BAB 1
MENYIMAK UNTUK MENYIMPULKAN INFORMASI
YANG TIDAK BERSIFAT PERITAH
Kompetensi Dasar :
2.1 Menyimak untuk menyimpulkan informasi yang tidak bersifat perintah dalam kontek bekerja .
Tujuan pembelajaran :
Setelah selesai mempelajari materi , siswa diharapkan mampu : 1. Mengubah informasi dari bentuk lisan kedalam bentuk
nonverbal .
2. Menyampaikan opini dengan teknik penyampaian simpulan secara deduktif atau induktif .
A.MENYIMPULKAN INFORMASI LISAN YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH
Bentuk Nonverbal
1. Bagan atau skema adalah alat peraga grafik untuk menyajikan data agar mempermudah penafsiran .
2. Diagram adalah gambaran (buram , sketsa ) yang memperlihatkan atau menerangkan sesuatu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) , Diagram dibedakan menjadi :
a. Diagram arus ( bagan alir ) adalah gambar yang memperlihatkan jalannya pelaksanaan kegiatan .
b. Diagram balok adalah diagram yang dinyatakan dalam tiga dimensi , tinggi , lebar , dan dalam.
c. Diagram gambar adalah diagram yang menyatakan suatu peristiwa dengan bantuan kenyataan yang disederhanakan atau diperkecil .
d. Diagram garis adalah diagram yang menyatakan peristiwa dalam bentuk kurva .
e. Diagram lingkaran adalah diagram yang menyatakan suatu peristiwa dalam bentuk lingkaran yang di potong-potong menjadi segmen-segmen .
f. Diagram percabangan adalah gambar abstrak yang menunjukan hubungan gagasan yang satu dengan gagasan yang lain secara bercabang .
3. Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar tentang naik turunnya hasil , statistik , dan sebagainya .
4. Denah adalah gambar yang menunjukan letak kota , jalan , gambar rancangan rumah dan sebagainya .
5. Peta adalah gambar atau lukisan yang menunjukan letak tanah , laut , sungai , gunung ,dan sebagainya .
6. Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca atas kebawah dan dari kiri kekanan .
7. Tabel adalah daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data informasi .
Cara menyampaikan kesimpulan dan pendapat atau opini harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Gunakan bahasa yang lebih lugas dan sederhana.
2. Gunakan bahasa yang efektif ( singkat , jelas , dan tepat ) 3. Hindari kata-kata yang bermakna rangkap .
4. Penyampaian pendapat disertai dengan dasar atau bukti/fakta yang meyakinkan .
5. Kesimpulan dan pendapat sesuai dengan permasalahan . Contoh :
Arfa seorang yang rajin belajar
Arfa selalu mengerjakan PR
Arfa adalah siswa yang baik
Arfa menaati peraturan sekolah
C. TEKNIK MEMBUAT SIMPULAN
Teknik membuat simpulan ada tiga cara , yaitu : Secara deduktif
Secara induktif
Secara campuran ( deduktif – induktif )
1. Secara deduktif
a. Silogisme
Silogisme mulai dengan mengemukakan pernyataan umum/premis mayor diikuti pernyataan khusus/premis minor. Kemudian menarik kesimpulan terhadap hal-hal yang khusus tadi.
Contoh :
1)Binatang menyusui berkembang biak dengan cara melahirkan anak
2)Ikan paus adalah binatang yang menyusui anaknya 3)Jadi ikan paus juga berkembang biak dengan cara
melahirkan anak . b. Penalaran sebab-akibat
Yaitu cara berpikir yang bertolak dari suatu sebab kemudian ditelusuri kemungkinan akibatnya . Contoh :
Seseorang menyewa rumah dengan penerangan lampu listrik . pada bulan puasa ( selama 30 hari ) ia pergi
kerumah mertua. Ketika kembali kerumah sewaan ia baru tahu bahwa lampu listrik tidak dimatikan ( menyala siang dan malam ) . akibat kelalaiannya ia harus membayar uang langganan listrik jauh lebih tinggi dari biasanya .
c. Penalaran akibat-sebab
Yaitu cara berpikir dari akibat yang telah diketahui Contoh :
Mobil anda mogok . anda mencari
2. Kita cek pengapian
3. Tidak lupa megontrolaliran bahan bakar . d. Penalaran dari akibat ke akibat
Yaitu cara berpikir yang berpangkal dari suatu akibat dan berdasarkan akibat tsb langsung dipikirkan akibat lain
tanpa memikirkann sebab umum yang menimbulkan kedua akibat itu .
Contoh :
Kalau anda pulang sekolah dan anda melihat jalan dan
pekarangan rumah becek, anda segera menarik kesimpulan pakaian yang anda jemur pasti basah.
2. Secara induktif
Berpikir secara indutif mulai dengan mengemukakan
peristiwa-peristiwa khusus menuju kepada kesimpulan umum .
a. Generalisasi
Adalah proses penalaran dalam pengambilan kesimpulan berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala yang
bersifat khusus untuk ditarik kesimpulan yang mencangkup semua atau sebagian .
