• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PEDOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PEDOM"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN SOSIALISASI

PUSAT ANALISIS DAN LAYANAN INFORMASI

(2)

Kata Pengantar

Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap proses dan keputusan pengadilan seolah menjadi gambaran bagaimana praktik penegakan hukum di Indonesia saat ini. Tidak hanya sebatas itu saja, publik juga menyoroti sistem dan praktik penegakan hukum di bidang peradilan, khususnya yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas hakim. Ketidakpercayaan publik terhadap kinerja lembaga peradilan menjatuhkan kredibilitas hakim dalam menjaga martabatnya sebagai wakil Tuhan.

Apa yang disuarakan oleh public dalam pelaksnaan penegakan hukum masih berjalan memihak, diskriminatif, dan tidak menghormati hak asasi manusia bisa jadi disebabkan karena masyarakat belum seluruhnya mengerti proses peradilan, mentaati hukum dan menghormati putusan hakim, atau disisi lainnya disebabkan oleh faktor buruknya perilaku dari penegak hukum itu sendiri yang bertentangan dengan Kode Etik Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) sehingga opini publik (public opinion) yang terbentuk selama ini cenderung menyudutkan dan memperburuk citra Pengadilan.

Komisi Yudisial lahir dari tuntutan reformasi yang menghendaki adanya perubahan dan penegakan hukum yang fair, tidak diskriminatif, dan menjamin hak asasi manusia. Lembaga Negara ini hadir sebagai konsekuensi politik dari adanya amandemen konstitusi yang ditujukan untuk membangun sistem checks and balances di dalam sistem dan struktur kekuasaan kehakiman, termasuk di dalamnya pada sub-sistem kekuasaan kehakiman. Hadirnya Komisi Yudisial berperan untuk memperbaiki kondisi peradilan dengan berfokus pada hakim.

Dalam menjalankan wewenangnya untuk menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim, maka Komisi Yudisial perlu melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. Salah satu upaya tersebut misalnya melalui kegiatan sosialisasi.

(3)

menra perlu untuk menerbitkan Buku Pedomanan Pelaksanaan Sosialisasi. Panduan sederhana ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan sebagai Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi di Lingkup Komisi Yudisial dan Penghubung Komisi Yudisial dalam menlaksanakan tugas sosialisasi pada umumnya dan sekaligus meng-edukasi agar masyarakat dapat mengenal, mengerti dan memahami yang pada akhirnya tumbuh gerakan peradilan yang fair.

Akhir kata semoga buku pedoman ini yang sangat sederhana ini bermanfaat.

Sekjen Komisi Yudisial

(4)

Daftar Isi

Kata Pengantar………. 1

Daftar Isi………... 3

BAB I Pendahuluan... 5

BAB II Jenis Sosialisasi... 9

BAB III Bahan Publikasi Sosialisasi... 15

BAB IV Standard Operational Procedure (SOP) Makro Sosialisasi... 18

BAB V Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sosialisasi... 28

BAB VI Penutup... 33

(5)

BAB I PENDAHULUAN

Komisi Yudisial lahir sebagai anak kandung reformasi. Kelahiranya diiringi oleh tingginya Ekspektasi masyarakat yang membuncah dan selama ini resah terhadap carut marutnya wajah peradilan di Indonesia. Selain itu, kelahiran Komisi Yudisial juga dipicu oleh fakta bahwa pengawasan internal yang selama ini dilakukan oleh Mahkamah Agung dianggap tidak cukup optimal dan tidak cukup memenuhi prinsip-prinsip akuntabilitas, independensi dan transaparansi.

Dalam konsepsi Negara hukum, kelahiran Komisi Yudisial didasarkan pada lima argumentasi yaitu : (1) Komisi Yudisial dibentuk agar dapat melakukan monitoring yang intensif terhadap kekuasaan kehakiman dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat dalam spektrum yang seluas-luasnya dan bukan hanya monitoring secara internal saja, (2) Komisi Yudisial menjadi perantara (mediator) atau penghubung antara kekuasaan pemerintah (executive power) dan kekuasaan kehakiman (judicial power) yang tujuan utamanya adalah untuk menjamin kemandirian kekuasaan kehakiman dari pengaruh kekuasaan apapun juga khususnya kekuasaan pemerintah, (3) Dengan adanya Komisi Yudisial, tingkat efisiensi dan efektivitas kekuasaan kehakiman (judicial power) akan semakin tinggi dalam banyak hal, baik yang menyangkut rekruitmen dan monitoring hakim agung maupun pengelolaan kekuangan kekuasaan kehakiman, (4) Terjaganya konsistensi putusan lembaga pengadilan, karena setiap putusan memperoleh penilaian dan pengawasan yang ketat dari sebuah lembaga khusus (Komisi Yudisial), dan (5) Dengan adanya Komisi Yudisial, kemandirian kekuasaan kehakiman (judicial power) dapat terus terjaga, karena politisasi terhadap perekrutan hakim agung dapat diminimalisasi dengan adanya Komisi Yudisial yang bukan merupakan lembaga politik, sehingga diasumsikan tidak mempunyai kepentingan politik.

(6)

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Yudisial berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Perubahan terhadap UU No 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Dalam undang-undang aquo, Komisi Yudisial mempunyai wewenang:

a. mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan;

b. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim; c. menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim bersama-sama dengan

Mahkamah Agung; dan

d. menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim.

Kewenangan di atas menunjukkan betapa sentral dan strategisnya peran Komisi Yudisial dalam mendorong perwujudan peradilan bersih. Mulai dari hulu, yaitu seleksi hakim sampai ke hilir, yaitu rekomendasi pemberian sangsi, KY berperan penting. Rekomendasi pemberian sangsi merupakan output dari kewenangan Komisi Yudisial dalam melakukan fungsi pengawasan eksternal.

Peran pengawasan eksternal yang dilakukan oleh Komisi Yudisial mencakup pengawasan preventif dan represif dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. ‘Menjaga’ bersifat preventif, sedangkan ‘menegakkan’ bermakna korektif atau represif.

Jika ditelusuri lebih jauh, pengertian preventif dan represif dalam kewenangan KY pertama kali muncul dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005/PUU-IV/2006. Dalam bagian menimbang, disebutkan elaborasi atas ketentuan Pasal 24B ayat (1) UUD 1945 yang bila diperbandingkan dengan pasal-pasal yang terkait dengan pengawasan dalam Undang-Undang Komisi Yudisial, maka akan tampak hal-hal sebagai berikut:

(i) “Wewenang lain dalam rangka” menjaga kehormatan, keluhuran martabat, dan

perilaku hakim;

(7)

Dengan demikian, maksud dari Pasal 24B ayat (1) UUD 1945 di atas adalah seluruhnya merujuk pada pelaksanaan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. Bedanya adalah kata “menjaga” bersifat preventif, sedangkan kata menegakkan bersifat korektif dalam bentuk kewenangan untuk mengajukan rekomendasi kepada Mahkamah Agung. Sehingga jelas bahwa ada perbedaan antara konsep preventif dan represif menyangkut wewenang dan tugas Komisi Yudisial.

Dalam semangat “menjaga”, serta menumbuhkan kepercayaan publik Komisi Yudisial melakukan sosialisasi dan edukasi kepada hakim. Selain itu, Komisi Yudisial melakukan sosialisasi dan edukasi publik kepada masyarakat. Dalam konteks ini, Komisi Yudisial menganggap bahwa tugas menciptakan peradilan bersih adalah tanggungjawab semua pihak, termasuk masyarakat. Masyarakat ditempatkan sebagai pihak yang sama pentingnya dalam mendorong lahirnya peradilan bersih.

Dalam konteks sosialisasi dan edukasi public itu pula, Agar dapat dilaksanakan dengan sistematis, koordinatif, dan tepat sasaran, maka perlu adanya Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi dan edukasi publik. Pedoman ini merupakan pijakan/panduan yang akan digunakan Komisi Yudisial dan Penghubung Komisi Yudisial dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam men-gedukasi dan sekaligus menyebarluarkan informasi apa, mengapa dan bagimana tugas wewenang Lembaga dalam rangka mencegah penyimpangan kode etik dan perilaku hakim serta menumbuhkan kepercayaan publik kepada Institusi Pengadilan.

Secara umum dalam Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi dan edukasi public ini terdiri dari dua jenis, yaitu Sosialisasi Kelembagaan yang digunakan untuk pengenalan fungsi, tugas dan kewenangan kelembagaan secara umum, dan Sosialisasi Tugas dan Wewenang Komisi Yudisial yang digunakan lebih tertuju pada pengenalan program, peraturan dan tujuan dari Komisi Yudisial. Adapun kelompok sasaran sosialisasi diantaranya kepada Masyarakat, Pers/Media, Pelajar atau Mahasiswa, dan Aparat Penegak Hukum.

(8)

sosialisasi. Di dalam Pedoman ini juga dilengkapi dengan Petunjuk Teknis Sosialisasi agar di dalam pelaksanaan sosialisasi dapat berlangsung secara sistematis, koordinatif, efektif dan efisien.

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi ini juga disusun dalam upaya pengenalan lembaga, serta program dari tugas dan wewenangnya dalam misi menjaga dan menegakkan kehormatan perilaku dan martabat Hakim, sehingga Pedoman ini dapat mengarahkan agar kegiatan sosialisasi dapat berjalan optimal dan berimplikasi terhadap meningkatnya kesadaran masyarakat serta berkurangnya pelanggaran kode etik dan perilaku hakim.

(9)

BAB II

Jenis Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sosialisasi Komisi Yudisial adalah kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Yudisial, dalam upaya menanamkan atau mentransfer pemahaman seputar kelembagaan serta Tugas dan Wewenang Komisi Yudisial. Adapun sosialisasi yang dilakukan Penghubung Komisi Yudisial adalah transfer informasi yang berkaitan kelembagaan sertra Tugas dan Wewenang Komisi Yudisial kepada masyarakat di wilayah kerja masing-masing penghubung.

Berdasarkan definisi tersebut selanjutnya dalam pedoman sosialisasi ini, dari sisi muatan materi yang akan disampaikan, maka Sosialisasi secara garis besar terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu

1. Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial; dan 2. Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudsial.

Pembagian tersebut dimaksudkan agar, informasi yang diberikan kepada publik dapat dibedakan serta diberikan secara bertahap mengingat latar belakang masyarakat dan daya tangkap yang berbeda, dilihat dari sisi kedudukan, pendidikan, dan usia. Adapun secara terinci dari pembagian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial

Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial, yaitu Sosialisasi primer merupakan tahap awal penjajakan pengenalan terhadap kedudukan Lembaga Komisi Yudisial, baik kewenangan, tugas dan fungsi dari lembaga tersebut, secara umum. Dikatakan sebagai Sosialisasi primer, karena muatan informasi yang disampaikan kepada audience adalah informasi-informasi yang masih bersifat mendasar dari lembaga Komisi Yudisial, dapat dikatakan sebagai bentuk pengantar atau pengenalan kepada Audience.

II.a.1. Sasaran Sosialisasi Kelembagaan

(10)

a. Masyarakat Marjinal b. Pelajar/Mahasiswa c. Akademisi

d. Organisasi Massa

II.a.2 Materi Sosialisasi Kelembagaan

Materi yang dapat diberikan pada sasaran dari Sosialisasi Kelembagaan adalah sebagai berikut:

a. UUD 1945 Pasal 24B;

b. Undang Nomor 22 tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang perubahan menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011;

c. Sejarah terbentuknya kelembagaan Komisi Yudisial; d. Struktur organisasi Lembaga 8 (delapan) Negara e. Tugas, Kewenangan, dan fungsi dari Komisi Yudisial. f. Syarat dan ketentuan anggota Komisi Yudisial

g. Nama-nama dan periodisasi Anggota Komisi Yudisial

II.a.3 Pelaksana Sosialisasi Kelembagaan

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi maka, pelaksana dari sosialisasi kelembagaan yaitu: a. Bidang Data dan Layanan Informasi

b. Penghubung Komisi Yudisial

II.a.4 Tujuan Materi Sosialisasi Kelembagaan

Tujuan materi sosialisasi kelembagaan secara umum untuk menanamkan pemahaman seputar kedudukan serta esksistensi kelembagaan Komisi Yudisial dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia.

II.a.5 Bentuk dan Waktu Kegiatan

Bentuk Kegiatan dan Waktu kegiatan sosialisasi kelembagaan dilakukan secara rutin dan bersifat formil, seperti:

(11)

b. Media Visit;

c. Sosialisasi Kelembagaan Daerah; d. Pameran;

e. Talkshow TV dan Radio f. Seminar

g. Focus Group Discussion

II.a.6 Bahan Publikasi Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial

Bahan publikasi atau alat dalam sosialisasi kelembagaan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran dan audiensnya, beberapa yang dapat digunakan adalah:

a. Film Dokumentasi

b. Slide Presentasi Kelembagaan Komisi Yudisial c. Buku Saku Komisi Yudisial

d. Buku Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim e. Banner/Spanduk

f. Leaflet g. Kaos h. Sticker i. Flyer j. Mug k. Dll.

II.a.7 Anggaran

(12)

II.b Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial

Sosialisasi Tugas dan Wewenang Komisi Yudisial, adalah sosialisasi sekunder atau lanjutan yang ditujukan kepada publik tertentu, terkait dengan program-program Lembaga Komisi Yudisial serta tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam upaya menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran dan martabat hakim. Dalam pelaksanaan Sosialisasi Tugas dan Kewenangan, secara mekanisme cenderung melibatkan unit kerja teknis lain terkait dengan program-program pencegahan yang akan dijalankannya.

II.b.1. Sasaran Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial

Sasaran Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial adalah publik khusus, yang bisa digolongkan antara lain:

a. Aparat Penegak Hukum b. Dosen Akademisi c. Praktisi Hukum d. Media Massa

II.b.2 Materi Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial

Secara umum materi yang dapat diberikan pada publik tertentu pada Sosialisasi tugas dan kewenangan yaitu:

a. UUD 1945 Pasal 24B;

b. Undang Nomor 22 tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang perubahan menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011;

c. Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial dalam Rekrutmen Hakim Agung; d. Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial dalam Analisis Putusan Hakim; e. Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial dalam Peningkatan Kapasitas Hakim; f. Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial dalam Advokasi Hakim;

(13)

II.b.3 Pelaksana Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial

Pelaksana dari sosialisasi tugas dan kewenangan yaitu seluruh unit kerja terkait dengan tugas dan kewenangan KomisiYudisial, Pusat Analisis dan Layanan Informasi serta Penghubung Komisi Yudisial.

II.b.4 Tujuan Materi Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial

Tujuan materi sosialisasi Tugas dan Kewenangan secara umum untuk menanamkan pemahaman seputar Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial secara mendalam, menumbuhkan kesadaran hukum dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Hakim dan Institusi Pengadilan.

II.b.5 Bentuk dan Waktu Kegiatan

Waktu kegiatan sosialisasi Tugas dan Kewenangan dilakukan secara temporer mengikuti jadwal kesiapan dari program yang hendak dijalankan unit kerja terkait. Adapun penyampaian dapat diagendakan secara khusus dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat formil, seperti:

a. Media Visit;

b. Sosialisasi Tugas dan Kewenangan di Daerah; c. Talkshow TV dan Radio;

d. Seminar publik;

e. Focus Group Discussion; f. Kuliah umum.

II.b.6 Bahan Publikasi Sosialisasi Tugas dan Kewenangan Komisi Yudisial

Alat atau tools dalam sosialisasi tugas dan kewenangan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran dan audiensnya, beberapa yang dapat digunakan adalah:

a. Film Dokumentasi

b. Slide Presentasi Program Komisi Yudisial c. Kliping Koran

(14)

e. Leaflet f. Kaos g. Sticker h. Flyer i. Mug j. Dll.

II.b.7 Anggaran

(15)

BAB III

Bahan Publikasi Sosialisasi

Pada Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi ini yang dimaksud dengan bahan sosialisasi yaitu, bahan publikasi sebagai medium dalam penyampaian materi yang diberikan oleh narasumber atau pemateri dalam kegiatan sosialisasi, dimana tema, tag-line (isu), serta substansinya disesuaikan dengan tujuan dan maksud pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Dapat dikatakan bahan sosialisasi adalah media iklan (advertising) dalam penyelenggaraan sosialisasi, atau bisa juga dikatakan sebagai alat bantu dalam penyampaian materi sosialisasi.

Jenis dari bahan publikasi sosialisasi terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu: bahan rekaman, dan bahan cetak. Untuk bahan rekaman yang umum berupa video dan film dokumenter, sedangkan bahan cetak cenderung lebih beragam, diantaranya: buku, majalah, press release, booklet, leaflet, flyer, spanduk, banner, kliping media, dll. Dari kedua macam bahan tersebut, bisa dilakukan sendiri, ataupun menggunakan bantuan dari pihak-3.

Adapun terdapat 3 (tiga) indikator atau kriteria umum dalam bahan publikasi sosialisasi Komisi Yudisial, yaitu:

1) Memuat unsur atau berpedoman pada Visi dan Misi lembaga Komisi Yudisial. 2) Mendukung Tugas, Kewenangan dan Fungsi lembaga Komisi Yudisial.

3) Bersifat edukatif, terarah dan terukur serta dapat memberikan pencerahan kepada publik dan stake holder Komisi Yudisial.

Hal lain yaitu beberapa catatan dalam pembuatan bahan sosialisasi yang perlu diperhatikan secara teknis dari sisi tahapan pembuatannya, yaitu: pra-produksi, produksi dan pasca-produksi. Dalam pedoman ini ke-3 unsur tersebut dibakukan sehingga memudahkan penerapannya dikemudian hari. Adapun seluruh bahan sosialisasi perlu disahkan sebagai produk lembaga oleh pejabat esselon yang berwenang atau penanggung jawab kegiatan pelaksanaan sosialisasi.

III.1 Tahapan Pra-Produksi

(16)

penanggung jawab kegiatan pelaksanaan sosialisasi. Perencanaan tersebut dituliskan kedalam sebuah rumusan konsep (draft) atau kerangka (outline) agar mudah dipahami. Berikut adalah beberapa point penting dalam pembuatan draft / outline bahan sosialisasi.

1) Pelaksana kegiatan membaca Term of References (TOR) atau Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sosialisasi, serta referensi dari literatur lain yang berkaitan dengan kegiatan yang akan diselenggarakan.

2) Pelaksana kegiatan membuat jadwal pembuatan bahan sosialisasi, serta membuat beberapa alternatif pembuatan bahan sosialisasi.

3) Pelaksana kegiatan membuat draft / outline yang telah berisi jadwal pembuatan bahan sosialisasi tersebut, lalu meminta persetujuan dari pejabat esselon atau penanggung jawab kegiatan untuk ditandatangani atau disahkan.

III.2 Tahapan Produksi

Tahapan produksi adalah tahapan pembuatan bahan sosialisasi yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan atau bantuan dari pihak-3 pelaksana kegiatan sosialisasi. Beberapa point penting dalam tahapan ini adalah:

1) Pelaksana kegiatan melakukan pembuatan bahan sosialisasi dengan memperhatikan unsur penulisan baik substansi maupun editorial, ke-ajegan terhadap tema, serta kualitas dari bahan sosialisasi tersebut.

2) Pelaksana kegiatan melalukan koreksi dan revisi sendiri terhadap produk yang sedang digarap, untuk memastikan unsur kualitas.

III.3 Tahapan Pasca-Produksi

Tahapan pasca-produksi adalah tahapan final atau dummy. Tahapan ini merupakan tahapan review serta penyuntingan terhadap produk yang tengah digarap. Tahapan ini berupa tahapan penyempurnaan yang dilakukan dengan menerima masukan serta arahan dari berbagai pihak, hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas produk sehingga tepat pada sasaran. Beberapa point yang perlu diperhatikan pada tahapan pasca-produksi adalah:

(17)

sesuai dengan kriteria lembaga serta tujuan dari kegiatan penyelenggaraan sosialisasi maka dummy tersebut akan disahkan untuk dicetak, atau diperbanyak.

2) Pelaksana melakukan kontrol terhadap cetakan, atau pembuatan dummy menjadi barang jadi yang telah disiapkan untuk kegiatan sosialisasi.

(18)

BAB IV

Standard Operational Procedure (SOP) Makro Sosialisasi

Penyelenggaraan Sosialisasi terbagi atas 2 (dua) kategori, rutin dan penugasan khusus. Pada Sosialisasi Kelembagaan dikategorikan sebagai penugasan rutin, sedangkan untuk Sosialisasi Tugas dan Wewenang merupakan penugasan khusus, dimana tahapan dalam penyelenggaraan melibatkan beberapa unit kerja. Berikut adalah identifikasi langkah dan flowchart SOP Sosialisasi yang dapat dilihat secara makro (besaran), karena mengingat bentuk-bentuk sosialisasi beraneka ragam seperti; Audiensi, Talkshow, Seminar, Diskusi ,dll, maka SOP administrasi (mikro) dan SOP Teknis, dibuat secara terpisah dari Pedoman ini.

IV.a.1 Identifikasi Langkah Sosialisasi Kelembagaan (Pusat)

1) Kabid Data dan Layanan informasi memerintahkan Staf Layanan Informasi untuk menyiapkan bahan-bahan dan menyusun konsep sosialisasi.

2) Staf Layanan Informasi menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan menyusun konsep sosialisasi lalu menyerahkannya kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.

3) Kabid Data dan Layanan Informasi menelaah draf awal bahan sosialisasi. Jika telah sesuai maka akan diberi paraf dan menyampaikan kepada Kapus Analisis dan Layanan Informasi, jika tidak sesuai maka akan diserahkan kepada Staf Layanan Informasi untuk diperbaiki.

4) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi menelaah draf akhir bahan sosialisasi, jika telah sesuai draft tersebut ditandatangani dan dan membentuk Tim untuk melakukan penyelenggaraan sosialisasi. Jika tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.

5) Tim Sosialisasi menghubungi panitia lokal atau pihak terkait penyelenggara untuk melakukan koordinasi terkait perencanaan jadwal, dan biaya penyelenggaraan sosialisasi.

6) Tim Sosialisasi menghubungi media lokal. 7) Tim Sosialisasi menghubungi narasumber.

8) Narasumber menyampaikan sosialisasi/seminar/diskusi dan menyerahkan hasil sosialisasi kepada Staf Layanan Informasi.

(19)

10) Tim Sosialisasi mendokumentasikan hasil sosialisasi kelembagaan

IV.a.2 Flowchart SOP Sosialisasi Kelembagaan (Pusat)

1

2

3

4

5

6

7

8

(20)

IV.a.3 Identifikasi Langkah Sosialisasi Kelembagaan (Melalui Penghubung KY)

1) Kasubbag. Penghubung menugaskan Penghubung menyusun TOR/KAK sosialisasi kelembagaan.

2) Penghubung menggali kebutuhan, dan menyusun TOR/KAK pelaksanaan Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial, lalu menyerahkan TOR/KAK tersebut kepada Kasubbag. Penghubung untuk ditelaah.

3) Kasubbag. Penghubung menelaah TOR/KAK pelaksanaan sosialisasi kelembagaan, apabila telah sesuai TOR/KAK tersebut diserahkan kepada Kabag. Penghubung dan Hubungan antar Lembaga untuk diperiksa, jika belum sesuai TOR/KAK tersebut dikembalikan.

4) Kabag. Penghubung dan Hubungan Antar Lembaga menelaah TOR/KAK pelaksanaan sosialisasi kelembagaan, apabila telah sesuai TOR/KAK tersebut diserahkan kepada Kepala Biro Umum untuk diperiksa, jika belum sesuai TOR/KAK tersebut dikembalikan.

5) Kepala Biro Umum menelaah TOR/KAK pelaksanaan sosialisasi kelembagaan, apabila telah sesuai Kepala Biro Umum membuat Nota Dinas kepada Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi untuk dibuatkan bahan publikasi sosialisasi, apabila belum sesuai TOR/KAK tersebut dikembalikan.

6) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi menerima Nota Dinas tersebut dan meneruskannya kepada Kabid. Data dan Layanan Informasi untuk dilaksanakan. 7) Kabid Data dan Layanan informasi memerintahkan Staf Layanan Informasi untuk

menyiapkan bahan-bahan publikasi sosialisasi kelembagaan.

8) Staf Layanan Informasi menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan menyusun konsep sosialisasi lalu menyerahkannya kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.

9) Kabid Data dan Layanan Informasi menelaah draf awal konsep dan bahan sosialisasi. Jika telah sesuai maka akan diberi paraf dan menyampaikan kepada Kapus Analisis dan Layanan Informasi, jika tidak sesuai maka akan diserahkan kepada Staf Layanan Informasi untuk diperbaiki.

(21)

Jika tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.

11) Kepala Biro Umum menerima draf akhir konsep dan bahan sosialisasi, draf tersebut ditandatangani dan memerintahkan Kepala Bagian Penghubung dan Hubungan Antar Lembaga untuk dijalankan.

12) Kepala Bagian Penghubung dan Hubungan Antar Lembaga menerima draf akhir konsep dan bahan sosialisasi, kemudian memerintahkan Kasubbag. Penghubung untuk menyelenggarakan sosialisasi.

13) Kasubbag. Penghubung memerintahkan Penghubung untuk menyelenggarakan sosialisasi.

14) Penghubung menyelenggarakan sosialisasi/seminar/diskusi 15) Penghubung membuat pemberitaan sosialisasi kelembagaan.

16) Penghubung mendokumentasikan hasil sosialisasi kelembagaan, kemudian menyerahkannya kepada Kassubag. Penghubung.

17) Kasubbag. Penghubung menyerahkan hasil sosialisasi kelembagaan Kepala Bidang Data dan Layanan Informasi.

18) Kepala Bidang Data dan Layanan Informasi memberikan hasil dokumentasi sosialisasi kelembagaan tersebut kepada Staf Layanan Informasi.

19) Staf Layanan Informasi mendokumentasikan kegiatan sosialisasi kelembagaan

(22)

IV.a.4 Flowchart SOP Sosialisasi Kelembagaan (Melalui Penghubung)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

(23)

IV.a.5 Identifikasi Langkah Sosialisasi Tugas dan Wewenang (Pusat)

1) Kepala Biro terkait memberikan Nota Dinas permintaan Sosialisasi Tugas dan Wewenang kepada Kepala Pusat Analisis dan LI.

2) Kepala Pusat Analisis menerima Nota Dinas dan mendisposisikannya kepada Kepala Bidang Data dan LI.

3) Kabid Data dan Layanan informasi memerintahkan Staf Layanan Informasi untuk menyiapkan bahan-bahan dan menyusun konsep sosialisasi.

4) Staf Layanan Informasi menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan menyusun konsep sosialisasi lalu menyerahkannya kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.

5) Kabid Data dan Layanan Informasi menelaah draf awal bahan sosialisasi. Jika telah sesuai maka akan diberi paraf dan menyampaikan kepada Kapus Analisis dan Layanan Informasi, jika tidak sesuai maka akan diserahkan kepada Staf Layanan Informasi untuk diperbaiki.

6) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi menelaah draf akhir bahan sosialisasi, jika telah sesuai draft tersebut ditandatangani dan membentuk Tim untuk melakukan penyelenggaraan sosialisasi. Jika tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.

7) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi memberikan draf bahan sosialisasi kepada Biro terkait untuk dapat ditindaklanjuti.

8) Kepala Biro Terkait memerintahkan Kasubag Biro Terkait untuk berkoordinasi dengan Tim untuk penyelenggaraan sosialisasi.

9) Kasubag menyusun jadwal perencanaan jadwal, dan biaya penyelenggaraan sosialisasi, lalu memerintahkan Tim Sosialisasi Bidang Data dan LI untuk menyelenggarakan sosialisasi.

10) Tim Sosialisasi menghubungi panitia lokal atau pihak terkait penyelenggara untuk melakukan koordinasi.

11) Tim Sosialisasi menghubungi media lokal. 12) Tim Sosialisasi menghubungi narasumber.

13) Narasumber menyampaikan sosialisasi/seminar/diskusi dan menyerahkan hasil sosialisasi kepada Staf Layanan Informasi.

(24)

Pedoman Umum Pelaksanaan Sosialisasi 24 15) Tim Sosialisasi mendokumentasikan hasil sosialisasi Tugas dan Wewenang.

IV.a.6 Flowchart SOP Sosialisasi Tugas dan Kewenangan (Pusat)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

(25)

IV.a.7 Identifikasi Langkah Sosialisasi Tugas dan Wewenang (Melalui Penghubung KY)

1) Kepala Biro terkait memberikan Nota Dinas permintaan Sosialisasi Tugas dan Wewenang kepada Kepala Pusat Analisis dan LI.

2) Kepala Pusat Analisis menerima Nota Dinas dan mendisposisikannya kepada Kepala Bidang Data dan LI.

3) Kabid Data dan Layanan informasi memerintahkan Staf Layanan Informasi untuk menyiapkan bahan-bahan dan menyusun konsep sosialisasi.

4) Staf Layanan Informasi menyiapkan bahan-bahan sosialisasi dan menyusun konsep sosialisasi lalu menyerahkannya kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.

5) Kabid Data dan Layanan Informasi menelaah draf awal bahan sosialisasi. Jika telah sesuai maka akan diberi paraf dan menyampaikan kepada Kapus Analisis dan Layanan Informasi, jika tidak sesuai maka akan diserahkan kepada Staf Layanan Informasi untuk diperbaiki.

6) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi menelaah draf akhir bahan sosialisasi, jika telah sesuai draft tersebut ditandatangani dan membentuk Tim untuk melakukan penyelenggaraan sosialisasi. Jika tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada Kabid Data dan Layanan Informasi.

7) Kepala Pusat Analisis dan Layanan Informasi memberikan Nota Dinas berisi draf bahan sosialisasi Tugas dan Wewenang kepada Biro Umum untuk dapat ditindaklanjuti.

8) Kepala Biro Umum meneruskan kepada Kepala bagian hubungan lembaga dan penghubung untuk ditindaklanjuti.

9) Kepala Bagian hubla dan penghubung memerintahkan kasubag. Penghubung untuk menyelenggarakan sosialisasi.

10) Kasubag penghubung memerintahkan penghubung untuk melaksanakan sosialisasi Tugas dan Wewenang

11) Penghubung menghubungi media lokal. 12) Penghubung menghubungi narasumber.

13) Narasumber menyampaikan sosialisasi/seminar/diskusi dan menyerahkan hasil sosialisasi kepada Penghubung.

(26)

15) Penghubung mendokumentasikan hasil sosialisasi Tugas dan Wewenang kemudian menyerahkannya kepada Kassubag. Penghubung.

16) Kasubbag. Penghubung menyerahkan hasil sosialisasi kelembagaan Kepala Bidang Data dan Layanan Informasi.

17) Kepala Bidang Data dan Layanan Informasi memberikan hasil dokumentasi sosialisasi kelembagaan tersebut kepada Kepala Biro Terkait.

18) Kepala Bidang Data dan Layanan Informasi memberikan hasil dokumentasi sosialisasi kelembagaan tersebut Staf Layanan Informasi untuk didokumentasikan. 19) Staf Layanan Informasi mendokumentasikan kegiatan sosialisasi Tugas dan

(27)

IV.a.8 Flowchart SOP Sosialisasi Tugas dan Kewenangan (Melalui Penghubung)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

(28)

BAB V

Petunjuk Teknis Pelaksanaan

V.a Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sosialisasi Kelembagaan

Waktu : 90 Menit

Tema : Sosialisasi Kelembagaan Komisi Yudisial Tujuan umum:

Untuk memberikan penjelasan umum mengenai Kelembagaan Komisi Yudisial Tujuan Instruksional Khusus:

Pada akhir diskusi / seminar, peserta dapat memahami:

1. Gambaran umum kedudukan Komisi Yudisial dalam Konstitusi Negara RI 2. Mengerti tentang setruktur ke-tatanegaraan.

3. Mengerti Tugas dan Wewenang Lembaga Komisi Yudisial 4. Mengerti Fungsi lembaga Komisi Yudisial

5. Memiliki komitmen membantu Tugas dan Kewenangan KY 6. Memiliki kesadaran untuk mewujudkan peradilan bersih

Total Sesi : 90 Menit

Waktu Kegiatan Uraian Materi

5 Menit Pengantar Moderator membuka sesi dan

memperkenalkan narasumber, membaca CV, serta memandu jalannya acara.

- Susunan acara - CV Narasumber 30 Menit Penyampaian

materi utama

Narasumber mengawali :

- Pemutaran film (video) profil lembaga

- Stimulasi peserta untuk film profil tersebut dilanjuti dengan

pembicaraan mengenai isu masalah hukum terkini.

- Memberikan gambaran tentang perangkat penegak hukum dan fungsinya secara global

- Dilanjutkan dengan penjelasan ttg struktur ketatanegaraan

- Menjelaskan ttg tugas dan wewenang KY secara detail 5 Menit Break Session Moderator menyampaikan /

mengingatkan waktu penyampaian materi utama sudah mencukupi

dilanjutkan dengan sesi Tanya-jawab / dialog.

- Jadwal acara

(29)

Jawab/Dialog (Dibagi menjadi 2 Sesi, masing-masing untuk 3 pertanyaan)

Tanya-jawab/dialog dengan mencatat nama audiens dan pertanyaan.

- Moderator mengarahkan kepada narasumber untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari audiens. - Narasumber menjawab pertanyaan

dari audiens sesuai sesi yang dipandu oleh moderator.

dan bulpoint.

10 menit Kesimpulan - Moderator menyimpulkan hasil sosialisasi (Review catatan) yang telah dilaksanakan.

- Moderator menyerahkan menutup sesi diskusi sosialisasi dan

menyerahkan kepada MC.

Catatan hasil Tanya-jawab/dialog

Materi Bacaan : Buku saku Komisi Yudisial

(30)

V.b Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sosialisasi Tugas dan Wewenang

Waktu : 90 Menit

Tema : Tugas dan Wewenang Lembaga Komisi Yudisial Tujuan umum:

Untuk memberikan pemahaman terhadap program serta Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Komisi Yudisial.

Tujuan Instruksional Khusus:

Pada akhir diskusi / seminar, peserta dapat memahami: 1. Hakikat dan fungsi Lembaga Komisi Yudisial

2. Mengerti tentang tugas masing-masing penegak hukum

3. Memahami pentingnya Penegakkan Hukum yang fair dan independent

4. Memahami pentingnya kemandirian dan profesionalitas pengadilan dalam mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat.

