• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN NILAI NILA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN NILAI NILA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

NILAI-NILAI DAN ASPEK LEGAL KEPERAWATAN

Disusun oleh :

KELOMPOK IV

Anita Rachmawati ( NPM 1701003 P )

Gilang Dwi Jayanti ( NPM 1701007 P )

(2)

KATA PENGANTAR

Alhadulillah, segala puji bagi allah SWT yang telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum di ketahuinya dan memberikan hidayah dan rahmatNya antara lain berupa kekuatan lahir dan batin sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat diperlukan penulis demi kesempurnaan penulisan makalah ini pada masa yang akan mendatang.

Akhir kata dengan segala kerendahan hari kami mengucapkan mohon maaf dan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Februari 2018

(3)

JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I. Latar Belakang ... 1

II. Tujuan Penulisan ... 1

III. Ruang Lingkup Bahasan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

I. Konsep Dasar Keprofesian ... 3

II. Nilai-Nilai Keperawatan ... 6

III. Aspek Legal dalam Proses Keperawatan ... 7

IV. Pembahasan Kasus ... 8

BAB III PENUTUP ... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk pasien atau klien baik secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan memandang manusia secara biopsikososial spiritual yang komprehensif. Dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan bertanggung jawab secara moral.

Prinsip-prinsip legal dan etis di dunia keperawatan sangat penting. Karena jika seorang perawat ingin menjadi perawat yang profesional, seorang perawat harus mampu memahami prinsip-prinsip legal serta harus mampu mengimplementasikan dan mengaplikasikan dalam menjalankan profesinya.

II. TUJUAN PENULISAN

a. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami konsep nilai-nilai dan legal etik keperawatan.

b. Tujuan Khusus

 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi etika

(5)

III. RUANG LINGKUP BAHASAN

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP DASAR KEPROFESIAN

1. Pengertian Etika, Etik, Etiket, Moral dan Etika Profesi Keperawatan

a. Etik

Merupakan peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi prilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik maupun buruk serta merupakan suatu tanggung jawab moral. b. Etik

Merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan atau prinsip penentuan tingkah laku yang baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab.

c. Etiket

Merupakan sesuatu yang telah dikenal,diketahui,diulangi serta menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat,baik berupa kata-kata/suatu bentuk perbuatan yang nyata.

d. Moral

Merupakan perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan standar prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota kelompok atau masyarakat dimana ia berada atau nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Dengan demikian moral merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar prilakunya. e. Etika profesi keperawatan

(7)

perawat, profesi lain, dan masyarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan untuk menaati dan menentukan kode etik yang telah disepakati.

2. Tujuan Etika Keperawatan

Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.

Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching dalam buku Suhaemi 2010, tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu : a. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik

keperawatan.

b. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik keperawatan.

(8)

b. Berbuat baik ( Beneficience )

Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan memerlukan pencegahan dan penghapusan dari kesalahan atau kejahatan serta peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. c. Keadilan ( Justice )

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

d. Tidak Merugikan ( Non Maleficienci )

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cidera fisik dan psikologis selama perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga.

e. Kejujuran ( Veracity )

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Hal ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

f. Menepati Janji ( Fidelity )

Prinsip fidelity dibutuhkan untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain.

g. Kerahasiaan ( Confidentiality )

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga (privacy).

h. Akuntabilitas ( Accountability )

(9)

II. NILAI – NILAI KEPERAWATAN

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai keperawatan. Perkumpulan ini mengidentifikasikan nilai-nilai-nilai-nilai keperawatan, yaitu:

1. Aesthetics (keindahan)

Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.

Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi

4. Freedom (Kebebasan)

Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

5. Human dignity (Martabat manusia)

Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.

6. Justice (Keadilan)

Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.

7. Truth (Kebenaran)

(10)

III. ASPEK LEGAL DALAM PROSES KEPERAWATAN

1. Pengertian Aspek Legal Keperawatan

Aspek Legal Keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan. Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Setiap perawat harus mempunyai ”body of knowledge” yang spesifik, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik keprofesian yang didasari motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi dan kode etik profesi. Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan khusus pada jenjang pendidikan tinggi.

Aspek legal Keperawatan meliputi Kewenangan berkaitan dengan izin melaksanakan praktik profesi. Kewenangan memiliki dua aspek, yakni kewenangan material dan kewenangan formal. Kewenangan material diperoleh sejak seseorang memiliki kompetensi dan kemudian teregistrasi (registered nurse) yang disebut Surat Ijin Perawat atau SIP. Aspek legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau berkelompok.

(11)

2. Dasar Hukum Keperawatan

Registrasi dan Praktik Keperawatan Sesuai KEPMENKES NO. 1239 TAHUN 2001 Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992

memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya´. Sedangkan (ayat 2) : Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

IV. PEMBAHASAN KASUS

Pasien Tn. Dodi (45 tahun) datang ke tempat praktik mandiri perawat Kiki dengan cidera di kepala akibat jatuh dari pohon.. Keadaan luka cukup dalam, terjadi banyak perdarahan dan membutuhkan penanganan segera. Perawatan luka dan balutan saja tidak cukup sehingga perlu dilakukan penjahitan. Perawat menyarankan kepada pasien untuk dirujuk ke dokter atau puskesmas terdekat. Namun pasien menolak dan bersikeras untuk mendapatkan perawatan hanya dari perawat tersebut. Perawat tahu bahwa tindakan harus segera dilakukan, namun tindakan tersebut bukan wewenangnya dan jika perawat tidak segera melakukan tindakan maka prognosa buruk akan terjadi kepada pasien.

1. Pengkajian Data Objektif :

(12)

Apa yang dirasakan pasien? Skala nyeri? Alasan mengapa pasien tidak ingin ke dokter atau puskesmas terdekat?

2. Perencanaan

Hubungi dokter lalu lakukan penjahitan luka dengan segera. 3. Implementasi

Lakukan pertolongan pertama. Anjurkan pasien untuk pergi ke dokter atau puskesmas terdekat dan beri pendidikan kepada pasien bahwa perawat tidak mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan penjahitan luka dengan kondisi luka yang dialami pasien.

Jika pasien bersikeras ditangani perawat Kiki, kolaborasi dengan cara menghubungi dokter, jika dokter tidak bisa datang untuk menanganinya, pertama yang perawat lakukan adalah buat informed consent, agar tercapai apabila pasien telah menunjukkan perbaikan/kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

5. Alasan

(13)

BAB III

PENUTUP

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Mimin, Suhaemin. 2003. Etika dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.

Kathleen koenig Blass. 2006. Praktik Keperawatan Profesional: Konsep dan Perspektif Edisi 4.Jakarta : EGC

Dalami, E, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta: TIM

Nisya, R. 2013. Prinsip-prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas

Suhaemi, M. 2010. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan pengendalian.. Sistem

Dalam hal ini, nilai RMSE digunakan untuk mengevaluasi keakuratan hasil peramalan dibandingkan dengan data aktual, sedang nilai Dstat digunakan untuk mengevaluasi arah pergerakan

Ketua Program Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh Semen Padang Hospital masih dinyatakan masih dikategorikan belum puas. Temuan penelitian ini terdapat gap

Terdapat dua kelompok pasien GERD, yaitu pasien dengan esofagitis erosif yang ditandai dengan adanya kerusakan mukosa esofagus pada pemeriksaan endoskopi (Erosive Esophagitis/ERD)

Pada keluarga yang mempunyai lahan luas ternyata bahwa kondisi dasar keluarga tidak berpengaruh nyata baik terhadap peluang gerak komutasi maupun sirkulasi, yang berarti bahwa

Prudential Syariah dengan dua cara yakni, pembayaran secara provider (sistem pembayaran yang langsung dibayar oleh PT. Prudential Syariah , karena rumah sakit tersebut

Pengukuran menggunakan spektrometer massa menkonfirmasi bahwa senyawa oksotrinuklir memiliki ligan terminal piridin yang mudah terfragmentasi yang ditandai dengan