MACROECONOMICS
https://ui.academia.edu/ginanjarSyamsuar/Economics-Introduction
Ir. Ginanjar Syamsuar, ME.
2
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
1. Metode Output/Produksi
2. Metode Pendapatan
3
Diagram Pendapatan Nasional
Produksi
Produksi PengeluaranPengeluaran
Pendapatan
4
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional :
Metode Output atau
Metode Produksi
Produk Domestik Bruto
(Gross Domestic
Product)
adalah total output (produksi)
yang dihasilkan oleh suatu perekonomian.
Dilakukan dengan membagi perekonomian dalam Industrial Origin
Untuk menghindari double counting maka yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing-masing sektor.
Nilai Tambah
(NT) adalah selisih antara
nilai output (NO) dengan nilai input
antara (NI)
5
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional :
Metode Output atau
Metode Produksi
Contoh:
PDB = 300+100+200+300+350 = 1250
Sektor Nilai Output
Nilai Input
Nilai Tambah 1. Pertanian (Kapas)
2. Pabrik Benang 3. Pabrik Tekstil 4. Industri Garmen
5. Perdagangan (Pakaian)
6
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional :
Metode Pendapatan
Metode Pendapatan
memandang nilai
output perekonomian sebagai nilai total
balas jasa atas faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi.
Q = f (L,K,U,E)
Total balas jasa :
National Income
NI = w + I + r + π
Output: Faktor Produksi Jenis Balas Jasa Faktor Produksi
7
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional :
Metode Pendapatan
Contoh : National Income di
Amerika tahun 1994 (US$ miliar)
Sektor Nilai Output Pendapatan Upah
Pendapatan Non Gaji Keuntungan Perusahaan Pendapatan Bunga Netto Pendapatan sewa
8
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional :
Metode Pengeluaran
Metode Pengeluaran memandang
bahwa PDB merupakan nilai total
pengeluaran dari pelaku ekonomi
dalam waktu tertentu.
Jenis Pengeluaran :
9
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional :
Metode Pengeluaran
a) Konsumsi rumah tangga, merupakan pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis pakai dalam tempo setahun atau kurang, maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun.
b) Konsumsi pemerintah merupakan pengeluaran yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir, sedangkan pengeluaran untuk tunjangan sosial tidak masuk dalam pengeluaran konsumsi
c) Pengeluaran Investasi merupakan pengeluaran sektor dunia usaha untuk memelihara dan memperbaiki kemampuan menciptakan / meningkatkan nilai tambah.
Disebut juga Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (Gross
Domestic Fix Capital Formation)
Untuk mengetahui potensi produksi maka akan lebih tepat bila
yang dihitung adalah investasi netto yaitu investasi bruto dikurangi penyusutan
10
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional :
Metode Pengeluaran
Rumus PDB Metode Pengeluaran:
PDB = C + I + G + (X-M)
C
Konsumsi rumah tangga
I
Pengeluaran Investasi
G
Konsumsi Pemerintah
X
Eksport
PDB Nominal
vs
PDB Riil
UKURAN
PERHITUNGAN AGREGATIF
PERHITUNGAN AGREGATIF
Pengertian dasar tentang Perhitungan Agregatif:
Tujuan perhitungan Output maupun pengeluaran dan ukuran-ukuran agregat lainnya adalah untuk menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki/meningkatkan kemakmuran/kesejahteraan rakyat.
Beberapa Ukuran Agregatif tersebut adalah:
a) Produk Domestik Bruto (PDB / GDP) b) Produk Nasional Bruto (PNB / GNP) c) Produk Nasional Neto (PNN / NNP) d) Pendapatan Nasional (PN / NI)
e) Pendapatan Personal (PP / PI)
13
Pengertian Ukuran Agregatif:
a) Produk Domestik Bruto (PDB / GDP), menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut.
b) Produk Nasional Bruto (PNB / GNP), merupakan Nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian baik perekonomian domestik maupun luar negeri.
c) Produk Nasional Neto (PNN / NNP), merupakan hasil selisih antara Produk Nasional Bruto dengan penyusutan (depresiasi).
d) Pendapatan Nasional (PN / NI), merupakan balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan.
e) Pendapatan Personal (PP / PI), adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak individu-individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikutsertaan mereka dalam proses produksi.
DIAGRAM UKURAN
AGREGATIF:
C + I + G +
(X-M) = Produk Domestik Bruto (PDB / GDP)
Ditambah (+) : Pendapatan Faktor Produksi Domestik yg ada di LN Dikurang (-) : Pembayaran Faktor Produksi LN yang ada di DN
a) = Produk Nasional Bruto (PNB / GNP) Dikurang (-) : Penyusutan (depresiasi)
b) = Produk Nasional Neto (PNN / NNP) Dikurang (-) : Pajak tidak langsung
Ditambah (+) : Subsidi
c) = Pendapatan Nasional (PN / NI) Dikurang (-) : Laba ditahan
Dikurang (-) : Pembayaran Asuransi sosial
Ditambah (+) : Pendapatan Bunga personal dari pemerintah dan konsumen Ditambah (+) : Penerimaan Bukan Balas Jasa
d) = Pendapatan Personal (PP / PI) Dikurang (-) : Pajak pendapatan personal
15
PDB Harga Berlaku
(Nominal)
vs
PDB Harga Konstan (Riil)
Ukuran GNP atau GDP:
GNP atau GDP dapat diukur dalam harga pasar
yang berlaku dan dalam harga konstan.
a) GDP pada harga pasar yang berlaku (GDP nominal ) yaitu nilai GDP yang dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku pada saat itu.
Artinya nilai GDP nominal sangat dipengaruhi oleh tingkat harga yang berlaku saat itu.
Ukuran GNP atau GDP:
Formula penghitungan GDP nominal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
• Dimana:
Q = Jumlah barang atau jasa yang di hasilkan.
P = Harga barang atau jasa per unit.
i = Jenis barang atau jasa, dimana i bergerak dari 1 sampai ke-n
Ukuran GNP atau GDP:
b) GDP pada harga pasar yang konstan (GDP riil) yaitu nilai GDP yang dihitung berdasarkan harga tahun dasar tertentu atau nilai GDP yang telah dibebaskan dari pengaruh perubahan harga (inflasi). Secara matematis rumusnya adalah:
• Dimana:
– IP = Indeks Harga dalam ekonomi Makro dikenal sebagai Implicit Price Deflator
(IDP)
– b = Tahun dasar (base year)
Ukuran Pertumbuhan Ekonomi:
Pengukuran pertumbuhan ekonomi yang didasarkan kepada pertumbuhan GDP riil dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
• Dimana :
– g = growth (Pertumbuhan ekonomi)
– t = Tahun dimaksud dan t-1 = Tahun sebelumnya.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan GNP atau GDP riil bertumbuh :
1) Terjadinya peningkatan sumberdaya atau faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian.
2) Adanya peningkatan efisiensi kerja dari faktor-faktor produksi.
Ukuran Inflasi:
Deflator Produk Nasional Bruto (GNP deflator)
Angka Deflator adalah angka Indeks Harga yang sifatnya tahunan yang digunakan untuk menghitung ukuran Inflasi, disebut juga sebagai Implicit Price Deflator (IDP).
Rumusannya dalah sebagai berikut :
• Dimana :
– AD = Angka Deflator Produk Nasional Bruto
– Yn = Produk Nasional Bruto Nominal (atas dasar harga berlaku) pada periode t
– Yr = Produk Nasional Bruto Riil (atas dasar harga konstan) pada periode t
Kemudian laju inflasi dihitung dengan cara berikut:
• Dimana:
– LIt = Laju inflasi pada periode t
– ADt = Angka deflator Produk Nasional Bruto pada periode t
Ukuran Inflasi:
Ukuran Inflasi:
Jadi untuk menentukan tingkat perubahan harga (inflasi) dapat dihitung dengan menghitung tingkat perubahan indeks harganya.
• Dimana :
– IP = Indeks Harga
PERHITUNGAN INFLASI DI INDONESIA:
Di Indonesia, inflasi yang menggambarkan kenaikan harga-harga secara umum (headline inflation) dihitung dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK)
• Penghitungan IHK mencakup: – 744 komoditas
– 121 pasar (tradisional dan modern)
– 45 kota
PENGELOMPOKKAN IHK
IHK dikelompokkan ke dalam 7 kelompok barang dan jasa sesuai dengan COICOP (Classification Of Individual COnsumption by Purpose):
– Kelompok bahan makanan
– Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau – Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar – Kelompok sandang
– Kelompok kesehatan
– Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga
EFEK INFLASI
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan,
alokasi factor produksi serta produk nasional. Efek
terhadap distribusi pendapatan disebut dengan
equity effect
sedang efek terhadap alokasi factor
Contoh:
Misalkan produksi suatu negara hanya terdiri dari satu jenis produk yaitu beras: Hitunglah GDPNominal, GDPRiil, Pertumbuhan Ekonomi, dan Laju Inflasi. Pada tabel berikut apabila tahun 1994 sebagai tahun dasar:
Jawab: GDP Nominal
GDP nominal 94 = 1.000.000.000 x Rp. 800,- = Rp. 800.000.000.000,- = 800M
GDP nominal 95 = 1.000.000.000 x Rp.1000,- = Rp. 1.000.000.000.000,- = 1.000M
GDP nominal 96 = 1.200.000.000 x Rp.1100,- = Rp. 1.320.000.000.000,- = 1.320M
GDP nominal 97 = 1.050.000.000 x Rp.1.518,- = Rp. 1.593.900.000.000,- = 1.593.9M
Indeks Harga (IP):
IndeksHarga 94 (IP94)= 100 (Sebagai Tahun dasar)
GDPRiil:
Pertumbuhan Ekonomi (Gowth):
Laju Inflasi:
30
Kesimpulan:
Harga Berlaku vs Harga
Konstan
FAKTA :
PDB
menggunakan
satuan
moneter yaitu satuan mata uang
untuk memudahkan perhitungan.
Merupakan perkalian antara Price
dan Quantity.
Price mengalami kenaikan harga
31
HARGA BERLAKU (NOMINAL)
PDB
2009= Quantity
2009x Price
2009
PDB
2010= Quantity
2010x Price
201032
HARGA KONSTAN (RIIL)
TAHUN DASAR 2009
PDB
2009= Quantity
2009x
Price
2009
PDB
2010= Quantity
2010x
Price
200933
Pertumbuhan PDB Harga Konstan
disebut juga :
34