Seiring dengan berkembangnya zaman, manusia sering mengabaikan pentingnya logika dalam berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan menganggap remeh logika dan berfikir tanpa ada dasar, mereka mengiginkan hal yang mudah dan praktis. Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan-kejanggalan pada mesyarakat luas.
Tujuan penulisan makalah ini adalah selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah logika, juga untuk memahami apa itu logika dan manfaatnya bagi desain komunikasi visual.
Dengan adanya logika kita dapat berfikir dan mengambil keputusan yang tepat dalam memenuhi kepentingan hidup secara individu dan umum. Kita dapat mengartikan dan mengambil kesimpulan dari proses pemikiran atau pernyataan yang ada, dan kebenaran akan muncul.
Logika dalam bahasa Yunani kuno λόγος (logos) perkataan/sabda (kamus), yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Secara etimologi logika adalah ilmu tentang pikiran atau ilmu menalar.
Menurut definisnya, logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum untuk membedakan penalaran yang benar dan yang salah – Irving M. Copi.
Dengan belajar logika secara sistematis dan teratur kita dapat membedakan penalaran yang valid dari penalaran yang tidak valid. Dikatakan valid (tepat, konsisten) jika kesimpulannya ditarik dari premis-premis yang ada. Premis adalah data, bukti, atau dasar yang menjamin kesimpulan. Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis).
Terdapat dua dasar penalaran logika, antara lain penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Penalaran Deduktif
Disebut juga sebagai logika deduktif. Penalaran ini berangkat dari fakta-fakta umum untuk mencapai sebuah kesimpulan yang khusus.
Contoh :
1. Setiap mamalia memiliki jantung. 2. Semua sapi adalah mamalia.
3. Setiap sapi memiliki jantung.
Penalaran Induktif
Disebut juga logika induktif, yang berangkat dari fakta-fakta khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan umum.
Contoh :
1. Kuda Sumba punya sebuah jantung. 2. Kuda Australia punya sebuah jantung. 3. Kuda Amerika punya sebuah jantung. 4. Kuda Inggris punya sebuah jantung. 5. Setiap kuda punya sebuah jantung.
P E N G E RT I A N S I L O G I S M E
Dalam artian umum, silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Argumentasi didefinisikan sebagai suatu diskursus yang secara logis menjabarkan satu proposisi dari proposisi-proposisi lainnya. Pada gilirannya, argumentasi berbentuk silogisme. Jadi, silogisme adalah setiap penyimpulan tidak langsung, yang daru dua proposisi (premis-premis) disimpulkan suatu proposisi yang baru (kesimpulan). Secara formal silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang ada. Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar
Ada dua macam silogisme, yaitu:
1. silogisme kategoris, yang terdiri dari tiga proposisi kategoris.
Penalaran adalah rancangan yang memungkinkan kita untuk merakit sebuah logika. Penalaran juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses mental yang bergerak dari apa yang kita ketahui kepada apa yang tidak kita ketahui sebelumnya. Proses berpikir kita bergerak dari pengetahuan yang sudah kita miliki tentang sesuatu yang ada menuju pengetahuan yang baru yang terkain dengannya.
Berikut ini adalah model model penalaran :
1. Penalaran Induktif, nduksi didefinisikan sebagai proses penalaran yang memungkinkan kita mencapai suatu prinsip atau sikap umum berdasarkan observasi atas hal hal yang partikular. 2. Penalaran Deduktif, deduksi adalah proses penalaran yang bergerak dari hal-hal yang umum
atau universal kepada hal-hal yang partikular.
Jenis-jenis Silogisme Silogisme Kategoris
Silogisme kategoris adalah suatu silogisme yang terdiri dari tiga proposisi kategoris dan yang mengandung tiga term yang berbeda, yang setiap term itu tampak dua kali dalam proposisi-proposisi yang berbeda.
Contoh:
1. Semua Binatang Mamalia membutuhkan minuman. (Premis Mayor) 2. Gajah adalah Binatang Mamalia (premis minor).
3. Gajah membutuhkan air (Konklusi) Prinsip-Prinsip Umum Silogisme Kategoris
Prinsip Identitas Timbal Balik
Jika dua term sesuai atau identik dengan suatu term ketiga, maka kedua term itu saling sesuai atau saling identik.
