• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekon (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekon (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi

1. Pengertian

Pembangunan ekonomi yaitu:

- Suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) melebihi

tingkat

pertumbuhan penduduk.

- Suatu proses meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dalam jangka panjang.

Ciri-ciri Pembangunan Ekonomi

1. adanya peningkatan GNP dan pendapatan perkapita yang disertai pemerataan

2. terjadinya perubahan struktur ekonomi

3. adanya perkembangan teknologi

4. adanya peningkatan kesejahteraan yang merata

Tujuan Pembagunan Ekonomi

1. meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam memenuhi kebutu-han hidup

2. memperluas distribusi barang kebutuhan pokok

3. memperluas kesempatan kerja

4. memperbaiki kualitas pendidikan

5. meningkatkan pendapatan masyarakat

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi

1. sumber daya alam 3. sumber daya modal

2. jumlah dan kualitas penduduk 4. sikap mental masyarakat

Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengertian

Pertumbuhan ekonomi yaitu:

- Suatu keadaan dimana terjadi kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) tanpa memandang

apakah

kenaikan tersebut lebih besar / kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.

- Suatu proses peningkatan PDB riil dari tahun ke tahun.

Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi

1. meningkatnya produksi barang dan jasa

2. meningkatnya output per kapita

3. adanya perubahan pada sektor ekonomi

(2)

2. kualitas tenaga kerja 5. Sumber daya alam

3. manajemen 6. Kewirausahaan

Perbedaan Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi :

1. Peningkatan kualitas hasil produksi

2. Kenaikan GNP lebih besar dari kenaikan jumlah penduduk

3. Peningkatan GNP dari tahun ke tahun disertai perubahan struktur ekonomi dan

perkembangan

IPTEK.

4. Kenaikan GNP disertai peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan.

Pertumbuhan ekonomi :

1. Kenaikan jumlah hasil produksi berupa barang dan jasa

2. Kenaikan GNP dari tahun ke tahun tanpa memperhatikan apakah kenaikannya lebih besar

atau

lebih kecil dari kenaikan jumlah pen-duduk.

3. Kenaikan GNP dari tahun ke tahun tidak disertai perubahan struktur ekonomi dan

perkembangan IPTEK (hanya menambah sarana yang belum ada)

4. Kenaikan GNP dari tahun ke tahun tidak disertai peningkatan kesejahteraan masyarakat

dan

pemerataan pendapatan

Indikator Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

1. Peningkatan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross national Product (GNP)

2. Tingkat Pendapatan Per Kapita

Teori Pertumbuhan Ekonomi

A. Teori Pertumbuhan Ekonomi Aliran Historis

1. Teori Friedrich List

Pertumbuhan ekonomi atas dasar kemajuan teknik dan jenis pekerjaan yang dilakukan

masyarakat.

Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Friedrich List :

a. masa berburu dan mengembara

b. masa beternak dan bertani

c. masa bertani dan kerajinan

d. masa kerajinan, industri dan perniagaan

2. Teori Karl Bucher

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan panjang pendeknya pen- yampaian/pendistribusian barang

dari produsen ke konsumen.

(3)

b. Rumah tangga kota

c. Rumah tangga bangsa

d. Rumah tangga dunia

3. Teori Werner Sombart

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan susunan organisasi dan ideoli- gi masyarakat.

Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Werner Sombart :

a. Masa perekonomian tertutup

b. Masa perekonomian kerajinan dan pertukaran

c. Masa perekonimian kapitalis ( kapitalis purba, madya, raya dan kapitalis akhir )

4. Teori Bruno Hildebrand

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan alat ukur yang digunakan dalam perdagangan.

Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Bruno Hildebrand :

a. Masa perekonomian barter

b. Masa perekonomian uang

c. Masa perekonomian kredit

5. Teori WW Rostow

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan teknologi produksi dan kemam puan produksi

Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Rostow :

a. Perekonomian Tradisional (The traditional society)

Tahap dimana masyarakat masih menggunakan teknik produksi yang sederhana, sebagian besar

masyarakat bergerak dibidanga pertanian, produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri

b. Perekonomian Transisi (The Precondition for Take Off)

Tahap dimana masyarakat mulai melepaskan diri dari tradisio-nal ke teknologi baru sehingga

produksi mulai meningkat.

c. Perekonomian Lepas Landas (The Take Off)

