• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Studi Aqidah Islamiy dan Fils

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metodologi Studi Aqidah Islamiy dan Fils"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

11

Selama Perkuliahan Berlangsung,setiap alat telekomunikasi, semisal HP wajib dimatikan demi aktualisasi interaksi-edukatif.

(amanat kode etik mahasiswa)

mata kuliah : Metodologi Studi Islam (MSI) Metodologi Studi ‘AQIDAH ISLAMY‘AQIDAH ISLAMY

(2)

املسﻹا هللا دنع نيدلا نن إ

ل

نيد يلو مكنيد مكل

(3)

METODOLOGI STUDI ‘AQIDAH

METODOLOGI STUDI ‘AQIDAH

ISLAMY

ISLAMY

DAN FILSAFAT ISLAMY

DAN FILSAFAT ISLAMY

Masjfuk Zuhdi,

Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’anPengantar Ulumul Qur’an, h. 18-20, h. 18-20 Lima prinsip kandungan al-Qur’an :

Lima prinsip kandungan al-Qur’an :

1.

1. Kepercayaan (tauhid Kepercayaan (tauhid ديحوووووديحوووووتت ))

2. Peribadan (ibadat

2. Peribadan (ibadat ةدابعةدابع)) 3. Janji & ancaman (

3. Janji & ancaman (ديعوديعو--دعودعو )) 4. Jalan kehidupan (

4. Jalan kehidupan (ميقتسم لووميقتسم لووا طاووورووا طاووورووصص )) 5. Riwayat & kisah (

5. Riwayat & kisah (ةصةصص قص ق --ةياورةياور ))

ةحتافلاةروس

(4)

ALAM

‘Aqidah - Ibadah - Akhlaq Cipta - Rasa – Karsa - Karya

Kebudayaan

Ide - Prilaku - Benda

d

bangunan kebudayaan Islamiy

(5)

Metodologi Studi Theology Isl

Metodologi Studi Theology Islããmm

1. Periode Nabi 10– ..) دمنحم H : 571-632 M)

2. Periode 40-11) نيدشارلا ءافلخ H : 632-661 M)

3. Periode 131-41) ةيممٲةلود H : 661-750 M)

4. Periode 656-132) ةينسابع ةلود H : 750-1258 M)

5. Periode pasca 657) ةينسابع ةلود- ... H : 1258- .... M)

a. Abu Bakar

b. ‘Umar d. ‘Ali : perang jamal & shiffinc. ‘utsman

a. Al-Makmun 198-218 H : 813-833 M sbg tonggak ةلزتعم b. Abu Hasan al-Asy’ariy 260-324 H : 873-935 M

a. Taqiyuddin ibn Taymiyah 661-728 H : 1263-1328 M

-

ةعيش ةعجرم جراوخ

b. Ibn Qayyim al-Jauziyah

ةيصرابصج ةيصردق

(6)

1. Abuddin Nata,

1. Abuddin Nata, MSI,MSI,h. 28-35h. 28-35

a. Pendekatan teologis normatif : upaya

a. Pendekatan teologis normatif : upaya

memahami agama dengan menggunakan

memahami agama dengan menggunakan

kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak

kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak

dari suatu

dari suatu keyakinan bahwakeyakinan bahwa wujud swujud sesesuatu uatu dari suatu keagamaan dianggap yang

dari suatu keagamaan dianggap yang

paling benar

paling benar dibanding dengan yang dibanding dengan yang lainnya.

lainnya.

(7)

b. Pendekatan teologi : pendekatan yang

b. Pendekatan teologi : pendekatan yang

menekankan pada bentuk forma atau

menekankan pada bentuk forma atau

simbol-simbol keagamaan yang

simbol-simbol keagamaan yang

masing-masing

masing mengkalim dirinya sebagai yang mengkalim dirinya sebagai yang paling benar

paling benar sedangkan yang lainnya sedangkan yang lainnya sebagai salah

(8)

c. Karakteristik pemikiran teologis : pasti

c. Karakteristik pemikiran teologis : pasti

mengacu kepada agama tertentu,

mengacu kepada agama tertentu,

dogmatis, loyalitas terhadap kelompok

dogmatis, loyalitas terhadap kelompok

sendiri, komitmen dan dedikasi serta

sendiri, komitmen dan dedikasi serta

penggunaan bahasa yang bersifat

penggunaan bahasa yang bersifat

subyektif, truth claim, partikulatif,

subyektif, truth claim, partikulatif,

eksklusifisme,

eksklusifisme, intoleranintoleran, menonjolkan , menonjolkan perbedaan,

perbedaan, tidak mudah disatu-padukan tidak mudah disatu-padukan dan didamaikan

dan didamaikan, pembentuk sikap fanatis , pembentuk sikap fanatis dan keras, umat terkotak-kotak, tidak

dan keras, umat terkotak-kotak, tidak

terlepas dari institusi sosial yang

terlepas dari institusi sosial yang

mendukung

(9)

d. Teologi dalam umat Islam (firqah) :

d. Teologi dalam umat Islam (firqah) :

Sunniy

Sunniy يننسسسيننسسس, , khawãrij khawãrij جراوخجراوخ, syi’ah , syi’ah ةعسسسيسسةعسسسيسسشش , , murji’ah

murji’ah ةعجرمةعجرم, mu’tazilah, mu’tazilah ةلزتعمةلزتعم, , asy’ariyah

asy’ariyah ةيرعشاةيرعشا, maturidiyah, maturidiyah ةيدروتمةيدروتم, , qadariyah

(10)

e. Sayyed Hosen Nasr, dlm era

e. Sayyed Hosen Nasr, dlm era

kontemporer : fundamentalis, modernis,

kontemporer : fundamentalis, modernis,

misianis, tradisionalis.

(11)

f. Teologi masa kritis : suatu usaha manusia

f. Teologi masa kritis : suatu usaha manusia

untuk memahami penghayatan imannya

untuk memahami penghayatan imannya

atau penghayatan agamanya, suatu

atau penghayatan agamanya, suatu

penafsiran atas sumber-sumber aslinya

penafsiran atas sumber-sumber aslinya

dan tradisinya dalam konteks

dan tradisinya dalam konteks

permasalahan masa kini.

permasalahan masa kini. BerdialogBerdialog antara dua kutub :

antara dua kutub : teks dan situasiteks dan situasi, masa , masa lampau dan masa kini.

(12)

g. Kelebihan vs

g. Kelebihan vs kelemahankelemahan p pendekatanendekatan teologis.

teologis.

prinsip : wa lã tamûtunna illã wa prinsip : wa lã tamûtunna illã wa

antum muslimûn (militansi).

antum muslimûn (militansi).

prinsip : rahmatan li al-ãlamînprinsip : rahmatan li al-ãlamîn

prinsip : keadilan, kemanusiaan, prinsip : keadilan, kemanusiaan,

kebersamaan, kemitraan, … .

kebersamaan, kemitraan, … .

(13)

h. Urgensi : tanpa paradigma teologis,

h. Urgensi : tanpa paradigma teologis,

keberagamaan seseorang menjadi

keberagamaan seseorang menjadi

lembek dan tidak jelas identitas dirinya

lembek dan tidak jelas identitas dirinya

juga kelembagaan-nya; tetapi

juga kelembagaan-nya; tetapi

bagaimana spirit agama yang hanîf dan

bagaimana spirit agama yang hanîf dan

rahmatan li al-‘alãmin tidak terkubur oleh

rahmatan li al-‘alãmin tidak terkubur oleh

simbol-simbol yang diciptakakan dan

simbol-simbol yang diciptakakan dan

dibakukan oleh masing-masing firqah,

dibakukan oleh masing-masing firqah,

madzhab, tharîqah; sehingga orang tidak

madzhab, tharîqah; sehingga orang tidak

tergelincir meyakini dan menganut

tergelincir meyakini dan menganut

faham yang dibuatnya sendiri sebagai

faham yang dibuatnya sendiri sebagai

agama

(14)

i. Paradigma teologis : truth-claim

i. Paradigma teologis : truth-claim

(

(keyakinan = wkeyakinan = wujud sujud sesesuatu dari suatu uatu dari suatu keagamaan dianggap yang paling

keagamaan dianggap yang paling

benar

(15)

j. Pendekatan : penafsiran, penghayatan

j. Pendekatan : penafsiran, penghayatan

keberagamaan, perbedaan, persamaan,

keberagamaan, perbedaan, persamaan,

institusi sosial pendukung.

(16)

k. Metode : observasi, interview, dialogis.

(17)

l. Teknik : teologis dengan deduktif.

(18)

m. Paradigma normatif : memandang agama

m. Paradigma normatif : memandang agama

dari segi ajarannya yang pokok dan asli

dari segi ajarannya yang pokok dan asli

dari Tuhan yang di dalamnya belum

dari Tuhan yang di dalamnya belum

terdapat penalaran pemikiran manusia.

