A. Pengertian Motivasi Pimpinan
Sebagaimana dalam pengertian motivasi pimpinan terlebih dahulu
akan diuraikan pengertian motivasi menurut M. Manulang “Motivasi
menurut arti katanya pemberian motif, penimbul motif atau hal-hal yang
menimbulkan dorongan atau dengan kata lain faktor yang mendorong orang
untuk bertindak dengan cara tertentu” (Manulang : 1984, 145).
Selanjutnya “Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motif
kerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja
secara ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan
ekonomis” (Siagian: 1989, 128).
Menurut Mirian Sofian “Motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
cepat seseorang untuk bertingkahlaku dalam keadaan tertentu” (Sofian :
1986, 5).
Selanjutnya menurut Wahjosumidjo “Motivasi adalah suatu usaha
sadar mempengaruhi prilaku seseorang agar supaya mengarah tercapainya
tujuan organisasi” (Wahjosumidjo : 1985, 178).
Dari kutipan tersebut diatas terlihat bahwa motivasi tersebut
merupa-kan dorongan yang timbul dari dirinya sendiri maupun dari pihak lain yang
membuat seseorang mau melakukan sesuatu dalam mencapai keinginan
pribadi maupun orang banyak berdasarkan keinginan.
Sedangkan pendapat lain menurut T. Hani Handoko motivasi dalam
organisasi menyangkut 2 (dua) hal yaitu :
1. Motivasi Internal, ini menentukan pada kebutuhan dan kegiatan yang ada
pada diri seseorang dimana mempengaruhi pikirannya yang selanjutnya
mengarahkan pada prilaku orang tersebut.
2. Motivasi Eksternal, yaitu menjelaskan kekuatan-kekuatan yang ada
dalam inividu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang
dikendalikan oleh orang lain (Handoko : 1986, 258)
Selanjutnya menurut Sarwito Wirawan bahwa, ada 2 (dua) faktor
motivasi yaitu faktor utama adalah faktor lingkungan yang berhubungan
dengan kebijaksanaan administrator, organisasi hubungan atasan dengan
bawahan dan kondisi kerja, sedangkan faktor kedua adalah faktor motivasi
yang berkenaan dengan prestasi, penghargaan tanggung jawab serta
kemajuan (Wirawan : 1982, 211).
Sedangkan menurut Abraham Moslow motiv kebutuhan manusia
adalah sebagai berikut :
1) Basic Needs adalah kebutuhan dasar dan umumnya merupakan hal- hal
yang tidak dipelajari. Sebagai misal adalah kebutuhan makan, minum,
tidur, sex, dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan dasar
tersebut orang melakukan pekerjaan memperoleh imbalan atau bayaran
uang. Ini merupakan motivasi.
2) Security Needs adalah motiv yang kuat dalam abad kita dewasa ini karena
menghadapi sejumlah ketidakpastian dari kehidupan sehari-hari,
misalnya mendapatkan pekerjaan daan sebagainya. Jadi motiv ini
berusaha untuk menjauhkan diri dari kehidupan secara aktif menghindari
diri dari situasi yang dapat menghalangi tercapainya kepuasan.
3) Beloging Needs adalah hubungan yang mempunyai hubungan dengan hal
yang menyangkut kebutuhan efeksi dan efiliasi, artinya orang dalam
kehidupan ini membutuhkan rasa untuk disayangi antara sesama, dan
kebutuhan untuk berkumpul dengan orang lain.
4) Esteem Needs adalah kebutuhan akan penghargaan, ini merupakan
menunjukkan tingkat manusia yang lebih tinggi, seperti kebutuhan akan
kekuasaan, prestasi dan status.
5) Self Actualization Needs, tingkat kebutuhan ini menunjukkan titik
kulminasi dari kebutuhan-kebutuhan tingkat bawah, menengah dan tinggi
dari manusia, dimana manusia mempunyai keinginan untuk menunjukkan
kemampuan mewujudkan diri sendiri (As’ad : 1987, 48).