Tahap dimana terjadi perubahan dratis, masyarakat sudah melepaskan diri dari masa tradisional,

pertumbuhan ekonomi terus berlangsung dan menemukan penemuan baru serta peningkatan

investasi.

d. Perekonomian Matang/Menuju Kedewasaan (The drive to Matu rity)

Tahap dimana semua sektor industri menggunakan teknologi modern, dikelola secara profesional

sehingga pertumbuhan secara otomatis.

e. Perekonomian konsumsi tinggi (The Age of High Mass Consum tion)

(4)

B. Aliran Klasik

1. Teori Adam Smith

Pertumbuhan ekonomi ditandai oleh pertumbuhan output hasil dan pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan output hasil dipenagruhi oleh jumlah penduduk, persediaan barang modal,

sumber

daya alam dan teknologi Pertumbuhan penduduk akan memperluas pasar dan menentu- kan

cepat

lambatnya pertumbuhan ekonomi. .

2. Teori David Ricardo

Pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat akan bergerak naik na- mun akan segera turun

sejalan

dengan bertambahnya penduduk dan terbatasnya tanah. Proses pertumbuhan ekonomi

terletak

pada laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Keterbasan luas tanah akan

menurunkan produk marginal yang dikenal dengan the law of diminishing returns.

3. Thomas Robert Malthus

Menurut Malthus hasil produksi akan bertambah menurut deret hitung, sedangkan penduduk

akan bertambah menurut deret ukur, akibatnya perekonomian berada taraf

subsisten/kemandegan pada suatu saat.

4. Karl Marx

Tahapan pertumbuhan ekonomi menurut Karl Marx

a. kebudayaan primitive

b. Feodalisme

c. Kapitalisme

d. Sosialisme dan komunisme

C. Aliran Neo Klasik

1. Teori Robert Solow

Output tergantung dari input modal dan tenaga kerja

Q = f (K . L) Q= Output, f= fungsi, K= Kapital ( modal),

L = Labour (tenaga kerja)

2. Teori Harrod Domar

Mengembangkan teori Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah

penggunaan tenaga kerja.

Menurut Harrod Domar :

Penambahan modal akan meningkatkan kemampuan menghasilkan suatu barang dan

menaikkan permintaan efektif.

(5)

3. Teori Joseph Scumpeter

Proses pertumbuhan ek mrpkan proses inovasi ( pembaharuan dalam cara berproduksi

yang

lebih efisien ) yang dilaksanakan oleh para innovator/wirausahawan.

engertian, Jenis, Dampak dan Cara Mengatasi Pengangguran

       Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang selalu terjadi dalam suatu negara, khususnya di Negara Indonesia. Pengangguran di negara Indonesia semakin hari semakin bertambah. Namun, belum ada  solusi   yang  tepat   dalam   menangani   masalah  Pengangguran  ini.   Mengapa  pengangguran  terjadi?         Pada   kesempatan   kali   ini,   saya   akan   membahas   masalah   pengangguran.   Dalam   pembahasan mengenai pengangguran ini, saya akan membahas Pengertian Pengangguran, Jenis­Jenis Pengangguran, Dampak Pengangguran dan Cara Mengatasi Pengangguran.  Pembahasan mengenai Pengangguran ini yaitu sebagai berikut. 

1. Pengertian Pengangguran

     Pengangguran (unemployment) terjadi apabila jumlah tenaga kerja yang ditawarkan lebih besar  daripada jumlah tenaga kerja yang diminta. Dengan kata lain, jumlah yang mencari pekerjaan lebih  banyak daripada kesempatan kerja yang tersedia. Selain itu pengangguran dapat juga diartikan orang yang termasuk dalam angkatan kerja yang sedang berusaha menemukan atau mencari pekerjaan dan belum  mendapatkan pekerjaan tersebut. Yang termasuk dalam angkatan kerja yaitu 15 sampai 64 tahun yang  merupakan golongan angkatan kerja. 

      Dalam pengertian ekonomi, yang disebut sebagai pengangguran adalah mereka berusaha mencari  pekerjaan, tetapi tidak atau belum mendapatkan pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kondisi  kesempatan kerja penuh (full employment) tercapai bila semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan telah  mendapatkan pekerjaan kerja pada tingkat upah yang berlaku.

2. Jenis­Jenis Pengangguran

a. Berdasarkan Sebab terjadinya   

    

      Jenis pengangguran dibedakan berdasarkan sebab terjadinya, terdiri atas 4 jenis yaitu sebagai berikut. 1) Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment)

    Pengangguran Siklikal ini terjadi sebagai akibat maju mundurnya perekonomian di suatu negara. Pada  saat perekonomian mengalami kemunduran, daya beli masyarakat menurun, akibatnya barang berhenti di  gudang karena penjualan merosot dan perusahaan mengurangi kegiatan produksinya. Dampak dari  pengurangan kegiatan produksi adalah para pekerja turut diberhentikan dari pekerjaannya.

2) Pengangguran Struktural

(6)

awalnya merupakan sektor pertanian mengalami peralihan menjadi sektor industri sehingga banyak  tenaga kerja yang semula bekerja di sektor pertanian terpaksa menganggur. Peralihan tenaga kerja dari  sektor pertanian menjadi tenaga kerja di sektor industri memerlukan penyesuaian keterampilan dan  keahlian sehingga tenaga kerja yang berasal dari sektor pertanian harus dididik terlebih dahulu. 3) Pengangguran Friksional

    Pengangguran friksional merupakan perekonomian yang mencapai kondisi full employment saat jumlah penganggur yang ada tidak melebihi 4%. Pengangguran ini terjadi karena adanya kesulitan temporer  dalam mempertemukan pemberi kerja dengan pencari kerja. Pengangguran friksional juga terjadi karena  faktor jarak dan kurangnya informasi. Pelamar tidak mengetahui di mana lowongan dan pengusaha juga  tidak mengetahui di mana tersedia tenaga kerja yang memenuhi syarat. Secara umum penganggurang  friksional tidak dapat dihindari. Namun, waktu pengangguran dapat dipersingkat dengan penyediaan  informasi kerja yang lengkap.

4) Pengangguran Teknologi

   Pengangguran ini disebabkan oleh adanya penggantian tenaga kerja manusia dengan mesin/peralatan  canggih sebagai akibat dari kemajuan teknologi sehingga mengakibatkan penerimaan tenaga kerja  manusia semakin menurun akibat didominasi oleh penggunaan mesin atau peralatan yang canggih dalam  menjalankan proses produksi.

    Munculnya berbagai peralatan canggih sangat membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai  pekerjaannya. Misalnya, penggunaan forklift di suatu pabrik. Keberadaan alat ini dapat menyelesaikan  pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh beberapa tenaga kerja sekaligus sehingga dampak yang timbul  adalah berkurangnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dan digantikan oleh  alat tersebut. 

Selanjutnya, bila tidak tersedia cukup lapangan kerja maka tenaga kerja yang tergantikan tersebut akan  menganggur.

b. Menurut Lama Waktu Kerja

 

 

1) Pengangguran Terbuka

      Pengangguran terbuka adalah keadaan orang yang sama sekali tidak bekerja dan sedang berusaha  mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang sepenuhnya menganggur ini biasanya memiliki produktivitas  marginal sama dengan nol, bahkan dapat pula negatif. Kondisi ini terjadi karena beberapa hal berikut ini: a) Lapangan kerja tidak tersedia.

b) Ketidakcocokan antara kesempatan kerja dengan latar belakang pendidikan.

    Data berikut ini menampilkan jumlah penganggur terbuka menurut pulau, kota, dan desa, menurut  golongan umur di kota dan desa, serta menurut penduduk pendidikan dan jenis kelamin.

2) Pengangguran tidak sepenuh waktu

(7)

3) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)

   Salah satu bentuk dari under employment adalah yang disebut pengangguran terselubung. Pengangguran ini dapat terjadi karena ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan potensi dan bakat serta kemampuan.  Ketidakcocokan ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang rendah.

4) Pengangguran Musiman 

    Pergantian musim dapat berperan sebagai salah satu faktor penyebab pengangguran. Misalnya, di  sektor pertanian setelah habis panen sampai musim tanam berikutnya tidak ada pekerjaan. Petani ini  disebut penganggur musiman. Juga pada saat tidak boleh menangkap ikan di wilayah Maluku dan Papua  para nelayan banyak yang menganggur.

3. Dampak Pengangguran Terhadap 

Ekonomi Masyarakat 

   Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian  akan mengakibatkan kelesuan ekonomi  dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat penurunan prndapatan masyarakat.  Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal­hal berikut ini.

a. Pendapatan per kapita

    Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per kapita. Dengan kata lain, bila  tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat  pendapatan rendah pendapatan per kapita akan meningkat dengan catatan pendapatan mereka yang masih  bekerja tetap.

b. Pendapatan Negara

    Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji. Upah/gaji tersebut sebelum sampai di  tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber  pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari  pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.

c. Beban Psikologis

   Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah­tengah masyarakat. Seseorang yang tidak  memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang  tidak jelas.

d. Munculnya Biaya Sosial

(8)

penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak  kriminalitas.

4. Cara­Cara Mengatasi Pengangguran

       Sebelumnya telah dijelaskan berbagai dampak negatif dari pengangguran bagi seseorang, masyarakat, dan negara. Untuk mengatasi beberapa dampak tersebut, perlu ada upaya terpadu dalam bidang 

kesempatan kerja.

a. Cara Mengatasi Pengangguran Siklis

   Pengangguran siklis adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian  karena resesi. Penurunan kegiatan perekonomian umumnya dimulai dengan melemahnya permintaan akan barang. Akibat penurunan permintaan, produksi barang juga akan berkurang. Dampak pengurangan  produksi adalah terjadinya penurunan investasi. Jika keadaan ini berlangsung lama, maka perusahaan  akan mengurangi pekerja dengan jalan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau menghentikan usahanya  sama sekali.

    Untuk mengatasi pengangguran siklis diperlukan beberapa langkah­langkah antara lain peningkatan  daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan  penghasilan. Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan,  jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya. Cara lai adalah dengan mengarahkan permintaan masyarakat  untuk membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar barang dan jasa. Pasar yang sudah ada harus terus dipertahankan. Namun, diusahakan membuka peluang lain dalam rangka memasuki pasar yang baru.  Misalnya, dengan membuka pasar baru di luar negeri yang dapat menambah permintaan.

b. Cara Mengatasi Pengangguran Struktur

   Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan perubahan struktur ekonomi, misalnya  dari ekonomi yang bersifat agraris bergeser ke ekonomi industri. Pergeseran ini lebih menitikberatkan  penyesuaian karakter dan budaya pekerja sektor industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural  diperlukan berbagai langkah seperti pengadaan pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk  berkarier pada pekerjaan yang baru, memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke  tempat yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan mendirikan  industri padat karya, sehingga mampu menanggung tenaga kerja yang menganggur.

c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

   Pada dasarnya, pengangguran friksional tidak dapat dihilangkan sama sekali dan hanya dapat dikurangi. Cara mengatasi pengangguran friksional adalah mengusahakan informasi yang lengkap tentang 

(9)

d. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

   Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada musim­musim tertentu, seperti petani  yang menganggur setelah musim tanam. Pengangguran seperti ini dapat diatasi dengan pemberian  informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja pada bidang lain dan melatih seseorang agar  memiliki keterampilan untuk dapat bekerja pada "masa menunggu" musim tertentu.

PADAT KARYA DAN PADAT MODAL

Pada dasarnya terdapat 2 faktor produksi yang sangat variabel yaitu tenaga kerja dan modal. Sehingga dibagilah skala produksi menjadi padat karya dan padat modal.

Padat karya adalah suatu skala kegiatan produksi dimana jumlah faktor produksi tenaga kerja lebih besar dibanding faktor produksi modal.

Padat modal adalah suatu kegiatan produksi dimana jumlah faktor produksi modal lebih besar dibanding faktor produksi tenaga kerja.

SISTEM UPAH YANG BERLAKU DI INDONESIA

Di Indonesia dikenal beberapa sistem pemberian upah, yaitu :

1. Upah menurut waktu

Sistem upah dimana besarnya upah didasarkan pada lama bekerja seseorang. Satuan waktu dihitung per jam, per hari, per minggu atau per bulan. Misalnya pekerja bangunan dibayar per hari / minggu.

2. Upah menurut satuan hasil

Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang dihasilkan oleh seseorang. Satuan hasil dihitung per potong barang, per satuan panjang, atau per satuan berat. Misal upah pemetik daun teh dihitung per kilo.

