BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.Sejarah Perusahaan
Pada awalnya perusahaan ini merupakan perusahaan milik perseorangan yang bernama H. T. M. Panggabean yang kemudian digunakan sebagai kantor serta pabrik farmasi dengan nama “SEJATI” yang pada masa itu memproduksi
anggur obat dengan merk “SIAGOGO”. Pabrik farmasi dahulunya didirikan
dengan surat izin bangunan No. 41/RKT/S/MBU/72/1975 dari Dinas Bangunan Kodati II Medan.
Pada bulan Januari 1980, Bapak H. T. M. Panggabean menjual bangunan tersebut kepada Bapak Drs. Weslyn Siahaan dengan akte No. 112 per tanggal 31 Januari 1980 maka didirikanlah PT. Mutiara Mukti Farma dengan Bapak Drs. Weslyn Siahaan sebagai direktur utama.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 0098/A/SK/PAB/I/81 memberi izin kepada PT. Mutiara Mukti Farma untuk mendirikan sebuah industri farmasi yang memproduksi obat-obatan serta menjualnya. Sejak saat itu dengan surat Izin Produksi Departemen Kesehatan RI c/q Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 213/AA/III/81 PT. Mutiara Mukti Farma mulai memproduksi obat-obatan sampai dengan saat ini.
dicantumkan pada tambahan berita negara RI No. 24 tanggal 24 Maret 1981 dengan merk/alamat: ”PT. MUTIARA MUKTI FARMA (PT. MUTIFA)
INDUSTRI FARMASI” Jl. Brigjend. Katamso No. 200 Medan.
Kemudian dengan akte No. 35 yang dibuat pada tanggal 29 November 1988 diadakanlah akte perubahan pemegang saham serta manajemen perusahaan yang selanjutnya diputuskan oleh Menteri Kehakiman RI No. C2-1134/HT/01/04 tahun 1989 pada tanggal 31 Januari 1989. Dalam akte tersebut berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris serta pemegang saham menetapkan bahwa sebagai penanggung jawab dengan jabatan Direktur Utama adalah Bapak Jacob sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Dalam perkembangannya PT. Mutiara Mukti Farma membeli sebidang tanah di Jalan Besar Namorambe Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang seluas 8.622 m2 untuk lokasi pembangunan pabrik baru dengan menggunakan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pembangunan dimulai pada tahun 1992 sedangkan pemakaiannya diresmikan oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada tanggal 27 Juli 1994. Kemudian diadakan perubahan izin industri farmasi yang menggunakan CPOB dengan No. PO.01.2.01796 yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI tanggal 22 Juli 1994. Demikianlah sejarah keberadaan PT. Mutiara Mukti Farma yang sampai dengan saat ini memproduksi berbagai jenis obat-obatan.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Adapun ruang lingkup bidang usaha pada PT. Mutiara Mukti Farma dalam memproduksi jenis obat-obatan yaitu :
1. Tablet
Obat yang terbuat dari bubuk yang dipadatkan dan berbentuk bulat . 2. Kapsul
Bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. 3. Kaplet
Obat yang menyerupai tablet tetapi memiliki bentuk panjang seperti kapsul. 4. Serbuk (Powder)
Obat yang berbentuk serbuk langsung di bungkus dalam plastik. 5. Salep
Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
6. Sirup
Obat yang berwujud cairan dalam botol. 7. Injeksi
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Mutiara Mukti Farma terletak di Jalan Besar Namorambe No. 68 Km 8,5 Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Luas areal pabrik keseluruhan 9000 m2 dan luas bangunan 6259 m2. Dimana hasil peninjauan dapat disimpulkan bahwa lokasi perusahaan ini strategis karena: 1. Lokasi PT. Mutiara Mukti Farma tidak jauh dari Kotamadya Medan.
2. Disekitar Lokasi PT. Mutiara Mukti Farma terdapat banyak tenaga kerja yang memiliki keterampilan.
3. Sarana transportasi dan komunikasi yang menunjang untuk mempermudah penerimaan bahan baku, pengiriman barang jadi dan pemasaran produk.
2.4. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran PT. Mutiara Mukti Farma yang paling utama adalah Kota Medan, karena Kota Medan merupakan Kota yang terdekat. Sedangkan alternatif pemasaran daerah lain adalah seluruh Kota yang ada di provinsi Sumatera Utara. Untuk sementara PT. Mutiara Mukti Farma berkonsentrasi dalam memasarkan produk-produknya didaerah provinsi Sumatera Utara. Namun ada juga beberapa produk obat-obatan yang dipasarkan sampai ke Pulau Jawa (terutama Jawa Barat), Aceh dan Kalimantan.
2.5. Struktur Organisasi dan Manajemen
diharapkan. Agar aktivitas perusahaan berjalan dengan lancar maka perusahaan harus memiliki organisasi dan manajemen yang baik. Perusahaan yang terdiri dari beberapa bagian aktivitas yang berbeda-beda harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai sasaran dan target perusahaan dengan efisiensi yang tinggi. Dalam pengorganisasian dari bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut juga diharapkan dapat diarahkan kepada orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut, sehingga mereka dapat dengan baik melaksanakan aktivitas yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan disamping melaksanakan aktivitas masing-masing.
