• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ISLAMIC CENTER DI TUBAN

PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM

LAPORAN T U GAS AK H I R

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN

UNTUK MEMPEROLEH GELAR S-1

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

Diajukan Oleh : FAISAL MI’RAD

99 5101 0024

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

DAFTAR ISI

1.4. Lingkup Perancangan ………. 3

1.5. Metode Perancangan ……….. 4

1.6. Metode Pengumpulan Data ……… 5

1.7. Sistematika Laporan ………... 5

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN ………. 7

2.1. Pengertian Islamic Center ……….. 7

2.1.1. Spesifikasi Islamic Center di Tuban ……… 8

2.2. Batasan dan Asumsi ……… 9

(3)

2.6.2. Pola Sirkulasi ……… 25

2.6.3. Faktor-faktor Perancangan Visual Dalam Perancangan Tapak ……… 26

2.6.4. Arsitektur Post-Modern Pengertian Arsitektur Post-Modern …………... 27

2.7. Studi Kasus ……….. 28

2.7.1. Islamic Center Surabaya ……… 28

2.7.2. Mataram Islamic Center Yogyakarta ………… 30

2.7.3. Studi Kasus Literatur ……… 32

BAB III TINJAUAN LOKASI ………. 35

3.1. Tinjauan Umum Kabupaten DATI II Tuban ……… 35

3.2. Pendekatan Penentuan Lokasi ……….. 38

3.3. Pendekatan Penentuan Tapak ………... 39

3.4. Kedudukan Lokasi Tapak Terhadap Kota Tuban ………… 40

3.4.1. Kondisi Fisik Lingkungan ………. 41

3.4.2. Pencapaian Ke Tapak ………. 42

3.4.3. Jaringan Infrastruktur ……… 43

3.4.4. Peraturan Bangunan Setempat ………. 43

BAB IV PENDEKATAN PERANCANGAN ……… 44

4.1. Issue Utama (Main Issue) ……… …… 44

4.1.1. Pendekatan Rancangan ………... 45

4.1.2. Perancangan Tapak ………. 46

4.2. Issue Pendukung ……… 47

4.2.1. Sistem Struktur Bangunan ……… 48

4.2.2. Utilitas ………. 48

BAB V PEMBAHASAN RANCANGAN ……….. 51

5.1. Analisa ……….. 51

5.1.1. Bentuk Obyek Rancangan ………. 51

(4)

5.1.3. Strata Sosial dan Pengguna ……….. 54

5.1.4. Pendekatan Rancangan ……… 54

5.1.5. Pendekatan Arsitektural ………. 55

5.1.5.1. Pengertian Simbolisme Dalam Arsitektur ………... 55

5.2. Konsep Rancangan ………. 59

5.2.1. Ide dan Gagasan ………. 59

BAB VI APLIKASI KONSEP RANCANGAN ……… 61

DAFTAR PUSTAKA ………

(5)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman dan arus informasi yang semakin berkembang

lambat tapi pasti akan mengikis bangunan keimanan seseorang, secara langsung

keadaan tersebut akan merusak struktur kehidupan social masyarakat yang

menyebabkan perilaku-perilaku menyimpang dan tindakan asusila. Karena itu

pembinaan kehidupan masyarakat beragama merupakan bagian kehidupan yang

tidak dapat ditawar lagi, sehingga kehadiran suatu wadah yang dapat

memfasilitasi dan menjembatani permasalahan yang ada dalam masyarakat dalam

batasan-batasan keagamaan ini masih sangat dibutuhkan, menelaah sedikit demi

sedikit untuk mendapatkan suatu informasi yang benar dan menyeluruh tentang

Islam.

Tuban merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang sedang berkembang,

berbagai fasilitas mulai dibangun sejalan dengan perkembangan masyarakatnya.

Dengan jumlah penduduk yang masyoritas Islam ± 80% yaitu sekitar 91,183 jiwa

(Sumber : Data Statistik jumlah penduduk tahun 1996, RUTK KAbupaten DATI II

Tuban). Kegiatan di bidang kerohanian semakin berkembang, tidak hanya terbatas

pada kegiatan ibadah saja tetapi kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, pamerena,

diskusi, PHBI, dan lainnya semakin bertambah. Oleh karenanya pemenuhan

prasarana yang menunjang sangat dibutuhkan keberadaannya, salah satunya

adalah sarana yang berupa Islamic Center.

Islamic Center merupakan wadah bagi manusia untuk berhubungan baik

secara vertical dan horizontal, tujuannya untuk meningkatkan komunikasi antar

(6)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2 untuk merangsang minat umat islam dan masyarakat luas untuk mengenal lebih

jauh pengetahuan keislaman dan mendalaminya. Melihat dari tujuan Islamic

Center diharapkan komunikasi dalam masyarakat menjadi lebih mudah dan lebih

terarah.

Keberadaan Islamic Center di Tuban ini dilatarbelakangi oleh adanya

tuntutan terhadap pemenuhan sarana yang lebih baik seiring dengan

perkembangan kegiatan keagamaan di Tuban (Sumber : RUTRK Kabupaten DATI

II Tuban), sehingga dengan adanya fasilitas Islamic Center ini diharapkan dapat

menjembantani kehidupan social masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam dalam

perubahan dinamika soial budaya di era sekarang ini.

1.2. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan permasalahan diatas yaitu dalam perencanaan Islamic

Center untuk memenuhi tuntutan terhadap sarana yang lebih baik seiring dengan

perkembangan kegiatan keagamaan di Tuban (khususnya Islam), maka perlu

adanya suatu penyelesaian arsitektural dan juga pemenuhan fasilitas-fasilitas yang

mendukung.

Tampilan yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan Islamic Center ini

merupakan tampilan fasade bangunan yang mengambil dari arsitektur yang

bernuansa islam dan arsitektur modern.

1.3. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perencanaan Islamic Center ini adalah :

- Menyediakan suatu wadah yang lebih spesifik untuk menampung serta

(7)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3 dan menyalurkan segala aspirasi yang positif dari generasi muda, khususnya di

wilayah Tuban dan sekitarnya.

- Menjadikan semua kegiatan Islam di wilayah Tuban dapat terlaksana dengan

sebaik-baiknya, serta menciptakan suatu bangunan yang memiliki nilai

estetika sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam melakukan aktivitas

didalamnya.

- Supaya dapat menjembatani kehidupan social masyarakat dengan

kaidah-kaidah Islam dalam perubahan dinamika sosial budaya di era sekarang ini.

1.4. Lingkup Perancangan

Lingkup perancangan Islamic Center ini terdiri dari beberapa aspek

perancangan yang ditampilkan, diantaranya adalah ;

- Lingkup Perancangan

Perancangan bangunan harus mampu mengekspresikan fungsi sebagai wadah

kegiatan Islam yang mengambil langgam-langgam dari arsitektur masjid

sebagai pengenal dari luar bangunan. Sedangkan perancangan ruang luar

disesuaikan untuk menunjang tampilan bangunan dan menciptakan suasana

lingkungan yang mendukung.

- Lingkup Pelayanan

Skala pelayanan pada perencanaan dan perancangan Islamic Center ini adalah

masyarakat umum khususnya wilayah Tuban dan sekitarnya, untuk kegiatan

beribadah maupun untuk mengetahui dan memperdalam mengenai seni dan

budaya Islam. Islamic Center ini juga melayani pengunjung dari daerah lain

(8)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 4

1.5. Metode Perancangan

Dalam kegiatan merancang Islamic Center ini metode ataupun

langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut ;

Pengumpulan data-data

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Kebiajakan PEMDA TK II Kab. Tuban

Studi Literatur dan Studi Lapangan

Konteks Rancangan

Tipologi Bangunan Analisa

Konsep Rancangan

(9)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 5

1.6. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data yang berguna bagi proses perencanaan

dan perancangan proyek ini, perolehan data ataupun referensi yang digunakan

melalui ;

a. Studi Literatur : yaitu mencari data-data umum dari literatur yang

sekiranya berhubungan dengan Islamic Center ini.

Literatur yang diguanakan adalah studi ruang dan

gerak, data arsitek, dll.

b. Studi Lapangan : yaitu studi terhadap bangunan sejenis yang ada

untuk mendapatkan masukan-masukan serta

gambaran dan asumsi arah perancangan Islamic

Ceneter ini.

c. Wawancara : yaitu mengadakan tanya jawab dengan

pihak-pihak yang sekiranya dapat memberikan kritik dan

saran serta masukan-masukan yang berkaitan

untuk proses perencanaan dan perancangan

Islamic Center ini.

