• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS MAHASISWA S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS MAHASISWA S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kata kunci: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Sikap Etis.

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL,

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP SIKAP ETIS MAHASISWA S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

Oleh

Syukriyah Agustini, Nyoman Trisna Herawati Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Email :syukriyah_agustini@yahoo.com Abstract

This research was aimed to gaind the empirical evidences in 1) the influence of intelectual, emotional and spiritual intelligences toward etical attitude of Universitas Pendidikan Ganesha’s S1 Accounting Students Singaraja 2) the dominant influence in between intelectual, emotional and spiritual intelligence toward etical attitude of Universitas Pendidikan Ganesha’s S1 Accounting Students Singaraja .This research used the descriptive which was supported by survey method. The data in this research were collected by spreading quetionair to the S1 Accounting Students of Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja as the subject in this research. Statistic descriptive method, simple regretion linier, double regretion linier were used to analise the data. The results of this research showed 1) Intelectual, emotional and spiritual intelligence have positive significance influence towords etical attitude of Universitas Pendidikan Ganesha’s S1 Accounting Students Singaraja, 2) intelectual intelegence has the dominant influence towords etical attitude of Universitas Pendidikan Ganesha’s S1 Accounting Students Singaraja.

Key words: Intelectual intelligence, emotional intelligence, spiritual intelligence, etical attitude Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai 1) pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja 2) pengaruh dominan di antara variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif yang didukung dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan metode statistik deskriptif, regresi linier sederhana dan regresi linier ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2) Kecerdasan intelektual berpengaruh dominan terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dalam dunia kerja, setiap orang atau pekerja dari berbagai profesi harus mampu m e n g e d e p a n k a n s i k a p e t i s d a l a m m e l a k s a n a k a n t u g a s - t u g a s d a n kewajibannya dalam bekerja. Begitu juga h a l n y a b a g i p r o f e s i a k u n t a n y a n g diharapkan bisa menjalankan fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat dalam memberikan informasi yang jujur, benar dan dapat dipercaya. Menurut Griffin dan Ebert (dalam Maryani dan Ludigdo, 2001) sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma s o s i a l y a n g d i t e r i m a s e c a r a u m u m sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan.

Dengan mengedepankan sikap etis dalam bekerja akan dapat menekan adanya p e l a n g g a r a n - p e l a n g g a r a n a t a u penyelewengan tugas dan wewenang yang dapat merugikan berbagai pihak.

Adanya kasus pelanggaran kode etik a t a u e t i k a p r o f e s i d i n e g a r a k i t a mencerminkan kurangnya kesadaran untuk menjunjung tinggi dan mengedepankan sikap etis dalam bekerja. Salah satu contoh kasus pelanggaran kode etik atau etika profesi yang sangat gencar diberitakan di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik pada kisaran tahun 2011 hingga 2012 yaitu kasus penyelewengan pajak oleh beberapa oknum pegawai pajak yang notabene mereka adalah akuntan-akuntan profesional. Sehingga adanya kasus tersebut menyebabkan profesi akuntan dan etika profesi bagi para profesional di bidang akuntansi semakin menjadi perhatian.

Adanya kasus pelanggaran etika tersebut seharusnya tidak terjadi apabila setiap a k u n t a n m e m p u n y a i p e n g e t a h u a n , p e m a h a m a n , d a n k e m a u a n u n t u k menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya (Ludigdo, 1999).

Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka terhadap persoalan etika dapat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada. Dalam hal i n i , S ud i b yo (d a l am Kh om s i ya h da n Indriantoro, 1998 : 18) menyatakan “dunia pendidikan akuntansi dapat mempengaruhi

perilaku etika atau sikap etis akuntan ( a u d i t o r ) ” . U n g k a p a n t e r s e b u t mengisyaratkan bahwa sikap dan perilaku etis akuntan (auditor) dapat terbentuk melalui proses pendidikan yang terjadi dalam lembaga pendidikan akuntansi, dimana mahasiswa sebagai input sedikit banyaknya akan memi liki keterkaitan dengan akuntan yang dihasilkan sebagai output.

Berbagai penelitian membuktikan bahwa sikap etis dapat dipengaruhi oleh k e c er da s an i nte l ek t ua l , k ec er d as a n emosional dan kecerdasan spiritual.

Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Clark & Dawson (1996), Maryani &

Ludigdo (2001) Baihaqi (2002). Namun penelitian tersebut menunjukkan hasil penelitian yang bervariasi dan tidak konsisten dari waktu ke waktu.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, mak a peneliti ing in meng uj i k embali penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh M. Ridwan Tikollah, Iwan Triyuwono dan H.

