• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “KHARISMA” DESA LOYANG KECAMATAN CIKEDUNG KABUPATEN INDRAMAYU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “KHARISMA” DESA LOYANG KECAMATAN CIKEDUNG KABUPATEN INDRAMAYU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia – ISSN : 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398

Vol. 3, No 1 Januari 2018

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN

KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “KHARISMA” DESA LOYANG

KECAMATAN CIKEDUNG KABUPATEN INDRAMAYU

Wawan Yuswono STIE STMY Majalengka Email: juswanto21@gmail.com

Abstrak

Secara makro dapat dilihat peranan koperasi yang semakin meningkat dalam perekonomian. Peran-peran tersebut antara lain; meningkatkan optimalisasi sumber daya daerah, pemerataan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, meningkatkan kesempatan kerja. Metode Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Metode pengambilan sampel menggunakan simple random sampling (penarikan sampel proporsional acak berstruktur dengan sampel sebanyak 54 responden. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana, analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi dan uji t yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil perhitungan koefisien korelasi secara manual menghasilkan nilai yaitu sebesar 0,6636. nilai koefisien korelasi sebesar 0,6636 menunjukkan hubungan yang kuat antara partisipasi anggota dengan keberhasilan koperasi pada KSU “KHARISMA”. model regresi sebagai berikut: Y = 6,47 + 0,73X Nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika X bernilai 0 maka Y bernilai 6,47. Sedangkan koefisien regresi b memiliki arti bahwa pada setiap partisipasi anggota (X) yang bersifat positif, maka keberhasilan koperasi (Y) akan meningkat sebesar 0,73. Dari hasil analisis, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,4403 (44,03%). Hal ini memberikan arti bahwa variable partisipasi anggota (X) memberikan pengaruh sebesar 44,03% terhadap variable keberhasilan koperasi (Y), dan sisanya sebesar 55,97% dipengaruhi oleh variable lain diluar penelitian ini. Karena nilai thitung (6,396032) lebih besar dari nilai ttabel (1.67469) maka pada tingkat kekeliruan 5% H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan dengan tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang bermakna antara partisipasi anggota terhadap keberhasilan koperasi pada KSU “KHARISMA”.

Kata Kunci: Anggota Koperasi, Partisipasi Anggota Koperasi

Pendahuluan

(2)

Wawan Yuswono

menambah pendapatan rakyat, pembukaan lapangan kerja, hingga pemerataan pembangunan daerah.

Koperasi pada dasarnya lahir karena kebiasaan bangsa Indonesia yang gemar berkumpul dan mengadakan kegiatan bersama. Sementara itu, dalam pergerakannya, koperasi juga menggunakan sistem organisasi. Oleh karena itu, para ketua koperasi kerap menanamkan budaya organisasi pada tiap diri anggotanya. Hal itu dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kepedulian dan totalitas anggota.

Terkait dengan budaya organisasi Rully Indrawam (2004) menerangkan bahwa, budaya kerja diterapkan untuk membentuk kekuatan internal, serta memperkokoh organisasi untuk semakin maju dan berkembang kedepannya. Oleh karena itu, tidak sedikit koperasi yang menanamkan budaya organisasi pada tiap diri anggota. Hal itu dilakukan untuk menggugah anggota untuk senantiasa berkembang dan mengembangkan koperasi yang menjadi tempat bekerjanya.

Pengembangan sumber daya manusia—dalam hal ini anggota—dilakukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan. Di samping itu, pola ini juga untuk lebih meningkatkan keberhasilan koperasi. Seperti yang diketahui, sebagai pusat pusaran ekonomi masyarakat, koperasi haruslah berhasil dalam mengelola manajemen guna mengembangkan koperasi itu sendiri. Sementara itu, terkait dengan pengembangan koperasi dan nilai ukurnya, Hanel (2005) menyebutkan tiga hal. Ketiga hal tersebut adalah; 1) keberhasilan bisnis yang ditandai dengan meningkatkan profit dari penjualan, 2) meningkatkan kesejahteraan anggota yang dicirikan dengan meningkatkan kualitas kinerja dan pendapatan anggota, 3) tercapainya tujuan koperasi sebagai sentra ekonomi masyarakat.

Berkaitan dengan apa yang disampaikan di atas, Ropke (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa sebab maju tidaknya koperasi. Sebab-sebab tersebut adalah: 1) lembaga acuh dengan kondisi anggota. Pihak manajemen tidak tahu dan ingin tahu apa yang dihadapi oleh anggota, 2)

(3)

Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi

Sebab pengembangan demokrasi ekonomi yang diterapkan juga melalui pertumbuhan bisnis koperasi.

Pada perkembangannya koperasi dijalani dengan banyak permasalahan dan kelemahan yang menghambat. Oleh sebab hal tersebut, permasalahan dan hambatan perkembangan koperasi harus dihadapi dan diselesaikan. Permasalahan yang dihadapi pada umumnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik itu faktor intern maupun faktor eksternal.

Baik faktor internal maupun faktor eksternal yang menjadi kendala dalam pembangunan koperasi sangat berhubungan dengan keberhasilan koperasi itu sendiri. Dalam hal ini terutama faktor sumber daya manusia sangat dominan dalam perkembangan dan keberhasilan suatu koperasi. Untuk itu, pengembangan sumber daya manusia dalam koperasi perlu terus ditingkatkan, baik itu anggota, pengurus, maupun pengawas dalam koperasi, sehingga mampu menjalankan roda perekonomian koperasi secara profesional dan handal.

Umumnya permasalahan koperasi disebabkan karena partisipasi anggota dalam koperasi yang masih rendah, pengelolaan manajemen koperasi yang buruk, kurangnya permodalan, dan pembinaan perkoperasian yang masih minim dari kuantitas maupun kualitas. Jochen Ropke (2003:170) mengemukakan bahwa keberhasilan dan perkembangan usaha koperasi dipengaruhi oleh faktor internal antara lain; (1) pengelola, (2) pelayanan, (3) permodalan, (4) partisipasi anggota, sedangkan faktor eksternal antara lain pembinaan pemerintah.

Koperasi sebagai organisasi yang terdiri dari kumpulan orang membutuhkan adanya kontribusi dari para anggotanya berupa partisipasi. Partisipasi dari anggota koperasi penting dalam upaya pengembangan koperasi, karena fakta menunjukkan bahwa partisipasi anggota dalam koperasi yang mampu menciptakan kemajuan atau kemunduran bagi usaha koperasi. Dengan adanya prinsip identitas di mana anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pelanggan atau pengguna jasa berarti koperasi sangat tergantung pada peran partisipasi aktif para anggotanya.

(4)

Wawan Yuswono

Usaha (KSU) “KHARISMA” Desa Loyang Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu”.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode explanatory (survey verifikatif). Metode explanatory (survey verifikatif) biasa digunakan untuk menguji teori yang ada dengan melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah ada pengaruh antar variabel yang diteliti. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data lapangan. Metode explanatory (survey verifikatif) dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh partisipasi anggota terhadap keberhasilan pada koperasi serba usaha (KSU) “Kharisma” Majalengka. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 115 anggota dan jumlah sampel sebanyak 54 anggota. Metode analisa data menggunakan analisa korelasi sederhana, regresi sederhana, uji koefisien determinasi dan pengujian hipotesis dengan uji t.

Hasil dan Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Berikut adalah tabel yang menerangkan tentang karakteristik responden berdasarkan jenis kelaminnya:

Tabel 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1 laki-laki 39 72.22

2 perempuan 15 27.78

Jumlah 54 100

(5)

Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi (48,15 persen), responden terbanyak kedua adalah responden yang berusia 41-50 tahun sebanyak 19 orang (35,19 persen) sedangkan responden yang berusia 51-55 tahun sebanyak 7 orang atau hanya 12,96 persen. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari segi usia pada umumnya responden yang merupakan anggota koperasi adalah mereka yang masih berusia produktif.

Adapun tabel berikut adalah tabel yang menerangkan tentang karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan:

Tabel 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

No Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) Persentase (%)

(6)

Wawan Yuswono

adalah mereka yang masih berpendidikan rendah sehingga menyebabkan sulitnya untuk mengembangkan usaha koperasi.

2. Uji Validitas dan Reabilitas

a. Uji Validitas

Hasil pengujian validitas dapat disimak sebagaimana tabel yang ada di bawah berikut:

Sesuai dengan pengertian validitas bahwa data dapat dikatakan valid Jika nilai thitung > ttabel, maka alat ukur yang digunakan tersebut valid. Dari data uji validitas di atas dapat disimpulkan bahwa variable partisipasi anggota adalah valid, begitu pula dengan pariabel keberhasilan koperasi.

b. Uji Reabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai bahwa nilai thitung adalah 9,4297 sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikan sebesar α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 54 – 2 = 52 adalah sebesar 1.67469. Karena thitung > ttabel atau 9,4297 > 1.67469 maka alat ukur yang digunakan adalah reliabel.

