• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA TERAPAN STIA LAN JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA TERAPAN STIA LAN JAKARTA"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR

PROGRAM SARJANA TERAPAN

STIA LAN JAKARTA

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

(2)

PERATURAN KETUA STIA LAN JAKARTA NOMOR: 111/STIA/HKS,02,1/2017

TENTANG

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA TERAPAN STIA LAN JAKARTA

KETUA STIA LAN JAKARTA,

Menimbang : a. bahwa tugas akhir merupakan salah satu mata kuliah wajib lulus bagi mahasiswa pada semua Program Studi Sarjana Terapan di STIA LAN Jakarta;

b. bahwa tugas akhir dilakukan mahasiswa dalam bentuk karya ilmiah hasil penelitian maupun kajian ilmiah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian studi yang disusun secara mandiri di bawah bimbingan dosen pembimbing serta ditetapkan oleh Puket I Bidang Akademik;

c. bahwa agar pelaksanaan penyusunan tugas akhir Program Sarjana Terapan dapat berjalan dengan efektif, diperlukan pedoman penyusunan tugas akhir bagi mahasiswa, dosen pembimbing, penguji, program studi, dan pihak-pihak yang terkait;

d. bahwa Pedoman Penulisan Skripsi STIA LAN Jakarta tahun 2001 perlu diadakan penyesuaian dengan perkembangan dan kebutuhan akademik STIA LAN Jakarta saat ini;

(3)

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 5336);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670;

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 16 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 5500);

6. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 Tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 127);

7. Keputusan Presiden RI Nomor 100 Tahun 1999 Tentang Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

(4)

10.Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 422/KPT/I/2016 Tentang Pembukaan Program Studi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara Jakarta di Jakarta yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara;

11.Keputusan Kepala LAN Nomor 535/V/4/6/1999 Tentang Organisasi dan Tata Kerja STIA LAN Jakarta, Bandung, dan Ujung Pandang;

12.Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara Jakarta Nomor 199 tahun 2011 Tentang Statuta Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara Jakarta.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KETUA STIA LAN JAKARTA NOMOR ...2017

TENTANG PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA TERAPAN STIA LAN JAKARTA

Pasal 1

Pedoman Penulisan Tugas Akhir Program Sarjana Terapan yang selanjutnya disebut Pedoman sebagimana termuat dalam Lampiran Peraturan ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 2

(5)

Pasal 3

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan perbaikan sepenuhnya apabila terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada Tanggal : ... 2017 Ketua STIA LAN Jakarta

(6)

LAMPIRAN:

PERATURAN KETUA STIA LAN JAKARTA NOMOR: ...

TENTANG

(7)

i

BAB II SYARAT DAN PROSEDUR PENULISAN TUGAS AKHIR ... 3

A. Tujuan Penulisan Tugas Akhir ... 3

B. Persyaratan... 3

C. Prosedur Pengajuan Judul ... 4

D. Pembimbingan ... 4

E. Seminar Rancangan Tugas Akhir ... 5

F. Struktur Rancangan Tugas Akhir ... 6

G. Penelitian (Khusus untuk Tugas Akhir berbentuk Skripsi) ... 7

H. Ujian Tugas Akhir ... 8

BAB III KERANGKA PENULISAN TUGAS AKHIR... 11

A. Kerangka Penulisan Skripsi ... 11

B. Penjelasan ... 13

C. Tata Penyusunan dan Pengkodean ... 36

D. Teknik Penyajian Data... 39

E. Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan ... 40

F. Penulisan Daftar Pustaka ... 43

G. Petunjuk Mengenai Pengetikan ... 50

BAB V PENILAIAN ... 53

A. Ujian Skripsi ... 53

B. Penilaian Makalah Kebijakan (Policy Paper) ... 56

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Penulisan tugas akhir merupakan rangkaian akhir dari suatu proses studi pada program sarjana terapan. Sebagai suatu karya ilmiah, tentunya penulisan ini haruslah mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dan standar penulisan yang baku.

STIA LAN Jakarta sebagai penyelenggara program sarjana terapan merasa perlu untuk menyusun suatu pedoman baku sebagai acuan mahasiswa dalam proses penulisan tugas akhir.

Materi pedoman penulisan tugas akhir ini didesain dan disajikan secara sederhana dan komprehensif dengan maksud untuk mempermudah mahasiswa Program Sarjana Terapan STIA LAN Jakarta dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir. Dengan adanya buku pedoman ini, mahasiswa dapat memperoleh gambaran dan informasi mengenai kerangka penulisan tugas akhir, sehingga dapat memperlancar dalam penyelesaiannya.

Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat lebih mudah memahami kerangka penulisan tugas akhir sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik.

Jakarta, ……… 2017 Ketua STIA LAN

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kegunaan Buku Pedoman

Setiap perguruan tinggi mempunyai ketentuan baku mengenai persyaratan untuk menyelesaikan studi mahasiswanya. Salah satu persyaratan akademik yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk mencapai gelar kesarjanaan pada Program Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN) Jakarta adalah membuat tugas akademik yang disebut tugas akhir. Tugas akhir juga merupakan sebuah bukti yang menunjukkan kemampuan akademik mahasiswa yang bersangkutan dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah pendidikan sesuai dengan bidang studinya. Mengingat bahwa tugas akhir adalah berupa karya tulis ilmiah, maka sebagaimana lazimnya suatu karya tulis ilmiah, tugas akhir harus disusun dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang sistematik yang sesuai dengan acuan dan kebenaran yang berlaku dalam dunia keilmuan, oleh karena itu tugas akhir harus disusun dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Isi kajian tugas akhir berisikan dalam lingkup pengetahuan keilmuan;

2. Langkah pengerjaan tugas akhir harus menggunakan metode keilmuan atau metode penelitian;

3. Tata cara penulisan tugas akhir dilakukan dengan memperhatikan pedoman penulisan imiah yang berlaku secara internasional.

(10)

2

B. Jenis Tugas Akhir

Tugas akhir adalah tugas akademik akhir yang harus ditulis oleh mahasiswa untuk mencapai gelar Sarjana Terapan. Tugas akhir ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan dan atau kajian bahan bacaan dengan menggunakan metodologi penelitian yang tepat dan terarah kepada pemecahan masalah (problem solving).

Ruang lingkup materi tugas akhir adalah di bidang administrasi terapan yang dikembangkan dalam Program Studi yang ada di STIA LAN Jakarta. Jenis tugas akhir dapat berupa:

1. Skripsi

Penulisan skripsi di STIA LAN Jakarta berbobot 6 Satuan Kredit Semester (SKS) yang ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, minimal 70 halaman tidak termasuk lampiran. Jumlah 6 SKS atau yang setara dengan kegiatan akademik setiap minggu sebesar 24 – 30 jam SKS selama satu semester atau juga setara dengan kegiatan akademik sebesar 600 – 750 jam.

2. Makalah kebijakan (policy paper) di bidang administrasi terapan. Penulisan makalah kebijakan (policy paper) di STIA LAN Jakarta berbobot 6 Satuan Kredit Semester (SKS) yang ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak ada batasan halaman. Jumlah 6 SKS atau yang setara dengan kegiatan akademik setiap minggu sebesar 24 – 30 jam SKS selama satu semester atau juga setara dengan kegiatan akademik sebesar 600 – 750 jam. Untuk dapat diakui sebagai tugas akhir, mahasiswa harus menunjukkan tanda bukti bahwa makalah kebijakan (policy paper) yang disusunnya telah terpublikasi sekurang-kurangnya di jurnal nasional.

(11)

3

BAB II

SYARAT DAN PROSEDUR PENULISAN TUGAS AKHIR

A.Tujuan Penulisan Tugas Akhir

Tujuan penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sarana aktualisasi keilmuan dan kemampuan analisis mahasiswa terkait dengan mata kuliah program studi yang telah dipelajari selama menempuh pendidikan program sarjana terapan di STIA LAN Jakarta;

2. Agar mahasiswa mampu menerapkan kemampuan bernalar keilmuan dalam merumuskan permasalahan dan mencari pemecahan masalah (problem solving) serta mampu mengkomunikasikan baik secara tertulis dalam bentuk laporan skripsi atau makalah kebijakan (policy paper) maupun secara lisan khusus pada ujian skripsi;

3. Agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengolah data dan memecahkan masalah;

4. Agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan keilmuan yang dimilikinya dengan menggunakan metode ilmiah.

B.Persyaratan

Seorang mahasiswa dapat memulai mengajukan penulisan tugas akhir (pengajuan judul) setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Terdaftar pada tahun akademik yang bersangkutan;

2. Telah melunasi SPP sampai dengan semester berjalan; 3. Tugas akhir telah terdaftar di KRS;

4. Telah memiliki minimal 130 SKS;

5. Telah lulus mata kuliah Statistik, dan Metodologi Penelitian dengan nilai minimal C+;

6. Nilai mata kuliah Kelompok Mata Kuliah Umum (MKU) minimal C+; 7. Tidak ada dua nilai C- dalam satu kelompok mata kuliah;

(12)

4

9. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) saat mengajukan penulisan tugas akhir minimal 2.00.