Unti Ludigdo (2006). Perbedaannya terletak pada tempat dan variabel penelitian.

Penelitian sebelumnya menguji pengaruh k e c er da s an i nte l ek t ua l , k ec er d as a n e m os i o n a l d an k e cer d as a n s p ir it u a l t e r h a d a p s i k a p e t i s d i l a k u k a n p a d a mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Mak asar dan Universitas Hasanudin Makasar. Yang mana variabel sikap etis pada penelitian tersebut di ukur dengan prinsip kode etik IAI sebelum mengalami perubahan yang terdiri dari delapan prinsip yaitu 1) Tanggung Jawab Profesi, 2) Kepentingan Publik, 3) Integritas, 4) Objektivitas, 5) Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional, 6) Kerahasiaan, 7) Perilaku Profesional, serta 8) Standar Teknis. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada mahasiswa akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja dengan menggunakan prinsip kode etik IAI yang telah mengalami pembaharuan sebagai alat ukur variabel sikap etis. Prinsip kode etik tersebut terdiri dari lima prinsip yaitu 1) Integritas, 2) Objektivitas, 3) Kompetensi, kecermatan dan Kehati-hatian Profesional, 4) Kerahasiaan, 5) Perilaku Profesional.

Penelitian ini difokuskan pada aspek individual yang mempengaruhi sikap etis

(3)

mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, yaitu pada dimensi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

Penelitian ini dilak uk an k epada mahasiswa jurusan akuntansi karena m e r e k a a d a l a h c a l o n a k u n t a n ya n g seharus n ya terl eb ih dahul u dib ek al i pengetahuan mengenai etika sehingga kelak bisa bekerja secara profesional, bersikap etis yang berlandaskan prinsip- prinsip kode etik. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa apabila mahasiswa akuntansi telah dibekali pengetahuan m e n g e n a i e t i k a d a n m a m p u menerapkannya maka ke depan tidak akan terjad i lag i pelanggaran -pelanggaran t e r h a d a p k o d e e t i k s e h i n g g a d a p a t memperbaiki citra profesi akuntan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan.

Peneliti memilih Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja sebagai tempat penelitian yaitu karena Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja khususnya jurusan S1 akuntansi merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang dipandang memiliki potensi besar untuk mencetak tenaga-tenaga profesional di bidang akuntansi sesuai dengan visi misi dan standar kompetensi jurusan yaitu cerdas, berkualitas, bermoral dan berdaya saing tingg i serta memahami dan memiliki kemampuan dalam menerapkan etika secara umum, etika bisnis dan etika profesi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh k e c er da s an i nte l ek t ua l , k ec er d as a n e m os i o n a l d a n k ec er d as a n s p ir i tu a l t e r h a d a p s i k a p e t i s m a h a s i s w a S 1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja?, Manakah di antara variabel k e c er da s an in te l ek tu a l , k e c er da s an emosional dan kecerdasan spiritual yang berpengaruh dominan terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja?

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai P e n g a r u h k e c e r d a s a n i n t e l e k t u a l , kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja serta pengaruh dominan di antara

v a r i a b e l k e c e r d a s a n i n t e l e k t u a l , kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Si ngaraja.

KAJ IAN TEORI

Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual

Saifer dan Hoffnung (dalam Desmita, 2 0 0 6 ) m e n d e f i n i s i k a n k e c e r d a s a n intelektual mengacu pada kemampuan umum yaitu belajar dari pengalaman dan m e n g a c u p a d a k e m a m p u a n u n t u k mengkritik dan berfikir abstrak. Menurut Elhamidi (2009) kecerdasan intelektual a d a l a h k e c e r d a s a n y a n g m e n u n t u t pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lain.

Menurut Cooper dan Sawaf (dalam A g u s t i a n , 2 0 0 1 : 1 9 9 ) k e c e r d a s a n emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh manusia. Lebih lanjut (Goleman, 2003) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki s e s e o r a n g d a l a m m e m o t i v a s i d i r i , ketahanan dalam menghadapi kegagalan, meng enda lik an emo si da n menu nda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.

Menu rut Harmoko (2005) kecerdasan emosional dapat diartikan kemampuan u n t u k m e n g e n a l i , m e n g e l o l a , d a n mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain.

Selanjutnya Peter Salovey (dalam Shapiro, 1 997) menerangkan kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali emosi diri.

Stemberg dan Salovey (dalam Shapiro, 1 997) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali e m o s i d i r i m e r u p a k a n k e m a m p u a n seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu

(4)

muncul dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang t i n g g i a t a s p e r a s a a n m e r e k a y a n g sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.

