DARAH DARAH
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan karbon merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini dioksida didalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh.
sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh. Karakteristik fisik darah meliputi:
Karakteristik fisik darah meliputi: V
Viisskkoossiittaas as attaau ku keekkeennttaallaan dn daarraah h 44,,55--55,,55 T
Teemmppeerraattuurre e 338 8 CC PH
PH 7,37- 7,37- 7,457,45
S
Saalliinniittaass 00,,99%% Berat
Berat 8 8 % % dari dari berat berat badanbadan V
Voolluummee 55--6 6 lliitteer r ((pprriiaa)) 4-5 liter (wanita) 4-5 liter (wanita)
Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya atau pompa jantung. Selama Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya atau pompa jantung. Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer,tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer,tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ked alam maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ked alam darah tersebut sedikit obat anti pembekuan
darah tersebut sedikit obat anti pembekuan atau sitras natrikus.atau sitras natrikus.
FUNGSI DARAH FUNGSI DARAH
a). Sebagai alat pengangkut ,yaitu: a). Sebagai alat pengangkut ,yaitu:
•
• Mengambil oksigen atau zat pembakaran dari paru- paru untuk diedarkan ke seluruhMengambil oksigen atau zat pembakaran dari paru- paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh
jaringan tubuh •
• Mengangkat karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paruMengangkat karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paru •
• Mengambil zat- zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruhMengambil zat- zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh jaringan atau alat tubuh
jaringan atau alat tubuh •
• MeMengangangngkakat t atatau au memengngeleluaruarkakan n zazat- t- zazat t yayang ng titidadak k bebergrguna una babagi gi tutububuh h ununtutuk k didi keluarkan melalui kulit dan ginjal
keluarkan melalui kulit dan ginjal b)
b). . SebSebagaagai i perpertahtahanaanan n tubtubuh uh terterhadahadap p serserangangan an penypenyakiakit t dan dan racracun un daldalam am tubtubuh uh dendengangan p
pereranantatararaan an leleukukososit it dadan n anantitibobody dy ununtutuk k memempmperertatahahanknkan an tutububuh h teterhrhadadap ap ininvavasisi mikroorganisme dan benda asing (leukosit) dan
c). sebagai pengatur regulasi yaitu
• Mempertahankan PH dan konsentrasi elektrolit pada cairan interstitial melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstitial
• Darah mengatur suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan paru-paru
TEMPAT PEMBENTUKAN SEL DARAH
1. Pembentuykan sel darah (hemopoiesis) terjadi pada awal masa embrional, sebagian besar pada hati dan sebagian kecil pada limpa
2. Adari kehidupan fetus hingga bayi dilahirkan, pembentukan sel darah berlangsung dalam 3 tahap, yaitu:
• Pembentukan di saccus vitellinus
• Pembentukan di hati, kelenjar limfe, dan limpa • Pembentukan di sumsum tulang
3. Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum tulang setelah minggu ke-20 masa embrionik
4. Dengan bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan hati dan limpa semakin berkurang
5. Sesudah lahir, semua sel darah dibuat pada sumsum tulang, kecuali limfosit yang juga dibentuk di kelenjar limfe, tymus, dan lien
6. Selanjutnya pada orang dewasa pembentukan sel darah diluar sumsum tulang (extramedullary hemopoiesis) masih dapat terjadi bila sumsum tulang mengalami kerusakan atau mengalami fibrosis
7. Sampai dengan usia 5 tahun, pada dasarnya semua tulang dapat menjadi tempat pembentukan sel darah. Tetapi sumsum tulang dari tulang panjang, kecuali bagian proksimal
humerus dan tibia, tidak lagi membentuk sel darah setelah usia mencapai 20 tahun
8. Setelah usia 20 tahun, sel darah diproduksi terutama pada tulang belakang, sternum, tulang iga dan ileum
9. 75% sel pada sumsum tulang menghasilkan sel darah putih (leukosit) dan hanya 25% menghasilkan eritrosit
10.Jumlah eritrosit dalam sirkulasi 500 kali lebih banyak dari leukosit. Hal ini disebabkan oleh karena usia leukosit dalam sirkulasi lebih pendek (hanya beberapa hari) sedangkan erotrosit hanya 120 hari.
Tempat hematopoiesis
Janin
0-2 bulan Yolk sac
2-7 bulan Hati dan limpa
5-9 bulan Sumsum tulang
Bayi Sumsum tulang (semua bagian tulang)
Dewasa Os.Vertebrae,Costae,Sternum,Cranium,Sacrum,Pelvis Ujung proksimal os.femur
KOMPOSISI DARAH
Darah terdiri dari plasma dan sel-sel darah
Plasma terdiri dari air, protein, dan bahan-bahan non protein
Plasma protein terdiri dari albumin (55%), globulin α, β, γ (38%), fibrinogen (7%)
Sel-sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Dimana leukosit terbagi 2 yaitu granulosit: netrofil, eosinofil, dan basofil. Serata agranulosit: limfosit dan monosit.
Tabel nilai rujukan
Jenis pemeriksaan satuan nilai rujukan
Hematologi rutin (Hb, Lk, hitung jenis, Trb, LED)
Leukosit (WBC) ribu/µL 5-10
Hemoglobin g/dL P 12-15
Trombosit (PLT)) ribu/µL 150-400
LED (ESR) (Westergren) mm/l jam P<20 Hitung jenis leukosit
• Basofil • Eusinofil • Batang • Segmen • % • % • % • 0-1 • 1-3 • 2-6
• Limfosit • Monosit • Hematokrit • % • % • % • % • 50-70 • 20-40 • 2-8 • P 37-43
Masa pendarahan menit 1-6
Masa pembekuan menit 10-15
Masa tromboplastin detik 30,3 - 41,1
Fibrinogen mg/dL 200-400
Konstituen Darah dan Fungsinya
KONSTITUEN FUNGSI
Plasma
Air Medium transportasi; mangangkut panas
Elektrolit Eksitabilitas membran; distribusi osmotik cairan intrasel dan ekstrasel; manyangga perubahan pH
Nutrien, zat sisa, gas, hormon Diangkut dalam darah; gas CO2 darah berperan dalam keseimbangan asam-basa
Protein plasma Secara umum, menimbulkan efek osmotic yang penting dalam distribusi cairan ekstrasel antara kompartemen vaskuler dan intestisium; menyangga perubahan pH
Albumin Mengangkut banyak zat; memberi kontribusi
terbesar bagi tekanan osmotik koloid
Globulin
Alfa dan Beta Mengangkut banyak zat; factor pembekuan; molekul precursor inaktif
Fibrinogen Prekursor inaktif untuk jaringan fibrin pada bekuan darah
Unsur Sel
Eritrosit Mengangkut O2 dan CO2 (terutama O2)
Leukosit
Neutrofil Fagosit yang memakan bakteri dan debris
Eosinofil Menyerang cacing parasit; penting dalam
reaksi alergi
Basofil Mengeluarkan histamin, yang penting dalam
reaksi alergi, dan heparin yang membantu membersihkan lemak dari darah dan mungkin berfungsi sebagai antikoagulan
Monosit Dalam transit untuk menjadi makrofag jaringan
Limfosit
Limfosit B Pembentukan antibodi
Limfosit T Respons imun seluler
Trombosit Hemostasis
1. Eritrosit (sel darah merah)
Tidak berinti, mengandung Hb (protein yang mengandung senyawa hemin dan globin yang mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2), bentuk bikonkav, dibuat dalam sumsum merah tulang pipih sedang pada bayi dibentuk dalam hati. Dalam 1 mm3 terkandung ± 5 juta eritrosit (laki-laki) dan ± 4 juta eritrosit (wanita). Setelah tua sel darah merah akan dirombak oleh hati dan dijadikan zat warna empedu (bilirubin).
2. Leukosit (leukosit)
Mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung 6000 – 9000 sel darah putih, bergerak bebas secara ameboid, berfungsi melawan kuman secara fagositosis, dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium disumsum tulang untuk granulosit dan ke lenjar limpha untuk agranulosit.
Leukosit, meliputi :
•Granulosit : merpakan sel darah putih yang bergranula.
Neutrofil : granula merah kebiruan, bersifat fagosit. Basofil : granula biru, fagosit.
Eosinofil : granula merah, fagosit.
• Agranulosit : merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula. Monosit : inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak cepat.
Leukosit yang merupakan sel – sel bergranula : eosionofil, basofil dan neutrofil dan tidak bergranula : limfosit T dan B, monosit, makrofag. Limfosit B bersirkulasi dalam darah, saat ada
antigen maka limfosit B akan berikatan dengan antigen (Rx antigen – antibodi) Limfosit T yang belum matang bermigrasi menuju thymus, setelah matang beredar dalam darah, jika bertemu antigen, limfosit T akan mengeluarkan zat – zat kimia yang melawan
mikroorganisme patogen serta menstimulai leukosit lainnya.
Monosit terbentuk di sumsum tulang belakang, masuk ke dalam sirkulasi dalam bentuk immatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk jaringan. Sedangkan makrofag dapat tetap berdiam di jaringan, atau digunakan dalam reaksi peradangan segera setelah sel ini matang. Neutrofil, basofil dan eosionofil berfungsi sebagai fagosit Selain itu basofil berfungsi sebagai sel mast dan mengeluarkan peptida vasoaktif
3. Trombosit (sel darah pembeku)
Tidak berinti dan mudah pecah, bentu tidak teratur, berperan dalam pembekuan darah, keadaan normal 1 mm3mengandung 200.000 – 300.000 butir trombosit.
Mekanisme pembekuan darah : Mengeluarkan :
a. Trombosit pecah tromboplastin / faktor antihemofili trombokinase. b. Protombin trombin Ca++dan Vit.K.
1. Pembentukan sel darah merah (Eritropoesis)
Pembentukan darah dimulai dari adanya sel induk hemopoetik (hematopoitietic cell). Sel induk yang paling primitif adalah sel induk plurifoten. Sel induk plurifoten berdiferensial menjadi sel induk myeloid dan sel induk lymphoid, yang selanjutnya melalui proses yang kompleks dan rumit akan terbentuk sel-sel darah. Sel-sel eritroid akan menjadi eritrosit, granulositik, dan monositik akan menjadi granulosit dan monosit serta megakariositik menjadi trombosit.
Dalam pembentukan darah memerlukan bahan-bahan seperti vitamin B12, asam folat, zat besi, cobalt, magnesium, tembaga (Cu), senk (Zn), asam amino, vitamin C dan B kompleks.
Kekurangan salah satu unsure atau bahan pembentuk sel darah merah mengakibatkan penurunan produksi atau anemia.
Eritroblast berasal dari sel induk primitive myeloid dalam sumsum tulang. Proses diferensiasi dari sel primitive menjadi eritroblast ini distimulasi oleh sel eritropoietin yang diproduksi oleh
ginjal. Jika terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah atau hipoksia maka produksi hormon ini meningkat dan produksi sel darah merah juga meningkat.
Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi rata-rata 120 hari. Setelah 120 hari akan mengalami prosese penuaan. Apabila destrusi sel darah merah terjadi sebelum waktunya atau kurang dari 120 hari disebut hemolisis yang biasanya terjadi pada thalasemia.
Haemoglobin
Haemoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah, suatu protein yang mempunyai berat molekul 64.450. Sintesis haemoglobin dimulai dalam pro eritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit mungkin haemoglobin selama beberapa hari berikutnya.
Tahap dasar kimiawi pembentukan haemoglobin. Pertama, suksinil KoA, yang dibentuk dalam siklus krebs berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung untuk membentuk protoporfirin IX yang kemudian bergabung dengan besi untuk
membentuk molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang disebut globin, yang disintetis oleh ribosom, membentuk suatu sub unit
hemoglobulin yang disebut rantai hemoglobin.
Terdapat beberapa variasi kecil pada rantai sub unit hemoglobin yang berbeda, bergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptida. Tipe-tipe rantai itu disebut rantai
alfa, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling umum pada orang dewasa, yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai beta.
1. Suksinil-KoA + 2 glisin Pirol 2. Pirol protoporfirin IX
3. Protoporfirin IX + Fe++ Heme
Katabolisme hemoglobin
Hemoglobin yang dilepaskan dari sel sewaktu sel darah merah pecah, akan segera difagosit oleh sel-sel makrofag di hampir seluruh tubuh, terutama di hati (sel-sel kupffer), limpa dan sumsum tulang. Selama beberapa jam atau beberapa hari sesudahnya, makrofag akan melepaskan besi yang didapat dari hemoglobin, yang masuk kembali ke dalam darah dan diangkut oleh transferin menuju sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah baru, atau menuju hati dari jaringan lain untuk disimpan dalam bentuk faritin. Bagian porfirin dari molekul hemoglobin diubah oleh sel-sel makrofag menjadi bilirubin yang disekresikan hati ke dalam empedu
Pada keadaan normal disintetis hemoglobin A (adult : A1) yang terdiri dari 2 rantai alfa dan dua rantai beta. Kadarnya mencapai lebih kurang 95 % dsari seluruh hemoglobin. Sisanya terdiri dari hemoglobin A2 yang mempunyai 2 rantai alfa dari 2 rantai delta sedangkan kadarnya tidak lebih dari 2 % pada keadaan normal. Haemoglobin F (foetal) setelah lahir Foetus senantiasa menurun dan pada usia 6 bulan mencapai kadar seperti orang dewasa, yaitu tidak lebih dari 4%, pada keadaan normal. Hemoglobin F terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma.
2 Rantai α + 2 Rantai β Hemoglobin A 2 Rantai α + 2 Rantai δ Hemoglobin A2 2 Rantai α + 2 Rantai γ Hemoglobin F
2. Leukosioesis
Limfosit dibuat di dalam kelenjar getah bening dan limpa. sedangkan limfosit T dibuat dan matang dalam thymus (sebuah kelenjar kecil di dekat jantung). Kelenjar thymus hanya aktif pada anak-anak dan dewasa muda. Di dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang disebut sel stem.
Jika sebuah sel stem membelah, yang pertama kali terbentuk adalah sel darah merah yang belum matang (imatur), sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel imatur membelah, akan menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.
Sumsum tulang membentuk dan melepaskan lebih banyak sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi.
3. Trombopoesis
• Trombopoesis (pembentukan thrombocyt berasal dari sel induk pluripotensial yang berubah menjadi megakarioblas kemudian promegakarioblas menjadi megakariosit di
dalam sumsum tulang
• Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endometotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatan duanya. Kemuadian sitoplasma menjadi granuler dan trombosit dilepaskan • Setiap megakariosit menghasilkan sekitar 4000 trombosit. Interval wak tu dari diferensiasi
sel induk ( stem cell ) sampai dihasilkan trombosit sekitar membutuhkan sekitar 10 hari pada manusia
• Trombopoesis dipengaruhi oleh hormone trombopoetin yang dihasilkan di hati dan ginjal dan sejumlah sitokin seperti: IL-11, IL-3, dan IL-6
• Trombopoetin meningkatkan kecepatan dan jumlah maturasi megakariosit
Mekanisme Pembekuan Darah
Protrombin Trombin Ion Ca++ Fibrinogen Fibrin Vitamin K Menyumbat luka PEMECAHAN ERITROSIT
Eritrosit akan lisis setelah berumur 120 hari
Mengeluarkan hemoglobin ke sirkulasi
Hemoglobin diuraikan di hati dan limpa
Molekul globulin diubah menjadi asam amino besi disimpan dalam hati dan limpa
heme diubah menjadi bilirubin
Ekskresi melalui tinja dan urin
Hemolisis eritrosit akan mengakibatkan terurainya komponen-komponen hemoglobin menjadi komponen protein yaitu globin yang kemudian dimanfaatkan kembali atau disimpan oleh tubuh dan komponen heme yang akan terurai menjadi komponen besi dan bilirubin. Zat besi akan kembali ke pool besi dan dipakai ulang. Sedangkan bilirubin akan disekresikan melalui hati dan empedu kemudian dikeluarkan bersama urine (urobilinogen) dan melalui feses (sterkobilinogen).
PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah manusia, dibagi kedalam dua bagian yaitu : 1. Pembuluh darah arteri atau nadi
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku. Pembuluh darah arteri terdiri dari:
• Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.
• Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh
menuju ke paru-paru.
2. Pembuluh darah vena atau balik
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis. Pembuluh darah vena terdiri dari:
• Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh • Pembuluh vena kava inferior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah
tubuh
Perbedaan antara arteri dan vena.
Obyek Arteri (pembuluh nadi) Vena (pembuluh balik) Dinding Tebal, elastis Tipis, kurang elastic Aliran Meninggalkan jantung Menuju ke jantung
Darah Kaya O2 kecuali arteri pulmonalis. Kaya CO2 kecuali vena pulmonalis.
Tekanan Jika terpotong darah memancar. Jika terpotong, darah hanya menetes.
Letak Agak ke dalam Di permukaan tubuh
Katup Hanya satu dipangkal aorta. Banyak terdapat di sepanjang vena yang besar.
Nama Sesuai dengan organ yang dituju. Sesuai dengan organ yang ditinggalkan.
GOLONGAN DARAH MANUSIA
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan
darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
GOLONGAN DARAH ABO
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O.
Secara umum golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
RHESUS
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang
diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl
Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah
O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan.
GLOSARIUM Agranulositosis
Penyakit akut dimana terjadi penurunan jumlah sel darah putih sampai ke tingkat yang sangat rendah dan netropenianya jelas
Aplasia
Kegagalan organ atau jaringan untuk berkembang secara normal Basofil
Suatu leukosit bergranula Ekimosis
Suatu makula biru-hitam akibat perembesan darah ke kulit atau membran mukosa Eosinofil
Suatu leukosit bergranula Eritropoesis
Eritropoetin
Hormone yang mengatur produksi sel darah merah
Eritrosit
Sel darah merah
Fagositosis
Proses ingesti dan pencernaan bakteri atau partikel
Glositis
Peradangan pada lidah
Granulosit
Leukosit bergranula; leukosit polimorfonuklear (netrofil, basofil, atau eosinofil0
Granulositopenia
Penurunan jumlah granulosit secra tidak normal
Hematokrit
Fraksi darah yang ditempati oleh eritrosit
Hematopoesis
Produksi dan perkembangan sel darah
Hematopoetik
Produksi darah
Hemoglobin
Pigmen sel darah merah yang mengandung besi
Hemolisis
Penghancuran sel darah merah dengan membebaskan hemoglobin ke dalam cairan di sekitarnya
Hiperplasia
Proliferasi sel normal yang berlebihan dalam jaringan normal
Hipokromia
Warna dan kandungan hemoglobin yang lebih rendah dari darah normal
Histiosit
Sel jaringan ikat longgar yang mempunyai aktivitas fagositik
Lekopenia
Leukosit mononuclear
Agranulosit (limfosit, monosit)
Leukosit
Sel darah putih
Limfosit
Suatu leukosit mononuklear
Lisis
Disintegrasi atau disolusi sel
Makrofag
Sel dari sistem retikuloendotelial yang mempunyai kemampuan melakukan fagisitosis bahan partikel
Makrosit
Sel darah merah besar
Megaloblas
Sel darah merah yang besarnya tidak normal
Mikrosit
Sel darah merah kecil
Monosit
Leukosit mononuklear
Netrofil
Suatu leukosit bergranula
Normokromik
Warna normal darah
Normositik
Ukuran normal darah
Oksihemoglobin
Hemoglobin yang telah berkombinasi dengan oksigen
Pansitopenia
Pengurangan semua elemen seluler darah
Petekia
Plasma
Bagian cairan darah
Platelet
Trombosit, fragmen sel yang terdapat dalam darah, berperanan penting dalam pembekuan darah, hemostasis, dan pembentukan trombus
Retikulosit
Sel darah merah imatur
Sel band
Granulosit imatur
Serum
Bagian cairan darah yang tersisa setelah proses pembekuan
Sferosit
Eritrosit yang bentuknya sferis
Sistem retikuloendotelial
Sel- sel yang tersebar dalam tubuh, mempunyai kemampuan melakukan fagositosis bahan partikel (bakteri, partikel koloid)
Trombosit
Keping darah
Trombositopenia