ANALISIS USAHA PERDAGANGAN TEBU RAKYAT BEBAS(TRB) DI
KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG
Oleh: KHOIRUR ROHMAN ( 00720155 ) Agribisnis
Dibuat: 2008-07-17 , dengan 3 file(s).
Keywords: Tanaman tebu, Zat gula
Tanaman tebu (Saccharum Officinarum L) merupakan tanaman perkebunan semusim yang mempunyai sifat tersendiri, sebab didalamnya terdapat zat gula. Tebu termasuk keluarga rumput-rumputan (Graminae) seperti halnya padi, glagah, jagung, bambu, dan lain-lainnya.
Dalam sistem pertebuan di Indonesia terdapat dua istilah yang sering kita dengar yaitu tebu pabrik dan tebu rakyat. Tebu rakyat mempunyai sistem yang berbeda dengan tebu pabrik, dalam system tebu rakyat terdapat komponen-komponen perdagangan aktif seperti lembaga pemasaran dan pola pendistribusian yang berbeda dengan system yang terdapat dalam tebu pabrik. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui volume dagang tebu selama musim giling pada berbagai lembaga pemasaran; 2) untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usaha dagang tebu selama musim giling pada berbagai lembaga pemasaran; 3) untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh dalam usaha dagang tebu selama musim giling pada berbagai lembaga pemasaran; 4) untuk mengetahui perbandingan keuntungan antar lembaga pemasaran. Penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang pada periode musim giling 2006.
Pengambilan Sampel (Responden) dilakukan dengan metode Snow Ball Sampling yaitu dengan menentukan responden dengan cara melacak distribusi penjualan barang, kemudian diketahui jumlah responden sebanyak 16 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, kueisioner dan observasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya, analisi penerimaan, analisis pendapatan dan analisis uji t. Untuk biaya produksi dihitung dengan rumus
TC = FC + VC, penerimaan dengan rumus TR = P x Q dan pendapatan dengan rumus π = TR –
TC.
Berdasarkan analisa hasil penelitian, diketahui rata-rata volume pembelian tengkulak sebesar 20.780kw, pedagang pengumpul sebesar 43.035kw, dan pedagang besar sebesar 172.427kw. Untuk rata-rata biaya pada tengkulak diketahui sebesar Rp.408.115.000,-, pedagang pengumpul sebesar Rp.972.484.567,-, dan pedagang besar sebesar Rp.4.255.505.963,-. Dari analisis biaya dan penerimaan diketahui pendapatan yang diterima oleh tengkulak sebesar Rp.935.002,-, pedagang pengumpul sebesar Rp.92.652.717,-, dan pedagang besar sebesar Rp.259.985.739,-. Analis uji beda dengan menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi >0.05 menunjukkan nilai thitung = -1.720 yang berarti keuntungan antara tengkulak dengan pedagang pengumpul tidak berbeda nyata, selanjutnya untuk tengkulak dengan pedagang besar didapatkan nilai thitung = 0.76 yang berarti keuntungan tidak berbeda nyata, sedang kan antara pedagang pengumpul degang pedagang besar didapatkan nilai thitung = -2.581 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata keuntungan antara pedagang pengumpul dengan pedagang besar.
In sugar cane system at Indonesia, there were two terms we often heard. They were manufacture sugar cane and society sugar cane. Society sugar cane has different system with the manufacture sugar cane, in society sugar cane, there were active trading components like marketing division and different distributing system which different with the manufacture sugar cane. This research directed to : 1) finding out the sugar cane trading volume along the grinding season in every marketing institutions ; 2) finding out the cost paid for sugar cane trading along grinding season in every marketing institutions ; 3) finding out income received in trading along grinding season in every marketing institution ; 4) finding out the profit comparison between all marketing
institution. The research was done in purposive way, that was at Bululawang Sub-district Malang Residence in grinding season period 2006.
Sampling was done by Snow ball sampling, that was by deciding respondent by tracking the distribution of thing sold, then found that the respondents were 16 people. Data collection were done by interview, questionnaire, and observation. Data analysis method used was cost analysis, income analysis, revenue analysis and t test analysis. Production was calculated by TC = FC +
VC equation, revenue by TR = P x Q equation and income by π = TR– TC equation.
According to the research, there found that the broker bought for 20.780kw, collection trader 43.035kw and big trader 172.427kw. The average cost of the broker was Rp.408.115.000,-, collection trader was Rp.972.484.567,-, and big trader was Rp.4.255.505.963,-. From the analysis of cost and revenue, there found that income by broker was Rp.935.002,-, collection trader was Rp.92.652.717,-, and big trader was Rp.259.985.739,-. Difference analysis by using t test with significance >0.05 showed tcount = -1.720 which means that the profit between broker
and collection trader didn’t have real difference, then between broker and big trader there found