Menurut Arini (dalam Suryaningsum dkk, 2009), kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk meng endalik an perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya mempengaruhi perilakunya secara wajar.

Misalnya seseorang yang sedang marah m a k a k e m a r a h a n i t u t e t a p d a p a t dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.

Goleman (2003) secara garis besar membagi dua kecerdasan emosional yaitu k o m p e t e n s i p e r s o n a l y a n g m e l i p u t i pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan keterampilan sosial. Goleman (2003), meng adaptasi lima hal yang tercakup dalam kecerdasan emosional dari model Salovely dan Mayer, yang kemudian diadaptasi lagi oleh Bulo (2002) yaitu:

pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan sosial.

Kecerdasan emosional merupakan dasar untuk mengembangkan kecakapan emosi yang d ipelajari berdasarkan kecerdasan emosi tersebut.

Zohar dan Marshall (dalam Agustian, 2001: 57) mendefinisikan kecerdasan s p i r i t u a l y a i t u k e c e r d a s a n u n t u k menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya serta kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan orang lain. Sedangkan menurut Agustian (2001 :57) Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap prilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan berdasarkan pemikiran yang bersifat fitrah a t a u b e r s i h m e n u j u m a n u s i a y a n g s e u t u h n y a d a n m e m i l i k i p e m i k i r a n integralistik atau ketuhanan serta berprinsip bahwa setiap perbuatannya adalah semata- mata untuk ibadah atau mengabdi kepada Tuhan.

Kecerdasan spiritual dapat memberi pengaruh terhadap sikap etis seorang mahasiswa akuntansi karena melalui k ecerdasan sp iritu al memung k ink an lahirnya wawasan dan pemahaman untuk menemukan makna akan keberadaan seseorang, tempat bertindak, berpikir, dan merasa. Hal ini dapat terjadi karena selaku mahkluk Tuhan seseorang berkewajiban melakukan tindakan-tindakan yang benar dan baik berdasarkan nurani sehingga fungsi dari kecerdasan ini adalah sebagai dasar untuk mempertimbangkan suatu tindakan etis atau tidak untuk dilakukan karena wujud dari kecerdaan spiritual ini adalah sikap moral yang dipandang luhur o l e h p e l a k u , d a l a m h a l i n i a d a l a h mahasiswa akuntansi.

Sikap Etis dan Etika

Menurut Griffin dan Ebert (dalam Maryani dan Ludigdo, 2001), sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan ti ndakan -ti ndakan yang bermanfaat d a n y a n g m e m b a h a y a k a n . D e n g a n demikian dalam kaitan dengan etika profesi, sikap etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan etika profesi tersebut.

Menurut Keraf (dalam Harahap, 2011:

17), etika adalah disiplin ilmu yang berasal dari filsafat yang membahas tentang nilai dan norma moral yang mengarahkan m a n u s i a p a d a p e r i l a k u h i d u p n y a. Sedangkan menurut Edi Widianto (2011) etika merupakan ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai pedoman dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik s e b a g a i a k u n t a n p u b l i k , b e k e r j a d i lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung j a wab prof esio na ln ya. Kode Etik IAI menekankan pentingnya prinsip etika bagi para akuntan dalam melakukan kegiatan profesionalnya. Rerangka Kode Etik Ikatan

(5)

Akuntan Indonesia sebelumnya memuat delapan prinsip kode etik yaitu yaitu 1) Tanggung Jawab Profesi, 2) Kepentingan Publik, 3) Integritas, 4) Objektivitas, 5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, 6) Kerahasiaan, 7) Perilaku Profesional, serta 8) Standar Teknis. Pada tanggal 14 Oktober 2008 disahkan kode etik baru yang memuat lima prinsip-prinsip etika yaitu 1) Prinsip Integritas, 2) prinsip objektivitas 3) Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-Hatian Profesional, 4) prinsip k e r a h a s i a a n d a n 5 ) p r i n s i p p r i l a k u profesional (Institut Akuntan Publik Indonesia, 2010: 12).

METODE PENELITIAN

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer yaitu dari kuesioner yang disebar oleh peneliti secara langsung kepada responden yaitu mahasiswa S1 Akuntansi yang telah dipilih sebagai sampel p e n e l i t i a n d e n g a n t e k n i k p u r p o s i v e sampling.

Metode Analisis Data Uji validitas dan reliabitas

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan f u n g s i u k u r a n n y a . Mo d e l p e n g u j i a n menggunakan pendekatan Pearson Corre lat ion u nt uk m e ng uj i va l i d it a s pernyataan kuesioner. Uji keandalan (reliabilitas) digunakan untuk menguji keajegan hasil pengukuran kuisioner yang e r a t h u b u n g a n n y a d e n g a n m a s a l a h kepercayaan (Nazir, 1996). Uji reliabilitas y a n g d i g u n a k a n a d a l a h r e l i a b i l i t a s konsistensi internal yaitu tekhnik cronbach Alpha (α). Apabila nilai cronbach alpha dari hasil pengujian > 0,6 maka dapat dikatakan bahwa konstruk atau variabel itu adalah reliabel.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas (Normality)

Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian t e r s e b u t a d a l a h d a t a ya n g m e m i l i k i

distribusi normal (Sugiono, 2009: 75). Uji normalitas di lakukan dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan Shapiro Wilk, normal probability plot dengan bantuan program statistik komputer SPSS (Statistic Packet For Social Science) versi 1 7.00 for windows.

Uji Multikulinearitas

Multicolinieritas digunakan untuk menunj uk an adanya hubung an linier dinatara variabel-variabel bebas dalam m o d e l r e g r e s i . U j i m u l t i k u l i n e a r i t a s bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan reg resi d itemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Menurut Santoso, (2011: 344) suatu model r e g r e s i d i k a t a k a n b e b a s d a r i multikulinearitas jika mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1. Dimana, tolerance

=1/ VIF atau VIF = 1/ tolerance.

Uji Heterokedastisitas

Pengujian Heterokedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik adalah tidak t e r j a d i H e t e r o k e d a s t i s i t a s . U n t u k mendeteksi adanya Heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Sactter Plot. Apabila tidak terdapat pola yang teratur, maka model regresi tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2011: 342).

Uji Autokorelasi

Menurut Gozali (dalam Rachmi : 2010) uji autokorelasi adalah menguji ada t i d a k n y a k o r e l a s i a n t a r a k e s a l a h a n pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada persamaan regresi linier. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratk an adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas.

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ariyoso, 2009) adalah: 1) Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif, 2 ) J ik a d > ( 4 – d l), b e ra rt i te rd a p at

(6)

autokorelasi negatif, 3) Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi, 4) Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan.

Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana bermanfaat untuk membuat keputusan apakah naik turunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak (Sugiono, 2009: 260). “Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen” (Sugiono, 2009: 261).

Persamaan u mum regresi sederhana adalah:

(1) Analisis Regresi Ganda

Pada penelitian ini analisis regresi g a n d a d i g u n a k a n un t u k m e n g et a h u i p e n g a r u h k e c e r d a s a n i n t e l e k t u a l , kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Yang mana dalam penelitian ini s e b a g a i v a r i a b e l b e b a s n y a a d a l a h kecerdasan intelektual (X1), kecerdasan emosional (X2), kecerdasan spiritual (X3) dan sebagai variabel terikatnya adalah sikap etis (Y). Persamaan untuk regresi linier ganda (Sugiono, 2009: 275) adalah sebagai berikut.

(2) HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua nilai signifikansi uji normalitas dengan metode Kolmogorov Simirnov dan Shapiro Wilk lebih besar dari 0,05. Dengan metode Kolmogorov Simirnov variabel kecerdasan intelektual (X1), kecerdasan emosional (X2), kecerdasan spiritual (X3) dan sikap etis (Y) memiliki nilai signifikansi 0 , 2 0 0 , 0 , 1 4 0 , 0 , 2 0 0 , 0 , 2 0 0 > 0 , 0 5 , sedangkan dengan metode Shapiro Wilk variabel kecerdasan intelektual (X1), kecerdasan emosional (X2), kecerdasan spiritual (X3) dan sikap etis (Y) memiliki nilai

signifikansi 0,098, 0,136, 0,090 dan 0,084 >

0,05.

Dari hasil Uji Multikulinearitas dapat diketahui bahwa nilai VIF pada ketiga variabel bebas yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berada kisaran angka 1 dan angka tolerance mendekati 1, dimana nilai VIF untuk variabel Kecerdasan Intelektual (X1) adalah sebesar 1, 937, variabel Kecerdasan Emosional (X2) adalah sebesar 1 ,823 dan variabel Kecerdasan Spiritual (X3) adalah sebesar 1 ,596. Sedangkan angka tolerance untuk variabel Kecerdasan Intelektual (X1) adalah sebesar 0,51 6 , variabel Kecerdasan Emosional (X2) adalah sebesar 0,549 dan variabel Kecerdasan Spiritual (X3) adalah sebesar 0,627. Sehingga dapat disimpulkan b a h w a k e t i g a v a r i a b e l b e b a s p a d a p e n e l i t i a n i n i t i d a k a d a g e j a l a multikulinearitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.1 scatter plot.

Pencaran data pada gambar tersebut tidak memperlihatkan suatu pola yang teratur seperti ke kanan atas atau ke kiri atas, hal tersebut menunjukkan model regresi bebas dari heterokedastisitas.

Gam bar 4.2 Scatter Plot

(Sumber: data primer diolah, 2013) Hasil uji autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson adalah 2,1 38 berada di antara du dan (4 – dl) atau 1 ,666 < 2,138 <

(4- 1 ,383). Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.

(7)

Pembahasan

Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Sikap Etis

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana (Tabel 4.1) diperoleh nilai Rhitung

lebih besar dari Rtabel (0,822 > 0,284). Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual memiliki hubungan (korelasi) yang positif signifikan terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Nilai Rhitung sebesar 0,822 menunjukkan hubungan (korelasi) yang sangat kuat. Pengaruh signifikan antara kecerdasan intelektual terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja (tabel 4.2) ditunjukkan dengan nilai thitung lebih besar

dari ttabel (9,772 > 2,021) dengan angka

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis 1 diterima yang berarti kecerdasan intelektual berpengaruh positif signifikan t e r h a d a p s i k a p e t i s m a h a s i s w a S 1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Tabel 4.1

Hasil Analisis Korelasi Kecerdasan Intelektual terhadap Sikap Etis

Sumber: data diolah, 2013 Tabel 4.2

Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana (Kecerdasan I ntelektual T e r h a d a p S i k a p E t i s

Sumber: data primer diolah, 2013 Tabel 4.3

Anal isis Ketepatan Model Persamaan Regresi pada Kecerdasan Intelektual

terhadap Sikap Etis

Hasil penelitian ini konsisten dengan h a s i l p e ne l i t i an M. R i d wa n T ik o l l a h, Triyuwono dan Unti Ludigdo (2006) bahwa kecerdasan intelektual berpengaru h positif signifikan terhadap sikap etis. Dengan kecerdasan intelektual, mahasiswa mampu menunjukkan pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi, menganalisa k e a d aa n s e h i ng g a d a p at m e ng am b i l k e p u t u s a n y a n g t e p a t , m e m a n d a n g masalah yang terjadi secara menyeluruh sehingga bisa menyelesaikannya sampai pada akar masalahnya, memisahkan egonya ketika memandang suatu masalah s e h i n g g a m a s a l a h t e r s e b u t t a m p a k sebagaimana adanya. Dengan demikian s i k a p e t i s a k a n t e r b e n t u k p a d a d i r i mahasiswa tersebut. Berdasarkan hasil penelitian sikap etis dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual sebesar 67,5% dan sisanya sebesar 32,5% dipengaruhi oleh faktor lain diluar pembahasan ini.

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Sikap Etis

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana (tabel 4.4) diperoleh nilai Rhitung lebih besar dari Rtabel (0,733 > 0,284).

Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan (korelasi) yang positif signifikan terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Nilai Rhitung

sebesar 0,733 menunjukkan hubungan (k orelasi) yang k uat. Pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional t e r h a d a p s i k a p e t i s m a h a s i s w a S 1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja (tabel 4.5) ditunjukkan dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel (7,309 >

2,021) dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis 2 dapat diterima yang berarti kecerdasan emosional berpengaruh positif signifikan terhadap s i k a p e t i s m a h a s i s w a S 1 A k u n t a n s i Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Sumber: data primer diolah, 2013

(8)

Tabel 4.4

Hasil Analisis Korelasi Kecerdasan Emosional terhadap Sikap Etis

Sumber: data diolah, 2013 Tabel 4.5

Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana

(Kecerdasan Emosional terhadap Sikap Etis)

Sumber: data primer diolah,2013 Tabel 4.6

Anal isis Ketepatan Model Persamaan Regresi pada Kecerdasan Emosional

terhadap Sikap Etis

Sumber: data primer diolah, 2013

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Maryani & Ludigdo (2001) bahwa k ecerdasan emos io nal berp eng aruh terhadap sikap etis. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional akan memiliki rasa percaya diri untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan yang positif, memililik i k emampuan untuk mengelola emosi dan desakan hati yang merusak, mampu memelihara norma integ ritas d an k ej uj uran serta sik ap tanggung jawab yang tinggi atas kinerja p r i b ad i . S e h ing g a de ng a n d em ik ia n mahasiswa akan memiliki sikap etis.

