Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
LEUKOSIT DAN PEMBEKUAN DARAH
Harnizar*, Farianita Mirliana, Hasna Dila Sari, Nilna Milchatina, Indah Octaviara Sari
Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta23 Maret 2018
*Corresponding author : harnizar98@gmail.com
Abstrak
Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik dan jaringan limpatik yang berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi. Salah satu mekanisme penghentian pendarahan adalah dengan terjadinya proses koagulasi darah. Tujuan dari praktikum leukosit dan pembekuan darah adalah untuk mengetahui jumlah leukosit pada probandus dan mengetahui waktu beku darah serta lama pendarahan terjadi pada manusia. Untuk mengetahui jumlah sel darah putih, dilakukan perhitungan menggunakan metode kamar hitung dan hasil akhir jumlah sel leukosit menggunakan rumus perhitungan. Percobaan untuk mengetahui waktu beku darah dilakukan dengan menempelkan darah pada kertas saring dan diatur jarak darah per satuan waktu. Benang – benang fibrin dapat terlihat dengan penarikan darah menggunakan jarum pentul setiap 30 detik. Jumlah sel darah putih bervariasi, namun masih berada pada kisaran yang ditetapkan. Rata – rata waktu pendarahan dan waktu pembekuan darah adalah 230 detik dan 247 detik. Kisaran waktu pendarahan yang normal adalah 15 - 120 detik dan kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik - 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit.
Kata kunci : Leukosit, koagulasi darah, benang – benang fibrin
1. Pendahuluan
Leukosit merupakan sel darah putih yang
diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik
untuk jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi (Sutedjo,
2006). Leukosit paling sedikit dalam tubuh jumlahnya sekitar 4.000-11.000/mm3 berfungsi untuk melindungi
tubuh dari infeksi. Karena itu, jumlah leukosit tersebut berubah-ubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan jumlah benda asing yang dihadapi dalam batas-batas yang masih
dapat ditoleransi tubuh tanpa menimbulkan gangguan fungsi (Sadikin, 2002). Meskipun leukosit merupakan sel
darah, tapi fungsi leukosit lebih banyak dilakukan di dalam jaringan. Leukosit hanya bersifat sementara
mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Apabila terjadi peradangan pada jaringan tubuh leukosit akan pindah
menuju jaringan yang mengalami radang dengan cara menembus dinding kapiler (Kiswari,2014).
mekanismenya adalah dengan terjadinya proses
pembekuan darah. Pembekuan darah sendiri terjadi dengan melibatkan berbagai komponen didalam darah.
Pembekuan darah ini timbul bila setelah terjadi konstriksi pembuluh darah dan pembentukan sumbat trombosit tidak berhasil menghentikan perdarahan yang terjadi
(Saito, 1996) Mekanisme pembekuan darah terbagi melalui 2 jalur utama, yaitu jalur intrinsik dan jalur
ekstrinsik. Proses ini membutuhkan faktor–faktor pembekuan darah, yang sampai saat ini telah dikenal
sebanyak 15 faktor. Di antara kedua jalur tesebut jalur yang dipakai bersama, disebut sebagai jalur umum / jalur
bersama, dan satu terdapat satu jalur lain yaitu jalur eksogen. Secara fisiologis, proses pembekuan darah ini
akan dikendalikan oleh sistem fibrinolitik dan anti koagulasi. Kedua sistem tersebut bertugas merusak hasil
bekuan darah yang tidak diharapkan oleh tubuh. Jadi hemosatasis merupakan kerja sama di antara dua mekanisme tersebut (Guyton, 1999)
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah leukosit pada probandus dan mengetahui waktu
beku darah serta lama pendarahan terjadi pada manusia.
2. Metodologi
Praktikum penghitungan sel darah putih dan waktu beku darah dilakukan pada hari, Jumat, 16 Maret
2018 di Laboratorium Biologi Pusat Laboratorium Terpadu UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta. Praktikum
kali ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan, di antaranya, untuk praktikum penghitungan sel darah putih disiapkan
pipet thoma, kamar hitung, mikroskop, lanset, kapas beralkohol, larutan Turk, Alkohol 70%, dan sampel
darah, sedangkan untuk praktikum pendarahan dan waktu beku darah diperlukanlanset, gelas objek, tusuk gigi, stopwatch, kapas dan alcohol 70%.
Praktikum penghitungan sel darah putih dimulai
dengan disiapkannya kamar hitung dan penutup yang dibersihkan dengan kapas beralkohol. Selanjutnya, ujung
jari dibersihkan dengan alcohol 70% dan ditusuk engan lanset hingga darah keluar. Kemudian, darah dihisap dengan pipet (tera 0.5) dan lartan turk dihisap dengan tera
II. Lalu kedua ujng pipet dipegang dan digoyangkan hingga larutan homogen. Tetesan pertama dibuang
dengan kertas saring dan larutan diteteskan di atas kamar hitung dan ditutup dengan cover glass dan didiamkan
selama 1-2 menit. Lalu, jumlah sel darah putih dihitung (menggunakan rumus yang sama pada eritrosit).
Percobaan untuk mengetahui waktu beku darah dilakukan dengan dibersihkannya jari dan diberi alkohol
70% lalu jari ditusuk dengan lanset, saat darah keluar, waktu dicatat dan stopwatch dinyalakan. Kemudian
kertas saring ditempelkan (selama 30 detik) ada luka tersebut. Jarak bitnik darah diatur sedemikian rupa sehingga yang pertama, kedua dan seterusnya tak
berjauhan. Penempelan akan diberhentikan saat luka mempunyai bitnik terkecil, lalu waktu pendarahan
dicatat. Praktikum terhadap pengaruh waktu beku darah diawali dengan permukaan ujung jari ketiga atau keempat
yang dibersihkan dengan alcohol 70% dan ujung jari kemudian ditusuk menggunakan lanset. Ujung jari
diposisikan menghadap vertical bawah dan darah diteteskan sebanyak 2-3 tetes pada kaca benda.
Kemudian, jarum pentul dicelupkan pada tetesan darah di atas kaca benda, dan diangkat. Selanjutnya jarum pentul
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui jumlah sel darh putih dan tabel 2 merupakan waktu pendarahan dan waktu beku darah.
Tabel 1. Jumlah sel darah putih (leukosit)
Kel. Probandus Jumlah
1 Probandus A 6200 btr/mm3
Tabel 2. Waktu pendarahan dan waktu beku darah
Kel. Probandus Waktu oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk
membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Adapun nilai
normal dari leukosit menurut (Ganong, 2003) berkisar 4.000-11.000 butir/mm3. Hasil pengamatan di atas di
ketahui bahwa dari ke enam probandus hanya memiliki
konsentrasi sel darah putih tidak normal karena rata rata jumlah konsentrasi sel darah putih di atas 11.000 butir//mm3
Konsentrasi leukosit yang di atas nilai normal disebut leukositosis yang dapat dipengaruhi beberapa
faktor antara lain kondisi tubuh, stress, kurang makan dan kondisi pakan, kondisi lingkungan umur, dan musim
(Sutrisno, 2004). Penurunan jumlah leukosit atau dibawah normal dikenal dengan istilah Leukopeni.
Leukopeni dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk stress berkepanjangan, penyakit tertentu, kekurangan
sumsum tulang, radiasi dan kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah seperti Lupus eritematosus,
leukemia, penyakit tiroid, juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Peningkatan jumlah sel leukosit dalam darah lebih dari 11.000 /μL disebut leukositosis, leukositosis dapat terjadi karena adanya respon normal dari sumsum tulang
terhadap proses infeksi atau inflamasi, peningkatan jumlah leukosit normal dapat terjadi sebagai akibat dari
infeksi, kanker, atau pemberian obat (epinefrin, kortikosteroid) (Norsia, 2015). Leukositosis adalah salah
satu tanda dari kelainan sumsum tulang utama dalam produksi sel darah putih, pematangan atau kematian
(apoptosis) secara fisiologik maupun patologik. Nilai kritis leukositosis pada orang dewasa 20.000 /μL, pada
bayi baru lahir jumlah leukosit normal adalah 10.000 /μL - 20.000 /μL. Leukositosis dengan jumlah 20.000 /μL -
50.000 /μL dapat disebabkan oleh leukemia dan reaksi leukemoid. Pada leukemia jumlah leukosit dapat
berarti nilai konsentrasi leukosit probandus di atas tidak masuk dalam nilai kritis.
Pada leukosit, digunakan larutan Turk, karena
larutan ini atas asam asetat glasial sebesar 2,5 % gartian violet dan aquades.. asam asetat 2 % berfungsi untuk melisiskan trombosit dan eritrosit, gentian violet 1 %
sehingga menghasilkan warna ungu muda. Penambahan gartian violet bertujuan untuk membari warna pada
leukosit. sehingga hanya leukosit yang bisa diamati. Larutan turk ini berfungsi sebagai pemberi warna putih
pada inti dan granula eritrosit, memecah eritrosit dan granula tetapi tidak memecah leukosit (Syaifuddin,1997).
Waktu pendarahan adalah interval waktu mulai timbulnya tetes darah dari pembuluh darah yang luka
sampai darah berhenti mengalir dari pembuluh darah. (Dsyoghi, 2010). Praktikum ini dilakukan dengan cara
membersihkan ujung jari dengan alkohol 70%. Pada pengambilan darah dengan alkohol berwarna bening dan bersifat desinfektan untuk untuk mencegah timbulnya
mikroorganisme yang tidak dibutuhkan. Lalu ujung jari mais ditusukan, hal ini dikarenakan pada jari manis
dsebelah kiri memiliki saraf sedikit dan jaringan epidermis lebih tipis dibandingkan jari manis sebelah
kanan sehingga pembuluh darah lebih cepat terluka dan dan darah lebih cepat keluar.
Hasil tabel 2 yang semuanya merupakan probandus perempuan memiliki waktu pendarahan yang
berbeda-beda. Pada probandus D dan E memiliki waktu pendarahan yang paling lama yaitu 300 detik dan 360
detik. Sedangkan pada probandus A, B, C, dan E rata-rata memiliki waktu pendarahan selama 180 detik. Kisaran waktu pendarahan yang normal adalah 15 hingga
120 detik (Vander, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah yakni besar
kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya
tubuh, dan aktivitas kadar hemoglobin dalam darah. (Dsyoghi, 2010). Pada probandus D dan E memiliki
waktu pendarahan yang lama dikarenakan besarnya luka akibat penusukan pembuluh darahnya. Lamanya waktu pendarahan juga dapat mengindikasikan seseorang
mengalami hemofilia. Pada penderita hemofilia, waktu pendarahan berkisar antara 4-10 Menit. (Sadikin, 2002).
Pembekuan darah disebut juga koagulasi darah. Faktor yang diperlukan dalam penggumpalan darah
adalah garam kalsium sel yang luka yang membebaskan trompokinase, trombin dari protombin dan fibrin yang
terbentuk dari fibrinogen. Mekanisme pembekuan darah dimulai setelah trombosit meninggalkan pembuluh darah
dan pecah, lalu trombosit akan mengeluarkan tromboplastin. Bersama-sama dengan ion Ca
tromboplastin mengaktifkan protrombin menjadi trombin. Trombin adalah enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin inilah yang berfungsi
menjaring sel-sel darah merah menjadi gel atau menggumpal. (Guyton, 1989). Kisaran waktu terjadinya
koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Waktu
koagulasi darah adalah waktu darah keluar sampai keluarnya benang fibrin. (soewolo, 1999). Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembekuan darah yaitu tekanan darah, lokasi, kadar glukosa, protombin,
fibrinogen, ikon kalsium, trombokinase, Vitamin K dan konsentrasi trombosit.(Sadikin, 2002).
Berdasarkan hasil pengamatan, probandus E memiliki waktu koagulasi darah yang normal yaitu 120
detik. Sedangkan pada probandus A dan B memiliki waktu koagulasi yang cukup lama yaitu selama 310 detik
seperti kestabilan zat antikoagulan dan prokoagulan akan
sangat mempengaruhi proses pembekuan darah. Kisaran waktu pendarahan yang normal yaitu 15-120 detik.
Lamanya waktu pembekuan darah juga dapat mengindikasikan seseorang mengalami hemofilia. Pada penderita hemofilia, waktu pembekuan darah berkisar
antara 5-10 menit (Sadikin, 2002).
4. Kesimpulan
Jumlah sel darah putih dapat dihitung menggunakan kamar hitung dan dilihat apakah jumlah sel
darah putih seseorang berada pada kisaran jumlah sel darah normal atau tidak. Hasil menunjukan rata – rata
jumlah sel darah putih berada pada kisaran jumlah sel darah normal. Kisaran normal jumlah sel darah putih
adalah berkisar 4.000-11.000 butir/mm3. Waktu pendarahan dan pembekuan darah dari ke enam orang
probandus bervariasi. Rata – rata waktu pendarahan dan waktu pembekuan darah adalah 230 detik dan 247 detik. Kisaran waktu pendarahan yang normal adalah 15 - 120
detik dan kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik - 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam
waktu 5 menit Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah diantaranya besar kecilnya luka,
suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh, dan aktivitas kadar hemoglobin dalam darah. Sedangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembekuan darah yaitu tekanan darah, lokasi, kadar glukosa,
protombin, fibrinogen, ikon kalsium, trombokinase, Vitamin K dan konsentrasi trombosit.
Daftar Pustaka
Guyton, A. 1989. Fisiologi Manusia dan Mekanismenya terhadap Penyakit. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Kiswari, Rukman. 2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta : Erlangga
Norsia, Wahdah. 2015. Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin dengan dan tanpa
Sentrifugasi pada Sampel Leukositosis. Medical Laboratory Technology Journal. 1 (2), Hal
83.
Sadikin, M. 2002. Biokimia Darah. Jakarta:Widya
Medika
Sadikin, Muhammad. 2002. Biokimia Darah. Jakarta:Widia Medika
Saito H.1999. Normal Hemostatic Mechanism. Editors :Ratnoff O.D, Forbe C.D, Disorder of
Hemostasis. WB sanders. Philadelphia.
Soewolo. 1999. Fisiologi Manusia. Malang:FMIPA
UNM
Sutedjo, AY. 2006. Mengenal Penyakit Melalui
Pemeriksaan Laboratorium.Yogyakarta: Amara
Books.
Sutrisno, Hadi. 2004. Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi.
Vander, A. 2001. Human Physiology. New York: The