Contoh :
1. Tugas adalah Kewajiban. (M = P) 2. Syarat Kelulusan adalah Tugas. (S = M) 3. Jadi, Syarat Kelulusan adalah Kewajiban (S = P)
c o n t o h s i l o g i s m E
Prinsip Non-Identitas Timbal Balik
Jika salah satu dari dua term identic dengan term ketiga (M) dan term lainnya tidak identic dengan term ketiga (M), maka kedua term tersebut itu tidak saling identik.
Contoh :
1. Pendidikan adalah kebutuhan yang mulia. (P = M) 2. Merampok bukan kebutuhan yang mulia. (S ‘” M) 3. Jadi, Merampok bukan Pendidikan. (S ‘” P)
Jika kedua term (S dan P) tidak identik dengan term M, maka kita tidak dapat menentukan apakah S dan P saling identik atau saling identik.
Contoh :
1. Cicak bukan spesies Anggrek. 2. Semut bukan spesies Anggrek.
c o n t o h p e n a l a r a n
Dalam dasar penalaran logika tedapat dua jenis yang perlu anda ketahui yakni penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif yang kadang disebut logika deduktif, penalaran ini membangun atau mengevaluasi argumen secara deduktif. Dimana, argumen ini dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Pembuktian melalui deduksi adalah sebuah jalan pemikiran yang menggunakan argumen-argumen deduktif untuk beralih dari premis-premis yang ada, yang dianggap benar, kepada kesimpulan-kesimpulan, yang mestinya benar apabila premis-premisnya benar.
Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah 1. Semua manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)
2. Sokrates adalah manusia. (premis minor) 3. Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)
Untuk membuat sebuah contoh penalaran deduktif dan induktif ada tahap yang membedakannya: Penalaran Deduktif
1. Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
2. Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis. Penalaran Induktif
1. Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
2. Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis. Berikut Contoh Penalaran Deduktif (umum ke khusus)
Premis 1 : Setiap mahasiswa punya sebuah kartu tanda mahasiswa Premis 2 : Semua anak kelas multimedia FIK adalah mahasiswa
Konklusi : Setiap anak kelas multimedia FIK punya sebuah kartu tanda mahasiswa. Berikut Contoh Penalaran Induktif (khusus ke umum)
Premis 1 : 3 Manusia Harimau wkwkw(Harimau Benggala) bernapas menggunakan paru-paru Premis 2 : Harimau Jawa bernapas menggunakan paru-paru
Premis 3 : Harimau Putih bernapas menggunakan paru-paru Premis 4 : Harimau Sumatra bernapas menggunakan paru-paru Konklusi : Setiap Harimau bernapas menggunakan paru-paru
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulan bahwa silogisme itu adalah sebuah cara yang dilakukan didalam penyusunan kalimat untuk mencapai arti tertentu, dan jika diubah susunan kalimatnya akan memiliki arti yang berbeda. Sementara penalaran adalah cara pandang manusia dengan cara menyamakan dengan kondisi umum yang terjadi.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan dan paparkan dalam makalah tugas akhir logika ini. Semoga mendapatkan kesimpulan dan inti-inti dari pembahasan yang ada dalam makalah ini, seperti: dasar-dasar logika, pengertian silogisme, pengertian penalaran, dan yang terakhir contoh silogisme & penalaran. Semoga tugas ini dapat diterima oleh dosen kami, Lingga Agung S.Ikom.,M.Sn dan mendapat nilai yang memuaskan, Amin.
Poespoprodjo, L.Ph.,S.S. Dr.W. Gilarso Drs. T, LOGIKA ILMU MENALAR, REMAJA KARYA CV, Bandung, 1989. Fios Frederikus, Pengantar Filsafat ILMU DAN LOGIKA, Salemba humanika, Jakarta, 2012.
Lanur Alex OMF, LOGIKA SELAYANG PANDANG, KANISIUS, Jakarta, 1994 Achmadi Asmoro, FILSAFAT UMUM, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011.
Banasuru Aripin, M.Pd. Dr., FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU Dari Kakikat ke Tanggung Jawab, ALFABETA, Bandung, 2013. Poedjawijatna Prof. I.R., LOGIKA FILSAFAT BERFIKIR, RINEKA CIPTA, Jakarta, 2004
Salam Burhanuddin Drs., PENGANTAR FILSAFAT, BUMI AKSARA, Jakarta, 2012.