• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.59

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.59"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN

DAN PENYAJIAN LAPORAN

(2)

Akuntansi Perbankan Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah)

– landasan konseptual

– jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum, sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

– Landasan Praktis/Operasi

Disahkan 1 Mei 2002

Berlaku efektif:

– untuk penyusunan dan penyajian lapkeu yang dimulai 1 Januari

pada atau setelah 2003.

(3)

Prinsip Syariah Islam dalam

Pengelolaan Harta

Menekankan pada keseimbangan antara kepentingan

individu dan masyarakat

Harta harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif

terutama kegiatan investasi yang merupakan landasan

aktivitas ekonomi dalam masyarakat

Dikarenakan tidak semua orang mampu secara langsung

menginvestasikan hartanya untuk menghasilkan

(4)

Karakteristik Bank Syariah

kegiatan usaha berdasarkan syariah;

azas utama: kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal;

pelarangan riba;

tidak mengenal konsep

time-value of money

,

konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas;

kegiatan tak boleh spekulatif;

tak boleh menggunakan dua harga untuk satu barang;

tak boleh dua transaksi dalam satu akad;

konsep bagi hasil (tidak menggunakan bunga sebagai alat

pendapatan dan beban);

tak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan riil;

dapat memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tak

(5)

Karakteristik Bank Syariah

Syarat transaksi sesuai dengan prinsip syariah:

– tidak mengandung unsur kedzaliman;

– bukan riba;

– tidak membahayakan pihak sendiri dan pihak lain;

– tidak ada penipuan (

gharar

);

– tidak mengandung materi yang diharamkan; dan

– tidak mengandung unsur judi (

maisyir

).

(6)

Karakteristik Bank Syariah

Kegiatan bank syariah, antara lain, sebagai:

– manajer investasi;

– investor;

– penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; dan

– pengemban fungsi sosial.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi

– sama seperti dinyatakan KDPPLK umum: investor; karyawan;

kreditur; pemasok; pelanggan; pemerintah; masyarakat

ditambah, antara lain:

– pemilik dana investasi;

– pembayar zakat, infaq dan shadaqah;

– dewan pengawas syariah.

(7)
(8)
(9)

Tujuan Akuntansi Keuangan Bank Syariah

menentukan hak dan kewajiban pihak terkait

, sesuai

prinsip syariah: kejujuran, kebajikan, dan kepatuhan

terhadap nilai-nilai bisnis yang Islami;

menyediakan informasi keuangan

bagi para pemakai

laporan dalam pengambilan keputusan; dan

meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah

dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.

(10)

Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

-

menyediakan informasi keuangan yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu entitas yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi;

-

menunjukan apa yang telah dilakukan oleh

manajemen (

stewardship

), atau

pertanggungjawaban manajemen atas sumber

daya yang telah dipercayakan kepadanya;

(11)

Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

Khusus bank syariah, perlu ditambah poin tujuan sbb:

-

informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah;

-

informasi pendapatan dan beban tidak sesuai prinsip

syariah dan cara memperoleh serta menggunakannya;

-

informasi untuk mengevaluasi pemenuhan bank

terhadap:

• tanggung jawab amanah mengamankan dana;

• menginvestasikan pada tingkat keuntungan rasional; serta

• informasi tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik dana investasi terikat; dan

-

informasi pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk

(12)

Asumsi Dasar Konsep

Akuntansi Bank Syariah

Dasar Akrual

Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat

kejadian dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta

dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang

bersangkutan

Kelangsungan Usaha (

going concern

)

kelangsungan usaha entitas dipandang akan berlansung

terus di masa datang, karena itu entitas dipandang tidak

bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau

(13)

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Relevan

Bernilai balikan Tepat waktu

Teruji

Bernilai prediktif

Terandalkan

Netral

Tepat menyimbolkan

Kebermanfaatan dalam keputusan

(14)

Karakterisktik Kualitatif

Laporan Keuangan

Dapat dipahami

Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang

memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,

akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang wajar

Relevan

(15)

Karakterisktik Kualitatif

Laporan Keuangan

Keandalan

– Teruji (

reliable

)

– Netral

– Tepat Menyimbolkan (

faithfulness

representation

)

(16)

Karakterisktik Kualitatif

Laporan Keuangan

Materialitas

Ketelitian (

Prudent

)

Substansi Menggungguli Bentuk (

substance

over form

)

(17)

