• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGASUH ANAK SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGASUH ANAK SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

MENGASUH ANAK

SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS

s

PENGANTAR TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Seni

Jurusan Seni Rupa Murni

Oleh:

DANAR HARI KUSUMA

NIM. C. 0606006

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

MENGASUH ANAK

SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS

Disusun Oleh: DANAR HARI KUSUMA

NIM. C. 0606006

Telah disetujui oleh pembimbing Untuk diajukan dalam sidang Tugas akhir

(3)

commit to user

iii

MENGASUH ANAK

SEBAGAI TEMA DALAM KARYA GRAFIS

Disusun Oleh: DANAR HARI KUSUMA

NIM. C. 0606006

Telah disetujui oleh Tim Penguji Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Pada Tanggal………...………

Jabatan Nama

Ketua Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn. NIP.195103221985031001 Sekretaris Drs. Arfial Arsad Hakim, M.Sn.

NIP.195007111981031001

Penguji I Dr. Nooryan Bahari, M.Sn . NIP.196502201990031001

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Danar Hari Kusuma NIM : C0606006

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul “Mengasuh Anak Sebagai Tema Dalam Karya Seni Grafis” adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya dalam pengantar Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

 Allah SWT

 Ayah, Ibu dan keluarga tercinta

(6)

commit to user

vi

MOTTO

 Siapa yang kalah dengan senyum, dialah pemenangnya.

 Pengetahuan adalah kekuatan.

 Semua masalah pasti ada jalan keluarnya.

 Di balik cobaan atau masalah terdapat hikmah yang dapat diambil bagi yang mampu melewatinya.

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran, kemudahan, rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “MENGASUH ANAK SEBAGAI

TEMA DALAM KARYA GRAFIS”. Tak lupa shalawat dan salam diperuntukkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang memberikan suri tauladan kepada umat manusia.

Selama mengerjakan Tugas Akhir ini, penulis banyak melalui perjuangan berharga dan tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Penulis tidak akan sanggup dan mampu menyelesaikan Tugas Akhir tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang bersedia memberikan sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga bagi penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed. Ph. D. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa. 2. Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn. selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas

Sastra dan Seni Rupa

3. Drs. Agus Nur Setyawan, M.Hum, selaku Koordinator Tugas Akhir yang selalu memberikan masukan dan bimbingan dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini. 4. Dr. Nooryan Bahari, M.Sn. selaku pembimbing I Tugas Akhir ini yang telah

(8)

commit to user

viii

5. Sigit Purnomo Adi, S.Sn, M.Sn. selaku pembimbing II Tugas Akhir ini yang telah bersedia memberikan masukan, saran, kritik, sumbangan pikiran, tenaga, dan waktu kepada penulis.

6. Bapak, Ibu tercinta yang telah memberi dukungan material dan spiritual serta kasih sayang yang tak terhingga.

7. Keluarga Mas Joko yang telah memberi dorongan semangat dan inspirasiku dalam menentukan judul Tugas Akhir ini.

8. Devi Asriyani yang telah mengisi hari-hariku, terimakasih atas kesabaranya, semangat, dukungan, dan kasih sayangnya.

9. Teman-teman seperjuangan Cerly, Ervan, Angga, Yudhitira, Harya, Joni dan para teman-teman seni rupa murni UNS.

10.Semua pihak yang telah turut membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis buat ini masih ada kekurangan dan jauh dari sempurna, maka penulis berharap para pembaca bersedia memberikan saran dan kritik yang membangun supaya penulisan ini lebih baik. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa seni rupa murni pada khususnya.

Penulis

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penulisan ... 3

E. Manfaat Penulisan ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

(10)

commit to user

x

B. Pengertian Anak ... 6

C. Mengasuh Anak ... 11

D. Seni Dan Ekspresi ... 16

E. Komponen Seni dan Unsur Seni ... 17

(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Akrilik, kertas dan tinta cetak (Tinta Offset) ... 29

2. Gambar 2. Alat menggambar dan peralatan cetak ... 30

3. Gambar 3. Mesin pres ... 30

4. Gambar 4. Sketsdi kertas dan di akrilik ... 31

5. Gambar 5. Penggoresan atau melukai akrilik dengan jarum dan alat gores minidrill ... 31

6. Gambar 6. Memasukkan dan membersihkan tinta di permukaan acuan cetak (akrilik) ... 32

7. Gambar 7. Melembabkan dan meletakkan kertas di atas acuan cetak. ... 32

8. Gambar 8. Pengepresan dan mengangkat kertas dari acuan cetak ... 33

9. Gambar 9. Acuan setelah pencetakan dan hasil cetakan ... 33

10.Gambar 10. Karya dengan judul Menimang-nimang... 34

11.Gambar 11. Karya dengan judul Berebut Mainan. ... 36

12.Gambar 12. Karya dengan judul Aku, Adik dan Ibu ... 37

13.Gambar 13. Karya dengan judul Bermain Bersama ... 49

14.Gambar 14. Karya dengan judul Mendengarkan ... 40

15.Gambar 15. Karya dengan judul Saling Tunjuk ... 41

16.Gambar 16. Karya dengan judul Ayah Ibu Bekerja ... 43

17.Gambar 17. Karya dengan judul Da..Da..Ayah ... 44

(12)

commit to user

xii

19.Gambar 19. Karya dengan judul Belajar Hemat ... 47

20.Gambar 20. Karya dengan judul Berjamaah ... 49

21.Gambar 21. Karya dengan judul Menyusui ... 50

22.Gambar 22. Karya dengan judul Menyuapi ... 52

(13)

commit to user

xiii

ABSTRAK

Danar Hari Kusuma. C. 0606006. 2012. Mengasuh Anak Sebagai Tema Dalam Karya Grafis. Pengantar Karya Tugas Akhir (S-1) Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tugas Akhir ini, penulis mengungkapkan gagasan tentang mengasuh anak dalam bentuk karya seni grafis, mengasuh anak adalah sikap seseorang dalam berinteraksi dengan anak. Interaksi yang dilakukan antara lain mendidik, membimbing, serta mengajarkan tingkah laku yang umum dilakukan di masyarakat. Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, yaitu 1) Bagaimana aktivitas pengasuhan anak oleh orang di lingkungan keluarganya?, 2) Bagaimana merumuskan konsep penciptaan karya grafis?, 3) Bagaimana menentukan medium dan teknik yang dapat mendukung visualisasi karya grafis berdasarkan tema mengasuh anak? Tujuan Penulisan ini adalah 1) Mendiskripsikan aktivitas pengasuhan anak oleh orang di lingkungan keluarganya, 2) Merumuskan konsep penciptaan karya grafis, 3) Menentukan medium dan teknik yang dapat mendukung visualisasi karya seni grafis. Dengan pengalaman serta kemampuan yang dimiliki, penulis mencoba menvisualisasikan aktivitas mengasuh anak ke dalam karya seni grafis dengan teknik cetak dalam atau drypoint. Diharapkan karya ini dapat dinikmati oleh semua yang melihatnya, serta para pengamat seni dan pecinta seni. Dan semoga karya ini mampu memberikan wacana baru untuk semuanya.

