• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAK Pemeriksaan Hb Dan Gol. Darah Bumil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAK Pemeriksaan Hb Dan Gol. Darah Bumil"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

D I N A S K E S E H A T A N

UPTD P U S K E S M A S D A R E K

Jln Raya Darek Kecamatan Praya Barat Daya, Kode Pos 83572

Email :

puskesmas.darek@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMERIKSAAN HB DAN GOLONGAN DARAH IBU HAMIL

1. PENDAHULUAN

1.1 Hemoglobin

Kehamilan merupakan kondisi dimana ibu memiliki resiko yang berdampak pada kesehatan ibu dan janin, seperti resiko anemia. Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun vitamin B12. Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe). Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk terhadap kehamilan maupun persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.

Standar pelayanan kebidanan keenam membahas tentang pengelolaan anemia pada kehamilan yang bertujuan untuk menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Selama proses bidan harus memeriksa kadar Hb pada kunjungan pertama dan minggu ke-28, memberikan sedikitnya satu tablet zat besi selama 90 hari, penyuluhan tentang gizi zat besi, memberikan ibu hamil terduga anemia satu tablet zat besi 2-3 kali perhari rujuk ibu dengan anemia berat, menyarankan ibu untuk konsumsi tablet zat besi 4-6 bulan postpartum.

Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Menurut Manuaba (2001), haemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

(2)

Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari-hari (Sin sin, 2010). Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/ dl darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia.

Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan mengunakan metode sachli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I (umur kehamilan sebelum 12 seminggu) dan trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu).

Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan paling sederhana adalah metode Sahli, dan yang lebih canggih adalah metode sianmethemoglobin, pemeriksaan Hb elektrik. Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisis dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang segera bereaksi dengan ion CI membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.

 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemeriksaan Hb

Jenis Metode Obyektifitas Keakuratan Kesederhanaan Efisiensi Sahli Sedang Sedang Tinggi Sedang Sianmethemoglobin Tinggi Tinggi Rendah Rendah Electric Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu :

(3)

2) Hb 9-10 gr% Anemia ringan. 3) Hb 7-8 gr% Anemia sedang.

4) Hb <7 gr% Anemia berat (Manuaba, 2001).

Indikasi dilakukan pemeriksaan Hb adalah keadaan kekurangan zat besi dengan kadar Hb kurang dari 11 gr %. Nilai normal menurut WHO, kriteria persangkaan anemia, bila Hb dibawah :

 Wanita tak hamil 12 g%  Wanita hamil 11 g %  Trimester I 11 g %  Trimester II 10,5 g %  Trimester III 11 g %

 Hb 9-10 gr % disebut anemia ringan  Hb 7-8 gr % disebut anemia sedang  Hb < 7 gr % disebut anemia berat

Menurut Wasnidar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil, yaitu :

1) Mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan. 2) Mencegah terjadinya berat badan lahir rendah. 3) Memenuhi cadangan zat besi kurang.

Menurut prawirohardjo dan Winkjosastro (1999), kurangnya kadar haemoglobin dalam kehamilan dapat menyebabkan :

1) Abortus.

2) Partus imatur/ prematur. 3) Kelainan kongenital. 4) Perdarahan antepartum.

5) Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim. 6) Kematian perinatal.

Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang puncaknya pada kehamilan trimester kedua. Jumlah peningkatan sel darah 18 % sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19 %. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr % maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia kehamilan fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi ± 10,5g %. Dalam pemeriksaan Hb secara sahli kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut :

(4)

1) Alat/reagen kurang sempurna, yaitu :

a. Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul. b. Warna standard sering sudah pucat. c. Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol. 2) Orang yang melakukan pemeriksaan :

a. Pengambilan darah kurang baik.

b. Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah. c. Intensitas sinar/penerangan kurang.

d. Pada waktu waktu membaca hasil dipermukaan terdapat gelembung udara. e. Pipet tidak dibilas dengan HCL.

f. Pengenceran tidak baik. 1.2 Golongan Darah

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran dari substansi antigen yang menempel pada permukaan sel darah merah. Antigen ini boleh jadi protein, karbohidrat, glikoprotein, atau glikopids, tergantung pada sistem penggolongan darah dan juga beberapa antigen ini juga berada pada sel dari berbagai mcam otot (Blood Typing, Nobleprize).

Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.

Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil ini penting dilakukan untuk mengetahui golongan darah pada ibu. Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil dilakukan pada awal kehamilan. Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat waktu

(5)

dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi dan donor yang tepat (Azmielvita , 2009).

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :

1) Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

2) Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-B-negatif

3) Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

4) Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut :

No. Golongan Darah

Keterangan

1. A Apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung aglutinin β sehingga dapat dirumuskan (A, β ). 2. B Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B, sedangkan

dalam serumnya terdapat aglutinin αsehingga dirumuskan (B, α )

(6)

sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin, sehingga dapat dirumuskan (AB,–)

4. O Apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung aglutinin α dan β sehingga dapat dirumuskan (-, α, β ).

Cara menentukan golongan darah yaitu :

1) Apabila hanya terjadi aglutinasi pada antisera A maka golongan darah adalah A. 2) Apabila hanya terjadi aglutinasi pada antiesra B maka golongan darah adalah B.

3) Apabila terjadi aglutinasi pada kedua antisera A dan B maka golongan darah adalah AB. 4) Apabila tedak terjadi aglutinasi pada kedua antisera A dan B maka golongan darah adalah O.

Golongan Darah

Serum

Anti A Anti B Anti AB

O Tidak Menggumpal Tidak Menggumpal Tidak Menggumpal A Menggumpal Tidak Menggumpal Menggumpal B Tidak Menggumpal Menggumpal Menggumpal

Referensi

Dokumen terkait

Anemi hemolitik imun adalah anemi yang disebabkan adanya peningkatan penghancuran sel darah merah karena adanya antibodi pada permukaan sel darah merah.. Antibodi ini

Terjadi Aglutinasi karena Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan anti bodi yang terkandung darah tersebut yaitu :. Golongan darah A memiliki sel darah

Oleh karena itu, berdasarkan hal-hal di atas maka yang melatarbelakangi diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui golongan darah probandus dengan

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis

Berdasarkan hal ini pasien Thalasemia yang melakukan transfusi darah berulang akan menyebabkan terbentuk antibodi yang menempel pada permukaan sel darah merah yang akan

Golongan darah O memiliki antigen H paling banyak, dalam serologi golongan darah, antigen pada permukaan sel darah merah akan dikenali sebagai antigen asing apabila ditransfusikan

terhadap adanya antigen secara spesifik • Antibodi gol darah ABO disebut : aglutinin contoh : anti A, anti B.. • Struktur : imunoglobulin ( Ig G, M, A,

merah - Ahomogen: tidak ada antigen pada sel darah merah - Pada pemeriksaan plasma - Jika terjadi aglutinasi maka ada antibodi di dalam plasma/serum pasien, dan bila homogen tidak