Ketentuan Umum Laporan

Keuangan (LK) Bank Syariah

Tanggung jawab atas LK

Manajemen bank syariah

Komponen LK

lihat slide sebelumnya

Bahasa LK

– Bahasa Indonesia

– Bahasa selain Bahasa Indonesia  memuat informasi yg sama dan waktu yg sama, dan diterbitkan dalam waktu yg sama seperti LK dlm Bahasa Indonesia

Mata Uang Pelaporan

– Dalam satuan rupiah

(18)

Ketentuan Umum Laporan

Keuangan (LK) Bank Syariah

Penyajian

Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar

posisi keuangan; kinerja keuangan; perubahan

ekuitas; arus kas; perubahan investasi terikat;

sumber dan penggunaan dana zis; sumber dan

penggunaan dana

qardhul hasan

disertai

(19)

Ketentuan Umum Laporan

Keuangan (LK) Bank Syariah

Aktiva disajikan berdasarkan karakteristiknya

menurut urutan likuiditas, kewajiban diurutkan

menurut urutan jatuh temponya, dan investasi

tidak terikat disajikan dalam unsur sendiri

Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan

operasi normal bank disajikan dan diungkapkan

secara terpisah antara pihak-pihak yang

(20)

Ketentuan Umum Laporan

Keuangan (LK) Bank Syariah

Laporan Lab Rugi menggambarkan pendapatan

dan beban menurut karakteristiknya yang

dikelompokkan secara berjenjang (

multiple steps

)

dari kegiatan utama bank dan lainnya

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan

(21)

Ketentuan Umum Laporan

Keuangan (LK) Bank Syariah

Informasi yang diungkapkan dalam catatan atas

laporan keuangan, antara lain, mengenai:

– Gambaran umum bank syariah

– Ikhtisar kebijakan akuntasi yang digunakan dalam

penyusunan LK

– Penjelasan atas pos-pos yang terdapat dalam setiap

komponen LK

(22)

Ketentuan Umum Laporan

Keuangan (LK) Bank Syariah

Perubahan akuntansi wajib memperhatikan

hal-hal berikut:

– Perubahan estimasi akuntansi

– Perubahan kebijakan akuntansi

– Terdapat kesalahan mendasar

Pada setiap elemen LK harus diberi

pernyataan bahwa: “catatan atas LK

(23)

Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 59

(24)

PSAK Akuntansi Perbankan Syariah

Tujuan: mengatur perlakuan akuntansi (

pengakuan,

pengukuran, penyajian, dan pengungkapan

) transaksi

khusus yang terkait dengan aktivitas bank syariah.

Ruang lingkup:

– bank umum syariah;

– BPR syariah; dan

– kantor cabang syariah bank konvensional

Hal-hal yang tidak diatur, mengacu ke PSAK umum sepanjang

(25)

Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara

shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola

dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di

muka

Mudharabah terdiri 2 jenis:

– Mudharabah muthlaqah bebas mengelola dana

– Mudaharabah muqayyadah  ada batasan dalam pengelolaan dana

Bank dapat berperan sebagai pemilik dana (shahibul maal) dalam

(26)

Skema Mudharabah (Bank sebagai Shahibul Maal)

Akuntansi Penggunaan Dana Bank Syariah

Nasabah (Mudharib)

Bank

(Shahibul Maal)

(27)

Akuntansi Mudharabah Muthlaqah

Bank sebagai

Shahibul Maal (

Pemilik Dana)

Pembiayaan

mudharabah

saat akad

diakui

:

pada saat pembayaran kas/penyerahan aktiva non-kas

kepada pengelola dana; dan

per tahap pembayaran/penyerahan jika s1ecara bertahap.

Pengukuran pembiayaan

mudharabah

saat akad:

jika kas, sejumlah uang yang diberikan bank;

jika aktiva non-kas:

nilai wajar dan selisih antara nilai wajar dan nilai buku

diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank; dan

beban akad

mudharabah

bukan bagian pembiayaan

mudharabah

kecuali disepakati bersama.

(28)

Akuntansi Mudharabah

Bank sebagai

Shahibul Maal (

Pemilik Dana)

Pembayaran kembali pembiayaan

mudharabah

oleh

pengelola dana mengurangi pembiayaan

mudharabah.

Apabila sebagian pembiayaan

mudharabah

hilang tanpa

adanya kelalaian atau kesalahan

mudharib

:

Jika sebelum dimulainya usaha, kerugian mengurangi

pembiayaan

mudharabah

dan diakui sebagai kerugian

bank.

Jika setelah dimulainya usaha

,

kerugian tersebut

diperhitungkan pada saat bagi hasil.

(29)

Akuntansi Mudharabah

Bank sebagai

Shahibul Maal (

Pemilik Dana)

Pengakuan Keuntungan atau Kerugian

Mudharabah

Apabila pembiayaan

mudharabah

melewati satu periode

pelaporan:

keuntungan diakui pada saat terjadinya hak bagi hasil sesuai

dengan nisbah yang disepakati; dan

kerugian diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut

dan mengurangi pembiayaan

mudharabah.

Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan

mudharib

diakui sebagai

piutang jatuh tempo kepada

mudharib

.

(30)

Akuntansi Mudharabah,

Bank sebagai shahibul maal

Ilustrasi Jurnal

Pada saat bank membayar tunai kepada mudharib:

Db. Pembiayaan mudharabah Kd. Kas

 Pada saat bank menyerahkan aktiva non-kas kepada mudharib: – Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan < nilai buku aktiva

Db. Pembiayaan mudharabah Db. Kerugian penyerahan aktiva Kd. Aktiva non-kas

– Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan > nilai buku aktiva Db. Pembiayaan mudharabah

Kd. Aktiva non-kas

(31)

Akuntansi Mudharabah,

Bank sebagai shahibul maal

Ilustrasi Jurnal

Pengeluaran biaya dalam rangka akad mudharabah

Db. Uang muka dalam rangka akad mudharabah

Kd. Kas

Pengakuan biaya akad mudharabah

– Jika diakui sebagai beban

Db. Biaya akad

Kd. Uang muka dalam rangka akad mudharabah

– Jika disepakati sebagai bagian dari pembiayaan

Db. Pembiayaan mudharabah

(32)

Akuntansi Mudharabah,

Bank sebagai shahibul maal

Ilustrasi Jurnal

Penerimaan keuntungan mudharabah

Db. Kas

Kd. Pendapatan bagi hasil mudharabah

Pencatatan kerugian mudharabah

Db. Akumulasi penyisihan pembiayaan mudharabah

Kd. Pembiayaan mudharabah

Pencatatan kerugian mudharabah karena kelalaian mudharib

(33)

Skema Mudharabah (Bank sebagai Mudharib)

Akuntansi Sumber Dana Bank Syariah

Bank (Mudharib)

Nasabah (Shahibul Maal)

(34)

Akuntansi Mudharabah

Bank sebagai

Mudharib

Bank sebagai

Mudharib

(Pengelola Dana)

Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi

tidak terikat:

pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima;dan

pada akhir periode akuntansi sebesar nilai tercatat.

Pendapatan atau keuntungan investasi tidak terikat

dialokasikan kepada bank dan

shahibul maal

sesuai

nisbah yang disepakati.

Kerugian karena kesalahan/kelalaian bank dibebankan

kepada bank.

(35)

Akuntansi Mudharabah

Bank sebagai

Mudharib

Investasi Tidak Terikat bukan dari bank

nvestasi tidak terikat bukan merupakan kewajiban atau

ekuitas bank, karena bank tidak berkewajiban

mengembalikan dana tersebut apabila terjadi kerugian

pengelolaan dana yang bukan disebabkan kelalaian atau

kesalahan bank sebagai mudharib

Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan 2 cara:

bagi laba dan bagi pendapatan

Investasi tidak terikat, antara lain:

– Tabungan mudharabah

(36)

Akuntansi Mudharabah Muqayyadah

Bank sebagai mudharib

Dalam hal ini bank bertindak sebagai agen Investasi

(par 33 & 34)

Apabila bank bertindak sebagai agen yang tidak

menanggung resiko (chanelling agent) maka

pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam

laporan perubahan dana investasi terikat. Sedang dana

yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai titipan

Apabila bank bertindak sebagai agen yang ikut

menanggung resiko (executing agent) maka pelaporannya

dilakukan dalam neraca sebesar porsi resiko yang

(37)

Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah

Par 35-51

Musyarakah adalah akad kerja sama di antara para pemilik modal yang

mencapurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan

 Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal

untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut

beserta bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank

Laba Musyarakah dapat dibagi menurut proporsi modal yang disetor atau

nisbah yang disepakati, sedang rugi dibagi secara proporsional

Musyarakah dapat bersifat permanen (proporsi modal tetap sampai akhir

(38)

Skema Musyarakah

•Porsi modal Nasabah •Nisbah Y%•Porsi modal bank Modal

Modal

Pengembalian Modal Pokok

Pembagian Kerugian

•Porsi modal bank

(39)

Akuntansi Musyarakah

Pembiayaan

musyarakah

diakui pada saat:

pembayaran tunai; atau

penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah.

Pembiayaan

musyarakah

pada awal akad diukur sebesar:

kas yang dibayarkan; dan atau

nilai wajar aktiva non-kas dan selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank.

(40)

Akuntansi Musyarakah

Bagian Bank atas Pembiayaan

Musyarakah

Bagian bank atas pembiayaan

musyarakah

permanen dinilai

sebesar: nilai historis - kerugian (jika ada).

Bagian bank atas pembiayaan

musyarakah

menurun dinilai

sebesar:

nilai historis - bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra - kerugian (jika ada).

(41)

Akuntansi Musyarakah

Bagian Bank atas Bagi Hasil

Musyarakah

Keuntungan diakui sebesar bagian bank sesuai dengan

nisbah yang disepakati atas hasil usaha

musyarakah

.

Kerugian diakui secara proporsional sesuai dengan

kontribusi modal.

Kerugian akibat kelalaian/kesalahan mitra (pengelola

usaha)

musyarakah

:

ditanggung oleh mitra

musyarakah;

diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra, kecuali

jika mitra mengganti kerugian dengan dana baru.

(42)

Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

par 52-68

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (

margin

) yang disepakati oleh penjual

dan pembeli

Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa

pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan

pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah

Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak

(43)

Skema Murabahah

Akuntansi Penggunaan Dana Bank Syariah

BANK

SYARIAH NASABAH

1. Negosiasi & Persyaratan

3. Beli

4. Kirim

2. Akad Jual Beli

6. Bayar

5. Terima

Barang

(44)

Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan.

Selain itu, murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan

dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda

Bank dapat memberikan potongan kepada nasabah yang:

– Mempercepat pembayaran cicilan; atau

– Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo

Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual

(45)

Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

Bank dapat meminta nasabah menyediakan

agunan atas piutang murabahah, antara lain, dalam

bentuk barang yang dibeli dari bank

Bank dapat meminta kepada nasabah urbun

sebagai uang muka pembelian pada saat akad

apabila kedua pihak bersepakat

Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang

(46)

Akuntansi Murabahah

Aktiva

murabahah

diakui sebesar biaya perolehan

pada saat perolehannya.

Pengukuran aktiva

murabahah

setelah perolehan:

Dalam murabahan dgn pesanan mengikat:

dinilai sebesar biaya perolehan; dan

penurunan nilai diakui beban dan pengurang aktiva;

dalam

murabahah tanpa pesanan/p

esanan tidak

mengikat jika ada indikasi kuat pembeli batal

:

dinilai sebesar biaya perolahan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah; dan

jika nilai bersih yang dapat direalisasi < biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

(47)

Akuntansi Murabahah

Potongan pembelian dari pemasok:

tidak boleh diakui sebagai pendapatan; tetapi

mengurangi biaya perolehan aktiva murabahah.

Piutang murabahah diakui sebesar:

biaya perolehan aktiva murabahah + keuntungan

Pada akhir periode laporan keuangan, sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi: piutang - penyisihan piutang.

Keuntungan murabahah/murabahah pesanan diakui:

pada saat akad jika akad berakhir pada periode laporan keuangan yang sama; atau

secara proporsional selama periode akad apabila akad melampaui satu periode laporan keuangan.

(48)

Akuntansi Murabahah

Potongan pelunasan dini untuk pembeli diakui dengan

metode:

jika potongan diberikan pada saat penyelesaian, bank

mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah; atau

jika potongan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih dulu menerima pelunasan piutang murabahah, kemudian bank membayar potongan pelunasan dini kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah.

Denda dikenakan apabila nasabah lalai.

Pada saat diterima, denda diakui sebagai dana sosial (qardhul hasan).

(49)

Akuntansi Murabahah

Pengakuan dan pengukuran

urbun

(uang muka):

– urbun

diakui sebagai uang muka pembelian sebesar

jumlah yang diterima bank pada saat diterima;

jika barang jadi dibeli oleh nasabah maka

urbun

diakui

sebagai pembayaran piutang; dan

jika barang batal dibeli oleh nasabah maka

urbun

dikembalikan kepada nasabah setelah

diperhitungkan

kerugian bank.

(50)

Pengakuan dan Pengukuran Salam

Par 69-80

Salam adalah akad jual beli

muslam fiih

(barang pesanan)

dengan penangguhan pengiriman oleh

muslam ilaihi

(penjual) dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli

sebelum barang yang dipesan tsb diterima sesuai dengan

syarat-syarat tertentu

Bank dapat bertindak sebagai pembeli (

muslam

) atau penjual

dalam suatu transaksi

salam

. Jika bank bertindak sebagai

penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk

menyediakan barang pesanan dengan cara

salam

maka hal ini

disebut salam pararel, yaitu dilakukan dengan syarat:

– Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir

(51)

Skema Salam Paralel

PENJUAL

(SUPPLIER) PEMBELI

4. Kirim

Dokumen

2.Bayar

5.Kirim

BarangPesanan

3.Negosiasi

Bayar

1.Negosiasi

dan Pesan

(52)

Pengakuan dan Pengukuran Salam

Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh

pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang

pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.

Dalam hal bank bertindak sebagai pembeli, bankb syariah

dapat meminta jaminan kepada nasabah untuk

menghindari risiko yang merugikan bank

Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara

umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan

kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan

karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan

penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau

cacat maka penjual harus bertanggung jawab atas

(53)

Akuntansi Salam dan Salam Paralel

Piutang

salam

diakui pada saat modal

salam

dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.

Transaksi

salam

paralel diakui sebagai kewajiban

pada saat bank menerima modal salam berupa kas

atau aktiva non-kas.

Modal

salam

dapat berupa:

kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan,

(54)

Akuntansi Salam dan Salam Paralel

Pengakuan dan pengukuran penerimaan barang pesanan:

barang pesanan cocok, dinilai sesuai nilai akad;

jika barang pesanan berbeda kualitas:

jika nilai pasar >= nilai (akad) barang pesanan,

dinilai sesuai akad;

jika jika nilai pasar < nilai (akad) barang pesanan,

dinilai sebesar nilai pasar dan diakui kerugian

jika bank tak menerima sebagian/seluruh barang pesanan:

piutang

salam

tetap sesuai akad, jika tanggal

(55)

Akuntansi Salam dan Salam Paralel

Pengakuan dan pengukuran penerimaan barang pesanan:

jika bank tak menerima sebagian/seluruh barang pesanan:

piutang salam berubah menjadi piutang jatuh tempo oleh nasabah sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi, jika akad salam

dibatalkan.

jika ada jaminan atas barang pesanan:

hasil penjualan jaminan < nilai piutang salam, selisihnya diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada nasabah, atau

hasil penjualan jaminan > nilai piutang salam, selisihnya menjadi hak nasabah; dan

(56)

Akuntansi Salam dan Salam Paralel

Barang pesanan yang telah diterima:

diakui sebagai persediaan;

pada akhir periode, persediaan diukur sebesar nilai terendah

antara biaya perolehan dan nilai tunai yang dapat direalisasi,

dan

jika nilai tunai yang dapat direalisasi lebih rendah maka

selisihnya diakui sebagai kerugian pada laporan laba rugi.

Apabila bank melakukan transaksi

salam

paralel:

(57)

Akuntansi Salam dan Salam Paralel

Jurnal, Bank sebagai pembeli

Saat bank memberikan modal

Db. Piutang salam

Kd. Kas/Aktiva nonkas

Pada saat bank menerima barang dari penjual

# Sesuai akad

Db. Persediaan (barang pesanan) Kd. Piutang salam

# berbeda kualitas dan nilai pasar lebih rendah < nilai akad Db. Persediaan (barang pesanan)

(58)

Pengakuan dan Pengukuran Istishna

Par 81-104

Istishna adalah akad jual-beli antara

al-mustashni

(pembeli)

dan

as-shani

(produsen)yang bertindak sebagai penjual.

Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen

untuk menyediakan

al mashnu

(barang pesanan) sesuai

dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan

menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara

pembayaran dapat berupa pembayaran di muka, cicilan,

atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.

(59)

Pengakuan dan Pengukuran Istishna

Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual

dalam suatu transaksi istishna. Jika bank bertindak

sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak

lain (sub-kontraktor) untuk menyediakan barang

pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut

istishna paralel, yaitu dengan syarat:

– Akad kedua antara bank dan sub-kontraktor terpisah

dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir

(60)

Skema Istishna Paralel

PRODUSEN

(PEMBUAT) KONSUMEN(PEMBELI)

(61)

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Penjual

Pengakuan dan pengukuran biaya

istishna:

biaya istishna terdiri dari:

biaya langsung, (untuk menghasilkan barang pesanan); dan

biaya tidak langsung (terkait akad, misal: biaya pra akad);

beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset dan pengembangan tidak termasuk biaya istishna;

biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad ditandatangani, tetapi jika tidak dibebankan pada periode berjalan; dan

biaya istishna selama periode laporan keuangan, diakui sebagai

(62)

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Penjual

Pengakuan dan pengukuran biaya istishna paralel:

biaya istishna paralel terdiri dari:

biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan subkontraktor kepada bank;

biaya tidak langsung (terkait akad misal: biaya pra-akad); dan

biaya akibat subkontraktor tak memenuhi kewajibannya (jika ada).

biaya istishna paralel diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari subkontraktor.

