• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Modul Bimbingan dan Konseling untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Modul Bimbingan dan Konseling untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

dan Info Artikel:

Diterima 03/04/2013 Direvisi 15/06/2013 Dipublikasikan 30/06/2013

Volume 1 Nomor 2, Juni 2013, Hlm 121-135

Pengembangan M

Pencegahan Pen

Rani Mega Putri

1

, Nev

123

Fakultas Ilmu Pendidikan, Un

Abstract

The problem of drug abuse ha could be used by guidance and dangers of drug abuse, one of tools that addresses learning a achieve and master a targeted (1) to formulate guidance and be used by guidance and cou formulation guidance and co counseling teacher or counsel guided model development ste The subjects of the trial resea guidance and counseling teach to obtain test subjects research counselor. This study was co descriptively. The results of th abuse, as a content was ver counselors in implementation prevent of drug abuse rated ve it could be concluded that the in the context of prevention of to be introduced and used by g

Keyword: Module, Guidance a

Copyright © 2013 IICE - Multikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselor Indonesia - All Rights Reserved

Indonesian Institute for Counseling and Education(IICE) Multikarya Kons

PENDAHULUAN

Sekolah sebagai lembaga keberhasilan siswa untuk menj pembelajaran yang menarik, m

dan

Volume 1 Nomor 2, Juni 2013, Hlm 121-135

gan Modul Bimbingan dan Kons

enyalahgunaan Narkoba di Se

eviyarni S.

2

, Daharnis

3

, Universitas Negeri Padang

has penetrated up to the world of education, includin and counseling teachers or counselors to enhance stude of them by using the media as an exciting learning mod g about a subject systematically arranged and sequenti ted competencies along with guidelines for the use of tea nd counseling module for drug abuse prevention in scho counseling teacher or counselor, and (2) to describe th counseling module for drug abuse prevention in s

selor. This research was conducted using development step ADDIE (Analyze, Design, Development, Implemen search were (1) the content expert, and (2) the target u acher or counselor, who was taken by using purposive sa

rch, namely 3 content experts, and 3 people guidance a conducted with a limited research product tested and the research showed that: (1) guidance and counseling very feasible for used by students and guidance and tion of service, (2) the level of guidance module and co very high for used by students. Based on these results o the research products produced were feasible and could of drug abuse in schools. Finally the research product w y guidance and counseling teacher or counselor at schoo

e and Counseling, Drug Abuse Prevention

Copyright © 2013 IICE - Multikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselor Indonesia - All Rights Reserved

Indonesian Institute for Counseling and Education(IICE) Multikarya Kons

ga pendidikan formal memegang peranan dan bertangg enjalankan tugas perkembangannya. Sekolah diharapkan , menyenangkan, menantang, membangun motivasi, dan

dan

Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Volume 1 Nomor 2, Juni 2013, Hlm 121-135

onseling untuk

Sekolah

ding SMP. Many ways that dents' understanding of the odules. Module was one of ntially to facilitate students teachers. This study aimed: hool-appropriate content to e the level of applicability school by guidance and ment research methods, with mentation, and Evaluation). t users of the product, was e sampling method, in order e and counseling teacher or and the data was analyzed ling module to prevent drug nd counseling teachers or counseling applicability to s of the research, generally, uld be used to help students ct was highly recommended hool in SMP.

Copyright © 2013 IICE - Multikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselor Indonesia - All Rights Reserved

Indonesian Institute for Counseling and Education(IICE) Multikarya Kons

(2)

siswa untuk melakukan kegia tentang Sistem Pendidikan Nas

Pendidikan adalah usaha pembelajaran agar peser kekuatan spiritual keaga keterampilan yang diperlu

Untuk menghasilkan pen dengan memperhatikan dan m Proses pembelajaran diharapka fungsi pendidikan yang tertuan Pasal 3 yaitu:

Pendidikan nasional berfu bangsa yang bermartab berkembangnya potensi Tuhan Yang Maha Esa, b negara yang demokratis s

Hal tersebut dapat dimak pengetahuan dan keterampila individu yang beriman, bertaq memiliki indikator-indikator p berlaku, yaitu sesuai dengan n berupa perilaku konstruktif ya menyakiti diri, lari dari kehidu menggunakan narkoba.

Dalam rangka mengemba Pendidikan Nasional No. 20 berkualifikasi sebagai guru, d sebutan lain yang sesuai denga bimbingan dan konseling (sela Dengan kata lain Bimbingan nasional. BK merupakan upay mampu mengembangkan dirin kepribadian, kecerdasan, akhl negara seperti yang tertera pad Tahun 2003 Bab I Pasal 1.

Melalui pelayanan BK d yang diungkapkan oleh BSNP

Pelayanan konseling mem atau klasikal, sesuai deng peluang yang dimiliki. P masalah yang dihadapi pe

Hal tersebut mengandung itu bakat, minat, potensi, maup untuk membantu peserta didi bantuan tersebut dapat berupa

giatan yang positif. Hal ini sesuai dengan Undang-Un Nasional pasal 1 butir 1 yang menyebutkan bahwa:

aha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta didik secara aktif mengembangkan potensi dir agamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, erlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

pendidikan yang bermutu, maka penyelenggaraan pe memperbaiki proses pendidikan yang diterapkan ole pkan mampu memfasilitasi siswa agar dapat mencapai tuang pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona

rfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk wa tabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bang si peserta didik agar menjadi manusia yang beriman d

, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandir is serta bertanggung jawab.

aknai bahwa pendidikan di sekolah selain bertanggung ilan tertentu bagi siswanya, juga bertanggung jawab rtaqwa, dan berakhlak mulia. Siswa yang beriman, be r perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yan n nilai-nilai ajaran agama yang diyakininya. Perilaku-p yang tidak merusak diri sendiri dan lingkungan seper idupan dan keluarga, terlibat pergaulan bebas, merokok,

bangkan fungsi tersebut diperlukan peran pendidik. Me 0 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 6, pendidik adala , dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tuto ngan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyel elanjutnya disebut guru BK) atau konselor merupakan sa an dan Konseling (selanjutnya disebut BK) terdapat

aya pemberian bantuan melalui layanan konseling kepa rinya secara optimal untuk memiliki kekuatan spiritual k khlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirin ada hakikat pendidikan menurut Undang-Undang Sistem

diharapkan siswa mampu mengatasi permasalahan yan NP (2006: 4) yaitu:

emfasilitasi pengembangan peserta didik, secara indiv ngan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, k i. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan

peserta didik.

ng makna bahwa guru BK atau konselor harus menger aupun perkembangannya sehingga memberikan peluang idik mengatasi kelemahan, hambatan, serta masalah pa pelayanan yang dilakukan secara perorangan, kelom

Undang Nomor 20 Tahun 2003

ana belajar dan proses dirinya untuk memiliki an, akhlak mulia, serta

pendidikan harus dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan. ai aktualisasi diri sesuai dengan ional No. 20 Tahun 2003 Bab II

k watak serta peradaban ngsa, bertujuan untuk n dan bertakwa kepada diri, dan menjadi warga

ung jawab terhadap dikuasainya wab membentuk siswa menjadi bertaqwa dan berakhlak mulia yang luhur, norma-norma yang u-perilaku yang demikian dapat perti jauh dari perilaku-perilaku k, mengkonsumsi alkohol, serta

enurut Undang-Undang Sistem alah tenaga kependidikan yang utor, instruktur, fasilitator, dan yelenggarakan pendidikan. Guru salah satu tenaga kependidikan. at dalam kurikulum pendidikan epada siswa agar siswa tersebut l keagamaan, pengendalian diri, irinya, masyarakat, bangsa dan tem Pendidikan Nasional No. 20

yang dialaminya, hal ini seperti

dividual, kelompok dan , kondisi, serta peluang-an dpeluang-an hambatpeluang-an serta

(3)

memanfaatkan media pembela memberikan pelayanan konseli Mulyasa (2004: 43) men kompetensi tertentu yang disu dan disertai dengan pedoman p Jamaludin Ahmad (dalam Ah yang membahas suatu topik te dalam mencapai dan menguas adalah sebuah media yang disu dan dapat digunakan oleh sisw

Dengan memanfaatkan potensinya secara optimal ses menyatakan bahwa:

Dengan menggunakan m tanpa terikat oleh tempat dan dapat memupuk sifat dinamis penemuan

Lebih lanjut dijelaskan membaca buku, melakukan p belajar dari sumber-sumber ya pembelajaran dengan modul ad

1. memberikanfeedback 2. dapat disesuaikan den

tentang kecepatan mem 3. memberikan secara kh 4. membuka kemungkina

Sedangkan menurut Sant menggunakan modul yaitu m dengan kondisi di lapangan. penyusunan modul, siswa dap wawasan, keterampilan, nilai d

Prayitno (2009: 26) meny sukses dan berkehidupan efe

memandirikan klien, maka sis dapat memandirikan siswa dala

Dari hasil wawancara den Program Studi Bimbingan dan Padang pada tanggal 07 Mei 2 untuk dijadikan bahan dalam merumuskan bentuk modul ya menambah kerja guru BK atau tertarik untuk mengembangkan konseling kepada siswanya.

Mencermati permasalaha konselor melalui pelayanan k yang banyak terjadi di sek penyalahgunaan narkoba yang mencegah hal tersebut masih m Fenomena di lapangan m oleh pelajar. Aziz (dalam tem sekolah menengah pertama di

elajaran. Salah satu media yang dapat digunakan oleh g eling adalah modul.

enyatakan bahwa modul adalah suatu proses pembela isusun secara sistematis, operasional dan terarah yang n penggunaannya untuk guru. Senada dengan pendapat t Ahmad, 2007:134) menyatakan bahwa modul merupak tertentu secara sistematis dan berurutan untuk memud uasai suatu unit topik pembelajaran dengan mudah da isusun secara sistematis menurut kaidah penulisan modu swa secara mandiri.

n modul, diharapkan siswa mampu untuk mandiri sesuai dengan tujuan konseling yaitu memandirikan k

modul, siswa dapat belajar sendiri tanpa tergantung p an waktu, siswa juga dapat belajar sesuai dengan kece is dan aktif karena siswa dituntun memecahkan mas

n bahwa modul dapat dilengkapi dengan kegiatan-k percobaan, belajar dari internet dan lain-lain, sehingg yang relevan (Suryosubroto, 1983: 22). Nasution (1988:

adalah sebagai berikut:

ckatau umpan balik yang segera dan terus-menerus. dengan kemampuan anak secara individual dengan me

empelajarinya.

khusus remedial untuk membantu anak mengatasi kekur inan untuk melakukan tes formatif.

antyasa (2009: 11) salah satu keuntungan yang diperol meningkatkan motivasi siswa, karena materinya diba n. Dengan menggunakan modul yang dirancang den apat memperoleh pemahaman dan pengetahuan baru un i dan sikap yang sesuai dengan tujuan hidup.

enyatakan bahwa “pelayanan konseling tertuju kepada

efektif dalam kesehariannya”. Jika dilihat dari tujuan

sistem belajar dengan menggunakan modul adalah sala alam proses pembelajaran.

engan beberapa orang guru BK atau konselor yang seda dan Konseling Program Pascasarjana Fakultas Ilmu P i 2012, diketahui bahwa guru BK atau konselor tidak m lam memberikan layanan konseling. Guru BK atau

yang sesuai dengan kaidah-kaidahnya, serta mengangga tau konselor dan proses pembuatannya berbelit-belit. Ha kan modul yang dapat membantu guru BK atau konselo

han siswa yang dapat diupayakan pencegahan dan penge konseling, nampaknya merokok dan mengkonsumsi ekolah. Padahal, rokok dan alkohol adalah gerban ang lebih berat, tetapi layanan yang dilakukan oleh g h minim.

menunjukkan bahwa banyak terjadi kasus penyalahgu empo.co.id: diakses tanggal 23 April 2012) menuliskan di Cianjur, Jawa Barat, mengikuti Ujian Nasional dala

h guru BK atau konselor dalam

elajaran mengenai suatu satuan g digunakan oleh peserta didik at tersebut, Sidek Mohd Noah & akan suatu paket pembelajaran udahkan siswa belajar mandiri dan tepat sasaran. Jadi, modul dul, yang membahas suatu topik

iri dan dapat mengembangkan klien. Suryosubroto (1983:12)

pada guru, siswa dapat belajar cepatan masing-masing. Modul asalah-masalah dan

penemuan--kegiatan instruksional, seperti ngga siswa juga dituntun untuk 88: 67) menjelaskan keuntungan

memberikan keluwesan

kurangannya.

roleh dari pembelajaran dengan ibatasi dengan jelas dan sesuai dengan baik mengikuti kaidah untuk menciptakan pandangan,

a kondisi pribadi yang mandiri,

an pelayanan konseling untuk

salah satu cara yang diharapkan

dang melanjutkan pendidikan di Pendidikan Universitas Negeri k memiliki modul yang relevan tau konselor juga tidak dapat gap modul tidak penting karena Hal ini membuat peneliti merasa elor dalam memberikan layanan

ngentasannya oleh guru BK atau si alkohol adalah permasalahan ang awal untuk masuk pada guru BK atau konselor untuk

(4)

Cianjur, Senin, 23 April 2012 tentang Narkotika karena kepe 2012) menuliskan bahwa pered Berdasarkan data yang di kasus narkoba yang dilakukan Pada tahun 2012 ditemukan 9 kasus pada tahun 2010 untuk 2011. Dan meningkat lagi men Data di atas menunjukkan terus meluas dan meningkat ju besar efek negatif yang ditimbu Satya (2006: 24-26) menyatak bagi diri sendiri, yaitu: (a) terg over dosis, (d) gejala putus zat (h) kendornya nilai-nilai, dan keluarga yaitu suasana hidup n sedih, merasa bersalah dan ma menjadi tidak jelas. Efek neg motivasi yang sangat penting Penyalahguna narkoba juga be narkoba membolos lebih besar dan negara yang dapat menim meningkat.

Berkenaan dengan banya narkoba seperti tersebut di a diantisipasi oleh semua kalang tidak mendapatkan penangan khususnya rusaknya generasi m

Padang, sebagai salah sa orang-orang yang tidak bertan narkoba di kalangan pelajar SM kota Padang, banyak ditemui s pada siswa SMP dan SD.

Berdasarkan studi pendah bahwa banyak siswa sekolah te lem. Informasi tersebut didapa dari guru BK atau konselor, ser penyalahgunaan narkoba lain y yang dapat menyebabkan ket permasalahan ini dan mencega belum memberikan pelayanan media yang dapat digunakan u bisa mengembangkan media b terjadi pada sekolah ini.

Berangkat dari hal ter mengembangkan modul pence dalam memberikan pelayanan penelitian ini dapat memperba di sekolah, terutama untuk pen Sehubungan dengan perm rumusan modul BK yang dike

12 karena terjerat kasus narkoba dengan Pasal 111 ayat epemilikan ganja. Berikutnya, Ali (dalam antarabogor. redaran narkoba di kalangan pelajar SMP dan SMA suda

didapat dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumbar an oleh pelajar pada tahun 2010 adalah 13 kasus. Pada t 9 kasus yang dilakukan pelajar. Sedangkan berdasarka uk umur tersangka 16-19 tahun. Kasus ini meningkat m

enjadi 41 kasus untuk umur tersangka 16-19 tahun pada kan bahwa adanya peluang remaja yang terlibat dalam p jumlahnya. Dengan meluasnya penyalahgunaan narkoba bulkan baik bagi remaja itu sendiri, keluarga dan lingku takan bahwa penyalahgunaan narkoba dapat menimbulk terganggunya fungsi otak dan perkembangan remaja, (b zat, (e) ketergantungan, (f) gangguan perilaku/ mental-so an (i) keuangan dan hukum menjadi kacau. Efek neg p nyaman dan tentram di dalam keluarga menjadi tergan marah karena memiliki anak pecandu, serta merasa putu

egatif yang ketiga adalah bagi sekolah, yaitu narkoba ting bagi proses belajar mengajar di kelas dan prest berkaitan dengan kenakalan dan putus sekolah. Kemu sar daripada siswa lainnya. Efek negatif yang keempat y nimbulkan kerugian karena masyarakatnya tidak pro

nyaknya kerugian yang bisa ditimbulkan oleh peredara i atas, maka penyalahgunaan narkoba bisa menjadi b

ngan termasuk oleh pendidik pada satuan pendidikan das anan yang baik maka akan menjadi ancaman bagi i muda yang diharapkan sebagai penerus bangsa. satu ibukota Provinsi yang sedang berkembang, bisa tanggung jawab dalam peredaran dan penyalahgunaan n

SMP. Hasil observasi yang penulis lakukan di lingkung i siswa laki-laki yang merokok. Tidak hanya siswa SMA,

ahuluan yang dilakukan pada salah satu SMP swasta ko h tersebut yang merokok dan mengkonsumsi alkohol. Ad

apat dari hasil wawancara dengan beberapa orang guru serta hasil observasi di lapangan. Rokok dalam hal ini dip in yang lebih berbahaya, karena rokok mengandung temb

ketergantungan seperti nikotin, karbon monoksida da egah ke arah penyalahgunaan narkoba yang lebih berba an yang maksimal. Hal ini terkendala oleh waktu pembe n untuk melakukan pelayanan konseling. Oleh sebab itu ia berupa modul pencegahan penyalahgunaan narkoba

tersebut dan mempertimbangkan uraian di atas, m cegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah untuk mem nan konseling. Peneliti sangat mengharapkan produk

baiki dan mengurangi beberapa kekurangan-kekurangan encegahan penyalahgunaan narkoba.

