• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Praktikum Kimia SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Akhir Praktikum Kimia SMA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN I

Judul : Pembuatan Larutan Penyangga

Tujuan : Mengamati pengaruh penambahan konsentrasi larutan NaOH terhadap perubahan pH larutan CH3COOH.

Hari / Tanggal : Jum’at / 2 Nopember 2007

Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin.

I. Dasar Teori

Larutan penyangga adalah suatu larutan yang mampu mempertahankan pH pada kisarannya apabila terjadi upaya untuk menaikkan atau menurunkan pH.

Larutan penyangga mempunyai zat terlarut yang bersifat sebagai penyangga. Penyangga memiliki komponen asam dan basa. Komponen asam mengatasi kenaikan pH sedangkan komponen basa mengatasi penurunan pH. Asam dan basa ini merupakan pasangan konjugasi. pH larutan penyangga asam dan basa dapat dipertahankan pada kisarannya, bila terjadi penambahan sedikit asam kuat, sedikit basa kuat dan pengenceran.

Kapasitas larutan penyangga adalah kemampuan larutan penyangga untuk menetralisir penambahan asam atau basa.

Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan cara melarutkan ke dalam air : asam lemah dan garamnya, asam lemah berlebih dan suatu basa kuat, garam asam lemah berlebih dan suatu asam atau basa kuat. Sedangkan larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara melarutkan ke dalam air : basa lemah dan garamnya, basa lemah berlebih dan suatu asam kuat, garam basa lemah berlebih dan suatu asam atau basa kuat.

Salah satu contoh pembuatan larutan penyangga adalah penambahan NaOH dengan CH3COOH membentuk garam CH3COONa dan air dimana NaOH adalah basa kuat (basa konjugasinya) dan CH3COOH adalah asam lemah raksinya sebagai berikut

(2)

pH dari larutan penyangga dapat dihitung dari persamaan Henderson-Hasselbalch atau persamaan Henderson.

pH = pKa + log [[garamasam]]

a. Sifat Larutan Penyangga

Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa, meskipun dalam jumlah yang sedikit, harga pH dapat berubah secara drastis. Contohnya larutan yang mengandung campuran asam lemah dengan basa konjugasinya yang disediakan oleh garam dari asam lemah tersebut. Misalnya asam asetat (CH3COOH) dengan ion asetat (CH3COO-) yang berasal dari natrium asetat (CH3COONa). Jika ke dalam larutan ini ditambahkan sedikit asam atau basa, ternyata pH larutan tidak berubah. Hal ini disebabkan ion H+ dari asam segera ditangkap oleh ion asetat (CH3COO-) dan ion OH- dari basa segera ditangkap oleh molekul asam asetat (CH3COOH). Dengan demikian, penambahan asam atau basa tidak mengubah konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan, sehingga pH larutan konstan. Larutan yang dapat mempertahankan pH ini disebut larutan penyangga atau larutan buffer.

b. Kegunaan Larutan Penyangga

(3)

II. ALAT DAN BAHAN

2. Menyediakan 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M dan 100 mL larutan NaOH 0,1 M.

3. Mengukur pH larutan CH3COOH 0,1 M

4. Menambahkan 10 mL larutan NaOH secara bertahap ke dalam larutan CH3COOH, cara penambahan ini bisa menggunakan pipet tetes.

5. Mengaduk dan mengukur pH setiap penambahan larutan NaOH.

(4)

10

Larutan penyangga dapat dibuat dari asam lemah dan basa kuat yang akan terbentuk garam dan air, basa kuat sebagai pereakasi pembatas. Sehingga larutan penyangga terdiri atas asam lemah dan garamnya.

Pada percobaan yang dilakukan yaitu penambahan NaOH 0,1 M secara bertahap kepada larutan CH3COOH 0,1 M akan terbentuk suatu larutan buffer asam dengan persamaan reaksi :

NaOH (aq) + CH3COOH (aq) CH3COONa (aq) + H2O (l)

Berdasarkan hasil percobaan pencampuran CH3COOH dengan NaOH merupakan salah satu cara untuk membuat larutan penyangga. Pada pengukuran pH dengan menggunakan pH meter. Hasil yang diperoleh, larutan dapat mempertahankan harga pH kurang dari 7 atau bersifat asam. Menurut literatur, pH larutan harus berada di bawah ≤ 7 karena konsentrasi asam dan basa serta volumenya juga sama. Sehingga hanya sampai pada titik ekivalen, sehingga terjadi kesetimbangan antara CH3COOH dengan CH3COO- dan H+ dengan reaksi sebagai berikut :

CH3COO- (aq) + H+ (aq) CH3COOH (aq)

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa pH yang terbentuk dengan penambahan setiap 10 mL larutan berturut-turut adalah sebagai berikut 2,10, 2,39, 2,65, 2,85, 2,96, 3,08, 3,14, 3,23, 3,27, 3,31, dan 3,37.

(5)

jika ditambahkan asam, ion H+ asam tersebut akan dinetralkan oleh ion dari basa konjugasi dalam larutan.

Jika yang ditambahkan adalah basa, maka ion OH- dari basa itu akan berekasi dengan H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan.

Setelah dilakukan percobaan uleng oleh kelompok lain, ternyata pH yang dihasilkan berbeda jauh dengan pH pada percobaan awal. Pada percobaan awal pH yang dihasilkan < 7 sedangkan pada percobaan kelompok lain pH yang dihasilkan pH 7 bahkan lebih hingga pH 12. Hal ini mungkin dikarenakan oleh beberapa sebab diantaranya kesalahan dalam pengenceran larutan, atau dalam pengadukan yang tidak merata pada saat percobaan sehingga keberadaan NaOH tidak merata dan yang terukur bukan pH larutan buffer tetapi basa NaOH yang lebih dominan atau mungkin juga karena sebelum dan sesudah pengukuran pH, elektrode yang digunakan kurang penetralan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Dari hasil percobaan larutan penyangga yang terbentuk adalah larutan penyangga asam.

2.Dari grafik yang kami buat dapat disimpulkan bahwa penambahan larutan NaOH mempengaruhi keadaan pH dimana pH larutan semakin naik ini dikarenakan NaOH merupakan Basa kuat sedangkan CH3COOH adalah asam lemah sehingga mempengaruhi sifat keasaman larutan CH3COOH yaitu sifat keasamannya semakin turun dengan naiknya pH larutan..

B. Saran

(6)

2. Sebaiknya yang megikuti praktikum semuanya terlibat langsung dalam melakukan percobaan.

3. Bahan-bakan yang digunakan harap disterilkan dulu.

VII. KENDALA-KENDALA

1. Alat yang digunakan jumlahnya terbatas sehingga praktikum berjalan kurang efektif.

2. Bahan-bahan yang digunakan sepertinya terkontaminasi oleh zat lain sehingga terjadi kesalahan yang semestinya tidak perlu terjadi.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Johari dan Rahmawati. 2004. Kimia SMA untuk kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Purba, Michael. 2003. Kimia SMU kelas 2 jilid 2B. Jakarta: Erlangga. Tim Penyusun. 2002. PR Kimia untuk kelas 2 SMU jilid 2B. Klaten: Intan

Pariwara.

.

LAMPIRAN

A. Perhitungan

(7)

= 1.10-5.0,1M = 10-3

pH = - log 10-3 = 3

b. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O 10 mmol 1 mmol

1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol 9 mmol - 1 mmol 1 mmol

[H+] = Ka . g a

= 1 . 10-5 .

1 9

= 9 . 10-5 pH = - log 9 . 10-5

= 5 – log 5 = 5 – 0,95 = 4,05

c. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O 10 mmol 2 mmol

2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol 8 mmol - 2 mmol 2 mmol

[H+] = Ka . g a

= 1 . 10-5 .

2 8

= 4 . 10-5 pH = - log 4 . 10-5

= 5 – log 4 = 5 – 0,60 = 4,40

d. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O 10 mmol 3 mmol

(8)
(9)
(10)
(11)

pH

(12)

Volum NaOH yang Yang ditambahkan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0

50

100

150

pH

Percobaan

pH

Perhitungan

Grafik penambahan volum NaOH versus pH yang didapat dari pH meter dan perhitungan.

B. Pertanyaan

1. Jenis larutanpenyangga apa yang terbentuk dari percobaan yang kalian lakukan?asam atau basa?jelaskan!

2. Dari grafik yeng telah kalian buat , apa yang dapat kalian simpulkan?

C. Jawaban Pertanyaan

1. Laruatan penyangga yang terbentuk dari percobaan yang kami lakukan adalah larutan penyangga asam.

(13)

dikarenakan NaOH merupakan Basa kuat sedangkan CH3COOH adalah asam lemah sehingga mempengaruhi sifat keasaman larutan CH3COOH yaitu sifat keasamannya semakin turun dengan naiknya pH larutan..

Data pengamatan kelompok lain

1. kelompok 2 dan kelompok 5

Penambahan NaOH 0,1 M

2. Kelompok 3 dan Kelompok 4

(14)

10 10 10 10 10 10 10

40 50 60 70 80 90 100

Gambar

Grafik penambahan volum NaOH versus pH yang didapat dari pH meter

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya pada percobaan stoikiometri 1 antara NaOH dan CuSO4 dapat diketahui titik stoikiometrinya berdasarkan grafik yang dibuat antara volume (boleh volume NaOH ataupun CuSO 4 )

Titrasi asam asetat atau asam cuka (CH3COOH) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) sebagai larutan standar akan menghasilkan garam CH3COONa yang berasal dari

Pada reaksi antara NaOH dan HCl berdasarkan grafik hubungan volume dan perubahan suhu, titik optimum diperoleh dari grafik titik optimum diperoleh pada volume 3 mL NaOH 1,0 M dan 3

Hal ini dilakukan untuk memastikan keakuratan konsentrasi NaOH yang nantinya akan digunakan sebagai larutan standar, dan untuk menunjukkan apakah larutan NaOH

Pada saat proses titrasi asam salisilat menggunakan larutan NaOH, maka. ditambahkan dua tetes indikator

Dengan batas tertentu yang telah ditentukan untuk larutan warna naik dihitung pula waktu yang diperlukan untuk larutan merambat naik sehingga dari percobaan didapatkan data seperti

Selanjutnya dalam perlakuan dimana kalium permanganat ditambahkan dengan NaOH, menghasilkan larutan yang berwarna ungu kehitaman dan ketika dipanaskan tidak terjadi

Prinsip dari titrasi asam basa adalah perubahan pH dari titrasi asam basa adalah perubahan pH larutan titrasi akibat penambahan larutan larutan titrasi akibat penambahan