(19)

2. Abuddin Nata,

2. Abuddin Nata, MSI, MSI, h. 219-233 : model h. 219-233 : model penelitian ilmu kalam

penelitian ilmu kalam

a. Ilmu kalãm a. Ilmu kalãm املكلسسا ملعاملكلسسا ملع : ilmu tauhid : ilmu tauhid ملع ملع ديحوتلسسا

ديحوتلسسا : ilmu ‘aqîdah : ilmu ‘aqîdah ةديقعلسسا ملعةديقعلسسا ملع: ilmu usûl : ilmu usûl al-dîn

al-dîn نيدلسا لوص ملعنيدلسا لوص ملعٲٲ : theology Isl: theology Islããmm..

b. b. ManfaatManfaat : memahami cara-cara memiliki : memahami cara-cara memiliki dan memelihara keimanan.

(20)

c. Model :

c. Model :

Pemula : Abu Manshur Muhammad ibn Pemula : Abu Manshur Muhammad ibn

Muhammad ibn Mahmud al-Maturidy

Muhammad ibn Mahmud al-Maturidy

al-Samarqandy, Al-Imam Abi al-Hasan

al-Samarqandy, Al-Imam Abi al-Hasan

ibn Isma’il al-Asy’ari, ‘Abd al-Jabbãr

ibn Isma’il al-Asy’ari, ‘Abd al-Jabbãr

ibn Ahmad, Thahawiyah, Al-Imam

ibn Ahmad, Thahawiyah, Al-Imam

al-Haramain al-Juwainy, Ghazali,

Haramain al-Juwainy, Ghazali,

Al-Amidy, Al-Syahrastani, Al-Bazdawi.

(21)

 Lanjutan : Abu Zahrah, Ali Mushthafa al-Lanjutan : Abu Zahrah, Ali Mushthafa

al-Ghurabi, Abd al-Lathif Muhammad

Ghurabi, Abd al-Lathif Muhammad

al-‘Asyr, Ahmad Mahmud Shubhi, Ali

al-‘Asyr, Ahmad Mahmud Shubhi, Ali

Sami al-Nasyr.

(22)

d. Claim : Mukmin

d. Claim : Mukminنمؤمنمؤم, Musyrik, Musyrikكرش مكرش م, Kafir, Kafir رفاسسك

رفاسسك, Munafiq, Munafiqقفان مقفان م,, Fasiq Fasiq قساسسفقساسسف,, Murtad Murtad دترم

(23)

Tim,

Tim, Dirasat IslamiyyahDirasat Islamiyyah (Pengantar Ilmu Tauhid)(Pengantar Ilmu Tauhid), h , h

1-73 1-73

a.

a. Kepercayaan kpd Tuhan : bukti historis, Kepercayaan kpd Tuhan : bukti historis,

bukti filosofis, bukti kitab suci. bukti filosofis, bukti kitab suci.

b.

b. BeragamaBeragama : totalitas pemikiran- : totalitas

pemikiran-pengamalan, keyakinan-penyembahan, pengamalan, keyakinan-penyembahan,

ucapan-amalan, lahir-batin, akal-hati, ucapan-amalan, lahir-batin, akal-hati,

fikir-dzikir, iman-amal;

dzikir, iman-amal; keyakinan dan ketaatan keyakinan dan ketaatan mendului rasio (permenungan)

mendului rasio (permenungan)..

c.

c. Kitab suci memuat ajaran tertentu, bukan Kitab suci memuat ajaran tertentu, bukan

dimaksudkan mencela pihak luar melainkan

dimaksudkan mencela pihak luar melainkan

dimaksudkan membimbing sikap

dimaksudkan membimbing sikap

penganutnya

(24)

d.

d. BerfilsafatBerfilsafat : berfikir rasional, : berfikir rasional, rasio rasio (permenungan) mendului keyakinan

(permenungan) mendului keyakinan

untuk mendapatkan penjelasan rasional

untuk mendapatkan penjelasan rasional

mengenai sesuatu (fisik dan metafisik).

mengenai sesuatu (fisik dan metafisik).

Filosof Yunani : Thales, Anaximenes,

Filosof Yunani : Thales, Anaximenes,

Pythagoras, Xenophanes, Heraklitos,

Pythagoras, Xenophanes, Heraklitos,

Parmenides, Empedokles, Anaxagoras,

Parmenides, Empedokles, Anaxagoras,

Demokritos, Sokrates, Plato, Aristoteles,

Demokritos, Sokrates, Plato, Aristoteles,

Hellenisme

Hellenisme (paham : monisme, dualisme, (paham : monisme, dualisme, pluralisme).

pluralisme). Heraklitos (540-475SM) : Heraklitos (540-475SM) : segala sesuatu berasal dari yang satu.

segala sesuatu berasal dari yang satu.

Plato (427-347SM) : dunia diciptakan

Plato (427-347SM) : dunia diciptakan

oleh sumber ide supreme-Being yang tak

oleh sumber ide supreme-Being yang tak

berubah.

(25)

e.

e.Manusia dianugerahi kekuatan dan Manusia dianugerahi kekuatan dan kebebasan dengan pembatasan.

kebebasan dengan pembatasan.

f.

f. Konsep tauhid Konsep tauhid uluhiyyahuluhiyyah ةينهولةينهولٲٲ : :

mengesakan Allah swt sbg ilāh yang haq

mengesakan Allah swt sbg ilāh yang haq

untuk

untuk disembahdisembah. Konsep tauhid . Konsep tauhid rubbubiyyah

rubbubiyyah ةينبوبنرةينبوبنر : mengesakan Allah swt : mengesakan Allah swt sbg murabbiy yang haq untuk

sbg murabbiy yang haq untuk dimintai dimintai pertolongan.

(26)
(27)

h.

h. ObyekObyek ilmu tauhid : Tuhan, nubuwwah, ilmu tauhid : Tuhan, nubuwwah,

sam’iyyat.

sam’iyyat.

PerhelatanPerhelatan : pelaku dosa : pelaku dosa

besar(mukmin/kafir), al-Qur’an

besar(mukmin/kafir), al-Qur’an

(makhluq/bukan), melihat Allah swt

(makhluq/bukan), melihat Allah swt

(dunia/akhirat), takwil ayat mutasyabihat

(dunia/akhirat), takwil ayat mutasyabihat

(boleh/dilarang

(boleh/dilarang : tangan Tuhan : tangan Tuhan), ),

kepemimpinan pasca Muhammad saw.

(28)

i.

i. Paradigma : naqliy, ‘aqliy, Paradigma : naqliy, ‘aqliy,

historik,filosofik, scientific. Al-Sanusi

historik,filosofik, scientific. Al-Sanusi

membagi konsep hukum akal

membagi konsep hukum akal

menjadi tiga macam : wajib,

menjadi tiga macam : wajib,

mustahil, jaiz

mustahil, jaiz

j.

j. Pendekatan :Pendekatan :

k.

k. Metode : tanya jawab, jadal, Metode : tanya jawab, jadal,

l.

l. Mutakallimīn Mutakallimīn نيملنكت منيملنكت م : :

m.

(29)

n.

n. Al-Baqilani : mengklasifikasi sifat-sifat Al-Baqilani : mengklasifikasi sifat-sifat Allah swt menjadi dua macam (sifat

Allah swt menjadi dua macam (sifat

nafsiyyah

nafsiyyah : zat, sifat : zat, sifat ma’nawiyyahma’nawiyyah : :

af’al). Al-Sanusi mengklasifikasi 20 sifat

af’al). Al-Sanusi mengklasifikasi 20 sifat

Allah swt menjadi empat macam [sifat

Allah swt menjadi empat macam [sifat

nafsiyyah, sifat salbiyah (qidam, baqak,

nafsiyyah, sifat salbiyah (qidam, baqak,

mukhalafatu li al-hawadits, qiyamuhu bi

mukhalafatu li al-hawadits, qiyamuhu bi

nafsih, wahdaniyyah ), sifat ma’aniy

nafsih, wahdaniyyah ), sifat ma’aniy

(qudrah, iradah, ‘ilm, sama’, bashar,

(qudrah, iradah, ‘ilm, sama’, bashar,

kalam), sifat ma’nawiyyah].

(30)

o.

o. Zoroaster : di dunia selalu ada dua Zoroaster : di dunia selalu ada dua kekuatan sumber perselisihan

kekuatan sumber perselisihan

(baik-buruk, cahaya-gelap, rohani-jasmani).

buruk, cahaya-gelap, rohani-jasmani).

Kekuatan ilahiyyah : akal aktif.

(31)

p.

p. Macam keyakinan : Macam keyakinan : sentralsentral dan dan periferalperiferal. .

Iman thdp Allah swt adalah keyakinan Iman thdp Allah swt adalah keyakinan sentral bagi sistem keyakinan manusia.

sentral bagi sistem keyakinan manusia.

Keyakinan sentral wajib dipelihara dan Keyakinan sentral wajib dipelihara dan dipertahankan agar makin kokoh.

dipertahankan agar makin kokoh.

Pemeliharaan dan penguatan keyakinan Pemeliharaan dan penguatan keyakinan sentr

sentralal dilakukan melalui : penalaran, dilakukan melalui : penalaran,

pemikiran, hujjah dan argumentasi yang

pemikiran, hujjah dan argumentasi yang

kokoh.

kokoh.

Jika terjadi perubahan keyakinan sentral, Jika terjadi perubahan keyakinan sentral, maka pasti terjadi perubahan pada

maka pasti terjadi perubahan pada

sistem keyakinan manusia.

(32)

q.

q. Urusan status hukum Urusan status hukum pelaku dosa besarpelaku dosa besar : : Khaw

Khawaarij, Murjiah, Mu’tazilah, Asy’ariyyah.rij, Murjiah, Mu’tazilah, Asy’ariyyah.

KhawarijKhawarij berpendapat : mukmin pelaku berpendapat : mukmin pelaku dosa besar adalah kafir dan murtad serta

dosa besar adalah kafir dan murtad serta

wajib dibunuh;

wajib dibunuh;

MurjiahMurjiah berpendapat mukmin pelaku dosa berpendapat mukmin pelaku dosa besar tidak kafir (tetap mukmin) dan tidak

besar tidak kafir (tetap mukmin) dan tidak

wajib dibunuh, putusan hukumannya

wajib dibunuh, putusan hukumannya

diserahkan kepada Allah swt, dosa tidak

diserahkan kepada Allah swt, dosa tidak

merusak iman, iman itu pengakuan dalam

merusak iman, iman itu pengakuan dalam

hati dan amal tidak termasuk iman, amal

hati dan amal tidak termasuk iman, amal

tidak dapat menambah atau mengurangi

tidak dapat menambah atau mengurangi

iman;

(33)

Mu’tazilah

Mu’tazilah berpendapat berpendapat mukmin pelaku dosa mukmin pelaku dosa besar adalah fasiq (bukan : mukmin, kafir,

besar adalah fasiq (bukan : mukmin, kafir,

munafiq)

munafiq); ; Asy’ariyyah

Asy’ariyyah berpendapat mukmin pelaku berpendapat mukmin pelaku dosa besar tetap mukmin yang berdosa

dosa besar tetap mukmin yang berdosa

dan masih terbuka pintu taubat

(34)

r.

r. Urusan Urusan status perbuatanstatus perbuatan manusia : manusia : Jabbariyah, Qadariyyah, Mu’tazilah, Jabbariyah, Qadariyyah, Mu’tazilah,

Asy’ariyyah.

Asy’ariyyah. JabbariyahJabbariyah : : manusia tidak manusia tidak memiliki kehendak dan daya, perbuatan memiliki kehendak dan daya, perbuatan

manusia karena terpaksa, perbuatan manusia manusia karena terpaksa, perbuatan manusia

telah ditaqdirkan dan manusia tinggal telah ditaqdirkan dan manusia tinggal

mengikuti.

mengikuti. QadariyyahQadariyyah : : manusia memiliki manusia memiliki kebebasan berbuat, perbuatan itu atas

kebebasan berbuat, perbuatan itu atas

kehendak dirinya, bukan ditaqdirkan Tuhan; kehendak dirinya, bukan ditaqdirkan Tuhan;

manusia dapat menentukan perbuatannya manusia dapat menentukan perbuatannya

sendiri; dengan kemauannya manusia dapat sendiri; dengan kemauannya manusia dapat

berbuat yang baik dan meninggalkan yang berbuat yang baik dan meninggalkan yang

(35)

Mu’tazilahMu’tazilah : : manusia itu bebas melakukan manusia itu bebas melakukan perbuatan, dan bertanggung-jawab atas

perbuatan, dan bertanggung-jawab atas

perbuatan yang dikerjakan, apa yang telah

perbuatan yang dikerjakan, apa yang telah

diperbuat itu akan dihisab Tuhan, Tuhan

diperbuat itu akan dihisab Tuhan, Tuhan

tidak mencampuri perbuatan manusia

tidak mencampuri perbuatan manusia

sebab Dia telah memberikan qudrah kepada

sebab Dia telah memberikan qudrah kepada

manusia untuk berbuat, Tuhan tidak adil jika

manusia untuk berbuat, Tuhan tidak adil jika

menghukum manusia atas perbuatan

menghukum manusia atas perbuatan

buruknya yang dilakukan dengan terpaksa

buruknya yang dilakukan dengan terpaksa

(majbur), janji Tuhan untuk memberi

(majbur), janji Tuhan untuk memberi

balasan dan menerima taubat pasti terjadi,

balasan dan menerima taubat pasti terjadi,

ancaman Tuhan untuk memberi hukuman

ancaman Tuhan untuk memberi hukuman

pasti terjadi

(36)

Asy’ariyyahAsy’ariyyah : manusia itu berusaha : manusia itu berusaha

melakukan suatu perbuatan, namun sering

melakukan suatu perbuatan, namun sering

terjadi bahwa hasil perbuatannya tidak

terjadi bahwa hasil perbuatannya tidak

seperti yang dikehendaki dan diusahakan,

seperti yang dikehendaki dan diusahakan,

manusia tidak menciptakan perbuatannya

manusia tidak menciptakan perbuatannya

(teori kasab).

(teori kasab).

ةرودقملا لعفلاب هتدارٳو دبعلا ةردق قلعت وه بسكلا

ةرودقملا لعفلاب هتدارٳو دبعلا ةردق قلعت وه بسكلا

ةقيقحلا ىلع هللا نم ةثدمحملا

(37)

Firqah

Firqah

ةقيييرييي

ةقيييرييي

ف

ف

يلع

ةيواعم ةعيش

جراوخ ةعجرم

ةيرابج ةير دق

ةلزتعم

ةيسابع

(38)

Karakteristik

Karakteristik TeologiTeologi

ALAM

TEOLOGI : rasional

KEMATANGAN BERAGAMA

نيملاعللةمحر KEBAIKAN

TRUTH CLAIM + SENTRALUMMAT

(39)

Implikasi teologis :Implikasi teologis :

Setiap orang menjalani Setiap orang menjalani kehidupan kehidupan dan penghidupan berdasarkan

dan penghidupan berdasarkan

keyakinan sentral

keyakinan sentral, shg tercipta cultur , shg tercipta cultur kerja-sama dan kompetisi yang dpt

kerja-sama dan kompetisi yang dpt

saling

saling

percaya-mempercayai-dipercaya, bukan dapat saling

dipercaya, bukan dapat saling

dusta-mendustai-didustai.

(40)

Ilmu tauhid

Ilmu tauhid

1.Obyek : sam’iyat

1.Obyek : sam’iyat

2.Paradiqma : naqli, ‘aqli (historis, filosofis,

2.Paradiqma : naqli, ‘aqli (historis, filosofis,

scientific).

7.Hasil : truth-claim.

7.Hasil : truth-claim.

8.Implikasi : keyakinan sentral, ahli :

(41)

3. Abuddin Nata,

 Etimologi : philo, cinta kebenaran, Etimologi : philo, cinta kebenaran,

ilmu, hikmah.

ilmu, hikmah.

 Terminologi : berfikir secara Terminologi : berfikir secara

mendalam, sistematik, radikal dan

mendalam, sistematik, radikal dan

universal dalam rangka mencari

universal dalam rangka mencari

kebenaran, inti, hikmah atau hakikat

kebenaran, inti, hikmah atau hakikat

mengenai segala sesuatu yang ada

mengenai segala sesuatu yang ada

(ontologi-epistemologi-aksiologi)

(ontologi-epistemologi-aksiologi)..

 Muhammad al-Jurjawi : Hikmah al-Muhammad Jurjawi : Hikmah

al-Tasyri’ wa falsafatuhu

(42)

b.

b. UrgensiUrgensi filsafat : memahami segi batin filsafat : memahami segi batin (esoterik) terhadap ajaran agama dalam

(esoterik) terhadap ajaran agama dalam

bentuk forma (eksoterik) agar terhindar

bentuk forma (eksoterik) agar terhindar

dari jebakan formalistik dalam

dari jebakan formalistik dalam

aktualisasikan ajaran agama; (filsafat

aktualisasikan ajaran agama; (filsafat

hukum Islam, filsafat pendidikan Islam,

hukum Islam, filsafat pendidikan Islam,

filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat

filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat

kebudayaan).

kebudayaan).

c. Corak perenialis.

(43)

4. Moh. Nurhakim, h. 181-188 : metodologi

4. Moh. Nurhakim, h. 181-188 : metodologi

filsafat Islam

filsafat Islam

a. Obyek filsafat : seluruh apa yang dapat a. Obyek filsafat : seluruh apa yang dapat dipikirkan dan yang mungkin dipikirkan.

dipikirkan dan yang mungkin dipikirkan.

b. Islamic Philoshophy (Ibn Rusydb. Islamic Philoshophy (Ibn Rusyd, Ibn Sina, Ibn Sina) ) vs Philoshophy of Islam (orientalis).

vs Philoshophy of Islam (orientalis).