ermasalahan di atas, maka rumusan masalah pada pen ikembangkan untuk pencegahan penyalahgunaan narkob

at 1 Undang-Undang Nomor 35 or.com: diakses tanggal 30 Juni dah sangat mengkhawatirkan. bar menunjukkan bahwa jumlah

a tahun 2011 menjadi 12 kasus. rkan aspek umur, ditemukan 13 at menjadi 36 kasus pada tahun

da tahun 2012.

penyalahgunaan narkoba akan oba tersebut maka akan semakin gkungan sosialnya. Martono dan ulkan efek negatif yang pertama , (b) intoksikasi (keracunan), (c) l-sosial, (g) gangguan kesehatan, egatif yang kedua adalah bagi ganggu, orangtua menjadi malu, tus asa karena masa depan anak oba dapat merusak disiplin dan estasi belajar menurun drastis. mungkinan siswa penyalahguna at yaitu bagi masyarakat, bangsa roduktif dan tingkat kejahatan

aran gelap dan penyalahgunaan i bencana nasional, dan harus dasar dan menengah. Jika hal ini i kelangsungan hidup bangsa,

isa menjadi sasaran empuk bagi n narkoba. Termasuk peredaran ungan salah satu sekolah swasta A, tetapi juga sudah merambah

kota Padang diperoleh informasi Ada juga siswa yang menghirup uru dan siswa, data kasus siswa i dipandang sebagai pintu masuk mbakau yang memiliki zat aktif dan tar. Dalam mengentaskan rbahaya, guru BK atau konselor berian layanan serta belum ada itu penulis merasa tertarik untuk ba berdasarkan fenomena yang

maka peneliti tertarik untuk embantu guru BK atau konselor uk yang dikembangkan dalam an dalam praktik pelayanan BK

(5)

untuk digunakan oleh guru penyalahgunaan narkoba di sek

Adapun tujuan yang hen penyalahgunaan narkoba di sek mendeskripsikan tingkat keterp oleh guru BK atau konselor.

METODOLOGI

Penelitian ini merupak dikembangkan sebuah modul lapangan terkait dengan fenom yang diterapkan dalam peneliti meliputi tahapan Analysis, De tersebut memiliki keterkaitan, n datang jika produk yang dihasil Dalam penelitian ini, keg kelompok kecil. Pertimbangan untuk menghasilkanprototype dapat dipakai oleh guru BK ata

Adapun teknik yang digu menggunakan purposive samp sampel secara acak didasarkan 2005b: 205). Alasan pengguna hanya berfokus pada suatu ma penyalahgunaan narkoba. Sela teknik penentuan subjek uji co samplingyaitu teknik pengam atau anggota populasi untuk dip

Berdasarkan pertimbanga Tahap Validasi Produk

Validasi ahli melibatk validasi yaitu, Prof. Dr. M Gani, M.Pd. (Dosen Jurusa (Ahli Ilmu Fisiologi Olahra Tahap Uji Coba Produk

Pada tahap uji pers pertimbangan tertentu sesu subjek uji coba yang diing siswa kelas VII, dengan an penyalahgunaan narkoba se coba pemakai produk ada Dengan anggapan bahwa g menyelenggarakan pelayan penelitian, peneliti melibatk uji coba kelompok kecil, p konselor dari SMP N 5 Pa Pemilihan sekolah tersebut BK yang sesuai dengan kr pusat kota, (c) lingkungan (d) siswa memiliki latar bel

u BK atau konselor?, dan (2) apakah rumusan m sekolah yang dikembangkan dapat digunakan oleh guru endak dicapai dengan penelitian ini adalah untuk me sekolah yang layak secara isi untuk digunakan oleh guru terpakaian rumusan modul BK untuk pencegahan penya .

akan penelitian pengembangan (development resea ul bimbingan dan konseling yang diharapkan dapat nomena penyalahgunaan narkoba yang terjadi di seko elitian ini mengikuti langkah-langkah pengembangan m , Design, Development, Implementation, dan Evaluati

n, namun tidak menutup kemungkinan pengembangan se asilkan perlu pengembangan lebih lanjut.

egiatan pengembangan produk yang dilakukan peneliti an peneliti melakukan pengembangan produk hingga ta peproduk (modul) yang secara isi telah memenuhi krite atau konselor di sekolah.

gunakan untuk menentukan subjek uji coba untuk ahli is mpling. Teknik purposive sampling, merupakan cara kan pada maksud atau tujuan penelitian yang telah dit naanpurposive samplingsebagai teknik penentuan subje masalah yaitu mengembangkan modul bimbingan dan elain itu, penelitian ini tidak bermaksud membuat gen ji coba dalam penelitian pengembangan ini dikelompokk ambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesem dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008: 122).

gan tersebut, maka subjek uji coba dalam penelitian ini d

atkan subjek uji coba sebagai ahli, terdiri dari 3 oran Mudjiran, M.S., Kons. (Dosen Jurusan Bimbingan dan usan Pendidikan Bahasa Indonesia UNP), dan Prof. Dr. hraga, Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP).

erseorangan dan uji kelompok kecil, subjek uji co suai dengan maksud, tujuan, atau kegunaan dari produk iinginkan sebagai sasaran pemakai produk yang melak anggapan bahwa siswa SMP perlu dibekali dengan pen sedari dini, yaitu saat berada pada kelas VII. Selain sis dalah guru BK atau konselor dengan latar belakang p

guru BK dengan latar belakang pendidikan S1 BK dan anan konseling secara akademis dan praktik. Untuk u atkan 1 orang guru BK atau konselor kelas VII SMP K l, peneliti melibatkan 3 orang guru BK atau konselor, Padang dan 1 orang guru BK atau konselor SMP Labo ut menjadi subjek uji coba dengan pertimbangan: (a) se kriteria yaitu S1 BK dan PPK, (b) sekolah tersebut ber an sekolah tersebut berdekatan dengan lingkungan pend belakang ekonomi yang beragam.

modul BK untuk pencegahan ru BK atau konselor?.

erumuskan modul pencegahan uru BK atau konselor dan untuk yalahgunaan narkoba di sekolah

search). Dalam penelitian ini pat menjawab permasalahan di kolah. Prosedur pengembangan n menurut model ADDIE yang luation. Antara tahapan-tahapan selanjutnya di waktu yang akan

liti hanya sampai pada tahap uji a tahap uji kelompok kecil yaitu iteria hasil validasi para ahli dan

li isi dan uji keterpakaian produk ra penentuan atau pengambilan ditetapkan sebelumnya (Yusuf, bjek uji coba yaitu penelitian ini an konseling untuk pencegahan generalisasi penelitian sehingga okkan ke dalam non-probability empatan sama bagi setiap unsur

ni ditentukan sebagai berikut.

ang ahli. Ahli yang melakukan an Konseling UNP), Dr. Erizal Dr. Sayuti Syahara, M.S., AIFO

(6)

Data yang dikumpulkan p Data Validasi Modul

Peneliti mengumpulk untuk pencegahan penyalah Data Keterpakaian Modul

Pengumpulan data k divalidasi oleh ahli, diuji kemudian dilakukan pengu Untuk keterbacaan is dipahami siswa. Hasil yang sesuai dengan tingkat pema

Instrumen pengumpulan penelitian. Adapun instrumen p oleh peneliti.

Menurut Yusuf (2005a: rangkaian pertanyaan yang ber

informasi. Kuesioner sering ju

untuk mengumpulkan data ya konselor untuk mengumpulkan Teknik analisis data yang masing-masing subjek uji coba di sekolah. Untuk mengetahu dikembangkan, maka dilakuka masing-masing validator berke keterpakaian modul. Karena ju statistic non parametric, denga

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyajian hasil pengemb tahap pengembangan, (4) tahap Tahap Analisis

Pelaksanaan Layanan BK di Pelaksanaan layanan BK individual. Untuk dapat men dilaksanakan tersebut dapat d melalui 10 (sepuluh) jenis la penyaluran, konseling perorang Pelayanan tersebut juga dila himpunan data, konferensi kas kegiatan layanan konseling di mengacu kepada kebutuhan sis Mencermati pelaksanaan konselor mengalami kesulitan Materi layanan yang diberikan dengan perkembangan zaman.