Oleh sebab itu pimpinan adalah seseorang yang menggerakan bawahan
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, hal ini sejalan dengan
pendapat Hadari Nawawi yang mengatakan bahwa “Pemimpin adalah proses
menggerak-kan, mempengaruhi, memberi motivasi dan mengarahkan
orang-orang di dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya” (Nawawi : 1985, 82).
Sejalan deengan pengertian diatas, dikatakan pula bahwa : “Pimpinan
mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan
tujuan-tujuan instansi/kantor, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan
dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan” (Soemanto :
1987, 271).
Berdasarkan pendapat diatas dapatlah disimpulkan bahwa pemimpin
mempunyai tugas penting, salah satunya adalah bagaimana cara
mempengaruhi, membimbing dan menggerakkan bawahan agar dapat bekerja
sebagaimana mestinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa motivasi
pimpinan dalam mempengaruhi, membimbing, mempengaruhi, membimbing
dan menggerakkan bawahan agar dapat bekerja sesuai dengan
ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam penelitian ini penulis
memberikan kesimpulan bahwa motivasi pimpinan adalah suatu dorongan
yang diberikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
kepada pegawai di luar hak seperti :
- Insentif
- Kesempatan menempuh pendidikan
- Penghargaan, pujian
- Jaminan sosial.
B. Efektifitas Kerja Pegawai
Untuk mencapai efektifitas kerja pegawai tidak cukup hanya diatur
beberapa faktor antara lain motivasi pimpinan. Untuk seorang pimpinan
hendaknya mengarahkan bawahan agar bawahan mengetahui bahwa kantor
bukanlah hanya sekedar tempat untuk melakukan kegiatan ketatausahaan,
akan tetapi kantor juga mempunyai peran sebagai :
1. Pusat kegiatan pemikiran yang bersifat asasi.
2. Pusat data/informasi yang mutlak harus ada demi terlaksananya proses
perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan,
perangsangan tenaga kerja dan penilaian.
3. Urat nadi organisasi yang menerima dan mengirimkan ide baru,
informasi, petunjuk kerja serta tata kerja keseluruh tubuh organisasi.
Dari peranan tersebut di atas, ada beberapa masalah yang dihadapi
dalam penyempurnaan organisasi. Sedangkan masalah-masalah itu sendiri
menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya administrasi pembangunan
menyatakan bahwa masalah-masalah itu terdiri dari masalah standarisasi
peralatan dan perlengkapan kantor, sistem kearsipan, standarisasi surat
menyurat, tata ruang, fasilitas kerja, sistem pelaporan, komunikasi intern dan
sistem motivasi mikro (Siagian : 1983, 160).
Di samping permasalahan diatas, terdapat pula masalah intern
perkantoran yang murni bersifat ketatausahaan seperti kepegawaian,
keuangan dan sarana lainnya.
Untuk dapat tercapai efektifitas kerja yang baik pada suatu organisasi,
dimana perlu adanya :
2) Adanya tata kerja yang jelas,
3) Adanya forum koordinasi yang efektif,
4) Adanya pembinaan kelembagaan (Siagian : 1983, 172).
Sejalan dengan pendapat di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa
peningkatan efektifitas kerja pegawai adalah usaha dari suatu kegiatan/tugas
yang dilakukan oleh pegawai dan didukung oleh adanya sistem informasi,
tata kerja yang jelas, komunikasi yang efektif dan adanya pembinaan
kelembagaan sehingga tercapainya tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan Pegawai Negeri Sipil menurut UU RI No.43 Tahun 1999
adalah : “Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan
Peraturan Perundang- undangan yang berlaku (UU RI No. 43/1999, Pasal (1)
Ayat 1)”.
Kemudian disebutkan pula bahwa Pegawai Negeri menurut UU RI
No. 43 Tahun 1999, Pasal (2) yaitu :
Ayat (1) Pegawai Negeri terdiri dari :
a) Pegawai Negeri Sipil,
b) Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
c) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Ayat (2) Pegawai Negeri Sipil seperti dimaksud dalam Pasal (1) terdiri dari :
a) Pegawai Negeri Sipil Pusat,
Ayat (3) disamping pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), pejabat yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap.
