9 slot 8 pole (b) 12 slot 10 pole (c) 18 slot 8 pole (d) 21 slot 10 pole

(a) (b) (c) (d) Gambar B.5 Bentuk akhir stator dan rotor dengan topologi inner rotor pada konfigurasi (a) 9 slot 8 pole (b) 12 slot 10 pole (c) 8 slot 8 pole (d) 21 slot 10 pole

(16)

B-5

Tabel B.5 Variasi data pembebanan 20-60 A

Variasi pembebanan 20 A

Parameter

Outer Rotor Inner Rotor

9/8 12/10 18/8 21/10 9/8 12/10 18/8 21/10

Pin (kW) 2,69 2,64 2,73 2,89 1,44 2,44 2,77 2,71

Pout (kW) 2,54 2,52 2,56 2,73 1,24 1,90 2,30 2,28

Torsi (Nm) 32,34 32,03 32,62 34,71 17,63 29,56 32,97 32,34 Efisiensi

(%) 94,22 95,39 93,91 94,43 85,83 78,17 83,02 84,26 Variasi pembebanan 30 A

Parameter

Outer Rotor Inner Rotor

9/8 12/10 18/8 21/10 9/8 12/10 18/8 21/10

Pin (kW) 3,37 3,31 3,43 3,63 1,81 3,05 3,47 3,38

Pout (kW) 3,17 3,15 3,19 3,41 1,56 2,45 2,82 2,79

Torsi (Nm) 40,35 40,09 40,72 43,43 22,05 37,01 40,69 39,85 Efisiensi

(%) 93,94 95,25 93,17 93,93 86,09 80,23 81,45 82,56 Variasi pembebanan 40 A

Parameter

Outer Rotor Inner Rotor

9/8 12/10 18/8 21/10 9/8 12/10 18/8 21/10

Pin (kW) 4,05 3,98 4,14 4,38 2,18 3,67 4,16 4,05

Pout (kW) 3,79 3,78 3,82 4,09 1,88 2,99 3,32 3,25

Torsi (Nm) 48,21 48,08 48,69 52,05 26,43 44,39 48,08 47,01 Efisiensi

(%) 93,46 94,95 92,32 93,31 86,08 81,65 79,72 80,27 Variasi pembebanan 50 A

Parameter

Outer Rotor Inner Rotor

9/8 12/10 18/8 21/10 9/8 12/10 18/8 21/10

Pin (kW) 4,72 4,65 4,85 5,14 2,55 4,29 4,85 4,69

(17)

B-6

Pout (kW) 4,39 4,39 4,44 4,76 2,19 3,55 3,78 3,68

Torsi (Nm) 55,84 55,98 56,51 60,56 30,76 51,68 55,13 53,78 Efisiensi

(%) 92,87 94,55 91,40 92,62 85,99 82,63 77,98 78,26 Variasi pembebanan 60 A

Parameter

Outer Rotor Inner Rotor

9/8 12/10 18/8 21/10 9/8 12/10 18/8 21/10

Pin (kW) 5,39 5,32 5,57 5,89 2,92 4,91 5,52 5,34

Pout (kW) 4,96 5,01 5,037 5,41 2,51 4,10 4,21 4,09

Torsi (Nm) 63,22 63,77 64,13 68,92 35,03 58,86 61,83 60,12 Efisiensi

(%) 92,16 94,09 90,45 91,87 85,85 83,41 76,20 76,56

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, atas izin Allah SWT serta dukungan, doa, motivasi dari keluarga, kerabat, dan sahabat-sahabat yang peneliti sayangi, pada akhirnya peneliti mampu menyelesaikan

Dengan mengurangi jumlah Semut menjadi 35% dari jumlah Kota maka waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh rute terpendek lokal setiap siklusnya menjadi kurang lebih

3) Khusus proses pembelajaran di lapangan , dosen wajib menuliskan topik perkuliahan/praktikum dan menandatangani format daftar hadir dosen yang telah disiapkan, di

Berikut disajikan hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak total kulit kayu massoy dan ketiga fraksi dengan kepolaran berbeda terhadap bakteri Gram positif maupun

Pembangunan infrastruktur yang dimaksud juga meliputi pengembangan cakupan infrastruktur (transportasi darat, air, sungai, udara, energi, dan telematika) yang

5. Kerusakan hasil hutan akibat perbuatan manusia, gangguan hama dan penyakit serta daya alam. Keberhasilan pembangunan dibidang kehutanan tidak saja ditentukan oleh aparatur yang

Kriptokokosis atau penyakit yang disebut infeksi jamur Cryptococcus neoformans terjadi bila seseorang termakan buah-buahan atau terminum susu yang telah tercemari

Gambar 5.5 Grafik sisa pemotongan (kg) benda uji bentang 3500 mm Grafik sisa pemotongan dipengaruhi oleh terjadinya kesalahan pada awal pembuatan benda uji yang dibuat dalam