1.7. Sistematika Laporan

Dengan dibuatnya sistemarika laporan diharapkan dapat memberikan

gambaran-gambaran secara umum mengenai isi proposal. Penyusunan ini

dilakukan mulai dari bagian yang umum menuju ke bagian khusus yang diatur

sedemikian rupa untuk mencerminkan suatu pola dan perencanaan yang

sistematis. Adapun garis besar isi dari masing-masing bab ini adalah sebagai

(10)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 6

BAB I Pendahuluan : Pendahuluan, menguraikan latar

belakang munculnya gagasan dari

Islamic Center di Tuban, rumusan

masalah, maksud dan tujuan, lingkup

perancangan, metode pengumpulan data,

dan sistematika laporan.

BAB II Tinjauan Obyek Rancangan : Pengenalan dan pemahaman tentang

Islamic Center, berisi pengenalan

yang lebih terperinci dari Islamic

Center baik dari jenis aktivitas,

fasilitas dan kebutuhan ruang

termasuk perhitungan luasan ruang.

BAB III Tinjauan Lokasi : Pada bab ini menjelaskan mengenai

fisik, aksesbilitas, potensi bangunan

sekitar dan infrastruktur kota untuk

didirikannya Islamic Center.

BAB IV Pendekatan Perancangan : Membahas tentang teori yang digunakan

dalam perancangan Islamic Center,

BAB V Pembahasan Rancangan : Analisa tentang bentuk, tampilan,

pengguna, serta konsep rancangan.

BAB VI Aplikasi Konsep Rancangan : Berisikan penerapan / aplikasi

Konsep dalam design bangunan

(11)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 BAB II

TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

2.1. Pengertian Islamic Center

Islamic Center menurut John M. Echols dan Hassan Sadly ;

- Islamic : Suatu hal yang berhubungan dengan keislaman atau suatu

lembaga Islam.

- Center : Pusat, inti, tempat berkumpulnya kegiatan / aktifitas.

(Echols John M dan Sadly Hassan, Kamus Inggris-Indonesia, Mei 1989)

- Islamic Center menurut Prof. Syafi’I Karim ;

“ Islamic Center sebenarnya merupakan suatu istilah yang berasal dari

berbagai negara-negara Barat yaitu suatu tempat yang menampung suatu

kegiatan yang berkaitan dengan Islam, misalnya ; sholat, ceramah-ceramah,

atau kegiatan lain yang berhubungan dengan keislaman, dimana

aktifitas-aktifitas tersebut dipusatkan pada suatu wadah bangunan yang disebut sebagai

Islamic Center “.

“ Pengertian Islamic Center menggambarkan pengertian Masjid, karena

Islamic Center yang dimaksud adalah komplek Masjid yang menampung

segala kegiatan Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW “.

- Pengertian Islamic Center yang tercantum dalam buku Petunjuk Pelaksanaan

Proyek Islamic Center diseluruh Indonesia, oleh Dirjen Bimbingan

Masyarakat Islam Departemen Agara RI adalah sebagai berikut ;

“ Islamic Center adalah merupakan lembaga keagamaan yang dalam fungsinya

(12)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pengertian yang ada bahwa

Islamic Center merupakan suatu wadah yang merupakan pusat dari

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Islam dalam pembinaan dan pengembangan

agama Islam serta sebagai sarana dakwah dalam era pembangunan masyarakat

Islam khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

2.1.1. Spesifikasi Islamic Center di Tuban

Program fungsi Islamic Center ;

Fungsi dari Islamic Center ini adalah sebagai suatu wadah yang dapat

menjembatani kehidupan sosial masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam dan juga

sebagai suatu wadah yang memadai dalam hal pengkajian seni dan budaya Islam,

sehingga proyek ini layak dipakai dan memberikan kontribusi kepada masyarakat

selain itu juga menjadikan alat dalam memperoleh informasi yang lebih mengenai

seni dan budaya Islam, dimana program fungsi Islamic Center ini antara lain ;

a. Fungsi Ibadah

Melakukan kegiatan baik ibadah yang berhubungan langsung dengan Tuhan

maupun ibadah yang berkaitan dengan kemaslahatan umat.

b. Fungsi Edukasi

Penyaluran pendidikan non formal dan juga pengetahuan tentang keislaman,

untuk menciptakan generasi penerus yang beriman, bertaqwa dan berkualitas.

c. Fungsi Penelitian

Salah satu sarana yang ditujukan untuk kemajuan dan kemaslahatan umat,

dengan meneliti tentang perkembangan Islam dan perilaku kehidupan

(13)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.2. Batasan dan Asumsi

2.2.1. Batasan

a. Lingkup pelayanan Islamic Center ini dikhususkan pada kota Tuban

dan sekitarnya, yaitu masyarakat umum dan masyarakat Islam

khususnya.

b. Pembahasan pada aspek arsitektural yaitu penataan massa bangunan,

kesatuan bentuk, dan tampilan bangunan lebih ditekankan, sehingga

menarik perhatian pengunjung serta memberikan kenyamanan bagi

mereka yang beraktivitas didalamnya.

c. Peraturan-peraturan fisik bangunan disesuaikan dengan peraturan tata

bangunan dari lokasi terpilih yang dikeluarkan oleh PEMDA TK II

Kab. TUBAN sebagai lokasi dari Islamic Center ini.

d. Fungsi Islamic Center ini untuk menjembatani kehidupan social

masyarakat dengan kaidah-kaidah Islam serta untuk mencerdaskan

bangsa dan membentuk manusia yang beriman, sehingga tidak

berorientasi pada keuntungan.

2.2.2. Asumsi

a. Besaran ruang pada Islamic Center ini diasumsikan dari jumlah

pengunjung terbanyak.

b. Lahan yang digunakan adalah lahan yang dalam kondisi baik dan siap

bangun, kepemilikan lahan merupakan milik pemerintah daerah

Kabupaten Tuban.

c. Aktivitas dan kegiatan yang ada dalam Islamic Center diasumsikan

berkelanjutan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan Islami, dan juga

(14)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.3. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Pada bab ini akan dibahas jenis aktifitas yang terdapat dalam Islamic

Center ini, juga pelaku aktifitas tersebut. Hal ini dimaksudkan sebagai pengantar

dalam penyusunan program ruang.

Untuk aktifitas yang ditampung dalam Islamic Center ini dibedakan menjadi 3

kategori, yaitu ;

- Aktifitas Staff dan Pengelola

- Aktifitas Siswa

(15)
(16)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.4. Fasilitas dan Kebutuhan Ruang

Fasilitas ataupun kebutuhan ruang dari Islamic Center di Tuban ini kurang

lebih sama dengan fasilitas ruang Islamic Center lainnya, untuk jumlah pemakai

diasumsikan ± 800 orang, dimana fasilitas ini dikelompokkan menjadi 4

kelompok fasilitas, yaitu ;

a. Fasilitas Peribadatan

b. Fasilitas Pendidikan

c. Fasilitas Administrasi

d. Fasilitas Serbaguna dan Penunjang

Dimana fasilitas tersebut antara lain ;

A. Kelompok Fasilitas Peribadatan

Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan

Rg. Sholat untuk 50 – 500 orang, ditambah dengan 1 kran untuk kenaikan tiap 200 orang”.

Ditentukan tiap kran ± 50 org Jadi tempat wudlu yang diperlukan ; - Pria = (65% x 640) : 50 = 10 buah - Wanita = (65% x 160) : 50 = 2 buah

480 m2

(17)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban dilakukan ± ½ jam sebelum sholat dimulai, memerlukan waktu 1,5 menit jadi untuk 1 tempat wudlu dapat menampung = 30 ; 1,5 = 20

(18)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

B. Kelompok Fasilitas Pendidikan

Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan

Rg. Sidang Surabaya kapasitas 100 – 150 org. Islamic Center Yogyakarta ± 80 orang, ditentukan kapasitas ± 100 orang.

(19)
(20)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 C. Kelompok Fasilitas Administrasi

Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan

Kantor

Untuk keperluan badian ada 6 bidang = 6 x 4,46 = 26,76 m2

2,5 m2 / orang

(21)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 D. Kelompok Fasilitas Serbaguna dan Penunjang

Ruang Asumsi Sumber Keterangan Luasan

Rg. Serbaguna

(22)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban lukisan sebanyak ± 50 buah, dari keseluruhan koleksi 80% dipamerkan dan 20% disimpan untuk dipamerkan bergantian.