Contoh :
1)Besi adalah jenis logam , jika dipanaskan memuai ( khusus )
2)Tembaga adalah jenis logam , jika dipanaskan memuai ( khusus )
4)Semua jenis jika dipanaskan memuai ( generalisasi ) b. Analogi
Adalah cara pengambilan kesimpulan dengan anggapan bahwa jika dua hal memiliki kesamaan yang
esensial/mendasar yang berhubungan erat dengan kesimpulan
3. Secara campuran ( deduktif – induktif )
Pola ini bertolak dari pernyataan umum kemudian khusus diikuti data/fakta yang bersifat khusus , lalu kembali
merumuskan simpulan umum sebagai penegasan .
D.KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budayayang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang di sangkutkan . Undang-undang dasar 1945 bab XV pasal 36 ayat 1
menyatakan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia . Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia adalah bahasa
Bab 2
MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI PERINTAH
YANG DIUNGKAPKAN ATAU TIDAK
Kompetense dasar :
2.2 menyimak untuk memahami perintah yang diungapkan atau yang tidak dalam konteks bekerja
Tujuan pembelajaran :
Setelah selesai mempelajari materi , siswa diharapkan mampu :
1. Merumuskan kembali isi perintah ( secara lisan/tulisan )
2. Menuliskan kembali isi perintah dalam bentuk kerangka atau bagan
3. Menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isi perintah secara lisan maupun tertulis .
A.KALIMAT PERINTAH
kalimat yang isinya memberitakan sesuatu dan diakhiri tanda titi (.). Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya tentang
menanyaka sesuatu ,diakhiri tanda tanya ( ? ). Kalimat
perintah adalah kalimat yang tujuanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu , diakhiri tanda seru ( ! ).
Berdasarkan ciri formalnya kalimat perintah memiliki pola intonasi yang berbeda dengan kalimat lainnya. Pola umum kalimat perintah ialah naik pada bagian awal ( 2 3 ) .
Contoh : Makan ! 2 3
Makanlah ! 2 3 2
Makanlah roti itu ! 2 3 2 2
Ciri intonasi kalimat perintah juga ditandai oleh hal-hal berikut :
1. Penggunaan tanda seru ( ! ) dalam bahasa tulis . Misal :
Istirahatlah !
Berdoalah , agar selamat hidupmu !
2. Penggunaan partikel –lah pada predikat verba Misal :
Tulislah namamu pada tempat yang disediakan ! 3. Penggunaan pola susun inverse ( P-S )
Misal :
4. Penggunaan predikat verba tanpa awalan Misal :
Membaca
Bacalah doa sebelum tidur !
B. MACAM-MACAM KALIMAT PERINTAH
1. Kalimat perintah biasa atau suruh Contoh :
Datanglah engkau ke rumahku ! 2. Perintah larangan
Contoh :
Jangan biarkan adikmu menangis ! 3. Perintah persilaan
Contoh :
Silakan bapak duduk disini ! 4. Perintah sindiran
Contoh :
Ambil lagi saja kado itu kalau kau tidak ikhlas ! 5. Perintah ajakan
Contoh :
Ayo kita bermain futsal sekarang !
6. Perintah permintaan/harapan Contoh :
C. BENTUK-BENTUK RESPON TERHADAP PERINTAH
1. Merumuskan kembali dengan kalimat sendiri
2. Membuat rangka/bagan/tabel perintah
3. Merencanakan kegiatan/tindakan untuk memenuhi perintah secara verbal atau nonverbal
4. Mengkonfirmasikan kebenaran rencana kegiatan atau rencana kerja .
Hal yang harus dilakukan agar dapat memahami perintah lisan atau perintah yang diungkapkan :
a. Simak perkataan lawan bicara
b. Perhatikan intonasi dan tekanan , intonasi perintah biasanya agak naik
c. Bila perintah yang disampaikan kompleks ( banyak ) rumuskanlah perintah dengan cara mencatatnya dalam bentuk kerangka atau bagan
d. Ajukanlah pertanyaan atau konfirmasi bila perintah belum dipahami atau kurang jelas agar tidak terjadi salah paham
BAB 3
MEMAHAMI PERINTAH KERJA TERTULIS
Standar Kompetensi :
2.3 Memahami perintah kerja tertulis
Tujuan Pembelajaran :
Setelah selesai mempelajari materi , siswa diharapkan mampu : 1. Mengenali informasi yang berhubungan dengan
perintah kerja tertulis
2. Menindak lanjuti perintah kerja tertulis
3. Membuat bagan/prosedur kerja berdasarkan perintah kerja tertulis
4. Memaparkan rencana kerja berupa bagan/prosedur kerja berdasarkan perintah kerja tertulis
5. Mengevaluasi rencana kerja berdasarkan perintah kerja tertulis yang diterima
A. PERINTAH KERJA TERTULIS
Surat perintah adalah surat yang berisi perintah dari pimpinan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangannya . surat perintah kerja merupakan pedoman bagi bawahan di dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu .
Contoh :
PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
Jalan Veteran No. 54 Telp. 0271 – 593020 Sukoharjo
SURAT TUGAS
Nomor: 800/3670/2012
Berdasarkan surat dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah nomor: 898.3/38193 tanggal 2 November 2012 , perihal Workshop Penulisan Buku Pelajaran SMA/K
MENUGASKAN
Kepada :
1. Nama : Arga Fuad Pangkat/gol : pembina/Iva
NIP : 19620202 1982002
2. Nama : Eka Perangkat/gol : pembina/Iva
NIP : 19640502 19820003
Jabatan : Guru bahasa indonesia SMK Negri Nusantara 3. Nama : Drs. Yuliyanto
Perangkat/gol : pembina/IVa
NIP : 19720122 19900002
Jabatan : Guru bahasa indonesia SMK Negri Nusantara
Untuk : mengikuti workshop penulisan buku pelajaran SMA/SMK
Hari : senin, 12 November 2012
Tempat :balai latian pendidikan teknik (BLPT)
Jl. Brotojoyo No. 1 Semarang
Keterangan : Check in : senin , 12 november 2012 pukul 14.00 s/d 17.00 WIB
Membawa :
1. Surat tugas dari kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten/kota
2. Silabus mata pelajaran B.Indonesia
3. Standar kompetensi dan kompetensi dasar B.Indonesia
4. Buku/bahan ajar mata pelajaran B.Indonesia yang digunakan sekolah
Harap dilaksanakan dengan sebaik baiknya dan
menyampaikan laporan setelah melaksanakan tugas
Sukoharjo, 12 November 2012
KEPALA DINAS
PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SUKOHARJO
ttd
Drs. RIZKIY, M.Pd
Pembina muda utama
NIP : 19600122 1985002
Tembusan :
1. Kepala SMAN Nusantara 2. Kepala SMAN Nusantara 3. Kepala SMKN Nusantara
2. Surat edaran
Surat edaran adalah surat pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada pejabat/pegawai .
Ada dua macam bentuk dan sifat surat edaran yaitu surat edaran umum dan surat edaran khusus .surat edaran
umum ditujukan kepada orang umum/banyak . serat edaran khusus ditujukan kepada orang atau pejabat tertentu dan seperti surat dinas biasa .
Surat edaran terdiri atas unsur-unsur berikut :
a. Kepala surat edaran bertuliskan nama perusahaan dan identitasnya .
b. Nomor, hal , lampiran , tanggal surat, dan alamat tujuan surat .
c. Perkataa edara iasa ya ditulis dite gah d. Isi surat edaran : salam pembuka , isi surat , dan
penutup surat .
e. Kaki surat : salam penutup serta nama penanggungjawab surat edaran.
Berikut contoh surat edaran :
SMK NUSANTARA
Jl. Taman Bakti No. 14 Surakarta
EDARAN No. 10/SMK/II/2012
Diberitahukan kepada seluruh orangtua murid SMKN Nusantara berkenan dengan bencana alam di Yogyakarta
menghimbau untuk menyisihkan rezeki dalam rangka membantu saudara kita di Yogyakarta .
Bantuan dana dimasukan dalam amplop . adapaun teknis pelaksanaan diatur oleh sekolah .
Demikian edaran kami sampaikan . Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara diucapkan terimakasih .
Surakarta , 5 Februari 2012 Kepala SMKN Nusantara
Ttd
Drs. Yuliyanto
3. Surat Pengumuman
Pengumuman adalah pemberitahuan kepada orang banyak tentang sesuatu masalah , agar diketahui dan dilaksanakan oleh orang banyak yang berkepentingan . Berdasarkan sifat dan asalnya pengumuman dapat dibedakan menjadi tiga , yaitu :
a. Pengumuman lisan , yaitu pengumuman yang di sampaikan secara oral komunikasi penyampaiannya dapat melalui pesawat telepon atau pengeras suara .
c. Pengumuman dari instansi dan surat pengumuman bukan dari instansi
Surat pengumuman merupakan surat yang berisikan pemberitahuan tentang masalah yang perlu diketahui oleh siapa saja yang berkepentingan sesuai dengan pengumuman tersebut . Isi surat pengumuman terdiri atas beberapa bagian yang tersusun seperti berikut :
a. Kepala surat pengumuman terdiri dari : 1) Lambang departemen
2) Nama departemen 3) Alamat departemen
4) Garis penutup kepala surat
b. Pembuka surat pengumuman terdiri atas 1) Kata pengumuman
2) Nomor
c. Isi surat pengumuman 1) Pendahuluan
2) Isi pokok
3) Kalimat penutup
d. Penutup surat pengumuman 1) Tanggal surat
2) Nama jabatan penanda tangan 3) Nama pejabatan penanda tangan 4) Tanda tangan
5) NIP
4. Memo / memorandum
Memo / memorandum adalah pesan singkat yang digunakan secara intern dalam sebuah kntor/organisasi untuk keperluan menyampaikan berita yang pendek dan sederhana . umumnya memo berisi pesan/perintah yang mencangkup hal-hal sebagai berikut :
a. Meminta / memberi informasi/pesan b. Memberi petunjuk
c. Mengingatkan kembali sesuai yang telah diberitahukan sebelumnya
d. Meminta suatu bantuan e. Instruksi kepada bawahan Bagian-bagian memo :
a. Ciri bentuk
Terdiri dari 2 bagian , yaitu kepala memo dan isi memo , kepala memo berisi :
- Alamat yang dituju - Pengirim memo - Perihal memo
- Tanggal pemgiriman memo - Paraf dan nama pengirim b. Ciri isi
yang terbatas memo biasanya tidak mencantumkan identtas kantor .
