• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Pendataan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang Pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Pendataan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang Pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

2432

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Pendataan

Keluarga Berencana Kabupaten Jombang Pada Dinas Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang

Dwi Lis Mardiana1, Ismiarta Aknuranda2, Yusi Tyroni Mursityo3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1dwilis.mn30@gmail.com, 2i.aknuranda@ub.ac.id, 3yusi_tyro@ub.ac.id

Abstrak

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Jombang memiliki tugas melaksanakan pelayanan program Keluarga Berencana (KB) di wilayah Kabupaten Jombang yang pelaksanaannya dibantu oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). PLKB bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan pendataan KB di tiap kecamatan setiap bulan. Namun pembuatannya yang masih manual mengakibatkan proses perekapan laporan terhambat sedangkan harus dikirimkan ke pusat sebelum tanggal 15 setiap bulannya, bila terlambat DPPKB akan ditandai merah dan ini berpengaruh terhadap evaluasi penilaian kinerja dinas. Dari permasalahan tersebut maka diperlukan analisis dan perancangan sistem informasi pelaporan pendataan KB yang mampu meningkatkan efisiensi proses pelaporan KB. Dalam penelitian ini proses analisis dan perancangan sistem informasi menggunakan pendekatan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) dan evaluasi konsistensi perancangan menggunakan Requirements Configuration Structure dan Decision table. Penelitian ini menghasilkan pemodelan proses bisnis saat ini dan usulan, daftar kebutuhan pengguna, fitur, daftar persyaratan sistem, pemodelan use case, perancangan sistem, serta evaluasi konsistensi pendefinisian persyaratan dan artefak perancangan. Hasil evaluasi konsistensi persyaratan menghasilkan nilai requirement consistency index (RCI) sebesar 100% yang berarti pendefinisian persyaratan sistem sudah konsisten dan evaluasi konsistensi artefak perancangan menghasilkan kesimpulan bahwa artefak perancangan sistem sudah konsisten.

Kata kunci: pelaporan KB, sistem informasi, object oriented analysis and design, analisis dan perancangan sistem informasi

Abstract

Office of Population and Family Planning Control (DPPKB) Jombang District have a duty to run a program of Family Planning services in Jombang, which is assisted by the Family Planning Field Officers (PLKB). PLKB is responsible for data collection on family planning in every sub-district every month. However, the reporting process was manually, as a result, the process of recording the report is also hampered while the report must be sent to The National Population and Family Planning before the 15th of each month and when it is late DPPKB Jombang district will be marked red and this affects the evaluation of the official performance appraisal. If viewed from the above problems, it required analysis and design of information systems of reporting family planning data collection that can improve the efficiency of the reporting process. In this study, the stages of analysis and design of information systems using Object Oriented Analysis and Design (OOAD) approach and consistency design evaluation in the form of Requirements Configuration Structure and Decision table. This study resulted in the current business process model and the proposal, the list of user needs, features, list of system requirements, use case modeling, system design and consistency evaluation. Evaluation of the consistency from defining requirements generate value requirement consistency index (RCI) of 100%, which means defining the needs of the system is consistent and for evaluation of the consistency of the design artifacts lead to the conclusion that the artifact has been a consistent system design.

(2)

1. PENDAHULUAN

Dalam mewujudkan keseimbangan pertumbuhan penduduk dan mengembangkan kualitas penduduk, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyelenggarakan upaya terencana untuk melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) nasional. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 bahwa KB adalah upaya dalam mengatur jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Jombang memiliki tugas untuk mendukung pelaksanaan pelayanan program KB di wilayah Kabupaten Jombang. Dalam pelaksanaan tugasnya, DPPKB Kabupaten Jombang dibantu oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sebagai unsur pelaksana teknis operasional bidang pelayanan KB di tingkat kecamatan Salah satu tugas PLKB ialah melakukan pencatatan dan pelaporan pendataan KB di tiap kecamatan.

Pelaporan pendataan KB dilakukan setiap bulan oleh PLKB yang meliputi Laporan Jumlah Perkawinan (NTCR), Laporan PUS Hamil, Laporan Kelahiran, Laporan Akseptor KB (C1AB), dan Laporan KB Dropout. Data laporan KB didapatkan dari klinik kesehatan dan Kantor Urusan Agama (KUA) di setiap kecamatan. Proses pembuatan laporan yang dilakukan masih manual, baik menggunakan Microsoft Excel

ataupun ditulis tangan yang mana terkadang sulit dalam membaca data laporan. Setiap laporan yang dibuat oleh PLKB sebelum diberikan ke Kasubag Penyusunan Program (Sungram) harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (KUPTD), sedangkan proses verifikasi laporan memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 2-3 hari. Bila masih terdapat kesalahan dalam laporan, maka KUPTD mengembalikan laporan ke PLKB untuk diperbaiki. Tentu hal ini mampu menghambat proses perekapan laporan oleh Kasubag Sungram sedangkan Kasubag Sungram harus sudah melaporkan rekapitulasi laporan ke BKKBN pusat sebelum tanggal 15 setia bulannya.

Bila ditinjau dari permasalahan diatas, maka perlu adanya sistem informasi yang mampu mendukung proses pelaporan pendataan KB di DPPKB Kabupaten Jombang. Dengan adanya sistem informasi diharapkan dapat (1) mempermudah dalam proses mengolah laporan,

pengiriman serta penerimaan laporan, (2) mempermudah proses verifikasi laporan, (3) mempermudah dalam melakukan perekapan laporan secara otomatis serta (4) menyediakan akses informasi pelaporan dan perkembangan kinerja PLKB.

Dalam pembuatan sistem informasi terdapat tahapan-tahapan mulai dari analisis persyaratan, perancangan, implementasi, evaluasi dan perbaikan. Sebelum melakukan tahapan implementasi sistem maka perlu dilakukan tahapan analisis dan perancangan sistem. Aktivitas analisis dan perancangan ini digunakan untuk menggali, memodelkan dan memberikan gambaran rinci dari kebutuhan dan persyaratan sistem yang akan dikembangkan. Mengimplementasikan sistem tanpa melalui analisis dan perancangan yang tepat dapat mengakibatkan ketidakpuasan pengguna dan sering menjadikan sistem tidak lagi digunakan (Kendall, 2011). Dalam melakukan analisis dan perancangan sistem informasi tersebut, penulis menggunakan pendekatan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) untuk memfasilitasi pengembangan dari sistem yang harus berubah dengan cepat dalam menanggapi lingkungan bisnis yang dinamis (Kendall,2011). Dalam penelitian ini diharapkan mampu melakukan analisis permasalahan dari proses bisnis yang berjalan saat ini sehingga dapat dilakukan pemodelan proses bisnis usulan dengan menggunakan sistem serta mengidentifikasi persyaratan sistem sebagai acuan dalam perancangan sistem informasi pelaporan pendataan KB. Dari hasil analisis persyaratan dan perancangan sistem tersebut selanjutnya perlu dilakukan evaluasi untuk memastikan konsistensinya sehingga analisis persyaratan dan perancangan sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dari pemangku kepentingan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemodelan Proses Bisnis

Proses bisnis didefinisikan sebagai sekumpulan dari aktivitas yang mendukung proses-proses operasional dalam perusahaan yang saling berhubungan satu sama lain untuk mewujudkan tujuan bisnis. Proses bisnis dapat direpresentasikan atau digambarkan dengan model proses bisnis yang disajikan kedalam suatu diagram proses bisnis (Weske, 2007).

(3)

(BPMN) merupakan standar untuk memodelkan proses bisnis berupa notasi grafis yang menggambarkan logika langkah-langkah dalam proses bisnis. BPMN memiliki tujuan utama untuk menyediakan notasi yang mudah dipahami oleh semua pengguna bisnis baik dari analis bisnis yang membuat draf awal proses sampai pengembang teknis yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan teknologi yang digunakan serta pelaku bisnis yang akan mengelola dan memantau proses - proses tersebut (OMG, 2013).

2.2Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kombinasi dari orang, hardware, software, jaringan, komunikasi, sumber data, kebijakan dan prosedur yang menyimpan, mengambil, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem informasi digunakan oleh orang untuk berkomunikasi satu sama lain menggunakan hardware sebagai perangkat fisik,

software untuk pemrosesan informasi dan prosedur, jaringan sebagai saluran komunikasi dan data yang tersimpan sebagai sumber data (O'Brien & Marakas, 2010).

2.3Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

OOAD merupakan pendekatan pengembangan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya. Pendekatan OOAD dimaksudkan untuk memfasilitasi pengembangan dari sistem yang harus berubah dengan cepat dalam menanggapi lingkungan bisnis yang dinamis dan bekerja dengan baik dalam situasi di mana sistem informasi kompleks yang menjalani perawatan terus menerus, adaptasi, dan pengulangan desain (Kendall, 2011).

2.4IBM Mastering OOAD

IBM Mastering OOAD merupakan panduan untuk melakukan analisis dan desain sistem yang dipublikasikan oleh IBM Software Group. IBM menggunakan UML 2.0 untuk melakukan analisis dan perancangan sistem. IBM menerapkan konsep best practice dalam mengembangkan sebuah sistem. Best practices

merupakan kumpulan dari pendekatan pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam kombinasi untuk mengatasi penyebab

masalah dari pengembangan perangkat lunak.

2.5 Analisis Sistem Informasi

Analisis sistem informasi merupakan kegiatan untuk menggali hal-hal yang akan ditangani oleh sistem yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang masalah dan kebutuhan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci tentang apa yang berhasil, apa yang tidak, dan apa yang dibutuhkan (Whitten dan Bentley, 2007).

Analisis sistem informasi yang dilakukan meliputi identifikasi pemangku kepentingan dan pengguna, analisis permasalahan, identifikasi fitur, identifikasi persyaratan sistem dan identifikasi kedudukan produk, dan pemodelan

use case.

2.6 Perancangan Sistem Informasi

Perancangan sistem informasi merupakan tahapan membuat model dari sebuah perangkat lunak, tetapi tidak seperti model persyaratan (yang berfokus menjelaskan data yang dibutuhkan, fungsi dan perilaku), model rancangan memberikan rincian tentang arsitektur perangkat lunak, struktur data, antarmuka, dan komponen yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem (Pressman, 2010).

Pemodelan sistem dalam tahap perancangan dapat menjadi pengukuran dari kualitas dan perbaikan sebelum kode dihasilkan, pengujian dijalankan dan end user terlibat dalam skala besar. Perancangan merupakan tempat kualitas sebuah perangkat lunak terbentuk (Pressman, 2010).

Dalam tahapan ini dilakukan proses kelas analisis dari use case, analisis arsitektur dari sistem yang akan dibangun, identifikasi elemen perancanagan, memodelkan sequence diagram

berdasarkan use case, membuat perancangan kelas berupa class diagram, memodelkan perancangan basis data serta membuat perancangan antarmuka sistem.

2.7 Requirement Configuration Structure : Consistency Analysis

Requirements Configuration Structure

(4)

pendefinisian persyaratan (Nistala, 2013). Berikut merupakan tahapan yang digunakan dalam analisis konsistensi:

1. Layer and Configuration item, dalam tahapan ini diidentifikasi masukan dari 4

layer yang ada yaitu business layer, process layer, requirement layer dan specification layer.

2. Configuration Structure, berfungsi sebagai panduan dalam mengidentifikasi dan menghubungkan komponen pada komponen dalam Layer and Configuration item.

3. Consistency Analysis, dilakukan untuk memvalidasi kebenaran pada Configuration Structure.

4. Requirement Consistency Index (RCI),

digunakan untuk menghitung perbandingan nilai terhadap persentase konsistensi dalam sebuah pendefinisian kebutuhan.

RCI =A/(B+C) (1)

Keterangan

A: jumlah elemen kebutuhan yang konsisten

B: jumlah total elemen kebutuhan C: jumlah elemen kebutuhan yang terdefinisi secara tidak benar

2.8Decision Table

Decision table merupakan tabel yang menunjukan hubungan timbal balik antara nilai-nilai pada hasil akhir system (Anupama,2015).

Decision table menunjukkan kombinasi input

dengan output yang terkait. Decision table terdiri dari empat komponen, yaitu condition stubs, condition entries, action stubs, dan action entries.

Proses yang dilakukan dalam melakukan evaluasi konsistensi artefak perancangan menggunakan decision table ialah membuat

Decision Table, memberikan penilaian pada masing-masing condition stub dan menentukan hasil evaluasi konsistensi.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, tahapan penelitian yang dilakukan berdasarkan pada Gambar 1. Tahapan pertama yang dilakukan ialah tahap studi literatur dengan mengumpulkan informasi di DPPKB Kabupaten Jombang dan pengumpulan literatur yang menunjang. Setelah itu analisis masalah dengan melakukan wawancara dengan pihak DPPKB Kabupaten Jombang yang bertujuan untuk menghasilkan

kumpulan informasi yang selanjutnya akan dilakukan analisa tentang masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Tahapan selanjutnya ialah pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi dokumen.

Dari data yang didapat dilakukan proses pemodelan proses bisnis dan analisis persyaratan yang meliputi pemodelan proses bisnis saat ini dan usulan, identifikasi pemangku kepentingan, analisis permasalahan, identifikasi fitur, identifikasi persyaratan sistem pemodelan use case. Pada tahapan analisis dan perancangan sistem dilakukan analisis kelas, analisis arsitektur, pemodelan sequence diagram, class diagram, perancangan basis data dan perancangan antar muka sistem. Selanjutnya mengevaluasi konsistensi pendefinisian persyaratan dengan Requirement configuration structure sedangkan mengevaluasi konsistensi artefak perancangan menggunakan decision table. Kesimpulan dan saran merupakan tahapan terakhir dan dapat dilakukan jika semua tahapan telah selesai.

(5)

4. PEMODELAN PROSES BISNIS DAN ANALISIS PERSYARATAN

4.1 Identifikasi Pemangku Kepentingan

Dalam tahapan ini dilakukan penjabaran dan identifikasi tipe pemangku kepentingan yang mempengaruhi sistem dan terlibat dalam proyek. Tabel 1 berikut merupakan daftar tipe pemangku kepentingan dari sistem.

Tabel 1. Tipe Pemangku Kepentingan

No

4.2 Proses Bisnis Pelaporan KB Saat Ini

Pelaporan pendataan KB dilakukan oleh PLKB dengan melakukan pendataan KB di KUA dan klinik kesehatan di setiap kecamatan yang kemudian disusun kedalam blangko laporan yang ada untuk dikirimkan secara langsung ke pihak DPPKB Kabupaten Jombang. Gambar 2 berikut merupakan pemodelan dari proses bisnis pelaporan KB saat ini.

Gambar 2. Proses bisnis saat ini

4.3 Analisis Permasalahan

Dalam tahapan ini menganalisis permasalahan yang timbul akibat berjalannya sistem yang lama dan selanjutnya dapat terselesaikan oleh sistem yang baru. Tabel 2 berikut merupakan daftar pengguna sistem.

Tabel 2. Analisis permasalahan

Masalah 1. Proses pembuatan laporan

masih manual

2. Proses verifikasi laporan memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 2-3 hari.

Mempengaruhi Kinerja PLKB dan Kasubag Sungram

DPPKB Jombang

Dampak Masalah

1. Proses perekapan laporan juga masih manual dengan menjumlahkan satu per satu data laporan serta kesulitan membaca data laporan yang ditulis tangan.

2. Proses perekapan laporan menjadi terhambat.

Alternatif Solusi

1. Mempermudah dalam proses mengolah laporan, pengiriman serta perekapan laporan.

2. Mempermudah proses verifikasi laporan, sehingga tidak memakan banyak waktu.

4.4 Proses Bisnis Usulan

Dalam proses bisnis yang diusulkan terjadi perubahan aktivitas pelaporan yang sebelumnya manual menjadi proses pelaporan secara online

melalui sebuah sistem informasi. Gambar 2 berikut merupakan pemodelan dari proses bisnis pelaporan KB yang diusulkan.

Gambar 3. Proses bisnis usulan

4.5 Fitur Sistem

(6)

secara umum yang telah dirancang. Tabel 3 berikut merupakan daftar fitur sistem.

Tabel 3. Fitur Sistem

No Kode Fitur Deskripsi

1 F-01

Sistem harus menyediakan fitur untuk melakukan pengolahan laporan

2 F-02 Sistem harus menyediakan fitur untuk melihat laporan.

3 F-03

Sistem harus menyediakan fitur untuk melihat hasil rekapitulasi dari laporan.

4 F-04 Sistem harus menyediakan fitur untuk memverifikasi laporan.

4.6 Persyaratan Fungsional

Persyaratan fungsional merupakan fungsi atau layanan yang merepresentasikan dan menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh sistem. Tabel 4 berikut merupakan daftar persyaratan fungsional sistem.

Tabel 4. Persyaratan Fungsional

No Kode Lengkap

Persyaratan Deskripsi

1 F01-SRS-PF-01.1

Sistem menyediakan fungsi untuk dapat menambah laporan baru

F01-SRS-PF-01.2

Sistem menyediakan fungsi untuk dapat mengedit pada data laporan

F01-SRS-PF-01.3

Sistem menyediakan fungsi untuk dapat menghapus laporan

F01-SRS-PF_01.4

Sistem menyediakan fungsi untuk dapat mengirim laporan

2 F02-SRS-PF-02.1

Sistem menyediakan fungsi untuk dapat melihat laporan sesuai dengan yang dipilih.

3 F03-SRS-PF-03.1

Sistem menyediakan fungsi untuk melihat hasil rekapitulasi laporan.

4 F04-SRS-PF-04.1

Sistem menyediakan fungsi untuk memverifikasi laporan.

4.7 Persyaratan Non Fungsional

Pada penelitian ini persyaratan non fungsional hanya didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan saja dan tidak dilanjutkan sampai tahap perancangan dan pengujian. Tabel 5 berikut merupakan daftar persyaratan non fungsional sistem.

Tabel 5. Persyaratan Non Fungsional

No Kode

Persyaratan Deskripsi Kebutuhan

1 SRS-PNF-01 Sistem menyediakan informasi secara real-time

2 SRS-PNF-02 Sistem dapat diakses 24 jam sehari dan 7 hari seminggu jika tidak terjadi gangguan.

4.8 Pemodelan Use Case Diagram

Diagram use case dari sistem pelaporan pendataan KB yang terdiri dari 4 aktor yaitu PLKB, KUPTD, Kasubag Sungram dan Admin

yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi yang berbeda terhadap sistem. Gambar 4 berikut merupakan pemodelan use case diagram dari sistem.

Gambar 4. Use Case Diagram

5. ANALISIS DAN PERANCANGAN

5.1 Analisis Arsitektur

(7)

5.2 Kelas Analisis

Kelas analisis ini nantinya menggambarkan model konseptual awal dari sistem yang akan dibangun. Kelas analisis ini terdiri dari kelas

boundary, controller dan entity. Gambar 5 berikut merupakan kelas anlaisis dari use case

mengelola laporan.

Gambar 5. Kelas analisis

5.3 Unifikasi Kelas Analisis

Unifikasi kelas analisis menunjukan penggabungan dari seluruh kelas analisis yang bertujuan untuk menghilangkan duplikasi dari kelas-kelas analisis yang telah dibuat sebelumnya. Karena terdapat kemungkinan bahwa beberapa use case akan menggunakan kelas-kelas yang sama. Gambar 6 berikut merupakan unifikasi kelas analisis dari keseluruhan kelas analisis.

Gambar 6. Unifikasi kelas analisis

5.4 Identifikasi Elemen Perancangan

Pada bagian ini, kelas analisis dipetakan kedalam elemen perancangan. Tabel 6 berikut merupakan daftar elemen perancangan sistem.

Tabel 6. Elemen perancangan

N o

Kelas

Analisis Elemen Perancangan

1 FormMengel olaLaporan

V_FormTambahNTCR

V_FormEditNTCR

V_DaftarNTCR

V_FormTambahPUSHamil

V_FormEditPUSHamil

V_DaftarPUSHamil

V_FormTambahKelahiran

V_FormEditKelahiran

V_DaftarKelahiran

V_FormTambahC1AB

V_FormEditC1AB

V_DaftarC1AB

V_FormTambahKBDropout

V_FormEditKBDropout

V_DaftarKBDropout

2 LaporanCont roller

C_Laporan

3 Laporan M_NTCR

M_PUS_Hamil

M_Kelahiran

M_C1AB

M_KB_Dropout

5.5 Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek dan menjelaskan mengenai urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan use case. Penggambaran interaksi ini disesuaikan dengan spesifikasi use case. Gambar 7 berikut merupakan sequence diagram dari proses mengirim laporan.

Gambar 7. Sequence diagram

5.6 Class Diagram

(8)

sistem ini digambarkan class diagram dengan tipe model, view dan controller

.

Gambar 8 berikut merupakan class diagram keseluruhan kelas.

Gambar 8. Class diagram

5.7 Perancangan Basis Data

Pemodelan data dilakukan untuk mengetahui gambaran basis data yang digunakan untuk menyimpan seluruh data yang diproses pada sistem. Pemodelan sistem ini direpresentasikan dalam bentuk Physical Data Model. Gambar 9 berikut merupakan perancangan basis data dari sistem.

Gambar 9. Pemodelan basis data

5.8 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka sistem ini memiliki tujuan untuk dapat memberikan gambaran antarmuka sistem dalam berinteraksi dengan pengguna. Gambar 10 berikut merupakan perncangan antarmuka untuk halaman menambah laporan baru.

Gambar 10. Perancangan antarmuka

6. EVALUASI

6.1 Requirement Configuration Structure

Tahapan awal yang harus dilakukan ialah menentukan masukan awal dari proses evaluasi konsistensi yang meliputi :

1. Business Layer

Masukan untuk business layer dalam penelitian ini ialah tujuan bisnis yang tertuang dalam solusi yang diharapkan oleh pemangku kepentingan.

2. Process Layer

Dalam penelitian ini masukan untuk process layer ialah perubahan aktivitas proses bisnis. 3. Requirements Layer

Dalam penelitian ini, masukan untuk

requirements layer ialah persyaratan funngsional system.

4. Specification Layer

Dalam penelitian ini, masukan untuk

specification layer ialah daftar use case.

Selanjutnya masukan dari setiap layer dipetakan dalam consistency analysis, sehingga

dapat diketahui bahwa:

1. Jumlah elemen kebutuhan yang konsisten memiliki nilai 49, yang mana selanjutnya ini disebut sebagai variable A.

2. Jumlah total elemen kebutuhan bernilai 49 yang terdiri dari 4 masukan business layer, 10 masukan process layer, 23 masukan

requirements layer, dan 12 masukan

specification layer, yang mana selanjutnya ini disebut sebagai variable B.

3. Jumlah elemen kebutuhan yang terdefinisi secara tidak benar bernilai 0, yang mana selanjutnya ini disebut sebagai variable C.

(9)

merupakan perhitungan persentase konsistensi dari pendefinisian kebutuhan sistem informasi pelaporan pendataan KB:

Berdasarkan hasil perhitungan presentase konsistensi dari pendefinisian kebutuhan sistem informasi pelaporan pendataan KB, diperoleh nilai RCI sama dengan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap elemen dari pendefinisian kebutuhan dari keempat layer

sudah saling berhubungan. Setiap elemen definisi kebutuhan sudah berdasar pada tujuan bisnis (business layer), pendefinisian proses bisnis usulan pada process layer, serta pendefinisian kebutuhan pada requirements layer, dan specification layer sehingga diketahui bahwa pendefinisian kebutuhan sistem informasi pelaporan pendataan KB sudah konsisten.

6.2 Decision Table

Proses yang dilakukan dalam melakukan evaluasi konsistensi artefak perancangan ialah membuat decision table, memberikan penilaian pada masing-masing condition stub dan menentukan hasil evaluasi konsistensi. Dalam penelitian ini jumlah artefak yang ingin dipastikan konsistensinya ada empat, yaitu perancangan use case, perancangan kelas, perancangan basis data, dan perancangan antarmuka.

Tabel 7. Hasil evaluasi condition stub

No Condition Stubs Nilai

1 C1 Apakah perancangan sequence diagram sesuai dengan use case?

Y

2 C2 Apakah perancangan kelas berupa diagram kelas sesuai dengan use case?

Y

3 C3 Apakah perancangan basis data berupa database schema sesuai dengan use case?

Y

4 C4 Apakah perancangan antarmuka pengguna sesuai dengan use case?

Y

Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa dari 4

condition stub bernilai Y, sehingga hasil evaluasi terhadap artefak perancangan ini sesuai dengan

rule 1 pada decision table pada kolom rule 1, bagian yang bertanda silang (X) adalah pada baris action stub yang berisi “Artefak

perancangan sudah konsisten”. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa artefak perancangan pada sistem informasi pelaporan pendataan KB ini sudah konsisten.

7. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis proses bisnis yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup analisis proses bisnis saat ini dan analisis proses bisnis yang diusulkan. Pada proses bisnis saat ini aktivitas pelaporan pendataan KB dilakukan secara manual baik dengan tulis tangan ataupun dengan Microsoft excel, serta PLKB harus mengirimkan laporan KB secara langsung ke kantor DPPKB Kabupaten Jombang. Pada proses bisnis usulan terdapat beberapa aktivitas proses bisnis yang mengalami perubahan dimana proses pelaporan pendataan KB bukan lagi dilakukan secara manual melainkan dilakukan melalui sistem. Penggunaan sistem ini untuk memudahkan pihak DPPKB Kabupaten Jombang untuk dapat melakukan proses pengelolaan dan verifikasi laporan KB, melakukan rekapitulasi laporan KB serta pengawasan kinerja dari setiap PLKB. 2. Analisis persyaratan yang dilakukan dalam

penelitian ini didasarkan pada proses bisnis usulan yang telah dibuat yang meliputi analisis pemangku kepentingan dan pengguna, analisis kebutuhan pengguna, fitur sistem, persyaratan fungsional dan non fungsional, pemodelan use case serta spesifikasi use case. Dalam penelitian ini terdapat 14 fitur, 23 persyaratan fungsional, 2 persyaratan non fungsional dan 12 use case

diantaranya mengelola laporan, melihat laporan, melihat rekapitulasi laporan, melihat statistik laporan dan melihat buku agenda.

3. Analisis dan perancangan sistem informasi pelaporan pendataan KB dalam penelitian ini mencakup kelas analisis dari use case, pemetaan kelas analisis ke mekanisme analisis, unifikasi kelas analisis, identifikasi elemen perancangan, perancangan use case

berupa sequence diagram, perancangan kelas berupa class diagram, perancangan basis data dan perancangan antarmuka sistem yang disesuaikan dengan hasil analisis persyaratan yang telah dilakukan. 4. Hasil evaluasi konsistesi pendefinisian

kebutuhan dari Requirement Configuration Stucture diperoleh hasil akhir berupa

(10)

pendefinisian persyaratan sistem sudah konsisten. Sedangkan untuk hasil evaluasi konsisten artefak perangan dari Decision Table menghasilkan jawaban iya (Y) untuk masing-masing condition stub. Sehingga dapat disimpulkan bahwa artefak perancangan sistem informasi sudah konsisten.

DAFTAR PUSTAKA

Anupama, Y.K & Khodanpur, B. I., 2015.

Decision-Table Based Testing. [e-journal]. <http://www.ijritcc.org>

IBM, 2004. Mastering Object-Oriented Analysis and Design with UML 2.0, Module 6: Use-Case Analysis, s.I.: IBM Software Group.

Kendall, K.E dan Kendall, J.E., 2011. Systems Analysis and Design. 8th ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Nistala, P. dan Kumari, P., 2013. Validating and Tracking Requirements through a Configuration Structure, [e-journal] 320. <http://www.ieee.org>

O'Brien, J. A. & Marakas, G. M., 2010.

Introduction to Information System. 15th penyunt. s.l.:s.n.

Object Management Group (OMG), 2013. OMG Object Mangement Group.

[Online]<http://www.omg.org/spec/BPM N/2.0/PDF/>

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 87 tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga. Jakarta: Presiden Repulik Indonesia.

Pressman, R.S., 2010. Software Engineering: A

Practitioner’s Approach. 7th ed. New

York: McGraw-Hill

Weske, M., 2007. Business Process Management Concept, Languages, Architertures. New York: Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Whitten, Jeffrey L & Bentley, Leonny D., 2005.

Gambar

Gambar 1. Diagram alir metodologi
Tabel 1. Tipe Pemangku Kepentingan
Tabel 5. Persyaratan Non Fungsional
Gambar 5. Kelas analisis
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka hasil penelitian ini selayaknya dapat digunakan oleh manajemen perbankan syariah agar memperhatikan penentuan nisbah dan tingkat suku bunga

Akurasi R stabil di sekitar 50%, akurasi R terbaik 51,07% pada saat jumlah partisi = 5, akurasi 3G terbaik dari teknik tanpa partisi adalah 50,8% dan akurasi 3G terbaik dari

Proses ini menyebabkan keturunan suatu makhluk hidup memiliki kombinasi gen yang berbeda dari orang tuanya, dan dapat menghasilkan alel kimerik yang baru..

Harapannya setiap calon guru yang dipersiapkan dapat memahami bagaimana proses pembentukan emosi terjadi dan proses perkembangan kognitif pada anak terjadi sehingga

DPA - SKPD 2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Belanja Langsung Menurut Program dan Per

Dalam upaya untuk mendukung arah kebijakan Nasional Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara melakukan Program Keluarga Berencana, Program

O: ekspresi wajah tampak tenang ketika obat masuk, tidak ada bengkak dan puss pada luka post operasi.. Nunung 08.05 WIB 1 Memberikan injeksi intravena ketorolac

Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin dan tipe kelahiran terhadap bobot prasapih, yaitu bobot lahir, bobot 30, 60,