• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII KEANEKARAGAMAN HAYATI - Materi Biologi Kelas X Sem 2 Lengkap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB VII KEANEKARAGAMAN HAYATI - Materi Biologi Kelas X Sem 2 Lengkap"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. Tingkat Keanekaragaman Hayati

Ada dua faktor penyebab terjadinya keanekaragaman hayati, yaitu faktor keturunan atau faktor genetik, dan faktor lingkungan.

Keanekaragaman hayati dapat dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.

1. Keanekaragaman Gen

Gen adalah faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup. Gen terdapat pada benang kromosom, yakni benang-benang pembawa sifat yang terdapat pada inti sel makhluk hidup. Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe, yang disebut juga sebagai pembawaan.

Pada mangga, sekilas memang ada kemiripan bentuk luar. Akan tetapi jika diamati, akan terdapat variasi sifat sehingga tampaklah adanya keanekaragaman. Jadi, sifat berbeda dapat menunjukkan adanya keanekaragaman gen. Contoh lain yaitu sifat-sifat fisik keanekaragaman pada keluarga, misal wajah, alis, hidung, telinga, dan lain-lain. Meskipun berasal dari satu keluarga tetapi memiliki beberapa sifat fisik yang berbeda. Perbedaan sifat tersebut terjadi akibat adanya keanekaragaman gen.

a. Variasi dan varietas

Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada varietas padi PB, rojo lele, dan varietas padi tahan wereng. Secara sekilas penampakan antar varietas itu tidak berbeda, karena masih tergolong spesies yang sama. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen yang berbeda sehingga memunculkan sifat yang khas yang dimiliki oleh setiap varietas itu.

Gambar. Variasi pada bunga krisan. (a) krisan warna putih (b) krisan warna kuning

b. Keanekaragaman fenotipe dan genotipe

Akibat lingkungan yang berbeda, sifat yang muncul pada individu dapat berbeda meskipun genotipenya sama. Perpaduan antara genotipe dan lingkungan dapat menghasilkan sifat yang tampak dari luar yang disebut fenotipe. Jadi, gen yang sama (genotipe sama) dapat menghasilksn sifat (fenotipe) yang berbeda karena lingkungannya beda.

2. Keanekaragaman Spesies

Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Didalam satu famili rumput misalnya, dapat dijumpai rumput grinting, padi, jagung, dan lain-lain. Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik, ayam, bebek, angsa, merpati, dan burung parkit. Sangat mudah menentukan keanekaragaman spesies karena antara spesies terdapat perbedaan sifat yang jelas.

Gambar. Contoh keabekaragaman hayati tingkat spesies

3. Keanekaragaman Ekosistem

Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain (baik di dalam satu spesies maupun antarspesies) terjadi interaksi. Hal ini dikenal sebagai interaksi biotik, yang membentuk suatu komunitas. Antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik (suhu, cahaya) dan lingkungan kimiawi (air, mineral, derajat keasaman) juga terjadi interaksi. Ini dikenal dengan interaksi biotik-antibiotik yang membentuk sistem lingkungan atau ekosistem.

Di dalam lingkungan yang berbeda terdapat

keanekaragaman yang berbeda. Sebagai contoh, dilingkungan pantai dapat dijumpai pohon kelapa dan bakau, sedangkan di pegunungan pohon pinus, apel dan teh. Telah dijelaskan bahwa interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya membentuk ekosistem. Dengan keanekaragamannya kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati, maka terbentuklah keanekaragaman ekosistem.

Di Indonesia, diperkirakan terdapat 47 macam ekosistem. Beberapa ekosistem itu antara lain sebagai berikut.

a. Ekosistem hutan bakau

Terdapat di daerah pantai. Ekosistem ini didominasi oleh tumbuhan bakau, yang hidup di air laut daerah pantai. Ekosistem hutan bakau menjadi tempat berlindung ikan, hewan pantai, hewan laut, dan burung-burung. b. Ekosistem hutan hujan tropik

Terdapat di sebagian besar kepulauan Indonesia. Hutan hujan tropik berupa hutan belantara yang memiliki berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Keanekaragaman di dalam ekosistem ini tinggi sehingga merupakan ekosistem yang mantap.

c. Ekosistem padang rumput (sabana)

Terdapat di Nusa Tenggara Timur dan Papua. Ekosistem ini didominasi rumput dan diselingi semak-semak. Di dalam ekosistem ini hidup mamalia besar, herbivor, dan karnivor. Keanekaragaman lebih rendah dibandingkan dengan hutan hujan tropik.

d. Ekosistem sawah

Terdapat di daerah pertanian. Ekosistem sawah merupakan ekosistem binaan, dengan adanya tanaman sejenis, misalnya tanaman padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Jadi keanekaragamannya rendah.

e. Ekosistem kota

Terdapat di perkotaan. Ekosistem kota juga merupakan ekosistem binaan yang terdiri dari berbagai komponen biotik yang didominasi oleh manusia dan komponen abiotik yang sangat dipengaruhi manusia.

Gambar. Ekosistem, (a) sungai (b) terumbu karang (c) hutan

B. Keanekaragaman Hayati Di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil dan Zaire.

1. Indonesia Memiliki Keanekaragaman Hayati Tinggi Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi diandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang), dan kutub (iklim kutub). Jika dihutan iklim sedang dijumpai satu atau dua jenis pohon, didalam areal yang sama didalam hutan hujan tropik dijumpai sekitar 300 spesis. Artinya, hutan hujan tropik memiliki keanekaragaman hayati sekitar 300 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan iklim sedang.

(2)

2. Indonesia Memililki Tumbuhan Tipe Indo-Malaya yang Arealnya Paling Luas

Tumbuhan (flora) diindonesia merupakan bagian dari daerah geografi tumbuhan indo-malaya, seperti yang ditanyakan oleh Ronal D. good. Dalam bukunya de geography of flowering plants. Flora indo-malaya meliputi tumbuhan yang hidup di india, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora malesiana.

Hutan di Indonesia dan hutan-hutan di daerah flora malesiana memiliki kurang lebih 248.000 spesies tumbuhan tinggi. Jimlah ini kira-kira setengah dari seluruh spesies tumbuhan di bumi. Hutan hujan tropik di malesiana didominasi oleh pohon dari family Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Biasanya, dipterocarpaciae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan tumbuhna yang termasuk family Dipterocarpaceae misalnya keruing (Diperocarpus spp.), meranti (Shorea spp.), kayu garu (Gonystylusbancanus), dan kayu kapur (Dryobalanopsaromatic).

Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropik, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyaknya tumbuhan liana (tumbuhan memanjat).

3. Indonesia Memiliki Hewan Tipe Oriental (Asia), Australia, Serta Peralihannya

Alfred Russel Wallace pada tahun 1856 menemukan perbedaan besar fauna di beberapa daerah di Indonesia (waktu itu Hindia Belanda). Ketika ia tiba di Bali dan Lombok, ia menemukan perbedaan hewan di kedua daerah tersebut. Di Bali terdapat banyak hewan yang mirip dengan hewan-hewan kelompok Oriental, sedangkan di Lombok hewan-hewannya mirip dengan Australia. Oleh sebab itu, ia membuat garis pemisah yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke utara melewati Selat Makasar dan Filipina Selatan. Garis ini disebut garis Wallace. Indonesia terbagi menjadi dua daerah zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Jadi, garis Wallace memisahkan wilayah Oriental (termasuk Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah Australia (Sulawesi, Papua, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Timur).

Seorang ahli zoologi jerman bernama Weber mengadakan penelitian tentang persebaran hewan-hewan di Indonesia. Weber melihat hewan-hewan di Sulawesi tidak dapat sepenuhnya dikelompokkan sebagai hewan-hewan kelompok Australia. Hewan-hewan tersebut ada yang memiliki sifat-sifat seperti hal nya hewan-hewan di daerah Oriental. Sulawesi di huni oleh sebagian hewan Oriental dan sebagian hewan Australia. Contohnya, di Sulawesi terdapat oposum dari Australia namun juga terdapat kera macaca dari oriental. Oleh sebab itu, Weber mengatakan bahwa fauna yang ada di Sulawesi merupakan fauna peralihan. Weber kemudian membuat garis pembatas yang berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara ke Kepualauan Aru. Pulau Sulawesi merupakan pembatas antara wilayah Oriental dan Australia dan merupakan wilayah peralihan yang paling mencolok di antara pulau-pulau peralihan lainnya.

Gambar. Garis Wallace dan garis Weber membagi wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah, yaitu Oriental, peralihan, dan

Australia

a. Fauna Daerah Oriental

Hewan-hewan di bagian barat Indonesia (Oriental), yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan serta pulau-pulaunya, memiliki cirri-ciri sebagai berikut.

1) Banyak sepesias mamalia yang berukurun besar. Misalnya gajah, banteng, harimau, dan badak.

2) Terdapat berbagai macam kera. Paling banyak terdapat di Kalimantan. Jenisnya yaitu bekantan, tarsius, loris hantu, dan orang utan.

3) Terdapat hewan endemik, seperti badak becula satu di Ujung Kulon.

4) Burung-burung oriental memiliki warna yang kurang menarik di banding burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau. Burung endemik misalnya jalak bali (Leucosar rothschildi), elang jawa, murai mengilat, elang putih, dll.

Gambar. Fauna yang tergolong tipe Oriental (asiatis)

b. Fauna Daerah Australia

Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu papua, Maluku, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewan di indonesia bagian timur adalah:

1) Mamalia berukuran kecil 2) Banyak hewan berkantong 3) Tidak trdapat sepesies kera

4) Jenis-jenis burung memiliki warna yang bergam.

Papua memiliki 110 spesies mamalia, termasuk di dalamnya 13 spesies mamalia berkantong, misalnya kanguru, kuskus. Di Nusa Tenggara, terutama di Pulau Komodo, Padar, dan Rinca terdapat reptilia terbesar, yaitu komodo.

Gambar. Fauna yang termasuk tipe Australia

c. Fauna daerah peralihan

(3)

Gambar. Hewan yang tergolong fauna tipe Peralihan

4. Indonesia Memiliki Banyak Hewan dan Tumbuhan Langka Di Indonesia terdapat hewan dan tumbuhan yang telah langka. Hewan langka antra lain babirusa (Babyrousa babyrussa), harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), harimau jawa (Panthera tigris sondaicu), macan kumbang (Panthra pandus), orang utan (Pongo pygmaeus abelii di Sumatra dan Pango pygmaeus pygmaeus di Kalimantan)¸ kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), dan maleo (Macrocephalon maleo).

Tumbuh-tumbuhan langka antara lain bedali (Radermachera gigantea), putat (Planchonia valida), kepuh (Stereula foetida), bungur (Lagerstroemia speciosa), nangka celeng (Artocarpus heterophyllus), kluwak (Pangium edule), dan sebagainya.

Gambar. Penyu hijau merupakan hewan langka

5. Indonesia Memiliki Banyak Hewan dan Tumbuhan Endemik

Di indonesia terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia artinya hewan dan tumbuhan itu hanya ada di Indonesia, tidak dapat di Negara lain.

Hewan yang endemik misalnya harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), jalak bali (Leucopras rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) diUjung Kulon, binturong, kukang, tarsius, dan komodo.

Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia, misalnya Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat), Bengkulu, dan Aceh), Rafflesia borneensis (Kalimantan) dan sebagainya.

Gambar. (a) Maleo dan (b) jalak bali merupakan hewan langka

C. KEANEKRAGAMAN HAYATI DUNIA

Kehadiran makhluk hidup ditentukan oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat dibedakan sebagai kondisi dan sumber daya. Kondisi adalah suatu faktor yang besarannya dapat diukur dan tidak habis jika digunakan oleh organisme. Contoh kondisi adalah suhu, intensitas cahaya, curah hujan, dan radiasi matahari. Sumber daya adalah faktor lingakungan yang dapat habis ketersediaanya jika sudah digunakan, misalnya makanan dan ruang (tempat tinggal).

Interaksi antara suhu, kelembapan, angin, altitude (ketinggian tempat dari permukaan laut), latitude (letak tempat di garis lintang), dan topografi menghasilkan daerah iklim luas yang dinamakan bioma. Beberapa bioma dibumi antara lain tundra,

taiga, hutan gugur, hutan hujan tropik, padang rumput, gurun, bioma air tawar, dan bioma air laut.

1. Tundra

Tundra terdapat di lingkungan kutub utara dan selatan, Greenland, Siberia utara. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut Sphagnum dan lumut kerak. Hewan-hewan yang ada adalah beruang kutub, serigala kutub, reindeer, dan caribou bull (sebangsa rusa). Di bioma tundra juga terdapat burung yang umumnya membuat sarang pada musim panas. Burung ini adalah burung migran (berasal dari daerah lain).

Gambar. Bioma tundra 2. Taiga

Taiga terdapat diantara daerah subtropik dan kutub, misalnya di rusia, eropa utara, Canada, dan Alaska. Jadi, taiga terletak disebelah selatan tundra. Tumbuhan khas yang ada di taiga adalah conifer, atau tumbuhan berdaun jarum (pohon spruce, alder, dan birch), yang hijau sepanjang tahun. Taiga juga sering disebut sebagai hutan boreal. Seperti pada tundra, di taiga juga sangat dingin pada musim salju, tetapi musim panasnya lebih lama. Hean yang ada adalah beruang hitam dan serigala.

Gambar. Bioma taiga, dengan tumbuhan konifer sebagai ciri khasnya

3. Hutan Gugur

Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang Utara, dan Amerika Timur. Memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun, memiliki empat musim. Tumbuhan yang ada terutama maple, oak, beech, dan elu yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan yang umum adalah rusa, beruang, dan rubah.

Gambar. Hutan gugur

4. Hutan Hujan Tropik

Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa Rica, dan Malaysia. Jenis

tumbuhannya sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuham khas adalah kelompok liana (tumbuhan memanjat), seperti rotan, tumbuhan epifit (menempel). Hewannya terdiri dari burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa.

5. Padang Rumput

(4)

jaguar, binatang pengerat, reptilia, dan beberapa burung. Padang rumput di daerah tropik disebut sebagai sabana.

Gambar. Padang rumput (sabana) beserta komunitas hewannya

6. Gurun

Bioma gurun terdapat di Asia Kecil, Afrika Utara, China, Mongalia, dan Amerika Barat. Tumbuhannya terutama kaktus, dan tumbuhan ephemera (tumbuhan yang pada waktu hujan cepat tumbuh, cepat berbunga, dan memiliki biji yang dorman). Hewan yang ada adalah unta, tikus, ular, kadal, dan semut.

Gambar. Bioma gurun dengan tanahnya yang tandus

7. Bioma Air Tawar

Ekosistem air tawar memiliki kadar garam (salinitas) rendah. Air tawar mampu menyerap panas dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu besar. Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir), misalnya danau, kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir), misalnya sungai.

a. Organisme Air Tawar

Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar meliputi tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita) serta tumbuhan yang berukuran kecil yaitu alga. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya alga biru, alga hijau, dan diatom. Hewan yang menghuni air tawa adalah udang-udangan, ikan, dan serangga.

Berdasarkan cara hidupnya, organisme di air tawar dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Plankton, yaitu organisme yang berukuran mikroskopis yang hidup melayang-layang dalam air. Plankton dibedakan atas fitoplankton (plankton tumbuhan), zooplankton (plankton hewan), dan bakterioplankton (bakteri). 2) Nekton, yaitu organisme yang hidup berenang di dalam air,

misalnya ikan.

3) Neuston, yaitu organisme yang hidupnya berada di atas permukaan air.

4) Bentos, yaitu organisme yang hidup di dasar perairan. Misalnya cacing, Mollusca, dan beberapa larva serangga. 5) Perifiton, yaitu organisme yang melekat pada batang, akar,

dan daun tumbuhan air atau pada benda-benda lain di air.

b. Pembagian Bioma Air Tawar

Bioma air tawar dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu litoral, limnetik, dan frofundal.

1) Litoral, merupakan daerah air yang dangkal sehingga cahaya matahari dapat menembus sampai ke dasar. Organisme yang hidup antara lain tumbuhan berakar, fitoplankton, zooplankton, dan hewan bentos.

2) Limnetik, merupakan daerah terbuka dan dapat ditembus cahaya maatahari. Organisme yang hidup adalah zooplankton, fitoplankton, nektos, dan neuston. 3) Profundal, merupakan daerah yang tidak dapat ditembus

cahaya matahari.

Gambar. Pembagian bioma air tawar: litoral, limnetik, dan profundal

8. Bioma Air Laut

Bioma air laut luasnya lebihbadari dua per tiga permukaan bumi. Bioma air laut kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut adalah mempunyai kadar garam yang tinggi, kurang lebih 35 ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garam lebih tinggi dari pada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.

a. Pembagian Bioma Air Laut

Sebagaimana pada ekosistem air tawar, ekosistem laut pun dapat dibagi menjadi beberapa daerah berdasarkan

kedalamannya, yaitu litoral, neritik, batial, dan abisal. 1) Litoral, adalah daerah laut yang berbatasan dengan

daratan, dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasar. 2) Neritik, adalah daerah laut dangkal sampai pada kedalaman

200 m.

