• Tidak ada hasil yang ditemukan

SESI 1: PENGENALAN JOGJA ISTIMEWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SESI 1: PENGENALAN JOGJA ISTIMEWA"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SESI 1 JOGJA

ISTIMEWA

(3)

SESI 1: PENGENALAN JOGJA

ISTIMEWA

MATERI:

A.

Latar belakang , tujuan dan

harapan yang akan dicapai

B.

Sekilas tentang Yogyakarta

C.

Potensi Konfik, Toleransi dan

(4)

SESI 1: PENGENALAN JOGJA

ISTIMEWA

MATERI:

A. Latar belakang , tujuan dan harapan yang akan

dicapai

dari

pelenggaraan program Jogja Istimewa.

1)

Mahasiswa akan hidup bersama dalam waktu tertentu

dan tujuan tertentu (kuliah) dalam waktu yang sama.

Merintis persatuan Indonesia (andil UAJY terhadap

pemerintah DIY)

2)

Tujuan yang ingin dicapai dari program ini.

3)

Harapan yang ingin dicapai oleh mahasiswa setelah

mengikuti kegiatan ini. (dapat dilakukan dengan

(5)

B. Sekilas tentang Yogyakarta:

 a. Sejarah singkat

 b. Logo Keraton & Jogja Istimewa .

 c. Kota pendidikan, kota budaya (ciri khas Yogyakarta)

 d. Karakter kota pendidikan

 e. Demograf penduduk asli dan pendatang (khususnya pelaiar dan mahasiswa)

 F. Dukungan Pemda

C. Potensi Konfik, Toleransi dan Solidaritas

 a. Bisa diambil dari fakta (berita koran kejadian faktual di Yogyakarta)

 b. Contoh baik dan jelek semua ditampilkan

 c. Toleransi dan solidaritas dengan cara menerima kesadaran

(6)

A. LATAR BELAKANG, TUJUAN

DAN HARAPAN YANG AKAN

(7)
(8)

Apa harapan Anda

setelah mengikuti

kegiatan kuliah

Jogja

(9)

B. SEKILAS TENTANG

YOGYAKARTA

Sejarah Yogyakarta

 Nama Yogyakarta ialah perubahan bentuk dari Yodyakarta. Yodyakarta berasal dari kata Ayodya & Karta.

 Ayodya diambil dari nama kerajaan dlm kisah Ramayana, sementara karta berarti ramai.

 Dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti [13 Februari 1755] antara Pangeran Mangkubumi & VOC di bawah Gubernur-Jendral Jacob Mossel, maka Kerajaan Mataram dibagi dua. Pangeran

Mangkubumi diangkat sebagai Sultan dengan gelar Sultan Hamengkubuwana I dan berkuasa atas setengah daerah

Kerajaan Mataram. Sementara itu Sunan Paku Buwono III tetap berkuasa atas setengah daerah lainnya dengan nama baru

(10)

Lambang Kraton Kasultanan

Lambang Keraton Kasultanan

Ngayogyakarta Hadiningrat yang

sering kita lihat disebut

Praja Cihna.

Nama tersebut diambil dari bahasa

sansekerta Praja yang berarti Abdi

Negara dan Cihna yang berarti Sifat

Sejati.

(11)

Arti Lambang Praja Cihna

Sayap Burung Garuda

Sayap burung Garuda yang mengepak lebar

menggambarkan keagungan dan kewibawaan keraton

(sebagai lembaga eksekutif) yang tegas, mantap,

kuat, total, dinamis, optimis dan pantang menyerah.

Aksara Jawa

Aksara Jawa yang tertulis tegak menjadi simbol

kebudayaan asli bangsa juga jati diri kepribadian

bangsa dan Negara. Kata Ha – Ba merupakan

(12)

Arti Lambang Praja Cihna

Bunga Padma

Bunga Padma (Teratai) berwujud tumbuhan dengan

tangkai dan bunganya, hidup merambat, mengapung

di atas air mempunyai arti memiliki

kecerdasan/kebijakan dalam memposisikan diri pada

tempat dan waktu dengan benar

Tumbuhan Sulur

Tumbuhan Sulur yang hidup merambat,

melambangkan kejayaan dan kemuliaan kebudayaan

bangsa nusantara yang lestari berkembang dan

(13)

Letak Keistimewaan Jogyakarta

Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan

Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII

mengetok kawat kepada Presiden RI.

