11
Selama Perkuliahan Berlangsung,setiap alat telekomunikasi, semisal HP wajib dimatikan demi aktualisasi interaksi-edukatif.(amanat kode etik mahasiswa)
mata kuliah : Metodologi Studi Islam (MSI) Metodologi Studi ‘AQIDAH ISLAMY‘AQIDAH ISLAMY
املسﻹا هللا دنع نيدلا نن إ
ل
نيد يلو مكنيد مكل
METODOLOGI STUDI ‘AQIDAH
METODOLOGI STUDI ‘AQIDAH
ISLAMY
ISLAMY
DAN FILSAFAT ISLAMY
DAN FILSAFAT ISLAMY
Masjfuk Zuhdi,
Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’anPengantar Ulumul Qur’an, h. 18-20, h. 18-20 Lima prinsip kandungan al-Qur’an :
Lima prinsip kandungan al-Qur’an :
1.
1. Kepercayaan (tauhid Kepercayaan (tauhid ديحوووووديحوووووتت ))
2. Peribadan (ibadat
2. Peribadan (ibadat ةدابعةدابع)) 3. Janji & ancaman (
3. Janji & ancaman (ديعوديعو--دعودعو )) 4. Jalan kehidupan (
4. Jalan kehidupan (ميقتسم لووميقتسم لووا طاووورووا طاووورووصص )) 5. Riwayat & kisah (
5. Riwayat & kisah (ةصةصص قص ق --ةياورةياور ))
ةحتافلاةروس
ALAM
‘Aqidah - Ibadah - Akhlaq Cipta - Rasa – Karsa - Karya
Kebudayaan
Ide - Prilaku - Benda
d
bangunan kebudayaan Islamiy
Metodologi Studi Theology Isl
Metodologi Studi Theology Islããmm
1. Periode Nabi 10– ..) دمنحم H : 571-632 M)
2. Periode 40-11) نيدشارلا ءافلخ H : 632-661 M)
3. Periode 131-41) ةيممٲةلود H : 661-750 M)
4. Periode 656-132) ةينسابع ةلود H : 750-1258 M)
5. Periode pasca 657) ةينسابع ةلود- ... H : 1258- .... M)
a. Abu Bakar
b. ‘Umar d. ‘Ali : perang jamal & shiffinc. ‘utsman
a. Al-Makmun 198-218 H : 813-833 M sbg tonggak ةلزتعم b. Abu Hasan al-Asy’ariy 260-324 H : 873-935 M
a. Taqiyuddin ibn Taymiyah 661-728 H : 1263-1328 M
- –
ةعيش ةعجرم جراوخ
b. Ibn Qayyim al-Jauziyah
–
ةيصرابصج ةيصردق
1. Abuddin Nata,
1. Abuddin Nata, MSI,MSI,h. 28-35h. 28-35
a. Pendekatan teologis normatif : upaya
a. Pendekatan teologis normatif : upaya
memahami agama dengan menggunakan
memahami agama dengan menggunakan
kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak
kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak
dari suatu
dari suatu keyakinan bahwakeyakinan bahwa wujud swujud sesesuatu uatu dari suatu keagamaan dianggap yang
dari suatu keagamaan dianggap yang
paling benar
paling benar dibanding dengan yang dibanding dengan yang lainnya.
lainnya.
b. Pendekatan teologi : pendekatan yang
b. Pendekatan teologi : pendekatan yang
menekankan pada bentuk forma atau
menekankan pada bentuk forma atau
simbol-simbol keagamaan yang
simbol-simbol keagamaan yang
masing-masing
masing mengkalim dirinya sebagai yang mengkalim dirinya sebagai yang paling benar
paling benar sedangkan yang lainnya sedangkan yang lainnya sebagai salah
c. Karakteristik pemikiran teologis : pasti
c. Karakteristik pemikiran teologis : pasti
mengacu kepada agama tertentu,
mengacu kepada agama tertentu,
dogmatis, loyalitas terhadap kelompok
dogmatis, loyalitas terhadap kelompok
sendiri, komitmen dan dedikasi serta
sendiri, komitmen dan dedikasi serta
penggunaan bahasa yang bersifat
penggunaan bahasa yang bersifat
subyektif, truth claim, partikulatif,
subyektif, truth claim, partikulatif,
eksklusifisme,
eksklusifisme, intoleranintoleran, menonjolkan , menonjolkan perbedaan,
perbedaan, tidak mudah disatu-padukan tidak mudah disatu-padukan dan didamaikan
dan didamaikan, pembentuk sikap fanatis , pembentuk sikap fanatis dan keras, umat terkotak-kotak, tidak
dan keras, umat terkotak-kotak, tidak
terlepas dari institusi sosial yang
terlepas dari institusi sosial yang
mendukung
d. Teologi dalam umat Islam (firqah) :
d. Teologi dalam umat Islam (firqah) :
Sunniy
Sunniy يننسسسيننسسس, , khawãrij khawãrij جراوخجراوخ, syi’ah , syi’ah ةعسسسيسسةعسسسيسسشش , , murji’ah
murji’ah ةعجرمةعجرم, mu’tazilah, mu’tazilah ةلزتعمةلزتعم, , asy’ariyah
asy’ariyah ةيرعشاةيرعشا, maturidiyah, maturidiyah ةيدروتمةيدروتم, , qadariyah
e. Sayyed Hosen Nasr, dlm era
e. Sayyed Hosen Nasr, dlm era
kontemporer : fundamentalis, modernis,
kontemporer : fundamentalis, modernis,
misianis, tradisionalis.
f. Teologi masa kritis : suatu usaha manusia
f. Teologi masa kritis : suatu usaha manusia
untuk memahami penghayatan imannya
untuk memahami penghayatan imannya
atau penghayatan agamanya, suatu
atau penghayatan agamanya, suatu
penafsiran atas sumber-sumber aslinya
penafsiran atas sumber-sumber aslinya
dan tradisinya dalam konteks
dan tradisinya dalam konteks
permasalahan masa kini.
permasalahan masa kini. BerdialogBerdialog antara dua kutub :
antara dua kutub : teks dan situasiteks dan situasi, masa , masa lampau dan masa kini.
g. Kelebihan vs
g. Kelebihan vs kelemahankelemahan p pendekatanendekatan teologis.
teologis.
prinsip : wa lã tamûtunna illã wa prinsip : wa lã tamûtunna illã wa
antum muslimûn (militansi).
antum muslimûn (militansi).
prinsip : rahmatan li al-ãlamînprinsip : rahmatan li al-ãlamîn
prinsip : keadilan, kemanusiaan, prinsip : keadilan, kemanusiaan,
kebersamaan, kemitraan, … .
kebersamaan, kemitraan, … .
h. Urgensi : tanpa paradigma teologis,
h. Urgensi : tanpa paradigma teologis,
keberagamaan seseorang menjadi
keberagamaan seseorang menjadi
lembek dan tidak jelas identitas dirinya
lembek dan tidak jelas identitas dirinya
juga kelembagaan-nya; tetapi
juga kelembagaan-nya; tetapi
bagaimana spirit agama yang hanîf dan
bagaimana spirit agama yang hanîf dan
rahmatan li al-‘alãmin tidak terkubur oleh
rahmatan li al-‘alãmin tidak terkubur oleh
simbol-simbol yang diciptakakan dan
simbol-simbol yang diciptakakan dan
dibakukan oleh masing-masing firqah,
dibakukan oleh masing-masing firqah,
madzhab, tharîqah; sehingga orang tidak
madzhab, tharîqah; sehingga orang tidak
tergelincir meyakini dan menganut
tergelincir meyakini dan menganut
faham yang dibuatnya sendiri sebagai
faham yang dibuatnya sendiri sebagai
agama
i. Paradigma teologis : truth-claim
i. Paradigma teologis : truth-claim
(
(keyakinan = wkeyakinan = wujud sujud sesesuatu dari suatu uatu dari suatu keagamaan dianggap yang paling
keagamaan dianggap yang paling
benar
j. Pendekatan : penafsiran, penghayatan
j. Pendekatan : penafsiran, penghayatan
keberagamaan, perbedaan, persamaan,
keberagamaan, perbedaan, persamaan,
institusi sosial pendukung.
k. Metode : observasi, interview, dialogis.
l. Teknik : teologis dengan deduktif.
m. Paradigma normatif : memandang agama
m. Paradigma normatif : memandang agama
dari segi ajarannya yang pokok dan asli
dari segi ajarannya yang pokok dan asli
dari Tuhan yang di dalamnya belum
dari Tuhan yang di dalamnya belum
terdapat penalaran pemikiran manusia.
2. Abuddin Nata,
2. Abuddin Nata, MSI, MSI, h. 219-233 : model h. 219-233 : model penelitian ilmu kalam
penelitian ilmu kalam
a. Ilmu kalãm a. Ilmu kalãm املكلسسا ملعاملكلسسا ملع : ilmu tauhid : ilmu tauhid ملع ملع ديحوتلسسا
ديحوتلسسا : ilmu ‘aqîdah : ilmu ‘aqîdah ةديقعلسسا ملعةديقعلسسا ملع: ilmu usûl : ilmu usûl al-dîn
al-dîn نيدلسا لوص ملعنيدلسا لوص ملعٲٲ : theology Isl: theology Islããmm..
b. b. ManfaatManfaat : memahami cara-cara memiliki : memahami cara-cara memiliki dan memelihara keimanan.
c. Model :
c. Model :
Pemula : Abu Manshur Muhammad ibn Pemula : Abu Manshur Muhammad ibn
Muhammad ibn Mahmud al-Maturidy
Muhammad ibn Mahmud al-Maturidy
al-Samarqandy, Al-Imam Abi al-Hasan
al-Samarqandy, Al-Imam Abi al-Hasan
ibn Isma’il al-Asy’ari, ‘Abd al-Jabbãr
ibn Isma’il al-Asy’ari, ‘Abd al-Jabbãr
ibn Ahmad, Thahawiyah, Al-Imam
ibn Ahmad, Thahawiyah, Al-Imam
al-Haramain al-Juwainy, Ghazali,
Haramain al-Juwainy, Ghazali,
Al-Amidy, Al-Syahrastani, Al-Bazdawi.
Lanjutan : Abu Zahrah, Ali Mushthafa al-Lanjutan : Abu Zahrah, Ali Mushthafa
al-Ghurabi, Abd al-Lathif Muhammad
Ghurabi, Abd al-Lathif Muhammad
al-‘Asyr, Ahmad Mahmud Shubhi, Ali
al-‘Asyr, Ahmad Mahmud Shubhi, Ali
Sami al-Nasyr.
d. Claim : Mukmin
d. Claim : Mukminنمؤمنمؤم, Musyrik, Musyrikكرش مكرش م, Kafir, Kafir رفاسسك
رفاسسك, Munafiq, Munafiqقفان مقفان م,, Fasiq Fasiq قساسسفقساسسف,, Murtad Murtad دترم
Tim,
Tim, Dirasat IslamiyyahDirasat Islamiyyah (Pengantar Ilmu Tauhid)(Pengantar Ilmu Tauhid), h , h
1-73 1-73
a.
a. Kepercayaan kpd Tuhan : bukti historis, Kepercayaan kpd Tuhan : bukti historis,
bukti filosofis, bukti kitab suci. bukti filosofis, bukti kitab suci.
b.
b. BeragamaBeragama : totalitas pemikiran- : totalitas
pemikiran-pengamalan, keyakinan-penyembahan, pengamalan, keyakinan-penyembahan,
ucapan-amalan, lahir-batin, akal-hati, ucapan-amalan, lahir-batin, akal-hati,
fikir-dzikir, iman-amal;
dzikir, iman-amal; keyakinan dan ketaatan keyakinan dan ketaatan mendului rasio (permenungan)
mendului rasio (permenungan)..
c.
c. Kitab suci memuat ajaran tertentu, bukan Kitab suci memuat ajaran tertentu, bukan
dimaksudkan mencela pihak luar melainkan
dimaksudkan mencela pihak luar melainkan
dimaksudkan membimbing sikap
dimaksudkan membimbing sikap
penganutnya
d.
d. BerfilsafatBerfilsafat : berfikir rasional, : berfikir rasional, rasio rasio (permenungan) mendului keyakinan
(permenungan) mendului keyakinan
untuk mendapatkan penjelasan rasional
untuk mendapatkan penjelasan rasional
mengenai sesuatu (fisik dan metafisik).
mengenai sesuatu (fisik dan metafisik).
Filosof Yunani : Thales, Anaximenes,
Filosof Yunani : Thales, Anaximenes,
Pythagoras, Xenophanes, Heraklitos,
Pythagoras, Xenophanes, Heraklitos,
Parmenides, Empedokles, Anaxagoras,
Parmenides, Empedokles, Anaxagoras,
Demokritos, Sokrates, Plato, Aristoteles,
Demokritos, Sokrates, Plato, Aristoteles,
Hellenisme
Hellenisme (paham : monisme, dualisme, (paham : monisme, dualisme, pluralisme).
pluralisme). Heraklitos (540-475SM) : Heraklitos (540-475SM) : segala sesuatu berasal dari yang satu.
segala sesuatu berasal dari yang satu.
Plato (427-347SM) : dunia diciptakan
Plato (427-347SM) : dunia diciptakan
oleh sumber ide supreme-Being yang tak
oleh sumber ide supreme-Being yang tak
berubah.
e.
e.Manusia dianugerahi kekuatan dan Manusia dianugerahi kekuatan dan kebebasan dengan pembatasan.
kebebasan dengan pembatasan.
f.
f. Konsep tauhid Konsep tauhid uluhiyyahuluhiyyah ةينهولةينهولٲٲ : :
mengesakan Allah swt sbg ilāh yang haq
mengesakan Allah swt sbg ilāh yang haq
untuk
untuk disembahdisembah. Konsep tauhid . Konsep tauhid rubbubiyyah
rubbubiyyah ةينبوبنرةينبوبنر : mengesakan Allah swt : mengesakan Allah swt sbg murabbiy yang haq untuk
sbg murabbiy yang haq untuk dimintai dimintai pertolongan.
h.
h. ObyekObyek ilmu tauhid : Tuhan, nubuwwah, ilmu tauhid : Tuhan, nubuwwah,
sam’iyyat.
sam’iyyat.
PerhelatanPerhelatan : pelaku dosa : pelaku dosa
besar(mukmin/kafir), al-Qur’an
besar(mukmin/kafir), al-Qur’an
(makhluq/bukan), melihat Allah swt
(makhluq/bukan), melihat Allah swt
(dunia/akhirat), takwil ayat mutasyabihat
(dunia/akhirat), takwil ayat mutasyabihat
(boleh/dilarang
(boleh/dilarang : tangan Tuhan : tangan Tuhan), ),
kepemimpinan pasca Muhammad saw.
i.
i. Paradigma : naqliy, ‘aqliy, Paradigma : naqliy, ‘aqliy,
historik,filosofik, scientific. Al-Sanusi
historik,filosofik, scientific. Al-Sanusi
membagi konsep hukum akal
membagi konsep hukum akal
menjadi tiga macam : wajib,
menjadi tiga macam : wajib,
mustahil, jaiz
mustahil, jaiz
j.
j. Pendekatan :Pendekatan :
k.
k. Metode : tanya jawab, jadal, Metode : tanya jawab, jadal,
l.
l. Mutakallimīn Mutakallimīn نيملنكت منيملنكت م : :
m.
n.
n. Al-Baqilani : mengklasifikasi sifat-sifat Al-Baqilani : mengklasifikasi sifat-sifat Allah swt menjadi dua macam (sifat
Allah swt menjadi dua macam (sifat
nafsiyyah
nafsiyyah : zat, sifat : zat, sifat ma’nawiyyahma’nawiyyah : :
af’al). Al-Sanusi mengklasifikasi 20 sifat
af’al). Al-Sanusi mengklasifikasi 20 sifat
Allah swt menjadi empat macam [sifat
Allah swt menjadi empat macam [sifat
nafsiyyah, sifat salbiyah (qidam, baqak,
nafsiyyah, sifat salbiyah (qidam, baqak,
mukhalafatu li al-hawadits, qiyamuhu bi
mukhalafatu li al-hawadits, qiyamuhu bi
nafsih, wahdaniyyah ), sifat ma’aniy
nafsih, wahdaniyyah ), sifat ma’aniy
(qudrah, iradah, ‘ilm, sama’, bashar,
(qudrah, iradah, ‘ilm, sama’, bashar,
kalam), sifat ma’nawiyyah].
o.
o. Zoroaster : di dunia selalu ada dua Zoroaster : di dunia selalu ada dua kekuatan sumber perselisihan
kekuatan sumber perselisihan
(baik-buruk, cahaya-gelap, rohani-jasmani).
buruk, cahaya-gelap, rohani-jasmani).
Kekuatan ilahiyyah : akal aktif.
p.
p. Macam keyakinan : Macam keyakinan : sentralsentral dan dan periferalperiferal. .
Iman thdp Allah swt adalah keyakinan Iman thdp Allah swt adalah keyakinan sentral bagi sistem keyakinan manusia.
sentral bagi sistem keyakinan manusia.
Keyakinan sentral wajib dipelihara dan Keyakinan sentral wajib dipelihara dan dipertahankan agar makin kokoh.
dipertahankan agar makin kokoh.
Pemeliharaan dan penguatan keyakinan Pemeliharaan dan penguatan keyakinan sentr
sentralal dilakukan melalui : penalaran, dilakukan melalui : penalaran,
pemikiran, hujjah dan argumentasi yang
pemikiran, hujjah dan argumentasi yang
kokoh.
kokoh.
Jika terjadi perubahan keyakinan sentral, Jika terjadi perubahan keyakinan sentral, maka pasti terjadi perubahan pada
maka pasti terjadi perubahan pada
sistem keyakinan manusia.
q.
q. Urusan status hukum Urusan status hukum pelaku dosa besarpelaku dosa besar : : Khaw
Khawaarij, Murjiah, Mu’tazilah, Asy’ariyyah.rij, Murjiah, Mu’tazilah, Asy’ariyyah.
KhawarijKhawarij berpendapat : mukmin pelaku berpendapat : mukmin pelaku dosa besar adalah kafir dan murtad serta
dosa besar adalah kafir dan murtad serta
wajib dibunuh;
wajib dibunuh;
MurjiahMurjiah berpendapat mukmin pelaku dosa berpendapat mukmin pelaku dosa besar tidak kafir (tetap mukmin) dan tidak
besar tidak kafir (tetap mukmin) dan tidak
wajib dibunuh, putusan hukumannya
wajib dibunuh, putusan hukumannya
diserahkan kepada Allah swt, dosa tidak
diserahkan kepada Allah swt, dosa tidak
merusak iman, iman itu pengakuan dalam
merusak iman, iman itu pengakuan dalam
hati dan amal tidak termasuk iman, amal
hati dan amal tidak termasuk iman, amal
tidak dapat menambah atau mengurangi
tidak dapat menambah atau mengurangi
iman;
Mu’tazilah
Mu’tazilah berpendapat berpendapat mukmin pelaku dosa mukmin pelaku dosa besar adalah fasiq (bukan : mukmin, kafir,
besar adalah fasiq (bukan : mukmin, kafir,
munafiq)
munafiq); ; Asy’ariyyah
Asy’ariyyah berpendapat mukmin pelaku berpendapat mukmin pelaku dosa besar tetap mukmin yang berdosa
dosa besar tetap mukmin yang berdosa
dan masih terbuka pintu taubat
r.
r. Urusan Urusan status perbuatanstatus perbuatan manusia : manusia : Jabbariyah, Qadariyyah, Mu’tazilah, Jabbariyah, Qadariyyah, Mu’tazilah,
Asy’ariyyah.
Asy’ariyyah. JabbariyahJabbariyah : : manusia tidak manusia tidak memiliki kehendak dan daya, perbuatan memiliki kehendak dan daya, perbuatan
manusia karena terpaksa, perbuatan manusia manusia karena terpaksa, perbuatan manusia
telah ditaqdirkan dan manusia tinggal telah ditaqdirkan dan manusia tinggal
mengikuti.
mengikuti. QadariyyahQadariyyah : : manusia memiliki manusia memiliki kebebasan berbuat, perbuatan itu atas
kebebasan berbuat, perbuatan itu atas
kehendak dirinya, bukan ditaqdirkan Tuhan; kehendak dirinya, bukan ditaqdirkan Tuhan;
manusia dapat menentukan perbuatannya manusia dapat menentukan perbuatannya
sendiri; dengan kemauannya manusia dapat sendiri; dengan kemauannya manusia dapat
berbuat yang baik dan meninggalkan yang berbuat yang baik dan meninggalkan yang
Mu’tazilahMu’tazilah : : manusia itu bebas melakukan manusia itu bebas melakukan perbuatan, dan bertanggung-jawab atas
perbuatan, dan bertanggung-jawab atas
perbuatan yang dikerjakan, apa yang telah
perbuatan yang dikerjakan, apa yang telah
diperbuat itu akan dihisab Tuhan, Tuhan
diperbuat itu akan dihisab Tuhan, Tuhan
tidak mencampuri perbuatan manusia
tidak mencampuri perbuatan manusia
sebab Dia telah memberikan qudrah kepada
sebab Dia telah memberikan qudrah kepada
manusia untuk berbuat, Tuhan tidak adil jika
manusia untuk berbuat, Tuhan tidak adil jika
menghukum manusia atas perbuatan
menghukum manusia atas perbuatan
buruknya yang dilakukan dengan terpaksa
buruknya yang dilakukan dengan terpaksa
(majbur), janji Tuhan untuk memberi
(majbur), janji Tuhan untuk memberi
balasan dan menerima taubat pasti terjadi,
balasan dan menerima taubat pasti terjadi,
ancaman Tuhan untuk memberi hukuman
ancaman Tuhan untuk memberi hukuman
pasti terjadi
Asy’ariyyahAsy’ariyyah : manusia itu berusaha : manusia itu berusaha
melakukan suatu perbuatan, namun sering
melakukan suatu perbuatan, namun sering
terjadi bahwa hasil perbuatannya tidak
terjadi bahwa hasil perbuatannya tidak
seperti yang dikehendaki dan diusahakan,
seperti yang dikehendaki dan diusahakan,
manusia tidak menciptakan perbuatannya
manusia tidak menciptakan perbuatannya
(teori kasab).
(teori kasab).
ةرودقملا لعفلاب هتدارٳو دبعلا ةردق قلعت وه بسكلا
ةرودقملا لعفلاب هتدارٳو دبعلا ةردق قلعت وه بسكلا
ةقيقحلا ىلع هللا نم ةثدمحملا
Firqah
Firqah
ةقيييرييي
ةقيييرييي
ف
ف
يلع
ةيواعم ةعيش
جراوخ ةعجرم
ةيرابج ةير دق
ةلزتعم
ةيسابع
Karakteristik
Karakteristik TeologiTeologi
ALAM
TEOLOGI : rasional
KEMATANGAN BERAGAMA
نيملاعللةمحر KEBAIKAN
TRUTH CLAIM + SENTRALUMMAT
Implikasi teologis :Implikasi teologis :
Setiap orang menjalani Setiap orang menjalani kehidupan kehidupan dan penghidupan berdasarkan
dan penghidupan berdasarkan
keyakinan sentral
keyakinan sentral, shg tercipta cultur , shg tercipta cultur kerja-sama dan kompetisi yang dpt
kerja-sama dan kompetisi yang dpt
saling
saling
percaya-mempercayai-dipercaya, bukan dapat saling
dipercaya, bukan dapat saling
dusta-mendustai-didustai.
Ilmu tauhid
Ilmu tauhid
1.Obyek : sam’iyat
1.Obyek : sam’iyat
2.Paradiqma : naqli, ‘aqli (historis, filosofis,
2.Paradiqma : naqli, ‘aqli (historis, filosofis,
scientific).
7.Hasil : truth-claim.
7.Hasil : truth-claim.
8.Implikasi : keyakinan sentral, ahli :
3. Abuddin Nata,
Etimologi : philo, cinta kebenaran, Etimologi : philo, cinta kebenaran,
ilmu, hikmah.
ilmu, hikmah.
Terminologi : berfikir secara Terminologi : berfikir secara
mendalam, sistematik, radikal dan
mendalam, sistematik, radikal dan
universal dalam rangka mencari
universal dalam rangka mencari
kebenaran, inti, hikmah atau hakikat
kebenaran, inti, hikmah atau hakikat
mengenai segala sesuatu yang ada
mengenai segala sesuatu yang ada
(ontologi-epistemologi-aksiologi)
(ontologi-epistemologi-aksiologi)..
Muhammad al-Jurjawi : Hikmah al-Muhammad Jurjawi : Hikmah
al-Tasyri’ wa falsafatuhu
b.
b. UrgensiUrgensi filsafat : memahami segi batin filsafat : memahami segi batin (esoterik) terhadap ajaran agama dalam
(esoterik) terhadap ajaran agama dalam
bentuk forma (eksoterik) agar terhindar
bentuk forma (eksoterik) agar terhindar
dari jebakan formalistik dalam
dari jebakan formalistik dalam
aktualisasikan ajaran agama; (filsafat
aktualisasikan ajaran agama; (filsafat
hukum Islam, filsafat pendidikan Islam,
hukum Islam, filsafat pendidikan Islam,
filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat
filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat
kebudayaan).
kebudayaan).
c. Corak perenialis.
