ISLAMIC CENTER DI TUBAN
PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM
LAPORAN T U GAS AK H I R
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN
UNTUK MEMPEROLEH GELAR S-1
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
Diajukan Oleh : FAISAL MI’RAD
99 5101 0024
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
DAFTAR ISI
1.4. Lingkup Perancangan ………. 3
1.5. Metode Perancangan ……….. 4
1.6. Metode Pengumpulan Data ……… 5
1.7. Sistematika Laporan ………... 5
BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN ………. 7
2.1. Pengertian Islamic Center ……….. 7
2.1.1. Spesifikasi Islamic Center di Tuban ……… 8
2.2. Batasan dan Asumsi ……… 9
2.6.2. Pola Sirkulasi ……… 25
2.6.3. Faktor-faktor Perancangan Visual Dalam Perancangan Tapak ……… 26
2.6.4. Arsitektur Post-Modern Pengertian Arsitektur Post-Modern …………... 27
2.7. Studi Kasus ……….. 28
2.7.1. Islamic Center Surabaya ……… 28
2.7.2. Mataram Islamic Center Yogyakarta ………… 30
2.7.3. Studi Kasus Literatur ……… 32
BAB III TINJAUAN LOKASI ………. 35
3.1. Tinjauan Umum Kabupaten DATI II Tuban ……… 35
3.2. Pendekatan Penentuan Lokasi ……….. 38
3.3. Pendekatan Penentuan Tapak ………... 39
3.4. Kedudukan Lokasi Tapak Terhadap Kota Tuban ………… 40
3.4.1. Kondisi Fisik Lingkungan ………. 41
3.4.2. Pencapaian Ke Tapak ………. 42
3.4.3. Jaringan Infrastruktur ……… 43
3.4.4. Peraturan Bangunan Setempat ………. 43
BAB IV PENDEKATAN PERANCANGAN ……… 44
4.1. Issue Utama (Main Issue) ……… …… 44
4.1.1. Pendekatan Rancangan ………... 45
4.1.2. Perancangan Tapak ………. 46
4.2. Issue Pendukung ……… 47
4.2.1. Sistem Struktur Bangunan ……… 48
4.2.2. Utilitas ………. 48
BAB V PEMBAHASAN RANCANGAN ……….. 51
5.1. Analisa ……….. 51
5.1.1. Bentuk Obyek Rancangan ………. 51
5.1.3. Strata Sosial dan Pengguna ……….. 54
5.1.4. Pendekatan Rancangan ……… 54
5.1.5. Pendekatan Arsitektural ………. 55
5.1.5.1. Pengertian Simbolisme Dalam Arsitektur ………... 55
5.2. Konsep Rancangan ………. 59
5.2.1. Ide dan Gagasan ………. 59
BAB VI APLIKASI KONSEP RANCANGAN ……… 61
DAFTAR PUSTAKA ………
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman dan arus informasi yang semakin berkembang
lambat tapi pasti akan mengikis bangunan keimanan seseorang, secara langsung
keadaan tersebut akan merusak struktur kehidupan social masyarakat yang
menyebabkan perilaku-perilaku menyimpang dan tindakan asusila. Karena itu
pembinaan kehidupan masyarakat beragama merupakan bagian kehidupan yang
tidak dapat ditawar lagi, sehingga kehadiran suatu wadah yang dapat
memfasilitasi dan menjembatani permasalahan yang ada dalam masyarakat dalam
batasan-batasan keagamaan ini masih sangat dibutuhkan, menelaah sedikit demi
sedikit untuk mendapatkan suatu informasi yang benar dan menyeluruh tentang
Islam.
Tuban merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang sedang berkembang,
berbagai fasilitas mulai dibangun sejalan dengan perkembangan masyarakatnya.
Dengan jumlah penduduk yang masyoritas Islam ± 80% yaitu sekitar 91,183 jiwa
(Sumber : Data Statistik jumlah penduduk tahun 1996, RUTK KAbupaten DATI II
Tuban). Kegiatan di bidang kerohanian semakin berkembang, tidak hanya terbatas
pada kegiatan ibadah saja tetapi kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, pamerena,
diskusi, PHBI, dan lainnya semakin bertambah. Oleh karenanya pemenuhan
prasarana yang menunjang sangat dibutuhkan keberadaannya, salah satunya
adalah sarana yang berupa Islamic Center.
Islamic Center merupakan wadah bagi manusia untuk berhubungan baik
secara vertical dan horizontal, tujuannya untuk meningkatkan komunikasi antar
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2 untuk merangsang minat umat islam dan masyarakat luas untuk mengenal lebih
jauh pengetahuan keislaman dan mendalaminya. Melihat dari tujuan Islamic
Center diharapkan komunikasi dalam masyarakat menjadi lebih mudah dan lebih
terarah.
Keberadaan Islamic Center di Tuban ini dilatarbelakangi oleh adanya
tuntutan terhadap pemenuhan sarana yang lebih baik seiring dengan
perkembangan kegiatan keagamaan di Tuban (Sumber : RUTRK Kabupaten DATI
II Tuban), sehingga dengan adanya fasilitas Islamic Center ini diharapkan dapat
menjembantani kehidupan social masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam dalam
perubahan dinamika soial budaya di era sekarang ini.
1.2. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan permasalahan diatas yaitu dalam perencanaan Islamic
Center untuk memenuhi tuntutan terhadap sarana yang lebih baik seiring dengan
perkembangan kegiatan keagamaan di Tuban (khususnya Islam), maka perlu
adanya suatu penyelesaian arsitektural dan juga pemenuhan fasilitas-fasilitas yang
mendukung.
Tampilan yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan Islamic Center ini
merupakan tampilan fasade bangunan yang mengambil dari arsitektur yang
bernuansa islam dan arsitektur modern.
1.3. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perencanaan Islamic Center ini adalah :
- Menyediakan suatu wadah yang lebih spesifik untuk menampung serta
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 3 dan menyalurkan segala aspirasi yang positif dari generasi muda, khususnya di
wilayah Tuban dan sekitarnya.
- Menjadikan semua kegiatan Islam di wilayah Tuban dapat terlaksana dengan
sebaik-baiknya, serta menciptakan suatu bangunan yang memiliki nilai
estetika sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam melakukan aktivitas
didalamnya.
- Supaya dapat menjembatani kehidupan social masyarakat dengan
kaidah-kaidah Islam dalam perubahan dinamika sosial budaya di era sekarang ini.
1.4. Lingkup Perancangan
Lingkup perancangan Islamic Center ini terdiri dari beberapa aspek
perancangan yang ditampilkan, diantaranya adalah ;
- Lingkup Perancangan
Perancangan bangunan harus mampu mengekspresikan fungsi sebagai wadah
kegiatan Islam yang mengambil langgam-langgam dari arsitektur masjid
sebagai pengenal dari luar bangunan. Sedangkan perancangan ruang luar
disesuaikan untuk menunjang tampilan bangunan dan menciptakan suasana
lingkungan yang mendukung.
- Lingkup Pelayanan
Skala pelayanan pada perencanaan dan perancangan Islamic Center ini adalah
masyarakat umum khususnya wilayah Tuban dan sekitarnya, untuk kegiatan
beribadah maupun untuk mengetahui dan memperdalam mengenai seni dan
budaya Islam. Islamic Center ini juga melayani pengunjung dari daerah lain
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 4
1.5. Metode Perancangan
Dalam kegiatan merancang Islamic Center ini metode ataupun
langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut ;
Pengumpulan data-data
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Kebiajakan PEMDA TK II Kab. Tuban
Studi Literatur dan Studi Lapangan
Konteks Rancangan
Tipologi Bangunan Analisa
Konsep Rancangan
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 5
1.6. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data-data yang berguna bagi proses perencanaan
dan perancangan proyek ini, perolehan data ataupun referensi yang digunakan
melalui ;
a. Studi Literatur : yaitu mencari data-data umum dari literatur yang
sekiranya berhubungan dengan Islamic Center ini.
Literatur yang diguanakan adalah studi ruang dan
gerak, data arsitek, dll.
b. Studi Lapangan : yaitu studi terhadap bangunan sejenis yang ada
untuk mendapatkan masukan-masukan serta
gambaran dan asumsi arah perancangan Islamic
Ceneter ini.
c. Wawancara : yaitu mengadakan tanya jawab dengan
pihak-pihak yang sekiranya dapat memberikan kritik dan
saran serta masukan-masukan yang berkaitan
untuk proses perencanaan dan perancangan
Islamic Center ini.
1.7. Sistematika Laporan
Dengan dibuatnya sistemarika laporan diharapkan dapat memberikan
gambaran-gambaran secara umum mengenai isi proposal. Penyusunan ini
dilakukan mulai dari bagian yang umum menuju ke bagian khusus yang diatur
sedemikian rupa untuk mencerminkan suatu pola dan perencanaan yang
sistematis. Adapun garis besar isi dari masing-masing bab ini adalah sebagai
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 6
BAB I Pendahuluan : Pendahuluan, menguraikan latar
belakang munculnya gagasan dari
Islamic Center di Tuban, rumusan
masalah, maksud dan tujuan, lingkup
perancangan, metode pengumpulan data,
dan sistematika laporan.
BAB II Tinjauan Obyek Rancangan : Pengenalan dan pemahaman tentang
Islamic Center, berisi pengenalan
yang lebih terperinci dari Islamic
Center baik dari jenis aktivitas,
fasilitas dan kebutuhan ruang
termasuk perhitungan luasan ruang.
BAB III Tinjauan Lokasi : Pada bab ini menjelaskan mengenai
fisik, aksesbilitas, potensi bangunan
sekitar dan infrastruktur kota untuk
didirikannya Islamic Center.
BAB IV Pendekatan Perancangan : Membahas tentang teori yang digunakan
dalam perancangan Islamic Center,
BAB V Pembahasan Rancangan : Analisa tentang bentuk, tampilan,
pengguna, serta konsep rancangan.
BAB VI Aplikasi Konsep Rancangan : Berisikan penerapan / aplikasi
Konsep dalam design bangunan
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 BAB II
TINJAUAN OBYEK RANCANGAN
2.1. Pengertian Islamic Center
Islamic Center menurut John M. Echols dan Hassan Sadly ;
- Islamic : Suatu hal yang berhubungan dengan keislaman atau suatu
lembaga Islam.
- Center : Pusat, inti, tempat berkumpulnya kegiatan / aktifitas.
(Echols John M dan Sadly Hassan, Kamus Inggris-Indonesia, Mei 1989)
- Islamic Center menurut Prof. Syafi’I Karim ;
“ Islamic Center sebenarnya merupakan suatu istilah yang berasal dari
berbagai negara-negara Barat yaitu suatu tempat yang menampung suatu
kegiatan yang berkaitan dengan Islam, misalnya ; sholat, ceramah-ceramah,
atau kegiatan lain yang berhubungan dengan keislaman, dimana
aktifitas-aktifitas tersebut dipusatkan pada suatu wadah bangunan yang disebut sebagai
Islamic Center “.
“ Pengertian Islamic Center menggambarkan pengertian Masjid, karena
Islamic Center yang dimaksud adalah komplek Masjid yang menampung
segala kegiatan Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW “.
- Pengertian Islamic Center yang tercantum dalam buku Petunjuk Pelaksanaan
Proyek Islamic Center diseluruh Indonesia, oleh Dirjen Bimbingan
Masyarakat Islam Departemen Agara RI adalah sebagai berikut ;
“ Islamic Center adalah merupakan lembaga keagamaan yang dalam fungsinya
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pengertian yang ada bahwa
Islamic Center merupakan suatu wadah yang merupakan pusat dari
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Islam dalam pembinaan dan pengembangan
agama Islam serta sebagai sarana dakwah dalam era pembangunan masyarakat
Islam khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
2.1.1. Spesifikasi Islamic Center di Tuban
Program fungsi Islamic Center ;
Fungsi dari Islamic Center ini adalah sebagai suatu wadah yang dapat
menjembatani kehidupan sosial masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam dan juga
sebagai suatu wadah yang memadai dalam hal pengkajian seni dan budaya Islam,
sehingga proyek ini layak dipakai dan memberikan kontribusi kepada masyarakat
selain itu juga menjadikan alat dalam memperoleh informasi yang lebih mengenai
seni dan budaya Islam, dimana program fungsi Islamic Center ini antara lain ;
a. Fungsi Ibadah
Melakukan kegiatan baik ibadah yang berhubungan langsung dengan Tuhan
maupun ibadah yang berkaitan dengan kemaslahatan umat.
b. Fungsi Edukasi
Penyaluran pendidikan non formal dan juga pengetahuan tentang keislaman,
untuk menciptakan generasi penerus yang beriman, bertaqwa dan berkualitas.
c. Fungsi Penelitian
Salah satu sarana yang ditujukan untuk kemajuan dan kemaslahatan umat,
dengan meneliti tentang perkembangan Islam dan perilaku kehidupan
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.2. Batasan dan Asumsi
2.2.1. Batasan
a. Lingkup pelayanan Islamic Center ini dikhususkan pada kota Tuban
dan sekitarnya, yaitu masyarakat umum dan masyarakat Islam
khususnya.
b. Pembahasan pada aspek arsitektural yaitu penataan massa bangunan,
kesatuan bentuk, dan tampilan bangunan lebih ditekankan, sehingga
menarik perhatian pengunjung serta memberikan kenyamanan bagi
mereka yang beraktivitas didalamnya.
c. Peraturan-peraturan fisik bangunan disesuaikan dengan peraturan tata
bangunan dari lokasi terpilih yang dikeluarkan oleh PEMDA TK II
Kab. TUBAN sebagai lokasi dari Islamic Center ini.
d. Fungsi Islamic Center ini untuk menjembatani kehidupan social
masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam serta untuk mencerdaskan
bangsa dan membentuk manusia yang beriman, sehingga tidak
berorientasi pada keuntungan.
2.2.2. Asumsi
a. Besaran ruang pada Islamic Center ini diasumsikan dari jumlah
pengunjung terbanyak.
b. Lahan yang digunakan adalah lahan yang dalam kondisi baik dan siap
bangun, kepemilikan lahan merupakan milik pemerintah daerah
Kabupaten Tuban.
c. Aktivitas dan kegiatan yang ada dalam Islamic Center diasumsikan
berkelanjutan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan Islami, dan juga
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.3. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
Pada bab ini akan dibahas jenis aktifitas yang terdapat dalam Islamic
Center ini, juga pelaku aktifitas tersebut. Hal ini dimaksudkan sebagai pengantar
dalam penyusunan program ruang.
Untuk aktifitas yang ditampung dalam Islamic Center ini dibedakan menjadi 3
kategori, yaitu ;
- Aktifitas Staff dan Pengelola
- Aktifitas Siswa
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.4. Fasilitas dan Kebutuhan Ruang
Fasilitas ataupun kebutuhan ruang dari Islamic Center di Tuban ini kurang
lebih sama dengan fasilitas ruang Islamic Center lainnya, untuk jumlah pemakai
diasumsikan ± 800 orang, dimana fasilitas ini dikelompokkan menjadi 4
kelompok fasilitas, yaitu ;
a. Fasilitas Peribadatan
b. Fasilitas Pendidikan
c. Fasilitas Administrasi
d. Fasilitas Serbaguna dan Penunjang
Dimana fasilitas tersebut antara lain ;
A. Kelompok Fasilitas Peribadatan
Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan
Rg. Sholat untuk 50 – 500 orang, ditambah dengan 1 kran untuk kenaikan tiap 200 orang”.
Ditentukan tiap kran ± 50 org Jadi tempat wudlu yang diperlukan ; - Pria = (65% x 640) : 50 = 10 buah - Wanita = (65% x 160) : 50 = 2 buah
480 m2
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban dilakukan ± ½ jam sebelum sholat dimulai, memerlukan waktu 1,5 menit jadi untuk 1 tempat wudlu dapat menampung = 30 ; 1,5 = 20
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
B. Kelompok Fasilitas Pendidikan
Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan
Rg. Sidang Surabaya kapasitas 100 – 150 org. Islamic Center Yogyakarta ± 80 orang, ditentukan kapasitas ± 100 orang.
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 C. Kelompok Fasilitas Administrasi
Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan
Kantor
Untuk keperluan badian ada 6 bidang = 6 x 4,46 = 26,76 m2
2,5 m2 / orang
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 D. Kelompok Fasilitas Serbaguna dan Penunjang
Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan
Rg. Serbaguna
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban lukisan sebanyak ± 50 buah, dari keseluruhan koleksi 80% dipamerkan dan 20% disimpan untuk dipamerkan bergantian.
Luas rg. pamer foto = 120 x 2,80 = 342 m2
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.5. Persyaratan-Persyaratan Teknis
2.5.1. Luasan Ruang
Luasan ruang yang ditetapkan pada Islamic Center ini disusun
berdasarkan;
- Asumsi pemakai, jumlah benda.
- Standart kebutuhan ruang.
- Kebutuhan sirkulasi ruang gerak dan fleksibilitas.
- Neufert Architect Data, Time Saver Standart, Human Dimension Standart, dll.
2.5.2. Pencahayaan
a. Pencahayaan dari bukaan bidang atas (sky light)
Keuntungan orientasinya bebas, tidak terpengaruh oleh pohon atau halaman
dari bangunan sekitarnya, mudah disesuaikan, pantulan cahaya sedikit, cahaya
lebih disebarluaskan pada seluruh ruang hall atau ruang pamer. Kekurangan
mudah menimbulkan panas, resiko kerusakan akibat air dan kelembaban.
b. Pencahayaan dan jendela
Ruangan mendapatkan udara yang segar dan suhu ruangan dapat disesuaikan
dengan suhu sebenarnya, pencahayaan untuk ruangan baik dilakukan
sendiri-sendiri maupun kelompok.
2.5.3. Suhu dan Kelembaban
Pengkondisian ruangan untuk menjaga koleksi agar tidak mudah rusak,
diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Penyimpanan koleksi pada
area yang terkena sinar matahari cukup sehingga ruangan yang ada tidak terlalu
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.5.4. Sistem Struktur
- Memenuhi syarat utama struktur, kokoh, kaku dan stabil, sehingga pemakai
merasa aman didalamnya.
- Harus diperhatikan ketahanan terhadap iklim dan angina.
- Sesuai dengan penampilan bangunan yang ingin ditampilkan.
- Biaya perawatan dan daya tahan terhadap waktu dan api harus
dipertimbangkan.
- Penentuan modul mempengaruhi terhadap pemilihan struktur.
2.5.5. Sirkulasi
- Penggunaan sirkulasi yang terarah dan berkesinambungan, sehingga tidak
menimbulkan kerumunan pada area tertentu.
- Pemilihan pola sirkulasi yang tepat yang dapat mengarahkan pengunjung,
bukannya membingungkan pengunjung.
2.5.6. Utilitas
Perlengkapan utilitas bangunan didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan antara lain ;
- Keamanan dan kenyamanan pengunjung terhadap suhu, cahaya, dan bahaya
kebakaran.
- Pemeliharaan obyek koleksi terhadap polusi udara, cahaya dan kebakaran.
- Kemudahan pelaksanaan dan pemeliharaan peralatan.
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6. Studi Pustaka
Dalam rangka menambah acuan dan pandangan dalam perencanaan
Islamic Center ini, maka studi pustaka sangat penting dilakukan, diantaranya ;
2.6.1. Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Islam
Karangan Yulianto Samulyo
Masjid dapat diartikan sebagai tempat dimana saja untuk sholat orang
muslim, seperti sabda Nabi Muhammad SAW ; “Dimana engkau sholat, tempat
itulah masjid”. Berdasar akar katanya mengandung arti tunduk dan patuh, maka
hakekat dari adalah tempat untuk melakukan segala aktifitas yang berkaitan
dengan kepatuhan kepada Allah semata.
Dari sejarah Masjid Nabawi di Madinah yang didirikan oleh Rasulullah
SAW, dapat dijabarkan fungsi dan peranan masjid pada masa itu. Tercatat tidak
kurang dari sepuluh peran dan fungsi Masjid Nabawi yaitu sebagai tempat ;
ibadah (sholat, zikir), konsultasi dan komunikasi berbagai masalah termasuk
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, santunan sosial, latihan militer dan
persiapan peralatannya, pengobatan korban perang, perdamaian dan pengadilan
sengketa, menerima tamu (di aula), menawan tahanan dan pusat penerangan atau
pembelaan agama.
Dari beberapa sudut pandang tersebut diatas dapat dirangkum bahwa
Masjid dibangun untuk memenuhi keperluan ibadah Islam, fungsi dan perannya
ditentukan oleh lingkungan, tempat dan jaman dimana Masjid didirikan. Secara
prinsip merupakan tempat untuk membina umat, oleh karenanya dilengkapi
dengan fasilitas yang sesuai dengan keperluan pada jaman, siapa yang mendirikan
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 Bangunan dan Komponen Masjid
Dengan melihat Masjid-masjid bersejarah diseluruh dunia, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa komponen dalam kompleks Masjid
tersebut, yaitu ;
1. Shan adalah ruang terbuka
2. Mihrab adalah tempat untuk imam
3. Mimbar adalah tempat untuk penceramah
4. Maksrah adalah tempat raja / sultan yang melaksanakan sholat
5. Zakiyah adalah ruang khusus bagi pembaca Al-Qur’an, mengaji dan belajar
6. Qhurfah adalah tempat tinggal khotib (penceramah)
7. Ribath adalah tempat tinggal pegawai Masjid
8. Liwan adalah tempat sholat
9. Riwak adalah ruang terbuka yang hanya diberi tenda
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 Dekoratif
Dekorasi merupakan bagian dari seni seperti pula arsitektur, terkait
langsung pada jaman dan budaya suatu masyarakat. Dalam hal ini hiasan pada
MAsjid tidak terlepas dari hukum Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan
Hadist khususnya yang berkaitan dengan seni. Seni terkait langsung dengan
keindahan, dapat diartikan sebagai segala sesuatu ciptaan manusia yang membuat
orang senang karena keindahannya. Meskipun batasan tersebut mengandung sifat
subyektif, namun dapat dinilai dengan fungsi dari suatu seni dan penilaian
rata-rata banyak orang.
Corak Geometri – Intricate
Yang dimaksud dengan bentuk geometris adalah garis, lengkung, segitiga
hingga segi banyak dan lain-lain yang ada dalam ilmu ukur, bagian-bagiannya
termasuk sudut dan luasnya dapat terukur.
Dalam bangunan untuk ibadah umat Islam, prinsip geometri diterapkan secara
lebih fleksibel, fungsinya lebih banyak sebagai pengarah dan hiasan.
a. Kaligrafi
Adalah seni menulis huruf bagian dari seni, jadi terkait langsung dengan
keindahan pada umumnya dan tulisan kalimat atau kata, bukan dari bentuknya
saja namun juga makna dan isinya. Oleh karena itu Masjid sejak pertama
hingga sekarang hamper semua menghias bagian-bagiannya dengan kaligrafi.
b. Ornamen Floral (arabesque)
Adalah hiasan corak flora (tumbuh-tumbuhan) baik diabstraksikan total,
sebagian ataupun dalam bentuk nyata menjadi pola lengkung-lengkung, dari
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6.2. Pola Sirkulasi
Menurut Harvey M Rubenstein ( A Guide To Site and Environmental
Planning)
Sistem sirkulasi adalah saran penghubung vital yang menghubungkan
berbagai kegiatan dan penggunaan diatas lahan. System sirkulasi yang sesuai
dalam perencanaan Islamic Center di Tuban ini dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori ;
a. Sistem Radial
Sistem radial mengarahkan arus lalu-lintas menuju suatu pusat umum yang
padat dengan berbagai aktifitas. Namun pusat tersebut dapat tumbuh
sedemikian rupa sehingga sukar diatur. Untuk mengatasi masalah tersebut
dibeberapa tempat diluar daerah sering ditambah dengan system ring, yang
dapat memberi kesempatan jalan keluar bagi arus lalu-lintas yang bermaksud
melewati daerah pusat tersebut.
b. Sistem Kurva Linier
Sistem kurva linier merupakan gabungan pola garis lurus dan lengkung yang
memanfaatkan topografi dengan cara mengikuti bentuk lahan sedekat
mungkin. Sistem ini sangat erat hubungannya dengan lalu-lintas pada tingkat
lokal dan mempunyai variasi jalur-jalur yang mudah disesuaikan dengan
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6.3. Faktor-Faktor Perancangan Visual dalam Perancangan Tapak
Menurut Havey M Rubenstein (A Guide To Site and Environmental
Planning).
Berkaitan dengan tata-guna lahan dan sitem sirkulasi, factor-faktor
perancangan visual dan elemen-elemen alam harus disusun sedemikian rupa
sehingga setiap bagiannya tidak hanya dapat berfungsi secara bersama-sama,
tetapi juga secara visual harus dapat menghasilkan suatu kesatuan serta harmoni
yang menyeluruh.
Ada dua factor yang harus dipertimbangkan ;
1. Elemen-elemen pengatur rancangan visual
Ada tiga elemen pokok dalam sistem pengaturan, penyusunan rncangan visual,
yaitu ; sikuen, pengulangan, serta irama dan keseimbangan.
2. Sifat-sifat obyek pada lansekap
Sifat-sifat obyek yang menonjol berbagai obyek pada lansekap dapat
digolongkan dalam empat kategori, yaitu pertama ; bentuk, ukuran dan skala,
kedua ; proporsi, ketiga ; tekstur dan warna, dan keempat ; hirarkhi.
Didalam arsitektur lingkungan luar, sifat-sifat tersebut sangat menentukan
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6.4. Arsitektur Post-Modern
Pengertian Arsitektur Post-Modern
Menurut Charles Jenks
Arsitektur Post-Modern adalah suatu kombinasi antara teknik Modern
dengan sesuatu yang lain (biasanya bangunan yang tradisional) dalam rangka
mengkomunikasikan arsitektur dengan masyarakat public dan kaum minoritas
yang dipedulikan, terutama arsitek. (Seminar di Universitas Eidhoven 1978).
Arsitektur Post-Modern disimpulkan oleh Charles Jenks, merupakan karya-karya
yang didalamnya dilator belakangi oleh cara baru penyampaian aspek estetika
melalui teknik berkomunikasi, argumentasi Charles Jenks untuk mendeskripsikan
langgam Arsitektur Post-Modern adalah sebuah karya arsitektur pasti komunikatif
bila dibuat sesuai dengan tujuannya yang asli, yaitu memenuhi kebutuhan jiwa
raga, karena itu segera menyusun unsur-unsur utama yang menyebabkan sebuah
bangunan bersifat kumonikatif, unsur-unsur tersebut adalah ;
a. Unsur Sintaktis atau teknik penyusunan yang tepat, dilakukan untuk
menghasilkan penampilan visual yang bermakna.
b. Unsur Sematik digunakan untuk memudahkan masyarakat luas memahami
sebuah bangunan, karena sejak dahulu masyarakat telah memiliki prototype
(contoh / sample) bangunan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
c. Unsur Metaphor yaitu mengambil bentuk-bentuk alam yang fungsional serta
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.7. Studi Kasus
2.7.1. Islamic Center Surabaya
Islamic Center Surabaya terletak di Jl. Raya Dukuh Kupang 122-124
Surabaya, dibangun oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur diatas tanah
seluas 31.000 M2 yang meliputi ;
1. Bangunan induk 3 lantai seluas 4.032,25 M2 2. Masjid seluas 187,5 M2
3. Asrama 2 unit
4. Rumah tinggal 1 unit
Tujuan utama didirikannya gedung ini adalah agar menjadi wadah
pembinaan umat Islam dari segala lapisan dan golongan baik dari ulama,
masyarakat, generasi muda, seniman dan sebagainya, serta diharapkan berfungsi
sebagai ;
a. Sarana pembinaan umat islam agar dapat lebih berperan dalam pembangunan
nasional terutama dalam bidang mental dan spiritual bangsa Indonesia.
b. Wadah untuk memajukan dan meningkatkan kehidupan beragama umat Islam
dalam sega seginya baik yang mengenai akidahnya, ibadahnya maupun yang
mengenai muammalatnya.
c. Gedung ini diharapkan berfungsi sebagai pusat kegiatan dan Pusat
Pengembangan Islam di Surabaya dari, oleh dan untuk umat Islam sendiri.
d. Disamping itu gedung ini diharapkan berfungsi juga sebagai Workshop,
Laboratorium dan Pusat Penelitian, Auditorium, tempat dan wadah untuk
bermusyawarah, berkonsultasi, berdialog masalah-masalah yang mengenai
ajaran kehidupan beragama. Sekaligus juga berfungsi sebagai Lembaga
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
Siaran, Pameran dan Peragaan, lengkap dengan dokumentasi serta
perpustakaannya.
e. Disamping fungsi-fungsi tersebut diatas dilaksanakan pula kegiatan
keagamaan dalam hal sholat fardhu, sholat jum’at, tarawih, tadarus dan
kegiatan ibadah lainnya (dilaksanakan di Masjid).
Kegiatan-kegiatan yang ada di Islamic Center Surabaya ini antara lain ;
1. Kursus baca / tulis Al-Qur’an
2. Kegiatan Sholat Jum’at, Sholat Tarawih pada Bulan Ramadhan, Sholat Idul
Fitri, Sholat Idul Adha
3. Kegiatan ceramah agama dan peringatan hari besar Islam
4. Kegiatan perpustakaan
5. Seminar-seminar, penataran-penataran dan kegiatan-kegiatan yang diadakan
oleh lembaga sosial keagamaan Jawa Timur.
Bentuk bangunan yang ada di Islamic Center Surabaya kebanyakan memakai
bentuk persegi (kotak) dimana bentuk ini mencirikan sebagai bentukan yang rigid
dan statis, ini terlihat pada bangunan Masjid, Gedung Serba Guna, dan Taman
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.7.2. Mataram Islamic Center di Yogyakarta
Bangunan Mataram Islamic Center ini terletak di Jl. Ring Road Utara
Yogyakarta.
Fungsi dari bangunan ini adalah sebagai berikut ;
1. Sebagai pusat penampungan, penyusunan, perumusan hasil pemikiran dan
gagasan mengenai pengembangan kehidupan beragama dan kebudayaan Islam
di Yogyakarta.
2. Sebagai pusat koordinasi, sinkronisasi, dinamisasi kegiatan pembinaan dan
pengembangan dakwah Islami di Yogyakarta.
3. Sebagai pusat penyelenggaraan program latihan dan pendidikan non formal di
Yoyakarta.
4. Sebagai pusat informasi, konsultasi, komunikasi masyarakat luas pada
umumnya dan masyarakat muslim pada khususnya.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang ada di Mataram Islamic Center ini adalah ;
1. Kegiaatan pengkajian dan pengembangan budaya Islam, yang terdiri dari ;
a. Kegiatan pertemuan, disuksi dan pameran.
b. Kegiatan pendidikan non formal seperti kursus bahasa arab/inggris,
bimbingan belajar, dan workshop serta perpustakaan.
c. Kegiatan penelitian dan pengembangan.
2. Kegiatan pengkajian dan pengembangan agama Islam.
3. Kegiatan pembinaan kesejahteraan jama’ah.
a. Urusan shodaqoh dan baitul mal.
b. Biro kunsultasi rohani / agama menggunakan ruang konsultasi.
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
4. Kegiatan pengelolaan dan pelayanan.
a. Pemeliharaan bangunan, pertamanan, dan saran kompleks.
b. Pelaksanaan administrasi dan tata laksana Mataram Islamic Center.
c. Pelayanan mekanikal dan elektrikal membutuhkan fasilitas ; rumah genset,
ruang trafo, ruang panel utama, pemeliharaan bangunan, pengaturan parker
kendaraan dan pertamanan yang dilakukan oleh penjaga bangunan dan
rumah jaganya.
Sedangkan dari bentuknya Mataram Islamic Center ini lebih menampilkan
Arsitektur dengan langgam Jawa, ini terlihat dari tampilan atapnya yang memakai
atap joglo dengan sistem tumpuk.
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2.7.3. Studi Kasus dari Literatur
Islamic Center Ujung Pandang di Jl. Masjid Raya Ujung Pandang
Sulawesi Selatan, mempunyai fungsi ;
1. Pusat pengembangan agama Islam, khususnya dibidang pendidikan dan
kemajuan umat.
2. Meningkatkan mutu pendidikan generasi yang akan datang.
Kegiatan di Islamic Center Ujung Pandang ini meliputi ;
a. Kegiatan peribadatan kepada Allah SWT.
b. Kegiatan dakwah, ceramah-ceramah, peringatan hari besar Islam.
Tata lahan pada Islamic Center Ujung Pandang di Jl. Masjid Raya Padang dan Jl.
Sumu ini berkontur yang tajam dan dibelah oleh aliran sungai, mempunyai luas
10 Ha. Pada umumnyafasilitas Islamic Center Ujung Pandang terbagi menjadi tiga
zone.
- Masjid seluas 10.000 M2, terdiri dari 3 lantai.
- Lantai dasar seluas 4.000 M2, untuk berbagai kegiatan perkantoran dan
seminar. Lantai dua seluas 4.000 M2, untuk ruang sholat pria dan lantai tiga seluas 2.000 M2 untuk ruang sholat wanita. Fasilitas perpustakaan terdapat didalam masjid.
- Aula seluas 2.500 M2, terdiri dari dua lantai. Lantai dasar untuk menampung berbagai kegiatan.
Bangunan Masjid dan aula terdapat di Timur sungai, sementara bangunan
pendidikan di Barat sungai, walaupun dikunjungi jalan raya dan batas alam,
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
Untuk menghubungkan seluruh bangunan dalam kompleks dibuat selasar dengan
panjang total sekitar 1 Km, dan untuk Masjid dan aula dikelilingi selasar yang
berfungsi sekaligus sebagai peneduh, guna mengantisipasi hujan dan panas iklim
tropis.
Bentuk massa Masjid dan aula berbentuk kotak dengan modifikasi bentuk
piramida dengan rusuk besar segitiga yang dibubuhkan pada bidang atap.
Bentuk-bentuk segitiga ini lalu muncul dimana-mana sebagai jendela pintu dan elemen
ruang lainnya.
Sistem struktur pada atap Masjid dan aula merupakan pyramid termancung
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
Sistem sirkulasi udara menggunakan dinding kerawang berpola Islami dan
berlubang-lubang dipuncak atap, tanpa pengkondisian udara (AC), dinding
kerawang ini dibuat kembar. Yang diluar terbuat dari beton sebagai penetrasi agar
hujan tidak masuk kedalam, sementara yang didalam terbuat dari besi sebagai
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
BAB III
TINJAUAN LOKASI
3.1. Tinjauan Umum Kabupaten DATI II Tuban
Kondisi Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban dilihat dari aspek fisik
wilayah dapat didefinisikan atas beberapa criteria fisik. Dalam lingkup yang lebih
luas (regional) Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban terletak di wilayah Utara
Propinsi Jawa Timur.
A. Batas Administratif dan Geografis
Posisi geografis kota Tuban berada pada 111030 – 112035 Bujur Timur
dan 6040 – 7018 Lintang Selatan. Secara administrative Kota Tuban berbatasan dengan ;
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Selatan : Kecamatan Semanding
- Sebelah Barat : Kecamatan Merakurak dan Jenu
- Sebelah Timur : Kecamatan Palang
Luas wilayah kota tuban secara keseluruhan adalah 4.308,911 Ha yang terdiri atas
25 desa / kelurahan yang berasal dari 5 Kecamatan, yaitu Kecamatan Tuban,
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
B. Keadaan Topografi
Kota Tuban terletak pada ketinggian antara 3 – 100 meter dari permukaan
air laut rata-rata. Sebagian wilayahnya berupa dataran dengan kemiringan tanah
antara 0% - 2% dan pada bagian Barat serta Selatan merupakan wulayah berbukit
dengan kemiringan rata-rata lebih dari 15%. Lahan yang ada sebagian besar sedah
dibudidayakan, yang berupa sawah / tegalan, lading dan kawasan terbuka.
C. Keadaan Iklim dan Hidrologi
Secara fisik kota Tuban sangat berdekatan dengan pantai yang mempunyai
suhu udara antara 250 – 27,50C, iklim kota Tuban adalah tropis kering.
Sumber daya air yang terdapat di kota Tuban berupa sumber air yang berada
disebelah selatan kota, berasal dari sumur-sumur (berupa air tanah dangkal),
sungai-sungai kecil yang melalui kota Tuban.
Kondisi air tanah dan air permukaan di kota Tuban rata-rata berkisar pada
kedalaman 5 – 15 meter.
D. Curah Hujan
Curah hujan di kota Tuban sangat bervariasi dan rata-rata berkisar antara
1483 mm per tahun.
E. Bentang Alam
Secara visual daerah Tuban merupakan daerah dataran rendah yang
relative datar, yang sudah dimanfaatkan pula sebagai lahan kegiatan usaha seperti
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
dan Selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi atau sebagai tempat
rekreasi terbuka. Jalur hijau ataupun ruang terbuka yang ada di wilayah Tuban
masih bersifat alami, terutama bagian Timur Kota, ataupun didaerah cadangan
untuk perkembangan kota.
F. Pola Pemanfaatan Ruang
Pola pemanfaatan ruang ditentukan pada karakter fisik daerah / kawasan
binaan yang telah dibangun.
- Penggunaan Tanah
Luas tanah terbesar di kota Tuban dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian,
terutama sawah, perkebunan campuran dan lahan yang belum dimanfaatkan
secara intensif. Kawasan terbangun masih mengikuti pola jaringan jalan yang
ada, dan yang berkembang adalah bagian Timur kota. Hal ini disebabkan oleh
daya tarik kota yang ada disebelah Timur kota Tuban dan adanya pelabuhan
laut dan pusat pemerintahan yang ada disebelah Timur kota. Kawasan
terbangun kota Tuban sebagian besar digunakan untuk permukiman,
sedangkan fasilitas social tersebar kurang merata, dan untuk fasilitas ekonomi
(kios, ruko, pasar dan fasilitas perbankan) umumnya tersebar dibagian Timur
kota.
- Kondisi Bangunan
Kondisi bangunan di Kota Tuban sangat bervariasi, kondisi yang dapat
dikatakan baik sebagian besar terdiri atas perumahan baru terutama di
kelurahan yang ada di pusat kota, disekitar jalan utam dan jalan regional.
Bangunan dengan kondisi sedang dan rendah umumnya tersebar dibagian
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 3.2. Pendekatan Penentuan Lokasi
Pendekatan penentuan lokasi Islamic Center ini ditentukan oleh :
- Pembagian wilayah harus sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang
Kawasan (RUTRK) Kabupaten DATI II Tuban.
- Terdapatnya kawasan dan fasilitas lain sebagai penunjang keberadaan
fasilitas yang dirancang (Islamic Center).
- Letak lokasi yang strategis dan mudah dijangkau.
Berdasarkan criteria penentuan lokasi diatas, dipilih lokasi yang berada di
sebelah Barat Desa Sugihwaras, pemilihan ini didasarkan pada Kebijakan
Pemerintah Daerah DATI II Tuban yang merencanakan kawasan tersebut sebagai
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 3.3. Pendekatan Penentuan Tapak
Pendekatan penentuan tapak Islamic Center di Tuban ini ditentukan oleh ;
- Tapak harus berada di lokasi yang strategis dan mudah pencapaiannya.
- Memiliki jaringan infrastruktur yang mendukung dengan kebutuhan
bangunan tersebut (Islamic Center).
- Dekat dengan permukiman penduduk, sehingga memudahkan dalam hal
pelayanan dan pemenuhan kebutuhan yang ada.
Berdasarkan kriteria pemilihan tapak diatas, penentuan tapak dipilih yang
berada pada lokasi yang strategis dengan aksesbilitas ke tapak mudah, dimana
jalan didepan tapak merupakan jalan yang telah diaspal dan dalam kondisi bagus
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4. Kedudukan Lokasi Tapak Terhadap Kota Tuban
Pada perencanaan Islamic Center ini lokasi tapak harus diletakkan pada
suatu daerah / zooning yang tepat dan tidak boleh menyimpang dari aturan Dinas
Tata Kota khususnya Kabupaten DATI II Tuban, Rencana Detail Tata Ruang
Kota 1997/1998 – 2007/2008.
Lokasi direncanakannya proyek Islamic Center ini terletak di Kelurahan
Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten DATI II Tuban.
Dengan kondisi lingkungan disekitar tapak sebagai berikut ;
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Selatan : Permukiman Penduduk dan Persawahan
- Sebelah Barat : Permukiman penduduk dan Persawahan
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4.1. Kondisi Fisik Lingkungan
Luas tapak ± 2,5 Ha
Lingkungan disekitar tapak merupakan daerah permukiman penduduk
yang rata-rata memeluk agama Islam.
Topografi relative datar dengan ketinggian ± 3, 00 meter diatas permukaan
laut.
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4.2. Pencapaian Ke Tapak
Lokasi yang direncanakan memiliki letak yang cukup strategis mengingat
letaknya berdekatan dengan terminal bus Tuban, selain itu didepannya dilalui
jalan arteri sekunder (jalur Anyer – Panarukan). Secara umum pencapaian ke
tapak tidak terlalu sulit dan jaringan jalan raya yang dalam kondisi baik, sehingga
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4.3. Jaringan Infrastruktur
- Jaringan pembuangan air kotor
- Jaringan air bersih
- Jaringan listrik
- Jaringan telepon
- Jaringan jalan (transportasi umum)
3.4.4. Peraturan Bangunan Setempat
- KDB maks : 40%
- KLB maks : 80%
- Garis Sempadan Bangunan : 20 meter
- Ketingginan Bangunan : 1 – 2 lantai, dengan tinggi maks 12 m
(Sumber ; RUTRK Kabupaten DATI II Tuban Tahun 1997/1998 –
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
BAB IV
PENDEKATAN PERANCANGAN
4.1. Issue Utama (Main Issue)
Islamic Center merupakan wadah yang menampung segala kegiatan Islam
maka permasalahan-permasalahan pada tampilan bangunan harus dapat
mendukung serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Adapun issue-issue
utama yang terdapat didalamnya adalah :
1. Wadah kegiatan Islam
Bangunan Islamic Center merupakan wadah dari segala kegiatan Islam
maka seharusnya dapat memudahkan dalam menampung segala kegiatan
tersebut sehingga dapat terlaksana dengan baik.
2. Aspek Arsitektural
Bangunan Islamic Center yang merupakan bangunan dengan massa banyak
maka system penataan massa digunakan untuk mengelompokkan bangunan,
sedangkan tampilan bangunan mengambil dari langgam-langgam arsitektur
yang bernuansa islami dikombinasikan dengan arsitektur modern untuk
menghadirkan wujud bangunan yang memiliki nilai estetika.
3. Pengolahan sumber daya manusia
Bangunan Islamic Center sebagai wadah pendidikan (non formal)
merupakan suatu wadah penciptaan dalam membentuk manusia yang
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
Setelah memperhatikan issue utama pada perencanaan Islamic Center di Tuban
ini, maka menghasilkan penyelesaian-penyelesaian yang nantinya akan dikaitkan
dalam perancangan selanjutnya. Pendekatan perancangan dalam hal ini adalah
berdasarkan teori-teori arsitektur (pada Bab II).
4.1.1. Pendekatan Rancangan
Dalam kegiatan perencanaan Islamic Center di Tuban ini digunakan
pendekatan rancangan yang mengambil dari arsitektur Post-Modern, dengan
perpaduan langgam-langgam arsitektur Islam sehingga nantinya dapat diartikan
sebagai bangunan yang ber “Arsitektur Post-modern dengan Corak Islami”.
Pengangkatan Arsitektur Post-Modern didasarkan dari pengertian dan ciri
dari Arsitektur Post-Modern itu sendiri sebagai arsitektur yang mengambil tidak
hanya satu langgam saja, yaitu memadukan asritektur modern dengan pra modern
(Charles Jencks). Sedangkan corak islami dalam bangunan diambil dari
langgam-langgam arsitektur masjid yang nantinya dapat menjadikan identitas tersendiri
sebagai sebuah bangunan Islam.
Perpaduan dalam perancangan Islamic Center di Tuban ini yaitu arsitektur
bernuansa islam dengan arsitektur modern, nantinya menghasilkan bentuk fasade
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 4.1.2. Perancangan Tapak
1. Tata Guna Lahan
Rencana tata guna lahan terjadi setelah tahap analisis selesai dikerjakan. Tata
guna lahan memperlihatkan struktur fungsional menyangkut ; jenis kegiatan,
hubungan atau keterkaitan dan kepadatan.
Pendekatan perancangan yang dilakukan adalah ;
- Zooning dibagi dalam kelompok fungsi aktivitas ; aktivitas publik,
aktivitas semi publik, aktivitas private dan aktivitas service.
- Adanya urutan ruang luar (sequence of space) dari awal pencapaian site
sampai ke bangunan utama, dengan adanya ruang penerima (area parkir,
hall, lobby) – ruang penghubung (trotoar, pedestrian, selasar) – parkei
pengikat (plaza, taman) – bangunan / ruang utama.
- Interaksi ruang luar dan ruang dalam tercipta karena adanya penghubung,
taman, jarak visual, ataupun orientasi massa.
- Karakter / sifat ruang luar adalah dinamis dan komunikatif dengan pola
yang mengalir dan adanya ruang-ruang pengikat (ruang interaksi).
2. Pola Sirkulasi
Sistem sirkulasi yang dapat digunakan dalam perencanaan Islamic Center di
Tuban ini adalah Sistem Kurva Linier, yaitu system yang merupakan
gabungan dari pola lurus dan garis lengkung yang memanfaatkan topografi
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 3. Faktor-Faktor Perancangan Visual dalam Perancangan Tapak
Berkenaan dengan tata-guna lahan dan system sirkulasi, factor-faktor
perancangan visual dan elemen-elemen alam harus disusun sedemikian rupa
sehingga setiap bagiannya tidak saja dapat berfungsi secara bersama-sama,
tetapi juga secara visual harus dapat menghasilkan suatu kesatuan serta
harmoni yang menyeluruh.
Adapun dua factor yang harus dipertimbangkan, yaitu ;
a. Elemen-elemen pengaturan rancangan visual
Ada tiga pokok dalam system pengaturan, penyusunan rancangan visual,
yaitu ; sikuen, pengulangan serta irama dan keseimbangan.
b. Sifat-sifat pada obyek lansekap
Sifat-sifat obyek yang menonjol berbagai obyek dalam lansekap dapat
digolongkan dalam empat kategori yaitu pertama ; bentuk, ukuran dan
skala, kedua ; proporsi, ketiga ; tekstur dan warna, dan keempat ; hirarki.
Didalam perencanaan lingkungan luar, sifat-sifat tersebut sangat menentukan
struktur serta kualitas ruang.
4.2. Issue Pendukung
Dalam hal ini yang bisa dimasukkan dalam issue pendukung adalah pada
pengolahan utilitasnya, pada pembahasan utilitas ini terdapat beberapa topic
bahasan yang dianggap sebagai permasalahan utama yang berpengaruh terhadap
perencanaan dalam penyusunan dan pemanfaatan fungsi ruang yang ada serta
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 4.2.1. Sistem Struktur Bangunan
Pemilihan jenis system struktur pada bangunan ini harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut ;
1. Menampung fungsi secara optimal.
2. Fleksibilitas ruang yang besar.
3. Adaptif terhadap lingkungan sekitar.
4. Memberi kesan aman.
5. Memberi rasa nyaman bagi pemakai bangunan.
6. Adaptif dengan tema.
4.2.2. Utilitas
Pada pembahasan utilitas ini terdapat beberapa topic bahasan yang
dianggap sebagai permasalahan yang akan berpengaruh terhadap perencanaan
dalam penyusunan dan pemanfaatan fungsi ruang ada serta
pendukung-pendukungn ruang.
1. Sistem Pembuangan Air Hujan
Menggunakan talang horizontal / vertical kemudian air dialirkan ke bak
control yang kemudian dibuang ke saluran roil kota.
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 2. Sistem Pembuangan Sampah
Dugunakan system carry out, dimana sampah dikumpulkan dan dimasukkan
kedalam keranjang kemudian diangkut dengan kereta dorong ditampung
dalam bak container sampah yang kemudian dibuang ke tempat pembuangan
sampah kota.
3. Sistem Pembuangan Air Kotor / Kotoran
Pembuangan kotoran yang berasal dari WC dialirkan melalui shaft yang
menuju ke septic tank, dari septic tank dialirkan ke sumur resapan yang
diteruskan ke STP untuk diproses dengan tujuan untuk mengurangi
pencemaran, kemudian dialirkan ke roil kota.
4. Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran yang digunakan antara lain ;
- Secara aktif, yaitu ;
a. Manual : PAR (Portable Protectioon) service yang tidak
dapat dijangkau oleh pemadam otomatis.
: Fire House (23 – 30 cm) jangkauan, fire hydrant
(rg. luar dan terbuka) jarak maks 90 m,
siamnese connection (suplai air tambahan).
b. Otomatis : Spinkler, smoke detector
- Secara pasif, yaitu dengan ; pengadaan pintu darurat, lampu darurat,
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 5. Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang dipakai adalah system penangkal petir Faraday,
dengan pertimbangan ;
- dapat melindungi bidang bangunan yang cukup lebar.
- dapat melindungi bangunan secara efektif karena luas area perlindungan
dapat diatur.
- tidak banyak menggunakan terminal unit.
- system ini adalah system penangkal petir dengan mengatur
tonggak-tonggak tembaga yang tingginya ± 30 cm dan masing-masing
dihubungkan dengan kawat tembaga ke arde / ground.
6. Sistem Listrik
- Sistem satu daya listrik didapat dari PLN.
- Sistem satu daya darurat didapat dari genset yang bekerja secara otomatis
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 BAB V
PEMBAHASAN RANCANGAN
5.1. Analisa
Pengertian yang sesuai dengan rentetan berfikir menghasilkan satu
pengertian Islamic Center, yaitu merupakan lembaga keagamaan yang dalam
fungsinya sebagai pusat pembinaan dan pelaksanaan dakwah dalam era
pembangunan.
5.1.1. Bentuk Obyek Rancangan
Dari adanya bermacam-macam ruang yang merupakan manifestasi dari
beragam kebutuhan yang ada, menghasilkan lebih dari satu massa bangunan.
Dalam perwujudan massa bangunan yang lebih dari satu tersebut menhasilkan
tatanan massa yang dapat saling berkomunikasi dan saling menyatu didalam satu
karya rancang arsitektur “Islamic Center di Tuban”. Tatanan massa disini terdiri
dari tiga massa bangunan yang sengaja diambil dari suatu pernyataan bahwa
“Baity Jannaty” (Rumahku Surgaku), dari hal tersbut muncul tiga buah massa
bangunan yaitu ;
a. Masjid Sebagai fasilitas peribadatan, dimana ruang yang ada antara lain :
ruang sholat, dan ruang pendukung lainnya seperti mihrab, mimbar, ruang
wudlu, ruang sound, serambi, ruang penitipan, ruang konsultasi, ruang remaja
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
b. Gedung Fasilitas Pendidikan sebagai ruang perpustakaan, ruang pendidikan
dan pembinaan, Lab. Bahasa Inggris dan Lab. Bahasa Arab, ruang penelitian
dan penulisan karil, koperasi dan penjualan, ruang audio visual, ruang
seminar, dimana gedung pendidikan ini merupakan gedung dengan 2 lantai.
Total luas ruang yang ada sekitar 1.728,606 m2.
c. Gedung Serbaguna yaitu ruang pameran, ruang pengelola dan ruang
serbaguna dengan luasan total sekitar 2.024,72 m2.
Fasilitas pendukung adalah fasilitas service yang digunakan sebagai ruang
jaga, ruang mesin genset, ruang pompa air dan area yang digunakan sebagai
area parker dengan luasan total sekitar 2.251,584 m2.
Pengolahan lansekap bangunan dan pemilihan system sirkulasi yang sesuai
meriupakan salah satu elemen yang tidak dapat ditinggalkan, untuk menunjang
keserasian dalam penataan massa bangunan dan pengolahan lansekap yang
disesuaikan dengan tema yang diambil guna memunculkan kesan suasana yang
diinginkan.
Dengan system sirkulasi dan penataan massa yang terpola serta ditunjang dengan
pengolahan tapak pada lahan, memberikan kesatuan sehingga menghasilkan karya
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 5.1.2. Tampilan dan Suasana
Suasana keutuhan dalam rumah tangga sebagai perwujudan menuju ridho
Illahi untuk mencapai tingkatan yang diinginkan (heaven) memberikan pengaruh
pada penataan massa bangunan dan pengolahan lansekap, serta penggunaannya
dalam elemen-lemen bangunan. Karakter bangunan yang ingin ditonjolkan adalah
keutuhan dalam rumah tangga yang diimplementasikan dalam bentuk masa
bangunan yang sangat menjiwai rasa tersebut.
Bentuk Persegi (kotak) sebagai dasar perwujudan dari sebuah keluarga yang utuh,
dan juga dalam phytagoras progresi geometri “titik” dari angka “1” maka “4”
menjadi bangunan solid yang pertama, yang disebut tetrahedron yaitu polygon
structural yang utama. Berdasarkan kemampuannya untuk menahan gaya-gaya
luar dari segala arah, tetrahedron adalah bangunan solid yang terkuat dengan
permukaan yang luas.
Suasana interiorpun dicoba dan disesuaikan dengan yang ada dieksteriornya,
pemanfaatan suasana keutuhan dalam rumah tangga dikombinasikan dengan
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
Islamic Center ini merupakan bangunan yang tidak lain adalah bangunan
yang bernafaskan Islam, sehingga tidak bias langsung meninggalkan suasana
islam pada bangunan ini.
Untuk mencuptakan dan mewujudkannya, teori filsafat seperti pernyataan
“Baity Jannaty” sengaja dimunculkan dan menghasilkan bentukan dasar massa
bangunan, sedangkan Jannty (heaven) yang merupakan tujuan dari umat islam
diolah dengan mengambil makna konotasi dari surge itu yang diwujudkan pada
pengolahan lansekap bangunan, sehingga menambah kekuatan karakter dari
filsafat “Baity Jannaty” itu sendiri. Sejarah memberikan peran penting dalam
terciptanya suatu langgam arsitektur dan menghasilkan unsure-unsur yang dapat
diterapkan dalam hasil karya rancangan. Suatu unsure diambil dan diramu dalam
suatu rancangan masa kini (modern) yang akhirnya menghasilkan suatu karya
arsitektur yang memiliki nilai estetika tersendiri.
5.1.3. Strata Sosial dan Pengguna
Prinsip tanpa memandang status social, jabatan dan lain sebagainya,
mengilhami suasana bangunan yang selalu terbuka bagi semua umat islam, dari
segala golongan, aliran dan lainnya, sehingga menjadi sempurna sebagai pusat
dari segala kegiatan Islam. Disamping itu pengertian diatas juga memberikan
suatu pengertian bahwa Islamic Center di Tuban ini adalah sarana pemersatu
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 5.1.4. Pendekatan Rancangan
Dalam perancangan Islamic Center di Tuban ini menggunakan pendekatan
arsitektur simbolik yang dimunculkan dan digunakan dalam bangunan ini. Suatu
perpaduan antara dua langgam / symbol yang berbeda dicoba diambil. Unsur dari
sejarah islam dalam hal ini adalah filosofi islam dipadukan dengan unsure modern
akan menjiwai aliran symbolism architecture dalam suatu karya rancangan Islamic
Center di Tuban ini.
5.1.5. Pendekatan Arsitektural
Pendekatan arsitektur yang diambil dan tidak lepas dari peranannya
sebagai media perwujudan dari tema yang telah muncul, arsitektur simbolik
merupakan aliran yang nantinya sangat mendukung dalam pemunculan suatu hasil
karya arsitektur yang sesuai dan menjiwai dari tema yang diambil.
5.1.5.1. Pengertian Simbolisme dalam Arsitektur
Pengertian kata symbol pada masyarakat arsitektur maupun masyarakat
awam sering terjasi kesalahpahaman yaitu dari arti symbol itu sendiri. Symbol
seringkali diasosiasikan dengan suatu yang konkrit, yang dapat dilihat dalam hal
ini digunakan untuk mewakili maupun menggantikan sesuatu, misalnya dalam
penyerahan hadiah modil, panitia menyerahkan kunci kepada pemenang sebagai
penyerahan hadiah secara simbolis. Orang akan mengerti bahwa yang
dimaksudkan sebenarnya adalah mobil, sedangkan makna dari symbol itu sendiri
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
yang abstrak dapat merupakan sebuah ide, konsep atau gagasan, misalnya warna
putih yang merupakan symbol dari lambing kesucian.
