36
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran IPA, pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SDN 2 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan yang berlokasi di tengah hutan perbatasan antara kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan. Karena letaknya lebih kurang 20 km dari pusat kota kecamatan sarana dan prasarananya pun sangat jauh ketinggalan dengan sekolah-sekolah lain. Tidak hanya itu, pola pikir masyarakat sekitar masih primitif yang memandang pendidikan tidak begitu penting untuk kehidupan. Karena lingkungan dan sarana prasarananya kurang mendukung maka pembelajaran yang dilakukan guru masih kurang optimal dan cenderung menggunakan metode konvensional.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan sebanyak 18 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan. Jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan sehingga keramaian dan kegaduhan dalam pembelajaran didominasi olah anak-laki-laki. Adapun jam efektif sekolah proses pembelajaran yang dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.30 WIB,
kecuali pada hari jum’at pembelajaran dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.00 WIB.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni pendekatan inkuiri dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) sebagai variabel bebasdan hasil belajar sebagai variabel terikat. Pendekatan inkuiri dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah sebuah kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA melalui langkah-langkah pemberian rangsangan (stimulus), membentuk kelompok, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, mengolah data,kesimpulan, pemberian pertanyaan, pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan, pemberian tanggapan dari anggota lain, kesimpulan.
Hasil belajar adalah total skor dari skor tes formatif dan skor unjuk kerja (mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, mengolah data, kesimpulan, pemberian pertanyaan, pemanggilan nomor, menjawab pertanyaan, pemberian tanggapan dari anggota lain, kesimpulan).
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc.Taggart prosedur melalui 2 siklus. Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap yakni perencanaan tindakan, implementasi tindakan dan observasi, dan refleksi (Hamzah. B. Uno, dkk. 2011:87). Prosedur pelaksanaan penelitian ditunjukkan melalui gambar 2 berikut :
Berdasarkan gambar prosedur pelaksanaan penelitian diatas dapat dijelaskan secara rinci berikut :
A. Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (pra siklus). Siklus dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan.
Kegiatan dalam tahap ini dimulai dengan penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. RPP disertai dengan perangkat pembelajaran yang terdiri dari materi, media, sumber belajar, alat dan bahan. Perangkat evaluasi yang meliputi butir soal, rubrik penilaian dan lembar observasi. Lembar observasi yang dipakai meliputi aktivitas yang terkait pendekatan inkuiri dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).
b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi.
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan RPP yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi. Kegiatan inti dalam pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kepala sekolah dan guru kelas sebagai observer, bisa dilihat pada lampiran observasi.
c. Refleksi.
untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II. Siklus II akan dilaksanakan untuk memantapkan pembelajaran selanjutnya.
B. Siklus II
Pelaksanaan siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan langkah-langkah berikut ini
a. Tahap Perencanaan.
Kegiatan dalam tahap ini sama dengan siklus I yaitu dimulai dengan penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. RPP disertai dengan perangkat pembelajaran yang terdiri dari materi, media, sumber belajar, alat dan bahan. Perangkat evaluasi yang meliputi butir soal, rubrik penilaian dan lembar observasi. Lembar observasi yang dipakai meliputi aktivitas yang terkait dengan pendekatan inkuiri dengan model pembeajaran Numbered Heads Together (NHT).
Perencanaan dalam siklus II ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan/ penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus I atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi.
c. Refleksi.
Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus I. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.4.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif yang berupa hasil tes dan kualitatif melalui unjuk kerja.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data identitas siswa kelas V SDN 2 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan sebagai objek penelitian. Selain untuk mendapatkan data metode dokumentasi juga digunakan untuk mendapatkan daftar nilai mata pelajaran IPA.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati pemberian perlakuan pendekatan inkuiri dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas V SDN 2 Gunungtumpeng Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Selain untuk mengamati pemberian perlakuan, observasi digunakan untuk mendapatkan nilai unjuk kerja siswa.
c. Metode Tes
3.4.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes formatif. Lembar obervasi diisi pada saat pembelajaran dilaksanakan. Obervasi dilaksanakan untuk mengontrol proses pembelajaran agar sesuai dengan keadaan yang diinginkan dan digunakan untuk mendapatkan nilai unjuk kerja siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Tes formatif digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa siklus I dan siklus II setelah diberi perlakuan pendekatan inkuiri dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Instrumen tes formatif yang digunakan dalam siklus I maupun siklus II sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga instrumen tes formatif yang digunakan valid dan reliabel. Sebelum membuat instrumen penelitian baik lembar observasi maupun tes formatif peneliti menyusun kisi-kisi observasi dan kisi-kisi tes formatif.
a. Kisi-kisi Observasi
Tabel 2
Kisi-kisi Tindakan Pembelajaran Pendekatan Inkuiri dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Aspek Indikator Pendekatan Inkuiri dengan Model
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Item Membuka
Pelajaran
Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
1
Melakukan kegiatan apersepsi 2
Menyampaikan tujuan pembelajaran 3
Kegiatan Pembelajaran
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang siswa
4
Guru membimbing siswa untuk mengamati lingkungan sekitar tentang air . (Mengidentifikasi masalah)
5
Guru membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi kelas mengenai air. (Merumuskan masalah)
6
Guru melakukan presentasi kelas dengan menyampaikan materi mengenai Air. (Merumuskan hipotesis)
7, 8, 9
Guru membimbing siswa melakukan praktikum percobaan. (Mengumpulkan data)
Guru membimbing siswa membuat laporan pekerjaan. (mengolah data)
11
Pemberian nomor siswa. (Numbered) 12
Pemanggilan nomor secara acak 13
Kegiatan Akhir
Guru membimbing siswa dalam menjawab soal pada saat nomornya dipanggil.
14
Guru membimbing siswa menyimpulkan jawaban dari pertanyaan yang guru berikan.
15
Membimbing siswa menyimpulkan atas pembelajaran yang telah dilakukan. (Kesimpulan)
16
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.
17
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.
18, 19
Melaksanakan tindak lanjut. 20
Total Item 20
Tabel 3
Kisi-kisi Pengamatan Unjuk Kerja Siswa pada Pembelajaran Siklus I Indikator Pengamatan Aktivitas Siswa Item
Mengidentifikasi lingkungan sekitar yang berkaitan dengan air 1
Mengidentifikasi manfaat air bagi kehidupan 2
Merumuskan masalah mengenai air. 3
Merumuskan hipotesis mengenai proses terjadinya daur air 4 Mengumpulkan data mengenai proses terjadinya daur air 5 Mengolah data tentang proses terjadinya daur air 6 Mengintepretasikan data tentang proses terjadinya daur air 7 Membuat kesimpulan tentang proses terjadinya daur air 8
Mempresentasikan hasil kerja kelompok 9
Menanggapi hasil kerja kelompok 10
Tabel 4
Kisi-kisi Pengamatan Unjuk Kerja Siswa Pada Pembelajaran Siklus II Indikator Pengamatan Aktivitas Siswa Item
Mengidentifikasi lingkungan sekitar yang berkaitan dengan air 1
Mengidentifikasi manfaat air bagi kehidupan 2
Merumuskan masalah mengenai air. 3
Merumuskan hipotesis mengenai teknik penjernihan air 4
Mengumpulkan data mengenai penjernihan air 5
Mengolah data tentang penjernihan air 6
Mengintepretasikan data tentang penjernihan air 7
Membuat kesimpulan tentang penjernihan air 8
Mempresentasikan hasil kerja kelompok 9
Menanggapi hasil kerja kelompok 10
Total Item 10
b. Kisi-kisi Tes Formatif
Tabel 5
Tabel 6
Kisi-kisi Tes Formatif Siklus II Standar
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 80% dari 18 siswa dengan KKM 70.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil penelitian antarsiklus disertai deskripsi.
3.7 Uji Prasyarat 3.7.1 Uji Validitas
Dengan demikian bahwa uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang akan digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sulistiyana (2012: 44) uji validitas soal dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap butir soal dengan keseluruhan yang diperoleh.
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 dengan teknik Corrected Item Total Correlation untuk mencari koefisien korelasinya. Purwanto (2008 : 118) menyatakan pengujian signifikansi korelasi dilakukan dengan membandingkan antara korelasi hitung (rXY) dengan r pada tabel (rtabel). Pada korelasi positif, bila rXY > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa X dan Y mempunyai korelasi positif secara signifikan.
Tabel 7
Rentang Indeks Validitas
No. Indeks Interpretasi
1. 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,61 – 0,80 Tinggi
3. 0,41 – 0,60 Cukup
4. 0,21 – 0,40 Rendah
5. 0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Hasil Uji Validitas
Berdasarkan uji validitas instrumen yang menggunakan IBM SPSS Statistic 20 dengan teknik Corrected Item Total Correlation dari 20 butir soal pilihan ganda tes formatif siklus I terdapat 15 soal yang valid dan dari 6 butir soal uraian tes formatif siklus I terdapat 5 soal yang valid. Hasil uji validitas tes formatif siklus II dari 20 butir soal pilihan ganda terdapat 17 soal yang valid dan dari 6 butir soal uaraian terdapat 5 soal yang valid. Untuk lebih jelasnya hasil uji validitas instrumen disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 8
Hasil Uji Validitas Soal Tes Formatif Siklus I
Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
2, 3, 4, 5,6 ,7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 20
1, 11, 17, 18, 19
Uraian 1, 2, 3, 4, 5, 6 1, 3, 4, 5, 6 2
Hasil uji validitas soal tes formatif siklus I diatas menunjukkan bahwa terdapat 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang valid. Peneliti mengambil soal pilihan ganda yang valid yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 20. Untuk soal uraian peneliti mengambil soal yang valid yaitu butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6.
Tabel 9
Hasil Uji Validitas Soal Tes Formatif Siklus II
Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
1, 2, 3, 4, 5 ,6 ,7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 17, 18, 19, 20
14, 15, 16
Uraian 1, 2, 3, 4, 5, 6 1, 2, 3, 4, 6 5
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 17, 18, 19, 20. Untuk soal uraian peneliti mengambil soal yang valid yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 6.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Sugiyono (2010: 173) menyatakan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu intrumen memiliki keajegan menghasilkan data yang sama apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama. Menurut Sulistiyana (2012: 44) reliabilitas diukur dengan menghitung korelasi skor butir soal dengan komposit totalnya.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 dengan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui nilai koefisien Alpha Cronbach. Tingkat reliabilitas instrumen ditentukan menurut pedoman yang dikemukakan oleh Sekaran (Sulistiyana, 2012: 44) yang didasarkan pada koefisien Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut :
α < 0,6 : Kurang Baik
0,6 < α < 0,8 : Diterima
α > 0,8 : Baik
Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 10
Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Tes Formatif Siklus I Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.917 .919 15
Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda tes formatif siklus I yang terdiri dari 15 soal valid dinyatakan reliabel dengan nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,917 dan masuk pada kategori baik.
Tabel 11
Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian Tes Formatif Siklus I Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.955 .955 5
Hasil uji reliabilitas soal uraian tes formatif siklus I yang terdiri dari 5 soal valid juga dinyatakan valid nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,955 dan masuk pada kategori baik.
Tabel 12
Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Tes Formatif Siklus II Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.925 .924 15
Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda tes formatif siklus II yang terdiri dari 15 soal valid dinyatakan reliabel dengan nilai koefisien
Tabel 13
Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian Tes Formatif Siklus II Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.952 .953 5
Hasil uji reliabilitas soal uraian tes formatif siklus II yang terdiri dari 5 soal valid juga dinyatakan valid nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,952 dan masuk pada kategori baik.
3.7.3 Tingkat Kesukaran
Menurut Slameto dalam (Wardani Naniek Sulistya dkk. 2012) tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin besar nilai tingkat kesukaran maka semakin mudah, demikian pula sebaiknya semakin kecil nilai tingkat kesukarannya berarti soal itu semakin sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu dengan rumus:
P =
Keterangan:
P = indeks tingkat kesukaran soal
B = jumlah peserta didik yang menjawab betul. N = jumlah peserta didik
Tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada rentang skor tingkat kesukaran butir soal yang secara rinci disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 14
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat kesukaran
0,00-0,39 Tinggi
0,40-0,79 Sedang
Uji tingkat kesukaran butir soal dilakukan setelah uji validitas dan uji realiabilitas. Tingkat kesukaran butir soal tes formatif siklus I dan siklus II disajikan pada tabel berikut.
Tabel 15
Tingkat Kesukaran Soal Tes Formatif Siklus I Tingkat kesukaran No Butir Soal Jumlah
Tinggi 5, 10, 20 3
Sedang 3, 4, 7, 8, 9, 12,
13, 14, 15, 16 10
Rendah 2, 6 2
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal tes formatif siklus I dengan tingkat kesukaran tinggi sebanyak 3 soal yaitu butir soal nomor 5, 10, dan 20. Tingkat kesukaran sedang sebanyak 10 butir soal yaitu soal nomor 3, 4, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, dan 16. Sedangkan tingkat kesukaran rendah sebanyak 2 butir soal yaitu soal nomor 2 dan 6.
Tabel 16
Tingkat Kesukaran Soal Tes Formatif Siklus II Tingkat kesukaran No Butir Soal Jumlah
Tinggi 1, 18 2
Sedang 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,
12, 17, 19, 20 11
Rendah 6, 10 2