• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PEGANGAN KADER TENTANG BIMBINGAN DAN PEMBINAAN KELUARGA REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MATERI PEGANGAN KADER TENTANG BIMBINGAN DAN PEMBINAAN KELUARGA REMAJA"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MATERI PEGANGAN KADER

TENTANG BIMBINGAN DAN PEMBINAAN

KELUARGA REMAJA

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma - Jakarta Timur

Telp/Fax : (021) 8009029, 8008548

(3)

Materi Pegangan Kader

Tentang Bimbingan Dan Pembinaan Keluarga Remaja

Diterbitkan oleh :

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Hak Cipta @2012

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

Cetakan Kedua

Disusun oleh: Indra Wirdhana, SH, MM

Drs. M. Edi Muin, M.Si Andi ismoyo, SH Witri Windrawati, SE Dra. Purini Saptari, M.Pd Alifah Nuranti, S.Psi, MPH

Farida Ekasari, SIP, MKM Antonius Angkawijaya, S.Psi

Masnuryati, SE Syahril Tanjung, SH Subandi, S.Sos, M.Pd

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Bina Ketahanan Remaja

Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma - Jakarta Timur Telp/Fax : (021) 8009029, 8008548

(4)

KATA SAMBUTAN

Program Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan salah satu kegiatan yang sangat strategis dalam mengupayakan terwujudnya sumber daya manusia potensial melalui upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang remaja melalui komunikasi orangtua terhadap remaja secara optimal.

Program BKR telah dibentuk di beberapa provinsi, namun akhir-akhir ini mengalami penurunan baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan pendataan keluarga BKKBN tahun 2011, terdapat 5.853.561 keluarga yang memiliki remaja usia 10 – 24 tahun sebagai sasaran BKR yang tersebar di seluruh Indonesia,.

Oleh karena itu, untuk mendukung pelasakanaan kegiatan BKR, maka perlu disusun Buku Materi Pegangan Kader BKR yang berisikan materi substansi yang dapat diberikan kepada para pengelola Program GenRe, Pelaksana (kader) dan petugas lapangan sebagai acuan dalam memberikan bimbingan, pembinaan dan penyuluhan kepada orangtua/keluarga yang memiliki remaja. Adapun materi yang tercantum dalam buku ini antaralain : 1) Kebijakan Program GenRe, 2) Penanaman Nilai-Nilai Moral Melalui 8 Fungsi Keluarga, 3) Pendewasaan Usia Perkawinan, 4) Seksualitas, 5) NAPZA, 6) HIV dan AIDS,

7) Keterampilan Hidup, 8) Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender, 9) Komunikasi Efektif Orangtua terhadap Remaja, 10) Peran Orangtua Dalam

Pembinaan Tumbuh Kembang Remaja, 11) Kebersihan dan kesehatan diri remaja, 12) Pemenuhan Gizi Remaja.

Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam membina remaja, melalui pendekatan kegiatan pada kelompok Bina Keluarga Remaja.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan taufik dan rahmatNya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, Mei 2012

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan misi Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, yakni mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, maka salah satu strateginya adalah meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pembinaan keluarga (BKB, BKR dan BKL), pembinaan remaja dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga dan peningkatan pendapatan keluarga melalui UPPKS.

Kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan salah satu kegiatan dalam Program GenRe yang dilakukan oleh keluarga yang mempunyai remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua atau keluarga lain dalam pembinaan tumbuh kembang remaja. Dengan adanya program BKR, orangtua diharapkan memiliki pengetahuan untuk membina remaja dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berperilaku sehat dan terhindar dari resiko Triad KRR.

Guna mendukung peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman orang tua tentang pentingnya membina tumbuh kembang remaja, maka disusun buku Materi Pegangan Kader Tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja. Dengan adanya materi ini diharapkan orangtua mampu memberikan bimbingan dan pembinaan kepada remajanya.

Akhirnya kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya.

Jakarta, Mei 2012

Direktur Bina Ketahanan Remaja

(7)
(8)

DAFTAR ISI

Kata Sambutan... i

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Bab I : Kebijakan Program GenRe ... 1

A. Pendahuluan ... 1

B. Pengertian Program GenRe ... 1

C. Arah Program GenRe ... 2

D. Tujuan Program GenRe ... 2

E. Sasaran Program GenRe ... 3

F. Kebijakan dan Strategi Program GenRe ... 3

Bab II : Penanaman Nilai – Nilai Moral Melalui 8 Fungsi keluarga 7

A. Pendahuluan ... 7

B. 8 Fungsi Keluarga ... 7

Bab III : Pendewasaan Usia Perkawinan ... 13

A. Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan ... 13

B. Perencanaan Keluarga ... 13

C. Kesiapan Ekonomi Keluarga ... 16

D. Kematangan Psikologis Remaja ... 16

E. Kematangan Sosial Remaja ... 16

Bab IV : Triad KRR : Seksualitas ... 17

A. Konsep Seksualitas ... 17

B. Organ Reproduksi ... 17

C. Tumbuh Kembang Remaja ... 20

D. Mimpi Basah ... 23

E. Menstruasi ... 24

(9)

G. Seks Pra Nikah ... 29

H. Infeksi Menular Seksual (IMS) ... 31

Bab V : Triad KRR : HIV dan AIDS ... 39

A. Konsep HIV dan AIDS ... 39

B. Perjalanan Infeksi HIV ... 39

C. Penularan HIV dan AIDS ... 40

D. Kematangan Psikologis Remaja ... 41

E. Hal-Hal yang Perlu dilakukan Agar Tidak Tertular HIV dan AIDS ... 41

F. Pemeriksaan/ Tes HIV dan AIDS ... 44

G. Prinsip Pengobatan HIV dan AIDS ... 44

H. Stigma dan Diskriminasi Masyarakat ... 44

I.

Hal – Hal yang dapat dilakukan ... 45

Bab VI : Triad KRR : NAPZA ... 47

A. Konsep NAPZA ... 47

B. Jenis – Jenis NAPZA ... 47

C. Penyalahgunaan NAPZA ... 49

Bab VII : Keterampilan Hidup... 55

A. Konsep Keterampilan Hidup ... 55

B. Jenis Keterampilan Hidup ... 55

Bab VIII : Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender ... 65

A. Pendahuluan ... 65

B. Konsep Gender ... 65

C. Perbedaan Gender dan Jenis Kelamin ... 66

D. Penanaman Konsep Gender dalam keluarga ... 67

E. Maksud Kesetaraan Gender ... 67

F. Isu Gender dan Faktor Penyebabnya ... 68

Bab IX : Komunikasi Efektif Orangtua Terhadap Remaja ... 71

(10)

C. Mengenal Gaya Penghambat Komunikasi ... 78

D. Kiat – Kiat Berbicara dengan Remaja ... 79

Bab X : Peran Orangtua dalam Pembinaan Remaja ... 81

A. Sebagai Pendidik ... 81

B. Sebagai Panutan ... 82

C. Sebagai Pendamping ... 82

D. Sebagai Konselor ... 82

E. Sebagai Komunikator ... 82

F. Sebagai Teman / Sahabat ... 83

Bab XI : Kebersihan dan Kesehatan Diri Remaja ... 85

A. Rambut Sehat ... 85

B. Jerawat ... 85

C. Keringat ... 85

D. Kulit ... 86

E. Mandi dan kebersihan Tangan dan Kaki ... 86

F. Menggosok Gigi ... 86

G. Merawat Alat Kelamin ... 86

H. Kebersihan Pakaian ... 86

I.

Istirahat ... 86

J. Olah Raga ... 86

Bab XII : Pemenuhan Gizi Remaja ... 87

A. Pentingnya Gizi Bagi Remaja ... 87

B. Pola Makan yang Salah Pada Remaja ... 87

C. Sumber Gizi yang Baik Pada Remaja ... 88

D. Anemia Remaja ... 89

E. Diet Sehat Remaja ... 90

F. Kelainan Pola Makan (Eating Disorder) ... 90

Bab XIII : Penutup ... 93

(11)
(12)

BAB I

KEBIJAKAN PROGRAM GENRE

A. Pendahuluan

Jumlah penduduk Indonesia pada kelompok umur 10 – 24 tahun (remaja) sekitar 27,6% atau kurang lebih 64 juta jiwa, dari total penduduk Indonesia berdasarkan sensus Penduduk tahun 2010, jumlah yang banyak ini memerlukan perhatian khusus dari semua pihak, apalagi usia remaja adalah masa pancaroba, masa pencarian jati diri, ditambah lagi dengan arus globalisasi dan informasi yang kian tak terkendali, mengakibatkan perilaku hidup remaja menjadi tidak sehat yang selanjutnya berdampak pada tiga resiko Triad KRR, seperti seks pranikah, narkoba, HIV dan AIDS. Kondisi ini apabila dibiarkan terus menerus maka akan mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia 10 – 20 tahun yang akan datang.

Oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yang harmonis, dan memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga.

Sebagai implementasi Undang - Undang nomor 52 tahun 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 48 ayat 1 (b) yang mengatakan bahwa “Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga”, maka BKKBN sebagai salah satu institusi pemerintah harus mewujudkan tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana (Program GenRe)

B. Pengertian Program GenRe

(13)

berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya. GenRe adalah remaja/mahasiswa yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja/mahasiswa, untuk menyiapkan dan perencanaan yg matang dalam kehidupan berkeluarga. Remaja atau Mahasiswa GENRE yang mampu melangsungkan jenjang-jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus Kesehatan Reproduksi.

C. Arah Program GenRe

Program Generasi Berencana diarahkan untuk dapat mewujudkan remaja yang berperilaku sehat, bertanggungjawab, dan dilaksanakan melalui dua pendekatan, yaitu :

1. Pusat Informasi dan Konseling Remaja / Mahasiswa (PIK R/M)

Suatu wadah dlm program Gen Re yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja/mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya

2. Kelompok Bina Keluarga Remaja

Adalah Suatu Kelompok / wadah kegiatan yang terdiri dari keluarga mempunyai remaja usia 10 – 24 tahun yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua remaja dalam rangka pembinaan tumbuh kembang remaja dalam rangka memantapkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi PUS anggota kelompok

D. Tujuan Program GenRe

Adapun tujuan dari program GenRe adalah : 1. Tujuan Umum

(14)

mencapai ketahanan remaja (adolescent resilience) sebagai dasar mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

2. Tujuan Khusus

a. Remaja memahami dan mempraktikan pola hidup sehat dan berakhlak

b. Remaja memahami dan mempraktikan pola hidup yang berketahanan

c. Remaja memahami dan mempersiapkan diri menjadi Generasi Berencana Indonesia

E. Sasaran Program GenRe

Sasaran dalam Program GenRe antara lain : 1. Remaja (10-24 tahun) dan belum menikah 2. Mahasiswa/mahasiswi belum menikah 3. Keluarga / Keluarga yang punya remaja 4. Masyarakat peduli remaja

F. Kebijakan dan strategi Program GenRe

Dalam pelaksanaan Program GenRe, maka diperlukan beberapa kebijakan antara lain :

1. Peningkatan jejaring kemitraan dalam Program GenRe.

2. Peningkatan SDM pengelola dalam melakukan advokasi, sosialisasi, promosi dan desiminasi Program GenRe pada mitra kerja dan stakeholder.

3. Pengembangan PIK Remaja/Mahasiswa (Centre of Excellence) untuk dapat berperan:

a. Sebagai pusat pengembangan PIK Remaja/Mahasiswa b. Sebagai pusat rujukan remaja/mahasiswa

(15)

4. Pengembangan Kelompok BKR yang dimulai dari kelompok dengan stratifikasi Dasar, Berkembang, dan Paripurna

Adapun strategi Program GenRe adalah :

1. Memberdayakan SDM pengelola dan pelayanan program Gen Re melalui orientasi, workshop dan pelatihan, serta magang.

2. Membentuk dan mengembangkan PIK Remaja/Mahasiswa dan BKR 3. Mengembangkan materi program GenRe (4 substansi)

4. Meningkatkan kemitraan program GenRe dengan stakeholder dan mitra kerja terkait

5. Meningkatkan pembinaan, monitoring dan evaluasi secara berjenjang Strategi Operasional Program GenRe :

1. Strategi Pendekatan

Yaitu strategi dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada sasaran, yang terdiri dari

a. Sasaran pertama : para remaja yang tergabung dalam Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R/M) dan para orang tua remaja yang tergabung dalam Bina Keluarga Remaja (BKR).

b. Sasaran kedua : para pembina, pengelola dan anggota dari lingkungan dekat PIK-R/M dan BKR, yaitu Keluarga, Kelompok Sebaya, Sekolah/Perguruan Tinggi, dan Organisasi Pemuda dll.

c. Sasaran ketiga : para pemimpin dari lingkungan jauh PIK-R/M dan BKR, yaitu Pemerintah, DPR, DPRD, Partai Politik, Perusahaan, Organisasi Professi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat dll.

2. Strategi Ramah Remaja/Mahasiswa

a. Pengelolaan PIK R/M yang bercirikan dari, oleh dan untuk remaja/ mahasiswa.

b. Pelayanan PIK R/M yang bernuansa dan bercita rasa remaja/mahasiswa.

(16)

3. Strategi Pembelajaran a. Introspeksi Diri

b. Mengambil keputusan – keputusan hidup atas dasar kebenaran (truth) dan kejujuran (sincerity)

c. Menjalin hubungan baik di lingkungan dekat

d. berkembang dengan sehat serta berperilaku yang baik. 4. Strategi Pelembagaan

a. Mempromosikan PIK R/M melalui :

1) Pencitraan PIK R/M yang posistif oleh para Juara Duta Mahasiswa pada semua tingkatan wilayah

2) Pemberian reward kepada para pengelola PIK R/M Juara lomba PIK R/M Nasional

3) Partisipasi R/M dalam event – event program KKB tingkat Nasional dan daerah

b. Membentuk PIK R/M baru di lingkungan : 1) Sekolah/Perguruan Tinggi

2) Lembaga Swadaya Masyarakat 3) Organisasi Kepemudaan

c. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan kegiatan dalam kelompok BKR untuk menjadi kelompok paripurna.

d. Mengembangkan PIK R/M unggulan dan sebagai tempat : 1) Rujukan Pelayanan

2) Studi Banding 3) Magang

e. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan dalam PIK R/M melalui:

(17)

3) Hasil tukar pengalaman sebagai bahan penyempurnaan buku Pedoman Pengelolaan PIK R/M

f. Memantapkan pola pembinaan terhadap pengelolaan dan kader BKR secara berjenjang.

5. Strategi Pencapaian

a. Mengembangkan Prototype materi Program GenRe

b. Adanya mekanisme regenerasi pengelola disesuaikan dengan basis pengembangan

c. Mengembangkan TOT bagi mitra kerja

d. Mengintegrasikan kegiatan PIK Remaja dengan kegiatan Kelompok BKR

e. Membentuk PIK & BKR di lingkungan Mitra yang bekerja sama dengan BKKBN

f. Mengembangkan BKR di lingkungan keluarga ponpes/tempat pembinaan

g. Meningkatkan peran duta mahasiswa GenRe dalam mensosialisasikan dan promosi Program GenRe

(18)

BAB II

PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL MELALUI 8 FUNGSI

KELUARGA

A. Pendahuluan

Memasuki kehidupan berkeluarga tentunya memerlukan persiapan yang matang dari setiap pasangan. Menyiapkan pribadi yang matang sangat diperlukan dalam membangun keluarga yang harmonis. Menyiapkan pribadi yang matang dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai moral dengan melaksanakan 8 fungsi keluarga yaitu fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih dan sayang, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Dalam setiap fungsi keluarga terdapat nilai-nilai moral yang harus diterapkan dalam keluarga.

B. 8 Fungsi Keluarga

Pengamalan nilai-nilai moral menurut 8 fungsi keluarga dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Fungsi agama

Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama. Keluarga juga menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlak baik dan bertaqwa.

Dalam fungsi agama, terdapat 12 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Dua belas nilai dasar tersebut diantaranya: a. Iman, yang dimaksud dengan iman yaitu mempercayai akan adanya

Allah SWT, Tuhan YME, mengamalkan segala ajaranNya.

(19)

c. Kejujuran, yang dimaksud dengan kejujuran yaitu menyampaikan apa adanya.

d. Tenggang rasa ditandai dengan adanya kesadaran bahwa setiap orang berbeda dalam sifat dan karakternya.

e. Rajin, maksudnya menyediakan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

f. Kesalehan, maksudnya adalah memiliki nilai moral yang tinggi dengan melakukan sesuatu yang benar secara konsisten.

g. Ketaatan, maksudnya dengan segera dan senang hati melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

h. Suka membantu, memiliki kebiasaan menolong dan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

i. Disiplin, maksudnya menepati waktu, mematuhi aturan yang telah disepakati.

j. Sopan santun, maksudnya adalah seseorang yang berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai agama.

k. Sabar dan Ikhlas, maksudnya kemampuan seseorang untuk menahan diri dalam menginginkan sesuatu serta dalam menghadapi suatu kesulitan.

l. Kasih sayang, merupakan ungkapan perasaan dengan penuh perhatian, kesadaran dan kecintaan terhadap seseorang.