(10)

Menurut sistem ini pembayaran upah berdasarkan atas kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima pekerjaan. Misalnya upah untuk memperbaiki mobil yang rusak, membangun rumah dll.

4. Sistem bonus

Sistem bonus adalah pembayaran tambahan diluar upah atau gaji yang ditujukan untuk merangsang (memberi insentif) agar pekerja dapat menjalankan tugasnya lebih baik dan penuh tanggungjawab, dengan harapan keuntungan lebih tinggi. Makin tinggi keuntungan yang diperoleh makin besar bonus yang diberikan pada pekerja.

5. Sistem mitra usaha

Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk saham perusahaan, tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut. Dengan demikian hubungan kerja antara perusahaan dengan pekerja dapat ditingkatkan menjadi hubungan antara perusahaan dan mitra kerja.

PENINGKATAN MUTU TENAGA KERJA

Kita tentu saja perlu menciptakan iklim yang mendukung perluasan lapangan pekerjaan, meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Salah satu langkah awal yang dapat kita tempuh adalah dengan menyusun berbagai master plan kedepan dengan pondasi awalnya meningkatkan mutu tenaga kerja.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kecendurungan dunia usaha saat ini hanya menerima tenaga kerja siap pakai. Itu berarti sebelum memasuki dunia kerja seorang tenaga kerja harus sudah memiliki sejumlah “nilai lebih” berupa tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu. Sementara itu masih banyak dipasaran tenaga kerja yang berpendidikan rendah. Ini berarti tenaga kerja belum siap pakai. Untuk itu

diperlukan adanya Usaha meningkatkan mutu kerja dari pihak pemerintah, swasta, dan individu. Berikut akan diuraikan upayanya :

A.Pemerintah

Usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja antara lain dengan mendirikan berbagai pusat pelatihan tenaga kerja. Upaya ini dilakukan guna melatih seseorang menjadi manusia terampil, berinisiatif dan berkarakter serta kratif. Usaha ini juga disertai dengan usaha peningkatan mutu sekolah kejuruan ( SMK dan

sejenisnya ), penciptaan kondisi yang kondusif bagi penanaman modal, transmigrasi, dan keluarga berencana.

(11)

langkah yang dapat diambil oleh pihak swasta ( perusahaan) untuk ikut serta dalam upaya peningkatan mutu tenaga kerja adalah bekerja sama dengan sekolah atau kampus. Kerja sama yang dapat dilakukan oleh pihak swasta ( perusahaan ) dengan pihak sekolah maupun kampus adalah dengan menyediakan kesempatan kesempatan bagi siswa maupun mahasiswa untuk kerja praktek maupun magang diperusahaan yang bersangkutan. Program magang ini akan memberi pemahaman secara lebih baik kepada calon tenaga kerja untuk mengenali dunia kerja yang sesungguhnya. Dengan demikian, para calon tenaga kerja tersebut dapat

menyiapkan dirinya dengan berbagai kemampuan dan keterampilan yang memang dibutuhkan oleh dunia usaha.

C. individu

Beberapa langkah yang dapat diambil individu guna meningkatan kualitas tenaga kerja adalah sebagai berikut :

1. Membekali diri dengan berbagi keahlian dan keterampilan yang diinginkan oleh dunia kerja. Secara umum individu harus mampu melebihi standar kualitas yang berlaku di dalam perusahaan guna bersaing dengan tenaga kerja lain. Semisalnya dalam hal penguasaan Bahasa inggris, komputer, dan keahlihaan khusus sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan.

2. Menanamkan jiwa wirausaha. Bekerja tidak harus bergantung pada perusahaan atau instansi tertentu. Tetapi seseorang justru bisa menciptakan

Referensi

Dokumen terkait

Puji Tuhan penulis haturkan kepada Tuhan atas segala limpahan berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Insiden

[r]

Untuk itu salah satu cara untuk menghimpun artikel adalah dengan membangun image yang baik, diantaranya dengan meningkatkan regularitas

Keadaan pada refrigeran yang keluar dari unit evaporator

atas segala rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas

Pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada portofolio yang dikelola.. Komisi penjualan (khusus untuk

Tanaman tomat yang dibantu penyerbukannya oleh lebah terjadi peningkatan ukuran buah dan jumlah biji per buah dibandingkan dengan penyerbukan sendiri atau tanpa

Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta: Ciputat