4. Moh. Nurhakim, h. 181-188 : metodologi
4. Moh. Nurhakim, h. 181-188 : metodologi
filsafat Islam
filsafat Islam
a. Obyek filsafat : seluruh apa yang dapat a. Obyek filsafat : seluruh apa yang dapat dipikirkan dan yang mungkin dipikirkan.
dipikirkan dan yang mungkin dipikirkan.
b. Islamic Philoshophy (Ibn Rusydb. Islamic Philoshophy (Ibn Rusyd, Ibn Sina, Ibn Sina) ) vs Philoshophy of Islam (orientalis).
vs Philoshophy of Islam (orientalis).
c. Ajaran Islam : afalã ta’qilûn
c. Ajaran Islam : afalã ta’qilûnنولقعسسست لفانولقعسسست لفا, , afalã tatafakkarûn
afalã tatafakkarûnنوركنوركن فتسسست لفان فتسسست لفا.. d. Berfikir hikmah
d. Berfikir hikmah ةمكحةمكح: kegiatan berfikir : kegiatan berfikir yang menekankan pada mencari rahasia
yang menekankan pada mencari rahasia
dan manfaat yang terdapat di balik obyek
dan manfaat yang terdapat di balik obyek
e. Daulah Abbasiyah 750-1258 M : al-Kindi,
e. Daulah Abbasiyah 750-1258 M : al-Kindi,
al-Farabi, ibn Maskawaih, ibn Sina, ibn
al-Farabi, ibn Maskawaih, ibn Sina, ibn
Bajah, ibn Thufail, ibn Rusyd.
f. Pembaru : Jamaluddin al-Afghani,
f. Pembaru : Jamaluddin al-Afghani,
Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid
Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid
Ridha, Muhammad Iqbal.
g. Kontemporer : Fazlurrahman, Sayyed
g. Kontemporer : Fazlurrahman, Sayyed
Hosein Nashr, Mohammad Arkoun,
Hosein Nashr, Mohammad Arkoun,
Isma’il al-Faruqi.
h. Persoalan : bagaimana menempatkan
h. Persoalan : bagaimana menempatkan
Islam sebagai ajaran universal dalam
Islam sebagai ajaran universal dalam
kebudayaan modern, bagaimana
kebudayaan modern, bagaimana
mendesain suatu peradaban yang
mendesain suatu peradaban yang
Islamiy.
i. Metode :
i. Metode :
DeskriptifDeskriptif : pengumpulan keterangan : pengumpulan keterangan
yang mendekati hakekatnya, mendasar
yang mendekati hakekatnya, mendasar
sifatnya, dan menyangkut esensinya
sifatnya, dan menyangkut esensinya
yang dipandang amat diperlukan dalam
yang dipandang amat diperlukan dalam
menyusun pandangan kefilsafatan.
AnalisisAnalisis : memahami nilai-nilai : memahami nilai-nilai
kefilsafatan yang sedalam-dalamnya
kefilsafatan yang sedalam-dalamnya
dengan cara menguraikan
dengan cara menguraikan
makna-makna yang terkandung dalam data,
makna yang terkandung dalam data,
serta menghubung-hubungkan setiap
serta menghubung-hubungkan setiap
bagian makna dengan makna-makna
bagian makna dengan makna-makna
yang lain sehingga diperoleh
yang lain sehingga diperoleh
kesimpulan.
SintesisSintesis : menyatupadukan berbagai : menyatupadukan berbagai
esensi dan keterangan yang mendasar
esensi dan keterangan yang mendasar
sehingga tersusun pemahaman baru.
sehingga tersusun pemahaman baru.
KomparatifKomparatif : memperbandingkan : memperbandingkan
berbagai esensi kefilsafatan, keterangan
berbagai esensi kefilsafatan, keterangan
yang mendasar, berbagai aliran filsafat.
yang mendasar, berbagai aliran filsafat.
FenomenologikFenomenologik : memahami fenomena : memahami fenomena
dengan menekankan kesadaran.
k. Model studi filsafat Islam : model studi
k. Model studi filsafat Islam : model studi
pemikiran tokoh, model studi tematik,
pemikiran tokoh, model studi tematik,
model studi komprehensif.
Tim,
Tim, Dirasat IslamiyyahDirasat Islamiyyah (Pengantar Ilmu Tauhid)(Pengantar Ilmu Tauhid),,
h 79-88
h 79-88
a.
a. Masa Masa daulah Umaiyyahdaulah Umaiyyah telah dimulai telah dimulai
gerakan mengkaji
gerakan mengkaji manuskrip Yunanimanuskrip Yunani ke ke dalam bahasa Arab, Khalid ibn Yazid
dalam bahasa Arab, Khalid ibn Yazid
(putera mahkota yang tidak mau jadi
(putera mahkota yang tidak mau jadi
khalifa
khalifahh) meminta para ilmuan Yunani ) meminta para ilmuan Yunani menerjemahkan
menerjemahkan buku Organonbuku Organon ke dalam ke dalam bahasa Arab.
b. Masa
b. Masa daulah Abbasiyyahdaulah Abbasiyyah, khalifah Harun , khalifah Harun al-Rasyid prakarsai dirikan
al-Rasyid prakarsai dirikan Bait al-Bait al-Hikmah
Hikmah //Dar al-HikmahDar al-Hikmah sbg institusi sbg institusi
penterjemahan, observatorium, akademi;
penterjemahan, observatorium, akademi;
juga prakarsai pembelian manuskrip
juga prakarsai pembelian manuskrip
bidang kedokteran-filsafat-dll ke Romawi.
bidang kedokteran-filsafat-dll ke Romawi.
Manuskrip filsafat menarik perhatian
Manuskrip filsafat menarik perhatian
Mu’tazilah yang kemudian jadi bercorak
Mu’tazilah yang kemudian jadi bercorak
rasional dan liberal.
c.
c. Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah, Khalifah Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah, Khalifah Harun al-Rasyid menugaskan Juhana ibn
Harun al-Rasyid menugaskan Juhana ibn
Musawaih menerjemahkan buku-buku
Musawaih menerjemahkan buku-buku
lama yang terdapat di Ankara, Amuria,
lama yang terdapat di Ankara, Amuria,
Siprus. Khalifa
Siprus. Khalifahh al-Makmun meminta al-Makmun meminta
penguasa Siprus mengirimkan khazanah
penguasa Siprus mengirimkan khazanah
Yunani; juga menugaskan al-Hajjaj ibn
Yunani; juga menugaskan al-Hajjaj ibn
Mathar, ibn Bithriq, Salam mendatangkan
Mathar, ibn Bithriq, Salam mendatangkan
buku-buku dari Konstatntinopel.
buku-buku dari Konstatntinopel.
Penerjemahan buku-buku Yunani
Penerjemahan buku-buku Yunani
ditugaskan kepada : Hunain ibn Ishaq,
ditugaskan kepada : Hunain ibn Ishaq,
Juhana ibn Masawaih, Muhammad ibn
Juhana ibn Masawaih, Muhammad ibn
Musa al-Khawarizmi, Sa’id ibn Harun,
Musa al-Khawarizmi, Sa’id ibn Harun,
Tsabit ibn Qurrah, ‘Umar ibn Farachan.
Tsabit ibn Qurrah, ‘Umar ibn Farachan.
Filsafat : Plato, Aristoteles, Plotinus telah
Filsafat : Plato, Aristoteles, Plotinus telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
d.
d. Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah
diselenggarakan kuliah-kuliah agama,
diselenggarakan kuliah-kuliah agama,
filsafat, ilmu alam, ilmu kimia, ilmu falak
filsafat, ilmu alam, ilmu kimia, ilmu falak
oleh para guru besar seperti Muhammad
oleh para guru besar seperti Muhammad
ibn Musa al-Khawarizmi.
ibn Musa al-Khawarizmi.
e.
e. Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah
diadakan penyelidikan astronomi -berkat
diadakan penyelidikan astronomi -berkat
penerjemahan kitab
penerjemahan kitab Shiddanta dari IndiaShiddanta dari India- - dengan alat kwadrat, astrolibium, jarum
dengan alat kwadrat, astrolibium, jarum
matahari.
f.
f. Para filosof muslim : al-Kindi, al-Farabi, Para filosof muslim : al-Kindi, al-Farabi,
ibn Sina, al-Ghazali; ibn Bajah, ibn Tufail,
ibn Sina, al-Ghazali; ibn Bajah, ibn Tufail,
Ibn Rus
Ibn Rusyyd.d.
g.
g. Filsafat al-Kindi : fisika, metafisika, Filsafat al-Kindi : fisika, metafisika,
wasathah-emanasi, jiwa-akal.
wasathah-emanasi, jiwa-akal. Al-Kindi : Al-Kindi : agama dan filsafat sama-sama
agama dan filsafat sama-sama
berkepentingan dengan kebenaran
berkepentingan dengan kebenaran, , agama melalui jalan syari’at
agama melalui jalan syari’at
(disyari’atkan) sedang filsafat melalui
(disyari’atkan) sedang filsafat melalui
jalan burhan (argumen rasio).
Filsafat fisika al-Kindi : alam memiliki Filsafat fisika al-Kindi : alam memiliki
sebab yang menjadikan (Allah swt); alam
sebab yang menjadikan (Allah swt); alam
memiliki gerak kejadian dan gerak
memiliki gerak kejadian dan gerak
perubahan dengan 4 sebab-‘illat [(sebab
perubahan dengan 4 sebab-‘illat [(sebab
materi – material cause),(sebab bentuk –
materi – material cause),(sebab bentuk –
formal cause), sebab pencipta/efisien –
formal cause), sebab pencipta/efisien –
efficient cause),(sebab tujuan – final
efficient cause),(sebab tujuan – final
cause)] sebagai Aristoteles.
Filsafat metafisika al-Kindi : mahiah, Filsafat metafisika al-Kindi : mahiah, substansi, apa yang hakiki, haq
substansi, apa yang hakiki, haq
al-awwal, hakekat wujud dibedakan menjadi
awwal, hakekat wujud dibedakan menjadi
al-wajib al-wujud (wujud dengan
al-wajib al-wujud (wujud dengan
sendirinya, tanpa disebabkan oleh yang
sendirinya, tanpa disebabkan oleh yang
lain, abadi, sempurna) dan mumkin
lain, abadi, sempurna) dan mumkin
al-wujud (al-wujud yang disebabkan oleh yang
wujud (wujud yang disebabkan oleh yang
lain).
Filsafat wasathah-emanasi al-Kindi : Filsafat wasathah-emanasi al-Kindi : hubungan wajib wujud dengan
hubungan wajib wujud dengan
al-mumkin al-wujud adalah melalui wasathah
mumkin al-wujud adalah melalui wasathah
(perantara) yakni dari akal terbentuk
(perantara) yakni dari akal terbentuk
al-nafs al-kulliah terbentuk materi alam
nafs al-kulliah terbentuk materi alam
terbentuk planet sebagai Plotinus
terbentuk planet sebagai Plotinus
[Neo-Platonism : membagi dunia jadi 3 (the Ide
Platonism : membagi dunia jadi 3 (the Ide
of Good, Ideas, dunia indrawi dari unsur
of Good, Ideas, dunia indrawi dari unsur
api-air-udara-tanah)] sebagai Plato.
Filsafat jiwa-akal al-kindi : jiwa manusia Filsafat jiwa-akal al-kindi : jiwa manusia merupakan limpahan alam, jiwa manusia
merupakan limpahan alam, jiwa manusia
tidak mati, jiwa manusia memiliki tiga
tidak mati, jiwa manusia memiliki tiga
daya (nafsu, amarah, fikir); akal
daya (nafsu, amarah, fikir); akal
diklasifikasi jadi empat [(akal
diklasifikasi jadi empat [(akal
awwal-Tuhan), (akal potensial–menerima petunjuk
Tuhan), (akal potensial–menerima petunjuk
Tuhan), (akal mustafad–penghubung ),
Tuhan), (akal mustafad–penghubung ),
(akal aktual – akal potensial yang telah
(akal aktual – akal potensial yang telah
menerima petunjuk Tuhan)].
h.
h. Al-Farabi, berusaha memadukan Al-Farabi, berusaha memadukan
pemikiran filsafat Plato dan Aristoteles ke
pemikiran filsafat Plato dan Aristoteles ke
dalam buku Jam’u baiyna rakyi
dalam buku Jam’u baiyna rakyi
al-Hakimain. Filsafat al-Farabi : fisika,
Hakimain. Filsafat al-Farabi : fisika,
metafisika, logika, jiwa-akal,
metafisika, logika, jiwa-akal,
wasathah-emanasi.
Filsafat metafisika al-Farabi : sama dengan Filsafat metafisika al-Farabi : sama dengan al-Kindi.
al-Kindi.
Filsafat logika al-Farabi : logika dibagi Filsafat logika al-Farabi : logika dibagi menjadi dua macam [ide dan definisi
menjadi dua macam [ide dan definisi
(kehadiran obyek individual berasal dari
(kehadiran obyek individual berasal dari
persepsi indera, dan ide yang tertanam di
persepsi indera, dan ide yang tertanam di
akal –teori innate Plato); keputusan,
akal –teori innate Plato); keputusan,
kesimpulan, pembuktian].
Filsafat jiwa-akal al-Farabi : jiwa manusia Filsafat jiwa-akal al-Farabi : jiwa manusia memiliki daya [menggerakkan (makan,
memiliki daya [menggerakkan (makan,
memelihara, berketurunan), mengetahui
memelihara, berketurunan), mengetahui
(merasa,imajinasi), berfikir (praktis,
(merasa,imajinasi), berfikir (praktis,
teoritis)] , sampai akal ke 10.
Filsafat wasathah-emanasi al-Farabi : Filsafat wasathah-emanasi al-Farabi : faham rasionalisme, alam merupakan
faham rasionalisme, alam merupakan
limpahan dari dzat yang esa, dalam
limpahan dari dzat yang esa, dalam
konsepsi Plotinus dari the one
konsepsi Plotinus dari the one
memunculkan nous memunculkan soul
memunculkan nous memunculkan soul
memunculkan dunia indrawi. Sekarang,
memunculkan dunia indrawi. Sekarang,
tentu berbeda dengan empirisme-obyektif
tentu berbeda dengan empirisme-obyektif
yang melahirkan teori big-bang.
i.
i. Filsafat ibn Sina : metafisika, emanasi, Filsafat ibn Sina : metafisika, emanasi, jiwa-akal, kenabian.
jiwa-akal, kenabian.
Filsafat metafisika ibn Sina : Tuhan oleh ibn Filsafat metafisika ibn Sina : Tuhan oleh ibn Sina disebut al-wajib al-wujud (oleh
Sina disebut al-wajib al-wujud (oleh
Aristoteles disebut the mover unmovered,
Aristoteles disebut the mover unmovered,
oleh Plato disebut the Ide of Good, oleh
oleh Plato disebut the Ide of Good, oleh
Plotinus disebut the One, oleh al-Kindi
Plotinus disebut the One, oleh al-Kindi
disebut al-wahid al-haq, oleh al-Farabi
disebut al-wahid al-haq, oleh al-Farabi
disebut al-wujud al-awwal).
disebut al-wujud al-awwal).
Filsafat emanasi ibn Sina : tidak jauh beda Filsafat emanasi ibn Sina : tidak jauh beda dengan al-Farabi.
Filsafat jiwa-akal ibn Sina : jiwa Filsafat jiwa-akal ibn Sina : jiwa
diklasifikasi jadi 3 (jiwa tetumbuhan
diklasifikasi jadi 3 (jiwa tetumbuhan
dengan daya makan dan berkembang
dengan daya makan dan berkembang
biak, jiwa binatang dengan daya makan
biak, jiwa binatang dengan daya makan
dan berkembang biak serta gerak
dan berkembang biak serta gerak
mena
menanngkap, jiwa manusia (akal, rasional) gkap, jiwa manusia (akal, rasional) dengan daya praktis-teoritis
dengan daya praktis-teoritis
(indawi-abstrak). Akal teoritis diklasifikasi
abstrak). Akal teoritis diklasifikasi
menjadi : akal materi/potensial, akal
menjadi : akal materi/potensial, akal
bakat, akal aktual, akal mustafad.
Filsafat kenabian ibnu Sina : nabi dan Filsafat kenabian ibnu Sina : nabi dan
filosof sama-sama menerima kebenaran
filosof sama-sama menerima kebenaran
dari akal ke 10; nabi menerima kebenaran
dari akal ke 10; nabi menerima kebenaran
dari akal ke 10 secara langsung, sedang
dari akal ke 10 secara langsung, sedang
filosof menerima kebenaran dari akal ke
filosof menerima kebenaran dari akal ke
10 secara bertahap melalui aktivitas
10 secara bertahap melalui aktivitas
belajar-berfikir.
j.
j. Al-Ghazali (1059-1111), menyampaikan Al-Ghazali (1059-1111), menyampaikan kritik terhadap filsafat Yunani. Filsafat
kritik terhadap filsafat Yunani. Filsafat
al-Ghazali : ketuhanan, fisika, logika,
Ghazali : ketuhanan, fisika, logika,
matematika, etika-politik, jiwa-akal,
matematika, etika-politik, jiwa-akal,
tashawwuf. Filsafat ketuhanan
tashawwuf. Filsafat ketuhanan
al-Ghazali : wujud diklasifikasi jadi 2
Ghazali : wujud diklasifikasi jadi 2
(qadim-huduts); kritik terhadap filsafat
(qadim-huduts); kritik terhadap filsafat
ketuhanan dahriyun (materialisme),
ketuhanan dahriyun (materialisme),
thabi’iyun (naturalisme), ilahiyun
thabi’iyun (naturalisme), ilahiyun
(theisme) mengenai 20 persoalan.
“
“Filsafat”,Filsafat”,http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafathttp://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat - diakses - diakses Sabtu 27-11-2010
Sabtu 27-11-2010
a.
a. Filsafat adalah studi tentang seluruh Filsafat adalah studi tentang seluruh
fenomena kehidupan dan pemikiran manusia fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses
dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika
b.
b. Klasifikasi filsafatKlasifikasi filsafat
1.
1. Filsafat BaratFilsafat Barat : : KlasikKlasik, , Abad PertengahanAbad Pertengahan, , Modern
Modern, , KontemporerKontemporer.. 2.
2. Filsafat TimurFilsafat Timur : Cina, India, Timur Tengah, : Cina, India, Timur Tengah, Filsafat Islam, Filsafat Kristen
c. Filosof Yunani :
c. Filosof Yunani : Thales (624-546 SM)Thales (624-546 SM), , Anaximandros (610-546 SM)
Anaximandros (610-546 SM), , Anaximenes Anaximenes ( Herakleitos (540-480 SM)
Herakleitos (540-480 SM), , Empedokles Empedokles (495-435 SM)
(495-435 SM), , Demokritos Demokritos ((460460--370 SM370 SM), ), Anaxagoras (500-428 SM)
d. Filosof Renaisans :
d. Filosof Renaisans : Thomas Aquinas (Thomas Aquinas (1225- 1225-1274 M
1274 M)), , Niccolò Machiavelli Niccolò Machiavelli (1469-1527 M), (1469-1527 M), Giordano Bruno (
Giordano Bruno (1548-1600 M), 1548-1600 M), Francis Bacon Francis Bacon (1561-1626 M),
(1561-1626 M), René Descartes René Descartes ((15961596--1650 1650 M), M), Baruch de Spinoza
Baruch de Spinoza ((16321632--1677 1677 M), M), Blaise Pascal Blaise Pascal Immanuel Kant
Immanuel Kant ((17241724--1804 1804 M), M), Karl Heinrich Karl Heinrich Marx
Marx ((18181818--1883 1883 M), M), Friedrich Wilhelm Friedrich Wilhelm Nietzsche
Nietzsche ((18441844--1900 1900 M), M), Edmund Gustav Edmund Gustav Albrecht Husserl
Hamzah Ya’kub, Hamzah Ya’kub, Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan, 2nd ed, , 2nd ed,
PT. Almaarif, Bandung, 1981.
PT. Almaarif, Bandung, 1981.
a.
a. Kecenderungan mencari Tuhan : fithrah Kecenderungan mencari Tuhan : fithrah
(perasaan, logika).
(perasaan, logika). b.
b. Filsafat : cinta kebijaksanaan.Filsafat : cinta kebijaksanaan.
Herodates dan Thucydides, filsafat : perasaan Herodates dan Thucydides, filsafat : perasaan
cinta kepada ilmu kebijaksanaan dengan
cinta kepada ilmu kebijaksanaan dengan
kinginan untuk memperoleh kepandaian atau
kinginan untuk memperoleh kepandaian atau
ilmu kebijaksanaan itu.
Plato : filsafat bukanlah pengetahuan Plato : filsafat bukanlah pengetahuan
kebijaksanaan dan kepandaian melainkan
kebijaksanaan dan kepandaian melainkan
kegemaran
kegemaran dan dan kemauankemauan untuk untuk
mendapatkan pengetahuan yang
mendapatkan pengetahuan yang
luhur-luhur itu.
luhur itu.
Aristoteles (384-322SM), filsafat : ilmu Aristoteles (384-322SM), filsafat : ilmu
tentang kebenaran.
tentang kebenaran.
Heracleitos (536-470SM) dan Pythagoras : Heracleitos (536-470SM) dan Pythagoras :
sarjana-sarjana filsafat ialah orang-orang
sarjana-sarjana filsafat ialah orang-orang
yang suka kepada ilmu kepandaian.
Cicero (106-Cicero (106-443SM) : ilmu filsafat adalah ibu 3SM) : ilmu filsafat adalah ibu
dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu
dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
terluhur, dan keinginan untuk
terluhur, dan keinginan untuk
mendapatkannya.
mendapatkannya.
Thomas Hobbes (1588-1679M) Inggris : Thomas Hobbes (1588-1679M) Inggris :
ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menerangkan perhubungan hasil dan
menerangkan perhubungan hasil dan
sebab atau sebab dan hasilnya, dan oleh
sebab atau sebab dan hasilnya, dan oleh
karena itu senantiasa adalah suatu
karena itu senantiasa adalah suatu
perubahan.
Immanuel Khant (1724-1804M) Jerman : Immanuel Khant (1724-1804M) Jerman :
filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
menyelidiki dasar-dasar untuk mengetahui
menyelidiki dasar-dasar untuk mengetahui
sesuatu dan untuk bertindak.
M.J.Langeveld, filsafat : … memikirkan dan M.J.Langeveld, filsafat : … memikirkan dan
menyelami masalah-masalah apapun juga
menyelami masalah-masalah apapun juga
dalam hubungannya dengan keseluruhan
dalam hubungannya dengan keseluruhan
sarwa sekalian secara radikal, yaitu mulai
sarwa sekalian secara radikal, yaitu mulai
pada dasarnya hingga
pada dasarnya hingga
konsekwensi-konsekwensi yang terakhir – dan menurut
konsekwensi yang terakhir – dan menurut
sistim, artinya dengan membuktikan yang
sistim, artinya dengan membuktikan yang
dapat diterima oleh akal dengan
dapat diterima oleh akal dengan
susun-menyusun serta hubung menghubung
menyusun serta hubung menghubung
secara bertanggung jawab.
I.R.Pudjawijatna, filsafat : ilmu yang berusaha I.R.Pudjawijatna, filsafat : ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan atas fikiran belaka.
Hasbullah Bakri, ilmu filsafat : ilmu yang Hasbullah Bakri, ilmu filsafat : ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai Ketuhanan, alam semesta dan
mengenai Ketuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga menghasilkan pengetahuan
manusia sehingga menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang
dapat dicapai akal manusia dan bagaimana
dapat dicapai akal manusia dan bagaimana
sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
c.
c. HikmahHikmah
Kedudukan hikmah dalam Al-Qur’an yang Kedudukan hikmah dalam Al-Qur’an yang
diajarkan Tuhan mempunyai nilai yang
diajarkan Tuhan mempunyai nilai yang
lebih tinggi daripada filsafat yang
lebih tinggi daripada filsafat yang
dipelajari manusia.
dipelajari manusia.
اريخ ىتوٲ دقف ةمكحلا تؤي نمو ءاشي نم ةمكحلا ىتؤي
اريخ ىتوٲ دقف ةمكحلا تؤي نمو ءاشي نم ةمكحلا ىتؤي
بابلﻷا اولوٲ ل ل ٳ ركلذلي امو اريثك
بابلﻷا اولوٲ لل ٳ ركلذلي امو اريثك
: ةرقبلا ةروس)
: ةرقبلا ةروس)
٢٦٩
Manusia dapat berfikir secara hikmah Manusia dapat berfikir secara hikmah
(bijaksana) dan dapat berbuat dengan
(bijaksana) dan dapat berbuat dengan
hikmah jika mendapatkan petunjuk (taufiq
hikmah jika mendapatkan petunjuk (taufiq
dan hidayat) dari Al-Hakim, yakni Allah swt.
d.
d. Obyek dan pembagian filsafatObyek dan pembagian filsafat
Obyek filsafat : mencari keterangan Obyek filsafat : mencari keterangan
sedalam-dalamnya dari sesuatu yang
sedalam-dalamnya dari sesuatu yang
berwujud.
berwujud.
Pembagian filsafat menurut obyek : ada Pembagian filsafat menurut obyek : ada
umum (ontologia), ada mutlak
umum (ontologia), ada mutlak
(theodisea), cosmologia, anthropologia,
(theodisea), cosmologia, anthropologia,
ethica, logika (epistimologia).
ethica, logika (epistimologia).
Pembagian filsafat menurut subyek : Pembagian filsafat menurut subyek :
pengetahuan, soal ada, soal penilaian.
e.
e. Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanan (Teologi Filsafat) : Filsafat ketuhanan (Teologi Filsafat) :
hikmah (kebijaksanaan) menggunakan
hikmah (kebijaksanaan) menggunakan
akal-pemikiran dalam menyelidiki Ada dan
akal-pemikiran dalam menyelidiki Ada dan
Esa-Nya Tuhan.
Esa-Nya Tuhan.
Ketuhanan adalah suatu kebenaran yang Ketuhanan adalah suatu kebenaran yang
logis yang dapat dibuktikan melalui
logis yang dapat dibuktikan melalui
kaidah-kaidah logika.
f.
f.
Theologi : ilmu yang membahas masalah Theologi : ilmu yang membahas masalahketuhanan dan pertaliannya dengan manusia,
ketuhanan dan pertaliannya dengan manusia,
baik disandarkan kepada wahyu (revealed
baik disandarkan kepada wahyu (revealed
theology), maupun disandarkan kepada
theology), maupun disandarkan kepada
penyelidikan akal-fikiran (rational theology).
g.
g.
Filsafat ketuhanan dan agama. Filsafat Filsafat ketuhanan dan agama. Filsafatketuhanan memotivasi manusia mengenal
ketuhanan memotivasi manusia mengenal
Tuhan melalui akal-fikiran semata-mata yang
Tuhan melalui akal-fikiran semata-mata yang
kemudian kebenarannya didapati sesuai
kemudian kebenarannya didapati sesuai
dengan wahyu; agama memotivasi manusia
dengan wahyu; agama memotivasi manusia
mengenal Tuhan melalui petunjuk wahyu yang
mengenal Tuhan melalui petunjuk wahyu yang
kebenarannya dapat diuji dengan akal fikiran.
h.
h.
Manfaat filsafat ketuhanan : pembuktian Manfaat filsafat ketuhanan : pembuktianadanya Tuhan dengan fikiran, mengetahui jalan
adanya Tuhan dengan fikiran, mengetahui jalan
fikiran para filosof, mengetahui kebathilan
fikiran para filosof, mengetahui kebathilan
atheisme, mengetahui kebathilan syirik,
atheisme, mengetahui kebathilan syirik,
menghindari taqlid buta, menumbuhkan nilai
menghindari taqlid buta, menumbuhkan nilai
ketaqwaan yang bernilai tinggi, kepuasan dan
ketaqwaan yang bernilai tinggi, kepuasan dan
ketenangan bathin, filsafat ketuhanan penunjang
ketenangan bathin, filsafat ketuhanan penunjang
agama
M.Amin Abdullah, M.Amin Abdullah, Studi Agama : Normativitas atau Studi Agama : Normativitas atau
Historosotas ?
Historosotas ?, 2nd ed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, , 2nd ed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999.
1999.
a.
a. Filsafat, Filsafat Islam vs Sejarah Filsafat, Filsafat, Filsafat Islam vs Sejarah Filsafat,
Sejarah Filsafat Islam (trauma sejarah kritik
Sejarah Filsafat Islam (trauma sejarah kritik
al-Ghazali vs ibn Sina urusan hubungan hukum
Ghazali vs ibn Sina urusan hubungan hukum
sebab-akibat laws of nature h 34, al-Ghazali
sebab-akibat laws of nature h 34, al-Ghazali
ةفسلفلا ةفا حتتت
ةفسلفلا ةفا حتتت vs ibn Rusyd-Averroism vs ibn Rusyd-Averroism
ةفاحتلا ةفا حتتت
ةفاحتلا ةفا حتتت perlu dicross-ceckperlu dicross-ceck).).
b.
b. Corak filsafat Islam Peripatetik, mashshai vs Corak filsafat Islam Peripatetik, mashshai vs
illuministi, ihsraqi h 239.
c.
c.
Cara berfikir relatif-evolutif, self-criticism, Cara berfikir relatif-evolutif, self-criticism,religious criticism vs cara berfikir mutlak, final
religious criticism vs cara berfikir mutlak, final
truth, steril, memvonis, mapan-ortodoks, (truth
truth, steril, memvonis, mapan-ortodoks, (truth
claim : bukan hanya bidang agama). Berfikir
claim : bukan hanya bidang agama). Berfikir
progressif, prediktif, alternatif, inovatif (ibn Sina,
progressif, prediktif, alternatif, inovatif (ibn Sina,
Ibn Rusy) vs berfikir regressif, statis (al-Ghazali),
Ibn Rusy) vs berfikir regressif, statis (al-Ghazali),
apologis.
d.
d.
Laws of nature, sebab-akibat. Ibn Rusyd : Laws of nature, sebab-akibat. Ibn Rusyd :kebiasaan pada Allah dalam menetapkan
kebiasaan pada Allah dalam menetapkan
anekan keajekan di alam semesta, kebiasaan
anekan keajekan di alam semesta, kebiasaan
perjalanan aneka keajekan di alam raya,
perjalanan aneka keajekan di alam raya,
kebiasaan manusia meneliti dan menemukan
kebiasaan manusia meneliti dan menemukan
sifat-sifat perjalanan aneka keajekan di alam
sifat-sifat perjalanan aneka keajekan di alam
semesta. Ini epistemologi ibn Rusy →
semesta. Ini epistemologi ibn Rusy →
Immanuel Khant (1724-1804) → Charles
Immanuel Khant (1724-1804) → Charles
Sander Peirce (1839-1914) → Thomas Kuhn h
Sander Peirce (1839-1914) → Thomas Kuhn h
240
e.
e. Substansi filsafat : logika dasar dan tata cara Substansi filsafat : logika dasar dan tata cara berfikir yang benar. Tata cara berfikir dan
berfikir yang benar. Tata cara berfikir dan
pengambilan kesimpulan yang benar
pengambilan kesimpulan yang benar
berdasarkan premis-premis yang benar dalam
berdasarkan premis-premis yang benar dalam
bidang ilmu pengetahuan dan kehidupan
bidang ilmu pengetahuan dan kehidupan
sehari-hari, serta kemampuan memprediksi ke depan.
hari, serta kemampuan memprediksi ke depan.
h 230 untuk dapat survive.
h 230 untuk dapat survive. Laws of nature, Laws of nature, hubungan hukum sebab akibat merupakan
hubungan hukum sebab akibat merupakan
jantung kehidupan ilmu pengetahuan manusia
jantung kehidupan ilmu pengetahuan manusia h h 234, inti gerakan keilmuan dalam segala
234, inti gerakan keilmuan dalam segala
cabangnya h 235, unsur subyektifitas dan
cabangnya h 235, unsur subyektifitas dan
kreativitas manusia menetapkan aneka kategori
kreativitas manusia menetapkan aneka kategori
menjadi penentu dalam menjelaskan hubungan
menjadi penentu dalam menjelaskan hubungan
sebab-akibat h 240
Ahmad Hanafi,
Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat IslamPengantar Filsafat Islam, 3rd ed, , 3rd ed, Bulan Bintang, Jakarta, 1982.
Bulan Bintang, Jakarta, 1982.
a. Berfilsafat : berfikir sedalam-dalamnya,
a. Berfilsafat : berfikir sedalam-dalamnya,
bebas, teliti h 6 mengenai wujud sesuatu
bebas, teliti h 6 mengenai wujud sesuatu
melalui sebab-sebabnya yang jauh
melalui sebab-sebabnya yang jauh
secara umum lagi keseluruhan (ilmu
secara umum lagi keseluruhan (ilmu
pengetahuan indrawi membatasi diri
pengetahuan indrawi membatasi diri
pada sebab-sebab yang dekat) h 16.
b. Pengetahuan indrawi – essensi
b. Pengetahuan indrawi – essensi
(karakteristik khas) – pengalaman – ilmu
(karakteristik khas) – pengalaman – ilmu
pengetahuan h 13-14. ilmu positif – ilmu
pengetahuan h 13-14. ilmu positif – ilmu
fisika – ilmu metafisika – ilmu mantiq.
fisika – ilmu metafisika – ilmu mantiq.
- Al-Kindi menstratifikasi arena filsafat : - Al-Kindi menstratifikasi arena filsafat : filsafat fisika, ilmu matematika, filsafat
filsafat fisika, ilmu matematika, filsafat
ketuhanan h 17.
ketuhanan h 17.
- Al-Farabi mengkategorikan arena filsafat : - Al-Farabi mengkategorikan arena filsafat : filsafat teori
filsafat teori ةينرظنلسساةينرظنلسسا, filsafat amalan , filsafat amalan ةينل امعﻷاةينل امعﻷا (ilmu mantiq sebagai alat berfilsafat) h 17.
(ilmu mantiq sebagai alat berfilsafat) h 17.