Luas rg. pamer foto = 120 x 2,80 = 342 m2

(23)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

(24)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.5. Persyaratan-Persyaratan Teknis

2.5.1. Luasan Ruang

Luasan ruang yang ditetapkan pada Islamic Center ini disusun

berdasarkan;

- Asumsi pemakai, jumlah benda.

- Standart kebutuhan ruang.

- Kebutuhan sirkulasi ruang gerak dan fleksibilitas.

- Neufert Architect Data, Time Saver Standart, Human Dimension Standart, dll.

2.5.2. Pencahayaan

a. Pencahayaan dari bukaan bidang atas (sky light)

Keuntungan orientasinya bebas, tidak terpengaruh oleh pohon atau halaman

dari bangunan sekitarnya, mudah disesuaikan, pantulan cahaya sedikit, cahaya

lebih disebarluaskan pada seluruh ruang hall atau ruang pamer. Kekurangan

mudah menimbulkan panas, resiko kerusakan akibat air dan kelembaban.

b. Pencahayaan dan jendela

Ruangan mendapatkan udara yang segar dan suhu ruangan dapat disesuaikan

dengan suhu sebenarnya, pencahayaan untuk ruangan baik dilakukan

sendiri-sendiri maupun kelompok.

2.5.3. Suhu dan Kelembaban

Pengkondisian ruangan untuk menjaga koleksi agar tidak mudah rusak,

diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Penyimpanan koleksi pada

area yang terkena sinar matahari cukup sehingga ruangan yang ada tidak terlalu

(25)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.5.4. Sistem Struktur

- Memenuhi syarat utama struktur, kokoh, kaku dan stabil, sehingga pemakai

merasa aman didalamnya.

- Harus diperhatikan ketahanan terhadap iklim dan angina.

- Sesuai dengan penampilan bangunan yang ingin ditampilkan.

- Biaya perawatan dan daya tahan terhadap waktu dan api harus

dipertimbangkan.

- Penentuan modul mempengaruhi terhadap pemilihan struktur.

2.5.5. Sirkulasi

- Penggunaan sirkulasi yang terarah dan berkesinambungan, sehingga tidak

menimbulkan kerumunan pada area tertentu.

- Pemilihan pola sirkulasi yang tepat yang dapat mengarahkan pengunjung,

bukannya membingungkan pengunjung.

2.5.6. Utilitas

Perlengkapan utilitas bangunan didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan antara lain ;

- Keamanan dan kenyamanan pengunjung terhadap suhu, cahaya, dan bahaya

kebakaran.

- Pemeliharaan obyek koleksi terhadap polusi udara, cahaya dan kebakaran.

- Kemudahan pelaksanaan dan pemeliharaan peralatan.

(26)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6. Studi Pustaka

Dalam rangka menambah acuan dan pandangan dalam perencanaan

Islamic Center ini, maka studi pustaka sangat penting dilakukan, diantaranya ;

2.6.1. Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Islam

Karangan Yulianto Samulyo

Masjid dapat diartikan sebagai tempat dimana saja untuk sholat orang

muslim, seperti sabda Nabi Muhammad SAW ; “Dimana engkau sholat, tempat

itulah masjid”. Berdasar akar katanya mengandung arti tunduk dan patuh, maka

hakekat dari adalah tempat untuk melakukan segala aktifitas yang berkaitan

dengan kepatuhan kepada Allah semata.

Dari sejarah Masjid Nabawi di Madinah yang didirikan oleh Rasulullah

SAW, dapat dijabarkan fungsi dan peranan masjid pada masa itu. Tercatat tidak

kurang dari sepuluh peran dan fungsi Masjid Nabawi yaitu sebagai tempat ;

ibadah (sholat, zikir), konsultasi dan komunikasi berbagai masalah termasuk

ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, santunan sosial, latihan militer dan

persiapan peralatannya, pengobatan korban perang, perdamaian dan pengadilan

sengketa, menerima tamu (di aula), menawan tahanan dan pusat penerangan atau

pembelaan agama.

Dari beberapa sudut pandang tersebut diatas dapat dirangkum bahwa

Masjid dibangun untuk memenuhi keperluan ibadah Islam, fungsi dan perannya

ditentukan oleh lingkungan, tempat dan jaman dimana Masjid didirikan. Secara

prinsip merupakan tempat untuk membina umat, oleh karenanya dilengkapi

dengan fasilitas yang sesuai dengan keperluan pada jaman, siapa yang mendirikan

(27)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 Bangunan dan Komponen Masjid

Dengan melihat Masjid-masjid bersejarah diseluruh dunia, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat beberapa komponen dalam kompleks Masjid

tersebut, yaitu ;

1. Shan adalah ruang terbuka

2. Mihrab adalah tempat untuk imam

3. Mimbar adalah tempat untuk penceramah

4. Maksrah adalah tempat raja / sultan yang melaksanakan sholat

5. Zakiyah adalah ruang khusus bagi pembaca Al-Qur’an, mengaji dan belajar

6. Qhurfah adalah tempat tinggal khotib (penceramah)

7. Ribath adalah tempat tinggal pegawai Masjid

8. Liwan adalah tempat sholat

9. Riwak adalah ruang terbuka yang hanya diberi tenda

(28)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 Dekoratif

Dekorasi merupakan bagian dari seni seperti pula arsitektur, terkait

langsung pada jaman dan budaya suatu masyarakat. Dalam hal ini hiasan pada

MAsjid tidak terlepas dari hukum Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan

Hadist khususnya yang berkaitan dengan seni. Seni terkait langsung dengan

keindahan, dapat diartikan sebagai segala sesuatu ciptaan manusia yang membuat

orang senang karena keindahannya. Meskipun batasan tersebut mengandung sifat

subyektif, namun dapat dinilai dengan fungsi dari suatu seni dan penilaian

rata-rata banyak orang.

Corak Geometri – Intricate

Yang dimaksud dengan bentuk geometris adalah garis, lengkung, segitiga

hingga segi banyak dan lain-lain yang ada dalam ilmu ukur, bagian-bagiannya

termasuk sudut dan luasnya dapat terukur.

Dalam bangunan untuk ibadah umat Islam, prinsip geometri diterapkan secara

lebih fleksibel, fungsinya lebih banyak sebagai pengarah dan hiasan.

a. Kaligrafi

Adalah seni menulis huruf bagian dari seni, jadi terkait langsung dengan

keindahan pada umumnya dan tulisan kalimat atau kata, bukan dari bentuknya

saja namun juga makna dan isinya. Oleh karena itu Masjid sejak pertama

hingga sekarang hamper semua menghias bagian-bagiannya dengan kaligrafi.

b. Ornamen Floral (arabesque)

Adalah hiasan corak flora (tumbuh-tumbuhan) baik diabstraksikan total,

sebagian ataupun dalam bentuk nyata menjadi pola lengkung-lengkung, dari

(29)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6.2. Pola Sirkulasi

Menurut Harvey M Rubenstein ( A Guide To Site and Environmental

Planning)

Sistem sirkulasi adalah saran penghubung vital yang menghubungkan

berbagai kegiatan dan penggunaan diatas lahan. System sirkulasi yang sesuai

dalam perencanaan Islamic Center di Tuban ini dapat diklasifikasikan dalam

beberapa kategori ;

a. Sistem Radial

Sistem radial mengarahkan arus lalu-lintas menuju suatu pusat umum yang

padat dengan berbagai aktifitas. Namun pusat tersebut dapat tumbuh

sedemikian rupa sehingga sukar diatur. Untuk mengatasi masalah tersebut

dibeberapa tempat diluar daerah sering ditambah dengan system ring, yang

dapat memberi kesempatan jalan keluar bagi arus lalu-lintas yang bermaksud

melewati daerah pusat tersebut.

b. Sistem Kurva Linier

Sistem kurva linier merupakan gabungan pola garis lurus dan lengkung yang

memanfaatkan topografi dengan cara mengikuti bentuk lahan sedekat

mungkin. Sistem ini sangat erat hubungannya dengan lalu-lintas pada tingkat

lokal dan mempunyai variasi jalur-jalur yang mudah disesuaikan dengan

(30)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6.3. Faktor-Faktor Perancangan Visual dalam Perancangan Tapak

Menurut Havey M Rubenstein (A Guide To Site and Environmental

Planning).

Berkaitan dengan tata-guna lahan dan sitem sirkulasi, factor-faktor

perancangan visual dan elemen-elemen alam harus disusun sedemikian rupa

sehingga setiap bagiannya tidak hanya dapat berfungsi secara bersama-sama,

tetapi juga secara visual harus dapat menghasilkan suatu kesatuan serta harmoni

yang menyeluruh.

Ada dua factor yang harus dipertimbangkan ;

1. Elemen-elemen pengatur rancangan visual

Ada tiga elemen pokok dalam sistem pengaturan, penyusunan rncangan visual,

yaitu ; sikuen, pengulangan, serta irama dan keseimbangan.

2. Sifat-sifat obyek pada lansekap

Sifat-sifat obyek yang menonjol berbagai obyek pada lansekap dapat

digolongkan dalam empat kategori, yaitu pertama ; bentuk, ukuran dan skala,

kedua ; proporsi, ketiga ; tekstur dan warna, dan keempat ; hirarkhi.

Didalam arsitektur lingkungan luar, sifat-sifat tersebut sangat menentukan

(31)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.6.4. Arsitektur Post-Modern

Pengertian Arsitektur Post-Modern

Menurut Charles Jenks

Arsitektur Post-Modern adalah suatu kombinasi antara teknik Modern

dengan sesuatu yang lain (biasanya bangunan yang tradisional) dalam rangka

mengkomunikasikan arsitektur dengan masyarakat public dan kaum minoritas

yang dipedulikan, terutama arsitek. (Seminar di Universitas Eidhoven 1978).

Arsitektur Post-Modern disimpulkan oleh Charles Jenks, merupakan karya-karya

yang didalamnya dilator belakangi oleh cara baru penyampaian aspek estetika

melalui teknik berkomunikasi, argumentasi Charles Jenks untuk mendeskripsikan

langgam Arsitektur Post-Modern adalah sebuah karya arsitektur pasti komunikatif

bila dibuat sesuai dengan tujuannya yang asli, yaitu memenuhi kebutuhan jiwa

raga, karena itu segera menyusun unsur-unsur utama yang menyebabkan sebuah

bangunan bersifat kumonikatif, unsur-unsur tersebut adalah ;

a. Unsur Sintaktis atau teknik penyusunan yang tepat, dilakukan untuk

menghasilkan penampilan visual yang bermakna.

b. Unsur Sematik digunakan untuk memudahkan masyarakat luas memahami

sebuah bangunan, karena sejak dahulu masyarakat telah memiliki prototype

(contoh / sample) bangunan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

c. Unsur Metaphor yaitu mengambil bentuk-bentuk alam yang fungsional serta

(32)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.7. Studi Kasus

2.7.1. Islamic Center Surabaya

Islamic Center Surabaya terletak di Jl. Raya Dukuh Kupang 122-124

Surabaya, dibangun oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur diatas tanah

seluas 31.000 M2 yang meliputi ;

1. Bangunan induk 3 lantai seluas 4.032,25 M2 2. Masjid seluas 187,5 M2

3. Asrama 2 unit

4. Rumah tinggal 1 unit

Tujuan utama didirikannya gedung ini adalah agar menjadi wadah

pembinaan umat Islam dari segala lapisan dan golongan baik dari ulama,

masyarakat, generasi muda, seniman dan sebagainya, serta diharapkan berfungsi

sebagai ;

a. Sarana pembinaan umat islam agar dapat lebih berperan dalam pembangunan

nasional terutama dalam bidang mental dan spiritual bangsa Indonesia.

b. Wadah untuk memajukan dan meningkatkan kehidupan beragama umat Islam

dalam sega seginya baik yang mengenai akidahnya, ibadahnya maupun yang

mengenai muammalatnya.

c. Gedung ini diharapkan berfungsi sebagai pusat kegiatan dan Pusat

Pengembangan Islam di Surabaya dari, oleh dan untuk umat Islam sendiri.

d. Disamping itu gedung ini diharapkan berfungsi juga sebagai Workshop,

Laboratorium dan Pusat Penelitian, Auditorium, tempat dan wadah untuk

bermusyawarah, berkonsultasi, berdialog masalah-masalah yang mengenai

ajaran kehidupan beragama. Sekaligus juga berfungsi sebagai Lembaga

(33)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Siaran, Pameran dan Peragaan, lengkap dengan dokumentasi serta

perpustakaannya.

e. Disamping fungsi-fungsi tersebut diatas dilaksanakan pula kegiatan

keagamaan dalam hal sholat fardhu, sholat jum’at, tarawih, tadarus dan

kegiatan ibadah lainnya (dilaksanakan di Masjid).

Kegiatan-kegiatan yang ada di Islamic Center Surabaya ini antara lain ;

1. Kursus baca / tulis Al-Qur’an

2. Kegiatan Sholat Jum’at, Sholat Tarawih pada Bulan Ramadhan, Sholat Idul

Fitri, Sholat Idul Adha

3. Kegiatan ceramah agama dan peringatan hari besar Islam

4. Kegiatan perpustakaan

5. Seminar-seminar, penataran-penataran dan kegiatan-kegiatan yang diadakan

oleh lembaga sosial keagamaan Jawa Timur.

Bentuk bangunan yang ada di Islamic Center Surabaya kebanyakan memakai

bentuk persegi (kotak) dimana bentuk ini mencirikan sebagai bentukan yang rigid

dan statis, ini terlihat pada bangunan Masjid, Gedung Serba Guna, dan Taman

(34)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.7.2. Mataram Islamic Center di Yogyakarta

Bangunan Mataram Islamic Center ini terletak di Jl. Ring Road Utara

Yogyakarta.

Fungsi dari bangunan ini adalah sebagai berikut ;

1. Sebagai pusat penampungan, penyusunan, perumusan hasil pemikiran dan

gagasan mengenai pengembangan kehidupan beragama dan kebudayaan Islam

di Yogyakarta.

2. Sebagai pusat koordinasi, sinkronisasi, dinamisasi kegiatan pembinaan dan

pengembangan dakwah Islami di Yogyakarta.

3. Sebagai pusat penyelenggaraan program latihan dan pendidikan non formal di

Yoyakarta.

4. Sebagai pusat informasi, konsultasi, komunikasi masyarakat luas pada

umumnya dan masyarakat muslim pada khususnya.

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang ada di Mataram Islamic Center ini adalah ;

1. Kegiaatan pengkajian dan pengembangan budaya Islam, yang terdiri dari ;

a. Kegiatan pertemuan, disuksi dan pameran.

b. Kegiatan pendidikan non formal seperti kursus bahasa arab/inggris,

bimbingan belajar, dan workshop serta perpustakaan.

c. Kegiatan penelitian dan pengembangan.

2. Kegiatan pengkajian dan pengembangan agama Islam.

3. Kegiatan pembinaan kesejahteraan jama’ah.

a. Urusan shodaqoh dan baitul mal.

b. Biro kunsultasi rohani / agama menggunakan ruang konsultasi.

(35)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

4. Kegiatan pengelolaan dan pelayanan.

a. Pemeliharaan bangunan, pertamanan, dan saran kompleks.

b. Pelaksanaan administrasi dan tata laksana Mataram Islamic Center.

c. Pelayanan mekanikal dan elektrikal membutuhkan fasilitas ; rumah genset,

ruang trafo, ruang panel utama, pemeliharaan bangunan, pengaturan parker

kendaraan dan pertamanan yang dilakukan oleh penjaga bangunan dan

rumah jaganya.

Sedangkan dari bentuknya Mataram Islamic Center ini lebih menampilkan

Arsitektur dengan langgam Jawa, ini terlihat dari tampilan atapnya yang memakai

atap joglo dengan sistem tumpuk.

(36)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2.7.3. Studi Kasus dari Literatur

Islamic Center Ujung Pandang di Jl. Masjid Raya Ujung Pandang

Sulawesi Selatan, mempunyai fungsi ;

1. Pusat pengembangan agama Islam, khususnya dibidang pendidikan dan

kemajuan umat.

2. Meningkatkan mutu pendidikan generasi yang akan datang.

Kegiatan di Islamic Center Ujung Pandang ini meliputi ;

a. Kegiatan peribadatan kepada Allah SWT.

b. Kegiatan dakwah, ceramah-ceramah, peringatan hari besar Islam.

Tata lahan pada Islamic Center Ujung Pandang di Jl. Masjid Raya Padang dan Jl.

Sumu ini berkontur yang tajam dan dibelah oleh aliran sungai, mempunyai luas

10 Ha. Pada umumnyafasilitas Islamic Center Ujung Pandang terbagi menjadi tiga

zone.

- Masjid seluas 10.000 M2, terdiri dari 3 lantai.

- Lantai dasar seluas 4.000 M2, untuk berbagai kegiatan perkantoran dan

seminar. Lantai dua seluas 4.000 M2, untuk ruang sholat pria dan lantai tiga seluas 2.000 M2 untuk ruang sholat wanita. Fasilitas perpustakaan terdapat didalam masjid.

- Aula seluas 2.500 M2, terdiri dari dua lantai. Lantai dasar untuk menampung berbagai kegiatan.

Bangunan Masjid dan aula terdapat di Timur sungai, sementara bangunan

pendidikan di Barat sungai, walaupun dikunjungi jalan raya dan batas alam,

(37)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Untuk menghubungkan seluruh bangunan dalam kompleks dibuat selasar dengan

panjang total sekitar 1 Km, dan untuk Masjid dan aula dikelilingi selasar yang

berfungsi sekaligus sebagai peneduh, guna mengantisipasi hujan dan panas iklim

tropis.

Bentuk massa Masjid dan aula berbentuk kotak dengan modifikasi bentuk

piramida dengan rusuk besar segitiga yang dibubuhkan pada bidang atap.

Bentuk-bentuk segitiga ini lalu muncul dimana-mana sebagai jendela pintu dan elemen

ruang lainnya.

Sistem struktur pada atap Masjid dan aula merupakan pyramid termancung

(38)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Sistem sirkulasi udara menggunakan dinding kerawang berpola Islami dan

berlubang-lubang dipuncak atap, tanpa pengkondisian udara (AC), dinding

kerawang ini dibuat kembar. Yang diluar terbuat dari beton sebagai penetrasi agar

hujan tidak masuk kedalam, sementara yang didalam terbuat dari besi sebagai

(39)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

BAB III

TINJAUAN LOKASI

3.1. Tinjauan Umum Kabupaten DATI II Tuban

Kondisi Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban dilihat dari aspek fisik

wilayah dapat didefinisikan atas beberapa criteria fisik. Dalam lingkup yang lebih

luas (regional) Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban terletak di wilayah Utara

Propinsi Jawa Timur.

A. Batas Administratif dan Geografis

Posisi geografis kota Tuban berada pada 111030 – 112035 Bujur Timur

dan 6040 – 7018 Lintang Selatan. Secara administrative Kota Tuban berbatasan dengan ;

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Kecamatan Semanding

- Sebelah Barat : Kecamatan Merakurak dan Jenu

- Sebelah Timur : Kecamatan Palang

Luas wilayah kota tuban secara keseluruhan adalah 4.308,911 Ha yang terdiri atas

25 desa / kelurahan yang berasal dari 5 Kecamatan, yaitu Kecamatan Tuban,

(40)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

B. Keadaan Topografi

Kota Tuban terletak pada ketinggian antara 3 – 100 meter dari permukaan

air laut rata-rata. Sebagian wilayahnya berupa dataran dengan kemiringan tanah

antara 0% - 2% dan pada bagian Barat serta Selatan merupakan wulayah berbukit

dengan kemiringan rata-rata lebih dari 15%. Lahan yang ada sebagian besar sedah

dibudidayakan, yang berupa sawah / tegalan, lading dan kawasan terbuka.

C. Keadaan Iklim dan Hidrologi

Secara fisik kota Tuban sangat berdekatan dengan pantai yang mempunyai

suhu udara antara 250 – 27,50C, iklim kota Tuban adalah tropis kering.

Sumber daya air yang terdapat di kota Tuban berupa sumber air yang berada

disebelah selatan kota, berasal dari sumur-sumur (berupa air tanah dangkal),

sungai-sungai kecil yang melalui kota Tuban.

Kondisi air tanah dan air permukaan di kota Tuban rata-rata berkisar pada

kedalaman 5 – 15 meter.

D. Curah Hujan

Curah hujan di kota Tuban sangat bervariasi dan rata-rata berkisar antara

1483 mm per tahun.

E. Bentang Alam

Secara visual daerah Tuban merupakan daerah dataran rendah yang

relative datar, yang sudah dimanfaatkan pula sebagai lahan kegiatan usaha seperti

(41)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

dan Selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi atau sebagai tempat

rekreasi terbuka. Jalur hijau ataupun ruang terbuka yang ada di wilayah Tuban

masih bersifat alami, terutama bagian Timur Kota, ataupun didaerah cadangan

untuk perkembangan kota.

F. Pola Pemanfaatan Ruang

Pola pemanfaatan ruang ditentukan pada karakter fisik daerah / kawasan

binaan yang telah dibangun.

- Penggunaan Tanah

Luas tanah terbesar di kota Tuban dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian,

terutama sawah, perkebunan campuran dan lahan yang belum dimanfaatkan

secara intensif. Kawasan terbangun masih mengikuti pola jaringan jalan yang

ada, dan yang berkembang adalah bagian Timur kota. Hal ini disebabkan oleh

daya tarik kota yang ada disebelah Timur kota Tuban dan adanya pelabuhan

laut dan pusat pemerintahan yang ada disebelah Timur kota. Kawasan

terbangun kota Tuban sebagian besar digunakan untuk permukiman,

sedangkan fasilitas social tersebar kurang merata, dan untuk fasilitas ekonomi

(kios, ruko, pasar dan fasilitas perbankan) umumnya tersebar dibagian Timur

kota.

- Kondisi Bangunan

Kondisi bangunan di Kota Tuban sangat bervariasi, kondisi yang dapat

dikatakan baik sebagian besar terdiri atas perumahan baru terutama di

kelurahan yang ada di pusat kota, disekitar jalan utam dan jalan regional.

Bangunan dengan kondisi sedang dan rendah umumnya tersebar dibagian

(42)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.2. Pendekatan Penentuan Lokasi

Pendekatan penentuan lokasi Islamic Center ini ditentukan oleh :

- Pembagian wilayah harus sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang

Kawasan (RUTRK) Kabupaten DATI II Tuban.

- Terdapatnya kawasan dan fasilitas lain sebagai penunjang keberadaan

fasilitas yang dirancang (Islamic Center).

- Letak lokasi yang strategis dan mudah dijangkau.

Berdasarkan criteria penentuan lokasi diatas, dipilih lokasi yang berada di

sebelah Barat Desa Sugihwaras, pemilihan ini didasarkan pada Kebijakan

Pemerintah Daerah DATI II Tuban yang merencanakan kawasan tersebut sebagai

(43)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.3. Pendekatan Penentuan Tapak

Pendekatan penentuan tapak Islamic Center di Tuban ini ditentukan oleh ;

- Tapak harus berada di lokasi yang strategis dan mudah pencapaiannya.

- Memiliki jaringan infrastruktur yang mendukung dengan kebutuhan

bangunan tersebut (Islamic Center).

- Dekat dengan permukiman penduduk, sehingga memudahkan dalam hal

pelayanan dan pemenuhan kebutuhan yang ada.

Berdasarkan kriteria pemilihan tapak diatas, penentuan tapak dipilih yang

berada pada lokasi yang strategis dengan aksesbilitas ke tapak mudah, dimana

jalan didepan tapak merupakan jalan yang telah diaspal dan dalam kondisi bagus

(44)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4. Kedudukan Lokasi Tapak Terhadap Kota Tuban

Pada perencanaan Islamic Center ini lokasi tapak harus diletakkan pada

suatu daerah / zooning yang tepat dan tidak boleh menyimpang dari aturan Dinas

Tata Kota khususnya Kabupaten DATI II Tuban, Rencana Detail Tata Ruang

Kota 1997/1998 – 2007/2008.

Lokasi direncanakannya proyek Islamic Center ini terletak di Kelurahan

Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten DATI II Tuban.

Dengan kondisi lingkungan disekitar tapak sebagai berikut ;

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Permukiman Penduduk dan Persawahan

- Sebelah Barat : Permukiman penduduk dan Persawahan

(45)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4.1. Kondisi Fisik Lingkungan

Luas tapak ± 2,5 Ha

Lingkungan disekitar tapak merupakan daerah permukiman penduduk

yang rata-rata memeluk agama Islam.

Topografi relative datar dengan ketinggian ± 3, 00 meter diatas permukaan

laut.

(46)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4.2. Pencapaian Ke Tapak

Lokasi yang direncanakan memiliki letak yang cukup strategis mengingat

letaknya berdekatan dengan terminal bus Tuban, selain itu didepannya dilalui

jalan arteri sekunder (jalur Anyer – Panarukan). Secara umum pencapaian ke

tapak tidak terlalu sulit dan jaringan jalan raya yang dalam kondisi baik, sehingga

(47)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3.4.3. Jaringan Infrastruktur

- Jaringan pembuangan air kotor

- Jaringan air bersih

- Jaringan listrik

- Jaringan telepon

- Jaringan jalan (transportasi umum)

3.4.4. Peraturan Bangunan Setempat

- KDB maks : 40%

- KLB maks : 80%

- Garis Sempadan Bangunan : 20 meter

- Ketingginan Bangunan : 1 – 2 lantai, dengan tinggi maks 12 m

(Sumber ; RUTRK Kabupaten DATI II Tuban Tahun 1997/1998 –

(48)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

(49)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

BAB IV

PENDEKATAN PERANCANGAN

4.1. Issue Utama (Main Issue)

Islamic Center merupakan wadah yang menampung segala kegiatan Islam

maka permasalahan-permasalahan pada tampilan bangunan harus dapat

mendukung serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Adapun issue-issue

utama yang terdapat didalamnya adalah :

1. Wadah kegiatan Islam

Bangunan Islamic Center merupakan wadah dari segala kegiatan Islam

maka seharusnya dapat memudahkan dalam menampung segala kegiatan

tersebut sehingga dapat terlaksana dengan baik.

2. Aspek Arsitektural

Bangunan Islamic Center yang merupakan bangunan dengan massa banyak

maka system penataan massa digunakan untuk mengelompokkan bangunan,

sedangkan tampilan bangunan mengambil dari langgam-langgam arsitektur

yang bernuansa islami dikombinasikan dengan arsitektur modern untuk

menghadirkan wujud bangunan yang memiliki nilai estetika.

3. Pengolahan sumber daya manusia

Bangunan Islamic Center sebagai wadah pendidikan (non formal)

merupakan suatu wadah penciptaan dalam membentuk manusia yang

(50)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Setelah memperhatikan issue utama pada perencanaan Islamic Center di Tuban

ini, maka menghasilkan penyelesaian-penyelesaian yang nantinya akan dikaitkan

dalam perancangan selanjutnya. Pendekatan perancangan dalam hal ini adalah

berdasarkan teori-teori arsitektur (pada Bab II).

4.1.1. Pendekatan Rancangan

Dalam kegiatan perencanaan Islamic Center di Tuban ini digunakan

pendekatan rancangan yang mengambil dari arsitektur Post-Modern, dengan

perpaduan langgam-langgam arsitektur Islam sehingga nantinya dapat diartikan

sebagai bangunan yang ber “Arsitektur Post-modern dengan Corak Islami”.

Pengangkatan Arsitektur Post-Modern didasarkan dari pengertian dan ciri

dari Arsitektur Post-Modern itu sendiri sebagai arsitektur yang mengambil tidak

hanya satu langgam saja, yaitu memadukan asritektur modern dengan pra modern

(Charles Jencks). Sedangkan corak islami dalam bangunan diambil dari

langgam-langgam arsitektur masjid yang nantinya dapat menjadikan identitas tersendiri

sebagai sebuah bangunan Islam.

Perpaduan dalam perancangan Islamic Center di Tuban ini yaitu arsitektur

bernuansa islam dengan arsitektur modern, nantinya menghasilkan bentuk fasade

(51)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 4.1.2. Perancangan Tapak

1. Tata Guna Lahan

Rencana tata guna lahan terjadi setelah tahap analisis selesai dikerjakan. Tata

guna lahan memperlihatkan struktur fungsional menyangkut ; jenis kegiatan,

hubungan atau keterkaitan dan kepadatan.

Pendekatan perancangan yang dilakukan adalah ;

- Zooning dibagi dalam kelompok fungsi aktivitas ; aktivitas publik,

aktivitas semi publik, aktivitas private dan aktivitas service.

- Adanya urutan ruang luar (sequence of space) dari awal pencapaian site

sampai ke bangunan utama, dengan adanya ruang penerima (area parkir,

hall, lobby) – ruang penghubung (trotoar, pedestrian, selasar) – parkei

pengikat (plaza, taman) – bangunan / ruang utama.

- Interaksi ruang luar dan ruang dalam tercipta karena adanya penghubung,

taman, jarak visual, ataupun orientasi massa.

- Karakter / sifat ruang luar adalah dinamis dan komunikatif dengan pola

yang mengalir dan adanya ruang-ruang pengikat (ruang interaksi).

2. Pola Sirkulasi

Sistem sirkulasi yang dapat digunakan dalam perencanaan Islamic Center di

Tuban ini adalah Sistem Kurva Linier, yaitu system yang merupakan

gabungan dari pola lurus dan garis lengkung yang memanfaatkan topografi

(52)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 3. Faktor-Faktor Perancangan Visual dalam Perancangan Tapak

Berkenaan dengan tata-guna lahan dan system sirkulasi, factor-faktor

perancangan visual dan elemen-elemen alam harus disusun sedemikian rupa

sehingga setiap bagiannya tidak saja dapat berfungsi secara bersama-sama,

tetapi juga secara visual harus dapat menghasilkan suatu kesatuan serta

harmoni yang menyeluruh.

Adapun dua factor yang harus dipertimbangkan, yaitu ;

a. Elemen-elemen pengaturan rancangan visual

Ada tiga pokok dalam system pengaturan, penyusunan rancangan visual,

yaitu ; sikuen, pengulangan serta irama dan keseimbangan.

b. Sifat-sifat pada obyek lansekap

Sifat-sifat obyek yang menonjol berbagai obyek dalam lansekap dapat

digolongkan dalam empat kategori yaitu pertama ; bentuk, ukuran dan

skala, kedua ; proporsi, ketiga ; tekstur dan warna, dan keempat ; hirarki.

Didalam perencanaan lingkungan luar, sifat-sifat tersebut sangat menentukan

struktur serta kualitas ruang.

4.2. Issue Pendukung

Dalam hal ini yang bisa dimasukkan dalam issue pendukung adalah pada

pengolahan utilitasnya, pada pembahasan utilitas ini terdapat beberapa topic

bahasan yang dianggap sebagai permasalahan utama yang berpengaruh terhadap

perencanaan dalam penyusunan dan pemanfaatan fungsi ruang yang ada serta

(53)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 4.2.1. Sistem Struktur Bangunan

Pemilihan jenis system struktur pada bangunan ini harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut ;

1. Menampung fungsi secara optimal.

2. Fleksibilitas ruang yang besar.

3. Adaptif terhadap lingkungan sekitar.

4. Memberi kesan aman.

5. Memberi rasa nyaman bagi pemakai bangunan.

6. Adaptif dengan tema.

4.2.2. Utilitas

Pada pembahasan utilitas ini terdapat beberapa topic bahasan yang

dianggap sebagai permasalahan yang akan berpengaruh terhadap perencanaan

dalam penyusunan dan pemanfaatan fungsi ruang ada serta

pendukung-pendukungn ruang.

1. Sistem Pembuangan Air Hujan

Menggunakan talang horizontal / vertical kemudian air dialirkan ke bak

control yang kemudian dibuang ke saluran roil kota.

(54)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 2. Sistem Pembuangan Sampah

Dugunakan system carry out, dimana sampah dikumpulkan dan dimasukkan

kedalam keranjang kemudian diangkut dengan kereta dorong ditampung

dalam bak container sampah yang kemudian dibuang ke tempat pembuangan

sampah kota.

3. Sistem Pembuangan Air Kotor / Kotoran

Pembuangan kotoran yang berasal dari WC dialirkan melalui shaft yang

menuju ke septic tank, dari septic tank dialirkan ke sumur resapan yang

diteruskan ke STP untuk diproses dengan tujuan untuk mengurangi

pencemaran, kemudian dialirkan ke roil kota.

4. Sistem Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran yang digunakan antara lain ;

- Secara aktif, yaitu ;

a. Manual : PAR (Portable Protectioon) service yang tidak

dapat dijangkau oleh pemadam otomatis.

: Fire House (23 – 30 cm) jangkauan, fire hydrant

(rg. luar dan terbuka) jarak maks 90 m,

siamnese connection (suplai air tambahan).

b. Otomatis : Spinkler, smoke detector

- Secara pasif, yaitu dengan ; pengadaan pintu darurat, lampu darurat,

(55)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 5. Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang dipakai adalah system penangkal petir Faraday,

dengan pertimbangan ;

- dapat melindungi bidang bangunan yang cukup lebar.

- dapat melindungi bangunan secara efektif karena luas area perlindungan

dapat diatur.

- tidak banyak menggunakan terminal unit.

- system ini adalah system penangkal petir dengan mengatur

tonggak-tonggak tembaga yang tingginya ± 30 cm dan masing-masing

dihubungkan dengan kawat tembaga ke arde / ground.

6. Sistem Listrik

- Sistem satu daya listrik didapat dari PLN.

- Sistem satu daya darurat didapat dari genset yang bekerja secara otomatis

(56)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 BAB V

PEMBAHASAN RANCANGAN

5.1. Analisa

Pengertian yang sesuai dengan rentetan berfikir menghasilkan satu

pengertian Islamic Center, yaitu merupakan lembaga keagamaan yang dalam

fungsinya sebagai pusat pembinaan dan pelaksanaan dakwah dalam era

pembangunan.

5.1.1. Bentuk Obyek Rancangan

Dari adanya bermacam-macam ruang yang merupakan manifestasi dari

beragam kebutuhan yang ada, menghasilkan lebih dari satu massa bangunan.

Dalam perwujudan massa bangunan yang lebih dari satu tersebut menhasilkan

tatanan massa yang dapat saling berkomunikasi dan saling menyatu didalam satu

karya rancang arsitektur “Islamic Center di Tuban”. Tatanan massa disini terdiri

dari tiga massa bangunan yang sengaja diambil dari suatu pernyataan bahwa

“Baity Jannaty” (Rumahku Surgaku), dari hal tersbut muncul tiga buah massa

bangunan yaitu ;

a. Masjid Sebagai fasilitas peribadatan, dimana ruang yang ada antara lain :

ruang sholat, dan ruang pendukung lainnya seperti mihrab, mimbar, ruang

wudlu, ruang sound, serambi, ruang penitipan, ruang konsultasi, ruang remaja

(57)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

b. Gedung Fasilitas Pendidikan sebagai ruang perpustakaan, ruang pendidikan

dan pembinaan, Lab. Bahasa Inggris dan Lab. Bahasa Arab, ruang penelitian

dan penulisan karil, koperasi dan penjualan, ruang audio visual, ruang

seminar, dimana gedung pendidikan ini merupakan gedung dengan 2 lantai.

Total luas ruang yang ada sekitar 1.728,606 m2.

c. Gedung Serbaguna yaitu ruang pameran, ruang pengelola dan ruang

serbaguna dengan luasan total sekitar 2.024,72 m2.

Fasilitas pendukung adalah fasilitas service yang digunakan sebagai ruang

jaga, ruang mesin genset, ruang pompa air dan area yang digunakan sebagai

area parker dengan luasan total sekitar 2.251,584 m2.

Pengolahan lansekap bangunan dan pemilihan system sirkulasi yang sesuai

meriupakan salah satu elemen yang tidak dapat ditinggalkan, untuk menunjang

keserasian dalam penataan massa bangunan dan pengolahan lansekap yang

disesuaikan dengan tema yang diambil guna memunculkan kesan suasana yang

diinginkan.

Dengan system sirkulasi dan penataan massa yang terpola serta ditunjang dengan

pengolahan tapak pada lahan, memberikan kesatuan sehingga menghasilkan karya

(58)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 5.1.2. Tampilan dan Suasana

Suasana keutuhan dalam rumah tangga sebagai perwujudan menuju ridho

Illahi untuk mencapai tingkatan yang diinginkan (heaven) memberikan pengaruh

pada penataan massa bangunan dan pengolahan lansekap, serta penggunaannya

dalam elemen-lemen bangunan. Karakter bangunan yang ingin ditonjolkan adalah

keutuhan dalam rumah tangga yang diimplementasikan dalam bentuk masa

bangunan yang sangat menjiwai rasa tersebut.

Bentuk Persegi (kotak) sebagai dasar perwujudan dari sebuah keluarga yang utuh,

dan juga dalam phytagoras progresi geometri “titik” dari angka “1” maka “4”

menjadi bangunan solid yang pertama, yang disebut tetrahedron yaitu polygon

structural yang utama. Berdasarkan kemampuannya untuk menahan gaya-gaya

luar dari segala arah, tetrahedron adalah bangunan solid yang terkuat dengan

permukaan yang luas.

Suasana interiorpun dicoba dan disesuaikan dengan yang ada dieksteriornya,

pemanfaatan suasana keutuhan dalam rumah tangga dikombinasikan dengan

(59)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

Islamic Center ini merupakan bangunan yang tidak lain adalah bangunan

yang bernafaskan Islam, sehingga tidak bias langsung meninggalkan suasana

islam pada bangunan ini.

Untuk mencuptakan dan mewujudkannya, teori filsafat seperti pernyataan

“Baity Jannaty” sengaja dimunculkan dan menghasilkan bentukan dasar massa

bangunan, sedangkan Jannty (heaven) yang merupakan tujuan dari umat islam

diolah dengan mengambil makna konotasi dari surge itu yang diwujudkan pada

pengolahan lansekap bangunan, sehingga menambah kekuatan karakter dari

filsafat “Baity Jannaty” itu sendiri. Sejarah memberikan peran penting dalam

terciptanya suatu langgam arsitektur dan menghasilkan unsure-unsur yang dapat

diterapkan dalam hasil karya rancangan. Suatu unsure diambil dan diramu dalam

suatu rancangan masa kini (modern) yang akhirnya menghasilkan suatu karya

arsitektur yang memiliki nilai estetika tersendiri.

5.1.3. Strata Sosial dan Pengguna

Prinsip tanpa memandang status social, jabatan dan lain sebagainya,

mengilhami suasana bangunan yang selalu terbuka bagi semua umat islam, dari

segala golongan, aliran dan lainnya, sehingga menjadi sempurna sebagai pusat

dari segala kegiatan Islam. Disamping itu pengertian diatas juga memberikan

suatu pengertian bahwa Islamic Center di Tuban ini adalah sarana pemersatu

(60)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 5.1.4. Pendekatan Rancangan

Dalam perancangan Islamic Center di Tuban ini menggunakan pendekatan

arsitektur simbolik yang dimunculkan dan digunakan dalam bangunan ini. Suatu

perpaduan antara dua langgam / symbol yang berbeda dicoba diambil. Unsur dari

sejarah islam dalam hal ini adalah filosofi islam dipadukan dengan unsure modern

akan menjiwai aliran symbolism architecture dalam suatu karya rancangan Islamic

Center di Tuban ini.

5.1.5. Pendekatan Arsitektural

Pendekatan arsitektur yang diambil dan tidak lepas dari peranannya

sebagai media perwujudan dari tema yang telah muncul, arsitektur simbolik

merupakan aliran yang nantinya sangat mendukung dalam pemunculan suatu hasil

karya arsitektur yang sesuai dan menjiwai dari tema yang diambil.

5.1.5.1. Pengertian Simbolisme dalam Arsitektur

Pengertian kata symbol pada masyarakat arsitektur maupun masyarakat

awam sering terjasi kesalahpahaman yaitu dari arti symbol itu sendiri. Symbol

seringkali diasosiasikan dengan suatu yang konkrit, yang dapat dilihat dalam hal

ini digunakan untuk mewakili maupun menggantikan sesuatu, misalnya dalam

penyerahan hadiah modil, panitia menyerahkan kunci kepada pemenang sebagai

penyerahan hadiah secara simbolis. Orang akan mengerti bahwa yang

dimaksudkan sebenarnya adalah mobil, sedangkan makna dari symbol itu sendiri

(61)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

yang abstrak dapat merupakan sebuah ide, konsep atau gagasan, misalnya warna

putih yang merupakan symbol dari lambing kesucian.

Symbolism dalam kamus webster’s diartikan sebagai perwakilan suatu

benda dengan menggunakan symbol-simbol, terutama dalam seni dan sastra.

Sedangkan symbol diartikan sebagai suatu benda yang digunakan untuk mewakili

benda yang abstrak.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyamakan symbol dengan lambing dan

mengartikan simbolisme sebagai perihal pemakaian symbol (lambang) untuk

mengekspresikan ide-ide (sastra dan seni).

Susanne K. Langer dalam bukunya “philosophy in a key” membedakan

symbol dalam dua jenis ; Simbol yang Diskrusif yang merupakan suatu struktur

yang dibangun oleh unsure-unsur menurut aturan perhubungan tertentu dan

dengan itu dapat dipahami maknanya. Tiap symbol mewakili satu nama, sehingga

deretan symbol-simbol yang tersusun menurut aturan sintaksis tertentu

menhasilkan suatu gambaran mengenai kenyataan tertentu. Symbol yang

Presentasional yaitu symbol yang pemahamannya melalui intuisi langsung,

karena merupakan kesatuan yang bulat dan utuh dan bukan suatu kostruksi, dan

symbol inilah yang ada dalam seni.

Susanne K. Langer juga menyatakan symbol seni adalah satu dan utuh,

karena itu ia tidak menyampaikan “makna” (meaning) untuk “dimengerti”,

(62)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 A. Prinsip-prinsip Simbol

- Susanne K. Langer yang melihat dari pendekatan seni menyatakan bahwa

“ruang yang sungguh” (virtual space) merupakan “ilusi primer” dalam

seni plastis (seni lukis, seni patung, arsitektur) yang kesungguhan dari ilusi

primer tersebut terletak dalam konsepsi manusia yang terbuka untuk

berbagai imajinasi yang dapat diciptakan seniman.

- Simbol yang menggunakan beberapa jenis tanda (sign) yang berhubungan

dengan obyek tertentu atau konsep.

- Simbol yang sangat bergantung pada budaya, karena bentuk-bentuk

spesifik dan cita-cita yang ditimbulkan haruslah dapat dimengerti oleh

masyarakat dan symbol merupakan kesepakatan bersama (social contract)

dan sangat terikat dengan bahasa yang ada (the existing language).

- Pengertian symbol haruslah dilihat dalam bahasa yang sama ( the element

of their common languages).

- symbol menurut segitiga semiological dari Oden dan Richards dalam buku

Sign, Symbols and Architecture” terdiri dari dua hal, yaitu ;

a. The thought (pemikiran), misalnya konsep, ide, dll

b. The referent, misalnya orang, obyek, dll

- Teori Morris dalam buku “Sign, Symbols and Architecture” menyatakan

symbol atau sign-vihide ;

a. Menunjuk dengan langsung ke Denotatum, dimana obyek yang ditunjuk

(63)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

b. Menunjuk dengan tidak langsung ke Significatum, dimana menunjuk

pada arti dari symbol tersebut.

- Simbolisasi seni memerlukan ekspresivitas yang menuntut adanya suatu

perwujudan material, supaya seni tidak hanya berhenti sebagai imajinasi

belaka.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Simbol

1. Bahasa (Language)

Untuk mengerti sesuatu baik itu berupa kata, symbol, atau tanda dan

lainnya perlu dilihat dalam bahasa yang sama (the element of their

common language). Masyarakat tidak dapat dengan mudah mengubah

korelasi antara symbol dengan maknanya, karena semuanya merupakan

bagian dari kesepakatan bersama ( part of the social contract) dan

sangat terikat dengan bahasa setempat (existing language).

2. Budaya (Culture)

Simbolisme bergantung pada budaya yang ada dalam masyarakat. Agar

terjadi komunikasi denganmasyarakat sebagai penikmat dan pemakai serta

bangunan yang menggunakan symbol juga berfungsi sebagai cerminan

budaya setempat.

3. Masyarakat

Masyarakat arsitektur pada khususnya dan masyarakat awam pada

(64)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024 C. Fungsi Simbol

Simbol memiliki empat fungsi utama, yaitu ;

a. Mengindikasi (indicated) atau menunjuk pada suatu benda.

b. Mewakili (represent) obyek.

c. Mengenali (recognize) suatu obyek.

d. Menggantikan (substitute) pesan tertulis yang sulit untuk dibaca.

D. Hubungan Simbol dengan Proses Perancangan Arsitektur

1. Simbol dapat digunakan sebagai konsep, gagasan atau ide yang akan

dikembangkan menurut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Simbol dapat menunjuk bangunan / elemen bangunan sebagai karakteristik

atau ciri khas dari symbol tersebut.

3. Simbol digunakan dalam rancangan arsitektur untuk memfokuskan

perhatian para pemakai bangunan dengan menyampaikan pemahaman

fungsi bangunan atau ruang-ruang dalam bangunan dan dalam teknik

digunakan secara luas karena menghimpun semua bagian dari suatu

masalah untuk memperkuat suatu arti dan memberikan keutuhan pada

komposisi yang menyeluruh.

E. Ciri-ciri Tema Simbolisme dalam Karya Arsitektur

1. Menggunakan langgam atau aliran tertentu yang telah mempunyai citra

(65)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

yang sama, misalnya pada bangunan klasik Yunani yang berkesan kokoh,

kuat dan aman dengan kolom-kolomnya.

2. Bentuk-bentuk atau elemen-elemen yang sudah ada, baik buatan maupun

alami dapat menjadi symbol baik secara konseptual maupun pengambilan

bentuk itu sendiri.

5.2. Konsep Rancangan

Merencanakan dan merancang hasil karya arsitektur yang mempunyai

kualitas dan pengertian didalamnya, tidak lepas dari suatu proses berpikir untuk

mencari benang merah yang tidak lain adalah suatu TEMA.

5.2.1. Ide dan Gagasan

Islamic Center di Tuban sebagai suatu keinginan dalam pencapaian

menjadi karya arsitektur yang berkualitas, temapun dicoba dan dicari sebagai

induk dari suatu pemikiran ide dan gagaan. Tema ini dicari dengan

pertimbangan-pertimbangan sebagai ajang berpikir secara kearsitekturan kedepan. Berpikir

kedepan sesuai dengan keinginan dan harapan bangaimana bangunan akan

direncanakan. “Baity Jannaty” (Rumahku Surgaku) merupakan tema yang coba

untuk diangkat sebagai kata kunci atau benang merah dalam penerapannya

sebagai karya arsitektur Islamic Center di Tuban.

Pemunculan tema ini sebagai manifestasi dari suasana religi dan

kekeluargaan yang akan ditampilkan dan diangkat dalam prencanaan bangunan

(66)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

sesuai dengan maksud dan tujuan perencanaan Islamic Center. Filsafat islam yang

berbicara dan menerangkan tema tersebut antara lain :

- Hadist riwayat Buhari Muslim ; yang menceritakan tentang munculnya istilah

“Baity Jannaty” karena isteri-isteri nabi Muhammad yang lebih betah tinggal

dirumah karena suasana rumah yang tenang, damai dan tidak ada pertengkaran.

- Al-Qur’an surat Al-Baqarah, ayat 125 ; “Dan (ingatlah), ketika kami

menjadikan Rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat

yang aman”.

- Al-Qur’an surat Muhammad, ayat 12 ; “ Sesungguhnya Allah memasukkan

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh ke dalam surge yang

mengalir dibawahnya sungai-sungai”.

Al-Qur’an surat Muhammad, ayat 15 ; “(Apakah) perumpamaan (penghuni)

surge yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang didalamnya ada

sungai-sungai dan air yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar

(arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang

disaring ; dan mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan

dari Tuhan mereka”.

Suasana religi dan kekeluargaan terungkap dengan meramu nilai-nilai filsafat

islam yang terwujud dalam pernyataan “Rumahku Surgaku”.

Rumahku Surgaku” disini tercipta dengan suatu symbol yang diolah terutama

(67)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

(68)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Faisal Mi’rad - 9951010024

BAB VI

(69)

Laporan Tugas Akhir Islamic Centre di Tuban

Referensi

Dokumen terkait

Glukosa darah sewaktu (GDS) atau random blood glucose (RBG) adalah pemeriksaan kadar glukosa pada darah pasien yang tidak puasa dan dapat dilakukan kapan

Pada majalah Tempo, tema-tema poskolonialitas muncul pada sejumlah artikel resensi sastra yang membahas: (1) kisah-kisah tentang Timur, (2) ten- tang penjajahan,

Peranan matriks pengganda dalam kerangka SNSE begitu penting, karena matriks tersebut dapat menangkap seluruh dampak dari perubahan suatu sektor terhadap sektor lainnya di

Kegiatan ini betujuan untuk mengelola potensi masyarakat Desa Bodag dan lingkungan masyarakat melalui peningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengembangan budidaya jamur

7 Penelitian ini akan melihat bagaimana strategi pengelolaan pemandian alam berbasis masyarakat di sumber maron, wisata yang memberikan nilai lebih,

tentang hubungan antara titik, hubungan antara titik, garis, sudut, garis, sudut, bidang ataupun bangun datar, dan bidang ataupun bangun datar, dan

Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi

STUDI PENGGUNAAN ANTIEMETIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO dapat terselesaikan Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk