Pikiran
Rakyat
U
SeninU
Setasa
U
Rabu---3-4--;--6--0
19 20 21 22 ) Mar OApr OMei
'_ )Kan1ls..-.- ----
U
JImat8 9 10 11 23 24 25 26
--
.---C
lun0
Jut0
Ags.
Sabtu0
Minggu~
-12 13 14 15 16 27 28 29 30 31
o
Sep OOkt
0
Nav
0
Des
Perguruan
Tinggi Swasta
Harns Berbentuk
BHPM
Mendiknas,
"Opsi Ini Hanya untuk ,yang Telanjur'?
JAKARTA,
(PR).-Menteri Pendidikan Nasio-nal Bambang Sudibyo menga-takan, bentuk badan hukum pendidikan satuan pendidikan terdiri atas Badan Hukum Pendidikan Pemerintah (BH-PP), BHP Pemerintah Daerah (BHPPD), dan Badan Hukum Pendidikan Masyarakat (BH-PM).
"BHPM adalah badan hu-kum pendidikan swasta yang didirikan setelah UU BHP dis-ahkan. Jadi perguruan tinggi swasta baru tidak punya opsi menjadi BHP Penyelenggara," katanya pada sosialisasi UU No. 9 Tahun 2009 tentang BHP bagi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, Pimpinan, dan Ketua Yayasan PTS se-Jakarta di Gedung Depdiknas, Senayan, Jakarta, Jumat (6/2).
Menurut Mendiknas, opsi ini hanya untuk yang sudah telanjur ada. PTS baru harus dalam bentuk BHPM yang struktur aturannya mirip de-ngan BHPP. Bedanya adalah dari kepemilikan saja. Kemu-dian nanti ada implikasi yang mengikuti.
Diu~gkapkan,
Undang-Un-"
BHP Penyelenggara
dapat mengubah bentuk
satuan pendidikannya
menjadi BHPM
"
USEP USMAN/"PR"
dang (UU) NO.9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pen-didikan (BHP) yang telah di-sahkan 16 Januari 2009 me-nyatakan, yayasan, perkum-pulan, atau badan hUkum lain sejenis yang telah menyeleng-garakan satuan pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan/ atau pendidikan tinggi, diakui sebagai BHP Pe-nyelenggara.
Selanjutnya, BHP Penye-lenggara dapat menyelengga-rakan lebih dari satu satuan pendidikan. Satuan pendidik-an ypendidik-ang didirikpendidik-an setelah UU BHP berlaku, wajib berbentuk badan hukum pendidikan.
Mendiknas mengatakan, BHP penyelenggara dapat mengubah bentuk satuan pen-didikannya menjadi BHPM.
Dikatakan, perguruan tinggi, sekolah, atau madrasah swasta yang sudah ada, yang ber-badan hukum adalah penye-lenggaranya yaitu menjadi BHP Penyelenggara.
"Atau, kalau mau mengam-bil opsi menjadi BHPM, bagus sekali, silakan, mangga," tu-turnya.
Lebih jauh, Mendiknas me-ngatakan, anggaran dasar BH-PM diatur dalam akta notaris dan harus mendapatkan per-setujuan Mendiknas. "Mendik-nas akan mengecek apakah su-dab sesuai dengan jiwa dan se-mangat imperatif yang diatur dalam Undang-Undang BHP," katanya.
Sementara itu, terkait pe-gawai pada BHP, Mendiknas menjelaskan, pegawai BHP
baik negeri maupun swasta
bisa diisi pegawai negeri sipil
(PNS) maupun non-PNS.
Ka-lau PNS berarti ditugaskan
oleh pemerintah sesuai
de-ngan peraturan
perundang-undangan, sedangkan kalau
pegawai BHP dipekerjakan
oleh badan hukum dengan
kontrak kerja.
"Ini yang ada implikasinya.
Semua dosen dan pegawai di
PTS itu nanti harus
dipeker-jakan dengan kontrak kerja,
sehingga jelas nanti hak dan
kewajibannya.Dosenitu nanti
kalau tidak ada kontrak
ker-janya tidak bisa mendapatkan
tunjangan profesi. Untuk bisa
mendapatkan tunjangan
pro-fesi harus ada kontrak
ker-janya," ujarnya.
Mendiknas menambahkan,
PNS yang ditugaskan di BHP
bisa mendapatkan gaji PNS,
ditambah kesejahteraan dari
BHP yang diatur dalam
ang-garan dasar dan angang-garan
ru-mah tangga.
"Pegawainegeri boleh
ditu-gaskan di BHP swasta. Dan,
sekarang sudah banyak PNS
yang ditugaskan menjadi
do-sen di BHP swasta," katanya.
(A-94)***
-
--
----