C. Prosedur Pengajuan Judul

Pengajuan judul tugas akhir ditempuh melalui prosedur sebagai berikut: 1. Mahasiswa meminta transkrip nilai kepada Bagian Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) untuk pengecekan perolehan jumlah SKS yang telah ditempuhnya. Jika jumlah SKS yang ditempuhnya telah mencapai 130 SKS dan memenuhi persyaratan akademik sebagaimana yang tercantum pada poin B di atas, mahasiswa akan diberikan formulir pengajuan judul tugas akhir yang ditandatangani oleh petugas BAAK;

2. Mahasiswa menyampaikan formulir pengajuan judul tugas akhir (judul sementara) kepada Ketua Program Studi dengan melampirkan transkrip nilai, KRS dan uraian singkat tentang fokus penelitian maksimal dua halaman yang diketik rapi dua spasi. Ketua Program Studi selanjutnya melakukan penilaian kelayakan terhadap usulan judul yang masuk dan memberikan persetujuan terhadap judul yang diajukan mahasiswa dan menyampaikan lembar persetujuan judul tersebut kepada BAAK untuk proses administrasi selanjutnya. Formulir pengajuan dan persetujuan judul dapat dilihat pada Lampiran 1. Format uraian singkat tentang fokus penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2;

3. Mahasiswa mendapat penunjukan pembimbing tugas akhir dalam bentuk surat penugasan pembimbing dari Ketua STIA LAN Jakarta; 4. Setelah mendapatkan pembimbing, oleh BAAK mahasiswa akan

diberikan buku konsultasi pembimbingan tugas akhir sebagai dokumentasi kegiatan pembimbingan.

D.Pembimbingan

Pembimbingan tugas akhir dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: 1. Mahasiswa wajib menghubungi pembimbing tugas akhir dengan

(13)

5

2. Mahasiswa membuat rancangan tugas akhir sesuai dengan metodologi yang digunakan di bawah bimbingan pembimbing tugas akhir;

3. Konsultasi mahasiswa kepada pembimbing tugas akhir dilakukan secara teratur. Kegiatan konsultasi dicatat dalam buku konsultasi pembimbingan tugas akhir. Konsultasi tugas akhir sekurang-kurangnya dilakukan lima kali selama mahasiswa dalam proses pembuatan tugas akhir;

4. Penggantian pembimbing dimungkinkan jika: a. Pembimbing berhalangan tetap, atau

b. Penggantian pembimbing bisa dilakukan jika telah melakukan pembimbingan minimum 3x pertemuan (bukti pembimbingan) dalam satu semester namun belum terlaksana seminar rancangan tugas akhir;

c. Mengajukan permohonan penggantian pembimbing kepada Ketua STIA LAN Jakarta cq. Puket I dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;

d. Mengisi formulir penggantian pembimbing;

e. Berdasarkan permohonan tersebut Ketua STIA LAN Jakarta cq. Puket I dapat mempertimbangkan untuk menetapkan pembimbing yang baru.

E. Seminar Rancangan Tugas Akhir

Prosedur pelaksanaan seminar rancangan tugas akhir adalah sebagai berikut:

1. Seminar rancangan tugas akhir merupakan syarat untuk melakukan penelitian;

2. Sesudah rancangan tugas akhir selesai dan disetujui oleh pembimbing tugas akhir, mahasiswa dapat melaksanakan penelitian. Format Persetujuan Seminar dan Pelaksanaan Penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4;

(14)

6

4. Mahasiswa wajib menghadiri seminar rancangan tugas akhir sebanyak delapan kali, dengan rincian satu kali sebagai penyaji, tiga kali sebagai peserta biasa, dan empat kali sebagai pembahas;

5. Mahasiswa hanya dapat mengikuti seminar rancangan tugas akhir mahasiswa lain setelah mendapat persetujuan judul dan penunjukkan pembimbing dari Ketua STIA LAN Jakarta;

6. Mahasiswa yang mendapatkan kesempatan sebagai penyaji wajib memaparkan rancangan tugas akhir;

7. Seminar rancangan tugas akhir akan dipandu oleh pembimbing tugas akhir mahasiswa yang bersangkutan;

8. Atas dasar masukan hasil seminar rancangan tugas akhir, mahasiswa dibawah bimbingan pembimbing tugas akhir memperbaiki rancangan tugas akhirnya.

F. Struktur Rancangan Tugas Akhir

Struktur rancangan tugas akhir adalah sebagai berikut:

1. Rancangan tugas akhir yang menggunakan metodologi penelitian kuantitatifberisi komponen-komponen sebagai berikut:

BAB I PERMASALAHAN PENELITIAN

A. Latar Belakang Permasalahan B. Pokok Permasalahan

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Manfaat Penelitian

BAB II KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Teori

B. Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling C. Teknik Pengumpulan Data

D. Instrumen Penelitian

(15)

7

LAMPIRAN

MATRIKS PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA

2. Rancangan tugas akhir yang menggunakan metodologi penelitian kualitatifberisi komponen-komponen sebagai berikut:

BAB I PERMASALAHAN PENELITIAN

A. Latar Belakang Penelitian B. Fokus Permasalahan

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II KERANGKA TEORI

C. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data D. Rencana Pengujian Keabsahan Data

LAMPIRAN

MATRIKS PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA

G.Penelitian (Khusus untuk Tugas Akhir berbentuk Skripsi)

Penelitian dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Bila rancangan tugas akhir sudah diperbaiki dan disetujui oleh pembimbing tugas akhir, mahasiswa meminta surat pengantar penelitian ke BAAK;

2. Surat pengantar penelitian disampaikan kepada instansi yang akan dituju sebagai tempat atau obyek penelitian. Jawaban dari instansi yang diteliti tersebut wajib dilampirkan dalam tugas akhir;

(16)

8

4. Dalam proses pembimbingan pasca penelitian, mahasiswa wajib menunjukkan data mentah, seperti data hasil wawancara, hasil pengisian kuesioner, hasil pengamatan, hasil telaah dokumen (data sekunder), dan atau tabulasi data mentah penelitian kepada pembimbing tugas akhir;

5. Penulisan tugas akhir diharapkan selesai dalam waktu tiga bulan setelah pelaksanaan seminar rancangan tugas akhir dan maksimal sampai batas akhir masa studi.

H.Ujian Tugas Akhir

1. Ujian Skripsi

Ujian skripsi dilaksanakan dalam bentuk ujian lisan. Naskah skripsi yang telah siap diujikan diproses melalui prosedur sebagai berikut: a. Naskah skripsi didaftarkan kepada BAAK untuk mendapatkan

penjadwalan;

b. Penjadwalan hanya akan dilakukan jika mahasiswa telah memenuhi semua persyaratan administratif sebagaimana yang disebutkan dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perkuliahan Sarjana Terapan STIA LAN Jakarta;

c. Mahasiswa menyerahkan naskah skripsi sebanyak 4 (empat) buah kepada BAAK;

d. Tim penguji skripsi ditetapkan oleh Puket I atas usulan Ketua Program Studi yang terdiri dari tiga orang dengan komposisi 1 (satu) orang ketua penguji, 1 (satu) orang sekretaris penguji dan 1 (satu) orang anggota penguji yang merupakan pembimbing skripsi mahasiswa yang bersangkutan;

e. Naskah skripsi yang telah diuji diperbaiki sesuai masukan dari tim penguji skripsi, maksimal waktu perbaikan adalah dua bulan sejak tanggal ujian skripsi. Di luar alasan medis atau force majeure, jika dalam waktu dua bulan mahasiswa tidak dapat menyelesaikan perbaikan, maka ujian skripsi yang telah ditempuh dinyatakan batal dan mahasiswa tersebut wajib mengikuti ujian skripsi ulang;

(17)

9

perbaikan sesuai masukan dari tim penguji skripsi dalam waktu dua bulan sejak tanggal ujian ulang, maka mahasiswa tersebut dinyatakan gagal (drop out) dari Program Sarjana Terapan STIA LAN Jakarta dan akan diberikan surat keterangan pernah menempuh pendidikan di STIA LAN Jakarta;

g. Naskah skripsi yang telah diperbaiki selanjutnya dijilid setelah mendapat persetujuan dari tim penguji skripsi;

h. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus wajib menyerahkan skripsi yang asli (tanda tangan tim penguji skripsi asli dan cap STIA LAN Jakarta basah) sebanyak 1 (satu) buah hardcopy skripsi dan 1 (satu) buah softcopy skripsi dalam format pdf (office word based bukan image based) ke perpustakaan STIA LAN Jakarta.