3) Batial, adalah daerah dengan kedalaman 200 – 2000 meter. 4) Abisal, adalah daerah yang kedalamannya lebih dari 2000

meter.

b. Vegetasi Pantai

Di perbatasan antara laut dan darat terdapat daerah pasang surut. Pada pantai yang landai biasanya taerdpat daerah pasang surut yang berlumpur. Daerah ini membentuk hutan bakau yang disebut mangrove. Tumbuhan yang terdapat di daerah mangrove misalnya avicennia, rhizofora, achantus, cerbera, bruguiera, dan ceriops.

D. Manfaat Keanekaragaman Hayati bagi Masyarakat Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat harus secara berkelanjutan. Manfaat berkelanjutan yang dimaksud adalah manffaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

1. Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan Kehidupan manusia bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kalian manfaatkan saat ini (misal ayam, kambing, padi, jagung) semula juga merupakan hewan dan tumbuhan liar yang kemudian dibudidayakan. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kedehatan misalnya sebagai berikut.

a. Pangan : berbagai biji-bijian, berbagai umbu-umbian, berbagai buah-buahan, berbagai hewan ternak. b. Perumahan : kayu jati, sonokeling, meranti, kamper. c. Kesehatan : kunyit, kencur, temlawak, jahe, lengkuas.

Gambar. Ayam dipelihara untuk memproduksi telur atau sebagai ayam potong

2. Sumber Pendapatan

(5)

misalnya lada, vanili,cabai dan bumbu dapur. Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet.

Hutan Indonesia juga memiliki nilai ekonomis yang penting. Beberapa tumbuhan ada yang menghasilkan getah karet, minyak kayu putih, dammar sebagai bahan baku kertas, dan rotan.

Gambar. Cokelat dimanfaatkan dalam industri makanan dan minuman

3. Sumber Plasma Nutfah

Hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang hingga saat ini belum diketahui manfatnya tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang memiliki peranan yang sangat penting. Sebagai contoh, tanaman mimba (Azadirachta indica) dahulu hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat azadirakhtin yang memiliki peranan sebagai antihama dan antibakteri.

Di hutan di lingkungan kita masih banyak tumbuhan dan hewan yang belum di budidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya dikatakan bahwa hutan merupakan sumber plasma nutfah (plasma benih).

4. Manfaat Ekologi

Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam

mempertahankan keberlanjutan ekosistem.

Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain. Selain itu, tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem.

Hutan hujan tropik di indonesia memiliki nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lan sebagai berikut.

a. Hutan hujan tropik di Indonesia merupakan paru-paru bumi.

b. Hutan hujan tropik di Indonesia dapat menjaga kestabilan iklim global.

5. Nilai Biologis

Keanekaragaman hayati memiliki nilai biologis atau nilai penunjang kehidupan bagi makhluk hidup, termasuk manusia. Tumbuhan mengeluarkan oksigen yang diperlukan untuk pernafasan, menghasilkan zat organik misalnya biji, buah, dan umbi yang berguna untuk makanan makhluk hidup yang lain.

6. Manfaat Keilmuan

Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.

7. Manfaat Keindahan

Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tapi pada keberagaman. Seperti halaman rumah yang ditanami berbagai tanaman seperti mawar, melati, anggrek dll. Kini kita sadari bahwa begitu banyak manfaat keanekaragaman hayati dalam hidup kita. Pemanfaatannya begitu banyak dan beragam tentu saja mengancam kelestariannya. Untuk itu kita harus bijaksana dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati dengan mempertimbangakan aspek kelestariannya.

E. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati di dalam ekosistem sangat penting dalam menjaga kestabilan ekosistem. Jika

keanekaragaman hayati tinggi ekosistem menjadi mantap.

1. Aktivitas manusia yang menurunkan keanekaragaman hayati

Aktivitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Sebagai contoh, Australia selama 20 tahun telah

kehilangan 41 jenis mamalia, 18 jenis burung, reptilia, ikan dan katak, 200 jenis avertebrata, dan 209 jenis tumbuhan. Kepunahan

keanekaraman hayati juga disebabkan beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.

a. Perusakan habitat

Habitat didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme. Jika habitat rusak maka organisme tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan habitat dapat diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia, misalnya hutan ditebang dijadikan lahan pertanian,

permukiman, dan akhirnya menjadi perkotaan.

Gambar. Jika terumbu karang rusak, maka keanekaragaman hayati berkurang

b. Penggunaan pestisida

Pestisida yang dimaksudkan untuk membunuh organisme pengganggu(hama), pada kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainya.

c. Pencemaran

Bahan pencemaran juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan penting.

d. Perubahan tipe tumbuhan

Tumbuhan merupakan Prosedur di dalam ekosistem. Perubahan tipe tumbuhan, misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi, dapat mengakibatkan hilangnya tumbuhan-tumbuhan liar penting.

e. Masuknya spesies tumbuhan dan hewan liar

Tumbuhan atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan membunuh tumbuhan dan hewan asli.

2. Aktivitas Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati

Tidak semua aktivitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati. Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati, misalnya penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan. Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam tanaman tetapi yang lebih penting adalah menjaga tanaman setelah ditanam. Pembuatan taman kota selain meningkatkan kandungan oksigen, menurunkan suhu lingkungan, memberi keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman hayati. Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan perkawinan silang. Usaha pemuliaan akan meneghasilkan varietas baru. Oleh sebab itu pemuliaan hewan dan tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan keanekaragaman gen.

F. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati merupakan potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi, oleh karena itu disebut pula sebagai sumber daya alam hayati (SDAH). SDAH tergolong sumber daya alam yang dapat diperbaharui, artinya dapat dihasilkan terus-menerus, karena makhluk hidup memiliki daya regenerasi dan reproduksi.

1. Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Mengingat pentingnya SDAH bagi manusia dan generasi yang akan datang, maka perlu dilakukan upaya untuk melestarikannya, yang disebut konservasi.

Konservasi SDAH meliputi hal-hal berikut:

a. Mencegah lading perpindahan dan melatih penduduk agar dapat bertempat tinggal secara menetap.

b. Mengatur, mengawasi, dan mengendalikan penebangan hutan.

(6)

d. Mengadakan reservasi hutan. Reservasi adalah membiarkan hutan dalam kondisi alami dan tidak menggangu kelestarian flora dan fauna yang ada didalamnya, dengan menjadikan kawasan hutan sebafai cagar alam atau suaka margasatwa. e. Mengadakan preservasi hutan. Preservasi adalah

melestarikan hutan dengan tujuan untuk diambil manfaatnya guna kesejahteraan manusia. Misalnya pemeliharaan hutan resapan, hutan lindung, hutan kota, dan hutan produksi. f. Melakukan pelestarian in situ dan eksitu. Pelestarian in situ

adalah perlindungan tumbuhan dan hewan di dalam habitat aslinya. Misalnya cagar alam dan suaka margasatwa. Pelestarian ex situ adalah melakukan perlindungan dan pemeliharaan tumbuhan dan hewan di luar habitat aslinya. Contohnya Kebun Raya Bogor, kebun binatang, kebun koleksi, dan kebun plasma nutfah. Contoh lain penangkaran buaya, penangkaran penyu.

g. Mencegah penangkapan ikan dan hewan lainnya tidak secara secara terus-menerus dalam setahun, melainkan dilakukan secara musiman.

h. Untuk menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan yang digunakan sebagai bahan makanan, maka diperlukan upaya penganekaragaman makanan. Hal ini juga dimaksudkan agar kita tidak terlalu tergantung pada satu jenis makanan.

2. Bentuk Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh pemerintah. Lokasi perlindunagn tersebut meliputi taman nasional, cagar alam, hutan wisata, taman hutan raya, taman laut, wana wisata, hutan lindung, dan kebun raya.

a. Taman Nasional

Taman nasional adalah kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu, dan terdapat baik didarat maupun di perairan. Taman nasional memiliki fungsi ganda, yaitu perlindungan terhadap penyangga kehidupan dan perlindungan jenis tumbuhan dan hewan serta pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Berikut adalah beberapa contoh taman nasional yang ada di Indonesia.

1) Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatera Utara dan Propinsi Daerah Istimewa Aceh)

2) Taman Nasional Kerinci Sebat (Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Bengkulu)

3) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Bengkulu dan Lampung)

4) Taman Nasional Ujung Kulon (ujung barat pulau Jawa) 5) Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (Bogor, Cianjur,

Sukabumi)

6) Taman Nasional Kepulauan Seribu (Kepulauan Seribu) 7) Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (Kabupaten

Probolinggo, Malang, Pasuruan, dan Lumajang, Jawa Timur) 8) Taman Nasional Meru Betiri (Jember)

9) Taman Nasional Baluran (ujung timur pulau Jawa) 10)Taman Nasional Bali Barat (Kabupaten Jembrana dan

Buleleng)

11)Taman Nasional Komodo (Pulau Komodo, Rinca, Podan, Gilimotong, dan pulau-pulau kecil lain di NTT)

12)Taman Nasional Tanjung Puting (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah) 13)Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi Tengah)

b. Cagar Alam

Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa, dan ekosistem yang perkembangannya diserahkan pada alam.

c. Hutan Wisata

Hutan wisata adalah kawasan yang karena keadaanda sifat wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi. Contoh hutan wisata adalah Hutan Wisata Pangandaran.

d. Taman Hutan Raya (Tahura)

Taman hutan raya adalah kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan untuk koleksi tumbuhan dan hewan, alami atau non-alami, jenis asli atau pendatang, yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan,

kebudayaan, dan rekreasi. Contohnya Pulau Sempu di Jawa Timur.

e. Taman Laut

Taman laut adalah kawasan yang mempunyai cirri khas berupa keindahan alam atau keunikan alam yang ditunjuk sebagai

kawasan konservasi alam guna melindungi plasma nutfah lautan. Contohnya Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.

f. Wana Wisata

Wana wisata adalah kawasan yang disamping fungsi utamanya sebagai hutan produksi, juga dimanfaatkan sebagai objek wisata hutan.

g. Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan yang dikonversasikan untuk melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk mengatur tata air. Hutan ini biasanya terletak di daerah pegunungan.

h. Kebun Raya

Kebun raya adala area tempat ditanamnya kumpulan tumbuhan yang berasal dari berbagai daerah. Tujuannya untuk konservasi ex situ, ilmu pengetahuan, dan rekreasi. Contohnya Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Purwodadi.

Ada juga bentuk partisipasi masyarakat dalam pelestarian keanekaragaman hayati, misalnya:

1) Memperkaya koleksi tanaman di pekarangan rumah 2) Tidak membunuh burung dan hewan-hewan lainnya 3) Tidak membuang limbah sembarangan, terutama limbah

pabrik, limbah rumah tangga, dan limbah pestisida karena dapat membahayakan kehidupan flora dan fauna.

BAB VIII KINGDOM PLANTAE

Tumbuhan (plantae) adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan daun. Tumbuhan memiliki sel eukariotik dan mempunyai kloroplas. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil sehingga tumbuhan dapat berfotosintesis. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang mengandung selulosa, yang mengakibatkan tubuhnya kaku.

Tumbuhan diklasifikasikan menjadi beberapa divisi. A. Tumbuhan Tidak Tidak Berpembuluh

1. Divisi Hepatophyta (Lumut Hati) 2. Divisi Anthocerophyta (Lumut tanduk) 3. Divisi Bryophyta (Lumut daun) B. Tumbuhan Berpembuluh

1. Tumbuhan Tidak Berbiji

a. Divisi Psilophyta (Paku purba/telanjang) b. Divisi Lycophyta (Paku kawat)

c. Divisi Sphenophyta atau Equisetophyta (paku ekor kuda)

d. Divisi Pterophyta atau Polipodiophyta (paku sejati)

2. Tumbuhan Biji

a. Tumbuhan Biji terbuka (Gymnospermae) 1) Divisi Coniferophyta (pinus) 2) Divisi Cycadophyta (pakis haji) 3) Divisi Ginkgophyta (Ginkgo) 4) Divisi Gnetophyta (Belinjo) b. Tumbuhan Biji tertutup (Angiospermae)

1) Divisi Anthophyta (tumbuhan berbunga)

Tumbuhan tidak berpembuluh disebut juga

non-tracheophyta karena tidak memiliki berkas pengangkut xilem dan floem. Sedangkan tumbuhan berpembuluh disebut tracheophyta karena memiliki berkas pengangkut xilem dan floem.

Tumbuhan tidak berpembuluh seperti lumut digolongkan ke dalam tumbuhan talus (Thallophyta) karena tidak memiliki akar, batang, dan daun sebenarnya. Sedangkan tumbuhan berkormus (Cormophyta) adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun sebenarnya (tumbuhan sejati), seperti tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji.

TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH

Tumbuhan Lumut Ciri-ciri lumut:

 Berklorofil (bersifat autotrof)

 Tidak memiliki berkas pengangkut (floem dan xylem)

 Tumbuh di tempat yang lembab

 Peralihan antara tumbuhan Thallophyta dan Cormophyta  Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis)

(7)

 Belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun

 Sebagian lagi telah memiliki organ mirip akar (rizoid), batang dan daun. Rhizoid berfungsi untuk melekat pada substrat dan mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh bagian tubuh.

Organ kelamin jantan pada lumut yaitu anteridium, sedangkan betina yaitu arkegonium. Berikut perbedaanya.

Anteridium Arkegonium

Merupakan organ jantan berbentuk tongkat

Berbentuk botol

Tidak memiliki lapisan pelindung Memiliki sel-sel pelindung yang melindungi sel telur yang terbentuk di dalamnya Menghasilkan sejumlah gamet

jantan berflagel (sperma)

Menghasilkan satu gamet betina berukuran besar (sel telur)

Gamet jantan dilepaskan dari anteridium

Gamet betina melekat pada arkegonium Dalam hidupnya, lumut mengalami dua generasi yaitu generasi/fase sporofit dan fase gametofit.

Gametofit Sporofit

Fase haploid Fase diploid

Terdiri dari batang, daun berwarna hijau, organ kelamin dan gamet

Terdiri dari spora yang membentuk tubuh multiseluler yang terbentuk dari zigot Menghasilkan gamet melalui

mitosis

Menghasilkan spora melalui meiosis

Hidup bebas Tergantung pada

gametofit Merupakan fase dominan dalam

hidupnya

Merupakan fase pendek dalam daur hidup lumut

Daur Hidup Tumbuhan Lumut (metagenesis)

Klasifikasi Lumut

1. Divisi Lumut Hati (Hepatophyta) Ciri-ciri lumut hati:

Tubuhnya berbentuk lembaran,

Menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing

Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan

Tidak memiliki batang dan daun

Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina

Contoh: Ricciocarpus, Marchantiapolymorpha, Lunularia

2. Divisi Lumut Tanduk (Anthocerophyta) Ciri-ciri lumut tanduk:

Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang.

Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas.

Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan

Reproduksi seperti lumut hati

Contoh: Anthoceros sp

3. Divisi Lumut Daun (Bryophyta) Ciri-ciri lumut daun:

Lumut daun juga disebut lumut sejati

Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun.

Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang.

Kuncup akan membentuk lumut barutubuhnya berbentuk lembaran,

Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum.

Manfaat Lumut

Bahan obat untuk sakit hepatitis (liver). Contoh : Marchantia

Sebagai bahan pembalut dan sumber bahan bakar. Contoh : Sphagnum (lumut gambut )

Sebagai obat kulit dan mata. Contoh : Sphagnum (lumut gambut )

Penyedia oksigen

Penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons)

Sebagai penyerap polutan.

TUMBUHAN BERPEMBULUH

A. Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Ciri-ciri:

Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem)

Secara umum telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya

Berkembang biak dengan spora

Spora dihasilkan di dalam sporangium

Sporangium dapat tersusun dalam strobilus, sorus

Sperma berflagel, perlu air untuk fertilisasi

Siklus hidup : generasi sporofit dominan, hidup bebas. Generasi gametofit tereduksi, hidup bebas

Gambar. Struktur Tubuh Lumut

Anteridium

Sperma

Tumbuhan lumut Protonema

Arkegonium

Sel telur

Zigot

Sporogonium

Sporangium

Spora

G

a

me

to

fit

Spo

ro

(8)

Habitat: hidup di air (hidrofit), hidup di tempat lembap (higrofit), menempel pada tumbuhan lain (epifit), da nada yang hidup pada sisa-sisa tumbuhan lain atau sampah-sampah (saprofit).

Daur Hidup Tumbuhan Lumut (metagenesis)

Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom tumbuh menjalar ke segala arah. Paku mengalami pergiliran keturunan dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Berbeda dengan lumut, fase terpanjang atau dominan pada paku yaitu fase sporofit.

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi paku homospora, heterospora dan peralihan.

1. Paku homospora (isospora)

Adalah paku yang bentuk dan ukuran sporanya sama besar. Contoh: Lycopodium (paku kawat)

2. Paku heterospora (anisospora)

Adalah paku yang sporanya tidak sama besar, spora jantan lebih kecil (mikrospora) dan spora betina lebih besar (makrospora).

Contoh: Selaginella (paku rane), Marsilea (semanggi) 3. Paku peralihan

Adalah paku yang sporanya sama besar, tetapi dapat dibedakan antara paku jantan dan betinanya. Contoh: Equisetumdebile (paku ekor kuda).

Metagenesis paku homospora

Metagenesis paku heterospora

Klasifikasi Tumbuhan Paku

1. Psilophyta (paku telanjang)

Tidak berdaun/kecil, ada yang tidak berakar sejati. Banyak hidup di zaman purba. Yang masih tersisa yaitu Psilotum. 2. Lycophyta (paku kawat)

Berdaun kecil dan tersusun spiral, sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut). Batang seperti kawat. Contoh: Lycopodium, Selaginella, Isoetes.

3. Spenophyta (paku ekor kuda)

Atau equisetophyta, memiliki daun kecil, tunggal, dan tersusun melingkar. Sporangium terdapat dalam strobilus (runjung). Contoh: Equisetum dan Calamites.

4. Pterophyta (paku sejati)

Merupakan tumbuhan paku yang biasa dilihat di sekitar kita. Daunnya besar, daun muda menggulung (circinnatus), sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contoh: paku tiang (Alsophillaglauca), suplir (Adiantum cuneatum), semanggi (Marsilea crenata).

Manfaat tumbuhan paku

Tanaman hias. Contoh suplir, paku sarang burung (Asplenium nidus), paku tanduk rusa (Lycopodium), dan Nephrolepis.

Obat-obatan, misalnya Lycopodium clavatum dan Dryopteris filix-mas.

Sayuran, misalnya semanggi.

Tempat menanam anggrek, misalnya palu tiang (Alsophila glauca).

Pupuk hijau, yaitu Azollapinnata yang hidup di sawah. Tumbuhan ini bersimbiosis dengan Anabaenaazollae (alga) yang dapat mengikat N2 bebas dari udara.

Tumbuhan paku yang hidup pada zaman Karbon telah memfosil. Fosil tersebut berupa batu bara yang dapat dijadikan bahan bakar.

B. Tumbuhan Biji (Spermatophyta)

Meliputi tumbuhan yang menghasilkan biji. Berdasarkan letak biji atau bakal bijinya, dibedakan menjadi dua yaitu

Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan biji tertutup).

1. Gymnospermae

Pakis haji, melinjo, dan pinus termasuk tumbuhan

Gymnospermae yang artinya tumbuhan biji terbuka. Istilah ini digunakan karena bakal biji tumbuhan ini tidak tertutup oleh daun buah. Berdasarkan catatan geologis, Gymnospermae sudah muncul pada zaman Karbon (kira-kira 345 juta tahun yang lalu). Kebanyakan Gymnospermae merupakan tumbuhan perdu dan pohon, tidak ada yang berupa herba. Gymnospermae merupakan tumbuhan berpembuluh yaitu xilem dan floem. Gymnospermae yang masih hidup terdiri dari 4 divisi, yaitu Cycadophyta, Ginkgophyta, Coniferophyta, dan Gnetophyta.

a. Cycadophyta

Cirinya batang tidak bercabang, dan daun-daun majemuk tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. Ditemukan di wilayah tropik maupun subtropik, misalnya Zamia, Cycasrevoluta, dan Cycasrumphii (pakis haji).

b. Ginkgophyta

Merupakan tumbuhan asli daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 m, daun berbentuk kipas, mudah gugur, dan berumah dua (serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan). Anggota divisi ini hanya satu yaitu Ginkgobiloba.

c. Coniferophyta (atau Pinophyta)

Coniferophyta artinya tumbuhan pembawa kerucut, karena alat reproduksi jantan dan betina berupa

strobilus yang berbentuk kerucut. Coniferophyta merupakan tumbuhan evergreen (selalu hijau). Misalnya: Agathisdamara, Pinusmerkusii, Pseudotsuga, Cupressus, Araucaria, Aequoia, Juniperus, dan Taxus. d. Gnetophyta

Anggotanya berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat), dan pohon. Daun berhadapan, dengan urat daun menyirip seperti tumbuhan dikotil. Strobilusnya tidak berbentuk kerucut. Contohnya melinjo/tangkil (Gnetum gnemon) dan Ephedra.

S

por

of

it

g

a

me

to

fit

Zigot Tumbuhan paku

Sporogonium

Sel induk spora

Spora

Protalium

Ovum Sperma

Arkegonium Anteridium

Tumbuhan paku

Mikrosporofil

Sperma Anteridium Mikrogametofit (mikroprotalium) Mikrospora Sel induk mikrospora

Mikrosporangiu m

Makrosporofil

Makrosporangium

Sel induk makrospora

Makrospora

Makrogametofit (makroprotalium)

Arkegonium

Ovum

(9)

2. Angiospermae

Ciri utama yang membedakan Angiospermae dengan kelompok tumbuhan lain adalah adanya bunga dengan bakal biji yang terletak di dalam bakal buah. Bunganya ada yang tunggal, bergerombol, dan bagian-bagiannya sangat kompleks. Bunga berfungsi menghasilkan buah dan biji. Jika bakal biji dibuahi menjadi biji, maka bakal buah berkembang menjadi buah.

Anggota Angiospermae berupa pohon, perdu, semak, tumbuhan merambat, dan herba. Hidupnya ada yang semusim, tahunan, dan apa yang sukulen (daun berdaging untuk menyimpan air sebagai adaptasi terhadap lingkungan kering). Tumbuhan yang hidup di daerah kering, beradaptasi dengan mereduksi daun, misalnya kaktus. Angiospermae dibagi menjadi dua kelas yaitu Magnoliopsida atau dikotil dan Liliopsida (monokotil).

a. Kelas Magnoliopsida (Dikotil)

Ciri utamanya yaitu adanya dua kotiledon atau dua daun lembaga atau kotil pada biji. Daun-daun dikotil memiliki pertulangan menjari atau menyirip. Batang memiliki kambium yang berguna dalam pertumbuhan sekunder (melebar) serta memiliki pembuluh xilem dan floem yang tersusun dalam lingkaran. Jumlah bagian-bagian bunga kelipatan empat atau lima.

Berikut adalah beberapa famili anggota kelompok dikotil. 1) Caryophyllaceae

Berupa herba, dan merupakan tanaman semusim atau tahunan. Sering digunakan sebagai tanaman hias. Contohnya Dianthuschinensis, D. caryophyllus, Arenaria, dan Agrostemma.

2) Magnoliaceae

Berupa pohon atau perdu, dan bunganya cukup menarik. Contohnya cempaka putih (Magnolia grandiflora), cempaka ambon (Magnoliafigo), dan Liriodendron.

3) Ranunculaceae

Anggota Ranunculaceae misalnya Clematis faniculata yang banyak dipakai sebaga tanaman hias, jinten hitam (Nigella sativa) untuk bumbu dapur, Delphidium dipakai sebagai bunga potong, jukut (Drymaria corduta dan D. hirsuta) yang hidup di pagar, sepanjang sungai, tempat lembap, dan banyak dipakai sebagai obat cuci perut dan bisul. 4) Papaveraceae

Contohnya deruju atau celangkringan (Argemone mexicana) dan Papaversomniverum.

5) Cruciferae

Contohnya kubis (Brassicaoleracea), sawi (B. rugosa), lobak (Raphanus sativus), dan sawi tanah (Nasturtium heterophyllum).

6) Rosaceae

Contohnya mawar (Rosa hybrida), apel (Malus sylvestris), aprikot (Prunus armeniaca, P.

domestica), pir (Pyrus communis), Rubus, dan arbei (Fragaria chiloensis).

7) Leguminosae

Disebut juga polong-polongan. Misalnya falmboyan (Delonix regia), akasia (Acacia farnesiana), tuba (Derris microphylla), kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), kaliandra (Calliandra brevipes), kembang telang (Clitoria ternatea), Cassia alata, jengkol

(Pithecolobiumlobatum), lamtoro (Leucena glauca), petai (Parkia speciosa), asam (Tamarindus indica), serta kacang tanah, ercis, dan buncis.

8) Malvaceae

Contohnya kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis, H. hybridus, H. venustus), kapas (Gossypium obtusifolium).

9) Cactaceae

Anggotanya semua kelompok kaktus. Contohnya Creves jamacaru, Opuntia monachanta, Epiphyllum, Prescia, dan Ferocactus.

10) Umbelliferae

Contohnya ialah ketumbar (Coriandrum sativum), jinten (Carum arvi), seledri (Apium graveoleus), adas (Foeniculum vulgare), Jinten putih (Cuminum cyminum), dan tikim (Centella asiatica).

11) Labiatae

Anggota ini banyak menghasilkan minyak aromatik, misalnya daun poko (Mentha arvensis) yang

mengandung menthol, nilam atau dilem (Pogostemon coblim), lavender (Lavandula officinalis), Coleusambonicus, dan kumis kucing (Orthosiphon grandiflorus)

12) Solanaceae

Contoh paling umum adalah kentang (Solanum tuberosum), tomat (Lycopersicum esculentum), terung (Solanum melongena), cabai (Capsicum), tembakau (Nicotiana tabacum), Petunia hybrida, kecubung (Datura fastuosa), dan Atropa belladona (bahan obat atropin).

13) Compositae

Merupakan anggotanya yang paling banyak, misalnya bandotan (Ageratum), selada (Lactuca sativa), Sonchus arvensis, Chrysanthemum, Dahlia, Solidago, bunga matahari (Helainthus annuus), Arthemisia, Gerbera, Zinnia, dan Aster. b. Kelas Liliopsida (Monokotil)

Ciri utama tumbuhan monokotil adalah memiliki kotiledon tunggal atau daun lembaga tunggal. Batang bagian atas tidak bercabang atau bercabang sedikit, dan biasanya daunnya berpelepah. Daunnya berupa daun tunggal, kecuali pada palmae (kelapa, palem). Tulang daun umumnya sejajar. Jaringan pembuluh (xilem dan floem) pada batang dan akar tersusun tersebar, dan tidak berkambium. Bagian-bagian bunga berkelipatan tiga. Pada umumnya, bentuk bunga tidak beraturan dan warnanya tidak mencolok. Berikut contoh famili anggota monokotil.

1) Liliaceae

Contoh paling umum adalah lili (Lilium), asparagus (Asparagus cooperi), tumbuhan merambat A. officinalis, kembang sungsang (Gloriosa superba), agave (Agave sisalana), bawang besar (Allium cepa), bawang merah (A. ascolonicum) dan bawang putih (A. sativum).

2) Palmae

Contoh famili ini adlah kelapa (Cocos) dan kurma (Phoenix).

3) Gramineae

Contohnya ialah padi (Oryza sativa), gandum, rumput, dan bambu.

4) Orchidaceae

Disebut juga keluarga anggrek. Contohnya ialah anggrek Cattleyla, Dendrobium, Phalaenopsis, Arundina, Vanda, Epidendrum, Laelia, Oncidium, dan vanili (Vanili planifolia).

5) Musaceae

Contohnya ialah pisang tanduk, pisang raja, dan pisang kapas.

6) Zingiberaceae

Contohnya jahe dan lengkuas.

Reproduksi Seksual pada Tumbuhan Biji

Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Pada tumbuhan biji (spermatophyta), terdapat alat kelamin jantan penghasil serbuk sari yang akhirnya menghasilkan sel sperma dan alat kelamin betina penghasil ovum. Proses perkawinan tumbuhan biji tertutup diawali oleh proses penyerbukan yang dilanjutkan dengan proses pembuahan. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) adalah menempelnya serbuk sari ke mikropil (liang bakal biji), sedangkan pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) penyerbukan adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik. Pembuahan adalah bersatunya inyi sperma dengan inti ovum. Pada tumbuhan Gymnospermae terjadi pembuahan tunggal, sedangkan pada Angiospermae terjadi pembuahan ganda.

Pada Angiospermae, alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam bunga, sedangkan pada Gymnospermae kelaminnya terdapat di dalam strobilus.

1. Bagian-bagian Bunga

(10)

2. Macam-macam Bunga

Bunga dikelompokkan berdasarkan kelengkapan bagian-bagian bunga atau berdasarkan kelengkapan alat kelamin bunga.

a. Bunga Lengkap

Disebut bunga lengkap jika bunga mempunyai kelopak, mahkota, benang sari, dan putik. Misalnya bunga sepatu, cabai, kecubung, mawar, melati, dan jeruk. Bunga lengkap pasti memiliki dua macam alat kelamin. Oleh karena itu disebut dengan bunga berkelamin ganda (biseksual, hermafrodit). Akan tetapi, bunga berkelamin ganda belum tentu bunga lengkap.

b. Bunga Tidak Lengkap

Disebut sebagai bunga tidak lengkap, jika tidak mempunyai salah satu atau beberapa bagian bunga, baik perhiasan maupun alat kelamin bunga. Dibedakan menjadi dua.

1) Perhiasan bunga tidak lengkap, karena tidak memiliki kelopak atau mahkota. Bunga yang tidak memiliki perhiasan bunga disebut dengan bunga telanjang atau bunga gundul.

2) Alat kelamin tidak lengkap. Jika bunga hanya mempunyai salah satu alat kelamin disebut bunga berkelamin tunggal (uniseksual), terdiri dari bunga jantan atau bunga betina. Misalnya bunga pare, waluh, mentimun, dan salak. Jika bunga tidak memiliki alat kelamin disebut bunga mandul (bunga tidak berkelamin), misalnya bunga pita pada bunga matahari. c. Bunga Sempurna

Disebut sebagai bunga sempurna jika mempunyai dua alat kelamin, yaitu benang sari dan putik. Perhiasan bunga berupa kelopak dan mahkota tidak selalu harus ada pada bunga sempurna.

d. Bunga Tidak Sempurna

Disebut sebagai bunga tidak sempurna jika hanya mempunyai salah satu macam alat kelamin, benang sari saja atau putik saja.

Megasporogenesis dan Mikrosporogenesis

Sel pertama dari generasi gametofit betina pada tumbuhan biji disebut megaspora, sedangkan gametofit jantan disebut mikrospora. Pembentukan megaspora disebut megasporogenesis, sedangkan pembentukan mikrospora disebut

mikrosoporogenesis. Kedua proses tersebut terjadi pada Angiospermae dan Gymnospermae.

a. Megasporogenesis pada Angiospermae

Di dalam bakal buah terdapat bakal biji. Bakal biji terdiri dari integumen (kulit bakal biji) dan nuselus (badan bakal biji). Di dalam nuselus terdapat sel induk megaspora. Tiga sel terluar dari mikropil (liang bakal biji) dia antara 4 megaspora kemudian berdegenerasi. Adapun satu sel megaspora terdalam yang hidup (fungsional) berkembang menjadi kandung lembaga.

Perkembangan kandung lembaga (kantong embrio) diawali dengan memanjangnya dan membesarnya sel megaspora. Mula-mula, inti megaspora mengalami pembelahan satu kali menjadi dua inti; salah satu inti bergerak ke arah berlawanan dengan mikropil (kutub kalaza) dan inti yang lain bergerak ke arah mikropil (kutub mikropil). Selanjutnya, setiap inti ini membelah sebanyak dua kali sehingga diperoleh 8 inti, masing-masing kutub dengan 4 inti. Satu inti dari 4 inti pada tiap kutub kandung lembaga bergerak ke tengah, sehingga ada 2 inti berada di tengah kandung lembaga. Selanjutnya, inti pada tiap kutub dikelilingi oleh sitoplasma membentuk sel. Pada saat inilah kandung lembaga itu terdiri dari 7 sel dengan 8 inti. Tiga sel yang berada pada arah berlawanan dengan mikropil disebut antipoda. Tiga sel lain yang

berada dekat dengan mikropil dan satu sel di tengah merupakan sel telur.

BAB IX KINGDOM ANIMALIA

A. Ciri umum animalia (hewan):

 Multiseluler (namun ada yang uniseluler)

 Eukariotik

 Heterotrof

 Tidak berdinding sel

 Tidak berklorofil

 Habitat di darat maupun air

 Menanggapi rangsang dengan aktif

B. Bentuk Tubuh 1. Simetri tubuh

- Simetri Bilateral adalah hewan yang jika dibagi tubuhnya (dari mulut-anus) akan didapatkan dua bagian yang sama persis antara kiri dan kanan. - Simetri Radial adalah merupakan hewan yang

mempunyai bagian tubuh yang tersusun melingkar (bulat).

2. Lapisan tubuh

- Diploblastik, terdiri dari ektoderm dan endoderm - Triploblastik, terdiri dari:

Ektoderm: epidermis dan saraf

Mesoderm : usus dan kelenjar pencernaan

Endoderm : jaringan otot & jaringan tubuh lainnya. Triploblastik dibedakan menjadi:

- Triploblastik aselomata (platyhelminthes) - Triploblastik pseudoselomata (nemathelminthes) - Triploblastik selomata (annelida, mollusca, arthropoda,

echinodermata) C. Filum Kingdom Animalia

a. Porifera (ciri utama: berpori) b. Cnidaria (ciri utama: tubuh berongga) c. Coelenterata (ciri utama: tubuh berongga) d. Platyhelminthes (ciri utama: bentuk pipih) e. Nemathelminthes (ciri utama: bentuk gilik/bulat) f. Annelida (ciri utama: bercincin/kalung) g. Mollusca (ciri utama: tubuh lunak) h. Arthropoda (ciri utama: kaki beruas) i. Echninodermata (ciri utama: kulitnya berduri) 1) Porifera

Ciri:

- Tergolong diploblastik

- Reproduksi: seksual dan aseksual (tunas) - Tipe saluran air: Ascon, Sycon, Leucon.

Oskulum : lubang pengeluaran Spongosol : rongga tubuh

Ostium : pori-pori (tempat masuknya air) Spikula : penyusun rangka

Amoebosit : berfungsi mengedarkan makanan Matriks : berisi jeli (gelatin)

Pinakosit : lapisan terluar (epidermis)

Klasifikasi

- Kelas Calcarea: spikula tersusun atas kapur (misal: Grantia dan Scypha)

(11)

- Kelas Demospongiae: tersusun atas silikat dan spongia atau spongia saja (misal: Euspongia dan Spongilla)

2) Cnidaria

Ciri:

- Bentuk simetri radial - Termasuk diploblastik

- Diantara dua lapisan tersebut terdapat mesoglia (lapisan seperti jeli/ zat gelatin)

- Terdapat tentakel yang dapat mengeluarkan racun (sel knidoblas/ nematosista/ sel penyengat)

- Reproduksi: aseksual dan seksual

- Tipe tubuh/tahap : polip dan medusa. Polip cirinya tidak bisa bergerak bebas, menyendiri atau koloni. Medusa cirinya bergerak bebas (tahap ubur-ubur)

- Reproduksi: seksual dan aseksual

Klasifikasi

- Hydrozoa : hydra

- Scyphozoa : Aureliaaurita

- Anthozoa : hewan karang, anemon laut 3) Ctenophora

- Biasa disebut ubur-ubur sisir (comb jellies) - Memiliki tentakel panjang (koloblas)

- Contoh: Mertensia ovum, Mnemiopsis, Pleurobranchia, dan Beroecucumis

- Daur hidupnya sangat sederhana

4) Platyhelminthes - Tubuh bentuknya pipih. - Tergolong triploblastik aselomata - Bentuk tubuh simetri bilateral

- Sistem pencernaan: gastrovaskuler (saluran saluran usus), tidak memiliki anus, sisa makanan dikeluarkan oleh pori-pori

- Sistem transportasi: makanan disalurkan melalui gastrovaskuler, difusi gas oleh permukaan tubuh - Sistem saraf: sistem saraf tangga tali dengan sistem saraf

pusat yaitu ganglion

- Reproduksi: seksual dan aseksual

- Reproduksi: aseksual dan seksual (hermafrodit) - Ekskresi: menggunakan sel api (protonefridia)

Klasifikasi

a. Kelas Turbellaria (cacing berbulu getar) Ciri umum:

- Hidup bebas - Ukuran 5 – 50 mm - Contoh: planaria

- Biasa hidup di air jernih (tidak ada pencemaran berat), disebut “INDIKATOR BIOLOGI”

- Pada bagian kepala terdapat bintik mata (fungsi: membedakan gelap dan terang), tidak mampu membedakan warna

- Bersifat fototrofik negatif (menjauhi cahaya) b. Kelas Trematoda atau Cacing Isap

Ciri umum:

- Hidup parasit pada hewan maupun manusia - Contoh: Fasciola hepatica (cacing hati), Clonorchis,

Schistosoma, cacing pita.

1) Fasciola

Ciri:

- Dikenal sebagai cacing hati (hidup di hati), Fasciola hepatica (di hati domba), Fasciola gigantica (hati sapi)

- Bentuk tubuh agak oval - Panjang 3 – 5 cm

- Di bagian mulut dan bagian belakang terdapat kait dan pengisap

Urutan daur hidup cacing Fasciola :

Telur – mirasidium – sporosista – redia – serkaria – metaserkaria

Dalam tubuh siput: sporosista-redia-serkaria Dalam tubuh sapi : metaserkaria

2) Clonorchis

- Cacing hati yang hidup pada hati manusia

- Bedanya dengan Fasciola hepatica, yaitu jika fasciola memilih tumbuhan air untuk meletakkan metaserkaria, maka Clonorchis memilih ikan air tawar sebagai inang perantara akhir dan sebagai tempat meletakkan metaserkaria cacing.

3) Schistosoma

- Disebut pula sebagai cacing darah

- Inangnya berupa manusia, babi, biri-biri, binatang pengerat, dan sapi

- Dijumpai di sulawesi. c. Kelas Cestoda (Cacing pita)

- Ciri utama: tubuh pipih beruas-ruas - Kulit dilapisi kitin (tidak tercerna oleh enzim) - Parasit pada manusia dan hewan (ikan, amfibi, burung,

mamalia)

- Panjang hingga 2-3 meter ( Taenia solium), 10 meter (T. saginata)

d. Filum Nematoda/ Nemathelminthes Ciri utama: bentuknya gilik (cacing gilik) - Tidak beruas-ruas

- Alat pencernaan sempurna (mulut dan anus) - Tergolong triploblastik pseudoselomata - Memiliki lapisan kutikula (licin)

- Tidak memiliki sistem pembuluh darah dan pernapasan (dilakukan seluruh permukaan tubuhnya)

- Alat kelamin terpisah antara jantan dan betina - Reproduksi: seksual.

a. Ascaris lumbricoides (cacing usus)

- Disebut cacing usus atau cacing gelang - Panjang 20 cm, kedua ujungnya meruncing

- Cacing jantan kecil dan ujungnya berkait dan bengkok - Cacing betina dapat menghasilkan telur 200.000 per hari - Daur hidup:

(12)

b. Enterobius vermicularis (cacing kremi)

- Biasa hidup pada daerah anus, terutama anak-anak - Cacing kremi disebut juga Oxyuris vermicularis

- Daur hidup melalui autoinfeksi (infeksi yang dilakukan sendiri) - Tidak memerlukan inang perantara

c. Wuchereria bancrofti (cacing Filaria)

- Panjangnya sekitar 40 mm (jantan), 83 (betina)

- Hidup didalam pembuluh getah bening atau pembuluh limfa di kaki

- Dapat menyumbat pembuluh limfa, sehingga kaki menjadi bengkak dan membesar (penyakit kaki gajah/ elephantiasis) - Perantaranya adalah nyamuk Culex

6. Filum Annelida Ciri umum:

- Disebut juga cacing bercincin - Tergolong triploblastik selomata - Cacing beruas, gilik, memanjang

- Setiap segmen/ruas terdapat alat-alat tubuh seperti alat pengeluaran, alat reproduksi, dan serabut saraf sehingga setiap segmen mempunyai kesamaan (metameri)

- Sistem saraf: tangga tali - Sistem pembuluh darah: tertutup - Kebanyakan bersifat hermafrodit

- Pada setiap ruas terdapat seta (rambut atau duri) untuk pergerakan

- Berdasarkan setanya dibagi menjadi 3 kelas: Polychaeta (berambut banyak: wawo dan palolo), Oligochaeta (berambur sedikit: cacing tanah), Hirudinea (lintah, pacet).

7. Filum Mollusca Ciri:

- Bertubuh lunak

- Umumnya tubuh bercangkang, terbuat dari cangkang - Tubuh simetri bilateral

- Memiliki lapisan mantel/penutup tubuh (berfungsi memproduksi senyawa kalsium karbonat) - Contoh: bekicot, kerang, remis, keong, cumi-cumi a. Kelas Polyplacophora

Ciri:

- habitat: melekat di dasar perairan laut, tubuh pipih - Tidak ditemukan bagian kepala

- Punggung dilindungi oleh cangkang yang tumpang tindih seperti genting

- Sistem pencernaan dilengkapi dengan mulut yang memiliki radula (lidah parut)

- Reproduksi: seksual dengan alat kelamin terpisah (diesis) - Contoh: Chiton

b. Kelas Gastropoda Ciri:

- Bergerak dengan menggunakan perut - Memiliki tentakel (panjang dan pendek) - Memiliki cangkang

- Memiliki lidah parut (radula)

- Sistem pencernaan mulai dari mulut-lambung-usus-anus - Bersifat hermafrodit tetapi melakukan kawin silang - Contoh: bekicot, siput sawah, sumpil

c. Kelas Scaphopoda Ciri:

- Cangkang berbentuk silinder

- Habitat: di laut, terpendam di dalam pasir atau lumpur - Panjang tubuh 2,5 – 5 cm. ada yang 4 mm, 25 cm - Pertukaran gas terjadi di mantel

- Contoh: dentalium

d. Kelas Bivalvia/Pelecypoda/Lamellabranchiata Ciri:

- Memiliki insang berbentuk lembaran - Memiliki dua cangkang yang setangkup

- Kedua cangkang tersebut dihubungkan dengan ligamentum (engsel)

- Cangkang tersusun atas:

• Periostrakum (lapisan terluar, terdiri atas zat tanduk • Prismatik (lapisan tengah, tersusun kalsium karbonat) • Nakreas (lapisan dalam, berkilat, dan biasa disebut

lapisan mutiara)

- Bersifat diesis (jenis kelamin jantan dan betina terpisah), tetapi ada juga yang bersifat hermafrodit

- Contoh: Ostrea (tiram dapat dimakan), kerang raksasa, kerang mutiara (Meleagrina), Anadonta (kijing), remis. e. Kelas Cephalopoda

Ciri:

- Alat geraknya kepala (tentakel yang berfungsi menangkap makanan)

- Cumi-cumi memiliki 8 tentakel sebagai alat pengisap dan 2 tentakel panjang

- Pada gurita memiliki 8 tentakel yang dilengkapi sebagai alat pengisap

- Mata dapat membedakan warna

- Di bagian kepala terdapat sifon yang menyemprotkan air (cumi-cumi akan terdorong)

- Sistem pembuluh darah: tertutup - Bersifat diesis

- Contoh: ikan sotong, gurita, cumi-cumi, nautilus 8. Filum Arthropoda

- Ciri umum: kaki berbuku-buku/beruas/bersegmen - Rangka luar (eksoskeleton)

- Rangka tersusun dari kitin (mengandung gula, tidak larut dalam air)

- Bernapas dengan trakea - Kelompok utama Arthropoda:

a. Subfilum Crustacea b. Kelas arachnida c. Subfilum Myriapoda d. Subfilum hexapoda a. Crustacea (udang-udangan)

Ciri:

- Tubuh terdiri dari Kepala-dada menyatu (sefalotoraks) dan abdomen (perut)

- Pada bagian perut terdapat kaki 5 pasang - Pada bagian kepala-dada terdapat kaki 5 pasang (4

pasang kaki jalan dan 1 pasang kaki capit) - Bersifat diesis

b. Arachnida Ciri:

- Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan badan belakang

- Terdapat pedisel (bagian antara sefalotoraks dan badan belakang)

- Alat sengat: kelisera - Alat capit: pedipalpus

- Dibagi menjadi: Ordo Scorpionidae (kalajengking), Ordo Arachnoidea (laba-laba), dan Ordo Acarina (caplak).

c. Myriapoda Ciri:

- Berkaki banyak - Tubuhnya beruas

- Contoh: kelabang (Chilopoda) dan keluwing (Diplopoda).

d. Hexapoda/ Insecta Ciri:

- Mempunyai kaki berjumlah enam (hexa) - Mengalami metamorfosis

- Tubuh dibedakan atas kepala, dada, dan perut - Memiliki antena

- Mata: majemuk/faset

- Tipe mulut: menghisap (kupu-kupu), menjilat (lalat), menusuk-menghisap (nyamuk), dan menggigit (belalang).

(13)

Ametabola (tidak bermetamorfosis) Hemimetabola (Metamorfosis tak sempurna): Telur – nimfa – imago (dewasa)

Holometabola (Metamormofis sempurna): Telur – larva – kepompong (pupa) – imago

Klasifikasi Insecta  Isoptera (laron/rayap)

 Orthoptera (kecoa, jangkrik, gangsir, belalng)

 Hemiptera (kutu busuk, walngsangit)

 Homoptera (kutu daun, kutu kepala, wereng cokelat)

 Odonata (capung)

 Coleoptera (kumbang tanduk, kutu gabah)

 Hymenoptera (semut hitam, semut rangrang, lebah madu, tawon)

 Diptera (nyamuk, lalat rumah, lalat buah)

 Lepidoptera (kupu-kupu, ngengat) 9. Filum Echinodermata

Ciri utama: berkulit duri - Triploblastik selomata

- Endoskeleton berduri dan menembus kulit

- Duri berpangkal pada lempeng kalsium karbonat yang disebut testa

- Simetri bilateral (larva) dan radial (dewasa) - Bagian tubuh terdiri dari oral dan aboral - Memiliki system saluran air yang disebut system

ambulakral - Diesis

- Fertilisasi eksternal - Tidak memiliki otak

- Memiliki daya regenerasi tinggi Klasifikasi

a. Asteroidea Contoh: bintang laut b. Ophiuroidea

Contoh: bintang ular laut

c. Echinoidea

Contoh: bulu babi, landak laut

d. Crinoidea

e. Holothuroidea

Contoh: teripang (cucumandra)

10. Filum Chordata (kelompok Vertebata) Ciri:

- Memiliki chorda (notokorda)

Berdasarkan alat geraknya, subfilum vertebrata dibedakan atas 2 kelompok yaitu:

1) Superkelas Pisces Dibagi menjadi:

a) Kelas Agnatha (ikan tidak memiliki rahang, contoh: ikan lamprey)

b) Kelas Condrichthyes (ikan bertulang rawan, contoh: hiu dan pari)

c) Kelas Osteichthyes (ikan bertulang keras, contoh: ikan lele, gurame, bandeng)

2) Tetrapoda Dibagi menjadi:

a) Kelas Amfibia (amfibi), cirinya pada fasde larva habitatnya di air dan fase dewasanya di darat; kulit selalu basah oleh lendir. Contoh: katak, salamander b) Kelas Reptilia, cirinya tubuh dilindungi oleh sisik yang

tersusun atas zat tanduk, contohnya: buaya, kura-kura, bunglon.

c) Kelas Aves, cirinya: tubuh dilindungi oleh bulu. Contoh: merpati, ayam, kakaktua.

d) Kelas Mammalia, cirinya memiliki kelenjar

susu/mammae, dilindungi oleh rambut. Contoh: sapi, mencit, marmut, ,manusia.

BAB X EKOSISTEM

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain, serta dengan benda tak hidup di lingkungannya. Ilmu yang

mempelajarinya yaitu ekologi.

A. Komponen Ekosistem

1. Komponen Abiotik a. Udara

Terdiri atas Nitrogen (78%), Oksigen (21%), Karbondioksida (0,03%), dan gas lainnya. Nitrogen diperlukan oleh makhluk hidup untuk membentuk protein dan persenyawaan lainnya. Tumbuhan, hewan dan manusia tidak dapat menggunakan nitrogen secara lagsung, akan tetapi ada bakteri yang menangkap nitrogen bebas dari udara misalnya Rhizobium (pada akar kacang-kacangan). Tumbuhan lainnya memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrit atau nitrat. Proses pembentukan nitrit atau nitrat dari amonium disebut nitrifikasi. Selain nitrogen, oksigen dan karbon dioksida, angin dan kelembapan sangat berpengaruh terhadap keadaan atau kondisi udara.

b. Air

Sekitar 80-90% tubuh makhluk hidup tersusun atas air. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Di alam, air dapat berbentuk padat, misalnya es dan kristal es (salju), serta berbentuk gas berupa uap air. c. Tanah

Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organik. Tanah memiliki sifat, tekstur, dan kandungan garam mineral tertentu. Tanah yang subur sangat diperlukan oleh organisme untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur. d. Cahaya

Gambar

Gambar. Ekosistem, (a) sungai (b) terumbu karang (c)
Gambar. Fauna yang termasuk tipe Australia
Gambar. Hewan yang tergolong fauna tipe Peralihan
Gambar. Pembagian bioma air tawar: litoral, limnetik,
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman Mollusca di daerah pasang-surut Pantai Sadranan, Drini dan Watu kodok, DIY; proses dan produk hasil

Bentuk Media Pendukung Pembelajaran Biologi pada Materi Keanekaragaman Hayati dari Hasil Penelitian Tentang Keanekaragaman Jenis Ikan di Danau Laut Tawar Sebagai

Berdasarkan gambar 4.5 pada aspek sikap, indikator minat terhadap sains yang memiliki persentase tertinggi adalah pada buku terbitan B, karena didalam buku memuat

Di dalam ekosistem, antara populasi-populasi saling berinteraksi dalam hal makan dan dimakan. Tumbuhan yang berkhlorofil merupakan organisme yang mampu membentuk

• Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi

Alasan peneliti ingin mengembangkan modul pembelajaran ini, dikarenakan pada kelas X belum pernah menggunakan bahan ajar berupa modul dan peneliti merasa sebagai calon seorang

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Penggunaan modul dalam pembelajaran Materi

berupa teks, tetapi juga dilengkapi dengan gambar hasil penelitian dan dari sumber lain. Sketsa buklet dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:.. Variasi warna yang