3. Analisis Verifikatif

a. Uji Normalitas

(7)

Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi

Tabel 5

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data

No Variabel l0 ltabel Keterangan

1 Partisipasi anggota 0.09 0.12 Normal 2 Keberhasilan koperasi 0.08 Normal

b. Uji Regresi

Dari perhitungan yang dilakukan secara manual, diperoleh kesimpulan model regresi sebagai berikut:

Nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika X bernilai 0 maka Y bernilai 6,47. Sedangkan koefisien regresi b memiliki arti bahwa pada setiap partisipasi anggota (X) yang bersifat positif, maka keberhasilan koperasi (Y) akan meningkat sebesar 0,73.

c. Uji Korelasi

Hasil perhitungan koefisien korelasi secara manual menghasilkan nilai yaitu sebesar 0,6636. Berdasarkan pedoman penafsiran nilai koefisien korelasi menurut Sugiyono (2010: 231), nilai koefisien korelasi sebesar 0,6636 menunjukkan hubungan yang kuat antara partisipasi anggota dengan keberhasilan koperasi pada KSU “KHARISMA”. Artinya peningkatan nilai partisipasi anggota diiringi pula oleh peningkatan nilai keberhasilan koperasi pada KSU “KHARISMA”.

4. Koefisien Determinan

Dari hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:

(8)

Wawan Yuswono

5. Pengujian Hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis ini adalah “tolak Ho jika thitung > ttabel”. Karena nilai thitung (6,396032) lebih besar dari nilai ttabel (1.67469) maka pada tingkat kekeliruan 5% H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan dengan tingkat

kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang bermakna antara partisipasi anggota terhadap keberhasilan koperasi pada KSU “KHARISMA”.

Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan di atas diketahui beberapa kesimpulan sebagaimana yang tertera dalam uraian berikut:

1. Hasil perhitungan koefisien korelasi secara manual menghasilkan nilai yaitu sebesar 0,6636 yakni menunjukkan hubungan yang kuat antara partisipasi anggota dengan keberhasilan koperasi pada KSU “KHARISMA”;

2. Perhitungan regresi menghasilkan persamaan: Y = 6,47 + 0,73X. Nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika X bernilai 0 maka Y bernilai 6,47. Sedangkan koefisien regresi b memiliki arti bahwa pada setiap partisipasi anggota (X) yang bersifat positif, maka keberhasilan koperasi (Y) akan meningkat sebesar 0,73;

3. Perhitungan koefisien determinasi sebesar 0,4403 (44,03%) artinya variable partisipasi anggota (X) memberikan pengaruh sebesar 44,03% terhadap variable keberhasilan koperasi (Y), dan sisanya sebesar 55,97% dipengaruhi oleh variable lain diluar penelitian ini;

4. Karena nilai thitung (6,396032) lebih besar dari nilai ttabel (1.67469) maka pada tingkat kekeliruan 5% H0 ditolak artinya dengan tingkat kepercayaan 95% terdapat

(9)

Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi

BIBLIOGRFI

Hanel, Alfred (2000). Organisasi Koperasi (pokok-pokok) Pikiran Mengenai Organisasi Koperasi dan Kebijakan Pengembangannya di Negaranegara Berkembang, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ropke, J (2003), Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen (Edisi Revisi), Salemba Empat, Jakarta.

Rully Indrawan (2004), Ekonomi Koperasi (Ideologi, Teori, dan Praktik Koperasi), Lemlit UNPAS, Bandung.

Sugiyono. (2008), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat variabel penjualan pribadi mempunyai pengaruh yang kecil dalam mempengaruhi motivasi berkunjung wisatawan, diharapkan manajemen Kediri Water Park lebih

Keadaan di lapangan menunjukkan siswa dikelas X jurusan pemasaran dalam mempelajari materi analisis lingkungan bisnis, nilai yang didapat masih belum mencapai KKM,

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian analisis bagaimana struktur modal dan profitabilitas pada perusahaan infrastruktur yang terdaftar

Peningkatan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok intervensi, serta perbedaan pengetahuan gizi yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan

Peran Akuntansi Sektor Publik Peran akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk: (1) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien,

Peranan Akreditasi Kualiti ke atas Hubungan antara Amalan Pengurusan Kualiti dengan Prestasi Organisasi: Kajian dalam kalangan PKS Industri Pemprosesan Makanan (The Role

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di dapatkan informasi tenaga kesehatan yang menulis resep telah memahami kode diagnosa ISPA Pneumonia namun masih ada yang

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas cooperative play dengan keterampilan sosial siswa kelas tinggi SD se-gugus IV