• Tidak ada hasil yang ditemukan

anatomi fisiologi hematologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "anatomi fisiologi hematologi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DARAH DARAH

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan karbon merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini dioksida didalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh.

sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh.  Karakteristik fisik darah meliputi:

 Karakteristik fisik darah meliputi: V

Viisskkoossiittaas as attaau ku keekkeennttaallaan dn daarraah h 44,,55--55,,55 T

Teemmppeerraattuurre e 338 8 CC PH

PH 7,37- 7,37- 7,457,45

S

Saalliinniittaass 00,,99%% Berat

Berat 8 8 % % dari dari berat berat badanbadan V

Voolluummee 55--6 6 lliitteer r ((pprriiaa)) 4-5 liter (wanita) 4-5 liter (wanita)

Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya atau pompa jantung. Selama Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya atau pompa jantung. Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer,tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer,tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ked alam maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ked alam darah tersebut sedikit obat anti pembekuan

darah tersebut sedikit obat anti pembekuan atau sitras natrikus.atau sitras natrikus.

FUNGSI DARAH FUNGSI DARAH

a). Sebagai alat pengangkut ,yaitu: a). Sebagai alat pengangkut ,yaitu:

• Mengambil oksigen atau zat pembakaran dari paru- paru untuk diedarkan ke seluruhMengambil oksigen atau zat pembakaran dari paru- paru untuk diedarkan ke seluruh  jaringan tubuh

 jaringan tubuh •

• Mengangkat karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paruMengangkat karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paru •

• Mengambil zat- zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruhMengambil zat- zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh  jaringan atau alat tubuh

 jaringan atau alat tubuh •

• MeMengangangngkakat t atatau au memengngeleluaruarkakan n zazat- t- zazat t yayang ng titidadak k bebergrguna una babagi gi tutububuh h ununtutuk k didi keluarkan melalui kulit dan ginjal

keluarkan melalui kulit dan ginjal   b)

  b). . SebSebagaagai i perpertahtahanaanan n tubtubuh uh terterhadahadap p serserangangan an penypenyakiakit t dan dan racracun un daldalam am tubtubuh uh dendengangan   p

  pereranantatararaan an leleukukososit it dadan n anantitibobody dy ununtutuk k memempmperertatahahanknkan an tutububuh h teterhrhadadap ap ininvavasisi mikroorganisme dan benda asing (leukosit) dan

(2)

c). sebagai pengatur regulasi yaitu

• Mempertahankan PH dan konsentrasi elektrolit pada cairan interstitial melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstitial

• Darah mengatur suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan paru-paru

TEMPAT PEMBENTUKAN SEL DARAH

1. Pembentuykan sel darah (hemopoiesis) terjadi pada awal masa embrional, sebagian besar   pada hati dan sebagian kecil pada limpa

2. Adari kehidupan fetus hingga bayi dilahirkan, pembentukan sel darah berlangsung dalam 3 tahap, yaitu:

• Pembentukan di saccus vitellinus

• Pembentukan di hati, kelenjar limfe, dan limpa • Pembentukan di sumsum tulang

3. Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum tulang setelah minggu ke-20 masa embrionik 

4. Dengan bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan hati dan limpa semakin berkurang

5. Sesudah lahir, semua sel darah dibuat pada sumsum tulang, kecuali limfosit yang juga dibentuk di kelenjar limfe, tymus, dan lien

6. Selanjutnya pada orang dewasa pembentukan sel darah diluar sumsum tulang (extramedullary hemopoiesis) masih dapat terjadi bila sumsum tulang mengalami kerusakan atau mengalami fibrosis

7. Sampai dengan usia 5 tahun, pada dasarnya semua tulang dapat menjadi tempat  pembentukan sel darah. Tetapi sumsum tulang dari tulang panjang, kecuali bagian proksimal

humerus dan tibia, tidak lagi membentuk sel darah setelah usia mencapai 20 tahun

8. Setelah usia 20 tahun, sel darah diproduksi terutama pada tulang belakang, sternum, tulang iga dan ileum

9. 75% sel pada sumsum tulang menghasilkan sel darah putih (leukosit) dan hanya 25% menghasilkan eritrosit

(3)

10.Jumlah eritrosit dalam sirkulasi 500 kali lebih banyak dari leukosit. Hal ini disebabkan oleh karena usia leukosit dalam sirkulasi lebih pendek (hanya beberapa hari) sedangkan erotrosit hanya 120 hari.