2. Fungsi Sosial Budaya

Manusia adalah makhluk sosial, ia bukan hanya membutuhkan orang lain tetapi juga ia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Setiap keluarga tinggal disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluarga sebagai bagian dari masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial budaya setempat.

Dalam fungsi sosial budaya, terdapat 7 (tujuh) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Tujuh nilai dasar tersebut diantaranya:

(20)

b. Sopan santun, perilaku seseorang yang sesuai dengan norma-norma sosial budaya setempat.

c. Kerukunan, hidup berdampingan dalam keberagaman secara damai dan harmonis.

d. Peduli, mendalami perasaan dan pengalaman orang lain.

e. Kebersamaan, adanya perasaan bersatu, sependapat, dan sekepentingan.

f. Toleransi, bersikap menghargai pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

g. Kebangsaan, kesadaran diri sebagai warga negara Indonesia yang harus menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa.

3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang

Mendapatkan cinta kasih adalah hak anak dan kewajiban orangtua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orangtuanya, anak belajar bukan hanya menyayangi tetapi juga belajar menghargai orang lain. Dalam fungsi cinta dan kasih sayang terdapat 8 (delapan) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga, diantaranya adalah:

a. Empati, adalah memahami dan mengerti akan perasaan orang lain b. Akrab, hubungan yang dilandasi oleh rasa kebersamaan dan

kedekatan perasaan

c. Adil, memperlakukan orang lain dengan sikap tidak memihak

d. Pemaaf, dapat menerima kesalahan orang lain tanpa perasaan dendam

e. Setia, maksudnya adalah setia terhadap kesepakatan

f. Suka menolong, ditandai dengan tindakan suka menolong dan suka membantu orang lain

g. Pengorbanan, kerelaan memberikan sebagian haknya untuk membantu orang lain

(21)

4. Fungsi Perlindungan

Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluarga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tenteram bagi anggota keluarganya.

Dalam fungsi perlindungan terdapat 5 (lima) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Aman, dimaksudkan suatu perasaan yang terbatas dari ketakutan dan kekhawatiran

b. Pemaaf, memberitahukan atau menunjukkan kesalahan seseorang dan memberi kesempatan untuk memperbaikinya

c. Tanggap, maksudnya mengetahui dan menyadari sesuatu yang akan membahayakan/mengkhawatirkan

d. Tabah, mampu menahan diri ketika menghadapi situasi yang tidak diharapkan

e. Peduli, suatu upaya untuk memelihara, melindungi lingkungan dari kerusakan

5. Fungsi Reproduksi

Salah satu tujuan dari perkawinan adalah memperoleh keturunan sebagai pengembangan dari tuntunan fitrah manusia. Dalam hal ini keturunan diperoleh dengan bereproduksi oleh pasangan suami istri yang sah.

Dalam fungsi reproduksi terdapat 3 (tiga) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Tanggung jawab dimaksudkan untuk mengetahui apa yang menjadi tugasnya

b. Sehat dimaksudkan untuk keadaan sehat secara fisik, fungsi dan sistem reproduksi serta rohani/emosional, orang yang sehat dalam fungsi reproduksi dicirikan dengan kemampuan seseorang menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksinya

(22)

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia dalam kehidupannya saling membutuhkan bantuan satu sama lain, hidup secara berkelompok dan bermasyarakat.

Dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan terdapat 7 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga.

Ketujuh nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Percaya diri yaitu kebebasan berbuat secara mandiri dengan mempertimbangkan serta memutuskan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

b. Luwes yaitu mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi misalnya dengan mudah menerima pendapat orang lain serta dapat bergaul dengan siapa saja.

c. Bangga yaitu perasaan senang yang dimiliki, ketika selesai melaksanakan tugas/pekerjaan yang menantang atau berhasil meraih sesuatu yang diinginkan.

d. Rajin yaitu menyediakan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Orang rajin dicirikan dengan selalu menyediakan waktu tanpa mengenal menyerah serta mempunyai cita-cita.

e. Kreatif yaitu mendapatkan banyak cara untuk melakukan sesuatu. Orang kreatif dapat dicirikan dengan selalu banyak ide/gagasan dalam melakukan sesuatu, tidak pernah berhenti.

f. Tanggungjawab yaitu mengetahui serta melakukan apa yang menjadi tugasnya.

g. Kerjasama yaitu melakukan sesuatu pekerjaan secara bersama-sama. 7. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

(23)

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang

8. Fungsi Lingkungan

Upaya pengembangan fungsi lingkungan ini dimaksud sebagai wahana bagi keluarga agar dapat mengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera.

Dalam fungsi lingkungan terdapat 2 (dua) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Kedua nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Bersih, maksudnya suatu keadaan lingkungan yang bebas dari kotoran, sampah dan polusi.

b. Disiplin, maksudnya mematuhi aturan dan kesepakatan yang berlaku.

(24)

A. Pengert Pendewa usia pad perempu Tujuan pengerti keluarga dengan pendidik B. Perenca Perencan usia perk menund masa me dibawah

PENDEW

tian Pendewas asaan Usia Pe da perkawinan uan dan 25 tah

program pen an dan kesad a, mereka dap

kehidupan kan, sosial, eko

anaan Keluarg naan Keluarga kawinan. Keran a perkawinan encegah keha h ini: BA

BAB

WASAAN U

saan Usia Per erkawinan (PU

pertama saat hun bagi laki-la ndewasaan u daran kepada pat mempert berkeluarga, onomi serta me

ga

a merupakan ngka ini terdir

dan kehamila milan. Kerang AGAN PERENC 20 th

B III

SIA PERKA

kawinan UP) adalah up

t mencapai us aki.

usia perkawin a remaja agar imbangkan b kesiapan fi enentukan jum

kerangka dar ri dari tiga ma an, masa men ka tersebut da

CANAAN KELU h - 35 th

AWINAN

paya untuk me sia minimal 20

nan adalah m r didalam me berbagai aspe

sik, mental, mlah dan jarak

ri program pe sa reproduksi, njarangkan keh

apat dilihat se

UARGA

eningkatkan 0 tahun bagi

(25)

Dibawah ini akan diuraikan ciri dan langkah-langkah yang diperlukan bagi remaja apabila memasuki ketiga masa reproduksi tersebut.

1. Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan

Salah satu prasyarat untuk menikah adalah kesiapan secara fisik, yang sangat menentukan adalah umur untuk melakukan pernikahan. Secara biologis, fisik manusia tumbuh berangsur-angsur sesuai dengan pertambahan usia.

Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan kehamilan. Dalam usia ini seorang remaja masih dalam proses tumbuh kembang baik secara fisik maupun psikis. Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia 20 tahun. Apabila perempuan menikah dibawah usia 20 tahun dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian yang timbul selama proses kehamilan dan persalinan, yaitu:

a. Risiko pada Proses Kehamilan

1) Keguguran (aborsi), yaitu berakhirnya proses kehamilan pada usia kurang dari 20 minggu.

2) Pre eklampsia, yaitu ketidakteraturan tekanan darah selama kehamilan dan Eklampsia, yaitu kejang pada kehamilan. 3) Infeksi, yaitu peradangan yang terjadi pada kehamilan. 4) Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. 5) Kanker rahim, yaitu kanker yang terdapat dalam rahim. Hal ini

erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan dinding rahim.

6) Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usia kurang dari 1 tahun.

b. Risiko pada Proses Persalinan

1) Prematur, yaitu kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.

2) Timbulnya kesulitan persalinan, yang dapat disebabkan karena faktor dari ibu, bayi dan proses persalinan.

(26)

4) Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usia kurang dari 1 tahun

5) Kelainan bawaan, yaitu kelainan atau cacat yang terjadi sejak dalam proses kehamilan.

Perempuan yang menikah pada usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai usianya minimal 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah Kondom, Pil, IUD, metode sederhana, implan dan suntikan.

2. Masa Menjarangkan Kehamilan

Pada masa ini usia isteri antara 20-35 tahun, merupakan periode yang paling baik untuk hamil dan melahirkan karena mempunyai risiko paling rendah bagi ibu dan anak. Jarak ideal untuk menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD, Suntikan, Pil, Implan dan metode sederhana.

3. Masa Mengakhiri Kehamilan

Masa mengakhiri kehamilan berada pada usia PUS diatas 35 tahun, sebab secara empirik diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami risiko medik. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah Steril, IUD, Implan, Suntikan, Metode Sederhana dan Pil.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan penggunaan kontrasepsi berdasarkan fase reproduksi wanita seperti tabel dibawah ini :

Fase Menunda Kehamilan < 20 tahun

Fase Menjarangkan Kehamilan 20-35 tahun

(27)

C. Kesiapan Ekonomi Keluarga

Salah satu faktor ketidakharmonisan keluarga pada umumnya disebabkan oleh masalah ekonomi keluarga, oleh karena itu dalam perencanaan kehidupan berkeluarga perlu dipersiapkan kemapanan ekonomi (mempunyai pekerjaan tetap).

D. Kematangan Psikologis Remaja

Kematangan psikologis remaja diperlukan dalam penyiapan kehidupan berkeluarga agar dapat :

1. Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara efektif

2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya

E. Kematangan Sosial Remaja

Kematangan sosial remaja diperlukan dalam penyiapan kehidupan berkeluarga agar dapat :

1. Memahami dan menyesuaikan diri, baik dalam lingkungan yang baru maupun antara lawan jenis

2. Menjalankan peran sosial dalam lingkungan masyarakat 3. Mempraktekkan perilaku sosial yang bertanggungjawab

(28)

BAB IV

TRIAD KRR : SEKSUALITAS

A. Konsep Seksualitas

Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut hidup manusia sebagai mahluk seksual, yaitu emosi, perasaan, kepribadian, sikap yang berkaitan dengan perilaku seksual, hubungan seksual dan orientasi seksual.

Perilaku seksual yaitu segala bentuk perilaku yang muncul akibat dorongan seksual. Hubungan seksual yaitu masuknya penis kedalam vagina sebagai salah satu bentuk penyaluran dorongan seksual.

B. Organ Reproduksi

1. Organ reproduksi laki-laki

a. Penis berfungsi sebagai alat senggama dan sebagai saluran untuk pembuangan sperma dan air seni.

b. Glans adalah bagian depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf.

c. Uretra (saluran kencing) yaitu saluran untuk mengeluarkan air seni dan air mani.

d. Vas deferens (saluran sperma) yaitu saluran yang menyalurkan sperma dari testis menuju ke prostat.

e. Epidydimis yaitu saluran yang lebih besar dan berkelok-kelok yang membentuk bangunan seperti topi.

(29)

g. Scrotum adalah kantung kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat-lipat. Scrotum adalah tempat bergantungnya testis.

h. Kelenjar prostat yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan mani yang ikut mempengaruhi kesuburan sperma.

i. Vesikula seminalis fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat. j. Kandung kencing adalah tempat penampungan sementara hasil

ekskresi (pengeluaran) dari ginjal ( air seni )

Gambar organ reproduksi laki-laki

Seksualitas

b.    Organ Reproduksi Laki‐laki a. Penis b. Glans c. Uretra d. Vas deferens e. Epidydimis f. Testis g. Scrotum h. Kelenjar Prostat i. Vesikula Seminalis j. Kandung Kencing

c. a. b. j. i. h. d. e. f. g.

2. Organ Reproduksi Perempuan

a. Ovarium (indung telur) yaitu organ di kiri dan kanan rahim di ujung saluran fimbrae (umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul.

b. Fimbrae (umbai-umbai) dapat dianalogikan dengan jari-jari tangan.

(30)

d. Uterus (rahim) yaitu tempat pertumbuhan janin. Bentuknya seperti buah alpukat gepeng dan berat normalnya antara 30 - 50 gram.

e. Cervix (leher rahim) yaitu bagian bawah rahim bagian luar ditetapkan sebagai batas penis waktu masuk ke dalam vagina. f. Vagina (lubang senggama) yaitu sebuah saluran berbentuk

silinder yang bersifat elastis dengan berlipat-lipat.

g. Mulut vagina yaitu awal dari vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina ini ditutupi oleh selaput dara.

h. Klitoris (kelentit) yaitu benjolan daging kecil yang paling peka dari seluruh alat kelamin perempuan.

i. Selaput dara (hymen) yaitu selaput tipis yang terdapat di muka liang vagina. Selaput dara tidak mengandung pembuluh darah.

Gambar organ reproduksi perempuan

Seksualitas

b.    Organ Reproduksi

Perempuan

a.Ovarium b.Fimbrae c. Tuba falopi d.Uterus e.Cervix f. Vagina g.Mulut Vagina

c. b. a. d. e. f. g.

3. Payudara

(31)

seorang perempuan hamil, sudah dimulai proses perawatan payudara sebagai persiapan menyusui.

Sedangkan pada remaja, payudara mulai membesar ketika pubertas dan terkadang menimbulkan masalah. Payudara kanan maupun kiri bisa tidak sama besar. Hal yang perlu diketahui adalah bagaimana merawat payudara, seperti kebersihan dan penggunaan pakaian (beha/kutang/bra maupun pakaian luar).

C. Tumbuh Kembang Remaja

Masa pertumbuhan dan perkembangan remaja diawali dengan masa Pubertas. Masa puber adalah masa dimana tubuh mengalami perubahan besar-besaran, dari struktur tubuh anak-anak menjadi struktur tubuh orang dewasa. Biasanya masa puber pada laki-laki antara umur 11-12 tahun, lebih lambat dari perempuan yang sudah mulai saat umur 8 – 10 tahun. Tapi ini tidak mutlak, karena kondisi tubuh masing-masing orang berbeda. Jadi ada laki-laki atau perempuan yang mengalami masa puber lebih cepat atau justru lebih lambat.

1. Perubahan yang Terjadi Pada Masa Pubertas

Perubahan dari anak memasuki remaja, diatur oleh hormon seks. Perubahan terjadi disebabkan oleh pusat pengendali utama dari bagian otak yang disebut hypothalamus. Hormon estrogen dominan pada remaja perempuan dan testosteron pada remaja laki-laki.

a. Hormon Estrogen dan Progesteron pada perempuan 1) Pengaruh dan manfaat hormon estrogen :

Hormon ini membuat seorang anak perempuan memiliki sifat kewanitaan setelah remaja. Hormon estrogen mempunyai beberapa khasiat, yaitu :

a) Merangsang pertumbuhan saluran susu di payudara sehingga payudara membesar.

b) Merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga rahim dan vagina.

c) Membuat dinding rahim kian tebal

(32)

e) Mengakibatkan tertimbunnya lemak di daerah panggul perempuan,

2) Pengaruh dan manfaat hormon progesteron : a) Melemaskan otot-otot halus

b) Meningkatkan produksi lemak di kulit c) Meningkatkan suhu badan

d) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang dan besar. e) Mempertebal dinding rahim.

f) Merangsang kelenjar-kelenjar agar mengeluarkan cairan nutrisi bagi sel telur yang dibuahi.

b. Hormon Testosteron pada laki-laki

Hormon testosteron dihasilkan oleh testis. Hormon testosteron bersama hormon androgen menimbulkan ciri-ciri pertumbuhan seks sekunder.

2. Perubahan Fisik Pada Perempuan

Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon/zat dalam tubuh, terutama hormon estrogen dan progesteron, mulai berperan aktif sehingga pada perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul mulai melebar dan membesar dan akan mengalami menstruasi atau haid. Perubahan lainnya seperti:

a. Tumbuh rambut-rambut halus di sekitar ketiak dan vagina/kemaluan

b. Muncul jerawat pada wajah c. Kulit dan rambut mulai berminyak d. Keringat bertambah banyak

e. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang f. Tangan dan kaki bertambah besar

g. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi

(33)

i. Indung telur membesar

j. Vagina mulai mengeluarkan cairan 3. Perubahan Fisik Pada Laki-laki

Sama halnya dengan remaja perempuan, hormon testosteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu halus di sekitar ketiak, kemaluan laki-laki, janggut dan kumis, terjadi perubahan suara pada remaja laki-laki-laki, tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah. Perubahan lain antara lain: a. Tubuh bertambah berat dan tinggi

b. Keringat bertambah banyak c. Kulit dan rambut mulai berminyak

d. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang e. Tangan dan kaki bertambah besar

f. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi

g. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang h. Tumbuh jakun

i. Suara berubah menjadi berat j. Penis dan buah zakar membesar 4. Perubahan Psikologis Pada Remaja

a. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak.

b. Remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka.

c. Remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan.

d. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka.

(34)

D. Mimpi Basah 1. Pengertian

Mimpi basah adalah keluarnya cairan sperma secara alamiah. Mimpi basah merupakan tanda seorang anak laki-laki telah memiliki kemampuan bereproduksi. Tubuh laki-laki pada awal pubertas akan memproduksi air-mani (sperma) secara terus menerus. Secara alamiah air maninya akan keluar saat tidur, sering pada saat mimpi tentang seks,

disebut "mimpi basah". Ini adalah pengalaman yang wajar bagi semua remaja laki-laki.

2. Proses

1. Proses mimpi basah

Ketika seorang laki-laki memasuki masa pubertas maka mulai terjadi proses pematangan sperma yang terjadi di testis. Produksi sperma sangat dipengaruhi oleh faktor nutrisi, istirahat, rokok, narkoba, alkohol dan lain-lain. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan dari testis melalui saluran/vas deferens kemudian berada dalam cairan mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat dan kelenjar lainnya. Air mani yang telah mengandung sperma akan keluar dari dalam tubuh laki-laki melalui saluran kemih di batang penis. Pengeluaran sperma itu disebut ejakulasi.

2. Ereksi

Ereksi merupakan pengerasan dan pembesaran pada penis yang terjadi ketika pembuluh darah di penis dipenuhi dengan darah. Pada saat penis berereksi, otot-otot di dasar kandung kemih akan menjadi lebih rapat, sehingga tidak akan mengeluarkan air seni/kencing pada saat ia melakukan hubungan seksual. Ereksi dapat hilang dengan sendirinya atau dengan terjadinya ejakulasi. Ereksi bisa terjadi karena rangsangan seksual.

3. Impotensi

(35)

Berbagai faktor yang dapat menyebabkan impotensi : 1) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi ketidakmampuan ereksi, seperti rasa takut (misalnya takut ketahuan berhubungan seksual padahal belum menikah, takut pasangan jadi hamil, takut ketularan penyakit, dan lain-lain), kurang percaya diri, adanya pengalaman masa kecil yang kurang baik, atau perasaan tidak cinta dan benci pada pasangan.

2) Faktor fisik

Faktor fisik bisa karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu, penyakit diabetes (kencing manis) bila tingkat penyakit berat dan tidak terkontrol dengan baik dan gangguan pada kelenjar prostat.

4. Ejakulasi

Air mani yang telah mengandung sperma akan keluar dari dalam tubuh laki-laki melalui saluran kemih di batang penis, yang disebut ejakulasi. Ejakulasi bisa terjadi secara alami melalui mimpi basah atau melalui rangsangan terhadap alat kelaminnya yang disebut masturbasi atau onani.

E. Menstruasi 1. Pengertian

Menstruasi merupakan pelepasan darah dan sel-sel dari dinding rahim melalui vagina. Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti sesaat waktu hamil atau menyusui, dan berakhir saat menopause, ketika seorang perempuan berumur sekitar 40 sampai 50 tahun.

2. Proses

Menarche (menstruasi yang pertama) umumnya terjadi pada umur 8-10 tahun, paling lambat umur 17 tahun. Hal ini terjadi karena proses pertumbuhan setiap orang berbeda.

a. Proses menstruasi

(36)

hormon-hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan. Ketika ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi oleh sperma dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati dan terjadilah perubahan pada komposisi kadar hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi akan luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi.

b. Siklus menstruasi

Siklus menstruasi adalah jarak antara hari pertama menstruasi bulan ini dengan hari pertama menstruasi bulan berikutnya. Rata-rata masa menstruasi berlangsung empat sampai lima hari. Namun ada juga yang mengalami haid hanya tiga hari, ada juga yang sampai satu minggu. Pada kebanyakan perempuan, siklus haid berkisar antara 28 sampai 29 hari. Namun demikian, siklus yang berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap normal.

c. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat menstruasi :

1) Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi dan membersihkan organ reproduksi luar.

2) Mengganti pembalut minimal empat kali sehari terutama sehabis buang air kecil.

3) Bila perut di sekitar rahim terasa nyeri, dan masih dapat diatasi, tidak perlu minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu misalnya hingga menyebabkan pingsan.

4) Makan-makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung zat besi dan vitamin, seperti hati ayam/sapi, daging, telur, sayur dan buah.

5) Mengkonsumsi tablet penambah darah (zat anti anemia).

6) Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik yang berlebihan misalnya olahraga berat, terutama pada siswi sekolah perlu dipertimbangkan.

d. Sindrom Pre Menstruasi

(37)

perempuan dapat menyadari bahwa tubuhnya sedang mengalami perubahan. Gejala tersebut seperti :

a. Nyeri perut dan pinggang b. Sakit kepala

c. Payudara terasa nyeri d. Mual

e. Mudah letih dan mudah marah

F. Kehamilan 1. Pengertian

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari pembuahan sel telur oleh sperma sampai dengan lahirnya janin. Kehamilan normal diperkirakan sekitar 40 minggu atau 9 bulan 7 hari. Usia terbaik bagi perempuan untuk hamil antara 20 – 35 tahun.

2. Proses Kehamilan

Pada waktu berhubungan seksual, 20-40 juta sperma akan masuk ke dalam rahim dan bergerak menuju saluran telur (WHO). Jika berhubungan seksual dilakukan pada masa subur, maka sperma akan bertemu dengan sel telur sehingga terjadi pembuahan. Masa subur terjadi pada hari ke 11 – 19 siklus menstruasi, dan pada umumnya terjadi pada hari ke 14. Hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur. Apabila sudah ada satu sperma yang masuk, maka dinding sel telur akan berubah kandungan zatnya, yang mengakibatkan sperma tidak dapat masuk. Perjalanan hasil pembuahan dari saluran telur menuju rahim, kira-kira 7 hari, yang disebut fertilisasi. Sel telur yang dibuahi kemudian menempel pada lapisan dinding rahim dan berkembang menjadi janin. 3. Tanda-Tanda Kehamilan

a. Tanda Tidak Pasti 1) Tidak datang haid

(38)

4) Daerah sekitar puting susu menjadi agak gelap 5) Perut membesar

b. Tanda Pasti 1) Tes urin positif 2) Pemeriksaan USG

3) Ibu merasakan gerakan bayi 4) Teraba bagian bayi

5) Terdengar denyut jantung janin 4. Keadaan Ideal Untuk Hamil

Usia ideal untuk melahirkan adalah 20 – 35 tahun, hal tersebut karena: a. Secara fisik, perkembangan reproduksi dan jalan lahir sudah cukup

optimal. Karena jika kehamilan terjadi pada usia < 20 tahun, maka risiko yang dihadapi :

1) Persalinan yang sulit dengan segala komplikasinya, disebabkan karena rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik. 2) Perkembangan otak janin terlambat.

3) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2500 gram. 4) Kegagalan pemberian ASI

5) Tidak optimalnya merawat bayi, yang berdampak pada kematian/kesakitan pada bayi.

b. Secara psikis, diharapkan calon ibu sudah mencapai kematangan emosional.

5. Perawatan Kehamilan

a. Melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter/bidan secara rutin atau paling sedikit 4 kali selama kehamilan :

(39)

b. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. c. Cukup istirahat dan tidak bekerja terlalu berat.

d. Makan yang cukup sesuai kebutuhan gizi pada saat hamil. e. Penambahan berat badan 9 – 11 kg.

f. Merawat payudara (membersihkan puting susu, mengurut payudara).

g. Minum tablet tambah darah. h. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT). 6. Persalinan

Persalinan adalah proses keluarnya janin dari rahim ibu. Adapun persiapan yang perlu dilakukan, antara lain:

a. Memilih tenaga kesehatan yang akan menolong persalinan b. Menyediakan perlengkapan untuk kelahiran bayi

c. Mempersiapkan transportasi ke tempat persalinan d. Menyediakan biaya persalinan

e. Mengetahui tanda-tanda akan melahirkan seperti: 1) Terjadinya kontraksi

2) Keluarnya cairan lendir bercampur darah 3) Ketuban pecah mengeluarkan air ketuban 7. Pasca Persalinan

Perawatan yang perlu dilakukan setelah melahirkan, antara lain :

a. Melakukan perawatan tali pusat bayi dengan kasa bersih sampai tali pusat lepas.

b. Memeriksakan kesehatan ibu dan bayi 2 kali dalam bulan pertama sesudah melahirkan.

c. Memberikan imunisasi kepada bayi. d. Memberikan ASI Eksklusif.

e. Minum kapsul Vitamin A

(40)

G. Seks Pra Nikah

Salah satu perilaku remaja yang dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan remaja adalah perilaku hubungan seksual pra nikah. Hubungan seksual pra nikah adalah kontak seksual yang dilakukan remaja dengan lawan jenis atau teman sesama jenis tanpa ikatan pernikahan yang sah. Perilaku hubungan seksual pra nikah dapat menyebabkan berbagai masalah bagi kesehatan, sosial dan ekonomi bagi remaja itu sendiri maupun keluarganya.

Beberapa dampak dari perilaku hubungan seksual pranikah, antara lain: 1. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)

a. Pengertian

Kehamilan tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang oleh karena suatu sebab maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh calon orangtua bayi tersebut.

b. KTD pada remaja terjadi karena :

1) Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan.

2) Akibat pemerkosaan. c. Dampak KTD pada remaja

Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah bagi remaja itu sendiri, keluarga maupun lingkungan sosial. Kehamilan tidak diinginkan pada remaja dapat memiliki beberapa dampak, yaitu: 1) Dampak fisik, antara lain status kesehatan fisik rendah,

perdarahan, komplikasi dan kehamilan yang bermasalah; 2) Dampak psikologis, antara lain tidak percaya diri, stres, malu; 3) Dampak sosial, antara lain prestasi sekolah rendah atau drop out

dari sekolah, penolakan atau pengusiran oleh keluarga, dikucilkan oleh masyarakat, tingkat ketergantungan keuangan yang tinggi bahkan kemiskinan;

(41)

2. Aborsi

a. Pengertian

Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20 minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan secara mandiri. Tindakan aborsi mengandung risiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan tidak sesuai standar profesi medis. Kehamilan yang disebabkan oleh hubungan seksual pranikah dapat menyebabkan aborsi spontan atau aborsi buatan pada remaja. Tindakan aborsi sering dilakukan dengan cara yang tidak aman, seperti:

1)

Penggunaan ramuan yang membuat panas rahim seperti nanas muda yang dicampur dengan merica atau obat-obatan yang keras lainnya.

2)

Manipulasi fisik, seperti melakukan pijatan pada rahim agar janin terlepas dari rahim.

3)

Menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril (misalnya ujung bambu yang diruncingkan) yang dapat mengakibatkan infeksi pada rahim.

b. Dampak Aborsi

Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan remaja, karena memiliki beberapa dampak, yaitu:

1) Dampak fisik, seperti perdarahan yang terus menerus, infeksi alat reproduksi karena kuretasi yang tidak steril, risiko rahim robek akibat kuretasi atau terbentuknya suatu saluran antara genital dan saluran kencing atau anus;

2) Dampak psikologis, seperti perasaan berdosa/bersalah;

3) Dampak sosial, seperti dikucilkan oleh masyarakat, teman dan keluarga.

c. Alasan Remaja Melakukan Aborsi

1) Ingin terus melanjutkan sekolah atau kuliah. 2) Takut pada kemarahan orangtua.

(42)

4) Malu pada lingkungan sosial bila ketahuan hamil sebelum nikah. 5) Tidak menyukai teman yang menghamili. Hubungan seks terjadi

karena tidak disengaja. 6) Ingin terus bekerja.

7) Tidak tahu status anak nantinya karena kehamilan terjadi akibat perkosaan.

H. Infeksi Menular Seksual (IMS) 1. Pengertian

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.

2. Bahaya IMS bagi Remaja

IMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Buat remaja perempuan perlu disadari bahwa risiko untuk terkena IMS lebih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksi perempuan lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit berlanjut ke tahap lebih parah. Misalnya keputihan yang lebih disebabkan oleh kuman atau bakteri yang masuk ke vagina, akibat pemeliharaan kebersihan yang buruk.

3. Kelompok risiko tinggi terkena IMS

Pada dasarnya setiap orang yang sudah aktif secara seksual dapat tertular IMS. Khususnya orang-orang yang memiliki perilaku sebagai berikut:

a. Orang yang suka berganti-ganti pasangan seksual

b. Orang yang punya satu pasangan seksual, tetapi pasangan seksualnya suka berganti-ganti pasangan seksual.

(43)

a. Semakin terbukanya akses informasi mengenai seksualitas termasuk pornografi dari media atau internet yang mempermudah remaja untuk mengakses dan memanfaatkannya secara tidak benar.

b. Tingkat permisifitas (serba boleh) dari hubungan antara laki-laki dengan perempuan yang cenderung melonggar.

c. Perasaan bahwa dirinya tidak mungkin terjangkit penyakit apapun. d. Kebutuhan untuk mencoba pengalaman baru.

e. Nilai-nilai cinta atau hubungan lawan jenis yang cenderung disalahgunakan.

f. Kurangnya pemahaman remaja akan akibat dari perilaku seks bebas yang dilakukannya.

g. Semakin banyaknya tempat pelacuran baik yang terlokalisir ataupun tidak.

h. Kontrol keluarga dan masyarakat yang cenderung semakin rendah. i. Mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tentang perilaku

seksual dan dampaknya. 5. Jenis, Penyebab dan Gejala IMS

a. Gonorrhea (GO/Kencing nanah)

Penyebab : Bakteri Neisseria Gonorhea Masa inkubasi :

2-10 hari setelah kuman masuk ke tubuh Gejala pada pria :

1) Dari uretra (lubang kencing) keluar cairan berwarna putih, kuning kehijauan, rasa gatal, panas dan nyeri.

2) Mulut lubang kencing bengkak dan agak merah. Gejala pada perempuan :

1) Keputihan (cairan vagina), kental, berwarna kekuningan 2) Rasa nyeri di rongga panggul

(44)

Akibat :

1) Penyakit radang panggul, yang dapat menyebabkan kemandulan

2) Kemandulan

3) Infeksi mata pada bayi yang dilahirkan 4) Memudahkan penularan HIV

5) Bayi prematur, cacat dan bayi lahir mati b. Sifilis (Raja Singa)

Penyebab : Bakteri Treponema Pallidum Masa inkubasi :

2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk ke tubuh melalui hubungan seksual

Gejala :

1) Luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri, biasanya tunggal 2) Bintil/bercak merah di tubuh, tanpa gejala klinis yang jelas 3) Kelainan syaraf, pembuluh darah dan kulit

Akibat :

1) Jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung

2) Selama masa kehamilan dapat ditularkan pada bayi dalam kandungan dan dapat menyebabkan keguguran dan lahir cacat 3) Memudahkan penularan HIV

c. Herpes Genitalis

Penyebab : Virus Herpes Simplex Masa inkubasi :

4-7 hari setelah virus masuk ke tubuh, dimulai dengan rasa terbakar atau rasa kesemutan pada tempat virus masuk.

Gejala :

(45)

berkerak, lalu hilang sendiri. Dapat kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri pada tahap awal, biasanya hilang timbul dan menetap seumur hidup.

Akibat :

1) Rasa nyeri berasal dari syaraf

2) Dapat ditularkan kepada bayi pada waktu lahir

3) Dapat menimbulkan infeksi baru, penularan pada bayi dan menyebabkan bayi lahir muda, cacat dan bayi lahir mati

4) Memudahkan penularan HIV 5) Kanker leher rahim

d. Trikomonas Vaginalis

Penyebab : Protozoa Trikomonas Vaginalis Masa inkubasi :

3-28 hari setelah kuman masuk ke tubuh Gejala :

1) Cairan vagina (keputihan encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk

2) Bibir kemaluan agak bengkak, kemerahan, gatal, berbusa dan terasa tidak nyaman

Akibat :

1) Kulit seputar bibir kemaluan lecet 2) Dapat menyebabkan bayi prematur 3) Memudahkan penularan HIV e. Chancroid

Penyebab : Bakteri Haemophilus Ducreyi Gejala :

1) Luka yang sangat nyeri, tapa radang yang jelas

(46)

Akibat :

1) Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di sekitarnya 2) Memudahkan penularan HIV

f. Klamidia

Penyebab : Chlamidia Trachomatis Gejala :

1) Keluar cairan dari vagina atau keputihan encer dan berwarna putih kekuningan

2) Terasa nyeri di rongga panggul 3) Perdarahan setelah hubungan seksual Akibat :

1) Penyakit radang panggul, yang dapat menyebabkan kemandulan

2) Kehamilan di luar kandungan (ektopik) 3) Nyeri kronis di rongga panggul

4) Infeksi mata berat

5) Infeksi paru-paru pada bayi baru lahir 6) Memudahkan penularan HIV

g. Condiloma Akuminata (Jengger Ayam) Penyebab : Virus Human Papilloma Masa Inkubasi :

2-3 bulan setelah kuman masuk ke tubuh Gejala :

1) Terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar daerah kemaluan 2) Kutil (lesi) dapat membesar

Akibat :

(47)

Gejala :

1) Keputihan yang menyerupai putih susu disertai lecet 2) Rasa gatal dan iritasi di daerah bibir kemaluan dan bau khas Akibat :

1)

Memudahkan penularan HIV

2)

Dapat menyerang pria i. Kutu Pubis

Penyebab : Kutu pada daerah kemaluan Gejala :

1) Hidup di rambut kecuali rambut kepala

2) Gatal-gatal dengan adanya kutu dirambut kemaluan dan ketiak 3) Kadang-kadang di alis dan bulu mata

j. Hepatitis B

Penyebab : Virus Hepatitis B Gejala :

1) Kuning pada mata dan kulit 2) Hati membesar

3) Cepat lesu dan lemah 4) Gangguan pada perut

Akibat : Kanker Hati k. HIV dan AIDS

Penjelasan detail tentang pengertian, penularan, pencegahan, cara mengetahui, pengobatan, stigma HIV dan AIDS dapat dilihat pada bahan pembelajaran HIV dan AIDS.

6. Pencegahan

(48)

a. Menghindari melakukan hubungan seksual sebelum menikah

b. Melakukan kegiatan-kegiatan positif, agar tidak terlintas untuk melakukan hubungan seksual

c. Mencari informasi yang benar sebanyak mungkin tentang risiko tertular IMS

d. Meningkatkan ketahanan moral melalui pendidikan agama

e. Mendiskusikan dengan orangtua, guru atau teman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual, jangan malu untuk bertanya

f. Menolak ajakan pasangan yang meminta untuk melakukan hubungan seksual

g. Bersikap waspada 7. Pengobatan

Pengobatan IMS tidak dapat dilakukan sendiri. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:

a. Konsultasi kepada dokter

b. Minum obat sesuai anjuran dokter

c. Pasangan seksual diajak serta berobat untuk menghindari penularan berulang

8. Anjuran untuk membantu teman yang terkena IMS

a.

Anjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter atau petugas kesehatan, bila perlu diantarkan

b.

Anjurkan untuk jangan malu menyampaikan keluhan-keluhan kepada dokter atau petugas kesehatan

c.

Anjurkan untuk mematuhi aturan pengobatan sesuai petunjuk dokter/petugas kesehatan

d.

Anjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual pra nikah
(49)

f.

Beritahukan tentang akibat-akibat IMS yang berbahaya bagi kesehatan reproduksi

g.

Beritahukan untuk menghindari mengobati diri sendiri 9. Mitos Seputar IMS

a. Minum antibiotik dapat mencegah IMS

Antibiotik tidak menjamin dapat mencegah IMS. Karena penggunaan antibiotik harus sesuai dengan petunjuk dokter. Karena penyebab IMS bukan hanya bakteri tapi juga virus.

b. Mencuci alat kelamin

Tidak ada sabun atau desinfektan apapun yang dapat mencegah IMS, bahkan penggunaan sabun pada vagina akan mempertinggi risiko terkena keputihan akibat dari berkurangnya kadar keasaman dari permukaan vagina yang berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang ada.

c. Penularan melalui kamar mandi/WC

(50)

BAB V

TRIAD KRR : HIV dan AIDS

A.

Konsep HIV dan AIDS

HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh, karena terinfeksi virus HIV.

B.

Perjalanan Infeksi HIV 1. Fase 1 (2 – 6 bulan)

Masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh manusia sampai terbentuknya antibodi terhadap HIV atau disebut HIV positif. Pada fase ini belum menunjukkan gejala, namun sudah bisa menularkan HIV kepada orang lain.

2. Fase 2 (3-10 tahun)

Pada fase ini, pengidap HIV belum menunjukkan gejala (tampak sehat) dan dapat beraktifitas seperti biasa.

3. Fase 3 (AIDS)

Pada fase ini sudah terjadi penurunan kekebalan tubuh, artinya HIV sudah berubah menjadi AIDS. Timbul infeksi oportunistik yaitu infeksi yang tidak berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh normal, namun berakibat fatal bagi orang yang mengidap HIV. Misalnya: Sarkoma Kaposi dan Pneumonia Pneumocystis Carinii.

Tanda-tanda AIDS antara lain:

a. Penurunan 10% berat badan dalam waktu 1 bulan tanpa sebab yang jelas.

(51)

c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan. d. Batuk yang tidak sembuh-sembuh.

e. Kulit gatal di seluruh tubuh.

f. Infeksi jamur kandida pada mulut, lidah atau tenggorokan.

g. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan.

C.

Penularan HIV dan AIDS 1. Media Penularan

a.

Darah

b.

Cairan sperma

c.

Cairan vagina

2. Cara Penularan

a. Melalui transfusi darah atau produk darah b. Transplantasi organ atau jaringan tubuh

c. Pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV secara bergantian, misalnya jarum suntik di antara pengguna narkotika

d. Pemakaian jarum suntik/alat tajam yang memungkinkan terjadinya luka, secara bergantian tanpa disterilkan, misalnya jarum tato, jarum tindik, peralatan pencet jerawat.

e. Hubungan seks tidak aman, yang memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (pada seks vaginal); atau cairan sperma dengan darah (pada seks anal) tanpa penghalang (dalam hal ini kondom)

f. Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada bayi yang dikandungnya.

1) Antenatal yaitu saat bayi masih berada didalam rahim, melalui plasenta.

(52)

3. Perilaku yang berisiko menularkan HIV dan AIDS

a.

Menggunakan jarum dan peralatan yang sudah tercemar HIV

b.

Mempunyai salah satu penyakit/infeksi menular seksual

c.

Berhubungan seks melalui anus

d.

Pekerja Seks Komersial (PSK)

e.

Hubungan seksual yang sering berganti-ganti pasangan

D.

Pencegahan HIV dan AIDS

Untuk mencegah penularan HIV dan AIDS sebenarnya mudah, ingat saja ABCDE yang merupakan kepanjangan dari:

A = Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan.

B = Be faithfull, yaitu tetap setia pada pasangannya, untuk yang sudah menikah.

C = Condom, gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual (melindungi diri)

D = Don't use drugs, tidak melakukan penyalahgunaan Napza sama sekali.

E = Equipment, berhati-hati terhadap peralatan yang berisiko membuat luka dan digunakan secara bergantian (bersamaan), misalnya jarum suntik, pisau cukur.

E.

Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Agar Tidak Tertular HIV dan AIDS Semua orang tanpa kecuali dapat tertular HIV, apabila perilaku sehari-harinya berisiko tinggi terpapar HIV, oleh karena itu yang perlu dilakukan : 1. Bagi Remaja :

a. Mencari informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan HIV/AIDS.

(53)

c. Mendiskusikan secara terbuka permasalahan seksualitas remaja kepada orangtua, guru, teman atau orang yang memiliki pengetahuan terhadap isu.

d. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang, jarum suntik, tattoo dan tindik.

e. Tidak melakukan kontak langsung percampuran darah dengan orang terpapar HIV .

f. Menghindari perilaku tidak sehat dan tidak bertanggung jawab. 2. Bagi Pengguna Napza :

a. Mulai berhenti menggunakan Napza, sebelum terinfeksi HIV b. Atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik

c. Atau paling tidak, sehabis dipakai, jarum suntik langsung dibuang dan dihancurkan

d. Atau paling tidak kalau menggunakan jarum yang sama, sterilkan dulu, yaitu dengan merendam ke dalam desinfektan (dengan kadar campuran yang benar) atau direbus dengan ketinggian suhu yang benar.

F.

Pemeriksaan/Tes HIV dan AIDS 1. Tes darah HIV dan AIDS

Tes HIV adalah suatu tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak, yaitu dengan cara mendeteksi adanya antibodi HIV di dalam sampel darahnya.

Ada 2 macam tes HIV :

a. ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay)

Tes ELISA merupakan uji serologis yang digunakan untuk menganalisis adanya interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim.

b. Western Blot

(54)

2. Syarat Tes HIV dan AIDS

Syarat tes darah untuk keperluan HIV adalah :

a.

Bersifat rahasia

b.

Harus dengan konseling baik pra tes maupun pasca tes

c.

Tidak ada unsur paksaan 3. Prosedur Tes HIV dan AIDS

a. Konseling Pre Test

Yaitu konseling yang dilakukan sebelum darah seseorang yang menjalani tes itu diambil. Konseling ini sangat membantu seseorang untuk mengetahui risiko dari perilakunya selama ini, dan bagaimana nantinya bersikap setelah mengetahui hasil tes. Konseling pre test juga bermanfaat untuk meyakinkan orang terhadap keputusan untuk melakukan tes atau tidak, serta mempersiapkan dirinya bila hasilnya nanti positif.

Tes darah ELISA

1) Hasil tes ELISA (-) kembali ke konseling, penataan perilaku seks yang aman (ingat periode jendela). Pemeriksaan diulang kembali dalam waktu 3-6 bulan berikutnya.

2) Hasil tes ELISA (+) konfirmasikan dengan Western Blot Tes Western Blot

1) Hasil tes Western Blot (+) laporkan ke dinas kesehatan (dalam keadaan tanpa nama). Lakukan post konseling dan pendampingan (menghindari emosi putus asa keinginan untuk bunuh diri).

2) Hasil tes Western Blot (-) sama dengan Tes ELISA (-) b. Konseling post test

(55)

G.

Prinsip Pengobatan HIV dan AIDS

Belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu atau vaksin yang dapat mencegah AIDS. Ada 2 macam pengobatan pada HIV dan AIDS :

1. Obat Anti Retroviral (ARV)

Obat ini bekerja dengan cara menghambat proses perkembangbiakan HIV dalam sel CD4 sehingga kondisi tubuh tetap terjaga dan memperbaiki kualitas hidup.

2. Obat infeksi oportunistik

Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi oportunistik. Contohnya: Kotrimoksazol dosis tinggi untuk mengatasi Pneumonia Pneumocystis Carinii dan radioterapi pada Sarkoma Kaposi. Di samping itu, gejala klinis juga dapat dijadikan kriteria untuk memulai pengobatan berdasarkan riwayat infeksi oportunistik dan penyakit yang berhubungan dengan HIV. Misalnya infeksi jamur kandida di dalam mulut, kehilangan lebih dari 10 persen berat badan atau demam lebih dari satu bulan.

H.

Stigma dan Diskriminasi Masyarakat

Terdapat banyak pendapat untuk memasukkan Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) ke penampungan khusus penderita HIV dan AIDS. Namun ini berarti merupakan satu bentuk diskriminasi terhadap ODHA. Padahal, tanpa melakukan kontak seksual maupun kontak darah dengan ODHA, HIV dan AIDS yang ada pada tubuh ODHA tidak akan menular ke individu lain, termasuk kepada Orang Hidup Dengan HIV dan AIDS (OHIDHA). Selain itu individu yang masih ada dalam fase HIV masih produktif. Sehingga individu yang bersangkutan masih dapat bekerja dan menghasilkan. Dengan adanya shelter berarti terjadi diskriminasi dalam perlakuan.

Sebagian masyarakat melakukan diskriminasi karena :

1.

Kurang memperoleh informasi yang benar bagaimana cara penularan HIV dan AIDS, hal-hal apa saja yang dapat menularkan dan apa yang tidak menularkan
(56)

I.

Hal-hal yang dapat dilakukan 1. Oleh ODHA

a. Mendekatkan diri pada Tuhan b. Menjaga kesehatan fisik

c. Menghindari penyalahgunaan NAPZA d. Menghindari seks bebas dan tidak aman e. Berusaha mendapatkan terapi HIV dan AIDS

2. Oleh Masyarakat

a. Masyarakat peduli dengan penanggulangan epidemi AIDS b. Masyarakat mendukung ODHA untuk melawan diskriminasi

(57)
(58)

BAB VI

NAPZA

A. Konsep NAPZA

NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya). NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) dan disuntik.

B. Jenis-jenis Napza 1. Narkotika

a. Pengertian

Narkotika adalah zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan candu/kokaina atau turunannya dan padanannya, digunakan secara medis atau disalahgunakan, yang mempunyai efek psikoaktif. b. Golongan Narkotika

Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, menjelaskan bahwa Narkotika dibedakan dalam 3 golongan sebagai berikut : 1) Narkotika golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : morfin, opium, heroin, kokain dan ganja.

(59)

3) Narkotika golongan III : Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : kodein, metadon, naltrexon, garam-garam narkotika dalam golongan tersebut.

2. Alkohol

Alkohol zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat.

3. Psikotropika a. Pengertian

PSIKOTROPIKA adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).

b. Golongan Psikotropika

Menurut UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, menjelaskan bahwa

Psikotropika dapat dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :

1)

Psikotropika golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan Contoh : Lisergid (LSD), Tenosiklidina, Ekstasi.

2)

Psikotropika golongan II : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : Amfetamina, Fensiklidina, Metakualon, Metilfenidat (ritalin), Sekobarbital.
(60)

4)

Psikotropika golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: Alprazolam, Bromazepam, Diazepam, Fenobarbital, Klobazam, Klonazepam, Klordiazepoksida, Nitrazepam (BK/Koplo, DUM, MG).

4. Zat Adiktif

Zat Adiktif lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan seperti zat-zat solvent termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).

C. Penyalahgunaan Napza

Penyalahgunaan NAPZA adalah pemakaian NAPZA yang bukan untuk tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa mengikuti aturan atau pengawasan dokter. Digunakan secara berkali-kali atau terus menerus. Seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan baik secara fisik/jasmani, mental dan emosional. Menimbulkan gangguan fisik, mental, emosional dan fungsi sosial. NAPZA berbahaya jika digunakan tanpa pengawasan dokter. Umumnya penyalahgunaan Napza digunakan berbarengan dengan zat-zat lain yang mempunyai efek yang berbeda.

1. Tahap pengguna

Karena bermula dari rasa ingin tahu, senang-senang/hura-hura, seringkali pada awalnya pemakai berpikiran bahwa kalau hanya mencoba-coba saja tidak mungkin bisa jadi kecanduan/ketagihan. Kenyataannya, walaupun hanya coba-coba, derajat pemakaian tanpa disadari akan meningkat dan pada akhirnya akan menjadi sangat tergantung pada obat tersebut.

Dalam hal pemakaian biasanya pemakai narkoba dapat dibedakan dalam:

a. Pemakai coba-coba

(61)

b. Pemakai sosial/rekreasi

Biasanya untuk bersenang-senang, pada saat rekreasi atau santai, umumnya dilakukan dalam kelompok.

c. Pemakai Situasional

Biasanya untuk menghilangkan perasaan stress dan depresi (ketegangan, kesedihan, kekecewaan).

d. Pemakai Ketergantungan

Pemakai ketergantungan adalah pemakai yang berulang dan mencari NAPZA sebagai sebuah kebutuhan sehari-hari, sehingga pemakai mau melakukan apa saja untuk mendapatkannya.

2. Gejala Ketergantungan penggunaan NAPZA

a.

Keinginan kuat untuk memakai napza berulang kali.

Gambar

Gambar organ reproduksi laki-laki

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Komunikasi Orangtua dan Anak dengan Rasa Percaya Diri Remaja Putri Awal (Penelitian Pada SMP Negeri 3 Salatiga tahun 2006).. Skripsi

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antara orangtua dan anak adalah suatu proses penyampaian pesan, pendapat atau ide oleh seseorang kepada orang lain

Gerak tubuh, Tanda, dan Lambang Komunikasi Antar Nelayan yaitu cara penyampaian pesan pengirim ke penerima secara langsung saat bekerja menangkap ikan di laut dengan

Dari uraian hasil penelitian mengenai komunikasi orangtua-remaja tentang seksualitas dan religiusitas sebagai prediktor terhadap perilaku seksual remaja di SMA

Konseling keluarga adalah : proses komunikasi antara konselor dengan klien (Keluarga : remaja dan orang tua remaja) dalam hubungan yang membantu, sehingga

Stimulus dapat disebut sebagai pesan yang biasanya dalam bentuk verbal, dimana proses penyampaian dilakukan melalui saluran komunikasi, dan terjadi perubahan atau respons terhadap pesan