Berdasarkan kutipan di atas dapatlah disimpulkan bahwa efektifitas
kerja Pegawai Negeri Sipil adalah usaha dari suatu kegiatan/tugas yang
dilakukan oleh seorang pegawai pada suatu instansi baik pemerintah maupun
swasta dengan didukung oleh adanya sistem informasi, tata kerja yang jelas,
komunikasi yang efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Adapun yang dimaksud dengan efektifitas kerja pegawai dalam
penelitian ini adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Propinsi Bengkulu dengan maksud :
- Kesesuaian pekerjaan dengar latar belakang dan kemampuan
- Kemampuan bekerja sesuai dengan jam kerja ship/jadwal kerja.
- Kemapuan bekerja sesuai dengan rincian tugas.
C. Hubungan Motivasi Pimpinan Terhadap Efektifitas Kerja Pegawai
Dalam organisasi baik itu pemerintah maupun swasta menginginkan
pegawai atau karyawannya untuk bekerja secara baik dan benar dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam mewujudkan hal tersebut
tergantung bagaimana kinerja pegawai untuk untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari, apakah sesuai dengan aturan yang ditetapkan maka semua
pekerjaan akan dapat dilakukan secara baik dan tujuan akan mudah dicapai
pegawai dalam menjalankan tugasnya sehari-hari tidak sesuai dengan
aturan-aturan yang ditetapkan maka akan menimbulkan berbagai hambatan bagi
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Sebagaimana diketahui bahwa pimpinan adalah seorang atasan dalam
suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta, oleh sebab itu hendaknya
pimpinan harus selalu berusaha untuk mempengaruhi, membimbing dan
meng- gerakkan bawahan agar dapat bekerja sesuai dengan
ketentuan-ketentuan perundang-perundang yang berlaku menunjukkan bahwa kinerja
pegawai atau bawahan dapat dikatakan baik yang dampaknya efektifitas
kerja juga baik. Oleh karena itu salah satu faktor yang cukup penting dalam
usaha meningkatkan efektifitas kerja juga baik. Oleh karena iru salah satu
faktor yang cukup penting dalam usaha meningkatkan efektifitas kerja
pegawai atau adalah motivasi, sebab motivasi merupakan dorongan yang
timbul ini dapat timbul dikarenakan oleh faktor di dalam diri individu,
maupun orang lain. Adapun faktor dari luar tersebut adalah dorongan dari
pimpinan. Dan apabila motivasi pimpinan itu baik, maka setiap bawahan
akan melakukan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan
atau dengan kata lain apabila motivasi pimpinan itu baik, dengan demikian
dapat meningkatkan kinerja pegawai pada suatu organisasi dan akhirnya
D. Kerangka Pikir
“Pikir merupakan penguraian tentang penggalian jalan pikiran menurut
kerangka teori relevan maupun menangkap, menerangkan dan menunjukkan
perspektif terhadap masalah tersebut” (Masduki : 1987, 31).
Berdasarkan pendapat di atas bahwa motivasi berpengaruh terhadap
efektifitas kerja pegawai dalam suatu organisasi. Secara skematis kerangka
pikir dapat digambarkan sebagai berikut :
Skematis kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel Pengaruh (X) Variabel Terpengaruh (Y)
Dari skematis tersebut terlihat bahwa hubungan antara variabel
tersebut adalah hubungan satu arah dimana variabel pengaruh (X) yaitu
motivasi pimpinan mempengaruhi variabel terpengaruh (Y) yaitu efektifitas
kerja pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Propinsi Bengkulu.
E. Hipotesa
Adapun yang dimaksud dengan hipotesa adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara
empiris (Suryabrata : 1982, 18).
Efektifttas Kerjt Pegtwti Motivtasi
Selanjutnya hipotesa dapat juga di definisikan yaitu “Merupakan
jawaban sementara penelitian yang harus diuji kebenarannya dengan jalan
research” (Kartono : 1983, 70).
Pendapat lain mengatakan hipotesa yang penulis ajukan dalam
penelitian ini adalah : “Bahwa motivasi pimpinan berpengaruh terhadap
efektifitas kerja pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah