• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DALAM PEMBELAJARAN PKN SISWA PAKET B PKBM TUNAS MADANI YUSMADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DALAM PEMBELAJARAN PKN SISWA PAKET B PKBM TUNAS MADANI YUSMADI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

71

PENERAPAN PENDEKATAN

VALUE CLARIFICATION

TECHNIQUE (VCT)

DALAM PEMBELAJARAN PKN

SISWA PAKET B PKBM TUNAS MADANI

YUSMADI

UPT Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Bireuen

ABSTRAK

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pembelajaran yang tidak sekedar hafalan atau pembelajaran tentang nilai, namun bagaimana peserta didik menerapkan isi materi PKn dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran PKn, metode ekspository saja tidak cukup untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Penggunaan berbagai metode akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketiga aspek tersebut. Pembelajaran yang menyuguhkan teori konseptual saja sebagai materi, akan memberikan kesulitan bagi peserta didik untuk menerapkankannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Kewarganegaraan atau disingkat PKn merupakan bidang kajian yang bersifat multifaset yang bidang keilmuannya bersifat interdisipliner, multidisipliner, atau bahkan multidemensional. Bidang kajiannya luas, karena pembelajaran PKn erat kaitannya dengan sikap kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun, menurut seorang ahli ilmu politik yang bernama Chreshore, secara filsafat keilmuan berasal dari ilmu politik khususnya dari konsep political democracy untuk aspek duties and rights of citizen. Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik teoritis maupun praktis

Kata kunci: Pendekatan VCT (Value Clarification Technique)

PENDAHULUAN

Pendidikan ba ik pendidikan forma l maupun pendidikan non formal yang berlangsung di lembaga-le mbaga pendidikan luar sekolah seperti di SKB, PKBM dan le mbaga-le mbaga kursus lainnya seharusnya menjadi wadah untuk me mbentuk peserta didik menjad i warga negara yang baik, selaras dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang mengatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi menge mbangkan ke ma mpuan dan me mbentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dala m rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berke mbangnya potensi peserta didik agar men jadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, pembelajaran yang terjadi dala m pendidikan forma l maupun non forma l mengajarkan kepada peserta didik tentang nilai dan bagaimana men jadi warga masyarakat sekaligus warga negara yang baik mela lui Pendidikan Kewa rganegaraan.

Keberhasilan me mbe la jarkan anak untuk ber-PKn bukanlah usaha yang mudah. Kreativ itas dan ketepatan guru dalam menggunakan berbagai metode dan pendekatan merupakan salah satu faktor utama. Me mbela jarkan anak tentang nilai me rupakan tanggung jawab sebagai seorang guru. Guru PKn yang mengajar Paket B di PKBM Tunas Madani Keca matan Kota Juang Kabupaten Bireuen menyatakan bahwa anak-anak cenderung sukar untuk dilarang atau diberi nasihat. Guru tersebut kesulitan tentang bagaimana me mbe laja rkan anak mengenai nilai, serta kebaikan dan ketidakba ikan suatu sikap untuk dila kukan. Sehingga dalam pembe laja ran, seorang guru tidak langsung melarang tentang suatu sikap atau nilai. Na mun, me mbe ritahu, mengarahkan, dan me mbe ri pengertian kepada peserta didik. Oleh ka rena itu dala m penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan VCT (Value Clarification Technique) dalam pe mbelaja ran PKn. VCT

me rupakan pendekatan klarifikasi nila i.

(2)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

72

Dengan klarifikasi nila i peserta didik tidak disuruh menghafal nila i-nila i yang sudah dipilih kan pihak lain, mela inkan dibantu untuk mene mukan, menganalisis, me mpe rtanggung jawabkan, menge mbangkan, me milih, menga mbil sikap dan mengama lkan nila i-nila i hidupnya sendiri. Peserta didik tidak dipilihkan nila i mana yang baik dan benar untuk dirinya, me la inkan diberi kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri, n ila i mana yang akan diamalkan dala m kehidupannya sehari-hari. Pendekatan klarifikasi nila i dapat dilaku kan guru mela lui proses tanya jawab, bermain peran, permainan, percontohan dan metode cerita. Penelit i menggunakan pendekatan VCT (Value Clarification Technique) dalam pembela jaran PKn, karena peneliti ingin me lihat, bagaimana nila i tersebut tertanam dala m diri peserta didik bukan karena paksaan, namun ka rena nilai tersebut me rupakan nilai yang dipilihnya sendiri.