Contoh memo
BADAN PENANAMAN MODAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Sudirman Nol. 27 Semarang Jawa Tengah
Dari : Kepala BPM Provinsi Jateng Untuk : Kabid
Untuk persiapan rapat dengan DPRD Provinsi Jawa Tengah bulan depan , harap disiapkan laporan :
a. Kondisi/perkembangan investasi di jateng tahun 2012 dan 2013
b. Pertumbuhan ekonomi jateng tahun 2012 dan 2013 Data tersebut harus sudah diserahkan selambat lambatnya 1
Februari 2013 .
Semarang , 10 Januari 2013 Paraf/ttd
(nama)
5. Disposisi
Lembaran disposisi adalah lembaran kertas yang disediakan oleh agendaris untuk diisi oleh pimpinan tentang tindak lanjut surat yang masuk . dengan kata lain disposisi adalah catatan berupa saran/tanggapan/instruksi setelah surat yang dibaca oleh pimpinan .
a. Disposisi langsung , yaitu disposisi yang langsung ditulis pada lembaran surat
b. Disposisi tidak langsung , yaitu disposisi yang dituliskan pada lembaran tersendiri ( lembar disposisi )
6. Petunjuk penggunaan ( manual )
Buku manual kerja merupakan buku petunjuk praktis tentang suatu jenis pekerjaan atau tentang cara kerja suatu alat atau piranti tertentu .
Buku manual kerja terdiri dari berbagai macam , misalnya a. Jenis pekerjaan , misal :
1) Cara mengoperasikan mesin produksi 2) Cara mempromosikan produk
3) Cara melayani pemesanan barang b. Cara kerja suatu alat
1) Manual kalkulator 2) Manual televisi 3) Manual computer 4) Manual mesin bubut 5) Manual mesin cetak
B. KESALAHAN KALIMAT YANG SERING TERJADI
Berikut contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan : 1. Berhubung karena ada musibah , lomba lukis diundur
2. Kepada siswa kelas 3 diharap segera menandatangani ijazah
3. Bagi nasabah yang akan mengambil tabungan harus menunjukan kartu pengenal asli .
Kesalahan-kesalahan kalimat tersebut terjadi karena salah dalam penalaran juga kesalahan karena kerancun dari kalimat
1. Berhubung ada musibah , lomba melukis diundur 1 minggu
2. Siswa kelas 3 diharap menandatangani ijazah
BAB 4
MEMBACA UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA,BENTUK KATA,UNGKAPAN DAN KALIMAT
Standar Kompetensi
2. Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat Madya.
Kompetensi Dasar
2.4 Membaca untuk memahami makna kata,bentuk kata,ungkapan dan kalimat dalam konteks bekerja.
Tujuan Pembelajaran
PENDALAMAN MATERI
1. Kelas kata,Bentuk kata,dan Makna kata
Menurut penggunaannya dalam kalimat,kata-kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya atau yang biasa disebut kelas kata.
Dalam bahasa indonesia terdapat 4 kelas kata utama,yaitu: 1. Kata benda (Nominal).
2. Kata kerja (Verbal) . 3. Kata sifat (Adjektive).
4. Kata keterangan (Adverbia).
Selain kelas kata utama,ada satu kelas lain yang disebut kata tugas yang meliputi :
1. Kata depan (Preosisi).
2. Kata sambung (Konjungsi). 3. Partikel.
Menurut bentuknya,kata-kata dibedakan atas: 1. Kata dasar.
4. Kata majemuk.
Setiap kata yang menjadi dasar pembentukan kata baru(kata turunan) disebut katta dasar.Kata turunan yang yang diturunkan dari kata dasar bisa berupa:
1. Kata berimbuhan ( dibentuk dengan penambahan imbuhan atau afiks kekata dasarnya)
2. Kata ulang ( dibentuk dengan mengulang kata dasarnya)
3. Kata majemuk (dibentuk dengan memadukan dua kata dasar atau lebih)
Pembentukan kata-kata baru merupakan kajian marfologi meliputi:
1. Afiksasi
Proses penambahann imbuhan ada bermacam-macam: a. Prefiks
b. Infiks c. Surfiks d. Konfiks
e. Afiks berurutan 2. Reduplikasi
Perulangan utuh = anak anak-anak
Perulangan sebagian = menari menari-menari Perulangan berimbuhan = anak anak-anakan Perulangan berubah bunyi = sayur sayur-mayur
3. Komposisi (proses pemajemukan)
Dalam bahasa indonesia kerap kali didapat gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan kata baru yang disebut kata majemuk.
Misal:
- Rumah sakit - Kepala desa - Matahari
- Mata kali dan masih banyak lagi Mengenal makna kata,kita mengenal:
a. Makna tekstual (makna kata secara lepas)
b. Makna kontekstual( makna yang ditentukan oleh hubunngannya dengan kata yang lain)
c. Makna gramatikal(lazim disebut nosi) d. Makna denotasi(makna harfiah)
Dalam kaitan dengan penggunaan makna kata,kita mengenal sinonim dan anttonim.Sinonim mengacu pada persamaan sedangkan antonim mengacu ke pertentangan.
Makna denotasi adalah makna lugas,bersiffat umum dan tidak terrcampur oleh nilai rasa atau kiasan.
Contoh:
- Dini suka minum jus buah. - Zahira sedang makan nasi.
Makna konotasi adalah yang tidak sebenarnya,makna yang mengandung arti kiasan.
Contoh:
- Dia menjadi buah bibir didesanya ( buah bibir = bahan pembicaraan)
4. Perubahan Makna Kata
Bahasa swlalu berkembang sejalan dengan kemajuan peradaban manusia pemakai bahasa. Kadang – kadang makna kata bergeser akibat pengaruh konotasi dalam pemakaian suatu kata. Beberapa bentuk perubahan makna itu ialah :
a. Perubahan makna menyempit
Perubahan makna yang mengakibatkan makna sekarang memiliki cangkupan makna yang lebih sempit dibanding makna lain.
Sarjana
- Orang yang pandai (makna lama)
- Gelar lulusan pergruan tinggi ( makna baru ) b. Perubahan makna meluas
Perubahan makna yang mengakibatkan makna baru mempunyai cangkupan lebih luas dibanding makna lama.
Contoh : Bapak
- Orang tua laki – laki/ayah (makna lama) - Sapaan orang yang lebih tua (makana baru ) c. Perubahan makna amelioratif
Perubahan makna yang mengakibatkan makna lebih baru lebih baik dibanding makna lama.
Contoh : Wanita
- Perempuan (makna lama) d. Perubahan makna peyoratif
Perubahan makna yang mengakibatkan makna baru lebih rendah nilainya dibanding makna lama.
- Istri (makana lama)
- Lebih rendah dibanding istri (makna baru) e. Perubahan makna asosiasi
Perubahan makna yang terjadi karena perikatan sifat kepada hal lain.
Contoh :
- Juru bayar sering mencabut upah buruh bangunan f. Perubahan makna sinestisia
Perubahan makna sabagai akibat percampuran dua tanggapan indeera yang berbeda.
Contoh :
- Gadis itu tanpa manis sekali
- Kata manis berhubungan dengan kata perasa. Dalam kalimat tersebut berhubungan dengan indera penglihatan
B. Memanfaatkan Kamus
Jumlah kata dalam kamus adalah jumlah kata entri yang
terka du g didala ya.Jika se uah ka us ya g erjudul KAMU“ LENGKAP dengan jumlah kata 50.000,itu menunjukan 50.000 kata entri.
Kata dalam kamus disusun berdasarkan temanya.
C. Kaidah Pembentukan /penyerapan kata baru
Kata baru dalam bahasa indonesia bisa berasal dari kata asing maupuun kata daerah. Perbendaharaan bahasa indonesia diperkaya oleh kata dan istilah serapan yang berasal dari bahasa asing. Kata baru atau istilah tersebut dapat masuk dengan cara sebagai berikut.
1. Adopsi,terjadi apabila pemakai bahasamengambil makna kata asing secra keseluruhan.
Contoh: plaza,mall,hotdog.
2. Adaptasi,terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna katanya sedangkan ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan bahasa indonesia.
Contoh: Provoktor,reformasi
3. Terjemahan,terjadi apabila pemakai bahasa menganbil konsep yang terkandung dalam bahasa asing dan kemudian dicari padanannya dalam bahasa indonesia.
Berikuut imbuhan yang telah diadopsi dan beradaptasi dengan kaidah penyerapann kata baru.
Sufiks Jadi Contoh
-Age -ase Percentage>persentase -eel -al Structurel>struktural
-ant -an Accountan> akuntan
-archie
-ik Mechanic > mekanik Electronnishh>
elektronik
D. Pembentukan frase: Kaidah paradigma/analogi dan kaidah/Kelaziman.
Frasa dapat diidentifikasikan melalui kriteria ciri-ciri penandaannya atau melalu paradigma kaidah/kelaziman.
1. Frasa dapat berdiri sendiri
2. Dapat disisipkan kata(frasa dapat diperluas) Contoh: berlari cepat berlari dengan cepat
3. Urutan kata dalam frasa bersifat kaku,tidak dapat dibalik susunannya.
4. Frasa sering kali memiliki tanda fonologis.
Untuk menguji kebenaran suatu frasa dapat mengunakan analisis paradigma. Frasa yang akan diuji kebenerannya dicari polanya yang dipakai sebagai dasar pembukaannya,bila ada berarti frasa tersebut benar tetapi bila tidak ada berarti kebenarannya diragukan atau bahkan tidak diterima.
JENIS-JENIS FRASA ,yaitu:
1. Frasa tak setara
Frasa ini sering disebut frasa bertingkat. Berdasarkan unsur-unsurnya frasa bertingkat memiliki unsur inti dan unsur tambahan.
2. Frasa sastra
Berdasarkan hubungan antara pembentuknya,frasa setara bisa dikelompokan menjadi:
a. Frasa setara himpunan Contoh:
- Anggota MPR berjuang demi nusa bangsa b. Frasa setara antonim
Contoh:
- Bus jakarta pulang pergi
- Warga kaya miskin didesa kami bersama-sama kerja bakti.
c. Frasa setara sinonim Contoh:
- Anak ketiganya cantik jelita
- Kaum cerdik pandai tergabung kedalam organisasiku. 3. Frasa Indiomatik
Kelompok kata yang kehadirannya tidak melebihi batas fungsi dan bersifat konotatif tergolong dalam frasa indiomatik. Frasa ini digunakan untuk situasi khusus sehingga memiliki makna khusus pula.
Contoh:
- Memang dia anak bermuka tebal ,tidak punya rasa malu.
BAB 5
MENGGUNAKAN SECARA LISAN KALIMAT TANYA/PERTANYAAN
Standar Kompetensi
2. Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat Madya.
Kompetensi Dasar
2.5 Menggunakan secara lisan kalimat tanya dalam kontek bekerja.
Tujuan Pembelajaran
Setelah siswa mempelajari materi,siswa diharapkan mampu:
1. Siswa dapat membuat pertanyaan menggali informasi
2. Siswa dapat membuat pertanyaan klarifikasi 3. Siswa dapat mengajukan pertanyaan retorikka 4. Siswa dapat mengajukan pertanyaan tersamar
SERAMBI ILMU
Dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber atau kepada orang lain kita perlu memperhatikan etika atau santun bertanya berikut ini!
1. Anjukan pertanyaan yang benar-benar memerlukan informasi
2. Bersikaplah rendah hati agar narasumber memberi respon positif
3. Gunakan ucapan yang santun dan kata-kata yang menyenangakan narasumber
4. Jangan memotong jawaban karena akan merusak alur informasi yang akan diberikan
5. Hindari pertanyaan masalah pribadi narasumber
A. Pertanyaan untuk menggali informasi Persiapan-persiapan yang dapat kita lakukan adalah:
1. Merumuskan pokok pikiran/masalah yang sesuai untuk dinyatakan kepada narasumber
2. Menyusun daftar pertanyaan berdasarkan pokok pikiran atau masalah diatas
4. Bila menanyakan peristiwa atau proses ajukan pertanyaan berdasarkan kejadian/peristiwa.
Contoh kalimat tanya untuk menggali informasi pokok masalah: Kalimat tanya :
- Apa saja yang dijadikan dasar untuk memutasi seseorang,pak?
B. Pertanyaan untuk Klarifikasi atau konfirmasi
mengungkap informasi yang lengkap atau terurai melainkan untuk menguji benar tidaknya sesuatu. Pengujian itu bertujuan untuk penjernihan (klarifikasi0 atau penegasan(konfirmasi)
Kali at ta ya jawa ya atau tidak dapat dihasilka de ga ara
sbb:
1. Menggunakan tanya apa(dengan maupun tanpe partikel –kah),misal:
- Apa ayahmu hari ini pulang?
(berbicara tentang ayahmu,pulangkah(ia hari ini?)
- Ayahmu apa hari ini pulang? (pada hari ini,pulangkah ayahmu)
2. Menggunakan partikel -kah,misal: -kakakmu,hari ini pulangkah?
3. Menggunakan intonasi tanya
Beberapa kalimat tanya jawab ya-tidak ditandai oleh intonasi.Dalam hal yang demikian,kalimatnya berpola susunkalimat berita,tetapi intonasi akhirnya adalah intonasi tanya.Intonasi tanya itu ditandai oleh naiknya nada pengucapan yang disertai oleh getar tanya(yang secara simbolik) pada bagian kedua dalam kalimat itu
Contoh:
- Kakakku hari ini pulang? (betulkah kakakku hari ini pulang?)
- Hari ini kakakku pulang? (Betulkah hari ini kakakku pulang?)
4. Menggunakan...atau...,misal:
- Ibumu pulang atau belum?
- Kucingmu mau makan atau tidak? - Ibumu dokter atau perawat?
C. Kalimat Tanya Retorik
4. Orang yang bertanya dan yang menanyakan sama-sama mengetahui jawabannya.
Beberapa contoh pertanyaan retorik:
1. Apakah anda mau dianggap generasi tertinggal? 2. Apakan anda senang kalau tidak lulus ujian?
3. Apakah kita bangga,dianggap bangsa yang terkenal karena korupsinya?
D. Kalimat Tanya Tersamar
Kalimat tersamar ialah kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tidak langsung.Dalam hal ini penanya meminta jawaban secara tidak langsung. Biasanya tidak menggunakan ciri-ciri kalimat tanya. Mittra bicar menangkap maksud pertanyaan dari penanya berdasarkan kesimpulan yang dilakukan mitra bicara. Beberapa model kalimat tersamar,antara lain:
1. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan memohon.kalimattanya yang secara tidak langsung meminta sesuatu dengan hormat kepada mitra bicara. Contoh:
Terimakasih anda tidak membuang sampah disini? 2. Kalimat tersamar untuk tujuan meminta Contoh:
Contoh: Saya senang jika anda yg mengerjakan proyek ini? 4. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan mengajak
Contoh: Bukan kah anda pun bersedia untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam kegiatan amal ini?
5. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyamar
Contoh: Kamu orang yang sangat handal dalam mengatasi berbagai masalah,ya?
6. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyindir
Contoh: Memang ya pekerjaanya luar biaasa sulit sehingga kamu dapat menyeleseikannya dgn cepat?
7. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan meyakinkank Contoh: Saya rasakamu mampu mengerjakannya hari ini?
8. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyetujui Contoh: Saya kira kita sama-sama sependapat bukan?
BAB 6
MEMBUAT PARAFRASA LISAN
Standar Kompetensi
2. Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat madya
Kompetensi Dasar
2.6 Membuat parafrasa lisan dalam konteks bekerja
Tujuan Pembelajaran
1. Memparafrasekan informasi secara lisan dari hal yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri.
2. Memparafrasekan informasi secara lisan dari hal yg sudah didengar menggunakan bahasa sendiri.
Serambi Ilmu
Parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks dalam bentuk lain denga maksud untuk mrnjrlaskan makna yang tersembunyi.
A. Teknik Parafrasa
Parafrasa merupakan ungkapan suatu kata dalam bentuk lain tanpa mengubah pengertian. Misal:
Contoh: ia berangkat ke kantor dengan roda empat 2. Peluru diparafrasakan timah panah.
Contoh: Perampok itu mampus setelah diterjang timah panas oleh polisi.
Dalam kamus besar bahasa indonesia(KBBI) yg dimaksud parafrasa adalah:
1. Proses atau hasil pengungkapan kembali suatu tuluran dari sebuah tingkah atau macam bahasa menjadi yg lain tanpa mengubah pengertian.
2. Penguraian kembali suatu teks (susunan kata-kata) yang lain,dengan maksud untuk menjelaskan makna yg tersembunyi.
Teknik membuat parafrasa,yaitu:
1. Membaca informasi secara cermat 2. Memahami isi informasi
3. Menulis isi atau pokok informasi
4. Mengembangkan inti atau pokok informasi dengan kalimat sendiri.
5. Pengembangan inti dapat dengan cara mencari kata/ungkapan yg memiliki pengertian sama.
B. Perhatikan Pemakaian Sinonim dan Parafrasa
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan arti. Pemakaian sinonim yang tetap memberikan variasi penggunaan suatu kata secara menarik.
Ditinjau dari segi penggunaan kata,penggunaan parafrasa memang boros dalam penggunaan kata.Akan tetapi untuk menghindari pengulangan dalam sebuah kalimat atau paragraf penggunaan parafrasa menjadi alternatif dari penggunaan sinonim.
1. Pola penyajian ide
Menyampaikan ide secara lisan dalam bentuk parafrasa lisan,dapat kita lakukan dengan pola urutan sbb:
a. Pola urutan kronologis yaitu menyampaikan parafrasa lisan berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa.
b. Pola urutan sebab-akibat yaiitu menyampaikan parafrasa lisan yang dimulai dgn menyebutkan suatu hal yang menjadi sebab dan diikuti akibat.
c. Pola urutan contoh yaitu penyampaian parafrasa lisan yg dimulai dengan menyebutkan contoh-contoh lalu diikitu penjelasan tentang objek yg akan dijelaskan. d. Pola urutan proses yaitu penyampaian parafrasa lisan
e. Pola urutan fungsional yaitu penyampaian parafrasa lisan yg menjelaskan sesuatu hal berdasarkan fungsinya masing-masing.
f. Pola urutan penting dan tidak penting,yaitu penyampaian parafrasa yang dimulai dari penjelasan yg paling penting dan diikuti penjelasan yg kurang/tidakpenting.
2. Parafrasa Kalimat
Pada tataran kalimat parafrasa dapat dilakukan dengan berbagai variasi kalimat. Seperti variasi susunan kata.
Contoh: Ibu pergi ke Jakarta tadi pagi Bisa dibuat variasi sbb:
- Tadi pagi ibu pergi ke Jakarta. - Pergi ke Jakarta ibu tadi pagi. - Ibu tadi pagi pergi ke Jakarta. Variasi aktif-pasif
Contoh:
- Presiden menganugerahkan bintang jasa pada keluarga pahlawan.(aktif)
- Keluarga pahlawan dianugerahi bintang jasa oleh presiden.(pasif)
Contoh:
- Ibu mengatakan akan berangkat nanti sore. (tidak langsung)
- I u erkata Na ti sore aku era gkat la gsu g
3. Parafrasa Wacana
Parafrasa wacana adalah penyaajian ulang dalam bentuk lain. Misalnya menjadi lebih ringkas. Caranya dengan penggabungan kalimat atau gagasan disertai peringkasan. Langkah-langkah membuat parafrasa dari uraian tertulis yaitu sebagai berikut :
a. Baca secara cermat wacana yang berisi uraian tentang sesuatu.
b. Jika perlu tandai ide pokok paragraf dan ide pokok tiap bagian wacana.
c. Buatlah daftar atau catat ide-ide pokok tersebut secara berurutan.
d. Kembangkan ide-ide pokok tersebut.
C. Parafrasa Lisan dari Uraian Tertuliis yang Dibicarakan.
1. Memperhatikan teknik menemukan ide pokok membaca informasi teks secara cermat dan menemukan ide pokoknya.Kita dapat mengikuti ketentuan dibawah ini: a. Tidak membaca kata demi kata tetapi menyerap
gagasannya.
b. Mengurangi perhatian terhadap rincian. c. Memmbaca sumber tidak terlalu cepat.
d. Berusaha menemukan gagasan-gagasan utama tiap-tiap paragraf.
2. Mencatat kalimat utama dalam setiap paragraf. 3. Memahami makna tersurat.
4. Memahami makna tersirat
5. Memmbedakan fakta-fakta dan detail wacana.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan untuk dapat memparafrasakan bentuk prosa.
1. Membaca/mendengarkan pembacaan puisi dengan seksama.
2. Memahami isi atau kandungan puisi secara utuh.
3. Menjelaskan atau menguraikan kiasan/ungkapan yg terdapat dalam puisi.
5. Setelah diuraikan dalam bentuk prosa,sampaikan secara lisan.
Berbeda dengan puisi yg mempunyai banyak simbol/kiasan,untuk memparafrasakan sebuah naskah drama kita harus memperhatikan unsur-unsur dibawah ini.
1. Memahami setting/latar cerita.
2. Memahami dialog dan mengambil kesimpulan secara menyeluruh.
3. Memahami penjelasan tentang tokoh.
BAB 7
POLA GILIR DALAM KOMUNIKASI LISAN
Menerapkan pola gilir dalam komunikasi sehari hari
Dalam kaitannya dengan pola gilir berbicara, ada semacam etika moral yang memberikan prioritas berbicara kepada orang lain yang mempunyai posisi sosial atau usia yang lebih tua.
Pola gilir dalam komunikasi bisa diterapkan pada aktivitas sehari-hari, diskusi, dan berbagai acara. Misalkan pada diskusi diterapkan pada moderator, notulis, penyaji/pemateri, dan peserta.
Kalimat kalimat yang menandai adanya penerapan pola gilir dalam diskusi antara lain sbb:
Moderator:
- Mari kita si ak pe yajia akalah oleh ………… “dr………. Dipersilakan
- De ikia pe yajia akalah oleh………….
- Penyaji dipersilakan memberi jawaban atau tanggapan balik.
Penyaji:
- …… waktu da te pat saya ke alika kepada saudara
- Teri a kasih atas ta ggapa dari ………… da jawa a kami sbb.
- Me jawa perta yaa saudara…….. Peserta:
- Pertanyaan saya tujukan kepada pembicara pertama
- Terima kasih kepada moderator yang telah memberikan kesempatan kepada saya.
BAB 8
BERCAKAP CAKAP SECARA SOPAN DENGAN MITRA BICARA DALAM KONTEKS BEKERJA
KATA/ UNGKAPAN UNTUK MEMULAI PERCAKAPAN
Dalam situasi tatap muka secara langsung yang bersifat resmi ungkapan yang lazim dipakai untuk mengawali percakapan antara lain:
Ungkapan Jawaban
Selamat pagi/siang/sore/malam Selamat pagi/siang/sore/malam Assala u alaiku warrah attullahi
wabarakatuh.
alaiku sala warah atullahi wabarakatuh
Salam sejahtera -
Dalam situasi resmi yang tidak bersifat tatap muka langsung sering kita simak gabungan-gabungan salam, misalnya:
- Pe irsa ya g er ahagia, assala u alaiku wr.w . selamat berjumpa lagi dala a ara……….
- Pe de gar ya g udi a , assala u alaiku wr.w . salam sejahtera untuk Anda semua di mana saja berada.
- LP2IP, selamat siang. Ada yang bias dibantu?
- Rumah Sakit Islam, Assalamualaikum. Ada yang bias kami bantu?
KATA ATAU UNGKAPAN UNTUK MENGAKHIRI PERCAKAPAN DALAM SITUASI RESMI:
Kalau tidak ada perta yaa , ari kita akhiri…
BERBEDA PENDAPAT DAN MENGHINDARI KONFLIK
Sebaiknya untuk menghidari konflik, hendaknya pendapat yang berbeda itu kita nyatakan secara halus tetapi efektif. Caranya adalah:
- Kita awali penyampain pendapat yang berbeda itu dengan e gu apka aaf ya g diikuti u apa kekurangsetujuan (jangan ketidaksetujuan atau penolakan) terhadap pendapat mitra bicara.
Contoh:
(1) Saya kurang sependapat kalau dengan alasan demi kelestarian alam lalu sumber daya alam seperti hutan, pasir, batu bara, dan sebagainya tidak boleh dieksploitasi. (2) Menurut hemat saya, kompensasai BBM akan lebih
mendidik kalau tidak diberikan secara Cuma-Cuma, tetapi diberikan sebagai imbalan atas suatu jerih payah
(3) Apa yang disampaikan saudara penyaji benar, tetapi pelaksaannya di lapangan akan menghadapi banyak kendala.