• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DAN FISIOLOGI HEWAN.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DAN FISIOLOGI HEWAN.docx"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Dosen Pengampu :

Hj. Nur Ilmiyati, Dra., M.M., M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok IV

1. Ade Fitriyani (2119160043) 2. Amalia Janatun Ma’wa (2119160039) 3. Iman Abadi (2119160015) 4. Resta Agustiany (2119160024)

PENDIDIKAN BIOLOGI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Shalawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang sangat indah.

Penyusun disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan hasil praktikum kami mengenai “Aktivitas Enzim Katalase, Test Saliva, Pemeriksaan Golongan Darah, Menghitung Haemoglobin Darah, dan Tekanan darah & Denyut Jantung” sebagai tugas mata kuliah Fisiologi Hewan. Dalam hasil praktikum ini, akan dipaparkan hasil praktikum kami mengenai Aktivitas Enzim Katalase, Test Saliva, Pemeriksaan Golongan Darah, Menghitung Haemoglobin Darah, dan Tekanan darah & Denyut Jantung.

Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini. Dan penyusun memahami jika laporan ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat penyusun butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 1

1.3. Tujuan... 2

1.4. Manfaat... 2

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Keterampilan Mengajar... 3

2. Jenis-jenis Keterampilan Mengajar... 4

3. Tujuan dan Manfaat Keterampilan Mengajar... 16

BAB III 3.1. Kesimpulan... 18

3.2. Saran... 18

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam hidupnya, makhluk hidup selalu melangsungkan metabolisme dan berbagai aktivitas tubuh lainnya. Untuk membuktikannya, pada hari selasa, 03 Juli 2018 kami melakukan praktikum mengenai Aktivitas Enzim Katalase, Test Saliva, Pemeriksaan Golongan Darah, Menghitung Haemoglobin Darah, dan Tekanan darah & Denyut Jantung.

Dalam laporan ini, dipaparkan hasil praktikum tentang Aktivitas Enzim Katalase, Test Saliva, Pemeriksaan Golongan Darah, Menghitung Haemoglobin Darah, dan Tekanan darah & Denyut Jantung sesuai dengan tujuannya masing-masing.

1.2. Tujuan

1. Untuk membuktikan adanya enzim katalase di dalam sel hewan. 2. Untuk mengetahui pengaruh asam dan basa terhadap kerja enzim.

3. Untuk mengetahui pengaruh asam, basa, dan temperatur terhadap kerja enzim amylase.

4. Untuk mempelajari cara-cara menentukan golongan darah A, B, O dan golongan Rhesus.

5. Untuk menentukan konsentrasi haemoglobin dalam darah. 6. Untuk mengamati tekanan darah sistole dan diastole. 7. Untuk menghitung denyut jantung.

1.3. Manfaat

1. Mahasiswa dapat membuktikan adanya enzim katalase di dalam sel hewan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh asam dan basa terhadap kerja

enzim.

3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh asam, basa, dan temperatur terhadap kerja enzim amylase.

(5)
(6)

BAB II

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM 2.1. KEGIATAN 1 : AKTIVASI ENZIM KATALASE

A. JUDUL

Aktivasi Enzim Katalase. B. TUJUAN

1. Untuk membuktikan adanya enzim katalase di dalam sel hewan. 2. Untuk mengetahui pengaruh asam dan basa terhadap kerja enzim. C. DASAR TEORI

Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).

Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C atau C-N pada substrat yang diikatnya (http://id.wikipedia.org).

(7)

melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat. Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama yang dianggap paling sesuai dalam menjelaskan cara kerja enzim (http://fionaangelina.com).

Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.

Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.

Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen peroksida.

Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2berpotensi membentuk radikal karena membentuk OH- . Enzim katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem. Aktivitas enzim katalase :

(8)

 Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai substrat atau donor electron dan molekul H2O2yang lain

sebagai oksidan atau akseptor electron.  2 H2O2 + enzim katalase  2 H2O + O2

Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa, ginjal dan hati. Adapun faktor yang mempengaruhi cara kerja enzim, diantaranya :

 Derajat Keasaman (pH), enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.

 Suhu, enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Hal ini disebabkan karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.

 Konsentrasi Enzim, konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

(9)

D. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA 1. Alat dan Bahan

1) Tabung reaksi dan raknya 2) Corong dan penyaring 3) Pipet tetes

4) Lidi dan korek api 5) Lampu spirtus 6) Hati ayam 7) Larutan H2O2

8) NaOH 5% 9) HCL 5% 10)Aquades

11)Lumpang porselen 2. Cara Kerja

1) Hancurkan hati ayam dalam lumpang porselen sambil ditambah aquades dengan perbandingan 1:1.

2) Saringlah campuran tersebut untuk memperoleh ekstrak hati yang keruh.

3) Isilah 7 tabung reaksi dengan ekstrak hati, jantung, dll masing-masing sebanyak 5 ml dan beri label pada setiap tabung.

a. Tabung reaksi I diisi dengan ekstrak hati.

b. Tabung reaksi II diisi campuran ekstrak hati dan HCL. c. Tabung reaksi III diisi campuran ektrak hati dan naoh. d. Tabung reaksi IV diisi ekstrak jantung.

4) Untuk tabung reaksi I tetesilah dengan H2O2 sebanyak 5 tetes sampai terjadi gelembung gas, kemudian tutuplah dengan jari (banyak penetesan H2O2 harus sama dengan perlakuan yang lain).

5) Bukalah tutup tabung reaksi dan masukan dengan segera lidi yang membara dan amati apa terjadi dengan bara tersebut.

(10)

E. HASIL PERCOBAAN No

. Perlakuan Gelembung Nyala Api

1. Ekstrak hati + H2O2 Ada Gelembung Ada nyala api 2. Ekstrak hati + HCL + H2O2 Sedikit Tidak ada nyala

api 3. Ekstrak hati + NaOH + H2O2 Ada Gelembung Ada nyala api 4. Ekstrak hati dipanaskan+

H2O2 Ada Gelembung Ada nyala api

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita menggunakan hati ayam sebagai bahan percobaan, karena hati ayam banyak mengandung enzim katalase. Hasil dari percobaan yang terdapat pada tabung reaksi adalah gelembung yang mengandung gas oksigen. Dan apabila kita menempatkan bara di dalam tabung reaksi, maka bara tersebut akan menyala, ini membuktikan bahwa reaksi pembakaran tadi menghasilkan oksigen (O2). Tetapi tidak semua tabung reaksi menghasilkan gelembung dan menyala apabila ditempatkan bara di atasnya.

1. Ekstrak hati + H2O2

Saat larutan H2O2 dimasukkan, terjadi pembentukan

gelembung-gelembung udara. Hal ini membuktikan bahwa di dalam hati ayam yang masih segar terdapat banyak peroksisom sehingga menghasilkan enzim katalase dalam jumlah banyak. Enzim katalase ini kemudian menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara yang terbentuk membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi H2O.

Pada saat memasukkan bara api kedalam tabung reaksi , bara api menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi O2.

(11)

Dihasilkan gelembung udara dalam kategori sedikit dan bara api tidak menyala. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen.

Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan HCl yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral.

3. Ekstrak hati + NaOH + H2O2

Terjadi pembentukan gelembung-gelembung udara. Hal ini membuktikan bahwa di dalam hati ayam yang masih segar terdapat banyak peroksisom sehingga menghasilkan enzim katalase dalam jumlah banyak. Enzim katalase ini kemudian menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara yang terbentuk membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi H2O.

Pada saat memasukkan bara api kedalam tabung reaksi , bara api menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi O2.

4. Ekstrak hati dipanaskan+ H2O2

(12)

Pada saat memasukkan bara api kedalam tabung reaksi , bara api menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi O2.

G. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati

kerja enzim katalase?

Jawab : Karena H2O2 adalah senyawa yang sangat reaktif dan dapat

merusak sel. Oleh karena itu H2O2 dikumpulkan dalam peroksisom

kemudian didegradasi oleh enzim katalase menjadi hidrogen dan oksigen. H2O2 H2O + ½ O2.

2. Gelembung gas apa yang terjadi ? tulis reaksi kimianya.

Jawab : Gas O2 sebab ketika tabung reaksi dimasukkan bara lidi

menyala terang itu membuktikan bahwa adanya gas O2 sebab api

bisa menyala jika ada oksigen

3. Apa yang terjadi bila dalam jaringan tubuh banyak tertimbun H2O2 ?

dan merupakan hasil sampingan proses apa?

Jawab : Bila dalam tubuh tertimbun H2O2, sel-sel dalam tubuh

terutama organ hati dapat rusak karena H2O2 bersifat racun dalam

(13)

4. Bagaimana usaha untuk menetralkan H2O2 dalam tubuh ?

Jawab : Enzim katalase dihasilkan di hati. Fungsi enzim katalase adalah dapat menguraikan (menetralkan) hidrogen perioksida (H2O2)

yang merupakan senyawa berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O)

dan oksigen (O2) yang bukan merupakan senyawa yang berbahaya. H2O2 H2O + ½ O2

5. Mengapa kita menggunakan hati dalam percobaan aktifitas enzim katalase ?

Jawab : Karena hati adalah organ yang berfungsi untuk menyaring racun yang terdapat di dalam tubuh

6. Dapatkah organ lain kita gunakan untuk percobaan itu ?

Jawab : Kita bisa menggunakan organ lain untuk percobaan ini diantaranya menggunakan jantung.

2.2. KEGIATAN 2 : TEST SALIVA A. JUDUL

Test Saliva. B. TUJUAN

Untuk mengetahui pengaruh asam, basa dan temperatur terhadap kerja enzim amylase.

C. DASAR TEORI

(14)

Bagian terbesar makanan yang kita makan terdiri dari kompleks karbohidrat, kompleks lipid, protein dan asam nukleat yang umumnya terlalu besar untuk diserap oleh jaringan tibuh tampa jaringan lebih lanjut. Organ dalam sistem pencernaan menghidrolisis bahan tersebut menjadi molekul lebih sederhana yang dapat diserap kedalam aliran darah dan diangkat ke sel – sel tubuh. Jika makanan diikunyah dengan benar, bahan ini bercampur sempurna dengan ludah yang dikeluarkan oleh kelenjar ludah. Orang dewasa rata-rata mengeluarkan hampir 1,5 liter ludah perhari ludah tersebut terdiri dari sekitar 99% air dan PH nya sekitar diatas 7 ludah yang mengandung sedikit garam dan juga protein, yaitu musin amilase ludah (ptialin). Musin adalah glikopotein menjadi disakarida maltosa. Pencernaan lemak protien atau asam nukleat tidak berlangsung dimulut (Willbraham; 1992 ; 303).

Kelenjar yang ada disekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau ludah. Ada tiga kelenjar yang mengeluarkan saliva yaitu kelenjar parotid, kelenjar submandibular, kelenjar sublingual, Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling kecil. Terletak dibawah lidah bagian depan. Kelenjar Parotid adalah kelenjar saliva paling besar dan terletak pada bagian atas mulut didepan telinga. Saliva adalahcairan yang lebih kental dari pada cairan lainnya. Saliva terdiri atas 99,24% air dan 0,58% terdiri atas ion – ion Ca+, Mg+, Na+, K+, PO, Cl+, HCO3, SO dan zat- zat organik seperti usin dan enzim amilase atau ptialin. Musin atau glikoprotein dikeluarkan oleh kelenjar sublingual dan kelenjar subman dibular, sedangakan ptialin dikeluarkan kelenjar parotid.Saliva mempunyai PH antara 5,75-7,05. Pada umumnya PH saliva adala dibawah 7 (Poedjiadi; 2007; 235).

Pemecahan makanan polisakarida pada manusia dimulai didalam mulut, tempat amilase air liur menghidrolisiskan beberapa dari ikatan 1-4 glikosida. Sedikit pemecahan lebih lanjut dari karbohidrat, terjadi hingga makanan mencapai usus kecil, tempat bagian terbasar dari pemecahan pati berlangsung (Soendoro; 1989;239).

(15)

penumpatan harus memblokir saliva yang mengenai darah yang ditumpot. Maka sangat perlu sekali memahami akan beberapa kareteristik dari saliva itu sendiri (Anonim; 2010).

Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dan kelenjar ludah yang besar dan kecil yang ada pada mukase oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluakan suatu sekret yang disebut saliva (Anonim; 2010).

Saliva memainkan peran yang penting dalam berbagi proses biolis yamg terjadi dalam rongga mulut , diantaranya sebagai pelumas, penguyahan dan penelanan makanan, aksi dari pembersihan dan perlindungan dari karies gigi. Selain itu fungsi saliva juga menjadi sangat penting karina saliva juga dapat digunakan untuk mendiaknosa penyakit oral dan sistemik (Anonim; 2010). D. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

1. Alat dan Bahan

1) Larutan kanji/amylunm 2 % 2) Larutan HCL 1 N

3) Larutan NaOH 1 N 4) Larutan lugol 5) Saliva

6) Tabung reaksi dan raknya

7) Indikator asam basa (indikator universal) 8) Arloji/stopwatch

9) Pipet tetes

(16)

1) Isilah tabung reaksi masing-masing 5 cc larutan kanji, kemudian diberi label.

2) Kedalam tabung reaksi I ditetesi lugol 5 tetes yang kemudian dipakai sebagai kontrol.

3) Untuk tabung reaksi II ditetesi saliva kemudian beri lugol masing-maing 5 tetes.

4) Untuk tabung reaksi III sebelum ditetesi saliva dan lugol tetesilah larutan HCl 5 tetes.

5) Untuk tabung reaksi IV sebelum ditetesi saliva dan lugol teteskan larutan NaOH 5 tetes.

6) Untuk tabung reaksi V setelah ditetesi lugol daln saliva, kemudian dipanaskan sampai suhu 50-550 C selama 10 menit.

7) Catatlah perubahan warna dan waktu yang dibutuhkan oleh maing-maing tabung.

8) Amati perubahan pH dari masing-masing tabung. E. HASIL PERCOBAAN

No

. Perlakuan Perubahan Warna Waktu Ph

1. Kanji + Lugol Putih 5 menit 5

2. Kanji + Saliva +

Lugol Putih 5 menit 6

3. Kanji + HCL + Saliva

+ Lugol Bening 5 menit 3

4. Kanji + NaOH +

Saliva + Lugol Bening + Putih 5 menit 12 5. Kanji dipanaskan +

Lugol + Saliva Bening 10 menit 2

(17)

Campuran kanji dan lugol menghasilkan perubahan warna yaitu putih setelah didiamkan 5 menit. Kemudian diukur menggunakan indikator uiversal untuk melihat pHnya. pH indikator universal menunjukan warna yang mendeskripsikan tingkat keasaman pH 5 atau asam.

2. Kanji + Saliva + Lugol

Pada campuran kanji, saliva dan lugol menghasilkan perubahan warna putih setelah didiamkan selama 5 menit. Kemudian diukur menggunakan indikator uiversal untuk melihat pHnya. pH indikator universal menunjukan warna yang mendeskripsikan tingkat keasaman pH 6 atau asam.

3. Kanji + HCL + Saliva + Lugol

Pada campuran Kanji + HCL + Saliva + Lugol menghasilkan perubahan warna bening yang sebelumnya berwarna putih setelah didiamkan 5 menit. Kemudian diukur menggunakan indikator uiversal untuk melihat pHnya. pH indikator universal menunjukan warna yang mendeskripsikan tingkat keasaman pH 3 atau asam.

4. Kanji + NaOH + Saliva + Lugol

Pada campuran Kanji + NaOH + Saliva + Lugol menghasilkan perubahan warna bening dan putih yang sebelumnya berwarna putih setelah didiamkan 5 menit. Kemudian diukur menggunakan indikator uiversal untuk melihat pHnya. pH indikator universal menunjukan warna yang mendeskripsikan tingkat keasaman pH 12 atau basa.

5. Kanji dipanaskan + Lugol+Saliva

Pada campuran Lugol+Saliva yang kemudian dipanaskan dalam suhu 50°-55° C selama 10 menit menghasilkan perubahan warna bening yang sebelumnya berwarna putih. Kemudian diukur menggunakan indikator uiversal untuk melihat pHnya. pH indikator universal menunjukan warna yang mendeskripsikan tingkat keasaman pH 2 atau asam.

(18)

1. Apakah fungsi enzim amylase dan organ apa saja yang mengahasilkannya ?

Jawab : Fungsi dari enzim amylase adalah 1) Mengubah zat pati menjadi zat gula. 2) Membantu produksi energi dalam tubuh. 3) Membantu memecah ikatan polisakarida. 4) Membantu penyerapan gula.

5) Bentuk penyimpanan gula utama.

Enzim ini terdapat di mulut yang merubah amilum menjadi maltose menghasilkan kelenjar ludah dan terdapat di usus 12 jari yang mengubah maltose menjadi glukosa menghasilkan prankreas.

2. Apakah fungsi saliva pada proses pencernaan makanan ? Jawab :

 Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan.

 Membasahi dan melembitkan makanan menjadi bahan setengah air sehingga mudah di telan dan di rasakan .

 Membersihkan rongga mulut dari sisa sisa makanan dan kuman.  Mempunyai aktifitas antibacterial dan system buffer.

 Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim

 Membantu dalam berbicara (pelumas pada pipi dan ludah). 3. Coba anda jelaskan urutan hidrolisis amylum ?

Jawab :

 Dirongga mulut amilum sudah mulai mengalami pencernaan oleh enzim ptyalin yang terdapat didalam air liur (saliva). Amilum yang dicerna didalam mulut berubah menjadi lebih halus yang disebut bolus.

(19)

 Didalam lambung tidak ada enzim yang dapat memecah karbohidrat. Jika makanan yang dimakan hanya terdiri dari karbohidrat saja maka akan tinggal didalam gaster selama 2 jam. Dan segera diteruskan keduodenum. Bolus yang merupakan gumplan padat sekarang menjadi lebih cair dan disebut chimus  Diduodenum chymus dicampur dengan sekresi pancreas yang

mengandung enzim amylopepsin.

 Karbohidrat yang tidak dapat dicerna dialirkan terus kecolon dan dibantu dengan mikroba yang terdapat didalam usus melalui proses fermentasi dan menghasilkan energy untuk keperluan mikroba tersebut. Fermentasi yang meningkat didalam colon menghasilkan banyak gas karbondioksida yang dikeluarkan dalam bentuk flatus (kentut). Sisa karbohidrat yang masih ada dibuang dalam bentuk tinja.

2.3. KEGIATAN 3 : PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH A. JUDUL

Pemeriksaan Golongan Darah. B. TUJUAN

Untuk mempelajari cara-cara menentukan golongan darah A, B, O dan golongan Rhesus.

C. DASAR TEORI Penggolongan Darah

(20)

Darah digolongkan dalam 4 macam untuk tujuan transfusi darah, yaitu A, B, AB, dan O. Bila pada sel darah merah seseorang tidak ada aglutinogen A ataupun B, darah digolongkan O, Bila hanya terdapat aglutinogen A darah digolongkan A. Bila terdapat aglutinogen B, darah digolongkan B, bila terdapat aglutinogen A dan B, darah digolongkan AB.

Bila dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen A maka dalam plasma akan terbentuk antibodi yang dikenla sebagai aglutinin A (anti -A) dan bila dalam sel darah merah tidak terdapat aglutinogen B, dalam plasma tersebut antibodi yang dikenal sebagai aglutinin (anti –B). Berarti golongan darah AB yang memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B tidak memiliki aglutinin sama sekali.

Sebelum transfusi darah, terlebih dulu dilakukan penentuan darah antara resipien dan donor sehingga darah dapat dicari kesesuaiannya. Kemudian pengujian darah dilakukan sebagai berikut :

 Bila darah seseorang yang di uji dicampur dengan serum Aglutinin A dan penggumpalan terjadi, maka kemungkinan golongan darah orang tersebut adalah A atau AB. Bila penggumpalan tidak terjadi, Kemungkinan adalah golongan darah B atau O.

 Apabila dengan serum anti aglutinin penggumpalan, maka kemungkinannya adalah golongan darah A atau O.

Transfusi Darah

(21)

kepada resipien adalah senyawa protein. Bila tidak sesuai berarti bersifat sebagai antigen sehingga sel darah akan digumpalkan atau mengalami aglutinasi.

Pada skema transfusi, golongan darah O dapat memberikan darahnya ke semua golongan darah sehingga O disebut donor universal. Hal ini terjadi karena sel – sel golongan darah O tidak mengandung kedua aglutinogen sehingga darah dari darah ini dapat ditransfusikan ke hampir setiap resipien tanpa terjadi reaksi aglutinasi dengan cepat.

Golongan darah AB disebut resipien inuversal karena dapat menerima darah dari semua golongan darah.

∆ = Tidak terjadi penggumpalan. ⊖ = Terjadi Penggumpalan

Tetapi transfusi darah sebaiknya dilakukan antargolongan darah yang sama. Pada umumnya, transfusi dilakukan pada kejadian berikut ini :

 Orang yang mengalami kecelakaan atau luka – luka.  Tubuh yang terbakar.

 Waktu tubuh kehilangan darah, misalnya operasi.  Orang yang kekurangan darah akut.

 Orang yang mengidap penyakit kronis.

(22)

Pada tahun 1940, Landsteiner menemukan bahwa golongan darah A juga dapat diberikan pada kera jenis Macacus rhesus, tetapi 15% lainnya tidak dapat karena terjadi aglutinasi. Dengan kenyataan ini golongan darah A dibagi lagi menjadi golongan darah A (RH+), yaitu yang dapat diberikan kepada keraMacacus rhesus, dan golongan darah A (RH-) yang tidak dapat diberikan kepada kera itu. Demikian pula golongan darah yang lain dibedakan sama halnya dengan golongan darah A.

Seseorang yang memiliki faktor Rh didalam darahnya di sebut golongan darah rhesus positif (Rh+), sedangkan orang yang tidak mengandung factor Rh dalam golongan darah merahnya disebut factor rhesus negatif (Rh-). Faktor Rh tidak begitu berpengaruh pada transfusi darah, tetapi pada kasus tertentu dapat menyebabkan kematian dalam kandungan.

Jika seorang ibu Rh- kawin dengan lelaki Rh+ maka anak dalam kandungannya mungkin Rh+. Saat dalam kandungan, sel darah merah Rh+ anaknya dapat keluar menembus plasenta ke sistem sirkulasi ibunya yaitu sel plasenta rusak sebelum atau sesudah bayi dilahirkan. Hal itu menyebabkan sang ibu memproduksi antibodi anti –Rh. Jika ibu hamil lagi dan anaknya memiliki faktor Rh+, maka antibodi anti –Rh ibu akan masuk lewat plasenta akan merusak sel darah anak. Akibatnya terjadi kerusakan sel darah merah terhadap anak kedua yang dapat menyebabkan kematian, keadaan seperti ini disebut Eritroblastosis fetalis atau penyakit kuning pada bayi.

Philip Levine seorang ahli serologi Amerika mengemukakan bahwa penyakit kuning pada bayi disebabkan oleh sel – sel darah bagi yang mati oleh aglutinin yang berasal dari ibunya. Pertolongan yang dapat dilakukan ialah dengan mengganti darah bayi seluruhnya.

D. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA 1. Alat dan Bahan

1) Kapas yang direndam dalam alkohol 70 % 2) Blood lancet

(23)

5) Objek glass 6) Tusuk gigi 2. Cara Kerja

Untuk menentukan golongan darah A, B, AB dan O :

1) Hapuslah ujung jari manis anda dengan menggunakan kapas yang telah direndam dalam alkohol 70 %

2) Tusuklah jari tersebut dengan menggunkan blood lancet steril 3) Hapuslah tetesan darah pertama dengan menggunakan kapas

beralkohol hingga bersih

4) Kemudin pijit jari tersebut dengan perlahan hingga keluar darah dari luka tadi, kemudian teteskan darah yang keluar pada glass objek di ketiga tempat yang berbeda.

5) Teteslah satu tetes anti sera pada salah satu sisi dari tetesan darah tersebut, dengan cara yang sama teteskan satu tetesan antara B da AB pada dua tetesan darah yang lain.

6) Aduklah masing-masing tetesan anisera dan darah tersebut dengan menggunkan ujung tusuk gigi secara terpisah

7) Setelah diaduk biarkan beberapa saat, perhatikan apa yang terjadi pada masing-masing campuran darah dan antisera tersebut, campuran manakah yang terjadi penggumpalan darah dan mana yang terjadi penggumpalan.

Untuk menentukan Rhesus :

1. Teteskan satu tetes darah yang masih segar di atas gelas objek 2. Teteskan satu tets anti Rh serum didekat darah tersebut

3. Aduklah tetesan darah dan tetesan anti Rh serum tersebut dengan menggunakan ujung tusuk gigi

(24)

E. HASIL PERCOBAAN No

. Nama Anti A Anti B Anti D

Golonga n Darah

Rhesu s 1. Amalia Janatun

Ma’wa ● ○ ● A +

2. Iman Abadi ● ○ ● A +

3. Resta Agustiany ○ ○ ● O +

4. Ade Fitriyani ○ ○ ● O +

Ket : ● = Menggumpal, ○ = Tidak Menggumpal F. PEMBAHASAN

1. Golongan Darah A Rh+

Golongan darah A mengalami penggumpalan pada serum anti A dan tidak mengalami penggumpalan pada serum anti B, karena golongan darah A memiliki Aglutinogen A dan Aglutinin β (anti β). Dalam perlakuan selanjutnya darah ditetesi serum anti D dan mengalami penggumpalan yang menunjukan bahwa rhesusnya +.

2. Golongan Darah O Rh+

Golongan darah O tidak mengalami penggumpalan pada serum anti A dan B, karena golongan darah O tidak memiliki Aglutinogen A dan B namum memiliki Aglutinin α dan β. Dalam perlakuan selanjutnya darah ditetesi serum anti D dan mengalami penggumpalan yang menunjukan bahwa rhesusnya +.

(25)

1. Buatlah diagram hubungan transfusi darah antara golongan darah A, B, AB dan O ? (mana yang dimaksud dengan donor universal dan resipen universal).

Jawab :

 Golongan darah O adalah DONOR UNIVERSAL karena dapat di transfusikan ke seluruh golongan darah.

 Golongan darah AB adalah RESIPIEN UNIVERSAL karena dapat menerima semua jenis golongan darah.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan antigen, antibodi, agluitinogen dan aglutinin serta Rhesus positif, jelaskan hubugannya dengan trasnfusi darah).

Jawab :

 Antigen adalah zat yang dihasilkan oleh benda asing. Zat asing ini bisa berupa protein, karbohidrat, asam nukleat atau lipid yang memicu pembentukan antibodi. Dengan demikian, setiap zat asing yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh merupakan antigen.

 Antibodi adalah protein yang ditemukan dalam tubuh kita, juga dikenal sebagai immunoglobin (Ig). Antibodi adalah serum protein, yang biasanya ditemukan dalam darah dan milik klan protein yang disebut gamma globulin. Protein ini diproduksi sebagai respon terhadap antigen. Singkatnya, antibodi adalah racun yang dihasilkan oleh tentara pada tubuh kita untuk menghadapi zat asing yang menyerang tubuh.

(26)

terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b (zat anti-B).  Berdasarkan ada atau tidak adanya antigen (aglutinogen) dan

antibodi (aglutinin),Golongan darah pada manusia dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu A, B, AB dan O. Orang yang bergolongan darah A, pada membran sel darah merah mengandung antigen atau aglutinogen A. Sementara, plasma darahnya mengandung aglutinin β (antibodi β). Orang yang bergolongan darah B, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen B, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α (antibodi α). Orang yang bergolongan darah AB, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya tidak mengandung antibodi α dan β. Orang yang bergolongan darah O, pada membran sel darah merah tidak memiliki aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α dan β.

(27)

dari orang yang bergolongan darah O juga, dan tidak dapat menerima darah dari golongan darah yang lainnya karena golongan darah O memiliki antibodi α dan β.

 Golongan darah AB merupakan resipien universal, karena dapat menerima darah dari golongan darah A, B, AB, maupun O. Hal ini disebabkan karena golongan darah AB tidak mempunyai antibodi (aglutinin) α maupun β, tetapi hanya memiliki antigen (aglutinogen) A dan B. Selain golongan darah, ada faktor lain yang menentukan dalam transfusi darah, yaitu suatu antigen yang dimiliki manusia yang dinamakan rhesus. Rhesus negatif adalah darah yang di dalam eritrositnya tidak mengandung antigen rhesus, tetapi dalam plasma darahnya mampu membentuk antibodi atau aglutinin rhesus. Jika darah seseorang yang bergolongan rhesus positif ditransfusikan ke golongan rhesus negatif, maka akan terjadi penggumpalan walaupun golongan darahnya sama

 Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhaitkan jenis aglutinin dalam plasma darah.

 Sebelum melakukan transfusi perlu menentukan golongan darah resipien dan golongan darah donor. Proses penentuan golongan darah dilakukan dengan cara Tes Darah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

 Setelah diketahui jenis golongan darah antara donor dan resipien barulah proses transfusi darah dapat dilakukan.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Erythroblastosis fetalis ? Jawab :

(28)

kuning) pada bayi baru lahir. Hal ini dapat terjadi karena darah memiliki 60 macam antigen yang berbeda di permukaan selnya, dan antigen yang paling sering menyebabkannya adalah antigen D dari rhesus dan antigen ABO dari golongan darah, sedangkan antigen lain adalah CW , CX , DU , K (Kell), M, Duffy, S, P, MNS, Xg, Lutheran, Diego, and Kidd (tapi jarang). Hal inilah yang menyebabkan darah setiap individu berbeda (contoh sederhana adalah perbedaan golongan darah).

Janin terbentuk dari penggabungan ayah dan ibu, sehingga bisa saja antigen yang ada pada janin berbeda dengan ibu. Akibatnya imunitas ibu menganggap darah janin sebagai benda asing yang berbahaya dan mengeluarkan antibodi yang nantinya akan menempel pada antigen sel darah merah janin dan menghancurkannya. Erythroblastosis fetalis terjadi apabila ibu memiliki darah dengan rhesus negatif dan rhesus janin positif. Hal ini tak pernah terjadi di kehamilan pertama karena ibu belum tersentisasi dengan antigen janin, tapi gejala akan semakin hebat pada kehamilan berikutnya.

2.4. KEGIATAN 4 : MENGHITUNG HAEMOGLOBIN DARAH A. JUDUL

Menghitung Haemoglobin Darah. B. TUJUAN

Untuk menentukan konsentrase haemoglobin dalam darah C. DASAR TEORI

Sel darah merah adalah sel yang terbanyak di dalam darah. Eritrosit merupakan diskus bikonkaf berbentuk bulat dengan lekukan pada sentralnya. Diameternya kira-kira 7,6 μm. Eritosit terbungkus dalam membrane sel dengan permeabilitas tinggi. Membrane ini elastic dan fleksible sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler. Eritrosit tidak berinti, dalam 1 mm3 darah terdapat kira-kira 5 juta buah sel darah merah atau eritrosit. Setiap

(29)

Jumlah hemoglobin normal dalam darah normal adalah kurang lebih 15 gram setiap 100 ml darah, dan jumlah ini biasanya disebut 100 persen. Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang disebut heme. Globin terdiri atas 4 rantai polipeptida yang melekat pada 4 gugus heme, yang di dalamnya mengandung zat besi. Heme sendiri juga merupakan suatu senya rumit yang tersusun dari suatu senyawa lingkar yang bernama porifin yang di dalamnya mengandung zat besi. Heme berperan dalam pewarnaan darah.

Fungsi utama hemoglobin diantaranya meliputi :

Mengikat oksigen (O2). Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka

molekul oksigen akan bergabung dengan rantai alfa dan beta untuk membentuk oksihemoglobin yang berwarna merah terang.

Hemoglobin berikatan dengan CO2 dibagian asam amino pada globin.

Karbominohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20% CO2 yang

terkandung dalam darah, 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.

Hemoglobin yang terbungkus dalam sel darah merah mempunyai system membrane dan system reduksi yang efisien. Daya rusak dari kompleks oksigen-hemoglobin, kalaupun terjadi dapat dibatasi seminimum mungkin dan terjadi hanya terbatas di dalam sel darah merah saja. Dalam menjalankan fungsinya membawa O2 keseluruh tubuh, hemoglobin mengikat O2 melalui suatu ikatan kimia khusus.

Oksihemoglobin (HbO2) merupakan hemoglobin yang mengikat oksigen.

Reaksi berlangsung dalam dua arah. Ke arah kanan merupakan reaksi penggabungan (assosiasi) yang terjadi di dalam alveolus paru-paru dan sebaliknya ke arah kiri merupakan reaksi penguraian (disasosiasi) di dalam jaringan. Karbondioksida (CO2) berikatan langsung dengan molekul Hb

melalui ikatan karbomino, berupa HbCO2. Berbeda dengan oksigen,

CO2 tidak larut secara spesifik dalam bentuk senyawa, akan tetapi sebagai ion

(30)

Karbondioksida dalam bentuk ion bikarbonat dibawa oleh darah dari seluruh jaringan menuju paru-paru untuk dibuang di organ ini melalui udara yang dihembuskan ke luar (saat ekspirasi) ke lingkungan.

 Peran Besi (Fe) dalam Hemoglobin : Hemoglobin merupakan suatu protein kompleks yang tersusun atas protein globin dan senyawa non protein yang disebut heme. Heme tersusun dari senyawa yang bernama porifin yang dibagian tengahnya terdapat logam besi (Fe). Jadi, heme adalah senyawa porifin besi (Fe-porifin). Satu molekul heme mengandung 1 atom besi, dan satu protein globin mengikat 1 molekul heme. Pada satu molekul hemoglobin terdiri atas 4 buah kompleks molekul globin dan heme. Besi yang berada di dalam molekul hemoglobin sangat penting untuk menjalankan fungsi pengikat dan pelepasan oksigen. Oleh sebab itu bila terjadi kekurangan besi, jumlah hemoglobin akan berkurang, sehingga jumlah oksigen yang dibawa berkurang pula. Untuk dapat menjalankan fungsi mengikat O2, besi yang terkandung dalam molekul hemoglobin

harus berada dalam valensi yang rendah atau tereduksi. Meskipun tidak berikatan langsung dengan molekul oksigen, protein globin adalah bagian yang sangat penting dari hemoglobin dan ikut menentukan daya ikat atom besi yang terkandung dalam molekul tersebut. Ikatan dan interaksi protein globin dengan heme menentukan afinitas (kuat tidaknya ikatan) antara atom besi heme dengan oksigen. Interaksi tersebut juga mempengaruhi mudah atau sukarnya atom besi heme dicapai oleh molekul air. Afinitas juga dipengaruhi oleh perbedaan jenis protein globin yang membentuk tiap hemoglobin.

 Anemia dan Polistemia. : Anemia adalah defisisensi sel darah merah atau hemoglobin yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah atau jumlah sel darah merah tetap tapi jumlah hemoglobinnya subnormal. Karena kemampuan darah untuk membawa O2 berkurang maka individuakan terlihat pucat atau

kurang tenaga. Beberapa jenis anemia diantaranya :

(31)

 Anemia defisiensi zat besi, terjadi akibat penurunan asupan makanan, penurunan daya absorbsi, dan kehilangan zat besi yang berlebihan.

 Anemia aplastik, terjadi akibat sum-sum tulang tidak aktif.  Anemia pernicious, terjadi akibat tidak ada vitamin B12.

 Anemia sel sabit, bersifat keturunan, terjadi penggantian salah stu asam amino pada rantai polipeptida β. Akibatnya sl darah merah terdistorsi menjadi berbentuk sabit dengan konsentrasi O2 yang rendah.

Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi yang mengakibatkan peningkatan viskositas dan volume darah. Aliran darah yang mengalir melalui pembuluh darah terhalang dan aliran kapiler dapat tertutup. Beberapa jenis polisitemia diantaranya :

 Polistemia kompestatori (sekunder), terjadi akibat hipoksia (kekurangan oksigen) karena berbagai sebab, diantaranya : Kediaman permanen di dataran tinggi, aktivitas fisik berkepanjangan.penyakit paru atau jantung.

 Polistemia vero, terjadi akibat adanya gangguan pada sum-sum tulang.

Sel darah merah (eritrosit) meskipun tidak berinti tetapi tetap melakukan metabolisme. Tujuannya antara lain adalah untuk memasak energy yang digunakan untuk menjalankan fungsi sel itu sendiri. Metabolisme yang terpenting dari sel darah merah adalah glikolisis, yang memecah glukosa secara aerob. Beberapa metabolit atau senyawa antara yang terbentuk ternyata mempengaruhi ikatan hemoglobin dengan O2sehingga O2 dilepaskan.

(32)

2) Test paper tallquist 3) Alkohol 70% 4) Kapas

2. Cara Kerja

1) Tusuklah jari tangan anda dengan blood lancet steril. 2) Teteskan darah yang keluar ke test paper dari tallquist.

3) Sebelum darah yang terserap test paper menjadi kering, bandingkanlah dengan standar warna yang tersedia.

E. HASIL PERCOBAAN No

. Nama Kadar Hb

1. Amalia Janatun Ma’wa 50

2. Iman Abadi 50

3. Resta Agustiany 60

4. Ade Fitriyani 50

F. PEMBAHASAN 1. Kadar Hb 50

Pada perlakuan 1, 2, dan 4 didapatkan hasil Hb 50 yang berarti kadar Hb rendah.

2. Kadar Hb 60

Pada perlakuan 3 didapatkan hasil Hb 60 yang berarti kadar Hb normal.

G. PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Apakah fungsi Haemoglobin ?

Jawab : Hb berfungsi untuk mengikat dan membawa O2 dari

(33)

Jawab : Hb dapat ditemukan pada berbagai makhluk invertebrate, dimana berada dalam keadaan terlarut langsung di dalam plasma. 3. Jelaskan hubungan konsertasi Hb dengan stamina seseorang ?

Jawab : bila konsentrasi Hb darah berkurang, maka jumlah O2 yang

diikat dan diedarkan juga akan berkurang. Dengan demikian, stamina tubuh akan mengalami penurunan yang ditandai dengan wajah pucat, mulut kering dan cepat lelah.

4. Sebutkan faktor penyebab rendahnya Hb darah ? Jawab : faktor penyebab Hb rendah diantaranya :

Defisiensi zat, misalnya Fe dan Vitamin B Kompleks. Cacat pada sel darah merah.

Pendarahan.

Reaksi imunitas berlebih.

2.5. KEGIATAN 5 : TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG A. JUDUL

Tekanan Darah dan Denyut Jantung. B. TUJUAN

1. Mengamati tekanan darah sistole dan diastole. 2. Menghitung denyut jantung.

C. DASAR TEORI

Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri ketika ventrikel kiri melakukan sistol kemudian diastole. Pengukurannya menggunakan sfignomanometer. Tekanan darah sistol adalah tekanan darah yang direkam selama kontraksi ventrikuler. Tekanan darah diastole adalah tekanan darah yang direkam selama relaksasi ventricular. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan denyutan adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan denyutan normal kira-kira 40 mmHg yang memberikan informasi tentang kondisi arteri (Soewolo dkk, 2005: 265-261).

(34)

Kedua atria mempunyai dinding yang relatif tipis dan berfungsi sebagai ruangan penampungan bagi darah yang kembali ke jantung, dan hanya memompa darah dalam jarak yang sangat dekat menuju ventrikel. Ventrikel mempunyai dinding yang lebih tebal dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan atrium -khususnya ventrikel kiri, yang harus memompa darah keluar ke seluruh organ tubuh melalui sirkuit sistemik. Empat katub dalam jantung berfungsi untuk mencegah aliran balik darah (Campbell dkk, 2000:47).

Pengukuran tekanan darah merupakan pengujian klinik yang umum. Pengukuran ini selalu diwujudkan sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80. Angka dari pembilang tersebut merupakan tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran adalah torr, pada contoh ini tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom air raksa dengan tinggi 120 mm. Angka sebutan merupakan tekanan selama diastole. Meskipun tekanan darah dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada orang tertentu, tekanan yang terus menerus tinggi, mungkin suatu gejala atau sebab dari macam-macam penyakit (Kimball, 1983: 154).

(35)

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh. Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Saladin, 2003: 94).

D. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA 1. Alat dan Bahan

1) Sphygmomanometer 2) Stetoskop

3) Stopwatch 2. Cara Kerja

Untuk tekanan darah :

1) Duduklah dengan tenang, letakan lengan kiri seolah-olah sejajar dengan jantung

2) Balutlah manset pada lengan atas yang mengandung arteri brachialis kira-kira 2,5 cm diatas siku anda

3) Pompalah manset dengan memijit-mijit karet pompa, sehingga manometer air raksa manctatat tekanan kurang kebih 200 mmHg 4) Tempelkan stetoscope diatas arteri branhialis dan tekanan dalam manset dikurangi perlahan-lahan sampai terdengar adanya suara, suara yang pertama timbul menunjukan tekanan sistole, untuk itu perhatikan skala pada manometer sehingga didapat nilai tekakan sistole

(36)

diastole, perhatikanlah hasilnya dengan keadaan anda dimana pengukuran tekanan tanpa melakukan gerakan fisik sebelumnya. 6) Ulangi sekali lagi pengukuran tersebut sehingga didapat tekanan

rata-rata.

Untuk denyut jantung :

Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan pada nadi pergelangan tangan atau nadi siku ataupun pada dada (jantung), lakukan pengukuran dengan menghitung berapa denyut selama satu menit, pengukuran dilakukan 2 macam, yaitu pengukuran dilakukan tanpa melakukan aktifitas terlebih dahulu, sedangkan pengukuran lainnya setelah melakukan aktifitas fisik, bandingkan keduanuya. Ulangi sekali lagi pengukuran tersebut sehingga didapat rata-rata.

E. HASIL PERCOBAAN

2. Iman Abadi 146/110 119 158/101 135 3. Resta Agustiany 128/86 104 142/85 138 4. Ade Fitriyani 104/75 94 119/102 113

F. PEMBAHASAN 1. Sebelum Aktivitas

(37)

jantung manusia berdenyut secara normal antara 72 – 75 denyut/ menit.

2) Perlakuan ke-2 didapatkan hasil tekanan darahnya 146/110, yang berarti tekanan darahnya tinggi atau hipertensi, karena berdasarkan teori batas normal sistolenya berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolenya pada 60 – 80mmHg. Denyut jantungnya 119/menit yang menandakan pulsenya terlalu cepat karena biasanya jantung manusia berdenyut secara normal antara 72 – 75 denyut/menit.

3) Perlakuan ke-3 didapatkan hasil tekanan darahnya 128/86, yang berarti tekanan darahnya masih normal, karena berdasarkan teori batas normal sistolenya berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolenya pada 60 – 80mmHg. Seseorang bisa dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya 13/80 mmHg. Denyut jantungnya 104/menit yang menandakan pulsenya terlalu cepat karena biasanya jantung manusia berdenyut secara normal antara 72 – 75 denyut/menit.

4) Perlakuan ke-4 didapatkan hasil tekanan darahnya 104/75, yang berarti tekanan darah normal, karena berdasarkan teori batas normal sistolenya berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolenya pada 60 – 80mmHg. Denyut jantungnya 94/menit yang menandakan pulsenya terlalu cepat karena biasanya jantung manusia berdenyut secara normal antara 72 – 75 denyut/ menit.

2. Setelah Beraktivitas

Aktivitas yang dilakukan adalah lari ditempat, push up, dan banding selama 2 menit.

(38)

2) Perlakuan ke-2 didapatkan hasil tekanan darahnya 158/101, dengan denyut jantung 135/menit. Itu berarti benar bahwa aktivitas mempengaruhi perubahan tekanan darah dan denyut jantung.

3) Perlakuan ke-3 didapatkan hasil tekanan darahnya 143/85, dengan denyut jantung 138/menit. Itu berarti benar bahwa aktivitas mempengaruhi perubahan tekanan darah dan denyut jantung.

4) Perlakuan ke-4 didapatkan hasil tekanan darahnya 119/102, dengan denyut jantung 113/menit. Itu berarti benar bahwa aktivitas mempengaruhi perubahan tekanan darah dan denyut jantung.

G. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Apakah yang dimaksud dengan tekanan sistole dan diastole ? Jawab :

Sistole adalah waktu denyut jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan paru-paru (sistole ventrikuler) atau atrium berkontraksi (sistole aurikuler).

Diastole adalah jantung berelaksasi (mengembang) untuk menarik darah masuk ke jantung.

2. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat mempertahankan tekanan darah ?

Jawab:

Kekuatan memompa jantung.

Banyaknya darah yang beredar : dinding pembuluh darah adalah elastik dan dapat mengembung, maka harus didisi lebih supaya dapat dibangkitkan suatu tekanan. Pemberian cairan seperti plasma atau garam akan menyebabkan tekanan naik lagi.

(39)

Makinpekat cairan makin besar kekuatan yang diperlukan untuk mendorongnya melalui pembuluh.

Elastisitas dinding pembuluh darah : di dalam arteri tekanan lebih lebih besar dari yang ada di dalam vena karena otot yang membungkus arteri lebih elastic daripada yang ada pada vena. Tahanan tepi (resistensi periferi) : tahanan yang dikeluarkan oleh

geseran darah yang mengalir dalam pembuluh. Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada di dalam arteriole.

Macam Peredaran Darah Peredaran darah manusia : merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari : Peredaran darah panjang/besar/sistemik yaitu peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.b. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal yaitu peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis. Proses peredaran darah dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah.

(40)

3. Mengapa dengan bertambahnya usia, tekanan darah juga naik ? Jawab : Hal ini disebabkan karena :

Penurunan elastisitas pembuluh darrah perifer akibat penuaan. Seiring bertambahnya usia elastisitas pembuluh darah akan mengalami penurunan, sehingga bisa mengakibatkan tekanan darah pada usia lanjut naik di atas normal.

Perubahan ateromatous akibat penuaan juga bisa membuat tekanan darah menjadi naik.

Penurunan kadar renin merupakan faktor utama yang bisa menyebabkan tekanan darah menjadi naik.

4. Faktor apa yang dapat mempengaruhi perubahan denyut jantung ? Usia : Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi

kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Pada masa remaja, denyut jantung menetap dan iramanya terratur. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. Jenis Kelamin : denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja

maksimum, sub maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Pada laki-laki muda dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit. Pada kerja maksimal pria rata-rata nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per menit.

(41)

Riwayat Kesehatan : riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Demikian juga pada penderita anemia (kurang darah) akan mengalami peningkatan kebutuhan oksigen sehingga mengakibatkan peningkatan denyut nadi.

Intensitas dan Lama Kerja : berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut nadi, lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi sehingga tidak melampaui batas maksimal. Apabila melakukan pekerjaan yang berat dan waktu yang lama akan mengakibatkan denyut nadi bertambah sangat cepat dibandingkan dengan melakukan pekerjaan yang ringan dan dalam waktu singkat.

Sikap Kerja : posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi kerja duduk. Sehingga pada posisi berdiri denyut nadi lebih cepat dari pada saat mekakukan pekerjaan dengan posisi duduk.

Ukuran Tubuh : ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorang. Semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih cepat.

Kondisi Psikis : kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang. Ketakutan, kecemasan, dan kesedihan juga dapat memperlambat frekuensi nadi seseorang.

(42)

BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN

A. Aktivitas Enzim Katalase

1. Terbukti bahwa terdapat enzim katalase dalam sel hewan. Hati ayam membuktikan bahwa terdapat enzim katalase di dalamnya karena dapat menguraikan H2O2 menjadi air dan oksigen.

2. Pengaruh asam basa ternyata berpengaruh terhadap cara kerja enzim, enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.

B. Test Saliva

1. Pengaruh asam basa terhadap kerja enzim amylase, dari hasil percobaan didapat hasil pH 3, 6, 3 (asam) dan 12 (basa). Karena pH optimum enzim 7, maka hilangnya aktivitas enzim amylase.

2. Pengaruh suhu terhadap enzim amylase, dari percobaan di atas didapatkan hasil pHnya 7 (basa) setelah dipanaskan dalam suhu 50°-55° C selama 10 menit. Enzim amylase menjadi inaktif karena terdenaturasi. Hal ini membuktikan bahwa enzim amylase mudah rusak oleh pemanasan.

C. Pemeriksaan Golongan Darah

(43)

Golongan darah O tidak mengalami penggumpalan pada serum anti A dan B, karena golongan darah O tidak memiliki Aglutinogen A dan B namum memiliki Aglutinin α dan β. Dalam perlakuan selanjutnya darah ditetesi serum anti D dan mengalami penggumpalan yang menunjukan bahwa rhesusnya +.

D. Menghitung Haemoglobin Darah

Hasil percobaan diatas menunjukan bahwa perlakuan 1,2, dan 4 memiliki haemoglobin yang rendah yaitu 50. Sedangkan pada perlakuan 3 haemoglobinnya 60 yang berarti normal. Test ini sesuai dengan indikator (test paper talquist) yaitu tingkat haemoglobin 10-50 rendah dan 60-100 berarti normal.

E. Tekanan Darah dan denyut jantung

Hasil perlakuan pada 1,2, dan 4 sebelum beraktivitas memiliki tekananan darah normal yaitu 121/74, 128/86, 104/75. Sedangkan pada perlakuan 3 memikiki tekanan darah 146/110 yang berarti mengalami hipertensi karena tekanan darah melebihi tekanan normal. Hal ini sesuai dengan teori batas normal sistolenya berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolenya pada 60 – 80mmHg.

Denyut jantung sebelum aktivitas pada semua perlakuan memiliki 112, 119, 104, 94 denyut jantung/menit yang menandakan pulsenya terlalu cepat karena biasanya jantung manusia berdenyut secara normal antara 72 – 75 denyut/menit.

(44)

3.2. SARAN

(45)

DAFTAR PUSTAKA Modul Fisiologi Hewan

http://biologylearningcenter.blogspot.com/p/pengertian-antigen-dan-antibodi

http://biologylearningcenter.blogspot.com/p/pertemuan-2.html?m=1

http://nadidewi.blogspot.com/2015/05/erythroblastosis-fetalis-fetus.html?m=1

http://paramox.blogspot.com/2012/07/darah-dan-sistem-traspor.html?m=1

Referensi

Dokumen terkait

Karena golongan darah AB tidak mengandung aglutinin α dan aglutinin β dalam plasma darahnya, sehingga tidak akan terjadi penggumpalan darah apabila ditransfusi

Ikan mengalami keadaan normal dipengaruhi oleh tingkat glukosa pada darah ikan meningkat karena dalam gelas piala mengandung glukosa yang berdifusi melalui membran insang menuju

Sehingga diketahui bahwa golongan darah O rhesus positif merupakan golongan darah dengan persentasi terbesar yang didonorkan, dan AB rhesu s negatif merupakan golongan darah

Untuk mengurangi susut yang terjadi setelah pemanenan, pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara memanipulasi factor biologis atau factor lingkungan dimana produk pertanian tersebut

Sedangkan tekanan darah disaat seseorang sedang dalam keadaan beraktivitas disebut tekanan darah kausal yang memiliki angka yang lebih besar dari tekanan darah

Sedangkan resipien universal (golongan AB) adalah golongan darah yang bisa menerima darah dari semua golongan, karena tidak memiliki aglutinin. Jadi O bisa menjadi

Sistem golongan darah yang memperhatikan $aktor Rh berarti darah seseorang dibedakan berdasarkan ada tidaknya antigen!Rh dalam eritrositnya.Menurut Roberts % &embrey

Berdasarkan hasil pengujian secara manual golongan darah dan rhesus manusia yang terdeteksi adalah B+ ditunjukkan pada gambar 11.. Sedangkan berdasarkan hasil bacaan alat,