Berkenaan dengan pelay sesungguhnya patut dibenahi. maupun menciptakan strategi modul layanan.

n pada penelitian ini yaitu:

lkan data dari ahli berkenaan dengan penilaian isi mo lahgunaan narkoba. Data isi produk diperoleh dari prose l

keterpakaian modul dilakukan pada guru BK atau ji coba perseorangan dan uji coba kelompok kecil p gukuran dengan menggunakan angket untuk menilai pro isi modul, dilakukan uji coba kepada siswa dengan c ang diperoleh menjadi pedoman bagi peneliti untuk men

mahaman bahasa siswa SMP.

an data dalam penelitian ini disesuaikan dengan k n pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu kuesione

5a:252) “Kuesioner berasal dari bahasa latin, Questi berhubungan dengan objek yang dinilai dengan maksud

juga disebut angket”. Penelitian ini menggunakan angk

yang berkenaan dengan isi modul yang dikembangka an data keterpakaian modul.

ng digunakan adalah analisis deskriptif, yakni dengan m oba validitas dan keterpakaian modul BK untuk pencega

hui lebih jauh mengenai hasil penilaian berkenaan de kan uji statistik untuk mengetahui apakah terdapat kes rkenaan dengan isi modul dan antar masing-masing gur jumlah responden sebagai subyek penelitian kurang dar gan uji statistik yang digunakan adalahUji Koefisien Ko

AN

mbangan mempedomani pola ADDIE yaitu (1) tahap a hap implementasi, dan (5) tahap evaluasi.

di Sekolah

BK di sekolah terbagi menjadi tiga format, yaitu: fo engembangkan kehidupan sehari-hari siswa yang e t dilakukan secara terjadwal dan insidental. Pelayana layanan, yaitu: layanan orientasi, informasi, penguas

angan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, kons ilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan pendukung, kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan ali di sekolah didasarkan pada pemilihan jenis layanan d siswa di sekolah yang didapat melalui studi kebutuhan.

an pelayanan BK di sekolah selama ini, ditemui ken an dalam mencari bahan/sumber yang relevan sebagai p

an cenderung sama setiap tahunnya padahal kebutuhan n.

layanan BK yang dalam pelaksanaannya masih minim hi. Guru BK atau konselor dituntut lebih aktif dan kr gi serta bahan layanan terkait dengan kebutuhan siswa

odul bimbingan dan konseling ses validasi oleh ahli.

u konselor. Modul yang telah il pada guru BK atau konselor,

roduk.

n cara menandai isi yang tidak enyesuaikan kalimat dan istilah

karakteristik data dan subjek oner yang dikembangkan sendiri

estionnaire yang berarti suatu ud untuk mendapatkan data atau

gket yang ditujukan kepada ahli

kan dan kepada guru BK atau

mendeskripsikan distribusi skor egahan penyalahgunaan narkoba dengan produk penelitian yang keselarasan penilaian baik antar guru BK atau konselor terhadap dari 30, maka digunakan analisis Konkordansi Kendall (W).

p analisis, (2) tahap desain, (3)

format klasikal, kelompok dan efektif, pelayanan BK yang anan BK tersebut dilaksanakan asaan konten, penempatan dan nsultasi, mediasi, dan advokasi. g, yaitu aplikasi instrumentasi, alih tangan kasus. Pelaksanaan dan kegiatan pendukung yang n.

enyataan bahwa guru BK atau i penunjang pemberian layanan. n siswa selalu bertambah sesuai

(7)

Cara untuk Membantu Siswa Penyalahgunaan narkob penyalahgunaan narkoba sud Penyalahgunaan narkoba terj Berdasarkan observasi yang p merokok dan mengkonsumsi a narkoba yang lebih berat. Tida satu inhalant (zat psiko-aktif) y Dalam kasus tersebut, m dengan pelayanan yang baik d yang efektif. Tindakan preven narasumber untuk memberika modul yang peneliti kemb menyelenggarakan layanan kon Tahap Desain

Berdasarkan hasil uraian dan cara yang dilakukan untuk pencegahan penyalahgunaan na Desain awal modul pe a. Narkoba

1) Apa itu narkoba? 2) Rokok

b. Mencegah penyalahgun 1) Asertif terhadap nar 2) Berpikir positif 3) Percaya diri. Setelah menyelesaikan p selanjutnya adalah menentuka desain ini maka didapatkan wu sekolah. Selanjutnya wujud akh Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan dan pengembangan produk Pengembangan Instrumen Pe

Pada tahapan ini dilaku pengumpulan data. Instrumen t (2) angket keterpakaian modul Angket penilaian isi mod II melalui diskusi terfokus unt kalimat dan koreksi terhadap melibatkan pembimbing I dan Prosedur pengembangan a) Identifikasi aspek alat u

Pada tahapan ini d dalam penggunaan modu hendak diukur. Dalam instrumen, (3) pemilihan teknik penskoran, dan (5)

b) Menimbang pernyataan Untuk mengukur v judgement,yaitu memint

swa Tercegah dari Penyalahgunaan Narkoba oba belakangan ini tidak hanya dilakukan oleh sudah merambah sampai ke dunia pendidikan, tid terjadi dalam bentuk yang paling kecil bahayanya

peneliti lakukan terhadap siswa SMP kota Padang, b si alkohol. Padahal, rokok dan alkohol merupakan gerb

idak sedikit pula dari mereka yang menghisap lem, pad f) yang dapat membuat seseorang kecanduan.

maka guru BK atau konselor wajib mengupayakan pel k dan komprehensif siswa akan terbantu untuk menca entif yang selama ini dilakukan oleh guru BK atau k ikan penyuluhan tentang pencegahan penyalahgunaan

bangkan ini, diharapkan dapat membantu guru konseling dan membantu siswa tercegah dari penyalahgu

an yang dipaparkan pada tahap analisis, baik terkait den tuk pencegahan penyalahgunaan narkoba tersebut, mak

narkoba di sekolah.

pencegahan penyalahgunaan narkoba diuraikan dalam d

unaan narkoba arkoba

penyusunan desain awal modul pencegahan penyala kan keterlibatan pihak-pihak terkait dan rancangan pen wujud akhir desain awal produk yaitu modul pencegaha akhir desain awal produk ini diajukan untuk mendapatka

an ini dilakukan melalui dua jenis kegiatan yaitu pengem uk penelitian, seperti diuraikan berikut ini.

Penelitian

kukan pengembangan terhadap instrumen penelitian n tersebut yaitu (1) angket penilaian isi modul dalam ran ul untuk guru BK atau konselor.

odul pengembangannya dilakukan oleh peneliti dengan m ntuk menimbang aspek, redaksi kalimat setiap butir pe ap bentuk angket yang digunakan. Sementara angke an II juga melibatkan 3 (tiga) orang ahli dengan mengiku

t ukur

i dilakukan pengkajian, pemilihan dan penyeleksian asp dul untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba yaitu: hal ini aspek keterpakaian produk, (2) menyusun an jenis skala penilaian yang digunakan. Dalam hal in (5) penyusunan petunjuk pengisian instrumen.

an alat ukur

r validitas konstruk instrumen keterpakaian yang disusu inta bantuan ahli memeriksa isi instrumen untuk menge

orang-orang dewasa. Kasus tidak terkecuali siswa SMP. a sampai yang paling besar. , banyak ditemukan siswa yang erbang menuju penyalahgunaan adahal lem juga termasuk salah

pelayanan BK yang baik, sebab capai kehidupan sehari-harinya konselor adalah menghadirkan aan narkoba. Dengan hadirnya ru BK atau konselor dalam

gunaan narkoba.

engan pelayanan BK di sekolah aka disusun desain awal modul

dua bagian modul yaitu:

alahgunaan narkoba di sekolah, enerapan produk. Dari kegiatan ahan penyalahgunaan narkoba di

tkan validasi oleh ahli.

gembangan instrumen penelitian

n yang akan digunakan dalam rangka validasi isi oleh ahli, dan

n melibatkan pembimbing I dan pernyataan, keefektifan susunan ket keterpakaian modul selain ikuti prosedur sebagai berikut.

aspek-aspek yang hendak diukur tu: (1) menentukan aspek yang un redaksi kalimat pernyataan ini digunakan Skala Likert, (4)

(8)

digunakan dalam peneliti berorientasi pada aspek, terhadap bentuk angket dihasilkan kesamaan pen kata dan bahasa yang digu c) Menyempurnakan alat u Perbaikan instrum item/pernyataan. Setelah atau konselor. Berdasark memahami pernyataan da 1) Bentuk akhir alat ukur

Instrumen (angket tiga aspek keterpakaian item/pernyataan. Hal ini te jawaban dan bobot skor dal (lima) alternatif jawaban da tinggi, dengan skor 3, (d instrumen/angket keterpaka a. Pengembangan Produ

Bagian ini menyaj disusun. Data ini mengu sehingga dapat dipakai Data isi/konstruk dihim Pengumpulan data menggunakan angket, d dengan rumusan modul skor dan komentar bes penilaian ahli isi menca 1) tampilan/daya tarik 2) langkah-langkah pel 3) peran guru BK atau 4) materi modul, 5) pemakaian bahasa.

Hasil penelitian da terhadap produk yang d digunakan oleh siswa d bentuk skala likert, selu pilihan sebagai berikut; skor 5 sangat layak. De responden belum mem dengan skor 1 atau 2 be taraf kelayakan secara is menyatakan secara umu

litian ini sudah dapat mengukur apa yang ingin diuku k, redaksi kalimat setiap butir pernyataan, keefektifan et yang digunakan. Berdasarkan hasil judgement te endapat dan beberapa perbaikan, utamanya berkaitan igunakan.

lat ukur dan melakukan uji coba

trumen dilakukan dengan menyempurnakan redak ah penyempurnaan alat ukur dilakukan uji keterbacaan k rkan hasil uji keterbacaan ditemukan bahwa ternyata s dan alternatif yang tertuang pada instrumen penelitian.

ket keterpakaian) ini pada akhirnya terdiri dari 15 item n yang diukur. Tiap aspek yang ada terdiri dari tergantung pada bobot materi yang diungkapkan pada dalam instrumen yang diberi tanda centang (√) oleh resp dan skor, yaitu: (a) sangat tinggi, dengan skor 5, (b) tin (d) rendah, dengan skor 2, dan (e) sangat rendah, d akaian ini secara lengkap disajikan pada Lampiran 1 dan duk Awal

yajikan data yang diperoleh peneliti dari para ahli men ngungkapkan tingkat kelayakan secara isi modul pencega

ai oleh siswa dan dapat dioperasionalisasikan oleh guru impun berdasarkan angket penilaian yang diberikan oleh ata untuk tahap validasi ahli dilakukan pada tanggal t, dalam proses pengumpulan data juga melakukan kon ul yang dikembangkan. Data yang diperoleh dari para a eserta saran berkenaan dengan rumusan modul yang d cakup:

ik modul,

pelaksanaan modul, au konselor,

a.

dari semua aspek dikumpulkan dan digunakan sebagai a g disusun, sehingga diperoleh rumusan modul yang lay dan dioperasionalkan oleh praktisi di lapangan. Angket seluruh item penilaian berbentuk positif, dengan pemba ut; skor 1 sangat tidak layak, skor 2 tidak layak, skor 3 c Dengan demikian dapat dipahami jika respon yang dib emberikan keputusan pasti mengenai layak atau tidak

berarti responden menyatakan secara umum rumusan y a isi/konstruk, dan jika respon yang diberikan dengan sk mum rumusan yang disusun telah mencapai taraf kelayak

kur. Kegiatan penimbangan ini an susunan kalimat dan koreksi terhadap angket keterpakaian n dengan penyempurnaan

kata-aksi kata-kata dalam setiap n kepada 3 (tiga) orang guru BK a semua guru BK atau konselor

.

tem/pernyataan yang mencakup ari tiga sampai dengan tujuh da setiap aspek. Untuk alternatif

sponden penelitian terdiri dari 5

tinggi, dengan skor 4, (c) cukup , dengan skor 1. Wujud akhir an 2 penelitian ini.

engenai kualitas isi modul yang egahan penyalahgunaan narkoba ru BK atau konselor di sekolah. leh 3 (tiga) orang ahli.

gal 1 – 24 April 2013. Selain onsultasi dan diskusi berkenaan a ahli berupa data dalam bentuk g disusun. Adapun aspek-aspek

(9)

Hasil validasi ahli berke narkoba di sekolah selanjutnya

No Aspek

1 Tampilan/ daya tarik modul

2 Langkah-langkah pelaksanaan modul

3 Peran guru BK atau Konselor

4 Materi modul

5 Pemakaian bahasa Rata-rata

Berdasarkan Tabel 1 dap terhadap modul adalah sangat terhadap modul yang dikemb modul, peran guru BK ata diimplementasikan oleh guru siswa di SMP untuk pencegaha

Untuk mengetahui lebih dikembangkan, maka dilakuk masing-masing validator berke Kendall.Jumlah N sebagai ite signifikansi Wdengan menggu Untuk itu perlu ditemukan harg Berdasarkan perhitungan

(37,778> 35,17) pada α = 0,05

produk yang dinilai. Harga W hubungan yang kuat. Hal ini da

Berdasarkan uraian terse modul yang dikembangkan din sekolah. Dengan demikian dap yang disusun. Dari hasil uji s kategori penilaian sangat layak ketiga ahli terhadap produk pen

b. Revisi Produk

Berdasarkan hasil produk bertujuan untuk masukan dari para ahli. 1) Bahasa/istilah yang produk. Selanjutny menimbulkan salah 2) Evaluasi yang digun

Secara umum evalu mencegah penyalahg 3) Gambar yang digun

karakteristik siswa S

rkenaan dengan penilaian terhadap isi/konstruk modul ya disajikan dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1.

Data Hasil Validasi Ahli Isi/ Konstruk

Skor Ahli Rata-rata %

A B C

Tampilan/ daya tarik modul 21 20 21 20,67 8

Langkah-langkah pelaksanaan modul

9 8 10 9 9

Peran guru BK atau Konselor 8 8 9 8,33 8

Materi modul 39 38 42 39,67 8

27 28 30 28,33 9

21,20 8

dapat diketahui bahwa secara keseluruhan penilaian y gat layak dengan persentase 87,72. Artinya, ahli memb bangkan, baik dari segi tampilan/daya tarik modul, atau konselor, materi modul, serta pemakaian ba ru BK atau konselor dalam memberikan layanan kons ahan penyalahgunaan narkoba.

bih jauh mengenai hasil penilaian berkenaan den ukan uji statistik untuk mengetahui apakah terdapat rkenaan dengan isi modul. Analisis yang peneliti guna item yang dinilai yaitu sebanyak 24. Jika N lebih

gunakan pendekatan distribusichi-square (χ2)dengan d

arga χ2dengan memanfaatkan hasil perhitunganSPSS Ve an tersebut, diketahui bahwa harga chi-square hitun

,05 (db= N-1). Hal ini berarti bahwa terdapat keselarasan W mengindikasikan penilaian yang diberikan oleh p i dapat dibuktikan dengan melihat harga W sebesar 0,548 rsebut, maka penilaian yang diberikan oleh para ahli dinyatakan layak secara isi/konstruk untuk diterapkan o dapat disimpulkan bahwa para ahli sepakat mengenai k ji statistik jika dikaitkan dengan persentase keseluruha

ak, dapat dimaknai bahwa terdapat keselarasan/kesesua penelitian yang dikembangkan.

sil analisis pada tahap validasi ahli maka dilakukan re tuk melakukan perbaikan guna penyempurnaan modul ya li. Adapun masukan para ahli secara umum disajikan seb ng digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembanga tnya beberapa kesalahan dalam penulisan modul ah tafsir terhadap maksud dan tujuan modul.

unakan pada modul harus sesuai dengan indikator yang aluasi yang disusun harus bisa mengungkap pemaham ahgunaan narkoba.

unakan sebagai isi modul pencegahan penyalahgunaan wa SMP sebagai pemakai produk.

ul pencegahan penyalahgunaan

% Ket.

Tampilan/ daya tarik modul 82,67 Sangat Layak

Langkah-langkah pelaksanaan modul

90,00 Sangat Layak

Peran guru BK atau Konselor 83,33 Sangat Layak

Materi modul 88,15 Sangat Layak

94,44 Sangat Layak

87,72 Sangat Layak

yang diberikan oleh para ahli mberikan penilaian yang positif l, langkah-langkah pelaksanaan bahasa. Modul dinilai dapat nseling dan dapat dipakai oleh

engan produk penelitian yang pat keselarasan penilaian antar unakan adalah Uji Konkordansi ih besar dari 7, dilakukan uji n db = N-1 (Siegel, 1997: 292). Version16.

itung > harga chi-square tabel san penilaian antar ahli terhadap para ahli berada pada tingkat 48.

hli menunjukkan bahwa desain n oleh guru BK atau konselor di ai kelayakan isi/konstruk modul han 87,72% yang berada pada uaian penilaian yang positif dari

revisi produk. Kegiatan revisi l yang telah disusun berdasarkan

sebagai berikut.

ngan siswa yang akan memakai l harus dihindari agar tidak

ng telah ditetapkan sebelumnya. aman dan usaha siswa dalam

(10)

4) Background yang d modul yang dibuat t 5) Setiap bagian Bab se 6) Modul yang dikemb

Berdasarkan ura diimplementasikan pada

1. Tahap Implementasi a. Uji Kelompok Kecil

Data yang dipap pengembangan produk Subjek uji kelompok k memberikan penilaian m atau konselor mengisi dikembangkan berdasar 1) Perencanaan

Pada bagian in dipraktikkan oleh g meliputi hal-hal sepe a) Membagikan mo

modul dimaksud mempelajari de administrasi beru b) Menyampaikan s yaitu SMP Nege c) Melakukan disku

yang menjadi fo langkah-langkah d) Guru BK atau ko e) Melakukan komu

pengambilan dat 2) Pelaksanaan

Berdasarkan p BK atau konselor, m Sasaran layanan yan Sasaran layanan dal yang dikembangkan 3) Analisis Hasil Pelak

Berdasarkan ha dikemukakan temua SMP. Data yang dis konselor terhadap t konselor terhadap ke

digunakan sebaiknya tidak dipenuhi oleh gambar bung t terkesan hanya untuk siswa perempuan.

sebaiknya menggunakan halaman pembatas.

mbangkan dilengkapi dengan panduan penggunaan modu uraian tersebut, maka dilakukan perbaikan terh ada tahap uji coba pada guru BK atau konselor untuk me

il

aparkan pada bagian ini merupakan kelanjutan da uk setelah proses pengembangan, uji perseorangan d

kecil yaitu diterapkan kepada 3 (tiga) orang guru BK n mengenai aspek keterpakaian terhadap modul yang d isi angket dan saran atau komentar berkenaan den sarkan pengalaman memanfaatkan modul dalam layanan

n ini dilakukan perencanaan pelaksanaan uji kelomp guru BK atau konselor. Aspek yang menjadi fokus eperti yang dikemukakan di bawah ini:

modul yang telah divalidasi oleh ahli kepada para guru sudkan untuk memberikan kesempatan kepada para g

dengan seksama rumusan yang termuat dalam pro erupa surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Kota P n surat izin penelitian kepada pihak sekolah yang dijadi geri 5 Padang dan SMP Laboratorium Pembangunan UNP skusi terfokus terhadap arah implementasi produk yan

fokus kegiatan ini meliputi bagaimana guru BK ata ah penggunaan modul seperti yang tertera pada modul d konselor mempraktikkan salah satu materi modul dalam munikasi kembali dengan para guru BK atau konselor t data penelitian.

perencanaan yang telah disusun dan disepakati bersam , maka pada tahapan ini produk diimplementasikan dala yang diujicobakan yaitu siswa kelas VII yang dipilih dalam hal ini siswa kelas VII diberi satu kali layanan

an. elaksanaan

hasil implementasi produk yang dilakukan para guru BK uan dari hasil penerapan modul BK untuk pencegahan disajikan dalam kegiatan ini yaitu data yang berkenaan p tingkat keterpakaian modul. Berikut deskripsi data h

keterpakaian modul.

unga karena akan menyebabkan

odul.

terhadap modul untuk bisa melihat keterpakaian produk.

dari rangkaian penelitian dan dan revisi produk dilakukan. K atau konselor dengan tujuan g dikembangkan. Para guru BK engan produk penelitian yang an konseling.

mpok kecil produk yang akan kus dari tahap perencanaan ini

ru BK atau konselor. Pembagian guru BK atau konselor untuk produk. Mengurus persyaratan

Padang.

dikan tempat pengambilan data, UNP.

ang akan diujicobakan. Hal-hal atau konselor dapat melakukan l dan panduannya.

am layanan konseling.

r terkait kesediaan waktu untuk

sama oleh peneliti dengan guru alam rangka uji kelompok kecil. ilih oleh guru BK atau konselor. n dengan memanfaatkan modul

(11)

Berdasarkan T guru BK atau kons Artinya, para guru sebagai media dala modul dengan baik pada kategori keterp Selanjutnya, u penelitian yang dik keselarasan penilaia modul. Analisis yan

Jumlah N seba penilaian ahli, ditem Berdasarkan p

tabel (26,730> 23,6

antar guru BK atau diberikan oleh para dibuktikan dengan bernilai positif.

Berdasarkan u ditemukan bahwa d konselor di sekolah. para guru BK atau dikaitkan dengan pe dapat dimaknai bahwa produk penelitian ya 2. Tahap Evaluasi

Tahapan evaluasi me produk yang dikembangka BK atau konselor terkait up Respons dari guru BK terungkap bahwa pengguna hal yang cukup positif. Ada a. Tanggapan guru BK ata Guru BK atau konsel melaksanakan layanan k b. Dampak kehadiran prod kehadiran produk ini membantu siswa tercega

No Aspek

1 Perencanaan

2 Pelaksanaan

3 Evaluasi

Rata-rata

Tabel 2.

Data Hasil Keterpakaian

Tabel 2 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan penil nselor terhadap keterpakaian modul adalah sangat ting ru BK atau konselor memberikan penilaian yang pos alam memberikan layanan konseling. Guru BK atau k

ik yang dapat dilihat dari segi perencanaan, pelaksana erpakaian sangat tinggi.

, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hasil penilai dikembangkan, maka dilakukan uji statistik untuk aian antar masing-masing guru BK atau konselor ber ang peneliti gunakan adalahUji Konkordansi Kendall. ebagai aspek yang dinilai yaitu sebanyak 15. Untuk me

empuh dengan menggunakan pendekatan distribusichi-s perhitungan di atas, diketahui bahwa harga chi-squar

,68) pada α = 0,05 (db =N-1). Hal ini berarti bahwa t au konselor terhadap produk yang dinilai. Harga W me ara guru BK atau konselor berada pada tingkat hubung

n melihat harga W sebesar 0,636 sebagai tingkat hub

uraian tersebut, maka penilaian yang diberikan o desain modul yang dikembangkan dinyatakan dapat d ah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada kec au konselor mengenai keterpakaian modul yang disusu

persentase keseluruhan 87,53% yang berada pada kat ahwa terdapat keselarasan/kesesuaian penilaian yang po yang dikembangkan.

merupakan tahapan yang bertujuan menilai secara kes kan. Kegiatan evaluasi dalam tahapan ini, yaitu menda upaya pengembangan dan keberadaan produk yang ditawa BK atau konselor yang menjadi subjek penelitian pengem

naan modul BK untuk pencegahan penyalahgunaan nar Ada tiga aspek yang dapat dicermati sebagai indikator ket K atau konselor terhadap upaya pengembangan modul pa

selor menyambut dengan antusias modul yang ditawa n konseling dalam rangka pencegahan penyalahgunaan n roduk pada prinsipnya dirasakan secara positif oleh gu

i menambah strategi yang dapat digunakan oleh gu egah dari penyalahgunaan narkoba.

Skor Guru BK Rata-rata

A B C

Perencanaan 11 11 12 11,3

Pelaksanaan 31 32 34 32,3

Evaluasi 22 24 25 23,6

22,4

nilaian yang diberikan oleh para tinggi dengan persentase 87,53. ositif terhadap hadirnya modul u konselor dapat menggunakan naan, dan evaluasi yang berada

ilaian berkenaan dengan produk k mengetahui apakah terdapat berkenaan dengan keterpakaian ll.

menentukan tingkat keselarasan i-squaredengan db = (N-1). uarehitung > harga chi-square wa terdapat keselarasan penilaian mengindikasikan penilaian yang ungan yang kuat. Hal ini dapat ubungan yang sangat kuat dan

oleh guru BK atau konselor t diterapkan oleh guru BK atau kecocokan/keselarasan penilaian sun. Dari hasil uji statistik jika ategori penilaian sangat tinggi, positif dari ketiga guru terhadap

keseluruhan aspek keterpakaian dapatkan respon dari para guru itawarkan.

embangan produk secara umum arkoba di sekolah menunjukkan ketercapaian, yaitu:

pada prinsipnya adalah penting. tawarkan sebagai bahan untuk

n narkoba.

guru BK atau konselor. Dengan guru BK atau konselor untuk

% Ket.

Perencanaan 75,5 Tinggi

Pelaksanaan 92,3 Sangat tinggi

Evaluasi 94,6 Sangat tinggi

(12)

c. Seluruh guru BK atau k jika dilihat dari kesiapa dalam melaksanakan ke Meskipun tanggapan produk secara umum menu konselor terkait kemungkin dengan suasana yang berk berikut.

a. Waktu merupakan kend konseling yang diberika b. Kondisi insidental yang

konseling yang dilakuka

Respon guru BK atau ko merupakan hal yang sangat ber Berdasarkan hasil temuan menyempurnakan produk agar pada komponen atau aspek yan 1. Waktu

Merevisi pengaturan wa yang ada di sekolah, yaitu 1 2. Pemakaian Bahasa

Revisi produk dilakuk disempurnakan (EYD). Wu

PEMBAHASAN

1. Modul Bimbingan dan Ko Produk penelitian ya narkoba di sekolah untuk menjadi satu kesatuan yan Bimbingan dan Konseling produk ini, penulis memp design, development, impl diketahui bahwa modul ya Hal ini dibuktikan dengan n layak.