Tagihan setiap termin bank kepada pembeli akhir:

Jurnal: Piutang istishna

Termin istishna (istishna billing)

(63)

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Penjual

 Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Paralel:

Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan.

Margin keuntungan = pendapatan istishna - harga pokok istishna. Metode pengakuan pendapatan istishna:

metode persentase penyelesaian:

bagian nilai akad yang sebanding dengan penyelesian pekerjaan diakui sebagai pendapatan istishna periode ybs.;

bagian margin keuntungan selama periode pelaporan menambah nilai aktiva istishna dalam penyelesaian; dan

akhir periode, harga pokok sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.

(64)

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Penjual

Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Paralel:

Metode pengakuan pendapatan istishna: • metode persentase penyelesaian; atau

Jika estimasi % penyelesaian tak dapat ditentukan secara rasional pada akhir periode, gunakan metode akad selesai:

tidak ada pendapatan hingga pekerjaan selesai;

tidak ada harga pokok hingga pekerjaan selesai;

tidak ada bagian keuntungan hingga pekerjaan selesai; dan

(65)

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Pembeli

Bank mengakui:

aktiva

istishna

dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang

ditagih oleh penjual dan hutang

istishna

kepada penjual.

Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena

kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan

kerugian bank:

kerugian dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek

penjual;

(66)

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Pembeli

Jika bank menolak menerima barang (tak sesuai spesifikasi) dan tak

dapat memperoleh kembali seluruh pembayaran yang telah dilakukan kepada subkontraktor, jumlah tersebut diakui piutang jatuh tempo kepada subkontraktor.

Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai:

barang diukur dg nilai wajar atau biaya perolehan, mana yang lebih rendah; dan selisihnya diakui sebagai kerugian.

Dalam istishna paralel, jika pembeli akhir menolak menerima barang (tak

sesuai spesifikasi):

(67)

Skema Ijarah Muntahiyyah Bittamlik

Milik Bank Syariah

(68)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan dan

disusutkan sesuai dengan:

kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis jika transaksi ijarah; dan

masa sewa jika transaksi ijarah muntahiyah bittamlik.

Pendapatan ijarah diakui:

selama masa akad secara proporsional;

(69)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Piutang pendapatan ijarah diukur sebesar nilai bersih yang dapat

direalisasi.

Jika biaya akad menjadi beban pemilik obyek sewa:

dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah.

Pengakuan biaya perbaikan obyek sewa:

penyewa melakukan perbaikan rutin (ada persetujuan pemilik ):

dibebankan kepada pemilik obyek sewa; dan

diakui sebagai beban pada periode terjadinya perbaikan; dan

(70)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai pemilik obyek sewa (muajjir/lessor)

# Saat perolehan Db. Aktiva ijarah

Kd. Kas

# Saat penyusutan

Db. Biaya penyusutan

Kd. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah

# Saat penerimaan sewa dari lessee

Db. Kas

(71)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Perpindahan hak milik obyek sewa dalam:

ijarah muntahiyah bittamlik - hibah, diakui pada saat:

seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;

obyek sewa telah diserahkan kepada penyewa.

Obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa.

 ijarah muntahiyah bittamlik - penjualan obyek sewa dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhir masa sewa, diakui pada saat:

penyewa membeli obyek sewa.

(72)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Perpindahan hak milik obyek sewa dalam:

ijarah muntahiyah bittamlik-pembayaran sekadarnya, diakui saat:

seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;

penyewa membeli obyek sewa;

obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa;

jika penyewa berjanji membeli tetapi tidak melakukannya dan nilai wajar < nilai bukunya, selisihnya diakui sebagai piutang pemilik obyek sewa kepada penyewa; dan

jika penyewa tidak berjanji membeli obyek sewa dan tidak melakukannya, maka obyek sewa dinilai:

sebesar nilai wajar atau nilai buku, mana yang lebih rendah.

(73)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Pada saat pengalihan obyek sewa dalam ijarah muntahiya bittamlik

# Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah diterima dan obyek tidak memimiliki nilai sisa

Db. Akumulasi Penyusutan Kd. Aktiva ijarah

 Melalui penjualan obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa

#Jika harga jual > nilai buku Db. Kas

Db. Akumulasi penyusutan Kd. Aktiva ijarah

(74)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Melalui penjualan obyek sewa dengan harga sekedarnya

setelah seluruh penerimaan sewa diterima dan obyek sewa

tidak memiliki nilai sisa

Db. Kas

Db. Akumulasi penyusutan

Kd. Aktiva

ijarah

(75)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Perpindahan hak milik obyek sewa dalam:

ijarah muntahiya

h bittamlik-penjualan bertahap, diakui pada saat:

seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;penyewa membeli sebagian obyek sewa;

nilai buku bagian obyek sewa yang dijual dikeluarkan dari aktiva

pemilik;

pemilik obyek sewa mengakui keuntungan/ kerugian sebesar

(76)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Dalam

ijarah muntahiya

h bittamlik

jika obyek sewa:

mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan hak

milik;

bukan akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya;

jumlah cicilan

ijarah

yang sudah dibayar melebihi nilai sewa

yang wajar,

maka

selisihnya antara jumlah pembayaran sewa dan

nilai sewa wajarnya diakui:

kewajiban kepada penyewa; dan

(77)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa

Beban sewa diakui selama masa akad pada saat jatuh tempo.

Jika biaya akad menjadi beban penyewa:

biaya dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban

sewa;

Jika biaya pemeliharaan rutin dan operasi obyek sewa

menjadi beban penyewa:

biaya diakui sebagai beban pada saat terjadinya;

dalam

ijarah muntahiyah bittamlik -

penjualan bertahap,

(78)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa

Perpindahan hak milik obyek sewa:

dalam

ijarah muntahiyah bittamlik

-

hibah

diakui saat:

seluruh pembayaran sewa

ijarah

telah diselesaikan;

obyek sewa telah diterima penyewa.

Obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa

sebesar nilai wajar pada saat terjadinya.

Penerimaan obyek sewa juga menambah:

saldo laba jika sumber pendanaan dari modal bank;

dana investasi tidak terikat jika sumber pendanaan dari simpanan pihak ketiga; atau

saldo laba dan dana investasi tidak terikat secara

(79)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa

Perpindahan hak milik obyek sewa:

dalam

ijarah muntahiyah bittamlik

-

pembelian obyek sewa

dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya

masa sewa diakui saat:

penyewa membeli obyek sewa.

Obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar kas yang dibayarkan.

dalam ijarah muntahiyah bittamlik- pembayaran sekadarnya diakui saat:

seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan;

penyewa membeli obyek sewa dari pemilik obyek sewa; dan

(80)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa

Perpindahan hak milik obyek sewa:

dalam

ijarah muntahiyah bittamlik

-

pembelian bertahap

diakui saat:

seluruh pembayaran sewa

ijarah

telah diselesaikan;

penyewa membeli sebagian obyek sewa dari pemilik

obyek sewa; dan

(81)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa

Obyek sewa yang telah dibeli penyewa disusutkan sesuai

dengan kebijakan penyusutan penyewa.

Jika obyek sewa mengalami penurunan nilai permanen

sebelum perpindahan hak milik dan bukan akibat tindakan

penyewa atau kelalaiannya, serta jumlah cicilan

sewa

yang

sudah dibayar > nilai sewa yang wajar:

(82)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Pada saat pembayaran sewa

– Jika dalam satu periode

• Db. Biaya sewa aktiva ijarah

• Kd. Kas

– Jika lebih dari satu periode • Db. Sewa dibayar di muka • Kd. Kas

– Pada saat amortisasi sewa dibayar di muka • Db. Biaya sewa

• Kd. Sewa dibayar di muka

– Saat perbaikan aktiva ijarah atas beban pemilik obyek sewa • Db. Piutang kepada pemilik obyek

(83)

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Pada saat pengalihan obyek sewa dalam

ijarah muntahiya

bittamlik

# Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah

diterima dan obyek tidak memimiliki nilai sisa

Db. Aktiva

Kd. Keuntungan

Melalui pembelian obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa

dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa

Db. Aktiva

(84)

Simpanan Wadiah

Wadiah adalah titipan nasabah yang harus

(85)

Skema Wadiah Yad al Amanah

Wadiah Yad al Amanah

– Penyimpan tidak boleh memanfaatkan barang/uang titipan.

– Penyimpan dapat mengenakan biaya penitipan.

Nasabah

(Penitip)

Bank

(Penyimpan)

1. Titip barang/uang

(86)

Skema Wadiah Yad adh Dhamanah

Wadiah Yad adh Dhamanah

– Penyimpan boleh memanfaatkan barang/uang titipan.

– Keuntungan sepenuhnya menjadi milik penyimpan.

(87)

Akuntansi Wadiah

Dana

wadiah

diakui:

sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya;

Penerimaan yang diperoleh atas pengelolaan dana titipan diakui sebagai pendapatan bank dan bukan merupakan unsur keuntungan yang harus dibagikan.

Pengakuan bonus dalam transaksi

wadiah:

pemberian bonus kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat terjadinya;

penerimaan bonus dari penempatan dana pada:

bank sentral dan bank syariah lain diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima; dan

bank non-syariah diakui sebagai pendapatan dana qardhul hasan

(88)

Akuntansi Wadiah

Pada penerimaan penitipan

– Db. Kas

– Kd. Giro/Tabungan Wadiah

Pada saat penarikan

– Db. Giro/Tabungan wadiah

– Kd. Kas

Pembayaran bonus

(89)

Pinjaman Qardh

Pinjaman qardh adalah penyediaan dana

(90)

Skema Qardh

Nasabah

Bank Syariah

Proyek/Usaha

Keuntungan

Modal

Perjanjian Qardh

100%

Modal 100%

(91)

Akuntansi Pinjaman Qardh

Pinjaman

qardh

diakui:

sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat

terjadinya;

Penerimaan imbalan dari peminjam diakui sebagai

pendapatan pada saat terjadinya.

Jika bank sebagai peminjam

qardh

:

pemberian imbalan kepada pemberi pinjaman

qardh

(92)

Akuntansi Pinjaman Qardh

Pada saat diberikan

– Db. Pinjaman Qardh

– Kd. Kas

 Pada saat penerimaan biaya administrasi – Db. Kas

– Kd. Pendapatan administrasi

Pada saat penerimaan imbalan

– Db. Kas

– Kd. Pendapatan operasi

 Pada saat pelunasan – Db. Kas

(93)

Pengakuan dan Pengukuran Sharf

Sharf adalah akad jual beli suatu valuta

dengan valuta lainnya. Transaksi valuta

asing pada bank syariah hanya dapat

(94)

Akuntansi Sharf

Pendapatan Sharf

Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak

dan kurs tunai (

mark to market

) pada tanggal

penyerahan valuta diakui:

sebagai keuntungan/kerugian pada saat

penyerahan/penerimaan dana.

Selisih penjabaran aktiva dan kewajiban valuta asing

(95)

Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan

Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan imbalan (

ujrah

)

– Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari muwakil (pemberi

kuasa/nasabah) kepada wakil (penerima kuasa/bank) untuk

melaksankan suatu taukil (tugas) atas nama pemberi kuasa

– Kafalah adalah akad pemberian jaminan yang diberikan oleh

kaafil (penjamin/bank) kepada makful (penrima jaminan) dan

penjamin bertanggungjawab atas pemenuhan kembali suatu

kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan

– Hiwalah adalah pemindahan atau pengalihan hak dan

kewajiban, baik dalam bentuk pengalihan piutang atau hutang,

dan jasa pemindahan/pengalihan dana dari satu entitas ke

(96)

Akuntansi Kegiatan Berbasis Imbalan

Pendapatan dan beban:

yang berkaitan dengan jangka waktu diakui selama

jangka waktu tersebut; dan

yang tidak berkaitan dengan jangka waktu diakui

(97)

Referensi

Dokumen terkait

Diksripsi dari proses pembelajaran pada siklus II peneliti tampilkan dalam langkah-langkah pembelajaran berikut ini: (a) Kegiatan Awal: guru menyiapkan peserta

Aplikasi Tata Arsip Pribadi Dosen menggunakan Manajemen Folder di Politeknik Negeri Bali ini dirancang dengan pengaturan penyimpanan file dengan format PDF dengan

11 Jika ada tugas/PR dari guru yang saya merasa kesulitan,maka saya akan minta penjelasan pada guru. 12 Apabila ada teman yang berbuat salah saya

Sumber motif adalah ransangan (stimulasi), sehingga terjadi perubahan tersebut pada perbedaan afektif saat munculnya motif dalam pencapaian yang diharapkan. Dengan demikian,

Pengelola hotel, pengelola Mall/Super Mall/Plaza, pengelola Toko Modern, penyelenggara pameran dan/atau pengelola Kawasan Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,

Hal ini sejalan dengan Chassin (2000) menerangkan hasil penelitiannya, bahwa perilaku merokok dimulai pada usia remaja dan dalam perkembangannya menunjukkan

Benny Issakh Sp.B., Sp.B(K)Onk, selaku Ketua Program Studi PPDS I Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang telah memberikan kesempatan pada kami

Jumlah [...] pada saat ini untuk pelayanan swasta Dalam 2 bulan terakhir, berapa minggu kehabisan […] untuk persediaan dari pemerintah?. Dalam 2 bulan terakhir, berapa