2. Makalah Kebijakan (Policy Paper)

a. Bagi mahasiswa yang memilih makalah kebijakan (policy paper) sebagai tugas akhirnya, tidak ada ujian lisan;

b. Makalah kebijakan (policy paper) hanya dapat diakui sebagai tugas akhir jika telah terpublikasi sekurang-kurangnya di jurnal nasional yang dibuktikan dengan tanda bukti publikasi dari pihak pengelola jurnal;

c. Proses submit makalah kebijakan (policy paper) agar bisa terpublikasi sekurang-kurangnya di jurnal nasional menjadi tanggung jawab sepenuhnya mahasiswa yang bersangkutan; d. Jika masa studi mahasiswa yang bersangkutan telah habis namun

makalah kebijakan (policy paper) yang disusunnya belum juga terpublikasi sekurang-kurangnya di jurnal nasional, maka mahasiswa tersebut dinyatakan gagal (drop out) dari Program Sarjana Terapan STIA LAN Jakarta dan akan diberikan surat keterangan pernah menempuh pendidikan di STIA LAN Jakarta. e. Makalah kebijakan (policy paper) yang telah terpublikasi

selanjutnya akan dinilai oleh tim penilai yang ditunjuk oleh Puket I;

(18)

10

g. Proses penjadwalan penilaian hanya akan dilakukan jika mahasiswa telah memenuhi semua persyaratan administratif sebagaimana yang disebutkan dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perkuliahan Sarjana Terapan STIA LAN Jakarta; h. Tim penilai makalah kebijakan (policy paper) terdiri dari tiga

(19)

11

BAB III

KERANGKA PENULISAN TUGAS AKHIR

A. Kerangka Penulisan Skripsi

STIA-LAN Jakarta telah menetapkan standar kerangka penulisan bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Dari sisi penggunaan metodologi, STIA LAN Jakarta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggunakan metodologi penelitian kuantitatif atau metodologi penelitian kualitatif.

Kerangka penulisan tugas akhir berbentuk skripsi yang menggunakan

metodologi penelitian kuantitatif dan metodologi penelitian kualitatif terdiri atas :

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Metodologi Penelitian Kualitatif

A. BAGIAN AWAL, mencakup:

LEMBAR JUDUL

A. BAGIAN AWAL, mencakup:

LEMBAR JUDUL

B. BAGIAN ISI, mencakup:

BAB I PERMASALAHAN

B. BAGIAN ISI, mencakup:

(20)

12

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB V KESIMPULAN DAN

C. BAGIAN AKHIR, mencakup:

(21)

13

B.Penjelasan

1. BAGIAN AWAL

a. Lembar Judul

Lembar judul terdiri dari kulit muka luar dan kulit muka dalam. Kulit muka luar berisikan judul skripsi, nama dan nomor pokok mahasiswa, logo STIA LAN dan pernyataan mengenai tujuan penulisan skripsi, serta nama kampus dan tahun penulisan. Kulit muka luar skripsi dibuat dari karton tebal dilapisi linen warna biru tua dan disampul plastik bening. Semua huruf dan logo pada kulit muka luar dicetak dengan tinta warna kuning emas. Kulit muka dalam dibuat dari kertas HVS 80 gram berwana putih dan semua huruf serta angka yang ada pada kulit dalam dicetak dengan tinta warna hitam. Contoh lembar judul dapat dilihat pada Lampiran 5.

b. Lembar Persetujuan

Lembar persetujuan memuat tandatangan pembimbing skripsi sebagai bukti bahwa penulisan skripsi mahasiswa yang bersangkutan telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi. Lembar persetujuan ini bertuliskan kalimat: “Diterima dan Disetujui untuk Dipertahankan”. Ruang tandatangan pembimbing skripsi berserta namanya ditulis lengkap berikut gelar kesarjanaannya. Contoh lembar persetujuan dapat dilihat pada Lampiran 6.

c. Lembar Pengesahan

(22)

14

Diperiksa dan Disahkan oleh Tim Penguji Skripsi Sarjana Terapan, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Lembaga

Administrasi Negara di ……… (tulis

tempat kampusnya), pada tanggal ……….

(tulis tanggal, bulan dan tahunyudisiumnya).

Selanjutnya di sebelah tepi kanan bawah dari kalimat tersebut terdapat ruang tandatangan Ketua, Sekretaris, Anggota beserta nama mereka dengan gelar kesarjanaannya secara lengkap. Contoh lembar pengesahan dapat dilihat pada Lampiran 7.

d. Lembar Pernyataan (Pakta Integritas)

Lembar pernyataan menjelaskan bahwa penulis memberikan pernyataan bahwa hasil karya tulisnya merupakan asli karya sendiri dan bukan plagiat atau penjiplakan, dan bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di SIA LAN Jakarta. Contoh lembar pernyataan dapat dilihat pada lampiran 8.

e. Kata Pengantar

Kata Pengantar merupakan ungkapan pribadi penulis yang berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dianggap telah membantu dalam proses penulisan skripsi. Bagian akhir dari Kata Pengantar adalah ruang untuk mencantumkan tempat, tanggal ditulisnya skripsi, singkatan nama (inisial) di bagian bawah sebelah kanan. Kata Pengantar hendaknya singkat, jelas, dan tidak lebih dari dua halaman.

f. Abstrak

(23)

15

Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Contoh abstrak dapat dilihat pada lampiran 9.

g. Daftar Isi

Daftar isi merupakan petunjuk tentang urutan dari bagian-bagian skripsi yang memberikan gambaran menyeluruh tentang isi dan sistematika skripsi. Format sistematika daftar isi adalah:

KATA PENGANTAR ABSTRAK

ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

JUDUL-JUDUL BAB DENGAN RINCIANNYA (SUBBAB) DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

h. Daftar Tabel

Semua tabel yang terdapat di dalam uraian dan tidak merupakan lampiran, dibuatkan daftar yang memuat nomor urut, judul tabel, dan nomor halaman tempat tabel tercantum. Daftar tabel dibuat apabila jumlah tabelnya lebih dari empat. Contoh daftar tabel dapat dilihat di bawah ini:

DAFTAR TABEL 10 cm

Judul Tabel Halaman 1. Perkembangan Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan 15

2. Perkembangan Jumlah Pegawai Berdasar Tingkat Eselon 18 3. Perkembangan Jumlah Pegawai yang Pensiun Tahun 1990-1996 23 4. Perkembangan Jumlah Formasi Pegawai Negeri Sipil 27 5. Perkembangan Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Propinsi

(24)

16

i. Daftar Gambar

Semua gambar yang terdapat di dalam uraian dan tidak merupakan lampiran, dibuatkan daftar yang memuat nomor urut, judul gambar, dan nomor halaman tempat gambar tercantum. Daftar gambar dibuat apabila jumlah gambarnya lebih dari empat. Contoh daftar gambar dapat dilihat di bawah ini:

DAFTAR GAMBAR

10 cm

Judul Gambar Halaman 1. Paradigma/Model Penelitian 8

2. Model Implementasi Kebijakan Menurut George C. Edwards III 17 3. Geometrik Hubungan anatara Variabel Penelitian 43 4. Struktur Organisasi Biro Administrasi Setjen MPR RI 75 5. Diagram Alur Pembuatan Surat Keputusan 80

2. BAGIAN ISI

BAB I PEMASALAHAN PENELITIAN

Berisi penjelasan tentang Latar Belakang Masalah, Pokok Permasalahan, serta Tujuan dan Manfaat Penelitian.