METODE PENELITIAN Objek Tindakan

Secara sederhana objek bisa diartikan sebagai hal, perkara , atau orang yang men jadi pokok pe mbica raan atau hal yang dijadikan sasaran untuk ditelit i, diperhatikan. Obje k penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif, dapat dikenai aktiv itas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji, yaitu tentang penerapan pendekatan VCT

(Value Clarification Technique) dalam pembela jaran PKn siswa Paket B d i PKBM Tunas Madani Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen, maka objek tindakan fokus mendeskripsikan dan menganalisis mengenai penerapan penerapan pendekatan VCT (Value Clarification Technique) dalam pembela jaran PKn bagi siswa Paket B saat pembela jaran berlangsung dan mengevaluasi hasil pe mbela jaran.

Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian, Lokasi penelitian adalah PKBM Tunas Madani, yang terletak di Desa Meunasah Capa Kecamatan Kota

Juang Kabupaten Bireuen. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini, karena letak PKBM ini yang strategis dan mudah dijangkau, berada ditepi ja lan raya serta dekat dengan pemukiman warga. Se lain itu, pada mata pela jaran Pendidikan Ke warganegaraan di PKBM Tunas Madani Keca matan Kota Juang Kabupaten Bireuen belum pernah ditelit i oleh peneliti lain. Begitu juga dengan guru yang menga mpu mata pelajaran in i adalah seorang sarjana pendidikan dan termasuk guru yang berko mpeten.

2. Subjek Penelitian, Sasaran penelitian in i adalah seluruh siswa Paket B PKBM Tunas Madani Keca matan Kota Juang Kabupaten Bireuen dengan jumlah siswa 20 orang, dimana terdiri dari 9 siswa perempuan dan 11 siswa laki-la ki.

Metode Analisis Data

Analisis data merupakan akal dala m konteks masalah keseluruhan (Nawa wi, 1993: 190). Aktiv itas analisis data dalam penelitian kua litatif me liputi data reduction, data display dan data conclusion (Sugiyono: 2009). Analisis data dimu lai dari proses pengumpulan ke mudian mereduksinya dan setelah itu menyajikan data-data sesuai dengan yang didapatkan. Proses analisis data dilaku kan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi Data, Reduksi data me rupakan proses seleksi, pemfo kusan, dan penyederhanaan catatan lapangan. Menurut Sugiyono, mereduksi data berarti me rangku m, me milih hal-ha l yang pokok, me mfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari te ma dan polanya (Sugiyono: 2009). 2. Sajian Data, Penyajian data

(3)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

73

3. Pengambilan Kesimpulan (verifikasi), Merupakan upaya untuk melihat, meninjau ke mbali dan menelaah secara seksama informasi dan simpulan-simpulan sementara yang telah dia mbil untuk me mperoleh kesimpulan dan pemaha man yang lebih tepat.

Car a Pe ngambil an Kesimpulan

Setelah mela kukan penelit ian, ma ka penulis mengamb il kesimpulan atas hasil dari analisa dan interprestasi data yang dilengkapi dengan saran-saran. Penarikan kesimpulan sangat berguna dalam me rangku m hasil akh ir suatu penelitian, selain sebagai landasan rumusan pengambilan keputusan bagi pihak peneliti juga digunakan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya. Pengambilan kesimpulan sangat diperlukan dala m beberapa bidang. Keputusan-keputusan tersebut biasanya didasarkan pada alternatif-alternatif yang menjadi pert imbangan. Berdasarkan a lternatif-alternatif pertimbangan dapat dibuat perangkingan, sehingga keputusan dapat diambil sesuai kebutuhan yang diharapkan. Multi Criteria Decision Mak ing (MCDM) adalah suatu metode pengambilan kesimpulan untuk menetapkan alternatif terba ik dari seju mlah alternatif be rdasarkan kriteria tertentu.

HAS IL PENEL ITIAN

Gambar an Selintas Tentang Setting PKB M Tunas Madani

PKBM Tunas Madani merupakan salah satu lembaga pendidikan luar sekolah yang terletak di Desa Meunasah Capa Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen yang berada di bawah pengawasan PLS Kabupaten Bireuen. PKBM Tunas Madani berada jauh dari kota Bireuen ± 35 Km. Na mun dekat dengan Kecamatan Kota Juang. Lokasi PKBM Tunas Madani sangat strategis, akses jalan menuju PKBM dapat dengan mudah dijangkau dengan kendaraan, baik kendaraan roda dua, kendaraan roda empat maupun angkutan umu m, ka rena berada di tepi ja lan raya.

Urai an Penelitian Secara Keseluruhan

Pelaksanaan Pendekatan VCT (Value Clarification Technique) dal am Pembelajar an PKn Siswa Paket B di PKB M Tunas Madani

Berdasarkan hasil observasi yang dila kukan oleh peneliti, proses pembela jaran Pendidikan Ke warganegaraan di PKBM Tunas Madani ini berjalan dengan baik. Keg iatan pembelaja ran Pendidikan Kewa rganegaraan di PKBM Tunas Madani tersebut akan diuraikan secara leb ih rinci dala m tahapan-tahapan berikut:

Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil penelit ian yang dila kukan oleh peneliti dipero leh data tentang kegiatan guru dala m mela kukan persiapan pembelajaran. Kegiatan guru tersebut yang berhasil diamat i berupa me mpe rsiapkan kalender pendidikan, program tahunan, progra m semester, perhitungan alokasi waktu, pengembangan silabus, penentuan kriteria ketuntasan minimal, dan rencana pela ksanaan pembela jaran. Perangkat mengaja r perta ma yang disusun adalah pengembangan silabus. Pengembangan silabus ini dilakukan sebagai pedoman dala m penyusunan perangkat mengajar yang lainnya, di antaranya program tahunan, program semester, perhitungan alokasi waktu, rencana pelaksanaan pembelaja ran dan penentuan kriteria ketuntasan min ima l.

Perangkat mengajar yang disusun selanjutnya adalah Rencana Pela ksanaan Pe mbela jaran (RPP). Pe mbuatan RPP mengacu pada silabus. Dari Standar Ko mpetensi (SK), Ko mpetensi Dasar (KD) dan perhitungan alokasi waktu yang telah disusun diuraikan lagi menjad i indikator dan tujuan yang akan dicapai serta dilengkapi dengan teknik penila ian dan sumber bela jar yang ditulis dala m silabus.

(4)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

74

langkah-langkah kegiatan pe mbela jaran, alat dan sumber bahan, serta penilaian.

Tahap Pelaksanaan

Untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan Pendidikan Ke warganegaraan di PKBM Tunas Madani secara lebih rinci dan jelas, akan diura ikan sesuai dengan ko mponen-komponen atau rumusan-rumusan pembela jaran, antara lain : tujuan pembela jaran, materi pe mbela jaran, media pembela jaran, metode pembela jaran, langkah-langkah kegiatan pembela jaran yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, serta evaluasi, sebagai berikut: a. Tujuan pembelaja ran, Secara umu m, tujuan pembela jaran Pendidikan Ke warganegaraan yaitu menyiap kan peserta didik agar dapat menjadi warga masyarakat sekaligus warga negara yang baik. Secara khusus, pembelajaran Pendidikan Ke warganegaraan bertujuan untuk me mb iasakan peserta didik bersikap baik, berkara kter, ma mpu menga ma lkan nila i-n ila i dala m kehidupan sehari-hari, me lalu i penguasaan ko mpetensi yang telah disusun dala m perangkat pe mbela jaran. b. Materi pe mbela jaran,

Pe mbela jaran Pendid ikan Kewa rganegaraan di PKBM Tunas Madani pada siswa Paket B dila ksanakan setiap hari Senin dan Ka mis. Peserta didik a kan belaja r mengenai sikap de mokratis dan nila i-n ila i Pancasila pada semester 2, materi tersebut meliputi materi tentang hak anak untuk berma in, tanpa melupakan tugasnya sebagai pelajar yaitu belajar, ke mudian materi tentang menghargai suara terbanyak, dan sikap menerima keka lahan pada tema sikap demokratis. Sedangkan pada tema nila i-n ila i Pancasila, peserta didik akan me mpe laja ri tentang nilai keju juran, ked isplinan dan senang bekerja .

c. Media pembela jaran, Da la m setiap proses pembela jaran me merlukan med ia. Tanpa media, keg iatan

belajar mengaja r sulit dila ksanakan dengan baik. Media dalam suatu pembela jaran merupakan bahan atau alat yang digunakan untuk kegiatan pembela jaran agar dapat tercapai tujuan pe mbelaja ran yang diharapkan. Sela in itu media me rupakan sarana dalam menya mpaikan materi dan untuk mendukung pemaha man peserta didik agar cepat diterima dan mudah dimengerti. Media disesuaikan dengan materi ajar, med ia yang digunakan dapat berupa gambar, atau dala m materi sikap demo krat is, media kotak pemungutan suara digunakan untuk me mpe rmudah menya mpaikan materi aja r. Peserta didik dapat pula digunakan sebagai med ia atau contoh untuk men jelaskan, me mpe ragakan atau mende monstrasikan. Media yang digunakan dapat bermaca m-maca m disesuaikan dengan materi yang akan dia jarkan.

Metode pe mbelajaran

Dala m pe mbe laja ran Pendidikan Kewa rganegaraan di PKBM Tunas Madani guru tidak hanya terpaku pada metode cera mah saja, tetapi ada beberapa metode lain yang digunakan dalam mengajar Pendidikan Ke warganegaraan yang termasuk dala m pendekatan VCT (Value Clarification Technique), diantaranya metode tanya jawab, metode permainan, berma in peran atau role playing, dan metode cerita.

Akti vitas Peserta Di dik dal am Pembelajar an PKn dengan Pendekatan

VCT(Value Clarification Technique)

(5)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

75

oleh peneliti sebagai observer I dan Ibu Mirana, S.Pd sebagai observer II.

Berdasarkan hasil penga matan pada pertemuan perta ma menunjukkan bahwa 55% akt ivitas peserta didik baik, sedangkan 25 % kurang baik. Pada setiap pembela jaran, guru berusaha menerapkan pendekatan VCT (Value Clarification Technique) melalu i berbagai metode yang termasuk da la m pendekatan VCT (Value Clarification Technique), yaitu role playing

dan perma inan. Ketika peserta didik ra ma i dan kurang fokus mengikuti pe mbela jaran, guru menggunakan metode tanya jawab yang termasuk dala m pendekatan VCT. Ketika peserta didik kurang fokus, guru me mbe rikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pe mbelaja ran. Sehingga ketika peserta didik yang ramai dan kurang fokus dalam pe mbe laja ran tidak dapat men jawab pertanyaan, guru me mberi nasihat dan menjadikan sebagai contoh bahwa peserta didik yang kurang me mpe rhatikan, tidak a kan me maha mi materi dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

Pada pengamatan pertemuan kedua, yang me mbahas mengenai sikap menerima keka lahan, menunjukkan bahwa akt ivitas peserta didik 45% ba ik, sedangkan 55% kurang baik. Pada pertemuan kedua, dala m materi sikap menerima keka lahan, keakt ifan peserta didik kurang. Ketika guru me minta untuk ma ju dan me mbaca kan hasil pekerjaannya, banyak peserta didik yang enggan maju dengan alasan tugas yang diberikan belum selesai. Pe rsiapan guru yang kurang matang serta kurang bervariasinya metode yang digunakan men jadi salah satu faktor yang menyebabkan akt ivitas peserta didik rendah. Pada pertemuan kedua, pengelolaan waktu kurang ma ksima l, sehingga banyak waktu tersisa. Waktu yang banyak ters isa digunakan untuk mengerja kan soal-soal. Na mun, peserta didik tidak dapat bersikap tenang dan mengerja kan soal dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara peserta didik pada pertemuan kedua, peserta didik mengaku jenuh saat pembela jaran. Hasil dari pengamatan pun menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik pada perte muan kedua kurang baik. Peserta didik seringkali

sibuk sendiri meski ada guru yang mengawasi. Ha l tersebut menunjukkan bahwa ketika peserta didik jenuh, peserta didik seringka li mencari perhatian, salah satunya dengan mengganggu temannya atau ra mai sendiri. Meski sudah dinasihati, peserta didik tidak menghirau kannya. Sebagai seorang guru harus sabar menghadapi peserta didiknya yang terkadang peserta didik mengabaikan nasihat dan kurang menghormati gurunya.

Pengamatan Car a Me ngajar Guru de ngan Menggunakan Pendekatan VCT (Value Clarification Technique)

Observasi atau pengamatan dilaku kan oleh dua orang, yaitu Bapak Sulaiman, S.pd sebagai observer II dan peneliti sendiri sebagai Observer I. Aspek yang dinila i me liputi 4 ko mpetensi yaitu ko mpetensi pedagogik dan ko mpetensi profesional serta ko mpetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Ko mpetensi pedagogik dan ko mpetensi profesional yaitu ke ma mpuan yang peneliti lihat kaitannya dengan ke ma mpuan guru dalam menggunakan pendekatan VCT (Value Clarification Technique) dalam pembe laja ran Pendid ikan Kewa rganegaraan siswa Paket B PKBM Tunas Madani yang me liputi metode dala m mengaja r, pengeloaan ke las, penguasaan materi dan lain sebagainya, semua kriteria penilaian tersebut tergabung dalam indikator-indikator yang digunakan peneliti dala m men ila i ko mpetensi guru.

Tidak hanya ko mpetensi pedagogik dan profesional yang menjadi obje k penila ian, namun juga kompetensi kepribadian dan sosial, karena dala m pendekatan VCT (Value Clarification Technique),

percontohan atau keteladanan adalah salah satu metode yang terkait dala m proses dan sub proses pendekatan VCT (Value Clarification Technique), dimana peserta didik melihat, mencontoh atau meneladani sikap gurunya. Sehingga, peneliti juga men ila i ko mpetensi guru kaitannya dengan afektif atau sikap, ya itu ko mpetensi kepribadian dan sosial.

(6)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

76

antara observer I dan Observer II, 70% baik, 24% kurang baik dan 6% t idak baik. Guru mengaja rkan dengan tema sikap de mokrat is mengenai musyawarah dan pemungutan suara, dalam materi tersebut, guru sudah me rencanakan pembela jaran dengan baik, namun guru kurang mengaitkan dengan pengetahuan lain yang relevan, guru juga kurang ma mpu mengelola kelas dengan baik, kurang bersikap tegas, kurang perhatian kepada peserta didik, ku rang me mbe ri penguatan dan kurang menc iptakan suasana yang nyaman sehingga dalam pe mbe laja ran peserta didik pada awalnya menunjukkan keantusiasannya, namun pada akhirnya peserta didik ra mai sendiri dan pengelolaan kelas menjad i kurang baik.

Penjelasan Per Siklus Mengenai Pr oses Pelaksanaan Kegiatan Pe mbel ajaran Pendi dikan Ke warganeg araan dengan Pendekatan VCT (Value Clarification Tecnique)

Pertemuan ke-1 (siklus 1)

a. Pendahuluan, Jam pelajaran Pendidikan Ke warganegaraan dimula i sekitar pukul 02.20, pada kegiatan awa l guru mengawali pembela jaran dengan mengucapkan sala m kepada peserta didik, ke mudian dilanjutkan dengan mela kukan presensi atas kehadiran peserta didik. Sete lah itu guru mengkondisikan peserta didik agar siap untuk me mu lai pe mbelaja ran. b. Kegiatan inti, Pe rte muan pertama

yaitu tema sikap demokrat is dengan metode yang digunakan yaitu metode ceramah dan tanya jawab. Metode cera mah dan tanya jawab saja menjadi kurang efektif. Sehingga, guru menggunakan metode role playing pemungutan suara pemilihan panglima kelas. Kata panglima dip ilih untuk me mbangkitkan antusiasme peserta didik. Guru menje laskan tentang jabatan sebagai panglima ke las serta tugas-tugasnya. Pemilihan in i dimaksudkan hanya untuk

me mbe ri ga mbaran kepada peserta didik bentuk musyawarah dan sikap de mokrat is. Guru PKn mu la i me lanjutkan menje laskan materi ke mbali, bahwa yang dila kukan tadi adalah pengambilan keputusan me la lui suara terbanyak. Melalu i metode tersebut, peserta didik men jadi lebih me maha mi materi. Setelah materi selesai dije laskan, guru PKn me mbagikan soal evaluasi, dengan me mberikan waktu 20 men it untuk mengerjakan soal tersebut. Peserta didik yang sudah selesai mengerja kan, langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya di me ja guru. c. Penutup, Kegiatan pembela jaran

diakhiri dengan me mbuat kesimpulan bersama antara guru dan peserta didik atas apa yang telah dipelajari, ke mudian dilanjutkan dengan pemberian tindak lanjut kepada peserta didik untuk me mpe laja ri ke mba li materi yang telah dipelajari d iru mah.

Pertemuan ke-2 (siklus 1)

a. Pendahuluan, Kegiatan awal guru mengucapkan sala m kepada peserta didik ke mudian guru me la kukan presensi atas kehadiran peserta didik. Selanjutnya guru berusaha mengkondisikan peserta didik agar siap me mula i pela jaran. Setelah peserta didik siap, guru mengingatkan ke mba li pela jaran yang disampaikan minggu lalu dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi keg iatan musyawarah. Sete lah keg iatan apersepsi selesai dila kukan, ke mudian guru me lanjutkan materi berikutnya yaitu sikap menerima keka lahan.

(7)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

77

(Le mbar Kerja Siswa). LKS tersebut berisi pertanyaan tentang hal apa saja peserta didik mengala mi keka lahan, dan bagaimana sikap yang harus dila kukan peserta didik ketika mengala mi keka lahan. Setelah selesai mengerjakan, peserta didik diminta maju untuk menceritakan. Setelah itu kegiatan evaluasi dila ksanakan, peserta didik mengerjakan soal-soal di buku masing-masing.

c. Penutup, Karena banyak dari peserta didik be lu m menyelesaikan soal yang diberikan, guru me minta peserta didik untuk me lanjutkannya diru mah. Keg iatan pembela jaran dia khiri dengan me mbuat kesimpu lan guru bersama peserta didik atas apa yang telah dipelajari, ke mudian dilanjutkan dengan pemberian tindak lanjut kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas dan me mpe la jari ke mba li materi diru mah.

Pertemuan ke-3 (siklus 2)

a. Pendahuluan, Pembela jaran Pendidikan Ke warganegaraan dila kukan pada materi nila i keju juran. Pada kegiatan awa l guru mengucapkan sala m kepada peserta didik ke mudian guru me la kukan presensi atas kehadiran peserta didik. Sete lah selesai, guru berusaha mengkondisikan peserta didik agar siap me mu la i pela jaran. b. Kegiatan inti, Pe mbela jaran

Pendidikan Ke warganegaraan yang akan dila ksanakan dengan tema keju juran, menggunakan metode

role playing. Selanjutnya guru menulis dipapan tulis mengenai arti ke jujuran, dan manfaat bersikap jujur dan peserta didik menyalinnya di buku catatan masing-masing. Setelah selesai, guru me mberikan soal evaluasi. Peserta didik diberi waktu 20 men it untuk mengerja kan. Ke mudian hasil pekerjaan peserta

didik langsung diku mpulkan dan di koreksi oleh guru.

c. Penutup, Kegiatan pembela jaran diakhiri dengan me mbuat kesimpulan guru bersama peserta didik atas apa yang telah dipelajari, ke mudian dilanjutkan dengan pemberian tindak lanjut kepada peserta didik untuk me mpela jari ke mbali materi yang telah dipelaja ri diru mah.

Pertemuan ke-4 (siklus 2)

a. Pendahuluan, Kegiatan awal guru mengucapkan sala m kepada peserta didik ke mudian guru me la kukan presensi atas kehadiran peserta didik. Sete lah selesai, guru berusaha mengkondisikan peserta didik agar siap me mula i pela jaran. Ke mudian guru mela kukan apersepsi dengan me mberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik tentang kegiatan peserta didik diru mah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberikan dala m rangka untuk menggali pengetahuan awal peserta didik mengenai sebuah aturan. Selanjutnya, guru bertanya tentang penegertian kedisiplinan dan men jelaskan tujuan pembela jaran dan materi yang akan dipelajari oleh peserta didik.

(8)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

78

guru menje laskan ciri-ciri sikap disiplin dan akibat tidak disiplin. Ke mudian, guru me minta peserta didik menulisnya di buku catatan masing-masing. Setelah itu, guru me mbe rikan soal kepada peserta didik. Peserta didik mengerjakan soal-soal pada buku tugas masing-masing.

c. Penutup, Kegiatan pembela jaran diakhiri dengan mengu mpulkan hasil pekerjaan peseta didik pada buku tugas masing-masing. Selanjutnya guru bersama peserta didik me mbuat kesimpulan atas apa yang telah dipelajari, ke mudian dilanjutkan dengan pemberian tindak lanjut kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas dan me mpela jari ke mbali materi d iru mah.

Proses Meng anilisa Data

Dala m pela ksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaku kan di PKBM Tunas Madani Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen ada beberapa langkah yang telah dila kukan dala m proses menganalisa data, yaitu adanya ide awal, prasurvey, diagnosis, perencanaan, penerapan tindakan, observasi, refleksi dan penyusunan laporan. Hal ini sesuai dengan langkah-langkah PTK yang telah dike mu kakan oleh Para ahli. Setelah dila kukan langkah-langkah tersebut siswa mengala mi ke ma juan baik dari segi nila i, maupun perilakunya.

Pada awalnya seluruh siswa mendapat nila i cukup pada tema pembela jaran demokratis, musyawarah, kejujuran dan kedisiplinan. Ke mudian meningkat men jadi nila i cukup 0%, baik 44% dan a mat baik 56%. Dan pada siklus selanjutnya men ingkat lag i menjad i nila i cukup 0%, baik 32% dan amat baik meningkat men jadi 68%. Penerapan PTK di PKBM Tunas Madani ini dila kukan secara prosedural, dan mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan. Dala m pela ksanaan PTK ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. PTK ada lah penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai tindakan.

b. Kegiatan refleksi (renungan, pemikiran, evaluasi) d ila kukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna mela kukan perbaikan tindakan dala m upaya me mecahkan masalah yang terjadi. c. Tindakan perbaikan terhadap

situasi dan kondisi pe mbela jaran dila kukan dengan segera dan dila kukan secara prakt is (dapat dila kukan dala m pra ktik pembela jaran).

Mengacu langkah-langkah di atas, ma ka pelaksanaan PTK di PKBM Tunas Madani telah dilakukan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dilihat dari hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi yang dilaku kan pelaksanaan PTK di PKBM Tunas Madani dikategorikan cukup baik, karena menyebabkan peningkatan kualitas pembelajaran PKn, dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata siswa dan peningkatan perilaku siswa d i sekolah.

Pembahasan dan Peng ambilan Ke putusan

Penerapan pendekatan VCT (Value Clarification Technique) dalam pembela jaran PKn siswa Pa ket B PKBM Tunas Madani Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen merupakan suatu pendekatan klarifikasi n ila i yang diterapkan dala m pe mbela jaran.. Dala m setiap pembela jaran Pendid ikan Kewa rganegaraan, suatu nilai yang akan diajarkan menggunakan pendekatan kla rifikasi n ila i ya itu menawarkan suatu nila i untuk dilakukan peserta didik me lalu i berbagai metode atau model yang termasuk dala m VCT (Value Clarification Technique). Nila i yang akan dila kukan peserta didik adalah nila i yang berasal dari keinginan dan keyakinannya, bukan dengan paksaan.

(9)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

79

bentuk pengambilan keputusan, dalam hal ini disebut dengan evaluasi. Hasil evaluasi akhir ada lah aku mulasi dari nila i tes tertulis dan nilai sikap peserta didik.

Pendidikan Kewa rganegaraan tidak hanya sekedar nilai tertulis semata. Nila i sikap juga menjadi pertimbangan penting untuk menentukan nilai akh ir. Menurut guru PKn, uji tulis wajib dilaksanakan setiap akhir ko mpetensi. Nilai tersebut yang akhirnya akan dia ku mulasikan untuk menentukan nila i akh ir. Sedangkan nila i sikap adalah hasil pengamatan guru. Berikut kutipan hasil wawancara penelit i dengan

guru PKn, “Tes tertulis harus ada, tetapi

sikap juga din ila i, sudah terlihat mana anak

yang bersikap baik dan kurang baik”.

Melalui penga matan, guru menila i sikap atau perbuatan peserta didik, keaktifan, sikap peserta didik di ke las, serta catatan perila ku peserta didik menjadi tolo k ukur guru dalam me la kukan penila ian. Pada setiap akhir ko mpetensi, guru mela kukan ulangan harian. Kriteria Ketuntasan Minima l mata pela jaran Pendid ikan Kewa rganegaraan adalah 75. Dengan menerap kan pendekatan VCT (Value Clarification Technique) dalam pembela jaran PKn, 87% siswa mencapai kriteria ketuntasan min ima l.

Selanjutnya penulis mene mu kan beberapa kendala dalam pela ksanaan pendekatan VCT (Value Clarification Technique), diantaranya yaitu:

1. Perencanaan kegiatan yang kurang matang sehingga proses pembela jaran men jadi ku rang ma ksima l.

2. Pengelolaan ke las yang kurang baik, d isebabkan karena peserta didik ra ma i sendiri ketika peserta didik mengala mi ke jenuhan. 3. Ketika perencanaan kurang matang

berimbas pada pengelolaan waktu yang kurang baik, ketika banyak waktu yang tersisa dalam pembela jaran dan digunakan untuk mengerjakan latihan soal, peserta didik tida k dapat mengerjakan dengan baik

4. Pendekatan VCT (Value Clarification Technique) hanya terbatas menggunakan metode role

playing, percontohan, metode cerita, dan tanya jawab. Sehingga akan menje mukan apabila metode tersebut dilaku kan berulang-ulang.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut;

1. Pe mbela jaran Pendid ikan Kewa rganegaraan dengan menggunakan pendekatan VCT (Value Clarification Technique)

siswa Paket B PKBM Tunas Madani Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen berjalan dengan lancar. Da la m mengajar, guru mela kukan tugasnya dengan baik sebagai pengajar dan pembimb ing. Metode yang digunakan guru dalam mengaja r bervariasi, yaitu cera mah, tanya jawab, role playing atau bermain peran, perma inan dan metode cerita. Me lalu i metode tersebut guru menerapkan pendekatan VCT (Value Clarification Technique). Gu ru mengaja rkan nilai kepada peserta didik me la lui metode yang terkait dengan proses dan sub proses pendekatan VCT (Value Clarification Technique), bukan me la lui huku man atau paksaan. 2. Afektif atau sikap peserta didik

(10)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

80

materi dengan cukup baik. Guru me mbe rikan nilai a khir berupa aku mulasi antara nila i tes tertulis dan nilai perbuatan. Aktivitas peserta didik dala m pe mbela jaran Pendidikan Kewa rganegaraan juga cukup baik. Faktor-fa ktor yang me mpengaruhi n ila i dan akt ivitas adalah guru dan peserta didik. Artinya, jika guru ma mpu me rencanakan pembelaja ran yang matang dan metode pembelajaran yang sesuai, ma ka pe mbela jaran dapat berlangsung maksimal sesuai tujuan yang diharapkan, dan peserta didik yang berangkat dengan kesiapan belajar yang baik, akan mendukung proses pembela jaran berja lan lancar. Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat dikemu kakan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil observasi yang dila kukan peneliti, guru hendaknya menggunakan pendekatan kla rifikasi nilai atau VCT (Value Clarification Technique) dalam me mbe la jarkan nila i pada peserta didik, khususnya dalam pembela jaran Pendid ikan Kewa rganegaraan. Nilai yang akan diajarkan bukan mela lui huku man atau paksaan. Pendekatan kla rifikasi n ila i yang dapat digunakan dalam pe mbela jaran yaitu metode tanya jawab, role playing atau bermain peran, perma inan dan metode cerita. 2. Gu ru hendaknya dapat

me rencanakan pembela jaran dengan matang dan juga dapat me milih metode pembela jaran yang tepat sesuai dengan materi. Karena pembe laja ran akan berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, bila rencana pembela jaran d isusun dengan semaksima l mungkin. Seba iknya, guru juga dapat lebih tanggap dan me mpe rhatikan se mua ko mponen pembela jaran, termasuk peserta didik. Gu ru harus lebih me mpe rhatikan latar bela kang

peserta didik, karena fa ktor lingkungan dapat dapat me mpengaruhi psikologis peserta didik yang berimbas pada kesiapan belajar peserta didik d i ke las. Guru juga harus lebih me maha mi bahwa peserta didik yang bersikap kurang baik, dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, d iantaranya adalah faktor lingkungan.

DAFTAR PUS TAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pe mbelajaran Nilai Karak ter Konstruk tivisme dan VCT. Sebagai Inovasi Pendek atan Pembelajaran Afek tif. Jaka rta: Ra jawa li Press. Ani, Catharina Tri. 2006. Psik ologi

Belajar.Se marang: UPT UNNES Press.

Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia .

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian, Suatu Pendek atan Prak tik.Jakarta: Rine ka Cipta. Djaa li. 2008. Psik ologi pendidik an. Jakarta:

Bu mi Aksara.

Dja marah, Sya iful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rine ka Cipta.

Ha ma lik, Oe mar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bu mi Aksara. Ko marudin. 2002. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bu mi Aksara.

Kusdaryani dan Trimo. 2009. Landasan Kependidikan. Sema rang: IKIP Press.

Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karak ter. Jakarta: Bu mi Aksara. Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan

(11)

Lentera Vol. 14. No. 11, Desember 2014

81

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Ra kyat.

Re zki, Elmi Afriani. 2011. Peningk atan Hasil Belajar Pk n Materi Berperilak u Mulia Sesuai Pancasila Melalui Model Pembelajaran VCT Percontohan Pada Peserta didik Kelas II SD Negeri 02 Wanacala Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes.

http://garuda.dikti.go.id. Diakses tanggal 25 Oktober 2014.

Sapriya. 2012. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Jakarta: Dire ktorat Jenderal Pendidikan Isla m.

Soegeng. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Bidang Sosial, Psikologi dan Pendidik an. Semarang: IKIP PGRI Se ma rang Press.

Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajarn PPKN.Ja karta: Bu mi Aksara. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R dan D.Bandung: Alfabeta.

Suparno, Paul. dkk. 2002. Pendidikan Budi Pek erti di Sek olah Suatu Tinjauan Umum. Yogyaka rta: Kanisius.

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherent-dikt i.net. Dia kses tanggal 03 Nove mber 2014.

Winaputra, S. Udin. 2009. Pe mbelajaran PKn di SD. Jaka rta: Universitas Terbuka.

Yana, Maya Kusfitri. Fak tor-Fak tor Yang

Mempengaruhi Nilai.

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh pendamping dengan korban pelecehan seksual untuk pembentukan konsep diri merupakan suatu penelitian yang memiliki tujuan

Penelitian penurunan kandungan logam berat pada limbah cair industri elektroplating ini dilakukan dengan metode jarr test dengan variasi jenis dan

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh substitusi gandum utuh varietas DWR-162 dengan kadar 0-50% pada kadar gizi, pati resisten, dan

Menjadi rahmat bagi seluruh alam juga berarti menjunjung tinggi harkat seluruh makhluk. Pengrusakan terhadap alam dan tindak kekerasan terhadap manusia adalah paradoks

Organizational Psychology: bidang psikologi yg menggabungkan hasil penelitian dlm bidang Psi sosial dan perilaku organisasi untuk diterapkan pada sisi emosional dan

Finish struktur adalah penutup atau pelapisan pada bagian/struktur utama dari sebuah bangunan. Finish Plafon Finish plafon adalah penutup atau pelapisan pada plafon dari

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh Kompensasi Eksekutif dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada perusahaan

[r]