Isi kawat tersebut menyatakan bahwa Daerah

Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman

menjadi bagian wilayah Negara Republik Indonesia,

serta bergabung menjadi satu mewujudkan satu

kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta.

(14)

Letak Keistimewaan Jogyakarta

1. Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden Republik Indonesia.

2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Amanat Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 ( yang dibuat sendiri-sendiri secara terpisah). Isi amanat:

intinya nagari kasultanan dan pakualaman bergabung dengan NKRI dan tunduk kepada presiden.

(15)
(16)

Letak Keistimewaan Jogyakarta

UU No. 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan DIY.

UU No. 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY

Letak keistimewaannya pada pengaturan tentang :

1. Tata cara pengisian jabatan Gubernur/ Wakil Gubernur DIY 2. Kelembagaan Pemda DIY

3. Kebudayaan,

(17)

Makna Amanat Sultan HB dan Adipati PA

Menunjukkan sikap

NASIONALISME

.

Harapannya warga jogya dan penduduk Jogya

juga menunjukkan sikap nasionalisme

(18)

Efektivitas Pemerintahan, Kepentingan Nasional, Pendayagunaan Kearifan Lokal Efektivitas Pemerintahan, Kepentingan Nasional, Pendayagunaan Kearifan Lokal

PILAR KEISTIMEWAAN DIY

Pengakuan atas Hak Asal-Usul, Kerakyatan, Demokrasi, Ke-Bhinneka-Tunggal-Ika-an

PILAR KEISTIMEWAAN DIY

(19)

Asas Pengaturan Keistimewaan DIY (Pasal 4 UU No 13 Tahun 2012)

a.pengakuan atas hak asal-usul;

b.kerakyatan;

c.demokrasi;

d.ke-bhinneka-tunggal-ika-an;

e.efektivitas pemerintahan;

f. kepentingan nasional; dan

(20)

Tujuan Pengaturan Keistimewaan (Pasal 5 UU No 13 Tahun 2012)

a. mewujudkan pemerintahan yang demokratis;

b. mewujudkan kesejahteraan dan ketenteraman masyarakat;

c. mewujudkan tata pemerintahan dan tatanan sosial yang menjamin ke-bhinneka-tunggal-ika-an dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. menciptakan pemerintahan yang baik; dan

(21)

Kewenangan kebudayaan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c

diselenggarakan untuk memelihara dan

mengembangkan hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma, adat istiadat, benda, seni, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat DIY.

Arah Pembangunan Kebudayaan

Benda/Tangible

Tak Benda

/Intangible

(22)

Dalam rangka mengevaluasi, menyusun program

budaya unggul yang memperkuat karakter dan

identitas Keistimewaan DIY:

Pelibatan semua stakeholder, misal urusan kebudayaan melalui

kegiatan pendampingan, pembinaan, pengembangan,

kerjasama, dan fasilitasi di sektor unggulan urusan kebudayaan

seperti organisasi/lembaga seni budaya, museum, perflman,

warisan cagar budaya, dan organisasi kemahasiswaan

(23)

Pengenalan Logo Jogja Istimewa

ISTIMEWA – (kata benda) yang berarti beda dan lebih baik dari yang lain. Inggris;(verb) beyond special

ISTIMEWA is more than special distinctive, divine, excellent or

extraordinary. ISTIMEWA is the most unique word on earth, no single English word can replace it.

Tidak harus menggunakan bahasa Inggris untuk tagline, karena kita bisa bangga dengan bahasa ibu kita. Secara pengucapan kata

“Istimewa” adalah kata yang mudah diucapkan oleh lidah warga internasional.

ISTIMEWA bukan hanya sekedar “status politik” namun menjadi “ruh” peri-kehidupan di Yogyakarta yang diwujudkan dalam laku

“kerja-keras” untuk mencapai “maqom keistimewaan” tersebut agar bisa menjadi lebih baik dari yang lain.

(24)

Logo Jogja ini menggunakan huruf kecil, yang melambangkan egaliterisme, kesederajatan dan persaudaraan. Dengan warna merah bata, sebagai warna perlambang keraton dan spirit keberanian untuk mewarnai zaman

(25)

Untuk mewakili kekuatan akar budaya masyarakat Yogyakarta, logo menggunakan jenis font

original yang didesain berdasarkan Aksara jawa.

Dengan font modern, simple dan dinamis, namun tetap berpijak pada ruh tradisi dan kebudayaan

Yogyakarta. Bentuk logo yang simple, modern, dan progresif ini juga merupakan manifestasi

(26)

Titik dalam “J” dalam bentuk “Biji” dan “Daun”, juga lubang pada huruf “G”, melambangkan flosof “Cokro Manggilingan; Wiji Wutuh, Wutah Pecah, Pecah Tuwuh, Dadi Wiji’, yang akan menjadi pedoman untuk

(27)
(28)

Hamemayu Hayuning Bhawana

Huruf G dan J yang saling memangku

dan

bersinanggungan

melambangkan

Hamemayu Hayuning Bhawana. Sebagai

pedoman pemimpin dan pengampu

(29)

Merah

dan Putih

Warna

merah

berasal dari lambang

Keraton, simbol keberanian, ketegasan,

kebulatan tekat yang utuh.

Warna putih menggambarkan Jogja

roh

(30)
(31)
(32)

Kipo

Yangko

Tiwul

Growol

(33)
(34)
(35)
(36)
(37)

DUKUNGAN PEMDA

Fasilitasi dalam pengabdian/pemberdayaan masyarakat,

misal KKN Tematik Keistimewaan Pengentasam Kemiskinan.

Pelibatan dalam

proses perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan

untuk

kesejahteraan

dan kemajuan

masyarakat DIY.

Kampus sebagai salah satu pilar pembangunan

(keistimewaan) DIY.

(38)

Pilar Pembangunan Keistimewaan

Taman Siswa,

UNY, dll.)

Keprajan (Pemda DIY/Kab/Kota)

KRATON

(Kraton + Puro)

Kampung

(39)

Catur Sagatra 4-K:

“Keraton, Kaprajan,

Kampus dan Kampung

Catur Gatra 4-K

Sinergi pelipat gandaan

energi

Satu keterpaduan pranata istimewa

sebagai agen perubahan

Satu keterpaduan pranata istimewa

(40)

kampus sebagai agen perubahan

Mitra inisiator, konseptor, inspirator,

motivator, fasilitator bagi kelompok

masyarakat lain sehingga dapat

gumregah

, bergotong royong, bekerja

sama untuk mewujudkan keistimewaan

(41)

Jogja Plan (http://jogjaplan.com/) :

•memuat menu layanan masyarakat yg berisi form usulan masyarakat & informasi perencanaan pembangunan;

•Usulan masyarakat : kegiatan yg dilaksanakan pada sektor tertentu, dan pada lokus tertentu (kab, kec, desa).

Kampus dapat berpartisipasi memberikan sumbang saran perencanaan

(42)

CONTOH PELAKSANAAN

URUSAN KEBUDAYAAN

CONTOH PELAKSANAAN

URUSAN KEBUDAYAAN

Terbentuk kampoeng dengan 6 indentitas, yaitu;

Kampung Hijau  Partisipasi Fak. Pertanian, Kehutanan, …dst.

Kampung Bersih  Partisipasi Fak. MIPA, Kedokteran ...dst

Kampung Cerdas Partisipasi Fak Ilmu budaya, Keguruan, Filsafat,..dst

Kampung Sehat  Partisipasi Fak. Kedokteran, Fak Farmasi, FKG, ...dst

Kampung Tanggap Bencana  Partisipasi fak. Teknik, Geografi ...dst

Kampung Aman Partisipasi fak hukum, isipol, ....dst

(43)

c.

POTENSI KONFLIK, TOLERANSI

dan

(44)

FAKTA SEJARAH

Semenjak Empu Tantular menulis tentang Bhinneka Tunggal

Ika, maka sesungguhnya kesadaran tentang pluralitas dan

multikulturalitas sudah dimiliki oleh para leluhur bangsa ini.

Kerajaan Kahuripan, Jenggala, Majapahit dan diteruskan oleh

(45)

FAKTA SEJARAH

Di wilayah kerajaan Nusantara ini memang semenjak semula memiliki

varian suku, ras dan agama. Di kerajaan Majapahit terdapat aneka

pemeluk agama; Hindu,  Budha, Islam dan Budha-Syiwa, dan juga

keyakinan lokal lainnya.

Semenjak Wangsa Isyana menguasai tanah Jawa, Sri Erlangga, kemudian

Sri Jayabaya, dan raja-raja Majapahit, maka di kerajaan-kerajaan

tersebut sudah terdapat  kehidupan yang bhinneka tunggal ika.

Di negara-negara tersebut telah hidup suku Jawa, Cina, Arab dan

(46)

Pada dasarnya orang lebih menyukai

kerjasama daripada konflik.

(47)
(48)

Conflict is……

Konfik adalah pertentangan antara dua pihak atau

lebih, yang dapat terjadi antarindividu, antarkelompok

kecil, bahkan antarbangsa dan negara (Sarlito W.

Sarwono, 1999).

Merupakan bentuk pertentangan, ketidaksepakatan,

ketidakcocokan antara dua orang atau lebih, antar

kelompok orang, yang biasanya ditadai oleh kekerasan

fsik (Wikipedia, 2007)

Persepsi mengenai perbedaan

kepentingan (Pruitt dan

(49)

POSITIF & NEGATIFNYA KONFLIK

POSITIF (produktif)

NEGATIF (destruktif)

1. Persemaian yang subur bagi terjadinya perubahan sosial.

2. Memfasilitasi tercapinya kesepakatan atas berbagai kepentingan.

3. Dapat mempererat persatuan kelompok. 4. Memperkuat identitas kelompok asal. 5. Meningkatkan prestasi kelompok asal. 6. Memberi peluang untuk belajar.

1. Terjadi ketidakadilan dan solusi yang

digunakan seringkali destruktif seperti win – lose solution, peperangan, ektrimis, genocide, dll.

(50)
(51)

Berbagai Konfik

1. Konflik yang bernuansa SEPARATISME  konflik di NAD, Maluku, dan Papua.

2. Konflik yang bernuansa ETNIS  konflik di Kalbar, Kalteng, dan Ambon.

3. Konflik yang bernuansa IDEOLOGIS  isu faham komunis, faham radikal.

4. Konflik yang benuansa POLITIS  konflik akibat isu kecurangan Pilkada, isu pemekaran wilayah di beberapa wilayah yang berakibat penyerangan dan pengrusakan.

5. Konflik yang bernuansa EKONOMI  konflik antar kelompok nelayan di selat Madura, antar kelompok preman, antar kelompok pengemudi, antar kelompok pedagang.

6. Konflik Sosial lainnya  konflik antar anak sekolah, mahasiswa,

7. Konflik BERNUANSA SOLIDARITAS LIAR  tawuran antar wilayah, antar suporter sepak bola.

8. Konflik ISU AGAMA atau ALIRAN KEPERCAYAAN  isu berkaitan dengan Achmadiyah, isu aliran sesat.

(52)
(53)
(54)

KONFLIK TERJADI TIDAK JAUH DARI KITA

KONFLIK TERJADI DISEKIAR KITA

KONFLIK TERJADI JUSTRU TERJADI ANTARA KITA

BISA JADI KITA DIPERALAT OLEH PIHAK YANG JAUH DARI KITA…..

(55)
(56)

Pemahaman

Masyarakat yg heterogen (majemuk) pada dasarnya selalu rawan konflik

Konflik horisontal yang terjadi di Indonesia berasal dari kemajemukan

suku, agama ras dan golongan.

Konflik horisontal dapat diatasi ketika setiap warga masyarakat

mengedepankan toleransi, menghargai perbedaan dan mau menerima

kemajemukan sebagai kenyataan dan rahmat Tuhan.

(57)
(58)

Referensi

Dokumen terkait

Pencarian pinjaman ini dilakukan setelah perseroan melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) pada Mei 2015 dengan total dana yang dikumpulkan mencapai Rp5,3 triliun, dimana

Parameter transponder seperti ini haruslah unik sehingga hanya ketika antena diarahkan ke satelit yang tepat, maka meter akan bisa mengunci sinyalnya.. Apakah kita

Sesuai dengan asas negara hukum, setiap penggunaan wewenang harus mempunyai dasar legalitasnya. Sama halnya dengan lembaga-lembaga negara.. dimana dalam menggunakan wewenangnya

Menurut Romeo (2003), Testing Software adalah proses mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang dikendalikan, untuk verifikasi apakah telah berlaku

* Melapor mengenai kendala yang terjadi menggunakan fitur live chat yang ada pada https://kursusvmlepkom.gunadarma.ac.id/, aktif mulai pukul 10 WIB * Harap memperhatikan dengan

Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan atau sasaran dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut. Dampak keuangan

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Modal Intelektual, dan

Hasil penelitian Wahyunie et al (2012) menunjukkan bahwa ketahanan penetrasi pada sistem olah tanah intensif lebih keras jika dibandingkan dengan penerapan olah tanah