• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Genetika Variasi SIfat pada Manu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Genetika Variasi SIfat pada Manu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Variasi Sifat pada Manusia

LABORATORIUM GENETIKA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Laporan Genetika

Variasi Sifat pada Manusia

Disusun oleh:

Arifah Nur Aini 4401413071 Nur Hidayati Puspita Sari 4401413056

LABORATORIUM GENETIKA

JURUSAN BIOLOGI FMIPA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Variasi Sifat pada Manusia

(2)

Kegiatan 4. Variasi Sifat pada Manusia

A. Tujuan

1. Mengetahui variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat genetik. 2. Mengetahui penyebaran sifat-sifat dan melihat persamaan sifat terbanyak

dalam populasi kelas.

B. Landasan Teori

Pada manusia, setiap sel somatic memiliki 46 kromosom. Dengan mikroskop cahaya, kromosom- kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, terlihat dari penampilannya. Masing-masing kromosom memiliki suatu garis pola pita/ garis tertentu ketika diberi zat tertentu. Jika kedua kromosom dari satiap pasangan membawa gen yang mengendalikan karakter warisan yang sama. Sebagai contoh, jika suatu gen untuk warna mata ditempatkan pada suatu lokus pada kromosom tertentu, maka homolog dari kromosom tersebut juga akan memiliki gen yang menentukan warna mata pada lokus yang setara ( Stansfield, 1983 ).

Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi dari asal-usul seksual kita. Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan kromosom dari masing-masing orangtua. Dengan demikian ke-46 kromosom dalam sel somatik sebenarnya adalah dua set yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom, satu set maternal dan satu set paternal.

Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip ( Susanto, 2011 ).

(3)

homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda (Campbell, 2010).

Gen adalah perintah-perintah yang membuat manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya bekerja. Gen ditemukan dalam sel-sel yang menyusun semua makhluk hidup. Gen terdiri atas suatu zat kimia yang disebut DNA. Sesuatu yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dalam gen disebut sifat genetika (Campbell, 2010).

Fungsi utama dari banyak gen adalah menghasilkan protein yang mengaktifkan maupun menonaktifkan gen lain. Perkembangan merupakan proses yang membingungkan – sebuah sistem komunikasi yang sangat rumit namun harmonis dan terkoordinasi dengan baik, melibatkan sinyal-sinyal kimia yang tidak hanya dari dalam tubuh tetapi juga dari luar tubuh (Fried, 2005).

Keanekaragaman atau variasi

Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya keanekaragaman genetik merupakan hasil dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya. Beberapa dari ciri-ciri yang nampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap ada sampai sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui beberapa cara (Suryo, 1996).

Cakram genetika

Cakram genetika biasanya menggunakan 6 ciri-ciri atau lebih. Lima ciri diantaranya dapat dilihat dari kenampakan yang ada. Pengamatan keenam adalah pengamatan golongan darah ABO. Dari keenam ciri-ciri akan diketahui perbedaan dari masing-masing individu yang ada di dalam kelas. Keenam ciri-ciri yang akan diamati umumnya adalah sebagai berikut:

1. Ujung daun telinga (cuping) yang bebas dan melekat, 2. Ibu jari yang dapat membengkok dan yang tidak, 3. Warna mata biru dan nonbiru,

4. Rambut yang tidak lurus dan yang lurus,

(4)

Ujung telinga menggantung dan menempel adalah satu contoh dari sifat genetika. Gen untuk ujung telinga menggantung adalah dominan, sedangkan untuk ujung telinga menempel adalah resesif. Ibu jari yang melengkung termasuk sifat dominan, sedangkan ibu jari yang lurus bersifat resesif. Warna mata timbul sebagai hasil pantulan cahaya dari granula melanin yang terdapat dalam iris. Banyaknya granula melanin yang dibentuk ditentukan oleh gen. Orang yang memiliki genotip bb hanya mampu membentuk sedikit melanin sehingga matanya berwarna biru. Orang homozigotik dominan BB mampu membentuk melanin dalam jumlah besar sehingga matanya berwarna coklat tua sampai hitam. Rambut lurus merupakan sifat resesif dengan genotip tt. Sedangkan rambut keriting adalah sifat dominan dengan genotip TT. Rambut ikal mempunyai genotip Tt. Adanya rambut pada ruas tengah jari-jari tangan merupakan sifat dominan, sedangkan tidak adanya rambut pada ruas tengah jari jari tangan merupakan sifat resesif (Suryo, 1996).

C. Alat dan Bahan

1. Sifat-sifat yang dapat diamati pada diri 2. Alat tulis

3. Cakram genetika

D. Cara Kerja

1. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok.

2. Melakukan pencandraan sifat yang tampak pada setiap anggota kelompok. 3. Hasil pencandraan ditulis pada tabel yang tersedia, selanjutnya menentukan

pula kemungkinan genotip dari sifat-sifat yang diamati dengan mengingat sifat dominan dan resesif.

4. Membuat cakram genetika berdasarkan hasil yang tertulis dalam tabel. 5. Cara menempatkan ciri seseorang pada cakram genetika dimulai dari

lingkaran terdalam, seterusnya menuju keluar sesuai dengan daerahnya. Angka ganjil untuk laki-laki dan genap untuk perempuan.

(5)

E. Hasil

Sifat yang kami amati

No. Sifat Keterangan

1. Jenis kelamin Laki-laki dan perempuan

2. Lidah Dapat menggulung (G_) dominan terhadap yang tidak dapat menggulung (gg)

3. Lesung pipi Berlesung pipi (L_) dominan terhadap yang tidak berlesung pipi (ll)

4. Bentuk rambut Keriting (K_) dominan terhadap yang lurus (kk) 5. Daun telinga Daun telinga bebas (B_) dominan terhadap yang

melekat (bb)

6. Golongan darah Golongan A dan B dominan terhadap O, Golongan A dan B tidak dominan sesamanya

Hasil pengamatan kelompok kami 1. Nur Hidayati Puspita Sari

Jenis kelamin : perempuan (XX) Lidah : dapat menggulung (G_) Lesung pipi : tidak berlesung pipi (ll) Bentuk rambut : keriting (K_)

Daun telinga : bebas (B_) Golongan darah : A

Indeks genetika : 40 2. Arifah Nur Aini

Jenis kelamin : perempuan (XX) Lidah : dapat menggulung (G_) Lesung pipi : tidak berlesung pipi (ll) Bentuk rambut : lurus (kk)

Daun telinga : bebas (B_) Golongan darah : A

Indeks genetika : 56

Cakram genetika yang kami gunakan terlampir.

Indeks genetika kelas

No. Nama Genetika No. Indeks Nama Genetika Indeks

1. Agung 3 14. Arifah 56

2. Asfa 6 15. Fitri 58

(6)

4. Isti 18 17. Bagus 67

Pada praktikum ini tiap kelompok membuat cakram genetikanya sendiri. Cakram genetika yang kami gunakan terdiri dari 6 sifat yaitu jenis kelamin, lidah, lesung pipi, bentuk rambut, daun telinga, dan golongan darah. Setelah melakukan pencandraan hasil yang kami dapatkan adalah Nur Hidayati P.S. memiliki indeks genetika 40 dan Arifah Nur A. Memiliki indeks genetika 56. Semakin besar indeks genetika seseorang berarti orang tersebut memiliki semakin banyak sifat yang resesif.

Dari data kelas yang kami peroleh, indeks genetika terendah adalah Agung yakni 3. Indeks genetika tertinggi yang diperoleh yakni 109 yaitu Zuhrufi. Kami juga menemukan kesamaan nilai indeks genetika yaitu pada Pita dengan Belinda yang memiliki indeks genetika 40 dan Arifah dengan Retna yang memiliki indeks genetika 56.

G. Pembahasan

Praktikum kali ini kami melakukan pengamatan terhadap variasi yang terdapat pada manusia. Ada banyak sekali variasi yang dimiliki manusia. Namun kali ini kami hanya menggunkan 6 sifat yaitu jenis kelamin, menggulung atau tidaknya lidah, lesung pipi, bentuk rambut, bentuk daun telinga, dan golongan darah. Dari keenam sifat ini kami menentukan variasinya dan memasukkannya ke dalam cakram genetika.

(7)

Untuk itu perempuan selalu memiliki indeks genap dan laki-laki selalu berindeks ganjil. Lingkaran pertama ini terletak di pusat cakram. Dan dibagi menjadi dua bagian karena sifat jenis kelamin memiliki dua variasi yaitu laki-laki dan perempuan. Lingkaran kedua kami masukkan sifat dapat menggulung atau tidaknya lidah. Sifat ini memiliki dua variasi yaitu dapat menggulung dan tidak dapat menggulung. Lingkaran ketiga kami isi dengan sifat ada tidaknya lesung pipi. Sifat ini memiliki dua variasi yaitu yang berlesung pipi dan yang tidak berlesung pipi. Lingkaran keempat kami isi dengan sifat bentuk rambut. Sifat ini memiliki dua variasi yaitu rambut keriting dan lurus. Lingkaran kelima kami isi dengan bentuk daun telinga. Sifat ini memiliki dua variasi yakni yang berdain telinga melekat dan yang tidak atau bebas. Lingkaran keenam kami isi dengan sifat golongan darah. Sifat ini memiliki empat variasi yaitu A, B, AB, dan O. Tiap-tiap sifat memiliki variasi yang ada salah satu variasi yang dominan, kecuali untuk jenis kelamin dan golongan darah. Karena ada 6 sifat dan sifat terakhir adalah golongan darah maka indeks genetika tertinggi yang bis didapatkan adalah 128 dari rumus 2n-1 X 4 dimana n adalah banyaknya sifat yang digunakan dalam cakram genetika.

Dari hasil pengamatan kelompok kami yang terdiri dari dua orang, kami mendapatkan dua nilai indeks genetika yaitu 40 dan 56. Pita memiliki indeks genetika 40 dan Arifah memiliki indeks genetika 56. Artinya bila dibandingkan Pita memiliki sifat dominan yang lebih banyak dari Arifah.

(8)

karena cakram genetika yang digunakan oleh tiap kelompok berbeda maka kami tidak dapat menyimpulkan bahwa kedua orang tersebut mirip.

H. Simpulan

1. Sifat pada manusia khususnya sifat-sifat genetik sangat bervariasi, contohnya jenis kelamin, menggulung atau tidaknya lidah, lesung pipi, bentuk rambut, bentuk daun telinga, dan golongan darah .

2. Besarnya indeks genetika seseorang menunjukkan banyaknya sifat resesif yang dimilikinya dan dua orang bisa memiliki indeks genetika yang sama.

I. Daftar Pustaka

Campbell N A, Reece J B, Urry L A, et all. 2010. Biologi Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Fried G. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Stansfield W D. 1983. Genetika Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Suryo. 1996. Genetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Tinggi.

Referensi

Dokumen terkait