5. Memiliki komitmen untuk menjaga institusi pengadilan dari tindakan yang merendahkan keluhuran martabat dan kehormatan hakim.

6. Memiliki kesadaran untuk mewujudkan peradilan bersih.

Total Sesi : 90 Menit

Waktu Kegiatan Uraian Materi

5 Menit Pengantar Moderator membuka sesi dan

memperkenalkan narasumber, membaca CV, serta memandu jalannya acara.

- Susunan acara

Narasumber mengawali :

- Pembicaraan dengan mengambil headline surat kabar terkini tentang bagaimana aparat penegak hukum tertangkap tangan oleh KPK, karena ketahuan sedang disuap atau meminta untuk imbalan (pemerasan), pembicara juga menjelaskan betapa moral aparat penegak hukum sudah sebegitu bobroknya sehingga ada adagium yang menyatakan KUHP (kasih uang habis perkara) dan itu berlaku di semua jajaran penegak hukum dengan modus yang berbeda beda.

- Menjelaskan tentang fungsi aparat penegak hukum

- Menjelaskan tentang pola-pola

pelanggaran yang sering dilakukan oleh para penegak hukum (hakim,polisi dan jaksa) dan menstimulasi peserta untuk

(31)

lebih professional dalam menjalankan tugasnya.

- Menjelaskan secara umum mengapa itu masih saja terjadi, apa yang menjadi pemicu aparat penegak hukum bisa sedemikian koruptifnya

- Memberikan pencerahan bagaimana seharusnya menjadi aparat penegak hukum yang baik

- Menghimbau untuk saling bekerjasama antar penegak hukum demi terwujudnya peradilan yang berkeadilan social. - Mengajak/menghimbau/menegakkan

5 Menit Break Session Moderator menyampaikan / mengingatkan waktu penyampaian materi utama sudah mencukupi dilanjutkan dengan sesi Tanya-jawab / dialog.

- Moderator memandu jalannya sesi Tanya-jawab/dialog dengan mencatat nama audiens dan pertanyaan.

- Moderator mengarahkan kepada

narasumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari audiens.

- Narasumber menjawab pertanyaan dari audiens sesuai sesi yang dipandu oleh moderator.

- Kertas Kosong dan bulpoint.

10 menit

Kesimpulan - Moderator menyimpulkan hasil sosialisasi (Review catatan) yang telah dilaksanakan. - Moderator menyerahkan menutup sesi

diskusi sosialisasi dan menyerahkan kepada MC.

Catatan hasil

Tanya-jawab/dialog

5 Menit Pengantar Diskusi

kelompok studi kasus untuk hakim

Moderator membuka sesi dan

memperkenalkan narasumber, memandu

Moderator mengumumkan kepada para peserta diskusi bahwa waktu untuk berdiskusi

kelompok telah berakhir dan mempersilahkan

(32)

perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil studi kasus yang telah mereka diskusikan di depan. Setelah masing-masing peserta selesai memrepsesntasikan hasil diskusinya, narasumber memberikan tanggapan untuk setiap kasus yang

disimpulkan oleh masing-masing kelompok, serta menjelaskan bahwa setiap kesimpulan yang berbeda beda merupakan dinamika yang lazim terjadi pada setiap proses pengambilan keputusan pada sebuah majelis siding di pengadilan, asalkan itu didasarkan pada fakta-fakta yang ada di persidangan dan hati nurani yang jujur, setiap pengambilan keputusan oleh hakim adalah sah dan itu merupakan bentuk independensi hakim itu sendiri.

Materi Bacaan: Buku saku Profil Komisi Yudisial

Hands Out mengenal lebih dekat Komisi Yudisial Buku saku KEPPH

(33)

BAB VI

(34)

BAB VII

Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

Menginformasikan untuk Validasi bisa melalui aplikasi E-open atau datang langsung ke kantor Dinas Catatan Sipil. Kota Bekasi dengan membawa KK,

Prosedur penanganan surat pemulihan polis (reinstatement) 1) Pembuatan Nota Dinas Pemulihan Polis. 2) Pengkoreksian Nota Dinas Pemulihan Polis oleh Kepala Seksi Penagihan

Kebutuhan garam tersebut tidak hanya bagi garam konsumsi tetapi juga untuk garam industri.. "Kadar tersebut sudah sesuai dengan standar makanan dari organisasi

Dengan hormat kami sampaikan bahwa, dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga yang berperan untuk meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan,

[r]

apabila ditemukan data jejak koordinat dalam periode tertentu, maka sistem akan menampilkan peta dengan garis berwarna merah yang merupakan jejak dari seorang

(5) Dalam hal Eksportir tidak menyampaikan penjelasan tertulis disertai dengan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka DHE yang diterima

Peningkatan waktu ETL pada model dimensi star schema dengan jumlah record pada tabel fakta 500.000 record dari skenario ke-1 sampai ke-4 terlihat peningkatan waktu sedikit,