• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan genetika pewarisan sifat yang di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan genetika pewarisan sifat yang di"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIKUM GENETIKA

KEGIATAN V

PEWARISAN YANG DITENTUKAN OLEH ALEL

GANDA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang

2014

Kelompok Mendel:

1.

Zumala Nilasari (4401412125)

2.

Septa Ariyani

(4401412109)

3.

Afifudin

(4401412122)

(2)

KEGIATAN V

PEWARISAN YANG DITENTUKAN OLEH ALEL GANDA

Tanggal: 13 Oktober 2014

A. TUJUAN

1. Mengenal beberapa sifat genetik pada manusia yang ditentukan oleh seri alel

ganda

2. Mengetahui distribusi golongan darah sistem ABO pada populasi kelas Biologi

3. Mengetahui frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis (ruas jari tangan) kedua

pada populasi kelas

B. PERMASALAHAN

1. Menurut saudara manakah yang ditemukan terlebih dahulu simbol-simbol untuk

alel ataukah macam golongan darah parental dan filialnya?

2. Berapakah frekuensi masing-masing golongan darah dalam kelas saudara?

Sesuaikah dengan frekuensi pada umumnya?

3. Dapatkah saudara menetukan kemungkinan genotip saudara? untuk keperluan ini

coba saudara mencari data golongan darah ayah, ibu dan saudara (kakak/adik)

4. Berdasarkan data ada tidaknya rambut pada ruas tengah jari tangan saudara, alel

apa yang menurut saudara paling banyak dalam populasi kelompok?

C. LANDASAN TEORI

Alel ganda adalah salah suatu keadan dimaan sebuah gen memiliki lebih dari

satu alela. Peristiwa ini disebut multiple alelisme, sedangkan perangkat dari alel-alel

tersebut disebut deretan alel. Alel ganda terjadi karena gen mengalami beberapa kali

mutasi. Adanya alel ganda individu diploid tidak hanya memiliki tiga kemungkinan

genotip, tetapi kemungkinan genotipnya menjadi lebih dari 3. Genotip individu

tergantung dari seri dominansi dari perangkat alel. Beberapa sifat yang ditentukan oleh

alel ganda antara lain sifat golongan darah sistem ABO dan tumbuhnya rambut pada

segmen digitalis kedua dari jari tangan pada manusia, sifat warna rambut pada kelinci

dan sifat warna mata pada lalat Drosophila melanogaster. (Widianti dan Noor Aini :

2014)

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran

(3)

protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan

darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh,

hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel

dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis,

gagal ginjal, syok, dan kematian. (Wikipedia, 2014)

Golongan Darah ABO pada manusia ditentukan oleh tiga alel pada saatu gen

tungga: IA, IB dan i. Golongan darah seseorang (fenotip) mungkin salah satu dari empat

tipe: A, B, AB dan O. Huruf-huruf ini mengacu pada dua karbohidrat –A dan B- yang

bisa ditemukan dipermukaan sel darah merah. Sel darah seseorng mungkin memiliki

karbohidrat A (golongan darah A), karbohidrat B (golongan darah B), keduanya

(golongan darah AB), atau tidak keduanya (golongan darah O). (Campbell, 2010)

Hal ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Karl Landsteiner bahwa sel-sel darah

merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi) dalam

kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur

dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian

diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi adalah adanya reaksi antigen

antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan ke dalam aliran

darah dari seekor hewan akan akan mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentu

yang akan bereaksi dengan antigen (Suryo, 2005).

Mengikuti penemuan Karl Landsteiner tentang penggumpalan sel-sel darah

merah dan pengertian tentang reaksi antigen-antibodi, maka penyelidikan selanjutnya

memberi penegasan mengenai adanya dua antibodi alamiah di dalam serum darah

dan dua antigen pada permukaan eritrosit. Seseorang dapat membentuk salah satu

atau kedua antibodi itu atau sama sekali tidak membentuknya. Demikian pula dengan

antigennya. Dua antigen itu disebut antigen A dan antigen B, sedangkan dua antibodi

itu disebut anti A (atau ) dan anti B (atau ). Melalui tes darah maka setiap orang

dapat mengetahui golongan darahnya. Berdasarkan sifat kimianya, antigen A dan B

merupakan mukopolisakarida, terdiri dari protein dan gula. Dalam dua antigen itu

bagian proteinnya sama, tetapi bagian gulanya merupakan dasar kekhasan antigen

antibodi (Suryo, 2005).