 Tempat hematopoiesis

 Janin

0-2 bulan Yolk sac

2-7 bulan Hati dan limpa

5-9 bulan Sumsum tulang

Bayi Sumsum tulang (semua bagian tulang)

Dewasa Os.Vertebrae,Costae,Sternum,Cranium,Sacrum,Pelvis Ujung proksimal os.femur

KOMPOSISI DARAH

 Darah terdiri dari plasma dan sel-sel darah

 Plasma terdiri dari air, protein, dan bahan-bahan non protein

 Plasma protein terdiri dari albumin (55%), globulin α, β, γ (38%), fibrinogen (7%)

 Sel-sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Dimana leukosit terbagi 2 yaitu granulosit: netrofil, eosinofil, dan basofil. Serata agranulosit: limfosit dan monosit.

Tabel nilai rujukan

Jenis pemeriksaan satuan nilai rujukan

Hematologi rutin (Hb, Lk, hitung jenis, Trb, LED)

Leukosit (WBC) ribu/µL 5-10

Hemoglobin g/dL P 12-15

Trombosit (PLT)) ribu/µL 150-400

LED (ESR) (Westergren) mm/l jam P<20 Hitung jenis leukosit

• Basofil • Eusinofil • Batang • Segmen • % • % • % • 0-1 • 1-3 • 2-6

(4)

• Limfosit • Monosit • Hematokrit • % • % • % • % • 50-70 • 20-40 • 2-8 • P 37-43

Masa pendarahan menit 1-6

Masa pembekuan menit 10-15

Masa tromboplastin detik 30,3 - 41,1

Fibrinogen mg/dL 200-400

Konstituen Darah dan Fungsinya

KONSTITUEN FUNGSI

Plasma

Air Medium transportasi; mangangkut panas

Elektrolit Eksitabilitas membran; distribusi osmotik   cairan intrasel dan ekstrasel; manyangga  perubahan pH

Nutrien, zat sisa, gas, hormon Diangkut dalam darah; gas CO2 darah  berperan dalam keseimbangan asam-basa

Protein plasma Secara umum, menimbulkan efek osmotic yang  penting dalam distribusi cairan ekstrasel antara kompartemen vaskuler dan intestisium; menyangga perubahan pH

Albumin Mengangkut banyak zat; memberi kontribusi

terbesar bagi tekanan osmotik koloid

Globulin

Alfa dan Beta Mengangkut banyak zat; factor pembekuan; molekul precursor inaktif 

(5)

Fibrinogen Prekursor inaktif untuk jaringan fibrin pada  bekuan darah

Unsur Sel

Eritrosit Mengangkut O2 dan CO2 (terutama O2)

Leukosit

  Neutrofil Fagosit yang memakan bakteri dan debris

Eosinofil Menyerang cacing parasit; penting dalam

reaksi alergi

Basofil Mengeluarkan histamin, yang penting dalam

reaksi alergi, dan heparin yang membantu membersihkan lemak dari darah dan mungkin  berfungsi sebagai antikoagulan

Monosit Dalam transit untuk menjadi makrofag jaringan

Limfosit

Limfosit B Pembentukan antibodi

Limfosit T Respons imun seluler  

Trombosit Hemostasis

(6)

1. Eritrosit (sel darah merah)

Tidak berinti, mengandung Hb (protein yang mengandung senyawa hemin dan globin yang mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2), bentuk bikonkav, dibuat dalam sumsum merah tulang pipih sedang pada bayi dibentuk dalam hati. Dalam 1 mm3 terkandung ± 5 juta eritrosit (laki-laki) dan ± 4 juta eritrosit (wanita). Setelah tua sel darah merah akan dirombak oleh hati dan dijadikan zat warna empedu (bilirubin).

2. Leukosit (leukosit)

Mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung 6000 – 9000 sel darah putih, bergerak bebas secara ameboid, berfungsi melawan kuman secara fagositosis, dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium disumsum tulang untuk granulosit dan ke lenjar limpha untuk agranulosit.

Leukosit, meliputi :

•Granulosit : merpakan sel darah putih yang bergranula.

 Neutrofil : granula merah kebiruan, bersifat fagosit.  Basofil : granula biru, fagosit.

 Eosinofil : granula merah, fagosit.

• Agranulosit : merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula. Monosit : inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak cepat.

(7)

Leukosit yang merupakan sel – sel bergranula : eosionofil, basofil dan neutrofil dan tidak   bergranula : limfosit T dan B, monosit, makrofag. Limfosit B bersirkulasi dalam darah, saat ada

antigen maka limfosit B akan berikatan dengan antigen (Rx antigen – antibodi) Limfosit T yang belum matang bermigrasi menuju thymus, setelah matang beredar dalam darah,   jika bertemu antigen, limfosit T akan mengeluarkan zat – zat kimia yang melawan

mikroorganisme patogen serta menstimulai leukosit lainnya.

