• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PROFIL TANAH DAN AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PROFIL TANAH DAN AIR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Dasar –Dasar Ilmu Tanah

PROFIL TANAH

Nama : MUH. ARIFUDDIN Nim : G111 15 539

Kelompok : IV (empat) Kelas : A

Asisten : MUCHLIS MUHAMMAD

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

(2)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara hidrosfer, atmosfer, litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organik yang dalam keadaan padat, gas, dan cair.

Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil Tanah.

Dengan kata lain, Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air

Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan Profil Tanah.

(3)

1.2 Tujuan dan kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah mendemostrasikan bagaimana profil tanah dibuat dan diamati, mendemostrasikan kepada mahasiswa kenampakan dari profil tanah secara utuh, menjelaskan bagaimana perincihan horizon-horizon tanah, dan bagaimana mencatat hasil pengamatan suatu profil tanah.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tanah

Secara vertikal tanah berdifferensasi membentuk horizon-horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi dan biologis masing-masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya factor-faktor lingkungan terhadap : (1) bahan induk asalnya maupun (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organic sisa-sisa biota yang hidup di atasnya dan mineral nonbahan-induk yang berasal dari letusan gunung api, atau yang terbawa oleh aliran air. Sususnan horizon-horizon tanah dalam lapisan permukaan bumi setebal 100 - 120 cm disebut sebagai profil tanah (Hanafiah, 2005).

Meskipun terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tetanaman yang sangat paling penting adalah horizon O – A (lapisan atas) yang bisanya mempunyai ketebalan dibawah 30 cm, bahkan bagi tetanaman berakal dangkal seperti padi, yang biasanya disebut sebagai lapisan olah (Hanafiah, 2005).

Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masig dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah (Hanafiah, 2005).

Menurut Hanafiah (2005), kegunaan langsung dari pengamatan profil tanah tersebut antara lain adalah untuk mengetahui :

(1) Kedalaman lapisan olah atau solum tanah yang merupakan indikator potensi kedalaman akar tanaman untuk penetrasi, makin dangkal berarti makin tipis sistem perakarannya, sehingga jika makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin mudah tanaman untuk tumbang. Informasi ini dapat menuntun kita dalam memilih jenis tanaman dan teknik penanamannya.

(5)

umur tanah, namun kelengkapan atau differensasi horizon ini akan makin berkurang atau makin baur apabila tanah mengalami erosi.

(3) Tanah merupakan indikator sifat kimiawi tanah. Tanah yang berwarrna gelap berarti banyak mengandung bahan organic tanah atau belum mengalami pelindian (leaching) hara secara intensif, sehingga relatif subur, sedangkan tanah yang berwarna pucat atau terang berarti ber BOT (bahan organic tanah) rendah atau telah menngalami pelindian hara intensif, sehingga relatif miskin.

2.2 Sifat-Sifat Tanah

Bagi tetanaman fungsi pertama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar berpenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara) masih tersedia di dalam benih hanya air yang di serap oleh akar-akar muda, kemudian bersamaan dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan ini menipis, untuk melengkapi kebutuhannya maka akar-akar ini muliai pula menyerap nutrisi baik berupa ion-ion anorganik seperti N, P, K dan lain-lain, senyawa organik sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh seperti vitamin, hormon dan asam-asam organik (sifat fisik, kimiawi dan biologis tanah) (Hanafiah, 2005).

2.2.1 Sifat Fisik Tanah

Fungsi pertama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi (menelusup), baik secara lateral atau horizontal maupun secara vertikal. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi ini tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk di antara partikel-partikel tanah (tekstur dan struktur), sedangkan stabilitas ukuran ruang ini tergantung pada konsistensi tanah terhadap pengaruh tekanan. Kekuatan porositas tersebut menentukan kemudahan air untuk bersikulasi dengan udara (drainase dan aerasi). Sifat fisik lain yang adalah warna dan suhu tanah. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi, intensitas pelindian dan akumulasi bahan-bahan yang terjadi, sedangkan suhu merupakan indicator energy matahari yang dapatdiserap oleh bahan-bahan penyusun tanah (Hanafiah, 2005).

(6)

1) Ukuran dan komposis partikel-partikel hasil pelapukan bhan penyusun tanah; 2) Jenis dan proporsi komponen-komponen penyusun partike-partikel ini; 3) Keseimbangan antara suplai air, energi dan bahan dengan kehilangannya; 4) Intensitas reaksi kimiawi yang telah atau sedang berlangsung.