A. Latar Belakang Permasalahan

Latar belakang masalah berisi uraian mengenai keadaan berbagai gejala yang memperlihatkan adanya suatu masalah yang penting dan menarik untuk diteliti. Gejala tersebut dapat berbentuk kecenderungan, atau tanda-tanda yang menunjukkan adanya penyimpangan, ketidaksesuaian, atau kesenjangan dalam praktek administrasi. Gejala tersebut dapat disajikan dan dijelaskan dengan dukungan data dalam bentuk tabel, diagram, peta, atau dalam bentuk lainnya.

B. Pokok Permasalahan atau Fokus Permasalahan

(25)

17

yang dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan Permasalahan ini masih bersifat umum.

Contoh:

Adakah Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kinerja Pegawai pada STIA LAN Jakarta?

Contoh:

Bagaimanakah Persepsi Mahasiswa tentang Kualitas Pelayanan pada Bagian Akademik STIA LAN Jakarta?

Contoh:

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan program desentralisasi di Pemerintah Kota Tegal ?

Sedangkan untuk yang menggunakan metodologi penelitian kualitatif dari Latar Belakang Permasalahan disusunlah Fokus

Permasalahan (bedakan dengan Pokok Permasalahan yang biasa

digunakan dalam Metedologi Penelitian Kuantitatif). Fokus permasalahan merupakan deskripsi singkat tentang apa yang akan diteliti mahasiswa dalam penelitiannya. Fokus permasalahan dapat diutarakan baik dalam kalimat tanya ataupun dalam bentuk pernyataan yang bersifat umum dan besar. Contoh fokus permasalahan yang berbentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan pegawai terhadap kualitas pemimpin di Kantor Perhutani ?

2. Apakah visi dan misi PT. Garuda sejalan dengan budaya organisasi ?

3. Bagaimana hubungan Patron-Klien dalam mekanisme kepemimpinan organisasi Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ?

4. Bagaimanakah pola rekruitmen pegawai di Kantor BKN?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian merupakan jawaban terhadap pertanyaan

(26)

18

digunakan. Tujuan Penelitian berkaitan erat dengan Pokok Permasalahan atau Fokus Penelitian. Berikut ini beberapa contoh Tujuan Penelitian (bandingkan dengan contoh Pokok Permasalahan di atas).

Contoh:

 untuk menjelaskan pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai pada STIA LAN Jakarta

 untuk menggambarkan persepsi mahasiswa tentang kualitas pelayanan pada bagian akademik STIA LAN Jakarta

 untuk menjelaskan mekanisme kepemimpinan di Lembaga Administrasi Negara.

 untuk melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi program desentralisasi di Pemerintah Kota Tegal.

 untuk memahami secara mendalam kualitas pimpinan di Kantor Perhutani.

 untuk menggambarkan kesesuaian visi dan misi PT. Garuda dengan budaya organisasi

 untuk menggambarkan hubungan Patron-Klien dalam mekanisme kepemimpinan organisasi Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

 untuk menggambarkan pola rekruitmen pegawai di Kantor BKN

D. Manfaat Penelitian

(27)

19 Contoh:

 Manfaat terhadap kepentingan dunia akademik:

Dengan mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai pada STIA LAN Jakarta diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang teori Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia.

 Manfaat terhadap dunia praktis:

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan saran-saran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di STIA LAN Jakarta.

BAB II KERANGKA TEORI

Judul Bab II tidak harus “Kerangka Teori” tetapi dapat disesuaikan dengan materi yang dibahas misalkan dapat diberi judul “Konsep dan Implementasi Pengembangan Sumber Daya Manusia”.

A. Tinjauan Teori

Tinjauan Teori adalah analisis deskriptif terhadap berbagai teori dan konsep-konsep yang berhubungan langsung (direct relevance) dengan pokok/fokus permasalahan. Teori dan konsep yang dianalisis termasuk teori dan konsep yang mendukung (protagonist) dan yang menyangkal (antagonist) dugaan-dugaan

(“hipotesis”) yang mungkin ada dalam pikiran penulis.

B. Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya atau Konsep

Kunci

Definisi Operasional Variabel dan Indikator-indikator Variabel

hanya terdapat pada penelitian yang menggunakan

metodologi penelitian kuantitatif. Definisi Operasional

(28)

20

menetapkan indikator, instrument dan data yang akan dikumpulkan.

Contoh:

Yang dimaksud dengan Diklat Teknis dalam penelitian ini adalah cara-cara untuk meningkatkan kualitas pengtahuan, keterampilan, serta sikap Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural yang telah memiliki masa kerja lebih dari sepuluh tahun melalui penyelenggaraan program Diklat Teknis. Variabel ini diukur dengan indikator:

a) ……….

b) ………. c) ……….

Konsep Kunci, digunakan untuk penelitian kualitatif, Menjelaskan pengertian konsep-konsep kunci secara operasional dalam konteks penelitian yang dilakukan.

Contoh:

Yang dimaksud dengan program desentralisasi dalam penelitian ini adalah rencana operasional kegiatan dari urusan-urusan yang sudah menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kota Tegal.

C. Kerangka Berpikir atau Model Berpikir

Pada bagian ini, mahasiswa yang menggunakan metodologi penelitian kuantitatif menyusun Kerangka Berpikir yang merupakan ringkasan Tinjauan Teori mengandung variabel yang diteliti, termasuk keterkaitan antara variabel yang dapat disajikan dalam bentuk diagram atau dalam bentuk lainnya (model penelitian).

(29)

21

Model berpikir juga semacam “hipotesis” yang diajukan oleh

penulis. Karena itu, model berpikir mungkin akan berbeda dengan realitas empiris yang ditemukan penulis melalui penelitiannya. Jelasnya, modal berpikir mungkin akan berbeda dengan kesimpulan penelitian (bab V).

D. Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian

Untuk penelitian kuantitatif, mahasiswa merumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan pokok permasalahan penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta. Pokok Permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan umum di Bab I, berdasarkan kajian pada tinjauan teori dijabarkan/dikembangkan menjadi hipotesis penelitian.

Contoh:

1) Pokok Permasalahan

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan program desentralisasi di Pemerintah Kota Tegal?

2) Hipotesis Penelitian:

a) Sumber daya manusia daerah berpengaruh terhadap

pelaksanaan program-program desentralisasi di

Pemerintah Kota Tegal

b)Kecukupan sumber keuangan daerah berpengaruh terhadap

pelaksanaan program-program desentralisasi di

Pemerintah Kota Tegal

c) Dukungan politik Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Propinsi Jawa Tengah berpengaruh terhadap pelaksanaan program-program desentralisasi di Pemerintah Kota Tegal

(30)

22

understanding, verstehen,meaning oriented) tentang hal-hal yang diteliti.

Karena itu untuk yang menggunakan pendekatan metodologi penelitian kualitatif pertanyaan-pertanyaan ini bersifat terbuka (open questions), bukan pertanyaan-pertanyaan terstruktur, ketat, dengan variable-variabel yang jelas seperti dalam penulisan kuantitatif.

Contoh pertanyaan penelitian yang diturunkan dari pokok permasalahan adalah sebagai berikut:

Contoh:

1) Fokus Permasalahan (yang menggunakan metodologi penelitian kualitatif)

Pola hubungan Patron-Klien dalam Mekanisme Kepemimpinan Organisasi Kantor Pemda DKI Jakarta.

2) Pertanyaan Penelitian

a) Bagaimanakah struktur organisasi yang formal dalam

organisasi Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?

b) Bagaimanakah struktur sosial yang berlaku dalam struktur

organisasi kantor?

c) Mengapa pola hubungan Patron-Klien dapat terwujud

dalam struktur sosial tersebut.

d) Mengapa seorang pemimpin dapat berperan sebagai patron

dalam struktur sosial tersebut?

e) Mengapa perangkat aturan formal tidak berfungsi secara efektif dalam konteks pola hubungan Patron-Klien ini?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(31)

23

1. Pendekatan Kuantitatif

Pada Bab III ini, bagi yang menggunakan metodologi penelitian kuantitatif kerangka penulisannya meliputi Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Pengolahan serta Analisis Data.

A. Metode Penelitian

Pada dasarnya dikenal banyak metode penelitian antara lain: eksperimental, survai, studi kasus, historis, dan evaluasi. Penelitian dalam bidang administrasi metode yang seringkali digunakan adalah survai, studi kasus, historis, dan evaluasi. Metode survai digunakan apabila mahasiswa ingin memahami tentang sesuatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat/organisasi dengan harapan penemuan tersebut hanya digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dalam masyarakat/organisasi tersebut.

Metode studi kasus dipergunakan apabila mahasiswa ingin mengamati tentang suatu hal secara mendalam pada kelompok masyarakat/organisasi tertentu tanpa berniat membuat generalisasi temuan penelitiannya di luar konteks penelitiannya sendiri.

Medote historis digunakan jika mahasiswa ingin meneliti proses perkembangan sesuatu obyek, sehingga dari penelitian tersebut dapat disimpulkan mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi seperti yang kini terjadi. Dengan pemahaman yang bias terhadap obyek yang diteliti, mahasiswa diharapkan menemukan pola umum yang dapat digunakan sebagai pijakan untuk memecahkan masalah di masa depan.

(32)

24

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling (hanya untuk yang menggunakan Pendekatan Metodologi Penelitian Kuantitatif)

Populasi adalah keseluruhan elemen yang hendak dijelaskan

oleh mahasiswa yang melaksanakan penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan elemen di sini dapat berupa manusia, desa, sistem, dan sebagainya. Sampel adalah wakil dari populasi.

Keputusan untuk mengambil sampel itu sah apabila temuan dalam sampel tersebut akan dipakai untuk menjelaskan populasi. Dengan demikian, tidak semua penelitian memerlukan sampel (seperti dalam studi kasus). Di samping itu tidak semua sampel digunakan untuk menjelaskan populasi, sehingga penggunaan populasi dalam penelitian tertentu mungkin tidak sesuai.

Jika mahasiswa akan menggunakan populasi dan sampel dalam penelitiannya, maka mahasiswa harus menjelaskan populasi beserta besarannya dan cara menentukan ukuran sampel (sample size).

Teknik Sampling, yaitu teknik yang digunakan dalam

menentukan anggota sampel. Teknik sampling sangat tergantung pada karakteristik populasi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data ada dua hal penting yang harus diperhatikan mahasiswa, yaitu metode dan instrumen penelitian. Metode adalah cara mengumpulkan data. Sedangkan yang dimaksud dengan instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data.

Ada berbagai macam metode pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, telaah dokumen, dan penyebaran angket. Sedangkan macam-macam instrumennya antara lain panduan observasi, panduan wawancara, panduan telaah dokumen, kuesioner, dan tes.

(33)

25

harus disesuaikan dengan pokok permasalahan penelitiannya. Suatu penelitian mungkin hanya membutuhkan penyebaran angket sebagai metode pengumpulan datanya, di lain pihak, penelitian lain mungkin memerlukan juga wawancara, dan observasi sebagai metode pengumpulan datanya. Agar instrumen yang digunakan bermutu baik (memiliki validitas dan realibilitas yang tinggi) mahasiswa hendaknya menguji coba terlebih dahulu instrumennya sebelum digunakan.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pada bagian ini mahasiswa harus menjelaskan proses pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitiannya. Pengolahan dan analisis data tergantung pada jenis datanya apakah kualitatif atau kuantitatif. Untuk data kualitatif (misalnya hasil wawancara yang terekam di kaset), mahasiswa menjelaskan bahwa rekaman tersebut akan dituangkan (ditranskripkan) secara tertulis. Setelah proses transkrip selesai maka data tersebut dianalisis sesuai dengan prinsip-prinsip analisis data kualitatif.

Untuk data kuantitatif (misalkan dari hasil jawaban kuesioner), mahasiswa menjelaskan bahwa data mentah dari kuesioner itu ditabulasikan. Setelah ditabulasi, data tersebut dicek ulang untuk mengetahui kebenarannya. Selanjutnya mahasiswa merencanakan teknik analisis data yang akan digunakan.

(34)

26

lebih, dan jenis data yang akan dianalisisnya berskala interval.

2. Pendekatan Kualitatif

Pada Bab III ini, bagi yang menggunakan pendekatan kualitatif berisi penjelasan tentang Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, serta Prosedur Pengolahan Data.

A. Metode Penelitian

Penulis menyebutkan metode yang lazim dalam penelitian kualitatif (studi kasus, ethnography, phenomenology, grounded, dan narrative, yang ia pakai dalam penelitiannya, serta menjelaskan alasan mengapa metode ini digunakan. B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dapat berisi penjelasan tentang intrumen yang digunakan untuk pengumpulan data, seperti wawancara, metode observasi, metode kajian pustaka, dan lain-lain. Serta berisi penjelasan bagaimana instrumen itu digunakan. Pada bagian ini dijelaskan pula mengenai sumber-sumber data (buku, situs, key-informant, dan sebagainya) dan bagaimana terjadinya interaksi antara pengumpul data dan sumber data.

C. Prosedur Pengolahan Data

Berisi penjelasan tentang tahapan pengolahan data (dari data mentah langsung catatan lapangan sampai data rapi dan siap untuk ditafsirkan) berdasarkan prosedur atau pentahapan yang sistematis.

Tahapan kegiatan pengolahan data adalah sebagai berikut:

(35)

27

2. Klasifikasi berdasarkan satuan-satuan gejala yang diteliti;

3. Mengolah data berdasarkan keterkaitan antar komponen, satuan gejala dalam konteks fokus permasalahan;

4. Mendeskripsi secara keseluruhan dan sistemik keterkaitan antar satuan-satuan gejala tersebut.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab IV berisi laporan hasil penelitian yang merupakan jawaban empiris terhadap pertanyaan penelitian dan atau hipotesis. Oleh karena itu, isi Bab IV adalah penyajian dan analisis data hasil penelitian. Uraiannya diarahkan untuk pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian.

Secara teknis, format penyajian dalam Bab IV, pertama-tama disajikan hipotesis yang telah dirumuskan atau pernyataan terkait dengan pertanyaan penelitian, kemudian diikuti dengan analisis data yang sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian tersebut.

Contoh format penyajian hasil penelitian ke dalam subbab pada Bab IV sebagai berikut:

A. Pengaruh Kemampuan Sumber Daya Manusia Daerah

Terhadap Pelaksanaan Program-program Desentralisasi di

Pemerintah Kota Tegal. (subbab)

………

………...

...(uraian data hasil penelitian)

………

……….………..…(uraian

analisis yang dihubungkan dengan dasar teori)

B. Pengaruh Kecukupan Sumber Keuangan Daerah Terhadap

Pelaksanaan Program-program Desentralisasi di Pemerintah Kota Tegal. (subbab)

……….

………...

(36)

28

………

……….………...

(uraian analisis yang dihubungkan dengan dasar teori)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Kesimpulan dirumuskan atas dasar hasil pembahasan bab-bab sebelumnya yang mencerminkan jawaban atas hasil pengujian hipotesis atau pertanyaan penelitian yang dinyatakan di Bab II. Kesimpulan (conclusion) bukan merupakan ringkasan (summary).

b. Saran

Saran merupakan tidak lanjut dari kesimpulan, berupa anjuran atau rekomendasi, yang menyangkut aspek operasional, kebijaksanaan, atau pun konsepsi. Saran hendaknya bersifat konkrit, realistis, praktis, dan terarah kepada pemecahan masalah.

3. BAGIAN AKHIR

Bagian akhir tugas akhir berisi Daftar Pustaka, Lampiran, dan Riwayat Hidup Penulis.

a. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan tugas akhir. Pemilihan bahan pustaka harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir. Mahasiswa tidak boleh memasukan buku, artikel/jurnal dan dokumen-dokumen lainnya yang tidak dikutip dalam tugas akhirnya.

(37)

29

penulisannya disusun berdasarkan tata urutan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Urutan penulisan daftar pustaka adalah: a. Buku

b. Artikel/Jurnal

c. Dokumen-dokumen lainnya.

Jumlah minimal sumber bacaan/kepustakaan adalah 25 buah termasuk di dalamnya buku, artikel/jurnal dan dokumen-dokumen lainnya. Untuk menjaga dan menjamin kualitas penelitian dan penulsan tugas akhir, peneliti/studiwan diwajibkan untuk mencari dan mencantumkan minimal 5 (lima) artikel atau jurnal internasional sebagai salah satu bahan rujukan/referensi selain literatur-literatur lainnya.

b. Lampiran

Lampiran berisi segala bahan yang berkaitan dengan tugas akhir dan berfungsi melengkapi penjelasan/uraian. Di samping itu, dilampirkan pula instrumen penelitian seperti kuesioner, panduan wawancara, panduan observasi, panduan telaah dokumen, dan tes yang digunakan dalam pengumpulan data.

c. Riwayat Hidup

Riwayat hidup penulis antara lain mencakup: a. Nama penulis

b. Tempat dan tanggal lahir

c. Alamat rumah dan nomor telepon d. Status perkawinan

e. Nama instansi

f. Alamat instansi dan nomor telepon g. Jabatan

(38)

30

C. Makalah Kebijakan (Policy Paper)

1. Deskripsi

Makalah kebijakan (policy paper) merupakan dokumen tertulis hasil penelitian yang berfokus pada isu kebijakan spesifik/tertentu yang menyajikan rekomendasi yang jelas kepada pembuat kebijakan. Perbedaan dengan policy brief adalah makalah kebijakan (policy paper) lebih bersifat akademik dan sangat dibutuhkan oleh kalangan ilmiah yang sangat mementingkan soal logika dan argumen akademik.

2. Jumlah Kata

Jumlah maksimal kata yang ditulis dalam satu makalah kebijakan (policy paper) adalah 10.000 kata.

3. Struktur Penulisan

Struktur/pengorganisasian penulisan makalah kebijakan adalah sebagai berikut : terkait isu kebijakan tersebut. Bagian ini ditulis sejumlah 500-1250 kata.

c. Latar Belakang Kebijakan

Bagian ini merupakan deskripsi kebijakan, peraturan perundangan yang akan menjadi dasar legal formal dalam menyusun alternatif pemecahan masalah serta kebijakan apa yang bisa diusulkan. Latar belakang kebijakan ditulis dalam 1000-2000 kata.

d. Tinjauan Pustaka

(39)

31

e. Policy Statement/Pernyataan Kebijakan

Bagian ini terdiri dari :  Tujuan Kebijakan

 Tentang kebijakan itu sendiri  Yang memiliki kebijakan

 Alasan mengapa kebijakan ini akan mencapai sasaran f. Data/Temuan

Bagian ini memuat data terkait isu atau masalah kebijakan yang bersumber dari data sekunder. Bagian ini juga bisa memuat data primer jika diperlukan. Disajikan secara ringkas dalam bentuk tabel atau histogram dan narasi seperlunya.

g. Diskusi/Hasil Pembahasan

Dibagian ini dibahas tentang kekuatan dan kelemahan dari kebijakan serta alasan mengapa rekomendasi dari penulis bisa dikatakan berhasil.

h. Kesimpulan dan Rekomendasi

Merupakan kesimpulan dari isi makalah kebijakan, biasanya dibagian ini dijelaskan juga keterbatasan kebijakan yang diusulkan dan berisi langkah-langkah yang harus diambil setelah kebijakan tersebut diimplementasikan.

i. Bibliography

Berisi kutipan-kutipan yang digunakan dalam penyusunan makalah kebijakan.

j. Appendics

Lampiran-lampiran (jika memang ada)

k. Authors Biography

(40)

32

BAB IV

TEKNIK PENULISAN

A.Bahasa

1. Penggunaan Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia yang baik dan benar atau bahasa Indonesia baku, yang lazim dipergunakan dalam khazanah ilmiah.

2. Bentuk Kalimat

1. Kalimat-kalimat harus memiliki subjek dan predikat, agar lebih sempurna ditambah dengan objek maupun keterangan;

2. Kalimat-kalimat tidak menampilkan orang pertama dan orang kedua (seperti saya, aku, kami, kita, engkau, kamu, dan sebagainya), tetapi dibentuk menjadi kalimat pasif. Pada penyajian kata pengantar, kata-kata aku, saya harus diganti dengan kata penulis;

3. Hindari ketidaktepatan yang sering terjadi, seperti contoh berikut:

1) Kata penghubung seperti sehingga dan sedangkan, seyogyanya tidak dipergunakan untuk memulai suatu kalimat.

2) Kata depan, misalnya pada, sering digunakan tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan didepan subjek

3) Kata di mana sering kurang tepat penggunaannya yang

diperlakukan seperti ―where‖ dan ―of‖ dalam Bahasa

Inggris. Dalam Bahasa Indonesia penggunaan bentuk yang demikian perlu dihindari.

4) Awalan di—dan ke-- perlu dibedakan dengan kata depan di

(41)

33 3. Penggunaan Istilah

Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau istilah yang sudah di Indonesiakan. Apabila terpaksa harus mempergunakan istilah asing atau daerah, penulisannya dibedakan dengan cara dimiringkan.

B.Penggunaan Huruf dan Angka

Di dalam tata tulis ilmiah Bahasa Indonesia selalu digunakan huruf latin. Huruf latin ini terdiri dari dua bentuk, yaitu Huruf Romawi dan Huruf Itali. Disamping itu juga dikenal ada huruf latin tipis dan huruf latin tebal serta huruf latin kecil dan huruf latin besar atau kapital. Selain itu dikenal pula ada dua sistem dalam pemberian angka yaitu angka arab dan angka Romawi.

1. Huruf Romawi

Penampilan huruf romawi selalu berdiri tegak, sehingga penulisan dengan huruf romawi ini sering disebut huruf ―tercetak. Dalam dunia tata tulis dan pengetikan bentuk huruf romawi ini yang selalu dipakai, kecuali untuk huruf romawi yang berpenampilan kurus, hampir selalu dapat dipergunakan untuk segala keperluan. Contoh huruf romawi: Aku, Saya, Makan dll.

2. Huruf Itali

Huruf Itali ditampilkan secara miring, sehingga huruf Itali sering disebut juga huruf miring atau kursif. Kalau diketik atau ditulis tangan kemiringannya ditandai dengan garis bawah tunggal. Huruf Itali ini dipakai untuk hal-hal sebagai berikut:

Kata dan ungkapan asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa – (in vitro, ad hoc)

a) Tetapan dan unsur yang tidak diketahui dalam matematika; b) Nama kapal, satelit – (KRI Macan Tutul, Apollo 11);

c) Kata atau istilah yang baru diperkenalkan untuk diskusi khusus (Inseminasi buatan);

d) Kata atau frase yang diberi penekanan (Makan! Masuk!);

(42)

34

f) Judul buku atau berkala yang disebutkan dalam teks dan dalam daftar pustaka (Sosiologi Pedesaan, Metode penelitian);

g) Tiruan bunyi – (dari sarang burung itu terdengar kicau tu-ju-pu-lu—tu-ju-pu-lu).

3. Huruf Kapital

Pemakaian huruf kapital atau huruf besar adalah: a) Sebagai huruf pertama;

b) Pada awal kalimat ;

c) Setiap kata dalam judul buku atau berkala (kecuali kata: dan, yang, untuk, di, ke, dari yang tidak terletak pada posisi awal); d) Nama bangsa, bahasa, agama, orang, hari, peristiwa, sejarah,

takson makhluk diatas jenis, lembaga, gelar dan pangkat yang diikuti nama orang atau tempat;

e) Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada buku dan nama bangsa (Undang-Undang Dasar 1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa);

f) Nama-nama geografi seperti sungai, kota, provinsi, negara, dan pulau;

g) Keseluruhan huruf dalam judul, bab, dan heading lainnya sering memakai huruf kapital, namun kebiasaan ini sekarang sudah mulai ditinggalkan, antara lain karena membaca kalimat yang semua ditulis dengan huruf kapital ternyata melelahkan mata; h) Akan tetapi huruf kapital tidak dipakai pada nama geografi yang

digunakan sebagai nama jenis (seperti tempe malang, apel batu, dodol garut, jenang kudus dan lain-lain) atau sebagai bentuk dasar kata turunan (seperti kearab-araban, mengindonesiakan, menginggriskan).

4. Huruf Tebal

(43)

35

5. Pemakaian Angka

Dalam tata tulis karya ilmah dan karangan lain dengan menggunakan huruf latin dikenal ada dua macam angka, yaitu angka Arab dan angka Romawi. Angka arab lebih banyak dipakai orang sebab memiliki beberapa kemudahan karena sistemnya yang efektif. Akan tetapi angka Romawi masih sering dipakai secara berdampingan, terutama untuk pelbagai keperluan khusus.

a) Angka Arab Secara umum angka arab ini dipakai untuk:

1) Menyatakan jumlah yang mendahului satuan ukuran (contoh: 4g, 9m, 13 jam, 100 ha, 259 cc);

2) Menyatakan nilai uang, tanggal, waktu, halaman, penunjukkan urutan yang diawali ke-, persentase (misal: Rp 250.000, 10 Maret, pukul 10:45, halaman 468, abad ke-20, 12 %);

3) Menunjukkan jumlah yang berkaitan dengan manipulasi matematika – (contoh: 15 dikalikan 3, suatu faktor 2);

4) Mengeja bilangan satu sampai sembilan dan angka untuk bilangan yang lebih besar (contoh: lima mangkok, sepuluh domba, 20 bagian, 15 batang, 25 botol);

5) Dalam suatu deret sejenis yang mengandung beberapa angka atau lebih dari 10, pakailah angka – (contoh: Percobaan penggemukan ternak dilakukan dengan memakai 3 ekor sapi, 7 ekor domba, 15 ekor ayam, dan 25 kambing);

6) Untuk penulisan bilangan besar yang berakhir dengan beberapa angka 0, pakailah kata untuk bagian bilangan besar tersebut (5,4 juta, bukan 5.400.000);

7) Jangan mulai kalimat dengan angka; nyatakanlah angka itu dengan huruf, atau susunan kalimatnya – (alih-alih

menyuguhkan ―25 macam logam diuji ketahanannya…. Atau

katakan ―Ketahanan 25 macam logam diuji….‖);

8) Angka yang menyatakan kisaran, dipisahkan dengan

perkataan sampai atau tanda pisah en yang berarti ―sampai

dengan dan termasuk‖, Kata sampai biasanya dipakai dalam

(44)

36

tahun 1645 sampai tahun 1882‖; Tetapi untuk ―Pengungsi

sunami Aceh ditulis 2005-2006…‖. Atau ―untuk perang Diponegoro ditulis 1820-1825‖);

9) Angka dan tahun termasuk yang ditulis memakai tanda pisah dapat ditulis penuh (1820-1825) tetapi dapat pula disingkat dengan menghilangkan bagian yang sama (1820-25). Singkatan (Elisi) hanya dapat dilakukan pada angka yang melebihi dua digit (45-49, tidak boleh dilakukan bila angka yang pertama berakhir pada 00 (300-309, bukan 300-09 atau 300-9). Tetapi bila angka terakhir keduanya didahului 0, tulis hanya angka terakhir tersebut (1803-1809 dielisi menjadi 1803-8 dan bukannya 1803-09).

b) Angka Romawi Pemakaian Angka Romawi dalam tata tulis

adalah:

1) Membedakan raja, paus, atau orang seketurunan yang bernama sama (contoh: Elizabeth III, Hamengkubuwono X, Paulus II, James R. Watson IV);

2) Menunjukkan urutan yang tidak diawali ke- (contoh: abad XX, Kongres Sejarah Nasional V, Lustrum IX);

3) Penomoran pada/untuk bab utama;

4) Penomoran – ditulis dengan huruf kecil –halaman buku sebelum halaman normal batang tubuh teks yang memakai angka Arab;

5) Penunjukkan babak dan adegan dalam lakon, yang terkadang dilakukan juga dengan angka Arab, sedangkan baris selalu ditunjukkan dengan angka Arab (contoh: Dewi Sri dan Agung Sedana atau Lutung Kasarung, Babak III, adegan iii, baris 56 atau Julius Caesar IV, iii, 84, atau Hamlet, Babak III, adegan 1, baris 56, atau Othello 5, 2, 334).

C. Tata Penyusunan dan Pengkodean

(45)

37

1. Judul bab, ditempatkan di bagian atas tengah, di bawah kata bab. Seluruhnya ditulis dengan huruf kapital (besar) dan huruf tebal, tanpa garis bawah dan tanda baca apapun. Sedangkan pengkodean judul bab menggunakan angka romawi besar untuk bab secara berurutan, contoh:

BAB I

PERMASALAHAN PENELITIAN

2. Judul sub bab, ditempatkan di tepi kiri dan huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital (besar) kecuali kata penghubung, menggunakan huruf tebal, tanpa garis bawah dan tanda baca apapun. Sedangkan pengkodean judul sub bab menggunakan huruf Latin besar secara alphabetis, contoh:

A. Pengertian Administrasi

B. … Dst.

3. Judul paragraf, ditempatkan di tengah, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf kapital (besar) kecuali kata penghubung; dicetak miring, menggunakan huruf tebal dan tanpa diakhiri tanda baca apapun. Pengkodean judul paragraf menggunakan huruf Arab secara berurutan. Contoh:

1. Unsur-unsur Administrasi

2.

Dst.

(46)

38

a. Unsur Manusia

b. …..……….

c. Dst. ..………..

5. Judul pasal, ditempatkan di tepi kiri, huruf pertama tiap kata ditulis dengan huruf kapital (besar) kecuali kata penghubung, dicetak miring, dan tanpa diakhiri tanda baca apapun. Pengkodean judul pasal menggunakan huruf Arab dengan tanda kurung tutup secara berurutan, contoh:

1) Sikap dan Tingkah Laku Manusia

2) ……

6. Judul sub pasal, ditempatkan di tepi kiri, huruf pertama tiap kata ditulis dengan huruf kapital (besar) kecuali kata penghubung, tanpa garis bawah dan tanda baca apapun. Pengkodean judul sub pasal menggunakan huruf Latin kecil dengan tanda kurung tutup secara berurutan, contoh:

a) Macam-macam Kebutuhan Manusia

b) ….. dst

7. Judul ayat, ditempatkan di tepi kiri. Huruf pertama tiap kata ditulis dengan huruf kapital (besar), kecuali kata penghubung, dicetak miring, dan tanpa tanda baca apapun. Pengkodean judul ditulis dengan huruf kapital (besar), kecuali kata penghubung, dicetak miring. Uraian kalimat dari sub ayat ini langsung mengikuti judul sub ayat secara horisontal.

Pengkodean judul sub ayat menggunakan huruf Latin kecil dengan tanda kurung ( ) secara berurutan, contoh:

(a) Sasaran Kebutuhan Psikologis

(47)

39

Penyusunan bagian bab dilakukan secara sederhana sehingga keserasian dan keseimbangan dapat dipertahankan. Ketentuan-ketentuan mengenai tata penyusunan dan penempatan judul serta pengkodean struktur skripsi dapat dilihat pada contoh pada Lampiran 10.

D.Teknik Penyajian Data

Dua hal yang harus diperhatikan dalam penyajian data adalah prinsip dan cara penyajian data. Prinsip dan cara penyajian data adalah relevansi dan kesederhanaan. Relevansi data ialah bahwa data yang disajikan adalah data yang berkaitan langsung dengan pokok permasalahan penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan kesederhanaan adalah penyajian data dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Data dapat disajikan dalam bentuk uraian deskriptif, dalam bentuk tabel, atau dalam bentuk tampilan lainnya. Jika dalam bentuk tabel, maka penyajiannya mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1. Pengkodean dan Judul Tabel

Setiap tabel dalam skripsi harus diberi nomor dengan menggunakan angka Arab secara berurutan sesuai dengan banyaknya tabel. Judul tabel ditulis dengan huruf besar, dan dirumuskan secara singkat tetapi jelas. Harus diupayakan agar tabel dapat disajikan secara utuh pada halaman yang sama.

2. Penyusunan Kata-Kata dalam Judul Tabel

a. Judul tabel diupayakan sesingkat mungkin.

b. Baik judul tabel yang terdiri dari satu baris maupun lebih, kata-katanya disusun simetris baik dari tepi kiri maupun dari tepi kanan halaman.

c. Susunan judul berbentuk piramida terbalik dengan pengetikan judul tabel berjarak satu spasi.

3. Tabel Kutipan

(48)

40

kutipan tabel harus ditulis di bawah tabel. Kata sumber dicetak miring (sumber).

E. Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan

Penulisan kutipan (referensi) dalam karya ilmiah dapat menggunakan beberapa model yakni APA, Chicago, Harvard, MLA ataupun yang lainnya.

Penulisan referensi model Harvard adalah sebagai berikut:

1. Jika kutipan itu berasal dari sumber pertama atau langsung dari penulisnya, maka ditulis dengan menggunakan dua tanda petik

(“….”), sedangkan jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka ditulis

diantara satu tanda petik (‘….’).

2. Jika bagian yang dikutip terdiri dari tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik seperti pada ketentuan pertama, dan penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak dua spasi.

Contoh:

Yang dimaksud dengan sosialisasi sebagaimana dikemukakan oleh

Newstrom (1989:61) adalah “the continuous process of transmitting

key elements of an organization’s culture to its employees”.

3. Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa tanda petik dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama dimulai pada ketukan ketujuh dan baris kedua dan selanjutnya diketik mulai pada ketukan keempat.

