ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM KTSP
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN
DI SMK MURNI 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2008/2009
Skripsi Oleh :
MOHAMMAD NADZORI K2505021
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang mengharapkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang bermanfaat pada dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan berkaitan dengan dengan upaya peningkatan kualitas manusia serta diartikan sebagai usaha untuk memajukan taraf hidup manusia. Pendidikan
dapat berlangsung di rumah, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan berlangsung dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun pihak-pihak swasta, organisasi dan yayasan-yayasan yang berupaya mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN ) No 20 tahun 2003 Bab II yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bagi bangsa Indonesia berkaitan erat dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan telah diupayakan sejak Negara Indonesia merdeka. Usaha pembangunan pendidikan seiring dengan perubahan manusia
guna mewujudkan peranan pendidikan. Peranan pendidikan dalam pembangunan adalah mengembangkan kepribadian yang berjiwa luhur, bertanggung jawab dan memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi, memiliki ketrampilan profesional, serta berwawasan luas. Pendidikan telah memberi sumbangan cukup besar terhadap sarana
kehidupan manusia menuju kehidupan yang lebih baik.
dunia, menimbulkan tuntutan-tuntutan masyarkat dan dunia terhadap pendidikan. Sistem pendidikan merupakan keseluruhan pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satu komponennya adalah kurikulum. Kurikulum merupakan rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum yang diberlakuakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN), Peraturan Pemerintah (PP) No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP), Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Permendiknas No.24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta Panduan Penyusunan Kurikulum yang
dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum ini telah memberikan keleluasan bagi sekolah untuk menyusun tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum serta penjadwalan pendidikan sampai silabus pengajaran. Keleluasan ini hendaknya disikapi secara positif oleh sekolah sebagai wahana kreativitas sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan yang relevan dengan pembangunan daerah dan pusat. Melalui KTSP sekolah akan mengembangkan kurikulum berpusat pada potensi dan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan di masyarakat.
Di samping itu kualitas pendidikan perlu disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. serta tuntutan perkembagnan pembangunan. Perlu pula
dikembangkan kerja sama antar dunia pendidikan dengan dunia usaha dalam rangka pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil bagi pembangunan, sehingga tercipta keterpaduan dengan perencanaan tenaga kerja nasional .
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah jalur pendidikan formal yang
SMK/MAK bertujuan : meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya”(Hamid Hasan, 2008:113)
Sekolah Menengah Kejururan merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan lulusan untuk kehidupan di dalam masyarakat. Sehingga isi kurikulum
dari setiap program studi hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tututan serta kebutuhan masarakat di sekitarnya. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha dan industri. Perkembangan dunia usaha dan industri sangat mempengaruhi isi kurikulum dari setiap program studi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan tidak sekedar menyiapkan peserta didik untuk
hidup, tetapi juga untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan industri yang ada di dalam masyarakat telah menuntut persiapan dari setiap program studi di Sekolah Menengah Kejuruan. Demikian juga dengan program keahlian teknik pemesinan, isi kurikullum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan serta
kebutuhan dunia usaha dan industri.
Program keahlian teknik pemesinan telah menyediakan sejumlah mata pelajaran yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu program normatif, program adaptif, dan program produktif. Program normatif berisi sejumlah mata pelajaran yang berlaku secara nasional.
Sedangkan program adaptif dan produktif merupakan progam kejuruan yang merupakan ciri dari sejumlah mata pelajaran yang erat kaitannya dengan spesialisai keguruan dari setiap program studi kejuruan, dan dapat menyiapkan lulusan untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri dalam lingkup keahlian teknik pemesinan. Berdasarkan uraian tesebut menimbulkan keinginan untuk menganalisis tentang “PELAKSANAAN
KURIKULUM KTSP PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK
MURNI I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dalam penelitian kualitatif,perumusan masalah lebih ditekankan untuk mengungkap aspek kualitatif. Dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:
2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009?
3. Kendala-kendala apa sajakah yang muncul dalam pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009?
4. Usaha-usaha apa sajakah yang dilakukan untuk menanggulangi kendala yang muncul
dalam pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang diharapkan dapat tercapai sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dasar dari pelaksanaan kurikulum KTSP.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008 / 2009.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan kurikulum
KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009.
4. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan dalam menanggulangi kendala dalam pelaksanaan kurikulum KTSP program keahlian teknik pemesinan tahun ajaran 2008/2009.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat menghasilkan informasi yang rinci, akurat dan aktual sehingga dapat bermanfaat antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan ilmu pendidikan khususnya upaya pengembangan kajian kurikulum KTSP dan dapat dijadikan sebagai dasar teoritis untuk pengembangan penelitian lebih lanjut yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
Untuk memberikan bahan dan masukan kepada lembaga pendidikan SMK dan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Tinjauan Tentang Kurikulum a. Pengertian Kurikulum
Istilah “kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dari dahulu sampai dewasa ini. Tafsiran tersebut berbeda-beda antara satu dengan lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan
dari pakar bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “curriculae” artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Banyak para ahli pendidikan dan ahli kurikulum yang membatasi pengertian kurikulum.
Menurut Burhan Nurgiyanto (1988:3) berpendapat “kurikulum sebagai sejumlah
mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah”. Sejalan dengan Pendapat David patt (1980:4) mendefinisikan kurikulum secara sederhana, yaitu “ sebagai seperangkat orgaisasi pendidikan formal atau pusat-pusat latihan”. Winarno Surachmad (1977:5) menyatakan
bahwa “kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu”.
Pendapat Oemar Hamalik (2006:10) menyebutkan bahwa “kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa”. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia
yang sesuai dengan filsafah hidup bangsa memegang peranan penting dalam suat sistem pendidikan.(Muhammad Joko Susilo, 2007:9)
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pada bab I pasal 1 ayat 19 disebutkan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, tujuan dan bahan pelajaran serta waktu yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum merupakan salah satu komponen utama dalam usaha mengembangkan potensi peserta didik melalui program pendidikan.
b. Fungsi Kurikulum
Mengenai fungsi kurikulum dapat ditinjau dari tujuh segi, yaitu fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, fungsi kurikulum bagi anak, fungsi kurikulum bagi guru, fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah, fungsi kurikulum
bagi orang tua murid, fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan atasnya, dan fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusa sekolah (Muhammad Joko Susilo, 2007:83).
1.Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
Kurikulum merupakan alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. Dengan kata lain bila tujuan yang diinginkan tidak tercapai maka orang cenderung untuk meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.Fungsi kurikulum bagi Anak
Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. Dengan begitu diharapkan akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudioan hari dikembangkan seiring dengan perkembangaan anak.
3.Fungsi kurikulum bagi Guru
Ada tiga macam, yaitu: a). Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi peserta didik. b). Sebagai pedoman untuk evaluasi terhadap perkembangan anak dalam ramgka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. c). Sebagai pedoman untuk mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.
4.Fungsi kurikulum bagi Kepala Sekolah dan Pembina Sekolah
Dalam arti: a). Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yaitu memperbaiki situasi belajar.b). Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisidalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kea rah yang lebih baik. c). Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar. d). Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut, dan e). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
Maksudnya orang tua murid turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan orang tua ini dapat melalui konsultasi langsung dengan sekolah /guru, dana, dan sebagainya.
6.Fungsi kurikulum bagi Sekolah pada Tingkatan di atasnya
Ada dua jenis berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
7.Fungsi kurikulum bagi Masyarakat dan Pemakai lulusan sekolah
Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua / masyarakat. Dan ikut memberikan kritik / saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bias lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.
c. Komponen Kurikulum
kurikulum merupakan sebuah sistem. Sebagai suatu sistem, ia pasti mempunyai bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Komponen kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Setiap komponen
kurikulum merupakan kesatuan yang mempunyai pengaruh timbal balik antara satu dengan lainnya. Sesuai dengan pendapat Winarno Surachmad (1977:9) bahwa “ Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan akan direncanakan mempunyai komponen-komponen yaitu : tujuan, isi, organisasi dan strategi”. Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata, (1999 :102) bahwa “ Unsur atau
komponen-komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses penyampian dan media serta evaluasi”.
Berdasarkan uraian di atas tersebut dapat diketahui bahwa komponen-komponen kurikulum terdiri dari :
1. Komponen Tujuan
Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan, yakni yang dicapai secara menyeluruh, yang meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif merupakan tujuan yang diinginkan yang mengarah
Tujuan pendidikan yang berkaitan erat dngan perwujudan domain-domain peserta didik diupayakan melalui suatu proses pendidikan yakni meliputi :
a. Tujuan Pendidikan Nasianal b. Tujuan Institusional
c. Tujuan kurikuler
d. Tujuan Instruksional yang terdiri atas tujuan Instruksional umum dan khusus.(Abdullah Idi, 2007:51)
2. Komponen Isi dan Struktur Program atau Materi
Komponen isi dan struktur program atau materi merupakan materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Isi atau materi
yang dimaksud berupa materi bidang-bidang studi yang disesuaikan dengan jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang studi trersebut telah dicantumkan dalam struktur program kurikulum suatu sekolah.
3. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana
Media merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam mengaplikasi isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Memilih alat media merupakan suatu hal yang dituntut bagi seorang pendidik (guru) agar materi yang ditransfernya bisa berjalan sebagaimana mestinya, dan tujuan pengajaran
dari proses belajar mengajar yang ada diharapkan bisa tercapai dengan baik. 4. Komponen Strategi Belajar mengajar
Strategi menunjuk pada pendekatan, metode dan peralatan mengajar yang diperlukan dalam pengajaran. Dengan menggunakan strategi yang tepat, diharapkan hasil yang diperoleh dalam proses belajar mengajar dapat memuaskan bagi pendidik maupun
peserta didik. Strategi pelaksanaan dapat dilihat dalam cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, penilaian, bimbingan dan konseling, pengaturan kegiatan sekolah secara keselutuhan, pemilihan metode, alat atau media pengajaran dan sebagainya.
5. Komponen Proses Belajar Mengajar
laku peserta didik. Komponen ini juga punya kaitan erat dengan suasana belajar yakni menumbuhkan motivasi dan kreativitas belajar di ruang kelas maupun di luar kelas.
Dalam kaitannya dengan kemampuan guru dalam menciptakan suasana pengajaran yang kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pengajaran, guru perlu memusatkan kepribadiannya dalam mengajar, menerapkam metode mengajarnya,
memusatkan pada proses dengan produknya dan pada kompetensi yang relevan. 6. Komponen Evaluasi atau Penilaian
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, diperlukan evaluasi. Evaluasi mempunyai hubungan erat dengan komponen lainnya, sehinggsa evalusi dijadikan alat ukur untuk menentukan tujuan kurikulum, materi atau
bahan serta proses belajar mengajar. Evaluasi tidak hanya untuk mmperlihatkan sejauh mana tingkat prestasi peserta didik, tetapi juga sebagai sumber input dalam upaya perbaikan dan pembaruan suatu kurikulum.
2. Tinjauan Kurikulum SMK a. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan
Menurut penjelasan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 15 menyebutkan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.” Sedangkan menurut http://id.wikipedia.org/wiki/SMK menjelaskan “Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara
SMP/MTs.”
Dari uraian di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan dan mengembangkan
Masa pendidikan Sekolah Menengah Kejururan adalah tiga tahun. Lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan dapat langsung bekerja juga diberi kesmpatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan programnya.
Jalur pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan mengutamakan pengembangkan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pendidikan
kejuruan dapat diklasifikasikan dalam jenis pendidikan khusus (specialized education) karena kelompok pengajaran atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa mendatang. Agar hal tersebut dapat dicapai maka pendidikan kejuruan dimaksudkan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dibutuhkan dalam
dunia usaha dan industri. b. Kurikulum SMK 1999
berdasarkan keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 080/U/1993 berisi tentang kurikulum SMK, diantaranya berisi landasan, program dan pengembangan
kurikulum. Pada landasan tersebut dikemukakan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dirancang dan disusun secara dinamis dan fleksibel, agar mampu mengantisipasi sekaligus mengikuti perkembangan yang terjadi.