(44)

c. Ajaran Islam : afalã ta’qilûn

c. Ajaran Islam : afalã ta’qilûnنولقعسسست لفانولقعسسست لفا, , afalã tatafakkarûn

afalã tatafakkarûnنوركنوركن فتسسست لفان فتسسست لفا.. d. Berfikir hikmah

d. Berfikir hikmah ةمكحةمكح: kegiatan berfikir : kegiatan berfikir yang menekankan pada mencari rahasia

yang menekankan pada mencari rahasia

dan manfaat yang terdapat di balik obyek

dan manfaat yang terdapat di balik obyek

(45)

e. Daulah Abbasiyah 750-1258 M : al-Kindi,

e. Daulah Abbasiyah 750-1258 M : al-Kindi,

al-Farabi, ibn Maskawaih, ibn Sina, ibn

al-Farabi, ibn Maskawaih, ibn Sina, ibn

Bajah, ibn Thufail, ibn Rusyd.

(46)

f. Pembaru : Jamaluddin al-Afghani,

f. Pembaru : Jamaluddin al-Afghani,

Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid

Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid

Ridha, Muhammad Iqbal.

(47)

g. Kontemporer : Fazlurrahman, Sayyed

g. Kontemporer : Fazlurrahman, Sayyed

Hosein Nashr, Mohammad Arkoun,

Hosein Nashr, Mohammad Arkoun,

Isma’il al-Faruqi.

(48)

h. Persoalan : bagaimana menempatkan

h. Persoalan : bagaimana menempatkan

Islam sebagai ajaran universal dalam

Islam sebagai ajaran universal dalam

kebudayaan modern, bagaimana

kebudayaan modern, bagaimana

mendesain suatu peradaban yang

mendesain suatu peradaban yang

Islamiy.

(49)

i. Metode :

i. Metode :

 DeskriptifDeskriptif : pengumpulan keterangan : pengumpulan keterangan

yang mendekati hakekatnya, mendasar

yang mendekati hakekatnya, mendasar

sifatnya, dan menyangkut esensinya

sifatnya, dan menyangkut esensinya

yang dipandang amat diperlukan dalam

yang dipandang amat diperlukan dalam

menyusun pandangan kefilsafatan.

(50)

 AnalisisAnalisis : memahami nilai-nilai : memahami nilai-nilai

kefilsafatan yang sedalam-dalamnya

kefilsafatan yang sedalam-dalamnya

dengan cara menguraikan

dengan cara menguraikan

makna-makna yang terkandung dalam data,

makna yang terkandung dalam data,

serta menghubung-hubungkan setiap

serta menghubung-hubungkan setiap

bagian makna dengan makna-makna

bagian makna dengan makna-makna

yang lain sehingga diperoleh

yang lain sehingga diperoleh

kesimpulan.

(51)

 SintesisSintesis : menyatupadukan berbagai : menyatupadukan berbagai

esensi dan keterangan yang mendasar

esensi dan keterangan yang mendasar

sehingga tersusun pemahaman baru.

sehingga tersusun pemahaman baru.

 KomparatifKomparatif : memperbandingkan : memperbandingkan

berbagai esensi kefilsafatan, keterangan

berbagai esensi kefilsafatan, keterangan

yang mendasar, berbagai aliran filsafat.

yang mendasar, berbagai aliran filsafat.

 FenomenologikFenomenologik : memahami fenomena : memahami fenomena

dengan menekankan kesadaran.

(52)

k. Model studi filsafat Islam : model studi

k. Model studi filsafat Islam : model studi

pemikiran tokoh, model studi tematik,

pemikiran tokoh, model studi tematik,

model studi komprehensif.

(53)

Tim,

Tim, Dirasat IslamiyyahDirasat Islamiyyah (Pengantar Ilmu Tauhid)(Pengantar Ilmu Tauhid),,

h 79-88

h 79-88

a.

a. Masa Masa daulah Umaiyyahdaulah Umaiyyah telah dimulai telah dimulai

gerakan mengkaji

gerakan mengkaji manuskrip Yunanimanuskrip Yunani ke ke dalam bahasa Arab, Khalid ibn Yazid

dalam bahasa Arab, Khalid ibn Yazid

(putera mahkota yang tidak mau jadi

(putera mahkota yang tidak mau jadi

khalifa

khalifahh) meminta para ilmuan Yunani ) meminta para ilmuan Yunani menerjemahkan

menerjemahkan buku Organonbuku Organon ke dalam ke dalam bahasa Arab.

(54)

b. Masa

b. Masa daulah Abbasiyyahdaulah Abbasiyyah, khalifah Harun , khalifah Harun al-Rasyid prakarsai dirikan

al-Rasyid prakarsai dirikan Bait al-Bait al-Hikmah

Hikmah //Dar al-HikmahDar al-Hikmah sbg institusi sbg institusi

penterjemahan, observatorium, akademi;

penterjemahan, observatorium, akademi;

juga prakarsai pembelian manuskrip

juga prakarsai pembelian manuskrip

bidang kedokteran-filsafat-dll ke Romawi.

bidang kedokteran-filsafat-dll ke Romawi.

Manuskrip filsafat menarik perhatian

Manuskrip filsafat menarik perhatian

Mu’tazilah yang kemudian jadi bercorak

Mu’tazilah yang kemudian jadi bercorak

rasional dan liberal.

(55)

c.

c. Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah, Khalifah Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah, Khalifah Harun al-Rasyid menugaskan Juhana ibn

Harun al-Rasyid menugaskan Juhana ibn

Musawaih menerjemahkan buku-buku

Musawaih menerjemahkan buku-buku

lama yang terdapat di Ankara, Amuria,

lama yang terdapat di Ankara, Amuria,

Siprus. Khalifa

Siprus. Khalifahh al-Makmun meminta al-Makmun meminta

penguasa Siprus mengirimkan khazanah

penguasa Siprus mengirimkan khazanah

Yunani; juga menugaskan al-Hajjaj ibn

Yunani; juga menugaskan al-Hajjaj ibn

Mathar, ibn Bithriq, Salam mendatangkan

Mathar, ibn Bithriq, Salam mendatangkan

buku-buku dari Konstatntinopel.

buku-buku dari Konstatntinopel.

Penerjemahan buku-buku Yunani

Penerjemahan buku-buku Yunani

ditugaskan kepada : Hunain ibn Ishaq,

ditugaskan kepada : Hunain ibn Ishaq,

Juhana ibn Masawaih, Muhammad ibn

Juhana ibn Masawaih, Muhammad ibn

Musa al-Khawarizmi, Sa’id ibn Harun,

Musa al-Khawarizmi, Sa’id ibn Harun,

Tsabit ibn Qurrah, ‘Umar ibn Farachan.

Tsabit ibn Qurrah, ‘Umar ibn Farachan.

Filsafat : Plato, Aristoteles, Plotinus telah

Filsafat : Plato, Aristoteles, Plotinus telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

(56)

d.

d. Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah

diselenggarakan kuliah-kuliah agama,

diselenggarakan kuliah-kuliah agama,

filsafat, ilmu alam, ilmu kimia, ilmu falak

filsafat, ilmu alam, ilmu kimia, ilmu falak

oleh para guru besar seperti Muhammad

oleh para guru besar seperti Muhammad

ibn Musa al-Khawarizmi.

ibn Musa al-Khawarizmi.

e.

e. Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah Di Bait al-Hikmah/Dar al-Hikmah

diadakan penyelidikan astronomi -berkat

diadakan penyelidikan astronomi -berkat

penerjemahan kitab

penerjemahan kitab Shiddanta dari IndiaShiddanta dari India- - dengan alat kwadrat, astrolibium, jarum

dengan alat kwadrat, astrolibium, jarum

matahari.

(57)

f.

f. Para filosof muslim : al-Kindi, al-Farabi, Para filosof muslim : al-Kindi, al-Farabi,

ibn Sina, al-Ghazali; ibn Bajah, ibn Tufail,

ibn Sina, al-Ghazali; ibn Bajah, ibn Tufail,

Ibn Rus

Ibn Rusyyd.d.

g.

g. Filsafat al-Kindi : fisika, metafisika, Filsafat al-Kindi : fisika, metafisika,

wasathah-emanasi, jiwa-akal.

wasathah-emanasi, jiwa-akal. Al-Kindi : Al-Kindi : agama dan filsafat sama-sama

agama dan filsafat sama-sama

berkepentingan dengan kebenaran

berkepentingan dengan kebenaran, , agama melalui jalan syari’at

agama melalui jalan syari’at

(disyari’atkan) sedang filsafat melalui

(disyari’atkan) sedang filsafat melalui

jalan burhan (argumen rasio).

(58)

Filsafat fisika al-Kindi : alam memiliki Filsafat fisika al-Kindi : alam memiliki

sebab yang menjadikan (Allah swt); alam

sebab yang menjadikan (Allah swt); alam

memiliki gerak kejadian dan gerak

memiliki gerak kejadian dan gerak

perubahan dengan 4 sebab-‘illat [(sebab

perubahan dengan 4 sebab-‘illat [(sebab

materi – material cause),(sebab bentuk –

materi – material cause),(sebab bentuk –

formal cause), sebab pencipta/efisien –

formal cause), sebab pencipta/efisien –

efficient cause),(sebab tujuan – final

efficient cause),(sebab tujuan – final

cause)] sebagai Aristoteles.