(14)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Anak merupakan bagian terpenting dari sebuah keluarga. Anak juga merupakan aset atau calon penerus kehidupan keluarga. Menyadari betapa pentingnya keberadaan anak di dalam kehidupan keluarga, maka banyak orang tua berusaha semaksimal mungkin mengasuh serta membesarkan anaknya dengan sebaik-baiknya.

Dalam bukunya yang berjudul Meng-install Akhlak Anak, Bambang Trim menyatakan bahwa Ibnu Sina adalah tokoh ilmuwan Muslim yang tersohor di bidang kedokteran. Namun, ternyata Ibnu Sina juga menaruh perhatian terhadap pola pengasuhan anak. Lebih dari sepuluh abad yang lalu Ibnu Sina sudah mendengungkan pentingnya kesehatan moral, fisik, perilaku pada anak alias akhlak mulia.

Teramat menarik menelusuri mengamati tumbuh kembang anak dan melihat bagaimana seorang anak menjalani kehidupan di lingkungan keluarga. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan anak. Di lingkungan inilah anak paling banyak mendapatkan asupan kasih sayang, perhatian, pendidikan dan pengaruh dari anggota keluarga tersebut.

(15)

buku-commit to user

buku yang bersangkutan dengan masalah itu akan mengakibatkan kurang baik bagi perkembangan anak di masa kini dan di masa yang akan datang.

Profesionalitas bukan hanya urusan dalam berbisnis atau manajemen perusahaan, melainkan juga diperlukan dalam mengurus anak atau manajemen anak. Anak berperilaku baik adalah hasil pengasuhan dan pendidikan yang benar dari kedua orang tuanya. Orang tua pun memerlukan pengetahuan dan ketrampilan tentang pola asuh anak. Tentu jangan menganggap sepele apabila kita mengibaratkan anak sebagai aset masa depan, baik bagi keluarga, bangsa dan negara maupun bagi agama.

Tiada orang tua yang menginginkan anaknya berakhlak buruk. Anak yang diidam-idamkan adalah anak yang saleh dan berakhlak baik. Namun, ada orang tua menjadi berlebihan dalam memanjakan dan overprotective manakala menginginkan anaknya selalu berada dalam keadaan sehat, aman dan bahagia. Pada sisi lain, ada orang tua menghabiskan hari-harinya dengan pergi ke ladang sawah, bekerja, bercengkrama sesama para orang tua, keluarga dan lain-lain. Hal tersebut dapat menimbulkan rasa kecemasan, ketegangan, ketakutan dan hilangnya perhatian terhadap anak dan dapat merusak akhlak yang menyebabkan penyakit mental.

(16)

commit to user

B.

Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa identifikasi masalah yang diuraikan di atas, maka perlu ada batasan sehingga lebih fokus dan sistematis terhadap judul Tugas Akhir yang dibuat. Permasalahan yang akan dikaji dan diwujudkan dalam karya seni grafis adalah pengasuhan anak usia dini oleh orang di lingkungan keluarganya.

C.

Rumusan Masalah

Dalam penulisan ini penulis mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas pengasuhan anak oleh orang di lingkungan keluarganya? 2. Bagaimana merumuskan konsep penciptaan karya grafis?

3. Bagaimana menentukan medium dan teknik yang dapat mendukung visualisasi karya grafis berdasarkan tema mengasuh anak?

D.

Tujuan Masalah

Tujuan dalam penulisan ini:

1. Mendiskripsikan aktivitas pengasuhan anak oleh orang di lingkungan keluarganya.

2. Merumuskan konsep penciptaan karya grafis.

(17)

commit to user

E.

Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk panduan dalam pembuatan karya.

2. Untuk menjelaskan dan mempertanggung jawabkan pembuatan karya.

(18)

commit to user merawat, mendidik, mengajar dan melatih. Namun, jika diperhatikan lebih seksama, antar kata saling bersinonim dan mempunyai perbedaan, khususnya pada penerapannya dalam konteks.

Kata mengasuh lebih condong pada menjaga dan memelihara bayi atau anak kecil. Kata mendidik mempunyai makna yang lebih luas daripada kata-kata yang lain, sehingga penggunaannya dalam konteks juga bisa lebih luas, yang bermakna melakukan upaya untuk mengubah sikap, tata laku, dan pengetahuan seseorang. Bandingkan dengan kata mengajar dan melatih. Kata mengajar lebih mengacu pada transfer ilmu dari guru ke murid melalui lisan, sedangkan melatih lebih mengacu pada pembelajaran yang dilakukan dengan perbuatan. (http://www.ardiyanti-ayu.blogspot.com/. Diakses pada Minggu, 27 Februari 2011, pukul 17.00 WIB)

Mengasuh banyak diartikan sebagai usaha dalam mendidik anak. Orang tua sebagai pendidik memilih pola asuh yang sesuai dalam mempengaruhi perkembangan anak, serta membimbingnya kepada kehidupan yang layak dan bermartabat. Proses pengasuhan selalu bersifat dinamis dalam mencari bentuk atau pola asuh yang lebih efektif dan baik. (Bambang Trim, 2008:10)

Mengasuh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia;

(19)

commit to user

orang atau negeri); 3 ki memimpin (mengepalai, menyelenggarakan) suatu badan kelembagaan; (Hasan Alwi, 2007:41)

Secara umum dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengasuhan adalah kegiatan dalam rangka mendidik, membimbing, mengarahkan anak, baik secara fisik maupun mental, keyakinan hidup, dan moral.

B. Pengertian Anak

Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.

Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan mental seseorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seseorang sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah "anak". (http://id.wikipedia.org/wiki/Anak/. Diakses pada Minggu, 27 Februari 2011, pukul 17.00 WIB)

Anak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

anak n 1 keturunan yang kedua; 2 manusia yang masih kecil; 3 binatang yang masih kecil; 4 pohon kecil yang tumbuh pada umbi atau rumpun tumbuh-tumbuhan yang besar; 5 orang yang berasal dari atau dilahirkan di (suatu negeri, daerah, dsb); 6 orang yang termasuk dalam suatu golongan pekerjaan (keluarga dsb); 7 bagian yang kecil (pada suatu benda); 8 yang lebih kecil dari pada yang lain; (Hasan Alwi, 2007:41)

(20)

commit to user

kemampuannya, karena pada dasarnya anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal.

John Locke mengemukakan bahwa anak merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Augustinus mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa. (Dyah Ayuningsih, 2010:11)

Freud berpendapat bahwa anak melewati fase-fase perkembangan, yaitu: 1) Fase oral : 0 sampai kira-kira 1 tahun

Fase ini aktivitas mulut merupakan sumber kenikmatan pokok yang berasal dari mulut.

2) Fase anal : 1 sampai kira-kira 3 tahun

Fase ini berpusat pada alat pembuangan kotoran. Pengeluaran kotoran menghilangkan sumber ketidak senangan dan menghasilkan rasa lega. 3) Fase falis : 3 sampai kira-kira 5 tahun

Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah organ terpenting dan perasa.

(21)

commit to user

Pada fase ini impuls-impuls cenderung berada pada kondisi tertekan. Anak secara relatif lebih mudah dididik daripada fase-fase sebelum dan sesudahnya.

5) Fase pubertas : 12 sampai kira-kira 20 tahun

Pada fase ini impuls-impuls menonjol kembali. Kegiatan ini jika dapat disublimasikan maka seorang anak akan sampai pada fase kematangan. 6) Fase genital : 20 tahun keatas

Pada fase ini seorang telah sampai pada fase dewasa. (Agus Sujanto, 2004:63)

Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling penting untuk kehidupannya. Karena masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Masa inilah sebagai golden age yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi kondisi anak usia dini. Secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor bawaan

Adalah faktor yang diturunkan dari kedua orang tuanya, baik yang bersifat fisik maupun psikis.

2) Faktor lingkungan

(22)

commit to user

Perkembangan masa anak adalah belajar berjalan, belajar mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet training, belajar membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar membedakan baik dan buruk.

Menurut Havighurst dalam bukunya Hurlock yang berjudul Psikologi Perkembangan, tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal,

yaitu : kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya. Tugas-tugas perkembangan anak usia 0-6 tahun adalah sebagai berikut:

1) Belajar memfungsikan visual motoriknya secara sederhana. 2) Belajar memakan makanan padat.

3) Belajar bahasa. 4) Kontrol badan.

5) Mengenali realita sosial atau fisiknya.

6) Belajar melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara dan lainnya.

7) Belajar membedakan benar atau salah serta membentuk nurani.

Menurut Havighurst tugas perkembangan pada masa anak-anak adalah sebagai berikut:

(23)

commit to user

2) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.

3) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya. 4) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.

5) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.

6) Pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. 7) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan

nilai.

8) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.

9) Mencapai kebebasan pribadi.

Perkembangan seorang anak seperti yang telah banyak terurai di atas, tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik saja tetapi juga pada perkembangan mental, sosial dan emosional. Tugas-tugas pada masa setiap perkembangan adalah satu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam hidup seseorang, dimana keterbatasan dalam menyelesaikan tugas ini menimbulkan perasaan bahagia serta keberhasilan pada tugas berikutnya, sedangkan kegagalan akan menimbulkan ketidak bahagiaan dan kesulitan atau hambatan dalam menyelesaikan tugas berikutnya. (Elizabeth Hurluck, 1990)

Anak menurut UU no 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yaitu

(24)

commit to user

serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya

anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera”

C. Mengasuh Anak

Seperti yang dikutip dari penjelasan diatas, maka mengasuh anak adalah sikap seseorang dalam berinteraksi dengan anak. Interaksi yang dilakukan antara lain mendidik, membimbing, serta mengajarkan tingkah laku yang umum dilakukan di masyarakat.

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Pengasuhan anggota keluarga penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi yang sehat dan berakhlak baik. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh HR Bukhari dan Muslim: “Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci. Ayah dan ibunyalah kelak yang menjadikannya

Yahudi, Nasrani, atau Majusi (penyembah api berhala)”. (HR Bukhari Muslim)

(25)

commit to user

penuh konflik dapat menciptakan masalah kesehatan mental anak. (Syamsu Yusuf, 2002:38)

Kasih sayang berbeda pengertian dengan kemanjaan. Kasih sayang yang berlebihan tidak identik dengan kemanjaan. Kemanjaan adalah kasih sayang yang menyimpang sehingga akhirnya menumbuhkan penyakit hati. Kemanjaan ini bisa dalam bentuk memberikan kelonggaran dan kelapangan yang tidak semestinya kepada anak dengan alasan sayang. (Bambang Trim, 2008:15)

Metode yang dipilih orang tua sebagai metode pengasuhan anak, yaitu permisif, otoriter dan otoritatif

Tipe-tipe pola mengasuh orang tua kepada anak: 1) Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, terbiasa memukul, berkata kotor dan sebagainya.

Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa.

(26)

commit to user

buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa.

2) Pola Asuh Otoriter dan tertekan, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Namun di balik itu biasanya anak hasil didikan ortu otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.

3) Pola Asuh Otoritatif

(27)

commit to user

yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya.

Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatif akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain. (http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-mendidik-mengasuh-anak-yang-baik. Diakses pada Jum’at, 4 Maret 2011, pukul 19.00 WIB)

Tingkah laku orang tua selalu menjadi tolak ukur anak dalam proses pendidikan dalam keluarga. Anak akan meniru orang tua dalam bersikap dan berperilaku, baik disadari ataupun tidak. Kecenderungan seorang anak menirukan segala sesuatu yang muncul dari prilaku orang tua disebabkan karena mereka memiliki keinginan yang kuat untuk tumbuh berkembang menjadi seperti ibu dan ayahnya. Tidak jarang kita jumpai orang tua melarang anaknya bertindak agresif, namun disadari atau tidak disadari orang tua tersebut melakukan tindakan tersebut.

Hubungan orang tua dengan anak dipengaruhi persepsi anak terhadap pengasuhan yang dialami dan masukan terhadap motivasi hukuman dari orang tua. Semakin otoriter pengasuhan anak, semakin mendendam anak itu dan semakin besar kemungkinan anak akan senang melawan dan tidak patuh secara sengaja. (Elizabeth Hurluck, 1990:205)

(28)

commit to user

dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan. (Syamsu Yusuf, 2002:172)

Menganggap dunia anak adalah dunia bermain, orang tua sering tidak tanggap soal mainan yang cocok untuk anak dan memberi keleluasaan terhadap permainan yang justru membahayakan. Mainan seperti play station yang berformat perang atau berbau kekerasan akan memberikan efek berbahaya untuk pikiran, kesehatan dan kehidupan sosial anak.

Sama halnya permainan yang perlu adanya batasan, makanan juga perlu adanya batasan supaya tidak menjadi berlebihan.

Penyakit obesitas adalah penyakit kegemukan yang disebabkan perilaku makan yang berlebihan. Orang tua menganggap anaknya yang berbadan gemuk atau subur sebagai ciri kesehatan dan kemakmuran. Padahal, kegemukan memperbesar risiko kematian pada anak akibat penyempitan pembuluh darah. (Bambang Trim, 2008:52-53)

Anak sebelum dapat bertanggung jawab sendiri, masih sangat menggantungkan diri, meminta isi, bekal, cara bertindak terhadap sesuatu, cara berfikir, dsb kepada orang tuanya. Sebagian besar hidup si anak berada di bawah asuhan dan bergantung kepada si ibu. Inilah sebabnya dikatakan Surga anak adalah di telapak kaki ibu, yang artinya sebagian dari perilaku anak ditentukan oleh ibu. Besar pengaruhnya perilaku ibu terhadap perkembangan pribadi anak.

(29)

commit to user

D. Seni dan Ekspresi

Seni rupa sebagai cabang atau bagian dari seni pada umumnya, diartikan sebagai suatu cabang seni yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia lewat objek-objek dua atau tiga dimensional yang memerlukan ruang dan waktu (P. Mulyadi, 1994:7).

Secara teoritis seni juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu seni murni atau Fine Art dan seni yang dimanfaatkan untuk macam-macam kepentingan atau Apllied Art. Seni murni adalah apabila di dalam penciptaannya si seniman hanya terikat oleh persyaratan yang ada di dalam seni itu sendiri, dan tidak harus terikat oleh misalnya gaya yang disenangi masyarakat, ditempatkan dimana dan sebagainya. Sedang Applied Art atau seni terapan ialah seni yang selain bentuknya harus indah juga masih harus mengingat persyaratan yang berkaitan dengan unsur pemakaiannya; misalnya rumah harus nyaman ditempati, kursi harus sesuai dengan tujuannya. (P. Mulyadi, 1994:7).

Seni Murni juga disebut seni ekspresif atau estetis, yang fungsi utamanya mengkomunikasikan pengalaman estetis penciptanya kepada penikmat seni agar mereka memperoleh pengalaman yang sama dengan penciptanya. Sebagai media ekspresi, seni murni dapat menumbuhkan rasa senang, rasa haru, dan empati yang ditimbulkan karena adanya keterpaduan dari unsur-unsur bentuk yang menunjang wujud utuh dari suatu karya. (Nooryan Bahari, 2008:81)

Ekspresi itu sendiri adalah pengungkapan atau proses menyatakan (maksud, gagasan, perasaan) dalam bentuk nyata. (Mikke Susanto, 2002:35)

(30)

commit to user

dipakai berbeda-beda. Sejauh ini, dari berbagai pernyataan tentang seni mengarah pada persoalan kesanggupan akal manusia baik berupa kegiatan rohani maupun jasmani untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai artistik dan menggugah persoalan orang lain. (Mikke Susanto, 2002:101)

Dengan demikian seni merupakan suatu kegiatan merancang sesuatu untuk menjadi sebuah karya seni dengan melibatkan pengalaman dan pengamatan serta ungkapan perasaan supaya orang lain dapat merasakan apa yang dirasakan melalui karya seni.

E. Komponen Seni dan Unsur Seni

Komponen seni dalam proses penciptaan seni sebagai landasan berkarya. Komponen seni tersebut meliputi: Subject matter, isi dan bentuk.

1. Subject matter

Subject Matter dalam seni adalah sesuatu persoalan yang akan diungkap

(31)

commit to user

Subject matter dalam seni berasal dari kesatuan kualitatif hasil

pengolahan batiniah seniman terhadap hal-hal atau apa saja yang ideal. Waktu dan kondisi lingkungan beserta situasi psikis seniman sangat menentukan tempatnya subject matter dan karya. (Suryo Suradjijo, 2000:66)

2. Isi atau arti

Isi disebut sebagai kualitas atau arti, yang ada dalam suatu karya seni. Isi juga dimaksudkan sebagai final statement, mood atau pengalaman penghayat, isi merupakan arti yang essential daripada bentuk, dan seringkali dinyatakan sebagai sejenis emosi, aktifitas intelektual atau assosiasi yang kita lakukan terhadap suatu karya seni. Apabila ada suatu usaha untuk menganalisa mengapa bentuk dari suatu karya menimbulkan emosi atau ekspresi terhadap kita, atau menstimulir aktifitas intelektual penghayatnya, sebenarnya kita sedang berhadapan dengan isi atau arti. (P. Mulyadi, 1994:16-17)

3. Bentuk

(32)

commit to user

Unsur-unsur rupa tersebut diatas meliputi: a. Garis

Garis dimulai dari sebuah titik, merupakan jejak yang ditimbulkan oleh titik-titik yang digerakkan atau merupakan sederetan titik yang berhimpit dan juga merupakan suatu goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang atau pita. (Arfial Arsad Hakim, 1997:42)

Garis dimulai dari sebuah titik merupakan jejak yang ditimbulkan oleh titik-titik yang digerakan atau merupakan sederetan titik-titik yang berhimpit. Juga merupakan goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang atau pita. Wujud suatu garis terdiri dari garis aktual atau garis formal (grafis, tergambar, sungguh, nyata, kongkrit) dan garis ilusif atau sugestif (khayal, semu). (Mikke Susanto, 2002:43)

1) Garis aktual atau garis formal.

Garis dengan pola-pola terukur, dimana diperlukan alat misalnya mistar atau penggaris, jangka, untuk mendapatkan kesempurnaan dari garis terukur (geometris itu) garis-garis itu misalnya garis lurus, garis lengkung, garis bergelombang dan garis patah-patah

2) Garis ilusif atau sugesti.

(33)

commit to user

merupakan pembatas suatu bentuk, ruang, massa atau warna. (Arfial Arsad Hakim, 1997:35)

b. Shape atau bidang.

Shape adalah suatu bidang yang terbatas baik secara teratur atau

tidak dibatasi oleh garis ataupun warna. (P. Mulyadi, 1994:6)

Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interprestasi tertentu. Karya jenis ini menggambarkan alam tanpa illusi, artinya cara mengungkapkannya lebih bertolak pada ketajaman pengamatan kita. Karya jenis ini betul-betul apa adanya, tetapi ada juga pengertian bahwa realis adalah mencerminkan keadaan sesungguhnya. Dalam penampilannya kadang-kadang keadaan yang dilukiskan dipertajam. (P. Mulyadi, 1994:51)

c. Warna.

Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda-benda yang dikenainya; corak rupa. Peranan warna sangat dominan pada karya seni rupa, hal ini dapat dikaitkan dengan upaya menyatakan gerak, jarak, tegangan, deskripsi alam, ruang, bentuk, ekspresi atau makna simbolik dan justru dalam kaitan yang beraneka ragam. (Mikke Susanto, 2002:113)

(34)

commit to user

Dalam bidang seni, warna bisa jadi warna langsung menggunakan proyeksi cahaya, dan warna yang melalui refleksi atau pantulan cahaya. Ada dua macam cara pemunculan dari warna bukan warna cahaya. Pertama, pemunculan secara fisik (campuran fisik) seperti warna cat (pigmen). Berikutnya dalah percampuran warna melalui system optik, dimana perbedaan suatu warna terjadi pada retina mata yang terlihat. (Arfial Arsad Hakim, 1997:89).

Warna dapat dibedakan dalam dua pengertian, warna sebagai fenomena dan warna sebagai bahan yang berasal dari pigmen warna. Warna merupakan salah satu unsur ekspresif karena kualitasnya begitu mempesona langsung kepada emosi penghayatnya. (Suryo Suradjijo, 2000:73)

d. Tekstur.

Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda atau bidang, yang memberi karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut, apakah permukaannya halus, sedang atau kasar. Tekstur dibedakan menjadi dua:

1) Tekstur nyata (tekstur aktual)

(35)

commit to user

2) Tekstur Semu (simulated texture=seolah-olah)

Misalkan kita menciptakan atau membuat tekstur dengan menggunakan suatu alat tertentu misalnya cat dengan kanvas, lalu hasil yang kita dapatkan terlihat seolah-olah permukaan itu sangat kasar atau mungkin sangat licin atau seakan-akan terdiri dari serat-serat dan sebagainya. Padahal jika kita raba yang kita rasakan hanya kehalusan permukaan kertas atau bidang gambar tertentu. Di sini tekstur yang hadir bersifat semu. Ia hadir dalam imajinasi visual. Sebagai contoh dari tekstur semu ini adalah diketemukan bermacam-macam tekstur buatan yang diciptakan dengan berbagai tekhnik-tekhnik arsir, titik-titik, cap dan lain-lain. (Arfial Arsad Hakim, 1997:100-101).

F. Seni Grafis

Seni rupa mempunyai beberapa cabang seni, salah satunya adalah seni grafis. Seni grafis berasal dari bahasa Yunani, yaitu grafos yang artinya tulisan atau gambar yang dibuat dengan jalan menggoreskan benda tajam di atas lempengan batu atau logam. Pada perkembangannya bekas goresan pada batu kali diisi dengan tinta untuk dicetak pada kertas karena dapat dipakai untuk menggandakan.

(36)

commit to user

kaitannya dengan masalah cetak-mencetak. Suatu usaha untuk memperbanyak karya. (P. Mulyadi, 1994:8)

Proses pembuatan karya seni grafis menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, kecuali pada teknik Monotype. Tiap salinan karya dikenal sebagai edisi cetakan. Lukisan atau drawing, di sisi lain menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, bahan yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa, mika digunakan untuk drypoint, batu digunakan untuk

litografi, papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain

yang digunakan dalam karya seni ini.

Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.

G. Drypoint

Cetak dalam adalah suatu teknik cetak dimana garis atau bidang cetakannya berada pada permukaan klise yang lebih rendah. Garis atau bidang cetak tersebut dipersiapkan sebagai garis atau bidang yang dapat diisi tinta untuk dipindahkan keatas permukaan kertas. (Rusmadi, 1988:24)

Drypoint adalah suatu pariasi dari engraving, dimana garis-garis yang

(37)

commit to user

(38)

commit to user merupakan makhluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya. Anak juga merupakan pribadi yang masih bersih dan sangat peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungannya. Rangsangan yang didapat banyak berasal dari lingkungan keluarga, karena di lingkungan inilah anak menghabiskan waktu-waktu kesehariannya.

Pengasuhan anak memiliki keunikan sendiri. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyoroti tentang pengasuhan anak di lingkungan keluarga. Seorang anak tentunya tidak dapat langsung mengenal dan memahami alam sekitar. Keluarga sebagai komunitas pertama memiliki peran penting dalam pembangunan mental dan karakteristik sang anak. Di dalam keluarga, anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dengan demikian pola asuh yang diterapkan orang tua dalam keluarganya memegang peranan penting bagi proses interaksi anak di lingkungan masyarakat kelak.

(39)

commit to user

cikal bakal menjadi penyumbang kerusakan kehidupan sosial dan sampah-sampah masyarakat yang menyedihkan.

Tingkah laku orang tua selalu menjadi tolak ukur anak dalam proses pendidikan dalam keluarga. Anak akan meniru orang tua dalam bersikap dan berperilaku, baik hal tersebut mereka sadari atau tidak disadari. Semenjak dilahirkan ke dunia, anak akan meniru perilaku orang tua dan orang di sekelilingnya. Kecenderungan seorang anak menirukan segala sesuatu yang muncul dari perilaku orang tua disebabkan karena mereka memiliki keinginan yang kuat untuk tumbuh berkembang menjadi seperti ibu dan ayahnya. Tidak jarang kita jumpai orang tua yang melarang anaknya bertindak agresif, namun tidak disadari orang tua tersebut melakukannya sehingga tidak menutup kemungkinan anak itu melakukan tindakan yang sama pada teman atau pun anggota keluarga lainnya.

Dalam keluarga, seorang anak akan mendapati hal-hal yang tidak didapati di lingkungan masyarakat, seperti perhatian yang penuh, kasih sayang kedua orang tua, kenyamanan, keceriaan, terpenuhi kebutuhan jasmani dan rohani dan banyak hal lain lagi. Keluarga menjadi motor penggerak keberhasilan anak dalam mencapai inspirasi pergaulannya dengan teman-temannya serta lingkungan masyarakat sekitar.

(40)

commit to user

dalam bidang prestasi, tugas maupun kewajibannya. Rasa keterpaksaan itu akan mengakibatkan timbulnya rasa malas dan mematikan rasa kesadaran diri dalam berbuat. Banyak kita dapati seorang anak takut gagal dalam berprestasi, sebab dampak yang akan didapati dari kegagalannya berupa hukuman maupun siksaan dari orang tuannya.

Penulis menuangkan ide tentang mengasuh anak khususnya di lingkungan keluarga ke dalam karya seni grafis, penulis menggunakan teknik drypoint. Dengan teknik ini penulis merasakan transfer emosi ketika dituangkan ke dalam karya lebih mudah tersampaikan, selain itu penulis sangat menyukai kekhasan dari garis-garis sebagai penegas yang merupakan pengambaran dari figur yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dan tekstur yang dimunculkan dalam bidang cetakan ketika menggunakan teknik drypoint ini.

B.

Implementasi Visual

1. Konsep Bentuk

Melalui proses pengamatan, perenungan serta pemikiran yang matang, maka mendorong penulis untuk mengekspresikan ke dalam bentuk figur atau obyek manusia baik anak-anak maupun dewasa sebagai figur utama. Penulis menggunakan foto dan sketsa langsung untuk mendapatkan sebuah gambar, serta mendapatkan dari majalah, surat kabar dan internet yang kemudian dituangkan ke dalam karya.

(41)

commit to user

Bentuk yang realis dipilih penulis karena dapat mempresentasikan tema yang dikerjakan dalam pembuatan karya. Penulis pada karya memunculkan wujud garis yaitu garis formal dengan bermacam-macam bentuk, karakater atau sifat garis. Garis ilusif (khayali, semu) juga dimunculkan dalam karya ini, yang merupakan pembatas suatu bentuk, ruang, massa atau warna. Garis-garis dimunculkan sebagai penegas yang merupakan pengambaran dari figur yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Disamping penggambaran yang realis, juga dilengkapi gambaran ornamen-ornamen berupa garis-garis. Figur anak-anak dan orang dewasa juga sangat sederhana dan tidak begitu rumit. Secara keseluruhan background dari karya tersebut memainkan bidang-bidang dengan garis-garis sehingga kesan realis hanya pada figur utama saja.

Sedangkan pada proses pewarnaan, secara keseluruhan warna yang digunakan dalam karya Tugas Akhir ini adalah warna hitam, adapun warna putih dianggap sebagai warna dasar yang didapat dari warna kertas. Warna-warna pada karya-karya ini sebagai penegas untuk menyatakan suasana pengasuhan anak. Penggunaan warna disini hanya memainkan dua warna yang dihasilkan.

2. Medium

(42)

commit to user

Gambar 1. Akrilik, kertas dan tinta cat. Foto dokumentasi, 2012.

Pada karya grafis ini penulis menggunakan kertas concord dan tinta cetak. Medium yang digunakan sebagai acuan cetakan pada pengerjaan drypoint ini adalah plat mika plastik yang diberi tinta cetak kemudian dicetak

di atas kertas. 3. Teknik

Penulis memilih menggunakan teknik drypoint. Selain prosesnya cepat, penulis juga lebih menguasai teknik tersebut. Penulis lebih cocok menggunakan teknik drypoint sesuai dengan karakter karya yang akan dibuat, dan juga cenderung mendalami drypoint diantara sekian banyak teknik yang ada pada seni grafis.

Pemanfaatan teknik gores dengan tangan menggunakan satu alat pokok yaitu alat berupa jarum dan paku yang dalam seni grafis alat ini disebut needle. Penulis menggunakan bahan mika maka alat torehnya adalah alat

(43)

commit to user

Gambar 2. Alat menggambar dan peralatan cetak. Foto dokumentasi, 2012.

Bahan-bahan dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan karya drypoint inipun juga mudah didapat. Bahan yang digunakan adalah kertas

concord, mika akrilik, cat tinta dan pengencer cat minyak tanah. Sedangkan

alat yang dibutuhkan dalam pembuatan karya drypoint adalah alat menggambar, mesin pres, kertas, jarum drypoint, minidril, amplas, mesin pres cetak sarung tangan, dan skrap.

Gambar 3. Mesin pres. Foto dokumentasi, 2012.

(44)

commit to user

Gambar 4. Skets di kertas dan di akrilik. Foto dokumentasi, 2012.

Sesudah acuan cetak digambari, maka dilanjutkan dengan proses penorehan atau goresan di bagian belakang acuan cetak yang digambar, supaya hasil cetakan tidak terbalik. Penggoresan menggunakan alat gores berupa paku, alat minidrill dan amplas hingga mendapatkan kedalaman yang diinginkan. Apabila diinginkan adanya gradasi maka proses goresan diulang hingga mendapatkan kedalaman yang sekiraya sudah dapat untuk mencetak gradasi warna.

Gambar 5. Penggoresan atau melukai akrilik dengan jarum dan alat gores minidril. Foto dokumentasi, 2012.

(45)

commit to user

Gambar 6. Memasukkan dan membersihkan tinta di permukaan acuan cetak (akrilik) Foto dokumentasi difoto oleh Paijo, 2012.

Sebelum tinta cetak dimasukkan ke dalam acuan cetak, terlebih dahulu tinta cetak harus diencerkan, disini penulis menggunakan pengencer minyak tanah, supaya tinta cetak encer dan tidak mudah kering ketika masih dalam proses pemasukan warna ke dalam acuan cetak, sehingga saat dicetak tinta cetak bisa terserap semua pada kertas cetak, dan saat membersihkan acuan juga tidak mengalami kesulitan yang dikarenakan masih ada tinta cetak yang tertinggal di acuan cetak.

Sebelum acuan dicetak pada kertas cetak, kertas tersebut harus dibasahi dahulu secara merata ke seluruh permukaan, tunggu hingga kertasnya agak kering atau lembab saja, karena jika kertas yang masih basah kuyup langsung dicetak, akan menyebabkan robeknya kertas cetakan itu sendiri. Setelah dirasa kelembabannya cukup, baru dilakukan proses pencetakan.

(46)

commit to user

Plat mika plastik diletakkan di bawah kertas cetak, lalu tutup kertas cetak dan plat mika plastik tersebut dengan menggunakan bahan yang empuk, bisa dengan menggunakan perlak busa, sehingga kertas tidak rusak sewaktu proses pengepresan pencetakan karyanya.

Gambar 8. Pengepresan dan mengangkat kertas dari acuan cetak. Foto dokumentasi difoto oleh paijo, 2012

Setelah proses pencetakan selesai, ulangi lagi pencetakan tersebut sampai mendapatkan hasil cetakan yang dinginkan.

Gambar 9. Acuan setelah pencetakan dan hasil cetakan. Foto dokumentasi, 2012

(47)

commit to user

4. Diskripsi Karya

Gambar 10. Karya dengan judul menimang nimang. Foto dokumentasi, 2012.

Karya pertama dengan judul Menimang-nimang, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas, penulis lebih menekankan pada teknik gelap terang pada karya ini.

Karya ini terdapat figur seorang ibu sedang menimang anaknya dengan mengangkatnya ke atas dan ada empat anak sedang duduk dimana matanya tertuju pada seorang ibu yang sedang menimang anaknya.

Background pada karya ini berupa dinding polos dan tekstur garis yang

(48)

commit to user

mempresentasikan sebuah bidang atau bentuk seperti pada gambar baju, dinding dan lantai.

Penyusunan objek dan figur dalam penciptaan karya di atas, penulis memegang unsur desain untuk menciptakan karya kesatuan yang harmonis, dan tentunya dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah seni.

Penempatan objek tersusun secara vertikal dan horisontal, figur empat anak yang sedang duduk tersusun sejajar secara horisontal sedangkan objek perempuan dan anak yang terlihat diangkat tersusun secara vertikal berada di atas dan di bawah, objek yang dihadirkan dalam karya tersebut menciptakan suatu bentuk kesatuan yang saling berhubungan dan keseimbangan, dari penempatan objek dan figur secara vertikal maupun horisontal untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis.

(49)

commit to user

Gambar 11. Karya dengan judul berebut mainan. Foto dokumentasi, 2012.

Karya kedua dengan judul Berebut Mainan, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas.

Pada karya ini terdapat figur dua anak laki-laki dan seorang ibu, pada salah satu anak laki-laki ditangan kanannya memegang mainan berbentuk palu dan tangan kirinya meraih mainan yang ada di meja. Figur anak laki-laki yang satunya memegang ketapel di tangan kirinya, dan terdapat figur seorang ibu yang berada diantara kedua figur anak laki-laki terebut.

(50)

commit to user

memegang unsur desain untuk menciptakan karya kesatuan yang harmonis, dan tentunya dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah seni.

Pada karya ini terdapat tekstur dengan karakter yang berbeda-beda pada setiap objek. Seperti karakter pada kain, kulit, dan meja yang kesemuanya memiliki karakter tekstur yang berbeda untuk mencitrakan visual benda tersebut.

Pada karya ini terdapat garis (out line) sebagai pembatas suatu bentuk, ruang seperti pada figur, meja dan background. Dalam background terdapat garis-garis yang tidak beraturan berfungsi sebagai pendukung visualisasi di dalam karya tersebut.

Gambar 12. Karya dengan judul aku, adik dan ibu. Foto dokumentasi, 2012.

(51)

commit to user

macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas. Penulis lebih menekankan pada teknik gelap terang pada karya ini.

Karya ini terdapat figur anak dan ibu. Seorang anak yang sedang duduk menutupi wajahnya dengan tangan dan seorang ibu yang sedang membacakan dongeng kepada anak perempuan.

Penempatan objek gambar tersusun secara horisontal di kanan dan di kiri bidang gambar, penempatan objek dan figur pada karya tersebut menciptakan suatu bentuk kesatuan yang saling berhubungan dan keseimbangan untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis. Penyusunan objek dan figur dalam penciptaan karya diatas terdapat unsur desain untuk menciptakan karya kesatuan yang harmonis.

(52)

commit to user

Gambar 13. Karya dengan judul bermain bersama. Foto dokumentasi, 2012.

Karya keempat dengan judul Bermain Bersama, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini menggunakan warna hitam

dan putih, warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas.

Pada karya ini terdapat sosok figur ibu dan anak, figur ibu berada pada posisi tengkurap yang di depannya terdapat figur anak yang sedang duduk dan terdapat tiga buah mainan berbentuk balok.

(53)

commit to user

Gambar 14. Karya dengan judul mendengarkan. Foto dokumentasi, 2012.

Karya kelima dengan judul Mendengarkan, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini menggunakan warna hitam dan putih, warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas.

Pada karya keempat ini terdapat anak yang sedang berdiri dan figur seorang ibu digambarkan tangan figur ibu tersebut sedang menunjuk. Pada karya terdapat background garis samar-samar yang memvisualisasikan tiga figur anak Dari ketiga figur tersebut merupakan suatu bentuk repetisi. Figur tersebut mencitrakan seorang anak yang sedang mendengarkan sambil mengangkat sebelah tangannya berada di belakang telinga.

(54)

commit to user

sejajar secara horisontal dan berukuran dari kecil menjadi membesar, sedangkan objek perempuan dewasa dan anak perempuan berada di depan dan di kanan kiri bidang gambar, dari penempatan figur tersebut untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis.

Gambar 15. Karya dengan judul saling tunjuk. Foto dokumentasi, 2012.

Karya enam dengan judul Saling Tunjuk, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas.

(55)

commit to user

saling mengangkat tangan dan terlihat saling menunjukkan jari. Terdapat figur seorang anak laki-laki pada karya di atas yang terlihat berada di belakang yang terlihat membelakangi kedua objek sebelumnya, figur anak laki-laki tersebut menghadap pada sebuah dinding, pada dinding tersebut terdapat sebuah gambar pemandangan berupa seorang ayah, ibu, dan anak yang saling bergandengan tangan dengan latar belakang gambar sebuah taman dan terdapat objek rumah, tanaman serta visualisasi matahari yang bersinar.

Figur dan objek yang dihadirkan dalam karya tersebut menciptakan suatu bentuk kesatuan yang saling berhubungan serta memunculkan keseimbangan, penulis menempatkan objek dan figur tersebut untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis.

(56)

commit to user

Gambar 16. Karya dengan judul ayah ibu bekerja. Foto dokumentasi, 2012.

Karya ketujuh dengan judul Ayah Ibu Bekerja, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu

macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas, pada karya ini penulis lebih menekankan pada garis.

(57)

commit to user

Pada karya ini terdapat tekstur dengan karakter yang berbeda-beda pada setiap objek. Seperti karakter pada kain, kulit, dinding, dan pada objek-objek gambar tertentu, yang kesemuanya memiliki karakter tekstur yang berbeda untuk mencitrakan visual benda tersebut.

Figur dan objek yang dihadirkan dalam karya tersebut menciptakan suatu bentuk kesatuan yang saling berhubungan serta memunculkan keseimbangan, penulis menempatkan objek dan figur tersebut untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis.

Gambar 17. Karya dengan judul da..da..ayah. Foto dokumentasi, 2012.

(58)

commit to user

macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas.

Pada karya ini terdapat figur seorang anak, seorang ibu yang menggendong anak tersebut, dan objek tubuh gambar seorang ayah yang terlihat sedang berjalan dan membawa tas di tangan kirinya. Terdapat berbagai objek mainan yang terletak di depan gambar perempuan dan anak tersebut, seperi mainan bola, beberapa buku dan mainan balok yang tersusun dan beberapa mainan lainnya.

Pada background gambar di atas berupa garis lengkung bergelombang yang mengikuti bentuk gambar objek tertentu, Pada karya ini terdapat tekstur dengan karakter yang berbeda-beda pada setiap objek. Seperti karakter pada kain, kulit, dinding, dan pada objek-objek gambar tertentu, yang kesemuanya memiliki karakter tekstur yang berbeda untuk mencitrakan visual benda tersebut.

(59)

commit to user

Gambar 18. Karya dengan judul nonton tv. Foto dokumentasi, 2012.

Karya kesembilan dengan judul Nonton TV, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas.

Pada karya ini terdapat beberapa figur dan objek diantaranya figur seorang anak balita laki-laki yang sedang merangkak, di depan balita tersebut terdapat objek televisi yang berada di atas meja. Dan ada figur seorang anak perempuan yang duduk di atas kursi balok yang sedang memegang remote televisi, anak perempuan tersebut berada di belakang figur balita. Terdapat figur ayah dan ibu terlihat sedang duduk di sofa dan berada pada bidang gambar paling belakang di antara objek dan figur lainnya.

(60)

commit to user

pada kain, kulit, kursi, meja, dan pada objek-objek gambar tertentu, yang kesemuanya memiliki karakter tekstur yang berbeda untuk mencitrakan visual benda tersebut.

Figur dan objek yang dihadirkan dalam karya tersebut menciptakan suatu bentuk kesatuan yang saling berhubungan serta memunculkan keseimbangan, penulis menempatkan objek dan figur tersebut untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis.

Gambar 19. Karya dengan judul belajar hemat. Foto dokumentasi, 2012.

Karya kesepuluh dengan judul Belajar Hemat, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu

(61)

commit to user

Pada karya ini terdapat beberapa figur dan objek seperti, anak laki-laki yang berada di tengah antara figur seorang ibu dikanannya dan seorang anak perempuan yang berada di kiri anak laki-laki tersebut, ketiga figur tesebut berada di belakang objek meja dan di atas meja tersebut terdapat sebuah objek celengan yang berbentuk seekor babi dan beberapa uang recehan. Dari ketiga figur ibu, anak perempuan, dan anak laki-laki tersebut, ketiganya terlihat sedang memasukkan uang recehan yang berada di atas meja ke dalam celengan babi, dan ada beberapa objek lain yang terdapat di atas meja tersebut, yaitu berupa dua buah tas belanjaan serta belanjaan yang telah dikeluarkan dari tas berupa sepatu wanita yang diletakkan di atas box, objek-objek tersebut berada di sebelah figur ibu.

Penempatan objek tersusun di setiap bidang gambar, penempatan objek dan figur pada karya tersebut menciptakan suatu bentuk kesatuan yang saling berhubungan untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis. Penyusunan objek dan figur dalam penciptaan karya diatas, penulis tetap memegang unsur desain untuk menciptakan karya kesatuan yang harmonis, dan tentunya dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah seni.

Pada karya ini terdapat tekstur dengan karakter yang berbeda-beda pada setiap objek. Seperti karakter pada kain, kulit, dan meja yang kesemuanya memiliki karakter tekstur yang berbeda untuk mencitrakan visual benda tersebut.

(62)

commit to user

garis-garis yang tidak beraturan berfungsi sebagai pendukung visualisasi di dalam karya tersebut.

Gambar 20. Karya dengan judul berjamaah. Foto dokumentasi, 2012.

Karya kesebelas dengan judul Berjamaah, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas.

(63)

commit to user

Penempatan objek dan figur pada karya tersebut menciptakan suatu bentuk kesatuan yang saling berhubungan untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis.

Pada karya ini terdapat tekstur dengan karakter yang berbeda-beda pada setiap objek. Seperti karakter pada kain, kulit, dan pada objek lainnya yang kesemuanya memiliki karakter tekstur yang berbeda untuk mencitrakan visual benda tersebut.

Penyusunan objek dan figur dalam penciptaan karya di atas, penulis tetap memegang unsur desain untuk menciptakan karya kesatuan yang harmonis, dan tentunya dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah seni.

Gambar 21. Karya dengan judul menyusui. Foto dokumentasi, 2012.

(64)

commit to user

Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu

macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas,

Pada karya ini terdapat figur seorang ibu yang sedang menyusui seorang bayi laki-laki. Pada background terdapat gambar samar-samar yang mencitrakan seorang bayi yang sedang menyusui, gambar pada background tersebut terlihat memenuhi bidang gambar, gambar visualisasi ibu yang sedang menyusui anaknya dan background seorang bayi yang sedang menyusui tersebut merupakan suatu visual yang saling mendukung antara satu dengan lainnya untuk memperkuat pencitraan dan visualisasi yang disampaikan penulis.

Pada karya ini terdapat tekstur dengan karakter yang berbeda-beda pada setiap objek. Setiap objek memiliki karakter tekstur yang berbeda untuk mencitrakan visual objek atau figur tersebut.

(65)

commit to user

Gambar 22. Karya dengan judul menyuapi. Foto dokumentasi, 2012.

Karya ketigabelas dengan judul Menyuapi, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas.

(66)

commit to user

terdapat gambar tangan yang sedang memegang es krim cup, gambar tangan selanjutnya memegang botol susu untuk bayi tersebut, kemudian di sebelahnya lagi terdapat gambar tangan yang sedang memegang permen, dan yang terakhir gambar tangan yang sedang memegang sendok yang berisi makanan seperti bakso. Dari visualisai tersebut penulis ingin mencitrakan tentang pencitraan seorang bayi yang disuapi.

Penempatan objek tersusun di setiap bidang gambar, penempatan objek dan figur pada karya tersebut menciptakan suatu bentuk kesatuan yang saling berhubungan untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis. Penyusunan objek dan figur dalam penciptaan karya di atas, penulis tetap memegang unsur desain untuk menciptakan karya kesatuan yang harmonis, dan tentunya dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah seni.

Pada karya ini terdapat tekstur dengan karakter yang berbeda-beda pada setiap objek. Seperti karakter pada kain, kulit, dan sendok, dan beberapa objek lainnya yang kesemuanya memiliki karakter tekstur yang berbeda untuk mencitrakan visual benda tersebut.

(67)

commit to user

Gambar 23. Karya dengan judul kecupan ibu. Foto dokumentasi, 2012.

Karya keempatbelas dengan judul Kecupan Ibu, karya ini merupakan karya seni grafis yang berukuran 30 X 40 cm dengan menggunakan teknik Drypoint di atas kertas concord. Dalam karya ini hanya menggunakan satu

macam warna yaitu warna hitam, dan warna putih dari karya ini berasal dari warna alami kertas.

(68)

commit to user

dengan lainnya untuk memperkuat pencitraan dan visualisasi yang disampaikan penulis.

Pada karya ini terdapat tekstur dengan karakter yang berbeda-beda pada setiap objek. Setiap objek memiliki karakter tekstur yang berbeda untuk mencitrakan visual objek atau figur tersebut.

Figur dan objek yang dihadirkan dalam karya tersebut menciptakan suatu bentuk kesatuan yang saling berhubungan serta memunculkan keseimbangan, penulis menempatkan objek dan figur tersebut untuk mendapatkan komposisi visual yang harmonis.

5. Penyajian

(69)

commit to user

56

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas yang menyangkut penulisan konsep Tugas Akhir sebagai dasar dalam menciptakan karya seni grafis maka dapat disimpulkan bahwa mengasuh anak adalah aktivitas seseorang dalam berinteraksi dengan anak. Interaksi yang dilakukan antara lain mendidik, membimbing, bermain, serta mengajarkan tingkah laku yang umum dilakukan di masyarakat. Anak akan meniru tingkah laku orang yang dilihatnya, sedangkan anak banyak menghabiskan waktu sehariannya di lingkungan keluarga, maka disinilah peran keluarga dalam pengasuhan anak sangat berpengaruh dan berdampak langsung pada perkembangan pribadi anak.

Perkembangan anak memiliki keunikan tersendiri, dijumpai tahapan atau fase dalam perkembangan anak, fase yang satu dengan fase yang lain selalu berhubungan dan mempengaruhi serta memiliki ciri yang relatif sama pada setiap anak. Perkembangan anak sangat ditentukan oleh orang tua dalam memilih pola asuh yang diterapkan kepada anak.

(70)

commit to user

memberikan pesan, pengetahuan dan wawasan seputar tentang pengasuhan anak bagi para pembaca dan penikmatnya.

B. Saran

Setelah melalui proses penciptaan karya Tugas Akhir ini, ada beberapa saran yang penulis berikan, antara lain :

1. Orang tua hendaklah dalam mengasuh anak menerapkan pola asuh yang terbaik bagi anak-anaknya.

2. Dalam mengangkat suatu tema pilihlah permasalahan yang sederhana dan sudah kita mengerti atau menguasai tema tersebut, dengan begitu kita lebih mudah untuk mengerucutkan pokok pikiran dan bisa mudah mengembangkan ide dan gagasan.

3. Gunakan gambar realis pada figur-figur manusia agar pesan yang disampaikan dapat cepat ditangkap atau dipahami oleh penikmat karya tersebut.

Gambar

Gambar 1. Akrilik, kertas dan tinta cat.
Gambar 3. Mesin pres.
Gambar 5. Penggoresan atau melukai akrilik dengan jarum dan alat gores minidril. Foto dokumentasi, 2012
Gambar 7. Melembabkan kertas dan meletakkan kertas di atas acuan cetak. commit to user Foto dokumentasi difoto oleh paijo, 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang ingin disampaikan dalam penciptaan karya seni grafis yang menggunakan objek burung hantu sebagai tema dalam pembuatan karya seni grafis adalah :1. Meningkatkan dan

Kesimpulan penulis, ikan hias air tawar adalah salah satu jenis binatang yang hidup di air tawar dengan motif, warna, bentuk yang menawan (menarik hati), dan bernafas

Berdasarkan uraian sebelumnya, seni grafis dapat dikatakan sebagai proses berkarya dua dimensi melalui tahap pencetakan warna gambar menjadi sebuah karya yang

(2) Bagaimana mewujudkan konsep tema bentuk, karakter dan perilaku burung Nuri ke dalam karya seni grafis dengan teknik cetak dalam.. Tujuan penulisan ini adalah (1) Merumuskan

ANAK SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. Program Studi Seni Rupa Murni. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Sebelas Maret. Tugas akhir ini menggambarkan

Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret. Tugas Akhir ini, mengungkapkan wujud gagasan penulis dalam bentuk karya cetak tinggi, yang

Kesimpulan penulis, ikan hias air tawar adalah salah satu jenis binatang yang hidup di air tawar dengan motif, warna, bentuk yang menawan (menarik hati), dan bernafas

Pada karya “Ornamen Geometris V” unsur garis yang di-eksplorasi adalah garis lurus yang dibuat dengan sudut dan dirangkai satu sama lain sehingga tercipta suatu