2.2.2 Sifat Kimiawi Tanah

Telah diuraikan sebelumnya bahwa tanah berdasarkan ukuran partikelnya merupakan campuran dari pasir, debu dan liat. Makin halus partikel akan menghasilkan luas permukaan partikel per satuan bobot yang makin luas, berarti liat merupakan fraksi tanah yagn berpermukaan tanah yang paling luas disbanding dua fraksi lainnya. Pada permuaan partikel inilah terjadi berbagai reaksi kimiawi tanah yang menentukan pergerakan, penyediaan dan penyerapan unsur hara dari dari tanah ke tanaman. Hal ini menunjukan pula fraksi liatlah yang sangat menentukan sifat kimiawi tanah, yang kemudian memngaruhi kesuburan tanah. (Kemas, 2013)

2.3 Tekstur Tanah

Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyususn tanah (separate) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antar fraksi pasir (sand) (berdiamater 2,00 – 0,20 mm), debu (silt) (berdiameter 0,20 – 0,002 mm) dan liat (clay) (<0,002 mm) (Hanafiah, 2005).

Partikel berukuran diatas 2 mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong sebagai fraksi tanah, tetapi menurut Lal (1979) harus di perhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah.

Di lapangan tekstur tanah dapat ditetapkan dengan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) yang membutuhkan pengalaman dan kemahiran, makin peka indra perasa ini, hasil penetapannya akan makin mendekati kebenaran atau makin identik dengan hasil penetapan di laboratorium (Hanafiah, 2005).

(7)

perbandingan rasa ketiganya maka secara kasar tekstur tanah dapat diperkirakan. (Hanafiah, 2005)

2.4 Struktur Tanah

Struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan liat individual) hingga partikel sekunder {gabungan partikel-partikel primer yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkahan)} (Hanafiah, 2005).

(1) Menyumbangkan arah pipa yang terbentuk dari berbagai ukuran pori-pori yang berinterkoneksi, stabilitas dan durabilitasnya;

(2) Mengatur retensi dan pergerakan arah tanah; (3) Difusi gas dari dan ke atmosfer; dan

(8)

Tanah ini terbentuk dari proses-proses pelapukan, serta telah mengalami pencucian mineral liat dan unsur-unsur lainnya dari bagian lapisan permukaan ke bagian subsoilnya (lapisan tanah bagian bawah), yang merupakan bagian yang menyuplai air dan unsur hara untuk tanaman, menyebar di daerah-daerah semiarid (beriklim kering sedang) sampai daerah tropis (lembab alfisol kebanyakan ditemukan di daerah beriklim sedang, tetapi dapat pula ditemukan di daerah tropika dan subtropika terutama di tempat-tempat dengan tingkat pelapukan sedang (Hardjowigeno, 1993).

Alfisol ditemukan di daerah-daerah datar sampai berbukit. Proses pembentukan Alfisol di Iowa memerlukan waktu 5000 tahun karena lambatnya proses akumulasi liat untuk membentuk horison argilik. Alfisol terbentuk di bawah tegakan hutan berdaun lebar (Hardjowigeno, 1993).

Tanah Alfisol adalah tanah yang berkembang di daerah hutan humid, di mana perpindahan lempung menghasilkan horizon Bt, yang mengandung 20% atau lebih daripada horizon A, dan tanahnya cukup mengalami pencucian dalam pelapukan. Akumulasi liat dalam horizon organik b (Bt) dapat menyebabkan kapasitas tukar kation horizon B maksimum pada sejumlah tanah. Reaksi tanah bervariasi antara masam hingga netral (Foth, 1998).

(9)
(10)

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 10 minggu, tanggal 11 Oktober 2015 pukul 09.30 WITA di teaching farm, fakultas pertanian, universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2 Keadaan umum lokasi

Lokasi tempat pengamatan profil tanah di di Teaching Farm Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar. Dengan letak astronomis 0,5◦ 07 616’ LS dan 119◦.28.877’ BT. Vegetasi makroflora merupakan yang paling berperan dalam mempengaruhi proses genesis dan perkembangan profil tanah, karena merupakkan sumber utama biomass atau bahan organik tanah (BOT). Vegetasi pada daerah pengambilan profil yang paling penting dominan adalah pohon gamal, pohon mangga, pohon jati, dan bambu.

3.3 Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan profil tanah ini, yaitu meteran bar,linggis,sekop,cutter,ring sampel, kantong gula,cangkul, kertas label,alat tulis, pH indikator dan daftar isian profil (DIP) sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum pengamatan profil tanah ini, yaitu air dan tanah.

3.4 Prosedur kerja

3.4.1 Pembuatan profil tanah

1. Memilih tempat yang sesuai untuk pembuatan profil, dibersihkan dari vegetasi yang menutupi permukaan tanah.

2. Membuat profil berukuran 1 x 2 m. Penampang pengamatan sebaiknya dibuat rata dan bersih.

3. Tidak melakukan pengamatan waktu hujan atau keadaan cahaya kurang.

(11)

1. Tentukan batas horizon dengan cara menggaris lapisan tanah pada sisi pengamatan dengan cutter, menandai batasan horizon, mengambil sampel tanah setiap batas-batas yang di tandai, beri tanda dengan potongan ranting, lalu tarik batas-batas-batas-batas horizonnya. Ukur kedalaman masing-masing horizon dari atas kebawah.

2. Sampel tanah yang diambil kemudian dibentuk gumpalan tanah ditangan perhatikan perbedaan warna, tekstur, dan kepadatan lapisan.

3. Gunakan kriteria penilaian (tekstur, struktur,konsistensi)

3.4.3 Pengambilan contoh tanah tergangggu

Mengambil tanah dengan sendok tanah atau cutter sesuai dengan lapisan yang akan di ambil, mulai dengan lapisan paling bawah sampai ke lapisan teratas

3.4.4 Pengambilan contoh tanah utuh

(12)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada lapisan I memiliki kedalaman lapisan 0-34 cm, lapisan II memiliki kedalaman lapisan 34-62 cm, sedangkan pada lapisan III memiliki kedalaman lapisan 62-102 cm. Pengukuran kedalaman lapisan ini menggunakan meteran yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

(13)
(14)

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan profil tanah ini adalah:

a. Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi.

b. Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara hidrosfer, atmosfer, litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organik yang dalam keadaan padat, gas, dan cair.

c. Sifat-sifat tanah terdiri atas sifat fisik dan sifat kimiawi.

d. Tanah alfisol adalah tanah yang berkembang di daerah hutan humid, dimana perpindahan lempung menghasilkan horizon Bt, yang mengandung 20% atau lebih dari pada horizon A, dan tanahnnya cukup mengalami pencucian.

e. Masing – masing lapisan tanah juga memiliki bentuk struktur, warna, dan tekstur – teksturnya.

f. Struktur lapisan I, II, dan III juga berbeda. Ada yang kasar, sedang dan halus. g. Tekstur lapisan I, II dan III pun berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah

dan luas permukaan partikel – partikel pada tanah.

5.2. Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Annonim, 2015. Nama dan jenis tanah. https://geoyogi.files.wordpress.com/2012/10

/nama-dan-jenis-tanah.pdf. Diakses pada 25 Oktober 2015.

Foth, Hendry D., 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Hanafiah, A.L.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Cetakan Pertama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persanda.

Lal, R. 1979. Physical Charateristic of Soil of the Tropics : Determination and Management. In Soil Physical Properties and Corps Production in the Tropics (edited by Lal, R. and D.J. Greenland). A Wiley-Intersci. Publ. Jhon Wiley and Sons, Chichester.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tabel 5.8 sampai Tabel 5.10 dapat dilihat hasil perhitungan total biaya maintenance dan kerugian yang dikeluarkan serta keandalan yang dicapai dari tiap mesin dan

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi berupa check list yang terdiri atas lembar observasi A digunakan untuk mengetahui

Oleh karena itu untuk keamanan dalam desain ini digunakan tebal pintu 30 mm untuk bentang efektif pintu 50 cm... Perhitungan Slab Beton Pintu

1) Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan Perlindungan Hukum penyandang disabilitas yakni Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan system drainase sudut bilik mata depan (glaukoma

100 % (seratus persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan bagi Analis Kepegawaian yang melaksanakan tugas satu tingkat di bawah jenjang  jabatannya (terampil

Silogisme kategoris adalah suatu silogisme yang terdiri dari tiga proposisi kategoris dan yang mengandung tiga term yang berbeda, yang setiap term itu tampak dua kali

yang tidak dapat diingat lagi dengan pasti antara bulan Nopember 2016 sampai dengan Desember 2016 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun