LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
“ Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari
Tangan Manusia “
Oleh
Nama
: M. Yahya
NIM
: F16111024
Kelompok
: 6
Reguler
: B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
ALEL GANDA PADA GOLONGAN DARAH dan RAMBUT
PADA JARI TANGAN MANUSIA
Muhammad Yahya
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan genotip golongan darah sendiri serta persentase fenotip golongan darah pada populasi kelas. Dan menentukan genotip rambut di jari tangan dan persentase fenotip rambut di jari tangan pada populasi kelas. Dalam praktikum ini menggunakan alat berupa alcohol 70%, serum anti A dan anti B, jarum lancet, kapas, pelat tetes. Sedangkan bahannya berupa sampel darah populasi kelas dan rambut pada jari tangannya. Pada pengamatan genotip golongan darah, didapat probandus M. Yahya bergolongan darah O, golongan darah O memiliki alel ganda ii (homozigot resesif) sedangkan presentase golongan darah O sebesar 29,63 %. Sedangkan golongan darah yang mendominasi yaitu golongan darah AB yaitu sebesar 44,44 % dengan alel ganda IBIO atau IBIB. Kemudian, genotip rambut di jari tangan probandus yaitu gen H1 dan yang paling mendominasi yaitu sebesar 92,59 %. Namun, tidak ditemukan probandus yang memiliki genotip golongan darah AB dan genotip rambut dijari tangan H4 dan H5.
Kata Kunci: fenotip, genotip, golongan darah, probandus, serum anti A, serum anti B, alel ganda, homozigot, resesif, persentase,
PENDAHULUAN
Pengertian alel ganda adalah faktor yang memiliki lebih dari dua macam alel, sekalipun tidak ada satu pun makhluk diploid yang mempunyai lebih dari dua macam alel untuk tiap faktor. Sebab timbulnya alel ganda adalah peristiwa mutasi gen. Stanfield (1983) mengatakan “Karena suatu gen dapat berubah menjadi bentuk-bentuk alternatif oleh proses mutasi, secara teoritis di dalam suatu populasi mungkin dijumpai sejumlah besar alela” (Corebima, 1997).
Tiap kromosom harus mengandung banyak gen. tempat pada kromosom dimana terdapat suatu gen tertentu disebut lokus. Kedua alela yang mengontrol suatu sifat tertentu, terletak pada lokus yang sama pada masing-masing kromosom yang homolog. Untuk memperagakan kebenaran teori kromosom, kita harus mampu menghubungkan ada atau tidak adanya suatu sifat tertentu dengan ada atau tidaknya suatu kromosom tertentu didalam sel-sel organisme itu. Tetapi menurut teori kromosom, kedua alela yang mengontrol pemunculan suatu sifat tertentu itu, terletak di lokus yang sama pada dua kromosom yang homolog. Kromosom yang homolog, secara visual tidak dapat dibedakan satu sama lain. Dengan demikian dengan mengamati satu anggota dari pasangan itu tidaklah mungkin untuk menyatakan
apakah kromosom tersebut mengandung alela tertentu atau tidak (Kimball, 1983).
Dilihat dari golongan ABO, manusia dikelompokkan menjadi 4 golongan. Penggolongan ini didasarkan atas ada tidaknya suatu zat tertentu di dalam sel darah merah, yaitu yang dikenal dengan nama aglutinogen (antigen). Ada dua macam aglutinogen yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Aglutinogen merupakan polisakarida, dan terdapat tidak saja terbatas di dalam sel darah merah tetapi juga kelenjar ludah, pankreas, hati, ginjal, paru-paru, testes dan semen. (Wulangi, 1993).
Hanya ada dua alel untuk karakter-karakter ercis yang dipelajari oleh Mendel, namun sebagian besar gen terdapat dalam dua bentuk alel atau lebih. Golongan darah ABO pada manusia misalnya, ditentukan oleh tiga alel dalam satu gen tunggal IA, IB, dan i. golongan darah seseorang (fenotipe) mungkin salah satu dari empat tipe: A, AB, AB, atau O. huruf-huruf ini mengacu pada dua karbohidrat-A dan B- yang bisa ditemukan dipermukaan sel darah merah. Sel darah seseorang mungkin memiliki karbohidrat A (golongan darah A), karbohidrat B (golongan darah B), keduanya (golongan darah AB), atau tidak keduanya (golongan darah O) (Campbell, dkk., 2010).
Kita ketahui bahwa pengertian alel ganda ialah bahwa dalam suatu populasi individu jumlah jenis alel pada suatu lokus terdapat lebih dari dua. Contoh yang sudah cukup luas dikenal ialah golongan darah pada manusia. Di kenal ada empat jenis golongan darah, yaitu A, B, AB dan O, yang dikendalikan oleh tiga alel, yaitu IA, IB, dan i. Alel-alel tersebut bertanggung jawab dalam mengendalikan pembentukan antigen sel darah, alel IA dan alel IB masing-masing mengendalikan pembentukan antigen A dan antigen B, sedangkan alel i tidak membentuk antigen. Antara alel IA dengan alel IB terdapat hubungan kodominan, yang berarti genotipe IA IB dapat emproduksi antigen A dan antigen B. Alel IA dan alel IB kedua-duanya terhadap alel i. Dengan keterangan tersebut maka akan diperoleh genotype IA IA dan IA Ii (golongan darah A) akan memproduksi antigen A, genotype IB IB dan IB Ii (golongan darah B) akan menghasilkan antigen B; genotype IA IB (golongan darah AB) mempunyai antigen A dan B, sedangkan genotype ii (golongan darah O) tidak memproduksi antigen (Jusuf, 2001).
Banyak para ilmuan mengikuti penemuan Landsteiner tentang penggumpalan sel-sel darah merah dan pengertian tentang reaksi antigen-antibodi, maka penyelidikan selanjutnya memberi
penegasan mengenai adanya dua antibodi alamiah di dalam serum darah dan dua antigen pada permukaan dari eritrosit. Salah seorang dapat membentuk salah satu atau dua antibodi atau sama sekali tidak membentuknya. Demikian pula dengan antigennya. Dua antigen itu disebut antigen –A dan antigen –B, sedangkan dua antibodi disebut anti –A (atau α) dan anti – B (atau β). Melalui tes darah maka setiap orang dapat mengetahui golongan darahnya. Berdasarkan sifat kimianya, antigen –A dan –B merupakan mukopolisakharida, terdiri dari protein dan gula. Dalam dua antigen itu bagian proteinnya sama, tetapi bagian gulanya merupakan dasar kekhasan antigen-antibodi. Golongan darah seseorang ditentukan oleh macamnya antigen yang dibentuknya (Suryo, 1986).
Praktikum bertujuan untuk menentukan genotip golongan darah dan rambut di jari tangan serta persentasenya.
METODE
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan pada tanggal 27 Nopember 2013. Pada pukul 09.30 sampai dengan 12.00 WIB. Adapun alat yang digunakan adalah alcohol 70%, serum anti A dan anti B, jarum lancet, kapas, pelat tetes dan bahan yang digunakan yaitu probandus sebagai objek pengamatan
Praktikum dilakukan dengan mengunakan prosedur sebagai berikut, alel ganda pada golongan darah, dengan ditentukan golongan darah dengan mengetes golongan darah. Caranya : tekan ujung jari manis kiri, usap dengan kapas yang telah dibasahi menggunakan alkohol 70%. Tusuk menggunakan jarum lancet dan teteskan pada pelat tetes. Campur darah dengan serum anti A pada satu tempat dan anti B pada tempat lainnya. Lalu, tentukan golongan darahnya. Kemudian, dihitung populasi yang memiliki tipe golongan darah dan tentukan persentasenya. Tentukan dominansi alel yang menyebabkan timbulnya golongan darah.