Monosit terbentuk di sumsum tulang belakang, masuk ke dalam sirkulasi dalam bentuk  immatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk jaringan. Sedangkan makrofag dapat tetap berdiam di jaringan, atau digunakan dalam reaksi peradangan segera setelah sel ini matang. Neutrofil, basofil dan eosionofil berfungsi sebagai fagosit Selain itu basofil berfungsi sebagai sel mast dan mengeluarkan peptida vasoaktif 

3. Trombosit (sel darah pembeku)

Tidak berinti dan mudah pecah, bentu tidak teratur, berperan dalam pembekuan darah, keadaan normal 1 mm3mengandung 200.000 – 300.000 butir trombosit.

Mekanisme pembekuan darah : Mengeluarkan :

a. Trombosit pecah tromboplastin / faktor antihemofili trombokinase.  b. Protombin trombin Ca++dan Vit.K.

(8)

1. Pembentukan sel darah merah (Eritropoesis)

Pembentukan darah dimulai dari adanya sel induk hemopoetik (hematopoitietic cell). Sel induk yang paling primitif adalah sel induk plurifoten. Sel induk plurifoten berdiferensial menjadi sel induk myeloid dan sel induk lymphoid, yang selanjutnya melalui proses yang kompleks dan rumit akan terbentuk sel-sel darah. Sel-sel eritroid akan menjadi eritrosit, granulositik, dan monositik akan menjadi granulosit dan monosit serta megakariositik menjadi trombosit.

Dalam pembentukan darah memerlukan bahan-bahan seperti vitamin B12, asam folat, zat   besi, cobalt, magnesium, tembaga (Cu), senk (Zn), asam amino, vitamin C dan B kompleks.

Kekurangan salah satu unsure atau bahan pembentuk sel darah merah mengakibatkan penurunan  produksi atau anemia.

Eritroblast berasal dari sel induk primitive myeloid dalam sumsum tulang. Proses diferensiasi dari sel primitive menjadi eritroblast ini distimulasi oleh sel eritropoietin yang diproduksi oleh

(9)

ginjal. Jika terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah atau hipoksia maka produksi hormon ini meningkat dan produksi sel darah merah juga meningkat.

Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi rata-rata 120 hari. Setelah 120 hari akan mengalami prosese penuaan. Apabila destrusi sel darah merah terjadi sebelum waktunya atau kurang dari 120 hari disebut hemolisis yang biasanya terjadi pada thalasemia.

Haemoglobin

Haemoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah, suatu protein yang mempunyai berat molekul 64.450. Sintesis haemoglobin dimulai dalam pro eritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit mungkin haemoglobin selama beberapa hari berikutnya.

Tahap dasar kimiawi pembentukan haemoglobin. Pertama, suksinil KoA, yang dibentuk  dalam siklus krebs berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat  pirol bergabung untuk membentuk protoporfirin IX yang kemudian bergabung dengan besi untuk 

membentuk molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida   panjang yang disebut globin, yang disintetis oleh ribosom, membentuk suatu sub unit

hemoglobulin yang disebut rantai hemoglobin.

Terdapat beberapa variasi kecil pada rantai sub unit hemoglobin yang berbeda,  bergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptida. Tipe-tipe rantai itu disebut rantai

alfa, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling umum pada orang dewasa, yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai  beta.

1. Suksinil-KoA + 2 glisin Pirol 2. Pirol protoporfirin IX

3. Protoporfirin IX + Fe++ Heme

(10)

Katabolisme hemoglobin

Hemoglobin yang dilepaskan dari sel sewaktu sel darah merah pecah, akan segera difagosit oleh sel-sel makrofag di hampir seluruh tubuh, terutama di hati (sel-sel kupffer), limpa dan sumsum tulang. Selama beberapa jam atau beberapa hari sesudahnya, makrofag akan melepaskan besi yang didapat dari hemoglobin, yang masuk kembali ke dalam darah dan diangkut oleh transferin menuju sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah baru, atau menuju hati dari jaringan lain untuk disimpan dalam bentuk faritin. Bagian porfirin dari molekul hemoglobin diubah oleh sel-sel makrofag menjadi bilirubin yang disekresikan hati ke dalam empedu

Pada keadaan normal disintetis hemoglobin A (adult : A1) yang terdiri dari 2 rantai alfa dan dua rantai beta. Kadarnya mencapai lebih kurang 95 % dsari seluruh hemoglobin. Sisanya terdiri dari hemoglobin A2 yang mempunyai 2 rantai alfa dari 2 rantai delta sedangkan kadarnya tidak lebih dari 2 % pada keadaan normal. Haemoglobin F (foetal) setelah lahir Foetus senantiasa menurun dan pada usia 6 bulan mencapai kadar seperti orang dewasa, yaitu tidak lebih dari 4%,  pada keadaan normal. Hemoglobin F terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma.

2 Rantai α + 2 Rantai β Hemoglobin A 2 Rantai α + 2 Rantai δ Hemoglobin A2 2 Rantai α + 2 Rantai γ Hemoglobin F

(11)

2. Leukosioesis

Limfosit dibuat di dalam kelenjar getah bening dan limpa. sedangkan limfosit T dibuat dan matang dalam thymus (sebuah kelenjar kecil di dekat jantung). Kelenjar thymus hanya aktif pada anak-anak dan dewasa muda. Di dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang disebut sel stem.

Jika sebuah sel stem membelah, yang pertama kali terbentuk adalah sel darah merah yang   belum matang (imatur), sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel imatur membelah, akan menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.

Sumsum tulang membentuk dan melepaskan lebih banyak sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi.

3. Trombopoesis

• Trombopoesis (pembentukan thrombocyt berasal dari sel induk pluripotensial yang   berubah menjadi megakarioblas kemudian promegakarioblas menjadi megakariosit di

dalam sumsum tulang

• Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endometotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatan duanya. Kemuadian sitoplasma menjadi granuler dan trombosit dilepaskan • Setiap megakariosit menghasilkan sekitar 4000 trombosit. Interval wak tu dari diferensiasi

sel induk ( stem cell ) sampai dihasilkan trombosit sekitar membutuhkan sekitar 10 hari  pada manusia

• Trombopoesis dipengaruhi oleh hormone trombopoetin yang dihasilkan di hati dan ginjal dan sejumlah sitokin seperti: IL-11, IL-3, dan IL-6

• Trombopoetin meningkatkan kecepatan dan jumlah maturasi megakariosit

Mekanisme Pembekuan Darah

(12)

Protrombin Trombin Ion Ca++ Fibrinogen Fibrin Vitamin K  Menyumbat luka PEMECAHAN ERITROSIT

Eritrosit akan lisis setelah berumur 120 hari

Mengeluarkan hemoglobin ke sirkulasi

Hemoglobin diuraikan di hati dan limpa

Molekul globulin diubah menjadi asam amino besi disimpan dalam hati dan limpa

heme diubah menjadi bilirubin

Ekskresi melalui tinja dan urin

Hemolisis eritrosit akan mengakibatkan terurainya komponen-komponen hemoglobin menjadi komponen protein yaitu globin yang kemudian dimanfaatkan kembali atau disimpan oleh tubuh dan komponen heme yang akan terurai menjadi komponen besi dan bilirubin. Zat besi akan kembali ke pool besi dan dipakai ulang. Sedangkan bilirubin akan disekresikan melalui hati dan empedu kemudian dikeluarkan bersama urine (urobilinogen) dan melalui feses (sterkobilinogen).

PEMBULUH DARAH

Pembuluh darah manusia, dibagi kedalam dua bagian yaitu : 1. Pembuluh darah arteri atau nadi

(13)

Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang  berdinding tebal dan kaku. Pembuluh darah arteri terdiri dari:

• Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.

• Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang  betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh

menuju ke paru-paru.

2. Pembuluh darah vena atau balik 

Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang  bersifat tipis dan elastis. Pembuluh darah vena terdiri dari:

• Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh • Pembuluh vena kava inferior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah

tubuh

Perbedaan antara arteri dan vena.

Obyek Arteri (pembuluh nadi) Vena (pembuluh balik) Dinding Tebal, elastis Tipis, kurang elastic Aliran Meninggalkan jantung Menuju ke jantung

Darah Kaya O2 kecuali arteri pulmonalis. Kaya CO2 kecuali vena  pulmonalis.

Tekanan Jika terpotong darah memancar. Jika terpotong, darah hanya menetes.

Letak Agak ke dalam Di permukaan tubuh

Katup Hanya satu dipangkal aorta. Banyak terdapat di sepanjang vena yang besar.

Nama Sesuai dengan organ yang dituju. Sesuai dengan organ yang ditinggalkan.

GOLONGAN DARAH MANUSIA

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan

(14)

darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

GOLONGAN DARAH ABO

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

 Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di   permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O.

 Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O

 Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB.

 Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O.

(15)

Secara umum golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di   beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling  jarang dijumpai di dunia.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.

(16)

RHESUS

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang

diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl

Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis   penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah

O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor  dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang   pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin  pada saat kehamilan.

GLOSARIUM Agranulositosis

Penyakit akut dimana terjadi penurunan jumlah sel darah putih sampai ke tingkat yang sangat rendah dan netropenianya jelas

Aplasia

Kegagalan organ atau jaringan untuk berkembang secara normal Basofil

Suatu leukosit bergranula Ekimosis

Suatu makula biru-hitam akibat perembesan darah ke kulit atau membran mukosa Eosinofil

Suatu leukosit bergranula Eritropoesis

(17)

Eritropoetin

Hormone yang mengatur produksi sel darah merah

Eritrosit

Sel darah merah

Fagositosis

Proses ingesti dan pencernaan bakteri atau partikel

Glositis

Peradangan pada lidah

Granulosit

Leukosit bergranula; leukosit polimorfonuklear (netrofil, basofil, atau eosinofil0

Granulositopenia

Penurunan jumlah granulosit secra tidak normal

Hematokrit

Fraksi darah yang ditempati oleh eritrosit

Hematopoesis

Produksi dan perkembangan sel darah

Hematopoetik 

Produksi darah

Hemoglobin

Pigmen sel darah merah yang mengandung besi

Hemolisis

Penghancuran sel darah merah dengan membebaskan hemoglobin ke dalam cairan di sekitarnya

Hiperplasia

Proliferasi sel normal yang berlebihan dalam jaringan normal

Hipokromia

Warna dan kandungan hemoglobin yang lebih rendah dari darah normal

Histiosit

Sel jaringan ikat longgar yang mempunyai aktivitas fagositik 

Lekopenia

(18)

Leukosit mononuclear

Agranulosit (limfosit, monosit)

Leukosit

Sel darah putih

Limfosit

Suatu leukosit mononuklear 

Lisis

Disintegrasi atau disolusi sel

Makrofag

Sel dari sistem retikuloendotelial yang mempunyai kemampuan melakukan fagisitosis  bahan partikel

Makrosit

Sel darah merah besar 

Megaloblas

Sel darah merah yang besarnya tidak normal

Mikrosit

Sel darah merah kecil

Monosit

Leukosit mononuklear 

Netrofil

Suatu leukosit bergranula

Normokromik 

Warna normal darah

Normositik 

Ukuran normal darah

Oksihemoglobin

Hemoglobin yang telah berkombinasi dengan oksigen

Pansitopenia

Pengurangan semua elemen seluler darah

Petekia

(19)

Plasma

Bagian cairan darah

Platelet

Trombosit, fragmen sel yang terdapat dalam darah, berperanan penting dalam pembekuan darah, hemostasis, dan pembentukan trombus

Retikulosit

Sel darah merah imatur 

Sel band

Granulosit imatur 

Serum

Bagian cairan darah yang tersisa setelah proses pembekuan

Sferosit

Eritrosit yang bentuknya sferis

Sistem retikuloendotelial

Sel- sel yang tersebar dalam tubuh, mempunyai kemampuan melakukan fagositosis bahan  partikel (bakteri, partikel koloid)

Trombosit

Keping darah

Trombositopenia

Gambar

Tabel nilai rujukan

Referensi

Dokumen terkait

Dari kesalahan-kesalahan sistem yang telah diuraikan diatas dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan dan redudansi data pada pengolahan data untuk laporan

Secara lebih rinci Shoimin (2014: 184-185) menyebutkan kelebihan lain dari model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) yaitu: 1) materi yang disampaikan

Penguatan bursa Asia di awal perdagangan sejalan dengan positifnya data Manufacturing PMI Tiongkok bulan November yang diumumkan sebesar 52,1, lebih tinggi dari

%ada stadium hipermatur ter&#34;adi proses degenerasi lan&#34;ut yang dapat men&#34;adi keras atau lembek dan men-air. assa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut layanan terkait dengan kualitas layanan yang telah diberikan oleh perusahaankepada pengguna layanan, mengukur

PENULIS sengaja memfokuskan tulisan ini pada kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar enam tahun karena bagi warga negara sekurang-kurangnya harus memiliki kemampuan

T ujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan perkawinan beda agama. 2) Mengetahui pelaksanaan perkawinan beda agama

Dalam penyelesaian penyusunan tugas akhir ini tentunya penulis banyak3. mendapatkan masukan dari berbagai pihak berupa kritik, saran dan