Dalam tubuh seseorang tidak mungkin terjadi reaksi antara antigen dan

antibodi yang dimilikinya sendiri. Namun, pada transfusi darah kemungkinan

terjadinya reaksi antigen-antibodi yang mengakibatkan terjadinya aglutinasi

(penggumpalan) eritrosit tersebut sangat perlu untuk diperhatikan agar dapat dihindari

(4)

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi

yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

 Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B

dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya

dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau

O-negatif.

 Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.

Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah

dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

 Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga,

orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang

dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun,

orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali

pada sesama AB-positif.

 Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan

golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan

golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia,

meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih

dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah

AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis

(5)

D. ALAT DAN BAHAN  Kegiatan 1

1. Darah/kartu golongan darah

2. Serum anti A, B dan AB

3. Kaca objek

4. Blood lancet

5. Kapas

6. Alkohol

7. Pengaduk/tusuk gigi  Kegiatan 2

1. Jari tangan

2. Loup

3. Alat tulis

E. METODE KERJA  Kegiatan 1

1. Menguji golongan darah setiap mahasiswa menggunakan tes anti sera

2. Mengumpukan data golongan darah dan memasukkan dalam tabel

pengamtan.

3. Menghitung presentase golongan darah dalam satu kelas.  Kegiatan 2

1. Mengamati sisi dorsal dari segmen digitalis tengah kesepuluh jari praktikan,

mengamati ada tidaknya rambut. Genotipe sifat rambut jari tiap individu

ditentukan dengan ketentuan:

H1 : rambut terdapat pada jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari

kelingking

H2 : rambut terdapat pada, jari tengah, jari manis dan jari kelingking

H3 : rambut terdapat pada jari tengah dan jari manis

H4 : rambut terdapat pada jari manis

H5 : tidak terdapat rambut pada jari-jari

2. Menentuan fenotip dan genotip praktikan dan memasukkan dalam tabel

pengamatan.

(6)

F. HASIL PERCOBAAN

26 Shoimatun Febriyani O

27 Joko Purwanto B

28 Idhha Meiyasa O

29 Wafak Bunaya B

30 m. Shafi F. O

(7)

Tabel Pengamatan Rambut pada Segmen Digitalis Kedua

No. Nama Alel Ganda

1 Zumala nilasari H3

2 Afifudin H5

3 Septa Ariyani H5

*Data Kelompok

G. ANALISIS DATA

Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, presentasi golongan darah pada

rombel 4 pendidikan biologi FMIPA Unnes tahun 2012 dapat dihitung dengan rumus: �ℎ � � �� � �ℎ

� �ℎ� � � %

Sehingga diperoleh presentasi golongan darah sebesar:

Golongan Darah Jumlah Presentasi

A 8 8

%

= 26,67 %

B 11

%

= 36,67 %

AB 1

%

= 3,33 %

O 10

%

= 33,33 % ∑ = 30

Dan presentasi alel ganda dari pengamatan rambut pada segmen digitalis kedua pada

kelompok Mendel (kelompok 7) dapat dihitung dengan rumus:

�ℎ � � �� �

(8)

Sehingga didapatkan hasil:

No. Alel Ganda Jumlah Presentasi

1 H1

yang menempati lokus sama pada kromosom homolognya. Pengaruh alel ganda pada

organisme dapat ditemukan pada tempat-tempat berikut.

Golongan Darah pada Manusia

Golongan Darah Alel Genotif

A |A |A|A dan |A i

B |B |B|B dan |B i

AB |A,|B |A |B

O i ii

Pada praktikum Alel ganda kali ini kami melakukan 1 percobaan dan

pengamatan percobaan pertama yaitu mengetes golongan darah

mahasiswa rombel 4 pendidikan biologi 2012 dan yang kedua melakukan

pengamatan tentang ada tidaknya rambut pada jari tangan mahasis wa

pendidikan biologi 2011. Golongan darah dan rambut pada jari tangan

(9)

adanya interaksi antara gen gen tertentu yang pada akhirnya membentuk

suatu fenotip orang tersebut.

Pada percobaan golongan darah masing-masing individu dalam populasi

rombel 4 pendidikan Biologi 2012 dicari dengan cara melakukan tes golongan darah

dengan uji serum. Apabila darah mengalami penggumpalan ketika ditetesi serum A

berarti di dalam darahnya mengandung antigen A dengan kata lain orang tersebut

bergolongan darah A. Apabila darah mengalami penggumpalan ketika ditetesi serum

B berarti golongan darah orang tersebut adalah B, apabila menggumpal ketika di tetesi

serum A dan B maka golongan darah orang tersebut adalah AB, sedangkan apabila

tidak terjadi penggumpalan sama sekali maka golongan darah orang tersebut adalah

O.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada individu dalam populasi

Laboratorium Genetika, diperoleh data dimana individu bergolongan darah A

berjumlah 8 orang, individu bergolongan darah B sebanyak 11 orang, individu

bergolongan darah AB hanya 1 orang dan individu bergolongan darah O sebanyak 10

orang.

Berdasarkan data pengamatan pada rambut di ruas tengah tangan

yang dilakukanterhadap 30 sampel yang mana hasil dari pengidentifikasian yang

dilakukan pada setiap praktikan (probandus) adalah sebagai berikut sebagai berikut:

· Golongan darah A = 8 probandus dengan persentase sebanyak 26,67 %

· Golongan darah B = 11 probandus dengan persentase sebanyak 36,67 %

· Golongan darah AB = 1 probandus dengan persentase sebanyak 3,33 %

· Golongan darah O = 10 probandus dengan persentase sebanyak 33,33 %.

Pada praktikum ini alel O dan alel B sama-sama dominannya hal itu dapat

diketahui dengan melihat persentase dari mahasiswa yang memiliki golongan

darah O dan B.

Penjelasan teori mengenai golongan darah sangat penting mengenal golongan

darah sebelum melakukan transfuse darah. Pada serum darah merah akan dibentuk

anti bodi yang dapat mengenali anti gen sel darah merahnya dan antigen asing yang

masuk dari luar. Antibodi akan menggumpalkan antigen yang berbeda dari antigen

yang dibentuk oleh sel darah merahnya. Jadi antibodi golongan darah A (yang

memproduksi antigen A) akan menggumpalkan antigen B dan antibodi golongan darah

B (yang memproduksi antigen B) akan menggumpalkan anti gen A. Jika antibody tidak

dapat menggumpalkan antigen A dan B karena memproduksi dengan baik antigen

tersebut maka golongan darahnya adalah AB. Sebaliknya, jika tidak mengandung

antigen baik A maupun B, antibodinya akan menganggap kedua antigen tersebut

(10)

darahnya adalah golongan darah O. Bahan utama yang digunakan dalam melakukan

identifikasi adalah berupa serum anti A dan serum anti B yang diteteskan pada darah

probandus. Jika pada anti serum A terjadi penggumpalan (aglutinasi) sedangkan anti

serum B tidak, maka golongan darah probandus adalah A. Bila terjadi sebaliknya,

maka golongan darah probandus adalah B. Bila kedua-duanya mengalami

penggumpalan maka golongan darah probandus adalah AB. Bila kedua-duanya tidak

mengalami penggumpalan maka golongan darah probandus adalah OMenurut Jusuf

(2001), dikenal ada empat jenis golongan darah, yaitu A, B, AB dan O, yang

dikendalikan oleh tiga alel, yaitu IA, IB, dan i. Alel-alel tersebut bertanggung jawab

dalam mengendalikan pembentukan antigen sel darah, alel IA dan alel IB

masing-masing mengendalikan pembentukan antigen A dan antigen B, sedangkan alel i tidak

membentuk antigen.

Antara alel IA dengan alel IB terdapat hubungan kodominan, yang berarti

genotipe IA IB dapat memproduksi antigen A dan antigen B. Alel IA dan alel IB

kedua-duanya terhadap alel i. Dengan keterangan tersebut maka akan diperoleh genotipe IA

IA dan IA i (golongan darah A) akan memproduksi antigen A, genotipe IB IB dan IB i

(golongan darah B) akan menghasilkan antigen B; genotipe IA IB (golongan darah AB)

mempunyai antigen A dan B, sedangkan genotipe ii (golongan darah O) tidak

memproduksi antigen.

Menurut Suryo (1984), menurunnya alel-alel ganda dapat diikuti dari beberapa

contoh perkawinan berikut ini:

1. Suami-istri masing-masing bergolongan darah O akan mempunyai keturunan

bergolongan darah O saja.

2. Seorang laki-laki bergolongan darah A menikah dengan seorang perempuan

bergolongan darah O. Kemungkinan keturunannya, 50 % bergolongan darah A

dan 50 % bergolongan darah O.

3. Seorang laki-laki bergolongan darah B menikah dengan seorang perempuan

bergolongan darah B pula. Kemungkinan keturunannya, 75 % bergolongan darah

B dan 25 % bergolongan darah O.

4. Pria bergolongan darah B menikah dengan wanita bergolongan darah A.

Kemungkinan keturunannya, 25 % bergolongan darah AB dan 25 % bergolongan

darah A, 25 % bergolongan darah B dan 25 % bergolongan darah O.

Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa frekuensi alel i lebih banyak

dibandingkan dengan frekuensi alel-alel lainnya hal ini juga yang menyebabkan jumlah

individu yang bergolongan darah O secara umum lebih banyak daripada individu

(11)

sehingga dalam golongan darah A tersebut juga terdapat i. Dan apabila terjadi

perkawinan antara heterozigot maka anakannya memiliki kemungkinan darah O.

Sedangkan untuk frekuensi golongan darah AB sangat kecil, seperti yang terjadi

dalam pengambilan data kelas dimana hanya diperoleh 1 orang yang bergolongan

darah AB, hal ini disebabkan karena dari perkawinan maka golongan darah AB

kemungkinan hanya lahir dari pasangan bergolongan darah A homozigot dengan B

homozigot, golongan darah AB dengan AB, Golongan darah A heterozigot dengan B

heterozigot, sehingga sangat kecil kemungkinan untuk dihasilkan golongan darah AB

dari kemungkinan-kemungkinan perkawinan yang terjadi.

Dari presentasi genotip tersebut dapat dilihat bahwa alel ii untuk golongan

darah B dan O yang memiliki presentase paling besar. Dalam buku diktat praktikum

genetika dijelaskan bahwa dalam suatu populasi golongan darah terbanyak adalah

golongsn O didikuti dengan golongan darah B, selanjutnya golongan darah A dan

paling sedikit adalah golongan darah AB. (Tuti Widianti : 2014)

Banyaknya orang-orang bergolongan darah O seperti yang telah dibahas

sebelumnya diakibatkan karena kemungkinan munculnya genotip untuk golongan

darah O paling besar. Misalkan saja seorang bergolongan darah A heterozigot dan B

heterozigot menikah, maka salah satu kemungkinan atau 25% kemungkinan anaknya

bergolongan darah O. Perkawinan antara golongan darah A heterozigot dan A

heterozigot juga demikian. Karena dari banyaknya kemungkinan perkawinan yang

bisa menghasilkan keturunan bergolongan darah O maka orang dengan golongan

darah O lebih banyak dibandingkan golongan darah yang lain. Banyaknya golongan

darah O ini juga disebabkan karena dalam darah O tidak terdapat antigen. Dari data

di seluruh dunia antigen A lebih banyak daripada antigen B, untuk darah AB

memerlukan kedua antigen ini sedangkan O tidak. Sehingga golongan darah O sangat

banyak karena tidak perlu mendapatkan antigen A maupun antigen B.

jika ada orang yang bergolongan darah A kemudian diberikan donor orang

yang memiliki golongan darah B, maka akan mengalami aglutinasi. Aglutinasi dalam

kedokteran dan zoologi adalah penggumpalan dalam suatu cairan akibat pemberian

suatu bahan ke dalamnya. Kata berasal dari bahasa Latin agglutinare, yang berarti

"untuk menempel pada". Contoh yang aglutinasi adalah peristiwa penggumpalan

protein dalam darah sebagai reaksi atas pemberian suatu antigen.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Aglutinasi_%28biologi%29)

Aglutinasi ini disebabkan karena, sebelum lahir,molekul protein yang

ditentukan secara genetik disebut antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran

sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibody

(12)

o Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel

darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya

disebut aglutinin

o Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi

salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.

Selain itu, sebab lain yaitu:

 Adanya aglutinogen dan aglutinin yang sama dalam plasma darah menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan) darah

 Peristiwa menggumpalnya darah karena kesamaan aglutinin dan aglutinogen disebut aglutinasi.

 Pertemuan aglutinin α dan aglutinogen A dalam darah menyebabkan terjadinya

koagulasi darah.

 Pada peristiwa transfusi darah , koagulasi darah lebih disebabkan oleh aglutinin dari darah resipien dibandingkan oleh aglutinin darah donor.

Kemudian pada pengamatan ke dua yaitu mengamati ada tidaknya rambut

pada digitalis tengah jari tangan mahasiswa kelompok mendel (kelompok 7). Dari data

yang didapatkan bahwa 2 orang memiliki rambut pada jari tengah, dan jari manis yang

berarti memiliki gen H5, 1 orang memilikiki gen H3 dan untuk gen H1, H2, dan H3 tidak

dimiliki oleh mahasiswa kelompok 7 mendel.

Data tersebut menunjukkan bahwa seri alel ganda pada H5 bersifat

dominan d i b a n d i n g k a n d e n g a n s e r i a l e l g a n d a p a d a t i p e l a i n n y a .

J a d i , d a p a t d i l i h a t u r u t a n dominansinya adalah H1=H2=H4=H3<H5.

Berdasarkan data yang telah dilakukan perhitungannya, didapatkan

bahawa pada percobaan kali ini mengenai rambut yang berada pada ruas

tengah jari tangan tidak dipe.ngaruhi oleh adanya faktor lingkungan atau

(13)

I. KESIMPULAN

1. Beberapa sifat genetik pada manusia yang ditentukan oleh seri alel ganda adalah

pewarisan sifat golongan darah sistem A B O dan adanya rambut pada segmen

digitalis kedua pada jari manusia.

2. Di rombel 4 pendidikan Biologi 2012, golongan darahnya yang paling banyak yaitu

golongan darah B dengan presentasi total 36,67%, kemudian golongan darah O

dengan presentasi sebanyak 33,3 % golongan darah A sebanyak 26,67% dan

golongan darah AB 3,33%.

3. frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis (ruas jari tangan) kedua pada

populasi kelompok 7 Mendel yaitu Paling banak H5 kemudian H3 dan terakhir

(14)

J. DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.Golongan Darah.http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah.Di akses tanggal 15 Oktober 2014

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.

Erlangga. Jakarta.

Jusuf, Muhammad. 2001. Genetika I. Jakarta: CV. INFOMEDIKA.

Listiani, Endang.2013. Alel Ganda.Pontianak : Universitas Tanjungpura

Suryo. 2005. Genetika strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Widianti, Tuti dan Noor Aini.2014.Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang: Jurusan Biologi Unnes

Gambar

Tabel Pengamatan golongan darah
Tabel Pengamatan Rambut pada Segmen Digitalis Kedua

Referensi

Dokumen terkait

Outlook energi Indonesia 2013 : pengembangan energi dalam mendukung sektor transportasi dan industri pengolahan mineral = Indonesia energy outlook 2013 : energy development

Dari kesalahan-kesalahan sistem yang telah diuraikan diatas dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan dan redudansi data pada pengolahan data untuk laporan

Penguatan bursa Asia di awal perdagangan sejalan dengan positifnya data Manufacturing PMI Tiongkok bulan November yang diumumkan sebesar 52,1, lebih tinggi dari

Pelajar Program Asasi KUIS dibawah penajaan TKK yang mengambil keputusan untuk menyambung pengajian Ijazah Sarjana Muda di luar KUIS DIWAJIBKAN memulangkan keseluruhan nilai TKK yang

%ada stadium hipermatur ter&#34;adi proses degenerasi lan&#34;ut yang dapat men&#34;adi keras atau lembek dan men-air. assa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut layanan terkait dengan kualitas layanan yang telah diberikan oleh perusahaankepada pengguna layanan, mengukur

PENULIS sengaja memfokuskan tulisan ini pada kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar enam tahun karena bagi warga negara sekurang-kurangnya harus memiliki kemampuan

Penelitian ini menganalisa jenis defect yang ada pada setiap mesin dan metode penanganan secara mengakar sehingga dapat di temukan penyebab awal yang menjadi sumber defect