- Ikhwanusaafa menstratifikasi filsafat : - Ikhwanusaafa menstratifikasi filsafat : cinta ilmu, tahu hakekat wujud, berucap
cinta ilmu, tahu hakekat wujud, berucap
dan berbuat sesuai ilmu h 19.
c. Memang dalam dunia Islam ada
c. Memang dalam dunia Islam ada
orang-orang agama yang bisa mengikuti
orang agama yang bisa mengikuti
perkembangan zaman, bahkan
perkembangan zaman, bahkan
mendahuluinya, dan membela kebebasan
mendahuluinya, dan membela kebebasan
berfikir.
berfikir. Akan tetapi di samping mereka Akan tetapi di samping mereka terdapat pula ulama-ulama agama yang
terdapat pula ulama-ulama agama yang
membeku dan berharap akan dapat
membeku dan berharap akan dapat
menghentikan dunia sekelilingnya yang
menghentikan dunia sekelilingnya yang
selalu bergerak dan maju, karena mereka
selalu bergerak dan maju, karena mereka
tidak bisa menerima pikiran-pikiran baru
tidak bisa menerima pikiran-pikiran baru
yang berlainan, dan sikap mereka nampak
yang berlainan, dan sikap mereka nampak
jelas terhadap filsafat Islam
d. Pertalian : filsafat Islam dengan filsafat
d. Pertalian : filsafat Islam dengan filsafat
Masehi, filsafat Islam dengan filsafat
Masehi, filsafat Islam dengan filsafat
Yunani, filsafat Islam dengan filsafat
Yunani, filsafat Islam dengan filsafat
empirisme (Roger Bacon 1214-1294,
empirisme (Roger Bacon 1214-1294,
Francis Bacon 1626) h 36-39.
-
- Perpindahan dan pertukaran pikiran tidak Perpindahan dan pertukaran pikiran tidak selalu berarti berhutang budi
selalu berarti berhutang budi. Suatu . Suatu
persoalan kadang-kadang dibicarakan dan
persoalan kadang-kadang dibicarakan dan
diselidiki oleh orang banyak dan hasilnya
diselidiki oleh orang banyak dan hasilnya
dapat mempunyai bermacam-macam
dapat mempunyai bermacam-macam
corak : Seseorang bisa mengambil
corak : Seseorang bisa mengambil
persoalan yang pernah dikemukakan oleh
persoalan yang pernah dikemukakan oleh
orang lain sambil mengemukakan teori
orang lain sambil mengemukakan teori
dan pikirannya sendiri h 37.
- Sebelum lahirnya filsafat Islam, baik di
- Sebelum lahirnya filsafat Islam, baik di
dunia Timur maupun di dunia Barat, telah
dunia Timur maupun di dunia Barat, telah
terdapat berbagai-bagai macam alam
terdapat berbagai-bagai macam alam
pikiran, diantaranya yang terkenal ialah
pikiran, diantaranya yang terkenal ialah
pikiran Mesir Kuno, pikiran Sumeria,
pikiran Mesir Kuno, pikiran Sumeria,
Babilonia dan Assyuria, pikiran Iran, pikiran
Babilonia dan Assyuria, pikiran Iran, pikiran
India, pikiran Cina dan pikiran Yunani h 40.
India, pikiran Cina dan pikiran Yunani h 40.
- Filsafat Yunani : fase Hellenisme (6-4 SM),
- Filsafat Yunani : fase Hellenisme (6-4 SM),
fase Hellenisme Romawi (Gracco Romawi).
fase Hellenisme Romawi (Gracco Romawi).
- Karakteristik fase Hellenisme : filsafat
- Karakteristik fase Hellenisme : filsafat
Yunani bukanlah semata-mata diciptakan
Yunani bukanlah semata-mata diciptakan
oleh bangsa Yunani, ketidak-selarasan dan
oleh bangsa Yunani, ketidak-selarasan dan
perlawanan h 41.
- Aliran filsafat fase Hellenisme :
- Aliran filsafat fase Hellenisme : lonialonia, , thabi’i (natural), fisik, Democritos,
thabi’i (natural), fisik, Democritos, alam alam itu abadi
itu abadi; ; eleaelea, ketuhanan, metafisik, , ketuhanan, metafisik, Socrates;
Socrates; mistikmistik, sufi, Pitagoras; , sufi, Pitagoras; humanisthumanist, , qadariyyah, Socrates, manusia sebagai
qadariyyah, Socrates, manusia sebagai
ukuran kebenaran h 43-44. Empat aliran
ukuran kebenaran h 43-44. Empat aliran
ini berpengaruh terhadap pemikir
ini berpengaruh terhadap pemikir
sesudahnya semisal : Plato, Aritoteles.
- Aliran fase Hellenisme Romawi (Gracco
- Aliran fase Hellenisme Romawi (Gracco
Romawi) :
Romawi) : Pertama Pertama (4 SM-1 M), (4 SM-1 M), StoaStoa, Zeno, , Zeno, tahan diri kegembiraan-kesedihan,
tahan diri kegembiraan-kesedihan,
jabbariyah;
jabbariyah; EpicureEpicure, Epicurus, kebahagian; , Epicurus, kebahagian;
Skeptis
Skeptis, Phyrro, dulukan tidak percaya, , Phyrro, dulukan tidak percaya, tolak kebenaran mutlak
tolak kebenaran mutlak; ; EklektikaEklektika. . KeduaKedua (1-3 M),
(1-3 M), Peripatetik terakhirPeripatetik terakhir, , Stoa baruStoa baru, ,
Epicure baru
Epicure baru, , filsafat Yahudi dan Philofilsafat Yahudi dan Philo. . Ketiga
Ketiga (3-4 M), (3-4 M), Neo-PlatonismeNeo-Platonisme, ,
Iskandariah
Iskandariah, , Asia kecilAsia kecil.h 45-46 .h 45-46 Neo-
Neo-Platoisme paling banyak berpengaruh
Platoisme paling banyak berpengaruh
terhadap filsafat Islam
- Plotinus : dialektika-menurun,
- Plotinus : dialektika-menurun, لدجلسسا لدجلسسا لزانلسسا
لزانلسسا,wujud tertinggi, Yang Esa; dialektika-,wujud tertinggi, Yang Esa; dialektika-menaik,
.
.
FILSAFAT YUNANIGRACCO ROMAWI HELLENISME
Lonia-Natural-abadi
Elea-metafisik
Mistik-Fatalistik
4SM-1M : Stoa, Epicure, Skeptis
1-3M : Stoa baru, Epicure baru
3-4M:Neoplatonisme
Karakteristik Filsafat
FILSAFAT : intuisi
KEMATANGAN BERAGAMA
نيملاعللةمحر KEBAIKAN
SEBAB AKIBAT + PROGRESIFUMMAT KEMATANGAN
BERSEKTE
KEBAIKAN KELOMPOK
+ CRITICISM
– CRITICISM
– Tolak Religi SEKTARIAN
Filsafat
Filsafat
1.Obyek : esoterik.
1.Obyek : esoterik.
2.Paradiqma :
2.Paradiqma :
3.Pendekatan :
3.Pendekatan :
4.Metode :
4.Metode :
5.Teknik :
5.Teknik :
6.Model :
6.Model :
7.Hasil : kritik.
7.Hasil : kritik.
8.Implikasi : keyakinan, ahli : filosof, sosial :.
f.
f.
Hanya dengan gabungan serasi antara Hanya dengan gabungan serasi antarakesetiaan (comittment, loyality) dan pemikiran
kesetiaan (comittment, loyality) dan pemikiran
kritis (crtical reflection) kematangan beragama
kritis (crtical reflection) kematangan beragama
bisa didapat
bisa didapat h 52, demi harapan-harapan h 52, demi harapan-harapan besar agama :
besar agama : نيم لسنيم لسا عسسلسسا عسسلسسلل ةمحرةمحر rahmatan li rahmatan li al-‘alamin.
Mulyadhi Kertanegara, “Masa Depan Filsafat Islam : antara cita dan fakta”, Mulyadhi Kertanegara, “Masa Depan Filsafat Islam : antara cita dan fakta”,
Paper
Paper, disajikan pada acara ulang tahun Paramadina yang ke XX di , disajikan pada acara ulang tahun Paramadina yang ke XX di Jakarta, 23-11-2006.
Perbedaan
Perbedaan teologi – filsafat teologi – filsafat : : sasaran, sasaran, metodemetode
ALAM
-
ةداهشلا بئاغلا
WAHYU
–
ثيدحلا نارقلا
TEOLOGI FILSAFAT
KEMATANGAN BERAGAMA نيملاعللةمحر
Rasional Apologis
KOMITMEN
Rasional Radikal
g.
g.
Bagaimana umat Islam dapat membangun Bagaimana umat Islam dapat membangundaya kreativitas dan pola-pola pikir penuh
daya kreativitas dan pola-pola pikir penuh
ragam alternatif dalam segala bidang
ragam alternatif dalam segala bidang
kehidupan dan penghidupan. Berpikir
kehidupan dan penghidupan. Berpikir
alternatif, kreatif penuh nuansa merupakan
alternatif, kreatif penuh nuansa merupakan
“modal dasar” untuk dapat survive h 241