Kurikulum SMK 1999 terdiri atas tujuan yang hendak dicapai, susunan program
dan mata pelajaran-mata pelajaran yang harus dipelajari serta deskripsi singkat lingkup materi setiap mata pelajaran. Beberapa kekhususan Garis-Garis Besar Progem Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) kurikulum SMK ini merupakan refleksi dari ketentuan-ketentuan baru dalam UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, PP Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, ketentuan-ketentuan lain yang
terkait dengan kebijakan Depdikbud. Kebijakan Depdikbud tahun 1993 berkenaan dengan kurikulum SMK 1999 memiliki kekhususan yaitu :
3. Mengacu pada upaya menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan nasional
4. Membuat kerangka umum program pembelajaran berdasarkan standar minimal
yang harus dikuasai tamatan
Selain itu dalam pelaksanaan kurikulum SMK 1999 dapat berjalan dengan sesuai yang diharapkan maka disusunlah buku “Pedoman Pelaksanaan Kurikulum SMK” Edisi 1999 yang menganut prinsip sebagai berikut :
1. Berbasis luas, kuat dan mendasar 2. Berbasis kompetensi
3. Pembelajaran tuntas
4. Berbasis ganda; dilaksanakan di sekolah dan dunia usaha/industri
5. Perkuatan kemampuan daya saing dan kemandirian pengembangan diri tamatan
c. Kurikulum SMK 2004
Kurikulum 2004 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1999 sebagai bagian dari rencana jangka panjang upaya untuk lebih meningkatkan kualitas lulusan sekolah. Dengan kurikulum ini diharapkan semua jajaran pendidikan lebih mampu
mengembangkan potensi peserta didik sehingga siap bekerja, membentuk pribadi yang mandiri, mampu menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat dan warga Negara dan hamba Tuhan Yang Maha Esa.
Kurikulum 2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar perfomansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan
sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.( E. Mulyasa,2002:39)
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapakan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja pada bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Kurikulum SMK 2004
Kurikulum SMK 2004 disusun berdasarkan UUD 1945, UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menenagah Kejuruan, Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 323/U/1997 tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan. Dan ketentuan-ketentuan
yang lain yang berkaitan dengan Sistem Pendidikan Nasional Indonesia pada umumnya dan Pendidikan Menengah Kejuruan pada khususnya. Dalam pelaksanaan Kurikulum tersebut, Depdiknas mengemukaan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal.
2. Beroriantasi pada hasil belajar (learning outcome) dan keberagaman. 3. Penyampaian dalam pembelajaranmenggunakan pedekatan dan metode
yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencampaian suatu kompetensi.( E.Mulyasa, 2002:42)
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahum 2003 pasal 15, Sekolah Menengah Kejuruan dalam penyusunan Kurikulum SMK 2004 mempunyai tujuan khusus sebagai berikut :
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program Keahlian yang dipilihnya.
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu berkarier, ulet dan gigih dalam kompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan professional dalam bidang keahlian yang diminati.
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
d. Kurikulum SMK 2006
Kurikulum 2006 merupakan sebutan lain dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut E. Mulyasa (2007:20) berpendapat bahwa “Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi”. KTSP memberi keleluasan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap mempertimbangkan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan hasil penegasan dari kebijakan
desentralisasi yaitu memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk berkembang. KTSP yang disusun dan dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan bisa berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, karena disesuaikan dengan karakteristik, kondisi dan potensi sekolah, serta peserta didik masing-masing.
Namun dengan demikian, bukan berarti satuan pendidikan dapat menyusun dan mengembangkan kurikulum tanpa menggunakan acuan. Kurikulum yang disusun dan dikembangkan harus tetap mengacu pada Standar Nasioanal Pendidikan yaitu meliputi: Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Sebagaimana yang dinyatakan
dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan “Kurikulum pada pendidikan dasar dan menengah disusun dan dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan menyusun KTSP yang disusun oleh Badan Standar Nasioanl Pendidikan (BSNP)”.
Peraturan Mentri No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi mencakup :
1. Kerangka dasar dan Struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalm penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2. Bahan belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah. 3. KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan
penyusunan kurikulum sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Isi. 4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
Di samping Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Mentri Pendidikan No.23 Tahun 2006 juga merupakan salah satu acuan dalam penyusunan dan pengembangan KTSP oleh satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) seperti yang tertuang dalam pasal 1 Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 juga digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam menentukan kelulusan peserta didik. Secara keseluruhan Standar Kompetensi Lulusan mencakup :
1. Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah. 2. Standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran. 3. Standar kompetensi lulusan mata pelajaran.
Struktur kurikulum yang ditetapkan melalui Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006 memuat berbagai mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan dengan jam belajar untuk setiap semester.
Bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Peraturan Mentri (Permen) yang sama
menentukan sesuatu yang berbeda dari sekolah umum. Selain jumlah mata pelajaran dinyatakan disesuaikan dengan kebutuhan program tetapi juga pengelompokan mata pelajaran dibedakan dari sekolah umum. Di dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adatif, dan produktif.
Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olah raga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran
yang dikelompokan dalam Dasar Kompetensi kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang dialokasikan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
Melalui Peraturan Mentri (Permen) Diknas Nomor 23 tahun 2006 ditetapkan
Nasional No.23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 bagian A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Nomor 3 termaktub sebagai berikut :
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni: Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Sedangkan Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2006 pada Satuan Pendidikan Kejuruan sebagai berikut :
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja
2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya
4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial
5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis,
kreatif, dan inovatif
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan
8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
10.Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks 11.Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial
12.Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
13.Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
15.Mengapresiasi karya seni dan budaya
16.Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok
17.Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan
18.Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun
19.Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
20.Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 21.Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis
dan estetis
22.Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris
23.Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi
sesuai dengan kejuruannya
Sesuai dengan keputusan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 251/C/KEP/MN/2008, tanggal 22 Agustus 2008 menimbang bahwa berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi penentuan jurusan atau program studi keahlian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengacu pada spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan yang diatur oleh direkorat teknis. Mengingat bahwa UU RI No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Staandar Nasional, PP RI No 19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permen Diknas No 22, 23, 24 Tahun 2006 tentang Standar
Isi, Standar Kompetensi Lulusan, serta Standar Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, memutuskan bahwa spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan memuat bidang keahlian, program studi, kompetensi keahlian dan deskripsi setiap kompetensi keahlian. Spektrum yang dimaksud merupakan acuan dalam menyelenggarakan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada SMK.
1. Teknologi dan Rekayasa
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. Kesehatan
4. Seni, Kerajinan, dan Pariwisata 5. Agrobisnis dan Agroteknologi
6. Bisnis dan Manajemen
Di dalam bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa memuat beberapa program meliputi : Teknik Bangunan,Teknik Blaming dan Sanitasi, Teknik Survei dan Pemetaan, Teknik Ketenagalistrikan, Tekink Pendingin dan Tata Udara, Teknik Mesin serta Teknik Otomotif. Pada Teknik Mesin terdapat kompetensi Teknik pemesinan.
Dalam kekhususan kurikulum SMK ini memiliki harapan memberikan peluang tumbuhnya potensi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan program pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat dengan tetap mengikuti standar yang ditetapkan secara nasional.
3. Tinjauan Kurikulum KTSP Bidang Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian Teknik Pemesinan
a. Pengertian Teknik Pemesinan
Menurut Balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan ( BPPK) yang terkutib dalam EDU 2000-BPPK Sunday 31 august 2008 Menjelaskan bahwa “Teknik Pemesinan atau Teknik Mekanik adalah ilmu teknik mengenai aplikasi dari prinsip fisika untuk analisa, desain, manufaktur dan pemeliharaan sebuah sistem mekani. Ilmu ini membutuhkan pengertian
mendalam atas konsep utama dari cabang ilmu mekanik, kinematik, termodinamik dan energi. Ahli atau pakar dari teknik mesin biasanya disebut sebagai insinyur (teknik mesin), yang memanfaatkan pengertian atas ilmu teknik ini dalam mendesain dan menganalisa pembuatan kendaraan, pesawat, pabrik industri, peralatan dan mesin industri dan lain sebagainya. teknik mesin biasanya terdiri dari konstruksi, konversi energi dan
metalurgi”.
Kurikulum SMK 2004. Jenis keahlian baru diwadahi dengan jenis program keahlian baru atau spesialisasi baru pada program keahlian yang relevan. Jenis bidang dan program keahlian ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
b. Tujuan Program Keahlian Teknik Pemesinan
Dalam Bidang Bidang Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian teknik
Pemesinan yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk :
1. meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
2. mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab 3. mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki
wawasan pengetahuan dan seni
4. mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam Program Keahlian Teknik Proses Pemesinan agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah
5. mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam Program Keahlian Teknik Proses Pemesinan
6. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan
Sesuai dengan Tujuan dari Program Keahlian Teknik Pemesinan, para lulusan diharapkan mampu dam terampil bekerja dalam bidang Pemesinan. Lapangan pekerjaan yang nantinya dimasuki oleh tamatan Sekolah Menengah Kejuruan berhubungan dengan
Pemesinan sebagai berikut :
1. Operator Mesin Bubut Konvensional 2. Operator Mesin Frais Konvensional 3. Operator Mesin Gerinda
4. Programer dan Operator Mesin Bubut CNC
5. Programer dan Operator Mesin Frais CNC
Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Kompetensi-kompetensi untuk jenjang pendidikan SMK yang sesuai dengan SKKNI sebagai berikut :
1. Melakukan komunikasi dua arah
2. Menerapkan prinsip-prinsip keselamatam dan kesehatan kerja 3. Menerapkan prosedur-prosedur mutu
4. Membuat rencana tugas rutin
5. Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi 6. Menggunakan perkakas tangan
7. Mengukur dengan menggunakan alat ukur 8. Melakukan perhitungan dasar
9. Mengopeasikan dan mengamati mesin/proses 10.Melakukan perhitungan lanjut
11.Melakukan perhitungan matematis 12.Membaca gambar Teknik
13.Mengoperasikan mesin NC/CNC (dasar) 14.Menggunakan mesin untuk operasi dasar
15.Bekerja dengan mesin umum 16.Menggunakan mesin bubut 17.Menggunakan mesin frais 18.Menggunakan mesin gerinda
19.Mengeset mesin dan program mesin NC/CNC (dasar)
20.Menggerinda pahat dan alat potong 21.Menggunakan mesin frais (kompleks) 22.Menggunakan mesin bubut (kompleks)
23.Mengeset dan mengedit program mesin NC/CNC d. Substansi Pembelajaran
Substansi pembelajaran terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu substansi instruksional dan substansi noninstruksional.
Substansi Intruksional merupakan substansi pembelajaran yang dirancang secara terstruktur dalam kurikulum. dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokan dalam program normatif, adaptif dan produktif. Pengorganisasian materi program normatif, adaptif dan produktif mengacu pada UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 37, berupa nama mata diklat, sedangkan program produktif berupa nama kompetensi yang
mengacu pada SKKNI.
2. Substansi Noninstruksional
Substansi Noninstruksional berisi hal-hal penting dan perlu bagi peserta didik, tetapi dirancang secara tidak terstruktur dalam kurikulum. Substansi noninstruksional
meliputi : pendidikan kecakapan hidup,kompetensi kunci, dan lingkungan hidup.
e. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Struktur kurikulum SMK/MAK sebagai berikut :
Komponen Durasi waktu (jam)
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 192
2. Pendidikan Kewarganegaraan 192
3. Bahasa Indonesia 192
4. Bahasa Inggris 440 a)
5. matematika
5. 1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan
5. 2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran dan Akuntansi
6. 2. 2 Fisika Kelompok Teknologi
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192 10. Kejuruan
10.1. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
10.2. Kewirausahaan
10.3. Dasar Kompetensi Kejuruan b) 10.4. Kompetensi Kejuruan b) keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b)
Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap program keahlian.
c)
Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.
d)
Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut.
1. Di dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata
mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
2. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi
kerja di dunia kerja.
3. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
4. Pendidikan SMK/MAK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.
5. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
6. Beban belajar SMK/MAK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.
7. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran. Dan lama penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK tiga tahun,
maksimum empat tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian
Untuk mencapai tujuan kurikulum serta dapat memenuhi tuntuan dan kebutuhan masyarakat di dalam dunia usaha dan industri, Program Teknik Pemesian dalam proses
belajar mengajar menggunakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
Pendidikan Sistem Ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana para siswa yang melaksanakan pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat sekaligus mempelajari dunia usaha dan industri.
B. Kerangka Berpikir
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran sewaktu-waktu yang digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum mempunyai kedudukan sendiri dalam seluruh proses pendidikan. Selain itu juga mengarah segala bentuk aktivitas
pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan tersebut secara jelas dirumuskan dan dicantumkan dalam kurikulum dan disesuaikan juga dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
Di dalam kurikulum KTSP Program Keahlian Teknik Pemesinan terdiri dari mata
diklat-diklat yang memberikan banyak bekal dalam bentuk ketrampilan-ketrampilan praktek sesuai dengan bidangnya agar siswa mampu mengembangkan potensi yng dimilki. Sumber daya manusia merupakan potensi yang besar dalam pembangunan nasional. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dikembangkan melalui jalur pendidikan, yaitu melalui kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat maupun lapangan pekerjaan karena perkembangan masyarakat dalam dunia usaha dan industri sangat pesat.
Untuk menyesuaikan adanya kebutuhan dan tuntutan masyarakat terutama dalam dunia usaha dan industri maka kurikulum KTSP memberikan banyak pelajaran yang berisi pelajaran-pelajaran praktek yang dapat membantu siswa dalam mempersiapkan
dirinya terjun ke dalam masyarakat terutama di dunia usaha dan industri. Salah satunya dengan OJT (On the Job Training) atau pendidikPan system ganda.
Pelaksanan kurikulum KTSP yang bersifat teori dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dan bersifat praktek dilaksanakan di dunia usaha dan industri. Dengan proses belajar mengajar yang
tujuan pendidikan serta menjadi Sumber Daya Manusia yang diharapkan dapat mengisi di dunia usaha dan industri sesuai dengan program keahlian yaitu Teknik Pemesinan.
Dalam penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan kurikulum KTSP Program Teknik Pemesinan di SMK Murni 1 Surakarta tahun ajaran 2008/2009. Untuk memperjelas pelaksanan diatas dirumuskan gambar sebagai berikut :
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Murni I Surakarta yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin 33 Surakarta dengan subjek penelitiannya adalah Program Teknik Pemesinan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan direncanakan kurang lebih 5 bulan. Di mulai bulan Februari 2009 sampai dengan bulan Juni 2009. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
Kurikulum KTSP Program Keahlian Teknik Pemesinan
Mata diklat
PSG
No Waktu Kegiatan
Tahun 2009
Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan proposal 2 Seminar proposal 3 Revisi proposal 4 Perijinan 5 Penelitian 6 Analisis data 7 Penulisan laporan
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan bentuk kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metodologi kualitaif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut Hadari Nawawi (1996:73) berpendapat bahwa “Metode desktiptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Sedangkan pemilihan data pada penelitian ini bersifat deskriptif. Metode ini digunakan karena dalam penelitian ini berpusat pada pemecahan
masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan data diperolah, disusun, dianalisis, serta disajikan hasilnya merupakan suatu gambaran hasil penelitian secara sistematis dan nyata.
2. Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang diarahkan atau terfokus pada tingkat pemahaman, pelaksanaan dan hambatan serta sosuli pemecahan dalam kurikulum KTSP sehingga diperoleh suatu gambaran objek yang diamati.
C. Sumber Data
1. Informan
Informan dalam penelitian kualitatif ini adalah seorang yang dipandang mengetahui permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti yang berupa kata-kata. Dalam pengumpulan data, peneliti akan memilih informan yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang
Kurikulum dan guru yang mengajar pada program keahlian teknik pemesinan.
2. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan sumber data tambahan yang berupa catatan tertulis. Dokumen dan arsip yang digunakan dalam penelitian ini berupa arsip laporan,
catatan serta dokumen lain yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum KTSP. D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam analisis data agar tepat dengan subjek penelitian, maka diperlukan instrumen pengumpulan data yang tepat pula. Sesuai
dengan masalah yang diteliti, maka dalam penelitian ini menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi.
1.Interview
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:14) “interview adalah sebuah dialog
(interview) yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi
dari terwawancara (interviewee)”.Interview atau wawancara digunalan oleh peniliti agar memperoleh data mengenai pelaksanaan kurikulum KTSP Program Teknik Pemesinan di SMK Murni I Surakarta.
2. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:197) Metode observasi adalah “ suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukaan secara sistematis, dengan prosedur yang standar”. Tujuan penggunaan metode observasi yaitu peneliti dapat mengadakan
3.Analisis Dokumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:131) “ Di dalam melaksanakan metode dokumentasi penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”. Sedangkan analisis dokumen adalah Penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang
didokumenkan dalam rekaman baik gambar, suara, tulisan atau lain-lain. (Suharsimi Arikunto, 2002:321). Metode dokumen ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum KTSP khususnya pada Program Pemesinan di SMK Murni 1 Surakarta.
E. Validitas Data
Untuk menjamin kebenaran data dan informan yang diperoleh, maka menggunakan trianggulasi data, artinya data dan informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi yang lain. Data yang satu dengan
data yang lain saling melengkapi sekaligus mengujinya, sehingga diperoleh hasil yang mencerminkan realitas pelaksanaan kurikulum KTSP. Jenis trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber yaitu pengumpulan data sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda, dan trianggulasi metode yaitu
pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan kesatuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
ditemukan hipotesis kerja. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan objek sesuai dengan keadaan sesungguhnya.
Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu : 1. Pengumpulan Data
data dilakukan selama data yang diperlukan belum memadai dan akan berhenti apabila data yang diperlukan telah memadai untuk mengambil keeputusan.
2. Redusi Data
Langkah ini merupakan proses menyeleksi, menyerhanakan data yang ada.
Melakukan redusi data yaitu mengambil data yang sekiranya dapat diolah lebih lanjut untuk disajikan sebagai hasil laporan. Dalam hal ini mempermudah peneliti untuk membuat penarikan kesimpulan pada akhir penelitian.
3. Penyajian Data
Inti dari penyajian data ini adalah mengorganisir informasi secara sistematis untuk
mempermudah penelitian dalam menggabungkan dan merangkai keterikatan antar data dalm menyusun penggambaran proses dan fenomena yang ada pada objek penelitian. 4. penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan berdasarkan dari pengumpulan data, redusi data dan
penyajian data. Dari penyajian data tersebut dapat dipergunakan untuk menarik kesimpulan sementara. Apabila dalam pengumpulan data mendapat data yang baru, kemungkinan kesimpulan sementara tersebut perlu diubah. Dengan demikian setiap kesimpulan yang salah dapat segera diperbaiki melalui data yang diperoleh selanjutnya.
G. Prosedur Penelitian
Guna mempermudah dalam penulisan laporan penelitian ini, maka diperlukan prosedur penelitian dimana didalamnya dideskripsikan sebagai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian dari awal sampai akhir. Menurut Lexy J. Moleong
(2002:127) menjelaskan bahwa “ Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan adalah tahap pra lapangan, pekerjaan lapangan, tahap analisis dan tahap penyusunan laporan”.
Tahap ini dilakukan untuk merencanakan tahapan-tahapan dari awal persiapan penelitian sebelum terjun ke lapangan, yaitu mulai dari pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian, dan mengurus perijinan penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini, peneliti menggunakan tiga teknik, yaitu: observasi, wawancara,dan dokumentasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum KTSP. Ketiga teknik ini dapat digunakan sebagai data penelitian yang diharapkan dapat memperkuat hasil penelitian.
3. Tahap Anlisis Data
Data yang diperoleh di koreksi kemudian dianalisis sehingga didapatkan data pendukung dalam mencapai tujuan penelitian.
4. Tahap Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan ditarik berdasarkan pada tujuan penelitian yang didukung oleh data
yang valid sehingga dapat dipertanggungjawabkan. 5. Tahap Penulisan Laporan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian yang mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai. Di amping itu juga
dilakukan perbaikan-perbaikan dalam melakukan penulisan laporan apabila terjadi kesalahan dalam ejaan/tulisan, laporan yang tidak dianggap penting dan sebagainya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penenlitian
Yayasan Perguruan Murni Surakarta merupakan sebuah yayasan yang sudah cukup lama usianya. Yayasan ini dahulunya bernama vereeniging tot bevordering van
neutrale large onderwijs inlanders te soerakarta yang mempunyai arti perkumpulan
perguruan netral untuk meningkatkan perguruan dasar khusus bumi putera. Badan ini didirikan oleh para perintis kemerdekaan antara lain: Dr. Wahidin Sudiro Husidi, Dr.
Rajiman Widyodiningrat, Pangeran Notodirejo dan Pangeran Wuraningrat.
Badan ini berdiri pada tanggal 15 Juni 1914 dan mendapat pengakuan hukum pada tanggal 21 Desember 1915 dengan nomor: 62. Tujuan utama didirikan yayasan tersebut ialah memajukan rakyat yang terbelakang melalui jalan pendidikan dan menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan di antara rakyat Indonesia dengan cara
saling membantu pendanaan belajar (studio fonds).
Yayasan Perguruan Murni Surakarta telah mendirikan sekolah-sekolah dasar sampai tingkatan SLTA dan juga menyumbangkan putra-putri terbaiknya yang pernah menduduki jabatan-jabatan penting, baik pada instansi pemerintah maupun swasta
diantaranya yaitu: Letdjen Daryatno mantan ketua MPR-RI, Prof.Dr.Subekti mantan ketua MA, Prof. Dr. Ir. Sumantri Brodjonegoro mantan Mendikbud, Dr. Prakosa mantan Rektor UNS
Sekarang ini Yayasan Perguruan Murni Surakarta telah mengelola 4(empat)
sekolah yaitu SMP Murni, SMA Murni, SMK Murni 1 dan SMK Murni 2.
Pada tanggal 20 Mei 1968 bertepatan dengan hari kebangkitan nasional yayasan perguruan murni ikut juga memperingati tercetusnya gagasan untuk mendirikan Sekolah Teknologi Menengah (STM) dari salah satu guru SMA Murni Surakarta. Beliau adalah almarhum Bapak St.Sunardjo Hs. Setelah meminta perijinan kepada pengurus yayasan
perguruan murni surakarta maka diutuslah 2 orang ke kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propensi Jawa Tengah yang berada di Semarang.
Setelah melalui berbagai prosedur yang harus dilakukan, akhirnya SK pendirian di peroleh dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 40/ST/SWAS/1970, Tanggal 20-05-1970 dan dengan dasar itulah maka berdirilah Sekolah Teknologi Menengah (STM)
Pada permulaan tahun ajaran dibuka dua jurusan yaitu Bangunan Gedung dan Mesin Umum. Saat itu yang ditunjuk sebagai kepala sekolah adalah R.T. Kusumotanojo dan wakilnya Surono B.A.
Kemudian pada tahun 1977 terjadi pergantian pimpinan, dan sebagai penggantinya ditunjuk :
1. Kepala Sekolah : Drs. S. Miranto
2. Wakil Kepala Sekolah : Drs.Suwitadi 3. Bidang Kurikulum : Drs. Purwoko
Dengan berdirinya SMEA tahun 1992 maka pimpinan sekolah mengalami perubahan sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah : Drs. S. Miranto
2. Wakil Kepala Sekolah : Drs. Purwoko 3. Bidang Kurikulum : Im. Soelitya 4. Waka Bidang Kesiswaan & Humas : Drs. Swarno I.M.
Pada tahun 2001 sejak diperlakukan peraturan baru mengenai pimpinan sekolah
dimana Wakil Kepala Sekolah terdiri atas 4 bidang maka ditunjuk :
1. Kepala Sekolah : Drs. S. Miranto
2.Waka Bidang Kesiswaan : Drs. Sugeng Maryono S.Pd 3. Bidang Kurikulum : Drs. Swarno I.M
4. Waka Bidang Kesiswaan & Humas : Drs. Swarno I.M. 5. Waka Bidang sarana dan prasana : Drs. Swarno I.M
Sejak tahun ajaran 2005/2006 Program Keahlian yang ada hanya Pemesinan karena program Bangunan sudah tidak ada siswanya. Dan pada tahun ajaran 2007/2008 dibuka program baru yaitu program Keahlian Teknik mekanika otomotif. Pada tahun ajaran itu pula terjadi pergantian pimpinan karena pada tanggal 1 September 2007 Kepala
Sekolah Drs. S. Miranto,M.M. memasuki purna tugas sehingga pimpinan sekolah menjadi :
1. Kepala Sekolah : Drs. Suwitadi, S.H.M.M. 2. Waka Bidang Kurikulum : Sunarto, B.E
3. Waka Bidang Kesiswaan : Drs. Sugeng Maryono S.Pd 4. Waka Bidang sarana dan prasana : Drs. Swarno I.M.
5. Waka Bidang Humas dan Industri : -
mewujudkan SMK Murni1 Surakarta sebagai pencetak Sumber Daya Manusia Profesional dalam Bidang Teknologi dan Industri yang mampu menghadapi Era Globalisasi.
b. Misi
1. membentuk tamatan yang berkepribadian unggul “ Murni Marsudi Budi Utomo”
dan mampu mengembangkan diri.
2. Menyiapkan tenaga terampil dalam bidang Teknologi dan Industri serta mampu bersaing di lapangan pekerjaan.
3. Menyiapkan wira usaha yang tangguh.
4. Menyiapkan SMK Murni 1 Surakarta sebagai SMK yang mandiri.
3. Letak Geografis
SMK 1 Murni surakarta beralamatkan di Jl. Wahidin 33 Surakarta. Sekolah tersebut menempati lokasi yang sangat strategis karena terletak di tengah-tengah kota dan
dapat ditempuh dengan alat transportasi perorangan maupun umum. Secara tepatnya SMK Murni 1 Surakarta dibatasi :
Sebelah selatan : Laboratorium kedokteran UMS Sebelah utara : SMK Murni 2 Surakarta
Sebelah barat : Jl. Wahidin 33 Surakarta Sebelah timur : SMP Murni Surakarta
4. Infrastuktur SMK Murni 1 Suakarta a. Pergedungan
Untuk menunjang proses belajar mengajar perlu adanya fasilitas-fasilitas yang mendukung. Di SMK Murni 1 Surakarta mempunyai beberapa ruangan yang terdiri dari :
1) 14 ruang kelas
2) 1 ruang Kepala Sekolah 3) 1 ruang Tata Usaha
7) 1 lab. Computer
8) 1 ruamg praktek kerja bangku dan plat 9) 1 ruang praktek Pemesinan
10)2 ruang praktek otomotif 11)1 ruang kantin
12)4 ruang kamar mandi siswa
13)1 ruang kamar mandi guru dan karyawan 14)1 ruang penjaga sekolah
b. Perlengkapan
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan lancar apabila didukung dengan tersedianya saran dan prasana yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Di SMK Murni 1 Surakarta mempunyai sarana belajar berupa peralatan-peralatan yang digunakan untuk kegiatan praktek. Adapun peralatan-peralatan-peralatan-peralatan tersebut
adalah :
1) Mesin bor 2) Mesin bubut 3) Mesin frais
4) Mesin sekrap 5) Mesin gerinda 6) Las listrik 7) Sney 8) Tap sney
9) Mikrometer 10)Jangka sorong 11)Ragum/Tanggem 12)Hamer
13)Kaliper
Keterangan yang lebih lengkap dapat di lihat pada lampiran inventaris alat dan pendataan praktek mesin SMK Murni 1 Surakarta.
c. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar karena dalam perpustakaan terdiri dari berbagai buku pelajaran yang berisi tentang materi-materi yang berkaitan dengan pelajaran. Disamping itu, juga menyediakan ilmu pengetahuan umum sehingga diharapkan siswa tidak hanya mengetahui tentang pelajaran saja tetapi juga mengetahui perkembangan kehidupan di lingkungan sekitar diantaranya majalah-majalah, koran, cerpen, kamus, dan sebagainya.
5. Kondisi Siswa, Tenaga Pengajar dan Karyawan
Anggota SMK 1 Murni Surakarta terdiri dari siswa, tenega pendidik/guru, dan karyawan. Pada tahun ajaran 2008/2009 jumlah karyawan 8 orang, jumlah guru 36 orang
yang terdari dari 9 guru mata pelajaran normatif, 15 guru mata pelajaran adaptif, 12 guru mata pelajaran produktif. Jumlah siswa 352 orang yang terdiri dari 31 siswa kelas XTO1, 26 Siswa kelas XTO2, 31 Siswa kelas XITO1, 32 Siswa kelas XITO2, 32 Siswa kelas XMI, 31 Siswa kelas XM2, 32 Siswa kelas XIMI, 32 Siswa kelas XIM2, 35 Siswa kelas
XIIMI, 36 Siswa kelas XIIM2, dan 36 Siswa kelas XIIM3.
6. Struktur Organisasi Sekolah dan Penjabaran Fungsinya a. Struktur Organisasi Sekolah
Kepala Sekolah
Waka. Kurikulum
Waka. Sarana & prasarana
Waka. Kesiswaan
b. Penjabaran Fungsi
1) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah bertanggung jawab atas keseluruhan pengelohan sekolah dan melaksanakan tugas-tugas rutin, antara lain sebagai berikut :
a. Merencanakan seluruh kegiatan sekolah dibantu oleh pembantu Kepala Sekolah sesuai dengan urusannya masing-masing
b. Mengorganisasi semua sumber daya dan dan secara efektif sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
c. Mengarahkan semua pembantu Kepala Sekolah termasuk Guru dan Staf Tata Usaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan bidang tugas
masing-masing.
d. Mengkoordinasikan semua pembantu agar terjalin hubungan kerja yang baik dan serasi dalam rangka memberikan motivasi kepada semua unsur / personil sekolah, sehingga membangkitkan partisipasi dan dedikasi yang
sebesar-besarnya.
e. Secara terus menerus mengadakan pengawasan / monitoring kepada semua personil sekolah, sehingga apabila terjadi ketimpangan / hambatan dapat segera diketahui dan diatasi.
f. Secara rutin mengadakan superviser / Pembinaan setiap minggu sekali pada
hari sabtu atau senin dalam rangka mengatasi hambatan-hambatan, misalnya memberitahukan catatan-catatan yang teklah dibuat tentang siswa kepada semua guru bidang studi sehingga dapat ditangani / dibina secara bersama-sama.
g. Menyelenggarakan rapat-rapat sesuai keperluan meliputi : membicarakan
rencana program untuk tahun pendidikan berikutnya, persiapan mid semester dan evaluasi semester, persiapan UN/US dan Evaluasi, kemajuan pengembangan pengajaran, dan penerimaan siswa baru.
Siswa
Guru
h. Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan sekolah dalam rangka mengurangi hambatan dan pengembangannya.
2) Waka Kurikulum
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas berlangsungnya semua
kegiatan (perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi) implementasi kurikulum di Sekolah secara optimal. Tugas-tugas Waka sebagai berikut :
a. Menyusun program tahunan dan semesteran yang berkaitan dengan implementasi kurikulum di Sekolah..
b. Mengkoordinasikan pembagian kelas di awal tahun pelajaran. c. Mengkoordinasikan penyusunan jadwal proses belajar mengajar. d. Mengkoordinasikan penyusunan kalender pendidikan.
e. Mengkoordinasikan pembagian tugas mengajar guru.
f. Mengawasi kelancaran proses belajar mengajar.
g. Mengkoordinasikan kegiatan pengadaan bahan pengajaran (Satpel, Jobsheet, Diklat, Modul dan sebagainya).
h. Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan keperluan bahan praktek di semua
jurusan.
i. Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan staf.
j. Mengumpulkan dan menganalisa absensi murid dan guru.
k. Mengkoordinasikan kegiatan evaluasi dan EBTA dan keseluruhan pengajaran di semua urusan.
3) Waka Sarana dan Prasana
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolahj atas keutuhan pemeliharaan dan perbaikan, mengadakan sarana prasana, mengusulkan kepada Kepala Sekolah tambahan sarana dan prasarana, serta menjaga kestabilan kegiatan proses belajar
a. Menyusun tugas tahuan, semesteran dan bulanan tentang kegiatan perawatan dan perbaikan serta pengadaan bahan dan peralatan kebutuhan sekolah.
b. Menerima usulan kebutuhan bahan dan alat dari jurusan / unit kerja dan melaksanakan pengadaanya.
c. Menyelenggarakan persiapan sarana dan prasarana agar kegiatan sekolah
(pendidikan dan administrasi) berjalan dengan lancer.
d. Menyusun data pengadaan bahan an alat serta kegiatan perawatan dan perbaikan yang sudah dilakukan.
e. Membuat laporan baik yang bersifat bulanan, semesteran, tahunan, maupun insidentil sesuai dengan keperluan.
f. Mengkoordinir kegiatan kea rah terciptanya lingkungan yang bersih, aman dan indah.
4) Waka Kesiswaan
Bertanggung jawab kepad Kepala Sekolah dalam bidang kesiswaan diantaranya adalah :
a. Menyusun program pembinaan siswa / OSIS.
b. Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa dalam
rangka menegakkan disiplin tata tertib sekolah. c. Memberikan pengarahan pemilihan pengurus OSIS.
d. Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi.
e. Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidentil. f. Melakukan pemilihan calon siswa teladan dan siswa penerima bea siswa.
g. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala.
5). Kepala Program Studi (Ka.Pro)
Kepala Program Studi berfungsi membantu Kepala Sekolah dalm kegiatan
sebagai berikut :
c. Peningkatan prestasi jurusan yang bersangkutan.
d. Mengadakan revisi dan evaluasi kemajuan dan kemampuan siswa dalam studi yang bersangkutan.
e. Koordinasi guru-guru praktek dan guru teori.
f. Merencanakan dan menyiapkan bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan
kegiatan praktek.
g. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan program studi secara berkala.
6) Kasubag Tata Usaha (KTU)
Kasubag Tata Usaha mempunyai tugas meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
a. Penyusunan program tata usaha sekolah b. Penyusunan keuangan sekolah.
c. Pengurusan pegawai.
d. Pembinaan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah. e. Penyusunan perlengkapan sekolah.
f. Penyusunan dan penyajian data/statidtik sekolah.
g. Penyusunan laporan pengurusan ketata usahaan secara berkala.
7) Guru
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan memiliki tugas
melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efesien. Tugas-tugas guru sebagai berikut :
a. Membuat program pengjaran (rencana KBM semesteran/tahunan) b. Membuat Satuan Pelajaran (Satpel)
c. Melaksanakan KBM.
d. Melaksanakan penilaian belajar (semesteran/tahunan)
f. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
g. Menyusun dan membuat lembar kerja untuk mata pelajaran yang memerlukan lembar kerja.
h. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.
i. Membersihkan ruang tempat praktek, pengembalian alat pinjaman,
pemeliharaan dan keamanan sarana praktek.
j. Mengadakan pemerikasaan, pemeliharaan dan pengawasan kebersihan masing-msing serta alat-alat praktek lainnya pada setiap akhir pelajaran.
8) Unit Produksi
Membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Penyempurnaan Struktur Organisasi Unit Produksi dengan Job Descriptionnya.
b. Perncanaan kegiatan unit produksi
c. Meningkatkan pemasaran hasil produksi
d. Menyusun laporan kegiatan unit produksi dan posisi laba unit produksi.
9) Bimbingan Konseling
Bimbingan yang dimaksudkan sebagai bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Secara umum bimbingan konseling mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pemahaman, berfungsi untuk membantu siswa memahami diri dan
lingkungannya.
b. Pencegahan, berfungsi membantu siswa mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya. c. Pengentasan, berfungsi membantu siswa mengatasi masalah yang dialaminya. d. Pemeliharaan dan pengembangan, berfungsi memabantu siswa memelihara
e. Advokasi, berfungsi untuk membantu siswa memperoleh pembelaan atas hak atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikaji peneliti, yaitu mengenai pelaksanaan kurikulum KTSP, maka peneliti mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara yang telah penulis laksanakan di SMK Murni 1 Surakarta. Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode untuk menguji validitas data yang diperoleh dari informan.
Berdasarkan triangulasi sumber, peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sama pada beberapa informan. Jika jawaban tiap-tiap informan mengarah jawaban yang sama, maka informasi yang diperoleh tersebut valid. Sedangkan menurut triangulasi metode, maka setelah peneliti melakukan wawancara kepada informan, peneliti
membandingkan informasi tersebut dengan data yang ada seperti dokumen, silabus, notulen, catatan, dan sebagainya, yang masih relevan.
Deskripsi data hasil penelitian tersebut meliputi (1) Dasar pelaksanaan kurikulum KTSP di SMK Murni 1 Surakarta, (2) Pelaksanaan kurikulum KTSP di SMK Murni 1
Surakarta dalam meningkatkan prestasi belajar, (3) Kendala dalam pelaksanaan kurikulum KTSP di SMK Murni 1 surakarta dalam meningkatkan prestasi belajar,, (4) Usaha untuk mengatasi kendala yang muncul dalam pelaksanaan kurikulum KTSP di SMK Murni 1 Surakarta dalam meningkatkan prestasi belajar.
1. Dasar pelaksanaan kurikulum KTSP di SMK Murni 1 Surakarta
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran sewaktu-waktu yang digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Melalui kurikulum proses kegiatan pendidikan serta tujuan pendidikan dapat tercapai. Kurikulum mengarahkan segala