(59)

Filsafat metafisika al-Kindi : mahiah, Filsafat metafisika al-Kindi : mahiah, substansi, apa yang hakiki, haq

substansi, apa yang hakiki, haq

al-awwal, hakekat wujud dibedakan menjadi

awwal, hakekat wujud dibedakan menjadi

al-wajib al-wujud (wujud dengan

al-wajib al-wujud (wujud dengan

sendirinya, tanpa disebabkan oleh yang

sendirinya, tanpa disebabkan oleh yang

lain, abadi, sempurna) dan mumkin

lain, abadi, sempurna) dan mumkin

al-wujud (al-wujud yang disebabkan oleh yang

wujud (wujud yang disebabkan oleh yang

lain).

(60)

Filsafat wasathah-emanasi al-Kindi : Filsafat wasathah-emanasi al-Kindi : hubungan wajib wujud dengan

hubungan wajib wujud dengan

al-mumkin al-wujud adalah melalui wasathah

mumkin al-wujud adalah melalui wasathah

(perantara) yakni dari akal terbentuk

(perantara) yakni dari akal terbentuk

al-nafs al-kulliah terbentuk materi alam

nafs al-kulliah terbentuk materi alam

terbentuk planet sebagai Plotinus

terbentuk planet sebagai Plotinus

[Neo-Platonism : membagi dunia jadi 3 (the Ide

Platonism : membagi dunia jadi 3 (the Ide

of Good, Ideas, dunia indrawi dari unsur

of Good, Ideas, dunia indrawi dari unsur

api-air-udara-tanah)] sebagai Plato.

(61)

Filsafat jiwa-akal al-kindi : jiwa manusia Filsafat jiwa-akal al-kindi : jiwa manusia merupakan limpahan alam, jiwa manusia

merupakan limpahan alam, jiwa manusia

tidak mati, jiwa manusia memiliki tiga

tidak mati, jiwa manusia memiliki tiga

daya (nafsu, amarah, fikir); akal

daya (nafsu, amarah, fikir); akal

diklasifikasi jadi empat [(akal

diklasifikasi jadi empat [(akal

awwal-Tuhan), (akal potensial–menerima petunjuk

Tuhan), (akal potensial–menerima petunjuk

Tuhan), (akal mustafad–penghubung ),

Tuhan), (akal mustafad–penghubung ),

(akal aktual – akal potensial yang telah

(akal aktual – akal potensial yang telah

menerima petunjuk Tuhan)].

(62)

h.

h. Al-Farabi, berusaha memadukan Al-Farabi, berusaha memadukan

pemikiran filsafat Plato dan Aristoteles ke

pemikiran filsafat Plato dan Aristoteles ke

dalam buku Jam’u baiyna rakyi

dalam buku Jam’u baiyna rakyi

al-Hakimain. Filsafat al-Farabi : fisika,

Hakimain. Filsafat al-Farabi : fisika,

metafisika, logika, jiwa-akal,

metafisika, logika, jiwa-akal,

wasathah-emanasi.

(63)

Filsafat metafisika al-Farabi : sama dengan Filsafat metafisika al-Farabi : sama dengan al-Kindi.

al-Kindi.

Filsafat logika al-Farabi : logika dibagi Filsafat logika al-Farabi : logika dibagi menjadi dua macam [ide dan definisi

menjadi dua macam [ide dan definisi

(kehadiran obyek individual berasal dari

(kehadiran obyek individual berasal dari

persepsi indera, dan ide yang tertanam di

persepsi indera, dan ide yang tertanam di

akal –teori innate Plato); keputusan,

akal –teori innate Plato); keputusan,

kesimpulan, pembuktian].

(64)

Filsafat jiwa-akal al-Farabi : jiwa manusia Filsafat jiwa-akal al-Farabi : jiwa manusia memiliki daya [menggerakkan (makan,

memiliki daya [menggerakkan (makan,

memelihara, berketurunan), mengetahui

memelihara, berketurunan), mengetahui

(merasa,imajinasi), berfikir (praktis,

(merasa,imajinasi), berfikir (praktis,

teoritis)] , sampai akal ke 10.

(65)

Filsafat wasathah-emanasi al-Farabi : Filsafat wasathah-emanasi al-Farabi : faham rasionalisme, alam merupakan

faham rasionalisme, alam merupakan

limpahan dari dzat yang esa, dalam

limpahan dari dzat yang esa, dalam

konsepsi Plotinus dari the one

konsepsi Plotinus dari the one

memunculkan nous memunculkan soul

memunculkan nous memunculkan soul

memunculkan dunia indrawi. Sekarang,

memunculkan dunia indrawi. Sekarang,

tentu berbeda dengan empirisme-obyektif

tentu berbeda dengan empirisme-obyektif

yang melahirkan teori big-bang.

(66)

i.

i. Filsafat ibn Sina : metafisika, emanasi, Filsafat ibn Sina : metafisika, emanasi, jiwa-akal, kenabian.

jiwa-akal, kenabian.

Filsafat metafisika ibn Sina : Tuhan oleh ibn Filsafat metafisika ibn Sina : Tuhan oleh ibn Sina disebut al-wajib al-wujud (oleh

Sina disebut al-wajib al-wujud (oleh

Aristoteles disebut the mover unmovered,

Aristoteles disebut the mover unmovered,

oleh Plato disebut the Ide of Good, oleh

oleh Plato disebut the Ide of Good, oleh

Plotinus disebut the One, oleh al-Kindi

Plotinus disebut the One, oleh al-Kindi

disebut al-wahid al-haq, oleh al-Farabi

disebut al-wahid al-haq, oleh al-Farabi

disebut al-wujud al-awwal).

disebut al-wujud al-awwal).

Filsafat emanasi ibn Sina : tidak jauh beda Filsafat emanasi ibn Sina : tidak jauh beda dengan al-Farabi.

(67)

Filsafat jiwa-akal ibn Sina : jiwa Filsafat jiwa-akal ibn Sina : jiwa

diklasifikasi jadi 3 (jiwa tetumbuhan

diklasifikasi jadi 3 (jiwa tetumbuhan

dengan daya makan dan berkembang

dengan daya makan dan berkembang

biak, jiwa binatang dengan daya makan

biak, jiwa binatang dengan daya makan

dan berkembang biak serta gerak

dan berkembang biak serta gerak

mena

menanngkap, jiwa manusia (akal, rasional) gkap, jiwa manusia (akal, rasional) dengan daya praktis-teoritis

dengan daya praktis-teoritis

(indawi-abstrak). Akal teoritis diklasifikasi

abstrak). Akal teoritis diklasifikasi

menjadi : akal materi/potensial, akal

menjadi : akal materi/potensial, akal

bakat, akal aktual, akal mustafad.

(68)

Filsafat kenabian ibnu Sina : nabi dan Filsafat kenabian ibnu Sina : nabi dan

filosof sama-sama menerima kebenaran

filosof sama-sama menerima kebenaran

dari akal ke 10; nabi menerima kebenaran

dari akal ke 10; nabi menerima kebenaran

dari akal ke 10 secara langsung, sedang

dari akal ke 10 secara langsung, sedang

filosof menerima kebenaran dari akal ke

filosof menerima kebenaran dari akal ke

10 secara bertahap melalui aktivitas

10 secara bertahap melalui aktivitas

belajar-berfikir.

(69)

j.

j. Al-Ghazali (1059-1111), menyampaikan Al-Ghazali (1059-1111), menyampaikan kritik terhadap filsafat Yunani. Filsafat

kritik terhadap filsafat Yunani. Filsafat

al-Ghazali : ketuhanan, fisika, logika,

Ghazali : ketuhanan, fisika, logika,

matematika, etika-politik, jiwa-akal,

matematika, etika-politik, jiwa-akal,

tashawwuf. Filsafat ketuhanan

tashawwuf. Filsafat ketuhanan

al-Ghazali : wujud diklasifikasi jadi 2

Ghazali : wujud diklasifikasi jadi 2

(qadim-huduts); kritik terhadap filsafat

(qadim-huduts); kritik terhadap filsafat

ketuhanan dahriyun (materialisme),

ketuhanan dahriyun (materialisme),

thabi’iyun (naturalisme), ilahiyun

thabi’iyun (naturalisme), ilahiyun

(theisme) mengenai 20 persoalan.

(70)

“Filsafat”,Filsafat”,http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafathttp://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat - diakses - diakses Sabtu 27-11-2010

Sabtu 27-11-2010

a.

a. Filsafat adalah studi tentang seluruh Filsafat adalah studi tentang seluruh

fenomena kehidupan dan pemikiran manusia fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep

secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan

percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan mencari solusi untuk itu, memberikan

argumentasi dan alasan yang tepat untuk argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses

dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika

(71)

b.

b. Klasifikasi filsafatKlasifikasi filsafat

1.

1. Filsafat BaratFilsafat Barat : : KlasikKlasik, , Abad PertengahanAbad Pertengahan, , Modern

Modern, , KontemporerKontemporer.. 2.

2. Filsafat TimurFilsafat Timur : Cina, India, Timur Tengah, : Cina, India, Timur Tengah, Filsafat Islam, Filsafat Kristen

(72)

c. Filosof Yunani :

c. Filosof Yunani : Thales (624-546 SM)Thales (624-546 SM), , Anaximandros (610-546 SM)

Anaximandros (610-546 SM), , Anaximenes Anaximenes ( Herakleitos (540-480 SM)

Herakleitos (540-480 SM), , Empedokles Empedokles (495-435 SM)

(495-435 SM), , Demokritos Demokritos ((460460--370 SM370 SM), ), Anaxagoras (500-428 SM)

(73)

d. Filosof Renaisans :

d. Filosof Renaisans : Thomas Aquinas (Thomas Aquinas (1225- 1225-1274 M

1274 M)), , Niccolò Machiavelli Niccolò Machiavelli (1469-1527 M), (1469-1527 M), Giordano Bruno (

Giordano Bruno (1548-1600 M), 1548-1600 M), Francis Bacon Francis Bacon (1561-1626 M),

(1561-1626 M), René Descartes René Descartes ((15961596--1650 1650 M), M), Baruch de Spinoza

Baruch de Spinoza ((16321632--1677 1677 M), M), Blaise Pascal Blaise Pascal Immanuel Kant

Immanuel Kant ((17241724--1804 1804 M), M), Karl Heinrich Karl Heinrich Marx

Marx ((18181818--1883 1883 M), M), Friedrich Wilhelm Friedrich Wilhelm Nietzsche

Nietzsche ((18441844--1900 1900 M), M), Edmund Gustav Edmund Gustav Albrecht Husserl

(74)

Hamzah Ya’kub, Hamzah Ya’kub, Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan, 2nd ed, , 2nd ed,

PT. Almaarif, Bandung, 1981.

PT. Almaarif, Bandung, 1981.

a.

a. Kecenderungan mencari Tuhan : fithrah Kecenderungan mencari Tuhan : fithrah

(perasaan, logika).

(perasaan, logika). b.

b. Filsafat : cinta kebijaksanaan.Filsafat : cinta kebijaksanaan.

Herodates dan Thucydides, filsafat : perasaan Herodates dan Thucydides, filsafat : perasaan

cinta kepada ilmu kebijaksanaan dengan

cinta kepada ilmu kebijaksanaan dengan

kinginan untuk memperoleh kepandaian atau

kinginan untuk memperoleh kepandaian atau

ilmu kebijaksanaan itu.

(75)

Plato : filsafat bukanlah pengetahuan Plato : filsafat bukanlah pengetahuan

kebijaksanaan dan kepandaian melainkan

kebijaksanaan dan kepandaian melainkan

kegemaran

kegemaran dan dan kemauankemauan untuk untuk

mendapatkan pengetahuan yang

mendapatkan pengetahuan yang

luhur-luhur itu.

luhur itu.

Aristoteles (384-322SM), filsafat : ilmu Aristoteles (384-322SM), filsafat : ilmu

tentang kebenaran.

tentang kebenaran.

Heracleitos (536-470SM) dan Pythagoras : Heracleitos (536-470SM) dan Pythagoras :

sarjana-sarjana filsafat ialah orang-orang

sarjana-sarjana filsafat ialah orang-orang

yang suka kepada ilmu kepandaian.

(76)

Cicero (106-Cicero (106-443SM) : ilmu filsafat adalah ibu 3SM) : ilmu filsafat adalah ibu

dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu

dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu

filsafat adalah ilmu pengetahuan yang

filsafat adalah ilmu pengetahuan yang

terluhur, dan keinginan untuk

terluhur, dan keinginan untuk

mendapatkannya.

mendapatkannya.

Thomas Hobbes (1588-1679M) Inggris : Thomas Hobbes (1588-1679M) Inggris :

ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang

ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang

menerangkan perhubungan hasil dan

menerangkan perhubungan hasil dan

sebab atau sebab dan hasilnya, dan oleh

sebab atau sebab dan hasilnya, dan oleh

karena itu senantiasa adalah suatu

karena itu senantiasa adalah suatu

perubahan.

(77)

Immanuel Khant (1724-1804M) Jerman : Immanuel Khant (1724-1804M) Jerman :

filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang

filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang

menyelidiki dasar-dasar untuk mengetahui

menyelidiki dasar-dasar untuk mengetahui

sesuatu dan untuk bertindak.

(78)

M.J.Langeveld, filsafat : … memikirkan dan M.J.Langeveld, filsafat : … memikirkan dan

menyelami masalah-masalah apapun juga

menyelami masalah-masalah apapun juga

dalam hubungannya dengan keseluruhan

dalam hubungannya dengan keseluruhan

sarwa sekalian secara radikal, yaitu mulai

sarwa sekalian secara radikal, yaitu mulai

pada dasarnya hingga

pada dasarnya hingga

konsekwensi-konsekwensi yang terakhir – dan menurut

konsekwensi yang terakhir – dan menurut

sistim, artinya dengan membuktikan yang

sistim, artinya dengan membuktikan yang

dapat diterima oleh akal dengan

dapat diterima oleh akal dengan

susun-menyusun serta hubung menghubung

menyusun serta hubung menghubung

secara bertanggung jawab.

(79)

I.R.Pudjawijatna, filsafat : ilmu yang berusaha I.R.Pudjawijatna, filsafat : ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi

mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi

segala sesuatu berdasarkan atas fikiran belaka.

(80)

Hasbullah Bakri, ilmu filsafat : ilmu yang Hasbullah Bakri, ilmu filsafat : ilmu yang

menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam

menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam

mengenai Ketuhanan, alam semesta dan

mengenai Ketuhanan, alam semesta dan

manusia sehingga menghasilkan pengetahuan

manusia sehingga menghasilkan pengetahuan

tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang

tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang

dapat dicapai akal manusia dan bagaimana

dapat dicapai akal manusia dan bagaimana

sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai

sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai

pengetahuan itu.

(81)

c.

c. HikmahHikmah

 Kedudukan hikmah dalam Al-Qur’an yang Kedudukan hikmah dalam Al-Qur’an yang

diajarkan Tuhan mempunyai nilai yang

diajarkan Tuhan mempunyai nilai yang

lebih tinggi daripada filsafat yang

lebih tinggi daripada filsafat yang

dipelajari manusia.

dipelajari manusia.

اريخ ىتوٲ دقف ةمكحلا تؤي نمو ءاشي نم ةمكحلا ىتؤي

اريخ ىتوٲ دقف ةمكحلا تؤي نمو ءاشي نم ةمكحلا ىتؤي

بابلﻷا اولوٲ ل ل ٳ ركلذلي امو اريثك

بابلﻷا اولوٲ لل ٳ ركلذلي امو اريثك

: ةرقبلا ةروس)

: ةرقبلا ةروس)

٢٦٩

(82)

Manusia dapat berfikir secara hikmah Manusia dapat berfikir secara hikmah

(bijaksana) dan dapat berbuat dengan

(bijaksana) dan dapat berbuat dengan

hikmah jika mendapatkan petunjuk (taufiq

hikmah jika mendapatkan petunjuk (taufiq

dan hidayat) dari Al-Hakim, yakni Allah swt.

(83)

d.

d. Obyek dan pembagian filsafatObyek dan pembagian filsafat

 Obyek filsafat : mencari keterangan Obyek filsafat : mencari keterangan

sedalam-dalamnya dari sesuatu yang

sedalam-dalamnya dari sesuatu yang

berwujud.

berwujud.

 Pembagian filsafat menurut obyek : ada Pembagian filsafat menurut obyek : ada

umum (ontologia), ada mutlak

umum (ontologia), ada mutlak

(theodisea), cosmologia, anthropologia,

(theodisea), cosmologia, anthropologia,

ethica, logika (epistimologia).

ethica, logika (epistimologia).

 Pembagian filsafat menurut subyek : Pembagian filsafat menurut subyek :

pengetahuan, soal ada, soal penilaian.

(84)

e.

e. Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan

 Filsafat ketuhanan (Teologi Filsafat) : Filsafat ketuhanan (Teologi Filsafat) :

hikmah (kebijaksanaan) menggunakan

hikmah (kebijaksanaan) menggunakan

akal-pemikiran dalam menyelidiki Ada dan

akal-pemikiran dalam menyelidiki Ada dan

Esa-Nya Tuhan.

Esa-Nya Tuhan.

 Ketuhanan adalah suatu kebenaran yang Ketuhanan adalah suatu kebenaran yang

logis yang dapat dibuktikan melalui

logis yang dapat dibuktikan melalui

kaidah-kaidah logika.

(85)

f.

f.

Theologi : ilmu yang membahas masalah Theologi : ilmu yang membahas masalah

ketuhanan dan pertaliannya dengan manusia,

ketuhanan dan pertaliannya dengan manusia,

baik disandarkan kepada wahyu (revealed

baik disandarkan kepada wahyu (revealed

theology), maupun disandarkan kepada

theology), maupun disandarkan kepada

penyelidikan akal-fikiran (rational theology).

(86)

g.

g.

Filsafat ketuhanan dan agama. Filsafat Filsafat ketuhanan dan agama. Filsafat

ketuhanan memotivasi manusia mengenal

ketuhanan memotivasi manusia mengenal

Tuhan melalui akal-fikiran semata-mata yang

Tuhan melalui akal-fikiran semata-mata yang

kemudian kebenarannya didapati sesuai

kemudian kebenarannya didapati sesuai

dengan wahyu; agama memotivasi manusia

dengan wahyu; agama memotivasi manusia

mengenal Tuhan melalui petunjuk wahyu yang

mengenal Tuhan melalui petunjuk wahyu yang

kebenarannya dapat diuji dengan akal fikiran.

(87)

h.

h.

Manfaat filsafat ketuhanan : pembuktian Manfaat filsafat ketuhanan : pembuktian

adanya Tuhan dengan fikiran, mengetahui jalan

adanya Tuhan dengan fikiran, mengetahui jalan

fikiran para filosof, mengetahui kebathilan

fikiran para filosof, mengetahui kebathilan

atheisme, mengetahui kebathilan syirik,

atheisme, mengetahui kebathilan syirik,

menghindari taqlid buta, menumbuhkan nilai

menghindari taqlid buta, menumbuhkan nilai

ketaqwaan yang bernilai tinggi, kepuasan dan

ketaqwaan yang bernilai tinggi, kepuasan dan

ketenangan bathin, filsafat ketuhanan penunjang

ketenangan bathin, filsafat ketuhanan penunjang

agama

(88)

M.Amin Abdullah, M.Amin Abdullah, Studi Agama : Normativitas atau Studi Agama : Normativitas atau

Historosotas ?

Historosotas ?, 2nd ed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, , 2nd ed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999.

1999.

a.

a. Filsafat, Filsafat Islam vs Sejarah Filsafat, Filsafat, Filsafat Islam vs Sejarah Filsafat,

Sejarah Filsafat Islam (trauma sejarah kritik

Sejarah Filsafat Islam (trauma sejarah kritik

al-Ghazali vs ibn Sina urusan hubungan hukum

Ghazali vs ibn Sina urusan hubungan hukum

sebab-akibat laws of nature h 34, al-Ghazali

sebab-akibat laws of nature h 34, al-Ghazali

ةفسلفلا ةفا حتتت

ةفسلفلا ةفا حتتت vs ibn Rusyd-Averroism vs ibn Rusyd-Averroism

ةفاحتلا ةفا حتتت

ةفاحتلا ةفا حتتت perlu dicross-ceckperlu dicross-ceck).).

b.

b. Corak filsafat Islam Peripatetik, mashshai vs Corak filsafat Islam Peripatetik, mashshai vs

illuministi, ihsraqi h 239.

(89)

c.

c.

Cara berfikir relatif-evolutif, self-criticism, Cara berfikir relatif-evolutif, self-criticism,

religious criticism vs cara berfikir mutlak, final

religious criticism vs cara berfikir mutlak, final

truth, steril, memvonis, mapan-ortodoks, (truth

truth, steril, memvonis, mapan-ortodoks, (truth

claim : bukan hanya bidang agama). Berfikir

claim : bukan hanya bidang agama). Berfikir

progressif, prediktif, alternatif, inovatif (ibn Sina,

progressif, prediktif, alternatif, inovatif (ibn Sina,

Ibn Rusy) vs berfikir regressif, statis (al-Ghazali),

Ibn Rusy) vs berfikir regressif, statis (al-Ghazali),

apologis.

(90)

d.

d.

Laws of nature, sebab-akibat. Ibn Rusyd : Laws of nature, sebab-akibat. Ibn Rusyd :

kebiasaan pada Allah dalam menetapkan

kebiasaan pada Allah dalam menetapkan

anekan keajekan di alam semesta, kebiasaan

anekan keajekan di alam semesta, kebiasaan

perjalanan aneka keajekan di alam raya,

perjalanan aneka keajekan di alam raya,

kebiasaan manusia meneliti dan menemukan

kebiasaan manusia meneliti dan menemukan

sifat-sifat perjalanan aneka keajekan di alam

sifat-sifat perjalanan aneka keajekan di alam

semesta. Ini epistemologi ibn Rusy →

semesta. Ini epistemologi ibn Rusy →

Immanuel Khant (1724-1804) → Charles

Immanuel Khant (1724-1804) → Charles

Sander Peirce (1839-1914) → Thomas Kuhn h

Sander Peirce (1839-1914) → Thomas Kuhn h

240

(91)

e.

e. Substansi filsafat : logika dasar dan tata cara Substansi filsafat : logika dasar dan tata cara berfikir yang benar. Tata cara berfikir dan

berfikir yang benar. Tata cara berfikir dan

pengambilan kesimpulan yang benar

pengambilan kesimpulan yang benar

berdasarkan premis-premis yang benar dalam

berdasarkan premis-premis yang benar dalam

bidang ilmu pengetahuan dan kehidupan

bidang ilmu pengetahuan dan kehidupan

sehari-hari, serta kemampuan memprediksi ke depan.

hari, serta kemampuan memprediksi ke depan.

h 230 untuk dapat survive.

h 230 untuk dapat survive. Laws of nature, Laws of nature, hubungan hukum sebab akibat merupakan

hubungan hukum sebab akibat merupakan

jantung kehidupan ilmu pengetahuan manusia

jantung kehidupan ilmu pengetahuan manusia h h 234, inti gerakan keilmuan dalam segala

234, inti gerakan keilmuan dalam segala

cabangnya h 235, unsur subyektifitas dan

cabangnya h 235, unsur subyektifitas dan

kreativitas manusia menetapkan aneka kategori

kreativitas manusia menetapkan aneka kategori

menjadi penentu dalam menjelaskan hubungan

menjadi penentu dalam menjelaskan hubungan

sebab-akibat h 240

(92)

Ahmad Hanafi,

Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat IslamPengantar Filsafat Islam, 3rd ed, , 3rd ed, Bulan Bintang, Jakarta, 1982.

Bulan Bintang, Jakarta, 1982.

a. Berfilsafat : berfikir sedalam-dalamnya,

a. Berfilsafat : berfikir sedalam-dalamnya,

bebas, teliti h 6 mengenai wujud sesuatu

bebas, teliti h 6 mengenai wujud sesuatu

melalui sebab-sebabnya yang jauh

melalui sebab-sebabnya yang jauh

secara umum lagi keseluruhan (ilmu

secara umum lagi keseluruhan (ilmu

pengetahuan indrawi membatasi diri

pengetahuan indrawi membatasi diri

pada sebab-sebab yang dekat) h 16.

(93)

b. Pengetahuan indrawi – essensi

b. Pengetahuan indrawi – essensi

(karakteristik khas) – pengalaman – ilmu

(karakteristik khas) – pengalaman – ilmu

pengetahuan h 13-14. ilmu positif – ilmu

pengetahuan h 13-14. ilmu positif – ilmu

fisika – ilmu metafisika – ilmu mantiq.

fisika – ilmu metafisika – ilmu mantiq.

- Al-Kindi menstratifikasi arena filsafat : - Al-Kindi menstratifikasi arena filsafat : filsafat fisika, ilmu matematika, filsafat

filsafat fisika, ilmu matematika, filsafat

ketuhanan h 17.

ketuhanan h 17.

- Al-Farabi mengkategorikan arena filsafat : - Al-Farabi mengkategorikan arena filsafat : filsafat teori

filsafat teori ةينرظنلسساةينرظنلسسا, filsafat amalan , filsafat amalan ةينل امعﻷاةينل امعﻷا (ilmu mantiq sebagai alat berfilsafat) h 17.

(ilmu mantiq sebagai alat berfilsafat) h 17.

- Ikhwanusaafa menstratifikasi filsafat : - Ikhwanusaafa menstratifikasi filsafat : cinta ilmu, tahu hakekat wujud, berucap

cinta ilmu, tahu hakekat wujud, berucap

dan berbuat sesuai ilmu h 19.

(94)

c. Memang dalam dunia Islam ada

c. Memang dalam dunia Islam ada

orang-orang agama yang bisa mengikuti

orang agama yang bisa mengikuti

perkembangan zaman, bahkan

perkembangan zaman, bahkan

mendahuluinya, dan membela kebebasan

mendahuluinya, dan membela kebebasan

berfikir.

berfikir. Akan tetapi di samping mereka Akan tetapi di samping mereka terdapat pula ulama-ulama agama yang

terdapat pula ulama-ulama agama yang

membeku dan berharap akan dapat

membeku dan berharap akan dapat

menghentikan dunia sekelilingnya yang

menghentikan dunia sekelilingnya yang

selalu bergerak dan maju, karena mereka

selalu bergerak dan maju, karena mereka

tidak bisa menerima pikiran-pikiran baru

tidak bisa menerima pikiran-pikiran baru

yang berlainan, dan sikap mereka nampak

yang berlainan, dan sikap mereka nampak

jelas terhadap filsafat Islam

(95)

d. Pertalian : filsafat Islam dengan filsafat

d. Pertalian : filsafat Islam dengan filsafat

Masehi, filsafat Islam dengan filsafat

Masehi, filsafat Islam dengan filsafat

Yunani, filsafat Islam dengan filsafat

Yunani, filsafat Islam dengan filsafat

empirisme (Roger Bacon 1214-1294,

empirisme (Roger Bacon 1214-1294,

Francis Bacon 1626) h 36-39.

(96)

-

- Perpindahan dan pertukaran pikiran tidak Perpindahan dan pertukaran pikiran tidak selalu berarti berhutang budi

selalu berarti berhutang budi. Suatu . Suatu

persoalan kadang-kadang dibicarakan dan

persoalan kadang-kadang dibicarakan dan

diselidiki oleh orang banyak dan hasilnya

diselidiki oleh orang banyak dan hasilnya

dapat mempunyai bermacam-macam

dapat mempunyai bermacam-macam

corak : Seseorang bisa mengambil

corak : Seseorang bisa mengambil

persoalan yang pernah dikemukakan oleh

persoalan yang pernah dikemukakan oleh

orang lain sambil mengemukakan teori

orang lain sambil mengemukakan teori

dan pikirannya sendiri h 37.

(97)

- Sebelum lahirnya filsafat Islam, baik di

- Sebelum lahirnya filsafat Islam, baik di

dunia Timur maupun di dunia Barat, telah

dunia Timur maupun di dunia Barat, telah

terdapat berbagai-bagai macam alam

terdapat berbagai-bagai macam alam

pikiran, diantaranya yang terkenal ialah

pikiran, diantaranya yang terkenal ialah

pikiran Mesir Kuno, pikiran Sumeria,

pikiran Mesir Kuno, pikiran Sumeria,

Babilonia dan Assyuria, pikiran Iran, pikiran

Babilonia dan Assyuria, pikiran Iran, pikiran

India, pikiran Cina dan pikiran Yunani h 40.

India, pikiran Cina dan pikiran Yunani h 40.

- Filsafat Yunani : fase Hellenisme (6-4 SM),

- Filsafat Yunani : fase Hellenisme (6-4 SM),

fase Hellenisme Romawi (Gracco Romawi).

fase Hellenisme Romawi (Gracco Romawi).

- Karakteristik fase Hellenisme : filsafat

- Karakteristik fase Hellenisme : filsafat

Yunani bukanlah semata-mata diciptakan

Yunani bukanlah semata-mata diciptakan

oleh bangsa Yunani, ketidak-selarasan dan

oleh bangsa Yunani, ketidak-selarasan dan

perlawanan h 41.

(98)

- Aliran filsafat fase Hellenisme :

- Aliran filsafat fase Hellenisme : lonialonia, , thabi’i (natural), fisik, Democritos,

thabi’i (natural), fisik, Democritos, alam alam itu abadi

itu abadi; ; eleaelea, ketuhanan, metafisik, , ketuhanan, metafisik, Socrates;

Socrates; mistikmistik, sufi, Pitagoras; , sufi, Pitagoras; humanisthumanist, , qadariyyah, Socrates, manusia sebagai

qadariyyah, Socrates, manusia sebagai

ukuran kebenaran h 43-44. Empat aliran

ukuran kebenaran h 43-44. Empat aliran

ini berpengaruh terhadap pemikir

ini berpengaruh terhadap pemikir

sesudahnya semisal : Plato, Aritoteles.

(99)

- Aliran fase Hellenisme Romawi (Gracco

- Aliran fase Hellenisme Romawi (Gracco

Romawi) :

Romawi) : Pertama Pertama (4 SM-1 M), (4 SM-1 M), StoaStoa, Zeno, , Zeno, tahan diri kegembiraan-kesedihan,

tahan diri kegembiraan-kesedihan,

jabbariyah;

jabbariyah; EpicureEpicure, Epicurus, kebahagian; , Epicurus, kebahagian;

Skeptis

Skeptis, Phyrro, dulukan tidak percaya, , Phyrro, dulukan tidak percaya, tolak kebenaran mutlak

tolak kebenaran mutlak; ; EklektikaEklektika. . KeduaKedua (1-3 M),

(1-3 M), Peripatetik terakhirPeripatetik terakhir, , Stoa baruStoa baru, ,

Epicure baru

Epicure baru, , filsafat Yahudi dan Philofilsafat Yahudi dan Philo. . Ketiga

Ketiga (3-4 M), (3-4 M), Neo-PlatonismeNeo-Platonisme, ,

Iskandariah

Iskandariah, , Asia kecilAsia kecil.h 45-46 .h 45-46 Neo-

Neo-Platoisme paling banyak berpengaruh

Platoisme paling banyak berpengaruh

terhadap filsafat Islam

(100)

- Plotinus : dialektika-menurun,

- Plotinus : dialektika-menurun, لدجلسسا لدجلسسا لزانلسسا

لزانلسسا,wujud tertinggi, Yang Esa; dialektika-,wujud tertinggi, Yang Esa; dialektika-menaik,

(101)

.

.

FILSAFAT YUNANI

GRACCO ROMAWI HELLENISME

Lonia-Natural-abadi

Elea-metafisik

Mistik-Fatalistik

4SM-1M : Stoa, Epicure, Skeptis

1-3M : Stoa baru, Epicure baru

3-4M:Neoplatonisme

(102)

Karakteristik Filsafat

FILSAFAT : intuisi

KEMATANGAN BERAGAMA

نيملاعللةمحر KEBAIKAN

SEBAB AKIBAT + PROGRESIFUMMAT KEMATANGAN

BERSEKTE

KEBAIKAN KELOMPOK

+ CRITICISM

– CRITICISM

– Tolak Religi SEKTARIAN

(103)

Filsafat

Filsafat

1.Obyek : esoterik.

1.Obyek : esoterik.

2.Paradiqma :

2.Paradiqma :

3.Pendekatan :

3.Pendekatan :

4.Metode :

4.Metode :

5.Teknik :

5.Teknik :

6.Model :

6.Model :

7.Hasil : kritik.

7.Hasil : kritik.

8.Implikasi : keyakinan, ahli : filosof, sosial :.

(104)

f.

f.

Hanya dengan gabungan serasi antara Hanya dengan gabungan serasi antara

kesetiaan (comittment, loyality) dan pemikiran

kesetiaan (comittment, loyality) dan pemikiran

kritis (crtical reflection) kematangan beragama

kritis (crtical reflection) kematangan beragama

bisa didapat

bisa didapat h 52, demi harapan-harapan h 52, demi harapan-harapan besar agama :

besar agama : نيم لسنيم لسا عسسلسسا عسسلسسلل ةمحرةمحر rahmatan li rahmatan li al-‘alamin.

(105)

Mulyadhi Kertanegara, “Masa Depan Filsafat Islam : antara cita dan fakta”, Mulyadhi Kertanegara, “Masa Depan Filsafat Islam : antara cita dan fakta”,

Paper

Paper, disajikan pada acara ulang tahun Paramadina yang ke XX di , disajikan pada acara ulang tahun Paramadina yang ke XX di Jakarta, 23-11-2006.

(106)

Perbedaan

Perbedaan teologi – filsafat teologi – filsafat : : sasaran, sasaran, metodemetode

ALAM

-

ةداهشلا بئاغلا

WAHYU

ثيدحلا نارقلا

TEOLOGI FILSAFAT

KEMATANGAN BERAGAMA نيملاعللةمحر

Rasional Apologis

KOMITMEN

Rasional Radikal

(107)

g.

g.

Bagaimana umat Islam dapat membangun Bagaimana umat Islam dapat membangun

daya kreativitas dan pola-pola pikir penuh

daya kreativitas dan pola-pola pikir penuh

ragam alternatif dalam segala bidang

ragam alternatif dalam segala bidang

kehidupan dan penghidupan. Berpikir

kehidupan dan penghidupan. Berpikir

alternatif, kreatif penuh nuansa merupakan

alternatif, kreatif penuh nuansa merupakan

“modal dasar” untuk dapat survive h 241

Referensi

Dokumen terkait

Ini kerana kajian tindakan dijalankan di sekolah adalah untuk kegunaan dan dilakukan oleh guru- guru yang bertujuan untuk mengkaji berkaitan dengan pelbagai aspek dalam pendidikan

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian T eknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Alokasi W aktu Sumber Belajar 10.1 Mendeskripsi-

Anda percaya bahwa cinta juga bisa disempurnakan sehingga Anda selalu mencari cara untuk membuat hubungan dengan pasangan Anda menjadi lebih baik.. Fokus

Tes digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan dari peserta setelah melakukan kegiatan belajar. Kriteria penyusunan tes hasil belajar yang baik dapat mengukur apa

Dalam kontek hukum Internasional tidak terdapat satupun definisi atau pengertian yang baku mengenai apa yang dimaksud dengan pelanggaran berat HAM, tetapi

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah: (1) dapat memberikan gambaran hasil try out UN dengan hasil UN mata pelajaran kimia di SMA Kota Banda

Tupperware akan terus memberikan dukungan untuk para sales force sehingga lebih percaya diri meraih kesuksesannya dengan program-program yang menarik.. Spesial di bulan