2.5.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam menjalankan suatu organisasi diperlukan personil-personil yang menduduki jabatan tertentu di dalam organisasi tersebut, dimana masing-masing personil diberi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Adapun uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab pada PT. Mutiara Mukti Farma adalah sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
Mengadakan rapat Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk
mengangkat dan memberhentikan Direktur.
Mengadakan evaluasi terhadap tugas dan wewenang Direktur.
Mengadakan rapat Pemegang Saham untuk mengevaluasi neraca, rugi,
laba dan laporan keuangan setiap tahun. 2. Direktur
Sebagai pelaksana harian dan pelaksana garis manajemen perusahaan
Menentukan manajemen perusahaan yang akan dilakukan perusahaan
Memberi perintah kepada wakil direktur dan bawahannya
Mengadakan perubahan struktur organisasi perusahaan
Mengadakan kontrak-kontrak dengan pihak lain
Mengadakan persetujuan ataupun penolakan terhadap kebijakan bawahan
Mengevaluasi jalannya perusahaan dan lintas keuangan.
3. Asisten Direktur
– Sebagai pelaksana garis yang ditentukan Direktur dan menyampaikan
Melaksanakan instruksi pimpinan dalam bidang umum, keuangan,
pengawasan, produksi, penjualan dan pembelian
Bertanggung jawab kepada Direktur untuk terlaksananya aktivitas
perusahaan dengan baik. 4. Manajer Personalia
– Melakukan dan menjaga komunikasi yang baik dengan pihak customer
dan perusahaan-perusahaan lain.
– Mengkoodinir tenaga kerja perusahaan seperti pembagian kerja dan
lainnya.
– Melakukan penambahan atau pengurangan tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. 5. Manajer Akuntansi
– Melaksanakan ketentuan-ketentuan atau penggarisan tentang pelaksanaan
dan garis akuntansi secara menyeluruh
– Melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan instansi
pemerintahan atau badan-badan yang bersangkutan dengan Akuntansi dan Personalia Umum
– Merupakan pembantu direksi dalam melaksanakan tugas umum dan fungsi
yang berhubungan dengan seluruh kegiatan industri
– Mengadakan komunikasi aktif dengan bagian lain demi kelancaran tugas
tiap bagian
– Membuat laporan kegiatan atau aktivitas perusahaan minimal sekali
6. Manajer Quality Control
– Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan tugas di laboratorium,
pengawasan dalam proses maupun CPOB
– Bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk menerima atau
menolak hasil pemeriksaan kimia dan mikrobiologi atas bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi
– Bertanggung jawab atas pengadaan dan pemakaian larutan pereaksi dan
alat yang diperlukan
– Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi CPOB, sehingga
pelaksanaannya senantiasa terjamin
– Berdiskusi dengan Manajer Produksi jika terjadi kegagalan produksi – Membuat laporan bulanan pemeriksaan obat jadi yang diserahkan kepada
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan – Menyimpan semua prosedur analisa
– Membuat anggaran tahunan bagi pengawasan mutu – Mengupayakan perbaikan biaya pengawasan mutu.
7. Manajer Produksi
– Membuat perencanaan produksi, jumlah produksi, masa produksi,
kapasitas terpakai suatu mesin dan kapasitas terpakai tenaga kerja
– Melaksanakan pengawasan persediaan bahan baku, pengemas dan
pengawasan terhadap hasil produksi
– Berdiskusi dengan Manajer Pengawasan Mutu apabila terjadi kegagalan
– Bertanggung jawab terhadap pemakaian mesin dan peralatan produksi – Turut membantu pelaksanaan inspeksi CPOB dan menjaga
dilaksanakannya CPOB
– Bertanggung jawab untuk menjaga semangat kerja yang tinggi di bagian
produksi, serta pengembangan dan latihan karyawan yang dibawahinya – Membuat laporan secara rutin dan tahunan untuk hasil produksi
– Mengupayakan perbaikan biaya produksi.
8. Manajer Research and Development
– Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan perusahaan, seperti
minat konsumen terhadap obat
– Melaksanakan diversifikasi produk, seperti mengembangkan obat
tradisional
– Membuat anggaran tahunan bagian riset dan pengembangan.
9. Kepala Keuangan
– Bertanggung jawab terhadap lalu lintas keuangan di perusahaan – Mencatat pengeluaran dan pemasukan uang
– Membuat bukti pengeluaran dan pemasukan uang – Bertanggung jawab kepada Wakil Direktur.
10. Kepala Penjualan
– Menerima P. O. (Purchase Order)
– Melayani P. O. Dan mengirimkan ke outlet dengan membuka faktur sesuai
– Menjual barang yang diproduksi sesuai dengan garis-garis yang
ditentukan
– Mengadakan komunikasi langsung dengan bagian produksi, misalnya
membuat pembukuan tentang penjualan
– Melakukan promosi dan memasarkan obat-obatan keluaran PT. Mutiara
Mukti Farma
– Bertanggung jawab kepada Wakil Direktur.
11. Kepala Pembelian
– Memesan bahan-bahan baku untuk kebutuhan produksi – Memesan bahan-bahan pengemas sesuai kebutuhan – Membuat surat pesanan ke relasi atau pemasok
– Meneliti bahan-bahan baku yang masuk dari pemasok, dengan
pertimbangan mutu, harga, masa kadaluarsa dan sistem pengiriman
Quality Product bagian pembelian biasanya meminta lebih dahulu C. A. (Certificate of Analyze). Suatu produk baru, kemudian ditentukan apakah dapat dipesan/dibeli atau tidak
– Hal ini dikoordinasikan dengan Manager Quality Control dan Manajer
Produksi
– Bertanggung jawab kepada Wakil Direktur.
12. Supervisor Laboratorium
– Mengatur agar semua contoh untuk pengujian dianalisa menurut prosedur
– Memeriksa dan menjamin kebenaran laporan pemeriksaan
– Mengatur semua peralatan dan pereaksi yang dibutuhkan tersedia dalam
jumlah yang digunakan secara efisien
– Menjaga alat-alat dan ruangan laboratorium
– Mengatur ketertiban/disiplin bawahan, menjaga suasana kerja yang baik
dan membimbing bawahan bidang teknis analisa. 13. Kepala Perencanaan Produksi
– Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi
– Melaksanakan proses pembuatan obat sesuai dengan prosedur yang
ditugaskan oleh Manajer Produksi
– Mengisi dengan benar catatan pengolahan dan pengemasan – Mengusulkan permintaan alat-alat kerja
– Mencatat semua kegiatan harian dalam formulir yang disediakan Manajer
Produksi
– Membuat daftar inventaris alat-alat di bagian produksi.
14. Kepala Teknisi
– Memperbaiki mesin-mesin dan peralatan pabrik yang mengalami
kerusakan
– Mengatur semua kebutuhan peralatan termasuk spare parts mesin yang
dibutuhkan dalam proses produksi sehingga tidak mengganggu jalannya proses produksi
– Menjalankan sanitasi dan hygiene peralatan, mesin dan bangunan serta
– Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi.
15. Kepala Gudang
Melakukan penerimaan barang dan meneliti apakah barang yang sesuai
dengan faktur pembelian dan surat pesanan.
Mengecek kesesuaian antara surat pesanan (SP) pembelian dengan
fakturnya.
Membuat Bukti Barang Masuk .
Membuat laporan bulanan stock barang
Mengkoordinir kepala gudang kemasan, bahan baku dan bahan jadi
16. Kepala Gudang Bahan Baku
– Menerima dan menyimpan bahan-bahan keperluan produksi
– Menyalurkan barang-barang yang ada di dalam gudang pada
bagian-bagian yang memerlukannya
– Melaksanakan segala urusan yang berkaitan dengan bahan baku yang
diterima
– Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi.
17. Kepala Gudang Barang Jadi
– Menerima, menyimpan dan menyalurkan obat-obatan yang ada di gudang
produk jadi
– Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi
18. Kepala Gudang Kemasan
– Melaksanakan proses penyerahan bahan kemasan yang ditugaskan oleh
– Mengawasi dan mengatur keberadaan bahan pengemas di gudang.
19. Karyawan
– Bertanggung jawab kepada Kepala Unit.
– Bertugas membantu Kepala Unit dalam menjalankan tugasnya.
20. Danru Satpam
– Bertanggung jawab secara langsung kepada Manajer Personalia berkaitan
dengan pelaksanaan kerja security dan bertanggung jawab terhadap pengamanan area project kerja.
– Bertanggung jawab pada pelayanan penjagaan sebagai penunjang
kelancaran operasional kerja.
– Membina, mengawasi dan mengontrol tugas anggota security di lapangan.
21. Kasir
– Menjalankan proses penjualan dan pembayaran – Melakukan pencatatan atas semua transaksi
– Melakukan pencatatan kas fisik serta melakukan pelaporan kepada Ka.
Keuangan. 22. Staff Penjualan
– Menjaga dan meningkatkan volume penjualan – Memastikan pencapaian target penjualan – Membuat laporan penjualan perusahaan
– Melaporkan aktivitas penjualan perusahaan kepada Ka. Penjualan.
23. Staff Pembelian
– Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara
sistematis dan terkontrol
– Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran
operasional
– Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit / cotrol
stock dll.
24. Staff Laboratorium
– Melakukan pemeriksaan terhadap jalannya proses produksi untuk
memastikan kesesuaian prosedur
– Memonitor kualitas material serta hasil produksi dengan perbandingan
kualitas standar
– Menganalisa permasalahan yang timbul pada kualitas proses dan hasil
produksi
– Bertanggung jawab kepada supervisor laboratorium.
25. Ka. Unit Tablet
– melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi
dari Ka. Perencanaan Produksi.
– Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan
Produksi.
– Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan tablet.
– Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya
– Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai
dengan sistem prosedur yang berlaku. 26. Ka. Unit Kapsul
– melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi
dari Ka. Perencanaan Produksi.
– Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan
Produksi.
– Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan Kapsul.
– Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya
produksi Kapsul.
– Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai
dengan sistem prosedur yang berlaku. 27. Ka. Unit Injeksi
– melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi
dari Ka. Perencanaan Produksi.
– Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan
Produksi.
– Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan Injeksi.
– Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya
produksi Injeksi.
– Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai
28. Ka. Unit Sirup
– melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi
dari Ka. Perencanaan Produksi.
– Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan
Produksi.
– Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan Sirup.
– Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya
produksi Sirup.
– Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai
dengan sistem prosedur yang berlaku. 29. Ka. Unit Kapsul
– melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi
dari Ka. Perencanaan Produksi.
– Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan
Produksi.
– Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan Kapsul.
– Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya
produksi Kapsul.
– Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai
dengan sistem prosedur yang berlaku. 30. Staff R&D
– melakukan test dan mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan
– Bertanggung jawab kepada Manager R&D.
2.5.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan
Kegiatan penerimaan dan penempatan tenaga kerja pada PT. Mutiara Mukti Farma diatur sendiri oleh perusahaan dengan terlebih dahulu melihat situasi kegiatan yang ada, apakah perusahaan memerlukan karyawan atau tidak.
Dalam menjalankan operasional sehari-hari, PT Mutiara Mukti Farma memiliki tenaga kerja sebanyak 152 orang. Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja PT. Mutiara Mukti Farma No Uraian Jabatan Jumlah (Orang)
1 Direktur Utama 1
2 Asisten Direktur 1
3 Manajer 7
4 Administrasi Kantor 4 5 Riset dan Pengembangan 5 6 Administrasi Produksi 7
7 Laboratorium 7
8 Penjualan 4
9 Karyawan Bagian Produksi 80
10 Keuangan 3
Sumber: Kantor HRD PT. Mutiara Mukti Farma
a. Bagian Admintrasi Kantor
Pada hari Senin sampai dengan Jum’at:
Pukul 08.30 – 12.00 WIB (bekerja) Pukul 12.00 – 13.00 WIB (istirahat) Pukul 13.00 – 16.30 WIB (bekerja) b. Bagian Produksi
Pada hari Senin sampai dengan Jum’at: Pukul 08.00 – 12.00 WIB (bekerja) Pukul 12.00 – 13.00 WIB (istirahat) Pukul 13.00 – 17.00 WIB (bekerja) Pada hari Sabtu:
Pukul 08.30 – 13.00 WIB (bekerja) c. Bagian Keamanan
Pada hari Senin sampai dengan Minggu dibagi dalam 2 shift, yaitu: – Shift I : Pukul 07.00 – 19.00 WIB
– Shift II : Pukul 19.00 – 07.00 WIB
2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya 2.6.1. Sistem Pengupahan
Sejalan dengan maksud di atas, PT. Mutiara Mukti Farma berusaha sedapat mungkin meningkatkan upah karyawan. Pedoman yang diikuti adalah kebijakan tentang Upah Minimum Regional (UMR) yang telah ditetapkan pemerintah.
Sistem pengupahan yang berlaku pada perusahaan ini adalah sebagai berikut:
1. Pembayaran upah dilakukan sebulan sekali, yaitu setiap awal bulan
2. Upah lembur yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bekerja, yaitu:
a. Jam pertama sebesar 1,5 kali upah setiap jam kerja normal b. Jam kedua sebesar 2 kali upah jam kerja normal
c. Jam ketiga ke atas dibayar sebesar 3 kali upah setiap jam kerja normal
3. Upah yang diberikan meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap.
Selain upah yang diberikan, perusahaan juga memperhatikan keselamatan kerja para karyawannya dengan memberikan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) berupa jaminan hari tua, kecelakaan kerja, kematian dan kesehatan. Dalam pelaksanaan Jamsostek, pihak perusahaan mengadakan pengutipan iuran dari kegiatan organisasi karyawan, seperti iuran Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) yakni sebesar 2% dari gaji karyawan.
diberikan perusahaan adalah 12 hari kerja dalam setahun. Selain itu bagi karyawan yang sedang hamil atau melahirkan, berhak mendapatkan cuti selama 3 bulan, sedang cuti haid selama 2 hari kerja setiap bulannya.
2.6.2 Fasilitas Lainnya
Fasilitas yang diberikan perusahaan PT. Mutiara Mukti Farma adalah: a. Imbalan resmi (gaji) dan kompensasi tambahan yang diperoleh setiap
karyawan
b. Catu beras diberikan 2 kali 1 bulan
c. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi jam kerja perusahaan yang telah ditentukan
d. Insentif produksi, yaitu bonus kepada karyawan bila memenuhi target produksi yang ditetapkan perusahaan
e. Tunjangan jabatan, merupakan pelengkap gaji pokok mengingat adanya pekerjaan yang memegang tanggung jawab serta tuntutan khusus. Tunjangan ini biasanya diberikan untuk jabatan tingkat Manajer
f. Tunjangan hari raya
g. Uang transport, hanya diberikan kepada karyawan tetap sebagai tambahan untuk melancarkan produktivitas karyawan. Besarnya uang transport disesuaikan dengan kedudukan karyawan dalam perusahaan.
Selain fasilitas diatas, perusahaan juga melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, seperti:
– Jaminan hari tua atau uang pensiun
– Jaminan kecelakaan kerja, jaminan ini dilakukan dengan cara
pemberian sumbangan yang diberikan oleh perusahaan. Jaminan kecelakaan kerja ini diberikan apabila tenaga kerja tersebut mengalami kecelakaan dalam tugasnya
– Beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi
– Apabila karyawan meninggal setelah berdinas selama 10 tahun, maka
diberikan tunjangan janda dan yang berdinas dibawah 10 tahun akan diberikan tunjangan sebesar 2 bulan gaji dan tunjangan kemalangan dari Astek
– Karyawan yang telah berdinas selama 25 tahun diberikan insentif
sebesar 2 bulan gaji.
2.7. Proses Produksi
Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan baku/material, manajemen,sumber energi, metode dan uang yang ada.
yang telah dihasilkan akan diuji oleh tenaga ahli dengan suatu sistem pengendalian mutu yang baik dari manajemen.
2.7.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Dalam pembuatan tablet, bahan baku yang digunakan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Bahan Berkhasiat (zat aktif)
Bahan berkhasiat adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan obat yang mana bahan inilah yang berfugsi untuk menyembuhkan penyakit. Bahan berkhasiat ini berupa tepung yang disesuaikan dengan jenis obat yang akan di produksi berdasarkan formulasi yang telah ditentukan
- Nama Obat : Antalgin - Bahan Berkhasiat : Antalgin b. Bahan Pengisi
- Nama Obat : Antalgin
- Bahan Pengisi : Lactose, Corn Starch
2.7.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan suatu bahan yang ditambahkan dalam proses pembuatan suatu produk dalam meningkatkan mutu produk dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan terdiri dari :
a. Bahan Pengikat
Bahan pengikat digunakan untuk menyatukan bahan baku obat sehingga dapat bersatu. Bahan pengikat berupa pasta yaitu campuran air dan tepung. Pasta kanji merupakan bahan pengikat yang paling banyak dipakai, dibuat dengan cara melarutkan kanji ke dalam air kemudian dipanaskan selama beberapa waktu tertentu.
- Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengikat : Amylum b. Bahan Penghancur
c. Bahan Pelicin dan Anti Lekat
Suatu bahan anti lekat juga memiliki sifat-sifat pelicin. Perbedaan dari kedua sifat
tersebut adalah : anti lekat berusaha mengurangi melekatnya bubuk atau granul pada
permukaan cetakan atau pada dinding cetakan. Pelicin digunakan untuk memacu
aliran serbuk atau granul untuk masuk kedalam cetakan. Bahan-bahan yang
digunakan agar dalam proses pencetakan obat dapat dengan mudah dicetak.
- Nama Obat : Antalgin
- Bahan Pelicin : Mangnesium Stearat, Talcum d. Bahan Pengawet
Bahan pengawet berguna untuk mengawetkan obat dan memperlambat proses perkembangan mikroorganisme seperti dan jamur.
- Nama Obat : Antalgin
- Bahan Pengawet : Nipagin, Nipasol e. Bahan Perwarna
Bahan perwarna diberikan kepada obat untuk memberikan daya tarik terhadap suatu obat. Bahan perwarna yang digunakan berbentuk tepung dan sesuai dengan ketentuan Depkes, yaitu bahan perwarna untuk makanan dan obat-obatan. Manfaat dari pemberi warna antar lain : menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi, membuat suatu produk menjadi menarik.
f. Bahan Pemberi Rasa
Bahan pemberi rasa gunanya untuk menghilangkan rasa obat dan memberikan rasa baru pada obat tersebut, seperti rasa jeruk, rasa apel, dan lain-lain. Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada obat kunyah atau pada obat lain yang ditunjukan untuk larut dalam mulut.
- Nama Obat : Antalgin - Bahan Pemberi Rasa : Vaniline g. Bahan Pengembang
Bahan Pengembang digunakan untuk mempercepat proses penguraian obat di dalam usus ataupun lambung. Bahan pengembang yang digunakan seperti Primojel.
- Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengembang : Primojel h. Bahan Kemasan
Bahan kemasan digunakan pada proses pengepakan produk jadi, seperti karton, botol, label, silcap, etiket, dan plastik.
2.7.3. Bahan Penolong
2.8. Standar Mutu Bahan/Produk
PT. Mutiara Mukti Farma (PT. MUTIFA) mempunyai standarisasi dalam menghasilkan produk. Setiap bahan dan produk harus melewati proses pengawasan mtu yang ketat dari mulai masuknya bahan awal, bahan dalam proses, hingga ke produk jadi sehingga memiliki standar mutu yang sesuai dengan standar CPOB. Produk yang bermutu dan pelayanan yang baik merupakan usaha perusahaan dalam menjual produknya pada konsumen.
2.9. Uraian Proses
Proses Produksi yang dihasilkan perusahaan PT. Mutiara Mukti Farma terdiri dari beberapa tahapan, antara lain
2.9.1. Penimbangan Bahan
Bahan baku, baik yang berupa zat berkhasiat maupun yang obat tidak berkhasiat ditimbang atas dasar surat perintah pembuatan obat yang telah ditetapkan komposisinya sesuai dengan banyaknya obat yang akan diproduksi dan formulasinya. Kegiatan penimbangan disaksikan oleh pengawas dari ruang produksi, bahan-bahan ditimbang sesuai dengan batch yang telah ditentukan dalam surat perintah pembuatan obat. Bahan-bahan sebelum tiba digudang diperiksa terlebih dahulu oleh bagian pengawasan mutu untuk mengetahui apakah bahan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan pemasok bahan baku dan mutunya terjamin.
2.9.2. Proses Pencampuran (Compounding)
Setelah masing-masing bahan sudah ditimbang, kemudian dimasukkan kedalama sebuah mixer dan di aduk sampai tercampur rata. Kemudian dimasukkan pasta yang berfungsi sebagai zat pengikat sambil terus diaduk. Setelah tercampur rata bahan kemudian dibawa ke bagian Granulasi Basah.
2.9.3. Proses Granulasi Basah
membentuk granul-granul kecil yang ukurannya lebih seragam. Pembentukan granul-granul akan mempermudah proses pengeringan.
2.9.4. Proses Pengeringan
Setelah bahan digranul secarah basah, kemudian bahan obat tersebut dikeringkan. Bahan yang dikeringkan tersebut ditimbang terlebih dahulu. Proses pengeringan dapat menggunakan oven pengeringan ataua Fluid Bed Dryer. Proses pengeringan dengan menggunakan Fluid Bed Dryer akan memberikan waktu yang lebih singkat dan massa yang lebih homogen dibandingkan dengan menggunakan oven pengering. Proses pengeringan pada Fluid Bed Dryer
dilakukan pada suhu berkisar antara 60oC samapai 100oC, tergantung jenis obat yang akan dibuat dan memakan waktu sekitar 30 menit. Pengeringan dengan oven juga dilakukan pada suhu berkisar anatara 60oC sampai 100oC selama 8 jam sampai 10 jam.
2.9.5. Proses Granulasi Kering
2.9.6. Proses Lubrikasi
Lubrikasi adalah proses pencmpuran zat pelicin dengan bahan obat agar dalam proses pencetakan obat tidak lengket dan akan menghasilkan obat yang akan lebih baik. Setelah mengalami granulasi kering, bahan obat yang sudah halus dilubrikasi. Pada prosesnya ditambahkan zat pelicin seperti Magnesium Stearat
dan Talcum. Pemberian zat pelicin akan memperbaiki daya alir bahan ketika masuk dalam pencetakan dan juga berguna dalam proses pencetakan agar obat tidak lengket sewaktu dicetak dan memberikan permukaan obat yang licin mengkilap.
2.9.7. Proses Pencetakan
Pada proses pencetakan. Bahan obat ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat bahan yang akan dicetak, karena dalam surat perintah pembuatan obat formulasinya sudah ditetapkan untuk sejumlah obat yang akan dibuat. Dalam proses pencetakan terlebih dahulu dilakukan pencetakan percobaaan agar obat yang dicetak ukurannya sesuai dengan yang ditetapkan. Obat yang tidak sesuai ukurannya akan dihancurkan dan kemudian dicetak lagi. Pada akhir pencetakan diambil beberapa sampel obat untuk mengetahui kadar dari zat yang terkandung di dalam tablet tersebut.
2.9.8. Proses Pengayakan dan Pemeriksaan
apakah ada obat yang pecah atau kotor sewaktu pencetakan. Untuk mengetahui apakah obat tablet yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu, maka dilakukan pemeriksaan oleh bagian pengawasan mutu.
2.9.9. Pengemasan
Pengemasan untuk jenis tablet ada tiga jenis, yaitu : a. Kemasan botol
Obat dimasukkan ke dalam plastik dan ditimbang untuk setiap seribu butir tablet. Penimbangan berdasarkan berat obat dalam mg yang telah ditetapkan sewaktu pencetakan, kemudian dimasukkan pengawet kedalamnya lalu plastik dipress dengan panas. Plastik obat kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol plastik berikut dengan brosur tentang obat tersebut. Untuk menjamin kemsan obat, maka tutup botol diberi segel.
b. Kemasan Strip
c. Kemasan Blister
Proses pengemasan blister ini sama dengan proses pengemasan strip, hanya bentuk kemasannya saja yang berbeda yaitu permukaan atasnya transparan.
2.10. Mesin Produksi
Dalam melakukan proses produksinya mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh PT. Mutiara Mukti Farma melakukan modifikasi terhadap mesin dan peralatan yang dilakukan oleh bagian teknik perusahaan ini. Adapun
spesifikasi mesin produksi pembuatan obat kaplet yang ada di PT. Mutiara Mukti Farma adalah sebagai berikut:
a. Oven Pengering
Type : A/MB Jumlah : 6 unit
Fungsi : Untuk mengeringkan tepung obat Kapasitas : 50 kg/ jam
Power motor : 1 HP Putaran : 1400 Rpm b. Mesin Bed Dryer
Kapasitas : 30kg/ jam
Fungsi : Untuk mengeringkan tepung obat Jumlah : 1 unit
c. Mixer (lubrikasi)
Type : MLA 21366
Fungsi : Untuk mencampur bahan pelicin dengan tepung obat Jumlah : 1 unit
Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm d. Mixer (pencampuran)
Kapasitas : 75 kg/ jam
Fungsi : Untuk mencampur tepung obat dengan bahan tambahan Jumlah : 1 unit
Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm e. Mesin cetak
Type : ZP – 19 C Kapasitas : 4 – 5 kg/ jam
Fungsi : Untuk mencetak tepung obat kaplet Jumlah : 1 unit
Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm f. Mesin cetak
Type : ZP – 19 G Kapasitas : 4 – 5 kg/ jam
Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm g. Mesin Blister
Merek : Ziangnan
Kapasitas Hopper : 8 kg/ jam
Fungsi : Untuk mengepak ke dalam bentuk blister Jumlah : 4 unit
Power (motor) : 1 HP
Putaran : 1400 Rpm
h. Mesin Strip
Kapasitas : 3 kg/ jam
Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Power (motor) : 1 HP
Putaran : 1400 Rpm
i. Mesin Strip Tunggal
Type : CY - AP - A
Kapasitas Hopper : 2 kg/ jam Jumlah : 2 unit
Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Power (motor) : 1 HP
j. Mesin Strip Tunggal
Type : CY - AP - C
Kapasitas Hopper : 2 kg/ jam
Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Jumlah : 2 unit
Power (motor) : 1 HP
Putaran : 1400 Rpm
k. Mesin Strip High Speed
Type : F – 220 V Kapasitas Hopper : 3 kg/ jam
Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Jumlah : 1 unit
Power (motor) : 1 HP
Putaran : 1400 Rpm
l. Mesin Strip High Speed
Type : SQ 4 – APM - A Kapasitas Hopper : 3 kg/ jam
Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Jumlah : 1 unit
Power (motor) : 1 HP
m.Mesin Granulator (kering)
Kapasitas tepung : 120 kg/ jam
Fungsi : Untuk membentuk gumpalan atau butiran dalam bentuk granul - granul kecil
Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP
Putaran : 1400 Rpm
n. Mesin Granulator (basah)
Type : MLA 2133 G
Kapasitas tepung : 75 kg/ jam
Fungsi : Untuk membentuk gumpalan atau butiran dalam bentuk granul - granul kecil
Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP
Putaran : 1400 Rpm
o. Mesin hitung kaplet
Type : KDC 101
Fungsi : Untuk menghitung jumlah obat dalam satu kemasan
Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP
2.11. Peralatan (Equipment)
Peralatan yang digunakan oleh PT. Mutiara Mukti Farma merupakan sebagai alat bantu dalam melancarkan proses produksi mulai dari pengadaan bahan baku hingga penyimpanan produk jadi.
1. Belt Conveyor
Arus : 7, 09 A
Daya : 5 HP
Kapasitas : 850 kg/jam Voltase : 380 V
Fungsi : Alat transportasi untuk membawa bahan baku
2. Timbangan duduk
Merek : Toledo Jumlah : 1 unit
Fungsi : Untuk menimbang bahan baku Buatan : Ohio, Amerika Serikat
Kapasitas : 0-1 kg 3. Timbangan Halus Digital Merek : Toledo Jumlah : 1 unit
Fungsi : Untuk menimbang berat dari setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan jenis obat
Kapasitas : 26 - 60 mg 4. Timbangan Berkoz
Merek : Berkoz Jumlah : 1 unit
Fungsi : Untuk menimbang berat dari setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan jenis obat
Buatan : Indonesia Kapasitas : 0 - 300 kg
2.12. Utilitas
Utilitas adalah sarana penunjang bagi unit-unit lain dalam suatu pabrik. Utilitas yang dimiliki oleh PT. Mutiara Mukti Farma untuk mendukung kegiatan produksinya yaitu:
1. Listrik
PT. Mutiara Mukti Farma menggunakan tenaga listrik dari PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan generator untuk mengoperasikan mesin-mesin dan peralatan produksi. Selain itu perusahaan juga menggunakan listrik PLN sebagai penerangan pada area kerja, kantor-kantor dan area-area pendukung lainnya seperti pos satpam, area parkir.
2. Air
dalam keadaan steril dengan mencuci tangan dan sebagainya. Selain untuk keperluan pabrik, air juga digunakan untuk kebutuhan air karyawan perusahaan terutama pada kamar mandi. Sumber air di PT. Mutiara Mukti Farma bersumber dari 2 yakni:
a. PDAM Tirtanadi b. Mata air dan sumur bor 3. Laboratorium
Dengan adanya laboratorium, maka dapat diadakan analisa yang teliti terhadap hal-hal yang berhubungan dengan mutu produk. Laboratorium di PT. Mutiara Mukti Farma langsung ditangani oleh bagian Quality Control Departement. Laboratorium mempunyai paranan yang sangat penting dalam menunjang mutu produk yang dihasilkan oleh pabrik. Hasil analisa di informasikan ke bagian produksi sehingga dapat diketahui apakah mutu produk yang dihasilkan semakin buruk atau semakin baik. Dengan adanya informasi yang diterima maka bagian produksi dapat mengambil keputusan atau tindakan-tindakan yang diperlukan agar mutu produk tetap baik sehinga kerugian-kerugian yang terjadi dapat dihindarkan.
d. Gudang dan Bengkel
a. Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, dan juga peralatan untuk keperluan produksi.
dan peralatan dapat segera diatasi sehingga proses produksi tidak terganggu.
2.13. Safety and Fire Protection
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang paling penting diperhatikan oleh setiap perusahaan selama proses produksi berlangsung. Oleh karena itu usaha pencegahan gangguan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat turut meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
PT. Mutiara Mukti Farma merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk mencegah kecelakaan, cacat, dan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan hambatan-hambatan yang sekaligus juga merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi beberapa saat dapat menyebabkan tingginya biaya produksi.
Salah satu untuk memperkecil biaya produksi adalah menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi alat pelindung guna memperkecil akibat yang timbul jika terjadi kecelakaan. Masalah keselamatan kerja harus benar-benar diperhatikan pada saat perancangan dan bukan difikirkan kemudian setelah pabrik didirikan.
a. Ciptakan keadaan yang aman untuk berjalan di lantai produksi, tangga-tangga, tempat dan daerah kerja, lorong-lorong dan sebagainya.
b. Sediakan lantai yang cukup bagi mesin dan peralatan.
c. Upayakan pencapaian seaman mungkin ke setiap tempat yang menjadi tujuan tenaga kerja.
d. Fasilitasi alat transportasi yang disertai perlengkapan keselamatan. e. Mengisolasi daerah-daerah yang berbahaya.
f. Tersedianya alat-alat pemadam kebakaran yang memadai pada berbagai tempat yang rawan kebakaran.
Cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan mengunakan peralatan pelindung diri pada jenis pekerjaan di lapangan. Adapun alat-alat pelindung diri yang digunakan yaitu:
a. Pelindung telinga khusus digunakan bagi pekerja yang mendapatkan kebisingan dari mesin-mesin dan peralatan produksi.
b. Sepatu pengaman berupa sepatu bots untuk melindungi pekerja dari kecelakaan yang disebabkan oleh benda berat, benda tajam, lantai kerja yang licin dan sebagainya.
c. Sarung tangan khusus untuk melindungi tangan pekerja dari tusukan, sayatan, benda panas, bahan kimia, aliran listrik dan sebagainya. Ini banyak digunakan di bagian laboratorium.
Khusus untuk Fire Protection, perusahaan menyediakan alat pemadam kebakaran pada tempat-tempat yang rawan kebakaran. Untuk pengamanan arus listrik maka saklar-saklar harus ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau dan tertutup, sekring harus pada panel tertutup, kabel listrik harus dipasang yang bagus agar tidak terjadi korslet antara kabel dan putuskan arus listrik bila terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan pekerja.
2.14. Waste Treatment
Pada PT. Mutiara Mukti Farma hasil sampingan yang terjadi akibat kegiatan pabrik adalah berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah cair berasal dari pencucian alat dan proses pembuatan obat sirup. Sedangkan limbah padat bersal dari tepung sisa-sisa pembuatan obat, botol, kertas, debu, plastik, karton, strip, dan blister. Adapun pengolahan limbah yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Limbah Padat
pembuangan akhir (TPA). Karena plastik jika dibakar dapat menimpulkan bau yang mengganggu penduduk di sekitar pabrik tersebut.
2. Limbah cair
Sistem pengelolaan limbah cir terdiri dari enam kolam yaitu : a. Kolam Pertama
Air buangan pada kolam pertama berasal dari cucian alat dan proses pembuatan sirup. Setiap hari senin ditambahkan PAC (Poly Aluminium Clorida) dan Koaret dengan cara sebagai berikut :
1. Larutkan PAC (Poly Aluminium Clorida) sebanyak 1,5 kg dalam 20 liter air bersih
2. Larutkan bahan koaret sebanyak 0,25 Kg dalam 20 liter air bersih 3. Periksa pH air limbah (standar :6,5-8,5), setelah diperiksa pH awal :7 4. Mikser air limbah selama 30 menit
5. Masukkan lauratan PAC (Poly Aluminium Clorida) ke dalam air limbah dalam posisi mikser
6. Mikser air limbah selama 30 menit
7. Masukkan kaoret ke dalam air limbah pada posisi mikser 8. Mikser air limbah selama 30 menit
9. Diamkan air limbah selama 2,5 jam 10.Alirkan air ke kolam kedua
b. Kolam Kedua
c. Kolam Ketiga
Kolam ketiga sudah terbentuk lumpur, kemudiaan lumpur diangkat dan dibuang ke tanah (kolam enam)
d. Kolam Keempat
Air limbah pad kolam keempat berasal dari kamar mandi, laundry dan aliran air hujan. Air limbah akan secara gravitasi ke kolam ke lima
e. Kolam Kelima
Pada kolam ke lima terdpat tanah, kerikil, dan pasir, kemudian air akan mengalir secara gravitasi ke kolam keenam
f. Pada kolam keenam terdapat endapan lumpur yang dikeringkan yang berasal dari kolam ketiga. Pada endapan lumpur tumbuh tanaman seperti kangkung dan labu. Tumbuhnya tanaman tersebut digunakan sebagai indikator bahwa air limbah tidak mengandung zat kimia berbahaya