• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan variasi sifat manusia (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan variasi sifat manusia (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Tanggal Praktikum : 6 Oktober 2014 Nama Kelompok : Gamet

Nama Anggota :

1. Dewi Masithoh (4401412127) 2. Arista Novihana Pratiwi (4401412108) 3. Ana Fatonah (4401412096)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

VARIASI SIFAT PADA MANUSIA A. TUJUAN

(2)

2. Mengetahui penyebaran sifat – sifat dan melihat persamaan sifat terbanyak dalam populasi kelas.

B. PERMASALAHAN

1. Apa variasi sifat saudara berdasarkan indeks genetika yang saudara peroleh? Adakah mahasiswa lain yang memperoleh indeks yang sama dengan saudara ? (dalam kelompok dan dalam kelas) kalau ada berapa orang yang memiliki indeks sama dengan saudara ? dan apa artinya ?

2. Berapakah nomor indeks yang terbanyak pada mahasiswa putra? Berapa yang terbanyak pada mahasiswi putri ? apa arti dari hasil tersebut, berilah kesimpulan. Bandingkan nomor indeks genetika yang terbanyak dari mahasiswa putra dan putri dan dicari persamaan dan perbedaannya?

3. Berapa frekuensi dari indeks genetika kelas, setelah sebelumnya setiap mahasiswa mengetahui indeks genetikanya masing – masing ? 4. Apabila 10 macam sifat atau ciri yang hendak diperbandingkan, maka

mencapai nomor berapakah paling sedikit cakram genetika itu? 5. Apabila seseorang memiliki indeks 100, candralah sifat sifatnya ? C. LANDASAN TEORI bergenotip sama, kemungkinan akan mempunyai fenotip yang berbeda. Adanya pewarisan sifat monogenik dan poligenik dan juga karena adanaya berbagai pola pewarisan sifat dalam populasi dapat kita lihat adanya berbagai pola pewarisan sifat dalam populasi dapat kita lihat adanya sifat yang sangat bervariasi. Berbagai sifat yang diwariskan secara poligenik variasinya sangat besar misalnya warna kulit, tinggi badan, kecerdasan, sidik jari, refraksi mata dll. Sifat – sifat pada manusia tersebar dengan penyebaran yang khas untuk populasi tertentu. (Widianti, 2014).

(3)

berbeda. Perbedaan sifat-sifat dengan saudara kandung sendiri ataupun kembar siam manusia, abang, kakak, atau adik andapun tidak akan mungkin persis sama dengan anda. Pada hewan juga sama halnya bila anda perhatikan dan cermati dengan baik pada anak-anak marmut, anjing, domba pada satu proses perkawinan dan kelahiran hewan tersebut pun berbeda-beda, misalnya dapat anda amati pada tinggi tubuh, warna bulu, dan panjang tubuh (Syamsuri, 2004).

Begitu juga pada tumbuhan di alam sekitar anda, terdapat di dalam satu jenis tumbuhan yang sama, misalnya pada tanaman Durian, kita tentunya akan menjumpai bentuk buah yang berbeda-beda, begitu juga rasa dan warna kulitnya. Hal yang sama juga dijumpai pada tanaman Kantung Semar adalah tanaman yang banyak digemari dan disukai karena keindahan bunganya dan sekaligus dapat menikmati berbagai bentuk dan warna bunga yang menawan, unik dan indah (Welsh, 1991).

Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh gen. Faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. (Syamsuri, 2004).

Keragaman variasi di temukan hampir di semua karakter dari yang paling gampang sampai yang paling sulit: tinggi, lebar, besar, berat atau masa, volume, ukuran, bentuk dan tanggap terhadap faktor luar atau lingkungan. Menurut tolak ukurnya variasi dibagi atas:

1. Variasi yang bersifat kuantitatif seperti: tinggi, berat, jumlah. Kuantitatif bersifat “kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis). 2. Variasi yang bersifat kualitatif seperti: golongan darah, warna kulit,

warna bunga, bentuk permukaan biji.

Kualitatif bersifat “diskontinum” (tidak bersambung menurut deret matematis). Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya variasi yaitu:

1. Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel lainnya.

(4)

Keanekaragaman genetika dapat terjadi karena adanya perubahan nuklo tida penyusun DNA. Perubahan ini mungkin dapat mempengaruhi fenotip suatu organisme yang dapat dipantau dengan mata telanjang atau mempengaruhi reaksi individu terhadap lingkungan tertentu. Secara umum keanekaragaman genetik dari suatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen. (Campbell, 2002).

Tanpa variasi genetik, setiap perubahan lingkungan yang mendadak akan memusnahkan suatu jenis pada habitat alaminya.Keanekaragaman genetik alami, peranannya dalam evolusi, dan berbagai sistem untuk koleksi, pengawetan, penyebarluasan dan pemanfaatannya (Suryati, 2008).

Keragaman atau variasi suatu individu dapat dihitung menggunakan rumus varians. Karena varians adalah ukuran keberagaman data, maka semakin besar angka varians maka semakin beragamlah data yang kita miliki dan semakin kecil nilai varians maka semakin homogenlah data yang kita miliki (Yatim, 1986).

Pada manusia, setiap sel somatik (semua sel selain sperma dan ovum) memiliki 46 kromosom. Dengan mikroskop cahaya, kromosom-kromosom yang terkondensasi (kromosom-kromosom mitorik) dapat dibedakan satu dengan yang lain dari penampilannya. Masing-masing kromosom juga memiliki suatu pola pita/garis tertentu ketika diberi zat warna tertentu.

(5)

Ada satu pengecualian penting terhadap aturan kromosom homolog ini untuk sel somatik manusia. Kedua kromosom yang unik ini disebut sebagai X dan Y. Wanita memiliki sepasang kromosom homolog X (XX), tetapi pria memiliki sebuah kromosom X dan Kromosom Y (XY). Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, maka kromosom X dan Y dinamakan kromosom seks. Kromosom lainnya selain kromosom seksual dinamakan autosom. Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi dari asal usul seksual kita. Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan kromosom dari masing-masing orang tua. Dengan demikian ke-46 kromosom dalam sel somatik sebenarnya adalah dua set yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom. (Campbell, 2002).

(6)

mengakibatkan penyebaran patogen yang luas jika patogen dapat mengatasi alel pertahanan tersebut.

Terdapat beberapa cara untuk mengukur keanekaragaman genetika. Sebab-sebab hilangnya keanekaragaman genetika pada hewan juga telah dikaji dan diidentifikasi. Kajian tahun 2007 yang dilakukan oleh National Science Foundation menemukan bahwa keanekaragaman genetik dan keanekaragaman hayati bergantung satu sama lainnya, bahwa keanekaragaman dalam suatu spesies diperlukan untuk menjaga keanekaragaman antarspesies. Keanekaragaman genetik memainkan peran yang sangat penting dalam adaptabilitas suatu spesies, karena ketika lingkungan suatu spesies berubah, variasi gen yang kecil diperlukan agar spesies dapat bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki derajat keanekaragaman genetik yang tinggi pada populasinya akan memiliki lebih banyak variasi alel yang dapat diseleksi. Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cenderung memiliki risiko lebih besar.

Keanekaragaman genetika suatu populasi dapat diperkirakan dengan menggunakan beberapa pengukuran sederhana, yaitu diantaranya : Keanekaragaman gen (proporsi lokus polimorfik di seluruh genom), Heterozigositas (jumlah rata-rata individu dengan lokus polimorfik), dan alel per lokus. Untuk melihat bagaimana keanekaragaman, kita harus mulai dari suatu struktur yang paling kecil, tetapi sangat penting, struktur tersebut adalah asam deoksiribonukleat yang terdiri dari 4 macam asam nukleat, yakni adenin mitosin (C), guanin(G), dan timidin(T). Bila asam amino terakhir diganti dengan urasil(U), maka asam nukleat akan membentuk 20 macam asam amino esensial. Kini diketahui bahwa kombinasi tiga dari keempat macam asam nukleat akan membentuk asam amino. Kombinasi ini dikenal dengan kode genetik . Apabila ada 4 macam asam nukleat yang membentuk asam amino, maka hanya diperoleh 16 kombinasi untuk 16 asam amino, sehingga tidak ditemukan 4 macam asam amino esensial yang lain.

(7)

oleh 6 macam kombinasi. Dengan demikian maka suatu asam amino dapat dihasilkan lebih banyak kemungkinan. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu disamping ditentukan oleh

- Sifat – sifat yang dapat diamati pada diri E. METODE KERJA

1. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 anggota.

2. Melakukan pencandraan sifat yang tampak pada setiap anggota kelompok, sekurang – kurangnya 6 sifat.

3. Mencatat hasil pencandraan dan memasukkan ke dalam tabel yang tersedia.

4. Menentukan kemungkinan genotip dari sifat – sifat yang diamati dengan mengingat sifat dominan dan resesif.

5. Membuat cakram genetika berdasarkan hasil yang tertulis dalam tabel. Mengusahakan setiap sifat diberi warna yang berbeda.

6. Cara menentukan atau menempatkan diri seseorang pada cakram genetika di mulai dari lingkaran terdalam, kemudian seterusnya menuju keluar sesuai dengan daerahnya.

7. Menetukan angka indeks untuk setiap anggota kelompok. F. HASIL

1. Tabel Pengamatan Variasi Sifat Manusia (Kelas)

(8)

11 Elen Dining R 42

33 Lokus Rivetta Astri N 16

34 Shoimatun F 34

2. Tabel Pengamatan Variasi Sifat Manusia (Kelompok)

No Kelompok Nama Mahasiswa Indeks

(9)

ABO. Dari ketujuh ciri-ciri akan diketahui perbedaan dari masing-masing individu yang ada di dalam kelas. Ketujuh ciri-ciri yang akan diamati adalah sebagai berikut:

1. Jenis kelamin ( laki – laki & perempuan )

2. Daun telinga ( K_, kk ) daun telinga bebas dominan terhadap yang melekat.

3. Lekuk / lesung pipi ( L_, ll ) berlesung pipi dominan terhadap yang tidak berlesung pipi.

4. Warna kulit ( T_, tt ) kulit gelap dominan terhadap yang terang.

5. Lidah (G_,gg) dapat menggulung dominan terhadap yang tidak dapat menggulung.

6. Golongan darah (golongan darah A dan B dominan terhadap golongan darah O, golongan darah A dan B tidak dominan sesamanya)

7. Hand clavting (H_,hh) ibu jari kanan diatas dominan terhadap ibu jari kiri diatas.

Dari tabel pengamatan ditemukan bahwa setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda, walaupun ada individu yang memiliki nomor indeks hampir sama pada cakram genetika namun tetap ada perbedaan yang dapat diamati dari fenotipnya.

a. Indeks keragaman nomor 102

Mahasiswa yang memiliki indeks keragaman nomor 102 adalah Ana Fatonah. Ciri-ciri dari indeks keragaman nomor 102 adalah jenis kelamin perempuan, memiliki daun telinga melekat, tidak berlesung pipi, memiliki warna kulit gelap, lidah dapat menggulung, ibu jari kiri diatas dan memiliki golongan darah B.

b. Indeks keragaman nomor 40

(10)

c. Indeks keragaman nomor 106

Mahasiswa yang memiliki indeks keragaman nomor 106 adalah Arista Novihana. Ciri-ciri dari indeks keragaman nomor 106 adalah jenis kelamin perempuan, memiliki daun telinga melekat, tidak berlesung pipi, memiliki warna kulit gelap, lidah tidak dapat menggulung, ibu jari kanan diatas dan memiliki golongan darah O.

G. Pembahasan

Pada kegiatan praktikum ini bertujuan mengetahui variasi sifat beda pada manusia dan penyebaran sifat – sifat serta melihat persamaan sifat terbanyak. Dari tabel pengamatan ditemukan bahwa setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda, walaupun ada individu yang memiliki nomor indeks sama pada cakram genetika namun tetap ada perbedaan yang dapat diamati dari fenotipnya.

(11)

masing-masing individu yang ada di dalam kelas. Untuk pengamatan keragaman variasi pada manusia, diwakilkan oleh Mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2012 Rombel 4 yang berjumlah 30 orang.

Pada sekitar tahun 1900-an K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang tercampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi ada juga orang yang tidak mengalami penggumpalan darah ketika dilakukan pencampuran antara darah dan serum darah. Berdasarkan reaksi tadi, maka Landsteiner membagi orang menjadi 3 golongan, ialah A, B, dan O. Golongan darah yang ke empat jarang sekali dijumpai, yaitu golongan darah AB yang ditemukan oleh dua mahasiswa Landsteiner pada tahun 1902 yaitu A. V. von Decastello dan A. Sturli. Dikatakan bahwa antigen atau aglutinogen yang dibawa oleh eritrosit tertentu dapat mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibodi atau aglutinin yang dibawa oleh serum darah. Dikenal dua macam antigen, yaitu antigen-A dan antigen-B. Zat antinya dibedakan atas anti-A dan anti-B.

(12)

Melalui bantuan cakram genetika, data yang diperoleh tersebut dianalisis untuk melihat bagaimana variasi yang terdapat pada Mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2012 Rombel 4. Setelah dianalisis, maka diketahui bahwa terdapat keragaman variasi pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Rombel 4. Adapun indeks genetika yang didapat sangat bervariasi. Hal ini menandakan bahwa individu memiliki keberagaman sifat yang berbeda-beda. Hal – hal yang memungkinkan munculnya sifat dominan ini dikarenakan adanya persamaan ras maupun suku. Sementara menurut Campbell (2002) keanekaragaman genetika dapat terjadi karena adanya perubahan nukleotida penyusun DNA. Perubahan ini mungkin dapat mempengaruhi fenotip suatu organisme yang dapat dipantau dengan mata telanjang atau mempengaruhi reaksi individu terhadap lingkungan tertentu. Secara umum keanekaragaman genetik dari suatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi atau migrasi gen. Cakram genetika menggambarkan variasi dan keragaman dari setiap individu, variasi tersebut dibedakan atas awarna dari setiap individu yang diamati, cakram gentika memudahkan pengamatan dalam menyimpulkan variasi yang dihasilkan dan memudahkan dalam proses pembacaannya.

Adapun variasi dari sifat berdasarkan indeks genetika yang saya (Dewi Masithoh) peroleh adalah 106 yang mana memiliki sifat diantaranya jenis kelamin perempuan, memiliki daun telinga yang melekat tidak memiliki lesung pipi, warna kulit gelap lidah tidak dapat menggulung, ibu jari kanan diatas dan golongan darah O. Dalam data kelompok maupun data kelas tidak ada yang memiliki nilai indeks genetika yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa keberagaman variasi sifat yang dimiliki sangat berbeda- beda antara mahasiswa satu dengan yang lain. Semakin jauh berbedaan nilai indeks semakin jauh pula kekerabatan yang dimiliki.

(13)

memiliki warna kulit yang terang sedangkan mahasiswa laki – laki memiliki warna kulit yang gelap. Persamaannya yakni memiliki bentuk daun telinga yang sama – sama menempel. Memiliki golongan darah yang sama yakni O.

Pada 10 macam sifat/ciri yang hendak dperbandingkan, untuk mencapai nomor yang paling sedikit yakni. 2 x 2n. Nilai n adalah jumlah sifat yang akan diperbandingkan. Jadi 2 x 210= 2048, nilai tersebut merupakan jumlah nilai yang paling tinggi. Untuk nilai yang paling rendah adalah 2 x 21= 4. Angka 4 adalah nomor yang paling sedikit dari cakram genetika.

Seseorang yang memiliki nilai indeks 100 akan memiliki sifat – sifat diantaranya jenis kelaminnya perempuan, daun telinga yang melekat, tidak memiliki lesung pipi, warna kulit gelap, lidah dapat menggulung dan golongan darahnya AB.

Hasil penyelidikan Mendel yang mengkawin silangkan terhadap dua varietas menghasilkan hukum – hukum yang berlaku juga untuk manusia. Dari silsilah orang, dapat kita tentukan kebenarannya melalui hukum mendel berdasarkan keterangan – keteragan yang terkumpul. Contoh silsilah keluarga dengan daun telinga melekat dan bebas. Faktor yang membawakan daun telinga adalah gen dominan, sedangkan gen resesif akan menampakkan daun telinga melekat. Gen sebenarnya adalah serangkain DNA yang merepresentasikan sebuah unit cetak biru. Gen untuk tinggi badan, atau sifat lain apapun, dapat ditentukan dalam dua atau lebih bentuk alternatif yang dikenal sebagai alel, misalnya sifat tinggi dan sifat pendek. Jika sepasang alel pada suatu individu itu disebut homozygot bagi sifat tersebut. Suatu individu dengan sepasang faktor yang berlawanan (berbeda) disebut heterozygot atau hibrid. Alel – alel yang terdapat dalam genom merupakan penyusun genotip suatu individu. Genotip berinteraksi dengan lingkungan unatuk menghasilkan fenotip akhir. (George. Biologi.hal 70).

(14)

yang hampir sama). Tetapi untuk nilai indeks yang berbeda - beda persamaan yang dimiliki makin sedikit dan makin jauh kekerabatannya.

H. KESIMPULAN

1. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa variasi sifat genetik yang digunakan adalah jenis kelamin, daun telinga, lesung pipi, warna kulit, lidah, hand clavting dan golongan darah.

2. Penyebaran sifat sangat bervariasi berdasarkan data kelas, terbukti dengan tidak adanya nilai indeks genetika yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa sifat yang dimiliki mahasiswa Biologi Rombel 4 sangat bervariasi.

I. DAFTAR PUSTAKA

Campbell NA, dkk. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. George. 1998. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Suryati, Dotti. 2008. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.

Suryo. 1986. Genetika manusia. Yogyakarta : Gadjahmada Press Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Welsh, James R.1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga. Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung: Tarsito. Widianti, T., Aini H.N. 2014. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang :

Jurusan Biologi FMIPA Unnes. Yatim. 1986. Genetika. Bandung : Tarsito

(15)
(16)

No Sifat yang diamati Keterangan Genotip

1 Jenis kelamin Laki-laki & perempuan

2 Daun telinga daun telinga bebas dominan terhadap yang

melekat. K_, kk

3 Lesung pipi Lekuk / lesung pipi berlesung pipi dominan

terhadap yang tidak berlesung pipi. L_, ll

4 Warna kulit Warna kulit kulit gelap dominan terhadap

yang terang T_, tt

5 Lidah Lidah dapat menggulung dominan terhadap

yang tidak dapat menggulung.

G_,gg

6 Golongan darah Golongan darah (golongan darah A dan B

dominan terhadap golongan darah O, golongan darah A dan B tidak dominan sesamanya)

A, B, O, AB

7 Hand clavting ibu jari kanan diatas dominan terhadap ibu

jari kiri diatas.

Gambar

Tabel Pengamatan Variasi Sifat Manusia (Kelompok)

Referensi

Dokumen terkait

Bibit padi muda yang berumur 8 hari ditanam pada plot-plot percobaan yang telah disiapkan. Bibit ditanam dengan jarak tanam 30 x 30 cm sebanyak satu bibit setiap titik

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk memiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka

Penelitian ini menghasilkan data statistik jumlah bangunan sebanyak 139 bangunan dengan persentase bangunan utama 0%, bangunan pengatur 13%, Bangunan Pelengkap 37%, Saluran

Definisi laporan keuangan dalam akuntansi bank syariah adalah laporan keuangan yang menggambarkan fungsi bank Islam sebagai investor, hak dan kewajibannya, dengan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurrahman dan Isworo (2002), hal-hal yang diperoleh dari perendaman menggunakan tawas antara lain: a) Umur atau daya simpan dari

Seseorang yang sedang jatuh cinta dan masih terus berharap cintanya akan tersampaikan gambaran -Menjelaskan gambaran -Menghidupkan gambaran -Menimbulkan efek keindahan 20.

Beberapa pengembangan melihat PAC sebagai suatu pendekatan yang membantu dalam e-commerce baru, lingkungan berbasis web dimana status langkah pertama dari suatu bisnis sanga

Jb : Saya memiliki sebuah inisiatif, dimana saya menggunakan inisiatif itu dalam melakukan maupun membuat suatu keputusan bagaimana hal terbaik yang harus