Berdasarkan hasil penelitian sikap etis dipengaruhi oleh kecerdasan emosional sebesar 53,7% dan sisanya sebesar 46,3%

d i p e n g a r u h i o l e h f a k t o r l a i n d i l u a r pembahasan ini. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang cukup besar sehingga penting untuk ditingkatkan dalam rangka membentuk sikap etis.

Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana (tabel 4.7) diperoleh nilai Rhitung lebih besar dari Rtabel (0,649 > 0,284).

Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual memiliki hubungan (korelasi) yang positif sig nif ikan terhadap sik ap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Nilai Rhitung

sebesar 0,649 menunjukkan hubungan (k orelasi) yang k uat. Peng aruh yang signifikan antara kecerdasan spiritual t e r h a d a p s i k a p e t i s m a h a s i s w a S 1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja (tabel 4.8) ditunjukkan dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel (5,789 >

2,021) dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis 3 dapat diterima yang berarti kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap s i k a p e t i s m a h a s i s w a S 1 A k u n t a n s i Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Korelasi Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis

Sumber: data diolah, 2013 Tabel 4.8

Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana

(Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis)

Sumber: data primer diolah,2013 Tabel 4.9

Anal isis Ketepatan Model Persamaan Reg resi pada Kecerdasan Spiritual

terhadap Sikap Etis

Sumber: data primer diolah, 2013

(9)

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryani &

Ludigdo (2001), Clark & Dawson (1996) dan Weaver & Agle (2002) yang menyatakan bahwa kecerdasan spiritual mempunyai pengaruh signifikan terhadap sikap etis.

Seorang yang memiliki kecerdasan spiritual akan mampu memaknai segala sesuatu yang dikerjakannya sebagai sebuah ibadah dan dia akan mampu mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif.

Selain itu orang yang memiliki kecerdasan spiritual biasanya akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas segala sesuatu yang dilakukannya. Sehingga orang yang memiliki kecerdasan spiritual akan mampu menerapkan sikap etis pada dirinya.

Berdasarkan hasil penelitian sikap etis dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual sebesar 42,2% dan sisanya sebesar 57,8%

d i p e n g a r u h i o l e h f a k t o r l a i n d i l u a r pembahasan ini.

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis

Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda (tabel 4.10) diperoleh nilai Rhitung lebih besar dari Rtabel (0,878 > 0,284).

Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan (korelasi) yang positif signifikan terhadap s ik a p et is ma h as i s wa S1 Ak un ta n s i Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Nilai Rhitung sebesar 0,878 menunjukkan hubungan (korelasi) yang sangat kuat.

Pengaruh yang signifikan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi ona l da n k ece rdasan s pir itua l t e r h a d a p s i k a p e t i s m a h a s i s w a S 1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja (tabel 4.11) ditunjukkan dengan nilaithitunglebih besar darittabel(5,194, 3,040 d a n 2 , 1 2 7 > 2 , 0 2 1 ) d e n g a n a n g k a signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis 4 dapat diterima yang berarti k ecerdasan inte lek tual, k ecerdas an emosional dan spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Tabel 4.10

Hasil Analisis Korelasi Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis

Sumber: data primer diolah, 2013 Tabel 4.11

Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Ganda

Sumber: data primer diolah, 2013 Tabel 4.12

Hasil Analisis Sign ifikansi Korelasi Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual

terhadap Sikap Etis

Sumber: data primer diolah, 2013

Adanya pengaruh kecerdasan Intelektual, kecerdasan Emosional, dan dan kecerdasan spiritual secara bersama-sama terhadap sikap etis sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Agustian (2001:56) bahwa kecerdasan intelektual dan dan kecerdasan emosional diperlukan untuk mencapai sukses yang memadai. Namun, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional saja tidaklah cukup dalam mencapai kebahagiaan dan kebenaran yang hakiki. Masih ada nilai-nilai lain yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya yaitu kecerdasan spiritual (Agustian, 2001: 59).

Oleh karena itu, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual perlu dibangun dalam suatu sistem yang terintegrasi.

Berdasarkan hasil penelitian sikap etis dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan

(10)

spiritual sebesar 71,1% dan sisanya sebesar 28,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar pembahasan ini.

Pengaruh Dominan Kecerdasan Intelektual terhadap Sikap Etis

Pengaruh dominan kecerdasan intelektual terhadap sikap etis dibuktikan melalui hasil uji t, dimana nilai t hitung untuk variabel kecerdasan intelektual adalah sebesar 9,772 yang merupakan nilai tertinggi daripada kecerdasan emosional (7,309) dan kecerdasan spiritual (5,789).

Hasil penelitian ini menolak hipotesis yang d i a j u k a n ya i t u k e c er d a s a n s p i r i t u a l mempunyai pengaruh dominan terhadap sikap etis.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Tikollah, Triyuwono dan L u d i g d o ( 2 0 0 6 ) b a h w a k e c e r d a s a n intelektual mempunyai pengaruh dominan terhadap sikap etis. Kecerdasan intelektual s e b ag a i va r ia b e l ya ng be rp e ng a ru h dominan terhadap sikap etis erat kaitannya dengan keberadaan mahasiswa sebagai sasaran (responden) penelitian (Tikollah, 2006). Mahasiswa sebagai anak didik dari suatu perguruan tinggi akan terdidik berdasarkan proses pendidikan yang berlangsung dalam lembaga pendidikan t e r s e b u t . P r o s e s p e n d i d i k a n y a n g berlangsung pada pendidikan akuntansi selama ini sangat menekankan pada aspek pencerdasan intelektualitas. Sementara pembentukan perilaku menyangkut dimensi e m o s i d a n s p i r i t u a l m a s i h k u r a n g diperhatikan (Ludigdo, 2004).

SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN Simpulan

Hasil penelitian mengenai pengaruh kecerdasan intelektual terhadap sikap etis mahas is wa S1 Ak uta nsi Un i vers itas P e n d i d i k a n G a n e s h a S i n g a r a j a menunjukkan bahwa bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh positif signifikan t e r h a d a p s i k a p e t i s m a h a s i s w a S 1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Hasil penelitian mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap sikap etis mahas is wa S1 Ak uta nsi Un i vers itas Pendidikan Ganesha Singaraja menunjukkan bahwa kecerdasan emosional

berpengaruh positif signifikan terhadap s ik a p et i s m ah a s is wa S 1 Ak u nt an s i Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Hasil penelitian mengenai pengaruh kecerdasan spiritual terhadap sikap etis m a ha s i s wa S 1 Ak ut an s i Un i ve r s it as P e n d i d i k a n G a n e s h a S i n g a r a j a menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap s ik a p et is ma h as i s wa S1 Ak un ta n s i Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Hasil penelitian mengenai pengaruh kecerdasan intele ktual, kecerdasan emosi ona l da n k ece rdasan s pir itua l terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akutansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja m e n u n j u k k a n b a h w a k e c e r d a s a n intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Hasil penelitian mengenai pengaruh dominan terhadap sikap etis mahasiswa S1 Akutansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual mempunyai pengaruh dominan t e r h a d a p s i k a p e t i s m a h a s i s w a S 1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Saran

Saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut .

Kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual yang tinggi akan meningkatkan s ik a p et is m a h as i s wa S1 Ak un ta n s i Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

O l e h k a r e n a i t u p i h a k U n i v e r s i t a s Pendidikan Ganesha Singaraja khususnya jurusan S1 Akuntansi perlu melakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional dan s p i r i t u a l m a h a s i s w a d e n g a n c a r a memaksimalkan jadwal perkuliahan, m e n g e f e k t i f k a n s e t i a p k e g i a t a n perkuliahan, meningkatkan peran dosen sebag ai pembimbing emosional dan spiritual mahasiswa baik dalam kegiatan perkuliahan maupun dalam kegiatan kemahasiswaan. Bagi mahasiswa perlu

(11)

meningkatkan kedisiplinan dalam perkuliahan serta memaksimalkan waktu belajar dan pembuatan tugas-tugas. Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yang b e rs if a t u mum ma up u n k eag am aa n.

Sehingga ke depan diharapkan akan lebih b a n y a k l u l u s a n y a n g m e m p u n y a i kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual yang lebih tinggi yang secara otomatis akan menghasilkan calon-calon akuntan yang memiliki sikap etis yang tinggi sesuai yang diharapkan oleh masyarakat umum, instansi pemerintah maupun swasta.

Populasi penelitian ini terbatas pada mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Untuk peneliti yang akan datang diharapkan dapat memperluas populasi, sehingga tidak hanya mengambil populasi dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Penelitian ini terbatas pada tiga variabel bebas yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Untuk peneliti yang akan datang diharapkan dapat menambah variabel- variabel bebas lainnya yang memiliki kemungkinan adanya pengaruh terhadap sikap etis mahasiswa.

Subjek penelitian ini terbatas pada m a h a s i s wa S 1 A k u n t a n s i d a n o b j e k penelitian terbatas pada kecerdasan i n t e l e k t u a l , k e c e r d a s a n e m o s i o n a l , kecerdasan spiritual dan sikap etis. Untuk peneliti yang akan datang diharapkan dapat memperluas penelitian pada subjek dan objek yang berbeda.

REFERENSI

Agustian, Ari Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam.

Cetakan Keempat. Jakarta: Arga.

Ariyoso. 2009. “Uji Multikulinearitas dan Autokorelasi” Tersedia pada

http://ariyoso.wordpress.com/2009/11/

27/mu ltikoli nearitas-dan-autokorelasi/

(diakses tanggal 1 0 Desember 201 2).

Bulo, W.E.L. 2002. Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi terhadap EQ .

Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Clark, J.W. & L.E. Dawson. 1996. Personal Religiousness and Ethical Judgement:

An Empirical Analysis. Journal of Business Ethics 1 5: 359–372.

Dwijayanti, Ari Pangestu . 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,Kecerdasan Spiritual dan K e c e r d a s a n S o s i a l t e r h a d a p Pemahaman Akuntansi, Skripsi.

Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Jakarta.

Elhamidi .2009. “Pengertian Kiecerdasan I ntelektual” tersed ia pada http ://el- hamidy.blogspot.com/2009/06/pengert ian-kecerdasan-intelektual.html (diakses tanggal 8 april jam 9.24).

G o l e m a n , D . 2 0 0 3 . E Q . C e t a k a n Ketigabelas. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Diterjemahkan oleh T . H e r m a y a d a r i E m o t i o n a l Intelligence, 1 995.

Harahap, S.S. 2002. Akuntan Publik di Indonesia dan Kasus Enron. Media Akuntansi 25 (April): 1 6.

Institut Akuntan Publik Indonesia.201 0.

“Kode Etik Akuntan Publik” tersedia p a d a h tt p:// ww w. i a i g l ob a l. o r . id. Diakses tanggal 29 Maret jam 1 0.32.

K h o m s i ya h & N . I n d r i a n t o r o . 1998.

Pengaruh Orientasi Etika terhadap Komitmen dan Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 1 (1): 13–28.

Ludigdo, U. 1999b. Pengaruh Gender terhadap Etika Bisnis: Studi atas Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Akuntansi. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi II. Malang, 24–25 Sepetember : 1–17.

Marita, dkk. 2008. Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar dan Kecerdasan Emosional

(12)

dalam Mempengaruhi Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi. Yogyakarta:

UGM.

Maryani, T. & U. Ludigdo. 2001. Survei atas Faktor-faktor yang Mempengaruh i Sikap dan Perilaku Etis Akuntan.

Jurnal TEMA 2 (1): 4962.

Nurlan, Andi Besse. 2011. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan A k u n t a n I n d o n e s i a . s k r i p s i (diterbitkan). Universitas Hasanuddin.

Makasar.

Pasiak, T. 2002. Revolusi IQ/EQ/SQ : Antara Neurosains dan Al-Quran.

Cetakan Pertama., Bandung: Mizan.

Santoso, Singgih. 2011. Mastering SPSS Versi 19. Jakarta: PT. Elex Media Komputi ndo.

Sugiono. 2009. Statistika Untuk Penelitian.Cetakan kelima belas.

Bandung: Alfabeta.

Tikolah, M. Ridwan dkk. 2006. Pengaruh Kecerdasan I ntelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual t e r h a d a p s i k a p e t i s Ma h a s i s w a Akuntansi. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 9.

Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terdapat perbedaan tingkat prokrastinasi akademik ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah skripsi di Fakultas Psikologi Universitas

Setelah dilakukan penentuan tingkat kepentingan kriteria diperoleh hasil bahwa sub- kriteria ragam produk, lokasi geografis, serta visi dan misi vendor mendapatkan nilai kurang dari

digunakan oleh pembaca TSu untuk mengungkapkan ‘hilang dengan cepat’. Se- mentara itu, untuk mengungkapkan makna yang sama dalam TSa, penulis menggunakan ungkapan abra

Hasil pengecekan / pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan modifikasi elemen pemanas blok pemanas bagian bawah (E3) dapat dilihat pada Tabel 4.. Tabel 4 menunjukkan

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “ Apa sajakah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need pada Pasangan

Sistem informasi rekapitulasi dokumen perundang-undangan di Indonesia yang dikembangkan oleh penulis ini, akan memproses semua dokumen undang- undang XML yang

“Fasilitias yang diberikan WM untuk dosen sudah baik ada wifi yang bisa diakses untuk dosen dan ruang untuk setiap dosen tetapi yang menurut saya masih kurang adalah

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pengertian makna dijabarkan menjadi: (i) arti: memperhatikan makna setiap kata yang terdapat dalam tulisan kuno itu, (ii)