Contoh:

If we assume that the culture of a certain organization invites its employees, to question, and experiment, while also not being too

disruptive, then the ‘creative individualist’ can infuse new life and ideas for the organizaton’s benefit. The two extremes – rebellion and total conformity – may prove dysfunctional for the organization … in the long run. (Newstrom, 1989:63)

(49)

41

baris yang dihilangkan itu diganti dengan titik-titik sepanjang baris sampai ke akhir di tepi kanan.

Lihat contoh sebelumnya, bahwa antara kata the organization dan kata in terdapat bagian yang dihilangkan dan bagian itu diganti

dengan tiga buah titik (…).

Sedangkan pengganti kalimat atau baris yang dihilangkan ialah:

“Individualization occurs when employees successfully exert

influence on the system around them at work

………

If we assume, dst ……….. (lanjutkan dengan kutipan yang dimaksud).

5. Penulisan sumber kutipan ditulis sebagai berikut:

a. Jika nama pengarang buku ditulis mendahului kutipan, maka cara penulisannya ialah nama penulis diikuti tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip diletakkan dalam kurung.

Contoh:

Newstrom (1989:24) mengemukakan bahwa … (diikuti dengan

kutipan yang dimaksud).

b. Jika nama pengarang buku ditulis setelah selesai kutipan maka penulisan nama, tahun dan halaman, semuanya diletakkan dalam

kurung. Lihat contoh pada butir ketiga dalam ujung kutipan … in

the long run.

Sumber kutipan ditulis lengkap di antara dua tanda kurung, yaitu: (Newstrom, 1989:63).

c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan oleh penulis tetapi dengan menyebutkan siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.

Contoh:

Adam J. Stacy (Newstrom, 1989:136) mengemukakan equity

theory yang berarti bahwa … (lanjutkan dengan kutipan yang

(50)

42

Adam ialah orang yang mengemukakan teori ekuiti tetapi kutipan tentang penjelasan teori itu diambil dari buku Newstrom dan bukan dari buku yang ditulis oleh Adam.

d. Jika penulis terdiri dari dua orang maka nama keluarga kedua penulis harus disebutkan. Kalau penulisnya lebih dari dua orang maka disebutkan hanya nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et.al, dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).

Contoh:

Sumber kutipan dengan dua orang penulis ditulis:

Keith dan Newstrom (1989:104) mengemukakan … (lanjutan dengan kutipan yang dimaksud).

Atau dapat juga ditulis di ujung kutipan dengan mengikuti aturan seperti pada contoh butir kelima (b).

Sumber kutipan dengan penulis lebih dari dua orang:

Mc Clelland, et.al. (1976:84) menjelaskan bahwa … (lanjutkan dengan kutipan yang dimaksud).

e. Jika masalah yang dikutip dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda, maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti tampak pada contoh berikut.

Contoh:

Drucker (1985), Schuster (1987), dan Rowland (1987) mengemukakan bahwa pada esensinya proses pengambilan

keputusan itu … (lanjutkan dengan kutipan yang dimaksud).

Ini berarti esensi pikiran tentang proses pengambilan keputusan diambil dari ketiga sumber itu.

f. Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama dan diterbitkan pada tahun yang sama maka cara menulisnya ialah dengan cara membubuhkan huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan secara kronologis.

Contoh:

(51)

43

Contoh ini menunjukkan bahwa pada tahun 1985 Drucker menulis buku lain yang digunakan penulis sebagai sumber kutipan.

g. Jika sumber kutipan itu tanpa nama dan atau tanpa tahun, maka nama diganti dengan (tn) dan tahun diganti dengan (tt).

h. Jika yang diutarakan adalah pokok-pokok pikiran seorang penulis, maka tidak perlu ada kutipan langsung dan cukup menyebutkan sumbernya saja.

i. Jika sumber kutipan itu berupa koran, majalah, jurnal dan sejenisnya, penulisan sumber kutipan tetap mengikuti aturan yang berlaku (yaitu memuat nama pengarang, tahun, dan halaman), sementara nama koran, majalah, dan jurnal akan tampak dalam daftar pustaka.

F. Penulisan Daftar Pustaka

Penulisan referensi dalam daftar pustaka dapat mengikuti style APA, Chicago, Harvard, MLA atau yang lainnya. Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka ini menurut APA style sebagai berikut:

1. Nama pengarang dengan nama keluarga (jika ada) ditempatkan di depan, diikuti nama kecil, tahun penerbitan, judul buku dicetak miring, tempat penerbitan, dan nama penerbit. Penulisan nama pengarang, khusus nama Indonesia yang menggunakan marga, nama marganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk nama lain yang tidak mengenal nama marga atau keluarga, diawali dengan penulisan nama akhir kecuali nama Cina.

(52)

44

dengan baris berikutnya satu spasi. Sedangkan jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi.

Cara menulis daftar pustaka dapat dibedakan berdasarkan jenis sumber yang digunakan (MLA, APA, Chicago, Harvard atau yang lainnya). Adapun penulisan referensi dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut:

1. Jika Sumber yang Dikutip berupa Buku

Urutan penulisan menurut format APA adalah: nama (keluarga) pengarang, nama depan disingkat (kalau ada), tahun penerbitan di dalam tanda kurung, judul buku dicetak miring, edisi (kalau ada), kota asal, penerbit.

Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut:

a. Jika buku ditulis oleh satu orang, menggunakan format APA: Penulis, A. (Tahun Terbit). Judul buku. Kota Penerbit: Penerbit. Contoh:

Finney, J. (1970). Time and again. New York, NY: Simon and Schuster.

Contoh menggunakan format MLA:

Frye, Northrop. Anatomy of Criticism: Four Essays. Princeton: Princeton UP, 1957.

b. Jika buku ditulis oleh dua orang Contoh format APA:

Kaplan, R.S and Norton, D.P. (1996). Translating Strategy into Action, The Balance Scorecard. Boston, Massachusetts: Harvard Bussiness School Press.

Contoh format MLA:

Howe, Russell Warren, and Sarah Hays Trott. The Power Peddlers. Garden City: Doubleday, 1977.

(53)

45

Hackman, et. al. (1977). Perspective on Behaviour Organization. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Contoh format MLA:

Howe, Russell Warren, and Sarah Hays Trott. The Power Peddlers. Garden City: Doubleday, 1977.

d. Jika beberapa buku ditulis oleh penulis yang sama dan tahun yang sama

Contoh format APA:

Irawan, P. (2000a). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIA LAN Press.

________, P. (2000b). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA LAN Press.

e. Jika penulis sebagai Penyunting (Editor) Contoh format APA:

Arnand, H.W. (Ed). (1983). Pembangunan dan Pemerataan Indonesia di Masa Orde Baru. Jakarta: LP3ES.

f. Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang.

Contoh format APA:

Ancok, D. (2006). “Validitas dan Reliabilitas Instrumen Peneltian” dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (Eds). 2006.

Metode Penelitian Survai (rev.ed). Jakarta: LP3ES. g. Jika mengutip e-book dari e-reader.

E-book adalah kependekan dari "buku elektronik." Ini adalah versi digital dari sebuah buku yang bisa dibaca di komputer, e-reader (Kindle, Nook, dll.), atau perangkat elektronik lainnya. Ditulis dengan format APA:

Referensi

Dokumen terkait

Disiplin fundamental atau cabang ilmu utama yang terdiri dari 3 (tiga) kelompok ilmu pengetahuan yaitu ilmu kemanusian, ilmu alamiah dan ilmu sosial. Sub disiplin

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 12 ayat (4) dan Pasal 13 ayat (1) Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal perlu menetapkan Peraturan Presiden

Pengukuran struktur modal dalam penelitian ini menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity (DER).Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio yang digunakan untuk

Untuk itulah daya yang berasal dari output driver perlu dikuatkan kembali sehingga cukup kuat untuk dipancarkan melalui antena, biasanya pada final ini

Pada pemeriksaan foto polos dada didapatkan gambaran hiperinflasi paru kanan dan kiri, serta tidak ditemukan fibrosis.. Diagnosis yang anda usulkan adalah…

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, pemarkah temporal mengandungi fungsi tersebut karena tipe klausa, aspek, dan kala tertentu antara lain dapat mengungkapkan cara

Pengunaan paket literasi untuk stimulasi literasi anak usia pra-sekolah dalam penelitian ini akan digali dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan

Gambar 3. armigera dan kompleks predatornya pada pertanaman kapas tumpangsari dengan kedelai dengan penyemprotan insektisida secara intensif di Lamongan. armigera; Kompleks