Nilai kelayakan yang terhadap isi/kandungan ya hasil pengujian secara statis hasil pengujian tersebut d hubungan yang kuat antar a Aspek tampilan/daya dikembangkan tersebut dap pendapat Dimyati (1999: membangkitkan perhatian dikembangkan dapat diop memanfaatkan modul yang baik oleh guru BK atau k dengan kemampuan siswa Sekolah Menengah Kejur bersahabat/ akrab dengan p

u konselor yang dimintai keterangan terkait kemungkina apan guru BK atau konselor dan prosedur pelaksanaann kegiatan layanan.

an yang diberikan oleh para guru BK atau konselor enunjukkan hasil yang cukup memuaskan, namun ditem kinan kendala dalam mengimplementasikan modul. Kend erkembang pada proses layanan. Adapun kendala seca

endala utama bagi guru BK atau konselor untuk mene ikan kepada siswa.

ang terjadi saat pemberian layanan menghambat pengg ukan oleh guru BK atau konselor.

konselor yang mengisyaratkan kendala ketika mempra berharga untuk membenahi produk.

an yang diperoleh dari tahapan evaluasi, maka dilakuka gar lebih baik dari sebelumnya. Hal-hal yang menjadi yang termuat dalam modul yang diuraikan sebagai beriku

n waktu pada tiap pokok bahasan modul agar disesuaik u 1 jam pembelajaran 40 menit.

ukan dalam kaitannya dengan penggunaan tata bahasa y ujud akhir panduan setelah melalui proses revisi dapat

Konseling untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narko yang dihasilkan dalam penelitian ini meliputi modul

k siswa beserta panduan penggunaannya untuk guru yang utuh dan tidak terpisahkan dalam tesis ini. Pro ng untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Sek mpedomani langkah-langkah yang tertuang dalam ADDI mplementation, dan evaluation. Dari hasil yang disajik

yang disusun telah mencapai kriteria sangat layak seca n nilai rata-rata keseluruhan produk sebesar 87,72% dan

ng diberikan oleh para ahli tersebut merupakan nilai y yang tertuang dalam modul. Objektifitas tersebut dapa tatistik dengan menggunakan Uji Signifikansi Koefisie t diketahui bahwa tingkat keselarasan penilaian yang

r ahli, yaitu nilai W sebesar 0,548.

ya tarik dari modul yang disusun menarik. Artinya apat menarik minat siswa untuk membahas materi di da 9: 30) bahwa isi pelajaran dalam bentuk warna, sua tian siswa. Selanjutnya untuk aspek langkah-langka

ioperasionalkan oleh guru BK atau konselor. Gur ang dikembangkan. Selanjutnya materi modul yang dik u konselor, maupun siswa SMP. Dari aspek pemakaia wa SMP. Hal ini sesuai dengan karakteristik modul m

juruan (2008:4) yaitu modul hendaknya memenuhi n pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi ya

nan penerapan modul di sekolah annya menyatakan kesanggupan

or terkait upaya pengembangan emui juga respon guru BK atau endala tersebut umumnya terkait cara umum dirangkum sebagai

nerapkan modul dalam layanan

nggunaan modul dalam layanan

praktikkan produk oleh peneliti

kan revisi produk dengan tujuan di inti revisi produk difokuskan ikut.

aikan dengan jam pembelajaran

a yang sesuai dengan ejaan yang at dilihat pada lampiran.

rkoba di Sekolah.

ul pencegahan penyalahgunaan u BK atau konselor. Keduanya Produk ini diberi nama Modul Sekolah. Dalam pengembangan ADDIE model, yaitu analysis, jikan dalam tahap development cara isi/konstruk oleh para ahli. an berada dalam kategori sangat

i yang didasari oleh objektifitas apat dibuktikan dengan melihat fisien Konkordansi Kendall. Dari ang diberikan mengindikasikan

(13)

dan bersahabat dengan pe keinginan. Penggunaan ba digunakan, merupakan sala Di samping itu, penil langkah pelaksanaan modu menunjukkan penilaian ya untuk pencegahan penyalah

Lebih jauh, modul ya guru BK atau konselor sela sebesar 87,53%. Hal ini da sangat baik untuk dapat dite bagian produk penelitian ya Dari uraian tersebut terutama pada tingkat SMP hari dan telah merambah d Guru BK atau konselor har penyalahgunaan narkoba, s

2. Tingkat keterpakaian Mo Temuan penelitian dal BK untuk pencegahan peny konselor dalam memberika

Kenyataan yang dipap untuk skor rata-rata keselu BK atau konselor mampu m dengan menggunakan uji si Hal ini dapat dimaknai b hubungan yang tinggi anta konselor terkait 3 (tiga) as penilaian yang di bawah sta Secara umum, modul mencapai taraf keterpakaia konselor dengan baik. Sega atau konselor. Selanjutnya langkah-langkah yang tela perolehan siswa setelah m menyatakan bahwa modul dan cara mengevaluasi ya diharapkan sesuai dengan untuk menemukan konsep siswa sedangkan guru BK Suryosubroto (1983: 2) ba masing dan lebih banyak be

Dengan demikian pro sekolah secara praktik dapa 3. Keterbatasan Pengemban Adapun keterbatasan p a. Responden dalam pene

terbatas pada 3 sekolah, b. Pengembangan produk tingkat kemampuan g dikembangkan.

pemakainya, termasuk kemudahan dalam merespon d bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta meng alah satu bentukuser friendly.

nilaian yang diberikan oleh ahli terkait 5 aspek, yaitu dul, peranan guru BK atau konselor, materi, dan pema yang di bawah standar kelayakan. Hal ini semakin m lahgunaan narkoba di sekolah layak secara isi/konstruk u yang telah divalidasi oleh para ahli semakin baik setela elaku pengguna. Argumentasi ini dapat dibuktikan dari p i dapat dimaknai bahwa modul yang dikembangkan tela

diterima dan dimanfaatkan oleh guru BK atau konselor. De yang dinilai telah dinyatakan baik dan sesuai untuk digu ut terlihat bahwa modul pencegahan penyalahgunaa

P. Mengingat tingkat peredaran dan pemakaian narkob h dunia pendidikan, perlu dilakukan tindakan preventif

arus mampu memberikan pemahaman dan pengetahuan , salah satunya dengan modul yang peneliti kembangkan

odul BK untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narko dalam rangka mengetahui tingkat keterpakaian produk m enyalahgunaan narkoba di sekolah tingkat keterpakaian ikan layanan.

paparkan di atas didukung oleh persentase keterpakaian eluruhan dan berada pada kategori sangat tinggi. Hal in u mempraktikkan produk. Di samping itu berdasarkan h i singnifikansi koefesien Kendalls (W) diketahui bahwa i bahwa tingkat kecocokan/keselarasan penilaian yang ntar guru BK atau konselor. Lebih jauh, penilaian yang

aspek, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi standar keterpakaian.

dul BK untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba di aian yang memadai. Untuk aspek perencanaan dapat d egala alat yang dibutuhkan untuk penggunaan modul da ya aspek pelaksanaan menunjukkan bahwa guru BK a telah disusun. Berikutnya aspek evaluasi yang digun mengikuti layanan. Hal tersebut relevan dengan pend ul sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi ma

yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk an tingkat kompleksitasnya. Penggunaan modul ini ju ep sendiri sehingga layanan dengan menggunakan mo

K atau konselor hanya berfungsi sebagai fasilisator. Ha bahwa dengan menggunakan modul siswa dapat belaj belajar mandiri.

produk penelitian berupa modul BK untuk pencegahan pat dilakukan oleh guru BK atau konselor di sekolah. angan

n pengembangan ini diuraikan sebagai berikut.

nelitian ini, yaitu guru BK atau konselor dengan jum ah, yaitu 1 SMP negeri dan 2 SMP swasta.

uk dalam penelitian hanya sampai pada aspek keterp guru BK atau konselor dalam memandu siswa

dan mengakses sesuai dengan enggunakan istilah yang umum

tu tampilan/daya tarik, langkah-makaian bahasa tidak ada yang menguatkan bahwa modul BK

k untuk dimanfaatkan.

elah mendapatkan penilaian dari i persentase penilaian guru yaitu elah memperlihatkan hasil yang r. Dengan demikian keseluruhan igunakan di sekolah.

aan narkoba dapat digunakan, koba semakin tinggi dari hari ke tif oleh guru BK atau konselor. an kepada siswa tentang bahaya an.

rkoba di Sekolah

k menggambarkan bahwa modul iannya tinggi oleh guru BK atau

an produk, yaitu sebesar 87,53% ini dapat dimaknai bahwa guru n hasil pengujian secara statistik wa nilai W hitung sebesar 0,636. ang diberikan mengindikasikan ng diberikan oleh guru BK atau si tidak ada yang menunjukkan

di sekolah yang disusun telah t dilakukan oleh guru BK atau dapat disediakan oleh guru BK atau konselor dapat mengikuti unakan sudah mampu melihat endapat Dharma (2008:3) yang materi, metode, batasan-batasan, tuk mencapai kompetensi yang juga akan mengarahkan siswa odul akan lebih terfokus pada Hal ini sesuai dengan pendapat lajar dengan kecepatan

masing-han penyalahgunaan narkoba di

umlah dan cakupan yang masih

(14)

c. Penelitian ini belum m untuk pencegahan peny d. Pengkajian aspek keter

yaitu sekolah umum. e. Fokus pengembangan p

pengentasan masalah pe Harapan peneliti untuk eksperimen pada uji coba la pencegahan penyalahgunaan n oleh guru BK atau konselor penelitian yang dihasilkan berg

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengem 1. Modul bimbingan dan kons

untuk dimanfaatkan oleh pencegahan penyalahgunaa 2. Tingkat keterpakaian modu dinilai tinggi untuk dapat d

Dengan demikian secara pencegahan penyalahgunaan dimanfaatkan oleh guru BK ata 1. Pemanfaatan Produk

Beberapa hal yang per a. Produk yang dihasilkan di sekolah bukan sa penyalahgunaan narkob hasil yang maksimal. b. Guru BK atau konsel

karakteristik siswa yang c. Dalam praktiknya, prod memiliki kelengkapan a melakukan perencanaan 2. Pengembangan Produk L

Beberapa hal yang per sebagai berikut:

a. Modul yang dikembang Penggunaan modul untu siswa tersebut.

b. Prototype modul yang dilakukan uji coba lapan narkoba di sekolah.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, Jamaludin. (2007).Mo

Ali. (2012). “Peredaran Nark diakses 30 Juni 2012).

menjangkau dan mendalami aspek efektifitas dan kon nyalahgunaan narkoba di sekolah.

terpakaian produk dalam penelitian ini hanya diujicoba

n produk dalam penelitian ini hanya sebatas pencegahan penyalahgunaan narkoba.

k peneliti lanjutan agar penelitian ini dapat ditind lapangan untuk melihat efektifitas dan kontribusi n narkoba di sekolah, sehingga produk penelitian yang or di SMP. Terkait dengan segala keterbatasan penge

erguna dan bermanfaat bagi siswa dan perkembangan pe

embangan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan seb onseling untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba di s eh guru bimbingan konseling dalam memberikan la

aan narkoba.

dul bimbingan dan konseling untuk pencegahan penyal t digunakan sebagai media dalam layanan konseling.

ra umum dapat disimpulkan bahwa rumusan modul bim n narkoba di sekolah yang dihasilkan dinyatakan atau konselor untuk membantu siswa tercegah dari peny

perlu disarankan untuk pemanfaatan produk penelitian in an yaitu modul bimbingan dan konseling untuk pencega satu-satunya alat/strategi untuk membantu siswa oba di sekolah. Untuk itu perlu sinergi dengan pendek

selor diharapkan dalam menggunakan produk ini me ng tertuang dalam produk.

roduk penelitian ini akan dapat terlaksana dengan baik a n alat pendukung. Untuk itu guru BK atau konselor diha aan yang matang sebelum memberikan layanan.

Lebih Lanjut

perlu disarankan untuk pengembangan produk lebih lanju

angkan ini berupaprototypeyang khusus untuk diimple ntuk selain siswa SMP diperlukan perumusan yang tep

ng dikembangkan hanya sebatas pada uji coba kelo pangan untuk melihat efektifitas pemakaian modul untuk

Modul dan Kaunseling Penyalahgunaan Dadah.Serdang

Narkoba di Kalangan Pelajar Mengkhawatirkan”. (Onli

2).

kontribusi yang dapat diberikan

obakan pada satu jenis sekolah,

an, belum bisa digunakan untuk

ndaklanjuti dengan melakukan si yang dapat diberikan untuk ang dihasilkan dapat digunakan gembangan ini semoga produk pendidikan ke depannya.

ebagai berikut:

i sekolah secara isi dinilai layak layanan kepada siswa untuk

yalahgunaan narkoba di sekolah

bimbingan dan konseling untuk n layak secara isi dan dapat nyalahgunaan narkoba.

ini adalah sebagai berikut: egahan penyalahgunaan narkoba wa dalam rangka pencegahan ekatan lainnya untuk mencapai

memperhatikan kebutuhan dan

k apabila guru BK atau konselor iharapkan selalu melengkapi dan

anjut dalam penelitian ini adalah

plementasikan pada siswa SMP. tepat sesuai dengan karakteristik

elompok kecil, untuk itu perlu tuk pencegahan penyalahgunaan

ang: Universiti Putra Malaysia.

(15)

Aziz, Deden Abdul. (2012). “ diakses 23 April 2012

BSNP. (2006).Panduan Penge

Dharma, Surya. (2008). Penu Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. (1999)

Direktorat Pembinaan Sekolah

Heriyani, Eka. (2009).Mening Layanan Bimbingan diterbitkan. Padang: P

Martinus, Yaspen. (2012). “Te diakses 12 April 2012

Martono, Lydia Harlina dan Sa Berbasis Sekolah.Jak

Mulyasa, E. (2004). Kuriktilu Remaja Rosdakarya.

Nasution, MA. (1988).Berbag

Prayitno. (2009).Wawasan Pro

Santyasa, I Wayan. (2009). “ disajikan dalamPelatih Kabupaten Klungkung

Siegel, Sydney. (1997).Statisti

Sugiyono. (2010).Metode Pen

Suryosubroto. (1983). Sistem P

Undang-Undang Republik In Sekretariat Jenderal De

Yusuf, A Muri. (2005a).Dasar

(2005b).Metodologi

). “Kasus Narkoba, Siswa SMP Ini Ujian di Tahanan 12).

ngembangan Diri.Jakarta: Pusat Kurikulum.

enulisan Modul, Kompetensi Penelitian dan Pengemb al.

9).Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

ah Menengah Kejuruan. (2008).Teknik Penyusunan Mo

ingkatkan Pemahaman dan Sikap Terhadap Bahaya Pe an Kelompok (Studi Eksperimen Pada Siswa SMA

: Program Pascasarjana UNP.

Terpaksa Ikut UN di Bui karena Kasus Narkoba”. (On

12).

Satya Joewana. (2006).Pencegahan dan Penanggulang akarta: Balai Pustaka.

tilum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik da a.

agai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Jakar

Profesional Konseling. Padang: UNP

). “Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Peng latihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK ung,Pusat Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha, Kl

tistic Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta: Gra

enelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung: Al

m Pembelajaran Dengan Modul. Yogyakarta: PT. Bina Ak

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem P l Departemen Pendidikan Nasional.

sar-Dasar dan Teknik Evaluasi Pendidikan.Padang: UN

gi Penelitian: Dasar-Dasar Penyelidikan Ilmiah.Padang

an”. (Online), (www.tempo.co,

mbangan. Jakarta: Departemen

.

odul.Jakarta: Depdiknas.

Penyalahgunaan Napza Melalui A N 12 Padang). Tesis tidak

Online), (www.tribunnews.com,

angan Penyalahgunaan Narkoba

dan Implementasi. Bandung:

karta : Bina Aksara.

ngembangan Modul”. Makalah

K di Kecamatan Nusa Peninda , Klungkung, 12-14 Januari.

Gramedia Pustaka Utama.

Alfabeta.

a Aksara.

m Pendidikan Nasional. Jakarta:

UNP Press.

Gambar

Tabel 1.Data Hasil Validasi Ahli Isi/ Konstruk
Tabel 2.

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Motivasi

[r]

Pada tingkat keyakinan 90% hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh variabel di dalam kinerja fundamental perusahaan maupun variabel kinerja industri yang

Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul fisika dengan pendekatan keterampilan proses sains yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu

Status mengacu pada posisi struktural di dalam sistem sosial, sedangkan peran adalah apa yang dilakukan aktor dalam posisinya tersebut (Ritzer dan Goodman, 2008: 124).

4.2 Pensyarah/Penyelaras yang memerlukan khidmat Pensyarah & Tutor Sambilan perlu mengemukakan borang permohonan kepada Dekan Fakulti/Ketua PTj seterusnya kepada