Selanjutnya pada Alel ganda rambut jari dengan mengamati ada/tidaknya rambut pada masing-masing jari tangan. Rambut jari ditentukan oleh gen H. Tentukan genotip sifat rambut jari tiap individu dengan ketentuan :
H1 : rambut terdapat pada jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking
H2 : rambut terdapat pada jari tengah, manis dan kelingking
H3 : rambut terdapat pada jari tengah dan manis
H4 : rambut terdapat pada jari manis H5 : tidak terdapat rambut pada jari-jari
HASIL
A. Tabel Golongan darah dan Keberadaan Bulu pada Jari Tangan
No Nama Golongan darah
Rambut pada jari tangan A B AB O H1 H 2 H 3 H 4 H 5 1 M. Yahya 2 Natalia 3 Ernita 4 Ellyn 5 Wulan 6 Gorgonia 7 Anis 8 Rahmat 9 Suphan 10 Vik-vik 11 Rohim 12 Hasana 13 Risfi 14 Beni 15 Dwi 16 Suliyani 17 Intan 18 Dara 19 Baras 20 Desi 21 Novi 22 Selvisia 23 Yani 24 Uun 25 Ria 26 Lia 27 Yansah Jumlah 7 12 0 8 25 1 1 0 0
B. Persentase Fenotip Golongan darah
Golongan darah A = 7/27 x 100 = 25,93 % Golongan darah B = 12/27x100 = 44,44 %
Golongan darah AB = 0/27x100 = 0 % Golongan darah O = 8/27x100 = 29,63 %
C. Persentase Fenotip Rambut Jari
Tangan H1 = 25/27 x 100 = 92,59 % H2 = 1/27 x 100 = 3,7 % H3 = 1/27 x 100 = 3,7 % H4 = 1/27 x 100 = 0 % H5 = 1/27 x 100 = 0 %
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan, Alel ganda pada golongan darah, didapat probandus (M. Yahya) memiliki golongan darah O, dikarenakan tidak terjadinya penggumpalan saat darah probandus ditetesi serum anti A dan anti B. Sesuai dengan teori, berarti probandus memiliki alel ganda ii atau IOIO untuk golongan darah O yaitu homozigot resesif. Genotype ii (golongan darah O) tidak memproduksi antigen (Jusuf, 2001). Golongan darah O probandus memiliki persentase sebesar 29,63 %, golongan darah ini tidak begitu mendominasi
Jika dibandingkan dengan data seluruh golongan darah probandus (mahasiswa pendidikan biologi reguler B FKIP UNTAN). Golongan darah B mendominasi dengan nilai persentase yaitu 44,44 %, atau sekitar 12 orang. Berarti, sebagian probandus memiliki alel ganda IBIO atau IBIB. Namun, tidak terdapat probandus yang memiliki golongan darah AB dengan alel ganda IAIB. Hal ini dikarenakan, golongan darah AB memang jarang ditemukan, atau dapat dikatakan langka.
Selanjutnya, alel ganda pada rambut jari probandus, yaitu H1 dengan terdapat rambut pada jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking. Dan mayoritas praktikan juga memiliki hal yang sama
yaitu sebesar 92,59 %. Namun ada juga yang H2 dan H3 yaitu sebesar 3,7 %. Tetapi, tidak ditemukan H4 dan H5.
Hal ini menunjukkan alel ganda pada jari tangan dengan gen H1 hampir mendominasi gen para probandus. Sedangkan gen H4 dan H5 hampir tidak ditemukan, atau dapat dikatakan juga langka.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa golongan darah probandus (M. Yahya) yaitu bergolongan darah O dengan alel ganda ii atau IOIO (homozigot resesif). Golongan darah O memiliki persentase 29,63%.
Golongan darah B paling mendominasi yaitu sebesar 44,44 %. Golongan darah B memiliki alel IBIO atau IBIB. Namun, tidak ditemukan probandus yang memiliki golongan darah AB ( 0%).
Rambut pada jari tangan probandus (M. Yahya) yaitu bergen H1, termasuk juga kedalam dominasi gen seluruh probandus yaitu sebesar 92,59%. Tapi, gen H4 dan H5 tidak ditemukan (0 %).
REFERENSI
Campbell, N.A, dkk. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta:Erlangga. Corebima, AD. 1997. Genetika Mendel.
Surabaya: Airlangga University Press.
Jusuf, Muhammad. 2001. Genetika I. Jakarta: CV. INFOMEDIKA.
Kimball, J.W., dkk.1983. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta:Erlangga. Suryo. 1986. Genetika Strata 1.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wulangi, Kartolo. S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.