Symbolism dalam kamus webster’s diartikan sebagai perwakilan suatu
benda dengan menggunakan symbol-simbol, terutama dalam seni dan sastra.
Sedangkan symbol diartikan sebagai suatu benda yang digunakan untuk mewakili
benda yang abstrak.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyamakan symbol dengan lambing dan
mengartikan simbolisme sebagai perihal pemakaian symbol (lambang) untuk
mengekspresikan ide-ide (sastra dan seni).
Susanne K. Langer dalam bukunya “philosophy in a key” membedakan
symbol dalam dua jenis ; Simbol yang Diskrusif yang merupakan suatu struktur
yang dibangun oleh unsure-unsur menurut aturan perhubungan tertentu dan
dengan itu dapat dipahami maknanya. Tiap symbol mewakili satu nama, sehingga
deretan symbol-simbol yang tersusun menurut aturan sintaksis tertentu
menhasilkan suatu gambaran mengenai kenyataan tertentu. Symbol yang
Presentasional yaitu symbol yang pemahamannya melalui intuisi langsung,
karena merupakan kesatuan yang bulat dan utuh dan bukan suatu kostruksi, dan
symbol inilah yang ada dalam seni.
Susanne K. Langer juga menyatakan symbol seni adalah satu dan utuh,
karena itu ia tidak menyampaikan “makna” (meaning) untuk “dimengerti”,
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 A. Prinsip-prinsip Simbol
- Susanne K. Langer yang melihat dari pendekatan seni menyatakan bahwa
“ruang yang sungguh” (virtual space) merupakan “ilusi primer” dalam
seni plastis (seni lukis, seni patung, arsitektur) yang kesungguhan dari ilusi
primer tersebut terletak dalam konsepsi manusia yang terbuka untuk
berbagai imajinasi yang dapat diciptakan seniman.
- Simbol yang menggunakan beberapa jenis tanda (sign) yang berhubungan
dengan obyek tertentu atau konsep.
- Simbol yang sangat bergantung pada budaya, karena bentuk-bentuk
spesifik dan cita-cita yang ditimbulkan haruslah dapat dimengerti oleh
masyarakat dan symbol merupakan kesepakatan bersama (social contract)
dan sangat terikat dengan bahasa yang ada (the existing language).
- Pengertian symbol haruslah dilihat dalam bahasa yang sama ( the element
of their common languages).
- symbol menurut segitiga semiological dari Oden dan Richards dalam buku
“Sign, Symbols and Architecture” terdiri dari dua hal, yaitu ;
a. The thought (pemikiran), misalnya konsep, ide, dll
b. The referent, misalnya orang, obyek, dll
- Teori Morris dalam buku “Sign, Symbols and Architecture” menyatakan
symbol atau sign-vihide ;
a. Menunjuk dengan langsung ke Denotatum, dimana obyek yang ditunjuk
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
b. Menunjuk dengan tidak langsung ke Significatum, dimana menunjuk
pada arti dari symbol tersebut.
- Simbolisasi seni memerlukan ekspresivitas yang menuntut adanya suatu
perwujudan material, supaya seni tidak hanya berhenti sebagai imajinasi
belaka.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Simbol
1. Bahasa (Language)
Untuk mengerti sesuatu baik itu berupa kata, symbol, atau tanda dan
lainnya perlu dilihat dalam bahasa yang sama (the element of their
common language). Masyarakat tidak dapat dengan mudah mengubah
korelasi antara symbol dengan maknanya, karena semuanya merupakan
bagian dari kesepakatan bersama ( part of the social contract) dan
sangat terikat dengan bahasa setempat (existing language).
2. Budaya (Culture)
Simbolisme bergantung pada budaya yang ada dalam masyarakat. Agar
terjadi komunikasi denganmasyarakat sebagai penikmat dan pemakai serta
bangunan yang menggunakan symbol juga berfungsi sebagai cerminan
budaya setempat.
3. Masyarakat
Masyarakat arsitektur pada khususnya dan masyarakat awam pada
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024 C. Fungsi Simbol
Simbol memiliki empat fungsi utama, yaitu ;
a. Mengindikasi (indicated) atau menunjuk pada suatu benda.
b. Mewakili (represent) obyek.
c. Mengenali (recognize) suatu obyek.
d. Menggantikan (substitute) pesan tertulis yang sulit untuk dibaca.
D. Hubungan Simbol dengan Proses Perancangan Arsitektur
1. Simbol dapat digunakan sebagai konsep, gagasan atau ide yang akan
dikembangkan menurut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Simbol dapat menunjuk bangunan / elemen bangunan sebagai karakteristik
atau ciri khas dari symbol tersebut.
3. Simbol digunakan dalam rancangan arsitektur untuk memfokuskan
perhatian para pemakai bangunan dengan menyampaikan pemahaman
fungsi bangunan atau ruang-ruang dalam bangunan dan dalam teknik
digunakan secara luas karena menghimpun semua bagian dari suatu
masalah untuk memperkuat suatu arti dan memberikan keutuhan pada
komposisi yang menyeluruh.
E. Ciri-ciri Tema Simbolisme dalam Karya Arsitektur
1. Menggunakan langgam atau aliran tertentu yang telah mempunyai citra
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
yang sama, misalnya pada bangunan klasik Yunani yang berkesan kokoh,
kuat dan aman dengan kolom-kolomnya.
2. Bentuk-bentuk atau elemen-elemen yang sudah ada, baik buatan maupun
alami dapat menjadi symbol baik secara konseptual maupun pengambilan
bentuk itu sendiri.
5.2. Konsep Rancangan
Merencanakan dan merancang hasil karya arsitektur yang mempunyai
kualitas dan pengertian didalamnya, tidak lepas dari suatu proses berpikir untuk
mencari benang merah yang tidak lain adalah suatu TEMA.
5.2.1. Ide dan Gagasan
Islamic Center di Tuban sebagai suatu keinginan dalam pencapaian
menjadi karya arsitektur yang berkualitas, temapun dicoba dan dicari sebagai
induk dari suatu pemikiran ide dan gagaan. Tema ini dicari dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai ajang berpikir secara kearsitekturan kedepan. Berpikir
kedepan sesuai dengan keinginan dan harapan bangaimana bangunan akan
direncanakan. “Baity Jannaty” (Rumahku Surgaku) merupakan tema yang coba
untuk diangkat sebagai kata kunci atau benang merah dalam penerapannya
sebagai karya arsitektur Islamic Center di Tuban.
Pemunculan tema ini sebagai manifestasi dari suasana religi dan
kekeluargaan yang akan ditampilkan dan diangkat dalam prencanaan bangunan
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
sesuai dengan maksud dan tujuan perencanaan Islamic Center. Filsafat islam yang
berbicara dan menerangkan tema tersebut antara lain :
- Hadist riwayat Buhari Muslim ; yang menceritakan tentang munculnya istilah
“Baity Jannaty” karena isteri-isteri nabi Muhammad yang lebih betah tinggal
dirumah karena suasana rumah yang tenang, damai dan tidak ada pertengkaran.
- Al-Qur’an surat Al-Baqarah, ayat 125 ; “Dan (ingatlah), ketika kami
menjadikan Rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat
yang aman”.
- Al-Qur’an surat Muhammad, ayat 12 ; “ Sesungguhnya Allah memasukkan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh ke dalam surge yang
mengalir dibawahnya sungai-sungai”.
Al-Qur’an surat Muhammad, ayat 15 ; “(Apakah) perumpamaan (penghuni)
surge yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang didalamnya ada
sungai-sungai dan air yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar
(arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang
disaring ; dan mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan
dari Tuhan mereka”.
Suasana religi dan kekeluargaan terungkap dengan meramu nilai-nilai filsafat
islam yang terwujud dalam pernyataan “Rumahku Surgaku”.
“Rumahku Surgaku” disini tercipta dengan suatu symbol yang diolah terutama
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban
Faisal Mi’rad - 9951010024
BAB VI
Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban