BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kanker payudara
A. Pengertian
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker ini mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Manan, 2013). Definisi
lain dari kanker payudara yaitu suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel jaringan payudara
(Nugroho, 2011).
B. Jenis-jenis Kanker Payudara
Pada dasarnya ada beberapa jenis kanker payudara, berbagai kanker payudara yang dimaksud (Manan, 2013) adalah sebagai berikut:
a. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ adalah kanker yang masih berada di tempatnya. Karsinoma in situ merupakan kanker dini yang belum menyebar maupun menyusup keluar
dari tempat asalnya. b. Karsinoma Duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju
puting susu. Sekitar 90 % kanker payudara merupakan karsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause. Terkadang kanker itu
melalui pembedahan. Sekitar 25-35 % penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).
c. Karsinoma Lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, dan biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada
mammogram. Meskipun begitu, kanker tersebut biasa ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30 % penderita karsinoma lobuler akan menderita kanker invasif (pada payudara yang
sama ataupun payudara lainnya, bahkan kedua payudara). d. Kanker Invasif
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya. Kanker ini bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80 %. Kanker payudara invasif ialah
kanker duktal, sedangkan 10 % adalah kanker lobuler. e. Karsinoma Meduler
Kanker tersebut berasal dari kelenjar susu. f. Karsinoma Tubuler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
C. Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium,
penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium
kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/ AJCC
(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons) (Rukiyah & Yulianti, 2012).
a. Stadium 1 : Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari 2 cm dan tidak
dapat terdeteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat
menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total pada pasien adalah 70 %.
b. Stadium 2 : Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40
% tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 bahkan bisa sampai 5 cm dan tingkat
penyebarannya pun sudah sampai daerah ketiak. Atau bisa juga ukuran kanker sudah mencapai 5 cm tapi belum menyebar kemana-mana. Biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh
bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
c. Stadium 3A : Menurut data dari Depkes, 87 % kanker payudara ditemukan di
stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa.
d. Stadium 3 B : Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan
penyebarannya juga sudah menyerang secara tuntas kelenjar limfa. Jika sudah demikian tidak ada alternatif lain selain pengangkatan payudara.
e. Stadium 4 : Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya,
biasanya tulang, paru-paru, hati atau otak. Atau bisa juga menyerang kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Sama seperti stadium 3,
tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.
D. Faktor-Faktor Penyebab
Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih
mungkin menderita kanker payudara. menurut Pamungkas (2011) adalah sebagai berikut:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dihindari 1. Gender
Wanita adalah resiko utama kanker payudara. Pria juga bisa mengidap
namun perbandingannya adalah seratus banding satu. 2. Usia
Sekitar dua dari tiga wanita menderita kanker payudara yang berusia diatas 55 tahun sedangkan 1 dari 8 wanita menderita kanker payudara yang berumur di bawah 45 tahun.
3. Pernah Menderita Kanker Payudara
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif beresiko
tinggi menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena kanker diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebsesar 0,5-1% per tahun.
Wanita yang mempunyai ibu, saudara perempuan, dan anak yang menderita kanker, ternyata memiliki resiko 3 kali lebih besa untuk menderita kanker payudara.
5. Faktor Genetik Dan Hormonal
Diketahui bahwa dua varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya
kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seseorang wanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka ia berkemungkinan besar menderita kanker payudara.
Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker paydara, yakni p53, BARD1, BRCA3, dan Noey2, ATM, CHEK2, PTEN,.
Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan.
6. Pernah Menderita Penyakit Payudara Nonkanker
Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara nonkanker yang menyebabkan
bertambahnya jumlah saluran air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperflasia atifik).
7. Menarche
Semakin dini menarche, semakin besar resiko wanita menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar
pada wanita yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun. 8. RAS
Wanita berkulit putih akan lebih rendah terkena resiko kanker payudara
mungkin adalah bahwa wanita Afrika-Amerika mempunyai tumor yang berkembang lebih cepat.
9. Tingkat ketebalan jaringan payudara
Jaringan payudara yang tebal menandakan terdapatnya jaringan kelenjar yang lebih banyak dan jaringan lemak yang lebih sedikit.
b. Faktor resiko yang bisa dihindari
1. Pemakaian Pil KB Atau Terapi Sulih Esterogen
Belum diketahui seberapa lama efek pil setelah pemakaian pil dihentikan.
Sepertinya, terapi sulih esterogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun sedikit meningkatkan resiko kanker payudara. Dan, resikonya meningkat jika
pemakaiannya berlangsung lebih lama. 2. Obesitas Pasca Menopause
Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa
hasil penelitian menyebutkan bahwa obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara dikarenakan tigginya kadar esterogen pada wanita yang mengalami
obesitas.
3. Pemakaian Alkohol
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara. 4. Bahan Kimia
Wanita yang menkonsumsi DES guna mencegah keguguran beresiko tinggi menderita kanker payudara.
6. Penyinaran
Pemaparan terhadap penyinaran, terutama penyinaran pada dada, semasa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
c. Faktor Resiko yang tidak pasti 1. Makanan tinggi lemak
2. Penggunaan bra dan antikeringat 3. Susuk payudara
4. Asap rokok 5. Bekerja malam
E. Pengobatan
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak
tergantung pada stadium klinik penyakit (Nugroho, 2011) yaitu:
1. Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi: a. Modified Radical Mastectomy
Yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy
Yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di
ketiak.
c. Radical Mastectomy
Yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut
radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
2. Radiasi
a. Penyinaran / radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker menggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel
kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.
b. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung
menurun sebagai akibat dari radiasi. 3. Kemoterapi
a. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk
pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh.
b. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut
rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. 4. Therapy Hormon
Hal ini dikenal sebagai ‘Therapy anti-estrogen’ yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara. 5. Pengobatan Herceptin
F. Efek Samping Pengobatan
Efek samping dari pengobatan pasien kanker payudara yaitu pada kemoterapi. Efek samping yang paling umum pada fisik adalah kelelahan atau
merasa letih. Sebagian pengobatan bisa membuat tubuh dehidrasi atau menyebabkan sulit buang air besar. Beberapa efek samping lainnya seperti
anemia, diare, kelelahan, masalah kesuburan, perubahan rambut,infeksi, kehilangan daya ingat, luka pada mulut dan keongkongan, perubahan pada kuku, mual, perubahan dalam merasa dan membau, muntah, perubahan berat badan.
Lalu pada terapi radiasi yang menyebabkan reaksi kulit penderita seperti terbakar matahari, dengan warna kemerah-merahan dari yang ringan hingga moderat,
dengan rasa gatal, terbakar, sakit, dan mungkin bisa mengelupas. Tidak seperti yang terjadi pada kulit yang terbakar matahari, kulit akan secara perlahan-lahan dan mungkin hanya dalam potongan kecil saja. Selain pada kulit, efek samping
terjadi pada ketiak dengan timbulnya rasa tidak nyaman, nyeri pada dada, kelelahan, masalah jantung, menurunnya sel darah putih, juga masalah pada
paru-paru (Zaviera, 2011). Menurut Oetami dkk (2014) gangguan emosi ialah menangis, kecemasan berupa khawatir memikirkan dampak pengobatan, tidak merasa malu menderita kanker payudara, tidak merasa harga diri menurun berupa
2. Mekanisme Koping
A. Pengertian
Mekanisme Koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk
menghadapi perubahan yang diterima. Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.
Mekanisme koping dapat dipelajari, sejak awal timbulnya stressor tersebut. Kemampuan individu tergantung dari temperamen, persepsi, dan kognisi serta latar belakang budaya/norma tempatnya dibesarkan (Carlson, 1994).
B. Sumber Koping
Menurut Stuart (2006) individu dapat mengatasi stres dan ansietas
dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan. Sumber koping tersebut yang berupa modal ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu individu mengintregasikan
pengalaman yang menimbulkan stres dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
Jika setiap individu mempunyai koping yang siap dipakai setiap saat dalam mengatasi masalah, dan sebaliknya jika individu tidak tahu apa yang dilakukan, maka akan terjadi kecemasan yang meningkat sehingga masalah
tidak ada penyelesaiannya yang akan menimbulkan krisis (Dalami dkk, 2009).
C. Jenis Mekanisme Koping
Menurut Asmadi (2008) mekanisme koping terhadap ansietas (kecemasan) diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu strategi pemecahan masalah
1. Strategi Pemecahan Masalah (problem solving strategic)
Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi dan menanggulangi masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis.
Beberapa contoh strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan antara lain:
a. Meminta bantuan kepada orang lain
b. Secara besar hati, mampu mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi
yang ada.
c. Mencari lebih banyak informasi yang terkait dengan masalah yang
dihadapi, sehingga masalah tersebut dapat diatasi secara realistis. d. Menyusun beberapa rencana untuk memecahkan masalah.
e. Meluruskan pikiran atau persepsi terhadap masalah. Sesungguhnya
bayangan pikiran yang dimiliki setiap orang memberikan pengaruh yang
besar dalam kehidupan pribadi. Pikiran tersebut mengenai diri sendiri maupun bayangan pikiran mengenai apa yang dilakukan. Sebab, segala
sesuatu yang dilakukan seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang ada dalam pikirannya.
Strategi pemecahan masalah ini secara ringkas dapat digunakan dengan
metode STOP (source, trial and error, others, serta pray and patient). Source berarti mencari dan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah, Trial
and Error berarti mencoba berbagai rencana pemecahan masalah yang telah
disusun. Bila satu metode tidak berhasil , maka mencoba lagi dengan metode lain. Begitu selanjutnya, hal yang perlu dihindari adalah adanya rasa
berdoa kepada tuhan sebab dia adalah zat yang maha mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini, dia pula yang memberikan jalan yang terbaik buat manusia sebab manusia memiliki banyak keterbatasan . dengan berdoa,
maka hati, jiwa, dan pikiran seseorang akan menjadi tenteram dan tenang. Juga harus sabar dengan berlapang dada menerima kenyataan yang ada pada
dirinya. Penerimaan terhadap apa yang ada pada diri akan membuat seseorang menjadi lebih menikmati hidup dan ringan beban psikologisnya, walaupun dalam pandangan orang lain orang tersebut berada dalam kehinaan.
2. Mekanisme Pertahanan Diri (defence mechanism)
Mekanisme pertahanan diri merupakan mekanisme penyesuaian ego yaitu
usaha untuk melindungi diri dari perasaan tidak adekuat. Beberapa ciri mekanisme pertahanan diri antara lain:
a. Bersifat hanya sementara karena berfungsi hanya untuk melindungi atau
bertahan dari hal – hal yang tidak menyenangkan dan secara tidak langsung mengatasi masalah.
b. Mekanisme pertahanan diri terjadi diluar kesadaran. Individu idak
menyadari bahwa mekanisme pertahanan diri tersebut sedang terjadi. c. Sering kali tidak berorientasi pada kenyataan.
Mekanisme pertahanan diri yang sering digunakan ialah:
a. Displacement yaitu memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan dari
seseorang atau objek ke orang atau objek lain yang biasanya lebih kurang berbahaya daripada semula. Misalnya tidak lulus ujian langsung membanting dan membuang buku-bukunya. Displacement tidak
seorang pegawai yang melampiaskan emosinya ke istrinya lantaran waktu dikantor dimarahi pimpinannya.
b. Undoing yaitu tindakan atau komunikasi tertentu yang bertujuan
menghapuskan atau meniadakan tindakan sebelumnya. Misalnya meminta maaf.
c. Reaction Formation yaitu mengembangkan pola sikap dan perilaku tertentu
yang disadari, tetapi berlawanan dengan perasaan dan keinginannya. Misalnya seorang lelaki yang mencintai seseorang perempuan. Lalu ditanya
oleh temannya ia menjawab “saya benci dengan gadis itu”
d. Kompensasi yaitu menutupi kekurangan dengan meningkatkan kelebihan
yang ada pada dirinya. Misalnya mahasiswa yang kemampuan belajarnya kurang lalu menekuni musik karena musik merupakan kelebihannya. e. Sublimasi yakni penyaluran rangsangan/nafsu yang tidak tercapai ke dalam
kegiatan lain yang bisa diterima oleh masyarakat. Misalnya seseorang yang senang berkelahi lalu disalurkan ke dalam bentuk olahraga tinju.
Menurut Stuart (2006) ansietas ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang sadar. Ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntutan situasi stress secara
realistis.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk menghilangkan atau mengatasi
hambatan pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan untuk menjauhkan diri dari sumber
c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara yang biasa dilakukan
individu, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan personal. 2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang.
Tetapi karena mekanisme tersebut langsung secara relatif pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas, mekanisme ini dapat
menjadi respon maladaptif terhadap stress. Beberapa mekanisme pertahanan ego yang paling sering digunakan yakni:
a. Disosiasi adalah pemisahan dari proses mental atau perilaku dari
kesadaran atau identitasnya. Contoh seorang pria yang dibawa ke ruang kedaruratan oleh polisi tidak mampu menjelaskan siapa dirinya dan
dimana rumahnya atau tempat kerjanya.
b. Identifikasi adalah proses dimana seorang untuk menjadi yang ia kagumi
berupaya dengan mengambil / meniru pikiran – pikiran, perilaku dan
selera orang tersebut.
c. Intelektualisasi adalah penggunaan logika dan alasan yang berlebihan
untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
d. Interojeksin adalah suatu jenis identifikasi yang dimana seseorang
mengambil dan melebur nilai – nilai dan kualitas seseorang atau suatu
kelompok kedalam struktur egonya sendiri berupa hati nurani.
e. Kompensasi adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra
diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya. Contoh Tn. L seorang pengusaha yang berusia 42 tahun menganggap struktur tubuhnya yang pendek sebagai sesuatu yang negatif.
f. Penyangkalan (denial) adalah menyatakan ketidaksetujuan terhadap
realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah penting sederhana dan primitif. Contoh Ny. P baru saja
diberitahukan bahwa hasil pemeriksaan biopsi payudaranya menunjukkan keganasan. Ketika suaminya mengunjunginya malam itu, Ny. P
mengatakan bahwa tidak ada seorang pun menceritakan tentang hasil pemeriksaan laboratorium kepadanya.
g. Pengalihan (Displacement) adalah mengalihkan emosi yang semula
ditujukan pada seseorang/benda kepada orang lain/benda lain yang biasanya netral atau kurang mengancam dirinya. Contoh Timmy berusia 4
tahun marah karena ia dihukum oleh ibunya akibat menggambar diinding kamar tidurnya. ia mulai bermain “perang – perangan” dengan boneka tentaranya dan membiarkannya bertarung satu sama lain.
h. Isolasi adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang
mengganggu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
i. Proyeksi adalah pengaliha buah pikiran atau impuls pada diri sendiri
kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
j. Rasionalisasi adalah mengemukakan penjelasan yang tampak logis da
dapat diterima masyarakat untuk membenarkan perasaan perilaku dan
motif yang tidak dapat diterima.
k. Reaksi formasi adalah pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia
sadari yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau
l. Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan
ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini. Contoh nina yang berumur 4 tahun sudah memperoleh toliet training selama 1 tahun mulai
mengompol lagi sejak kelahiran adiknya.
m. Represi adalah pengenyampingkan secara tidak sadar tentang pikiran,
ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang, merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain contoh seorang anak yang sangat sedih ditinggal pergi
ibunya, tidak merasakan kesedihan tersebut.
n. Pemisahan (spilitting) adalah sikap mengelompokkan orang dianggap
semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memajukan nilai-nilai positif dan negatif didalam diri seseorang contohnya, seorang teman mengatakan kepada anda bahwa anda adalah orang yang paling hebat,
kemudian besoknya mengatakan ia membenci anda.
o. Sublimasi penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan normal contohnya, edi gagal mencapai cita-citanya memasuki AU maka ia mengalihkan menjadi penerbang.
p. Supresi suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari,
pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang. Kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya. q. Undoing tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian
karena telah memukul anaknya akan segera memperlakukannya penuh dengan kasih sayang.
3. Kecemasan
A. Pengertian
Menurut Stuart (2006) Ansietas (Kecemasan) adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian individu yang
subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Dalami dkk, 2009).
B. Tingkat Kecemasan
Tingkat kecemasan atau ansietas menurut Dalami dkk (2009) yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
a. Ansietas Ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari- hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan
berhati – hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
b. Ansietas Sedang. Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan
menurun. Individu lebih memfokuskan hal – hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
c. Ansietas Berat. Pada ansietas atau kecemasan berat lapangan persepsi
menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan
d. Panik. Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat
menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa – apa walaupun telah diberikan
pengarahan.
C. Alat Ukur Kecemasan
Menurut Hawari (2013) Untuk mengetahuit sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton
Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok
gejala yang masing – masing kelompok dirinci lagi dengan gejala –gejala
yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala yang diberi penilaian (score) antara 0-4 yang artinya adalah : Nilai 0 : Tidak Ada gejala (keluhan), 1 : Gejala Ringan, 2 : Gejala Sedang, 3 : Gejala Berat , 4 : Gejala Berat
sekali .
Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter (psikiater)
atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara langsung. Masing-masing nilai angka (score) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat
D. Faktor – Faktor Mempengaruhi Kecemasan
Menurut Stuart (2006) Faktor Predisposisi kecemasan ditinjau dari berbagai teori yang telah dikembangkan:
1. Teori psikoanaltik
Dalam pandangan Psikoanalitis, ansietas adalah konfilik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan oleh norma – norma budaya
seseorang. ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya. 2. Teori interpersonal
Menurut pandangan interpesonal Kecemasan timbul dari ketakutan
terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti kehilangan,
perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk terjadi kecemasan yang berat.
3. Teori perilaku
Menurit pandangan perilaku Kecemasan merupakan hasil frustasi dari
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli perilaku menganggap kecemasan merupakan suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk
kemungkinan yang terjadi kecemasan yang berat pada kehidupan masa dewasanya. ahli teori konflik memandang ansietas sebagai pertentangan antara dua kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya
hubungan timbal balik antara konflik dan ansietas, konflik yang menimbulkan ansietas dan ansietas menimbulkan perasaan tidak berdaya
yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan.
4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi
dalam keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan
ansietas dengan depresi.
5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepin, obat – obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama – aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas. Selain itu
kesehatan uum individu dan riwayat ansietas pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi ansietas. Kecemasan mungkin disertai dengan