• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Edukasi Perawatan Diri Terstrukutur Berbasis Teori Perilaku - Pengaruh Edukasi Perawatan Diri Terhadap Aktivitas Sehari-Hari Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Edukasi Perawatan Diri Terstrukutur Berbasis Teori Perilaku - Pengaruh Edukasi Perawatan Diri Terhadap Aktivitas Sehari-Hari Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Edukasi Perawatan Diri Terstrukutur Berbasis Teori Perilaku

2.1.1 Pengertian Edukasi Perawatan Diri Terstrukutr Berbasis Teori Prilaku Edukasi secara umum merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu maupun kelompok untuk mengubah perilaku sehingga dapat mengikuti apa yang diharapkan oleh pendidik (Notoadmodjo, 2007).

Edukasi pasien merupakan proses interaksi antara perawat dan pasien serta perawat dan keluarga untuk memberikan informasi kesehatan serta menambah pengetahuan pasien dan keluarga sehingga dapat menciptakan pelayanan praktik keperawatan yang efektif dan efisien (Potter & Perry, 2009).

Perawatan diri merupakan suatu perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Hidayat & Uliyah, 2012). Perawatan diri (self-care) merupakan kemampuan individu untuk memotivasi dirinya dalam melakukan perawatan diri sendiri secara mandiri untuk meningkatkan dan mempertahankan status kesehatannya dan mengatasi penyakitnya (Tomey & Alligood, 2006).

(2)

dengan tujuan untuk mempermudah petugas kesehatan dalam memberikan intervensi edukasi sehingga lebih optimal dan efektif.

Individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya secara mandiri (self care deficit), oleh karena itu, individu membutuhkan bantuan yang dianggap dapat membantu untuk merubah perilaku individu dalam memenuhi kebutuhan perawatan dirinya (self-care)yang dapat dibantu oleh seorang perawat (nursing agency) dengan cara memberikan motivasi dan penjelasan lewat edukasi untuk mengubah perilaku pasien dalam memenuhi perawatan dirinya dan meningkatkan status kesehatannya (Tomey & Alligood, 2006). Defisit perawatan diri merupakan istilah yang menunjukkan ketidak mampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dan perannya dalam melakukan perawatan dirinya, sehingga memerlukan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri tersebut (Alligood & Tomey, 2010). Defisit perawatan diri merupakan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan dan eliminasi (Ahern & Wilkinson, 2014).

(3)

Wilson, 2014; Notoadmodjo, 2007; Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).

2.1.2 Tipe Edukasi Perawatan Diri

Menurut Paul dan Wilson (2014) bahwa isi dari tipikal edukasi perawatan diri itu terdiri yaitu 1) penetapan tujuan dari edukasi; 2) menetapkan pemecahan masalah; 3) perubahan gaya hidup; 4) mengidentifikasi sumber masalah gangguan perawatan diri; 5) manajemen gejala gangguan perawatan diri; 6) manajemen gangguan psikologis seperti: marah dan frustasi akibat suatu penyakit kronis dan 7); isi edukasi tentang mengajarkan kemampuan berkomunikasi dengan tenaga kesehatan.Menurut Ahern dan Wilkinson (2014) edukasi perawatan diri diberikan pada individu yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan perawatan diri (deficit self care) yang meliputi perawatan diri: mandi, berpakaian atau berhias, makan dan eliminasi.

2.1.3 Tujuan Edukasi Perawatan Diri

(4)

melakukan perawatan diri dan kesehatannya sehingga pasien dapat mencapai kesehatan serta kualitas hidup yang diinginkan.

2.1.4 Prinsip Edukasi Perawatan Diri

Berikut merupakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh perawat pada saat memberikan intervensi edukasi terhadap pasien (Perry & Potter, 2009):

1. Gaya belajar

Gaya belajar seseorang mempengaruhi pilihan untuk belajar. Beberapa orang dapat belajar secara bertahap dan ada juga belajar secara sparodis. Rencana pembelajaran yang efektif meliputi kombinasi pendekatan yang sesuai dengan berbagai gaya

2. Perhatian

Perhatian sebelum memulai pembelajaran, seorang pelajar harus memusatkan perhatian terhadap pembelajaran, karena perhatian merupakan salah satu mental yang harus dipersiapkan untuk memfokuskan perhatian.

3. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan yang menimbulkan kekuatan dalam diri seseorang untuk mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.

4. Penggunaan teori

(5)

kepada penjelasan karakterisitik pelajar dan membimbing para edukator untuk mencapai tujuan edukasi yang efektif.

5. Adaptasi

Adaptasi psikososial terhadap penyakit merupakan proses peralihan perasaan yang dialami individu akibat suatu gangguan kesehatan atau kehilangan pada dirinya, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk memusatkan perhatiannya terhadap proses pembelajaran.

6. Partisipasi aktif

Tujuan pemebelajaran akan tercapai secara efektif apabila terjadi hubungan timbal balik yang baik antara pasien dan perawat saat proses edukasi berlangsung

7. Kemampuan belajar

Kemampuan belajar pasien dipengaruhi oleh kemampuan perkembangan dan kemampuan fisik. Kemampuan perkembangan pasien berkaitan dengan perkembangan kognitif, sehingga pada tahap ini perlu mempertimbangan kemampuan kognitif pasien untuk mencapai tujuan edukasi yang efektif. Kemampuan fisik pasien berkaitan dengan kesehatan fisik pasein, karena hal ini dapat mempengaruhi kemampuan belajar psikomotor pasien. Dalam mempelajari psikomotor pasien perlu mempertimbangkan kesehatan fisik, kekuatan fisik dan ketajaman penginderaan tertentu.

8. Lingkungan belajar

(6)

2.1.6 Media Edukasi Perawatan Diri

Media pembelajaran yang umum digunakan oleh seorang individu adalah visual, auditorydan kinesthetic (Gunaraya,2006). Penginderaan merupakan salah satu media yang paling umum dipergunakan dalam pemebelajaran adalah indra penglihatandibandingkan dari indra pendengaran dan perabaan (Notoadmodjo,2007). Media utama yang digunakan dalam pembelajaran melalui edukasi klien adalah media yang menggunakan idnra penglihatan, seperti: media cetak (booklet, leaflet, flifchart,poster dan tulisan), media elektronik (televisi dan slide) dan media papan atau billboard (Notoadmodjo,2007).

2.2 Konsep Aktivitas Sehari-hari

2.4.1 Defenisi Aktivitas Sehari-hari

Kebutuhan aktivitas merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan mobilisasi (bergerak) bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas dalam rangka mempertahankan kesehatnnya. Aktivitas sehari-hari merupakan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan yang paling dasar dipenuhi. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang terpenting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki 8 jenis kebutuhan dasar yaitu: nutrisi, cairan, oksigenasi, eliminasi, tempat tinggal, seks, istirahat dan tempat tinggal (Hidayat & Uliyah, 2012).

2.4.2 Jenis Kebutuhan Aktivitas Sehari-Hari

(7)

2) kemampuan untuk menyelesaikan aktivitas yang berhubungan dengan tugas-tugas kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari seperti memakai telepon, belanja, menyiapkan makanan dan mengelola keunagngan; 3) aktivitas vokational meliputi kemampuan kembali untuk sekolah dan kembali bekerja; 4) aktivitas avokasional seperti rekreasi, melakukan hobi dan kegemaran.

Menurut Moorhead, Jhonson, Maas dan Swanson (2013) bahwa domain perawatan diri yang menjadi bagian dari kegiatan aktivitas sehari-hari adalah sebagai berikut:

1. Mandi

Mandi merupakan salah satu bagian dari perawatan diri total yang harus dipenuhi oleh setiap individu setiap harinya. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit dan mejadi sekresi bagi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit dan membuat individu menjadi lebih rileks dan segar (Siregar, 2011).

2. Berpakaian

(8)

3. Makan

Kebutuhan nutrisi merupakan kebtuhan terhadap proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan untuk menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas sehari-hari tubuh (Hidayat & Uliyah, 2012).Aktivitas makan merupakan kegiatan yang terdiri dari mengambil makanan dengan sendok, memasukkan makanan ke mulut dengan tangan, menelan makanan, membuka botol atau kaleng minuman dan minum menggunakan gelas atau cangkir sekaligus menelan makanan dan mengunyah bahan makanan yang keras (Moorhead, et al, 2013).

4. Berhias

Kemampuan ingin berdandan atau berhias sangat tergantung dari kebiasaan seseorang. Kegiatan aktivitas merawat diri berdandan atau berhias berupa: menggunakan body lotion, menggunakan deodoran, merias wajah, menyisir rambut, merapikan penampilan dan menggunakan cermin (Mooerhead, et al, 2013).

5. Kebersihan Diri

(9)

6. Menggunakan Alat Aktivitas Sehari-hari

Alat untuk aktivitas sehari-hari merupakan suatu penggunaan alat dalam kegiatan aktivitas sehari-hari yang melibatkan diri dengan lingkungan fisik maupun sosial seperti: menggunakan alat komunikasi tulis, memakai telepon, mengatur keuangan dan menggunakan kursi roda (Moorhead, et al, 2013).

g. Pengobatan

Kegiatan aktivitas sehari-hari pengobatan ini meliputi mengetahui dosis yang benar, menyimpan obat di tempat yang tepat dan mengatur dosis obat yang tepat (Moorhead, et.al, 2013).

h. Toileting

Kegiatan aktivitas sehari-hari toileting meliputi kemampuan pergi ke kamar mandi, menyeka dan menyiram setelah buang air besar, mengenal dan merespon keinginan untuk berkemih, berjalan ke toilet, memakai pakaian setelah buang air besar dan buang air kecil serta mampu bangun dari kloset setelah buang air besar (Moorhead, et al, 2013).

2.4.3 Tingkat Ketergantungan Kemampuan Aktivitas Sehari-hari

(10)

lain sebagai penagwasan dan motivasi, membtuhkan perlatan atau alat bantu dan mandiri total.

2.4.4 Alat Ukur Aktivitas Sehari-hari

Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan individu melakukan aktivitas sehari-hari adalah dengan Lawton and Brody Instrumental activities yang terdiri dari 8 item penilaian diantaranya kemampuan untuk menggunakan telepon, shoping atau berbelanja, mempersiapkan makanan, menjaga kebersihan rumah, mencuci pakaian, cara transportasi, tanggung jawab terhadap pengobatan dan kemampuan mengatur keuangan (Saryono, 2011). Skor penialaian kemampuan aktivitas ini dikategorikan menjadi dua bagian yaitu kemampuan aktivitas sehari-hari rendah (ketergantungan) dan kemampuan aktivitas sehari-hari tinggi (mandiri) (Graf, 2007). Menurut Aheren dan Wilkinson (2014) tingkat ketergantungan sehari-hari pasien dibagi kedalam tiga kategori yaitu ketergantungan minimal (ringan), ketergantungan partial (sedang) dan ketergantungan total (berat).

2.3 Konsep Hemodialisa

2.3.1 Pengertian Hemodialisa

(11)

2.3.2 Prinsip Dasar Hemodialisa

Terapi hemodialisa dilakukan pada pasien gagal ginjal, dimana tubuh tidak mampu melakukan pembuangan sisa metabolisme dalam bentuk cairan yang bertujuan untuk mengoreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, mengurangi nilai urea nitrogen darah, kreatinin, hiperkalemia, memperbaiki keadaan asidosis metabolik dan mengatasi anemia (Smeltzer & Bare, 2003).

Ada tiga prinsip yang mendasar kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah didalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah, yang memiliki konsentrasi tinggi ke cairan dialisat yang memiliki konsetrasi rendah. Ciaran dialisat tersusun dari semua elektrolit yang penting dengan konsetrasi ekstrasel yang ideal. Kadar elektrolit darah dapat dikendalikan dengan mengatur rendaman dialisat (dyaliysat bath) secara tepat. Sel darah merah dan protein tidak dapat melewati pori-pori kecil dalam memberan semi permeabel.

2.3.3 Komplikasi Hemodialisa

(12)

ginjal mengeluarkan cairan sisa metabloisme tubuh. Disamping itu kelelahan dan kram otot juga dapat terjadi selama dan setelah hemodialisa akibat penurunan plasma atau cairan interstitial dan osmolaritas serum yang cepat.Fatique dan kram otot bisa mengaikatkan terjadinya gangguan keseimbangan energi dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap keinginan dan motivasi untuk melakukan mobilisai atau kegiatan aktivitas sehari-hari; 5) malnutrisi, terjadi akibat kontrol diet dan kehilangan nutrient selama hemodialisa; 6) sakit kepala dan kejang, terjadi akibat gagalnya ginjal dalam membuang sisa metabolisme tubuh atau toksit dalam bentuk cairan sehinggamengakibatkan teertimbunnya toksit tersebut dalam tubuh dan mengakibatkan terjadinya sindrom uremia

2.4 Perawatan Diri (Self-Care) Pasien Hemodialisa

Kemampuan perawatan diri (self-care)pasien hemodialisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada teori perawatan diri (self-care) Orem. Teori perawatan diri (self-care)Orem merupakan suatu pemahaman tindakan yang mengupayakan individu memiliki kemampuan untuk mempertahakan dan meningkatkan fungsi optimal (Tomey & Alligood, 2006).

(13)

hemodialisa meliputi kemampuan individu dalam mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya terkait dengan penyakit dan terapi hemodialisa yang dijalani seperti mengikuti program terapi medis yang ditentukan (obat-obatan, cairan dan nutrisi), komunikasi terhadap orang lain atau kemampuan komunikasi diri, manajemen diri, pemantauan tanda dan gejala serta komplikasi, meningkatkan pengetahuan tentang penyakit gagal ginjal, memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dan kemampuan untuk melakukan dan menjaga kebutuhan aktivitas sehari-hari agar dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Menurut Curtin et al., (2005) manajemen perawatan diri (self-care mangement) pasien hemodialisa yang terganggu adalah kemampuan perawatan diri sehari-hari (self care activity) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh individu untuk mempertahankan dan meningkatkan satatus kesehatannya. Adapun bagian atau aspek yang dinilai dari perawatan diri sehari-hari (self-care activity) yang terganggu ini adalah kemampuan perawatan fisik, pemenuhan asupan cairan dan nutrisi, perawatan akses vascular, kemampuan berinteraksi, regimen terapi pengobatan, melaporkan gejala yang muncul dan juga perilaku kesehatan.

2.4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri (self-care)Pasien Hemodialisa

1. Usia

(14)

yaitu: masa anak-anak: 0-11 tahun, remaja: 12-25 tahun, dewasa: 26-45 tahun, lansia > 46-65 tahun dan manula: >65 tahun. Menurut Curtin, Walters, Schatell, Phennel, Wise & Klicko (2008) dan Washington (2013) bahwa semakin tinggi usia pasien hemodialisa maka semakin tinggi kemampuannya untuk menerapkan manajemen diri (self-care mangement) nya. Menurut Wang dan Nazawa (2004) hal ini bertolak belakang dengan usia, dimana semakin bertambah usia maka kemampuan manajemen dirinya (self-care manajement) nya semakin rendah atau mengarah ke kemampuan sedang. Hal ini mungkin dikarenakan semakin bertambah usia individu maka semakin menurun kondisi fisik dan psikososialnya yang dapat mempengaruhi penurunan kemampuan terhadap manajemen dirinya.

2. Jenis Kelamin

Menurut Heidazardeh et al., (2011) bahwa pasien hemodialisa laki-laki lebih cenderung memiliki kemampuan yang lebih tinggi melakukan pemenuhan perawatan diri dibandingkan perempuan, hal ini dikarenakan salah satu faktor bahwa pendidikan responden cendrung lebih tinggi pada laki-laki yang dapat menjadi salah satu faktor pendukung dari pengetahuan untuk melakukan perawatan diri.

3. Tingkat Pendidikan

(15)

4. Status Pernikahan

Menurut Heidarzadeh et al. (2011) bahwa ada hubungan yang signifikan antara status pernikahan dengan kemampuan melakukan perawatan diri pasien hemodialisa. Pasien hemodialisa yang menikah akan lebih cendrung memiliki jumlah anggota keluarga serta masalah keuangan dan sosial akan dapat meningkat, sehingga dapat berdampak terhadap keinginan dan kemampuan pasien hemodialisa untuk melakukan perawatan diri.

5. Sosial Ekonomi

Menurut Smith et al., (2010) bahwa pasien dengan status sosial ekonomi yang tinggi lebih memiliki perawatan diri yang baik dibandingkan dengan status sosial ekonomi pasien yang rendah di unit hemodialisis Nashvile. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) (2008), membedakan tingkatan status sossial ekonomi penduduk kedalam 4 tingkatan yaitu: golongan pendapatan sangat tinggi (> Rp 3.500.000 per bulan), golongan pendapatan tinggi (Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 per bulan), golongan pendapatan sedang (Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 per bulan), golongan pendapatan rendah (< Rp 1.500.000 per bulan).

2.5 Aktivitas Sehari-hari Pasien Hemodialisa

(16)

interaksi sosial, kehilangan penghasilan (pekerjaan) serta kemampuan perawatan akses vaskular (simino dan double lumen) (Curtin et.al 2005; Cook & Jassal, 2008). Keterbatasan kemampuan aktivitas sehari-hari pasien hemodialisa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya 1) akibat kondisi fisik seperti kelelahan, kram otot, malnutrisi, sakit kepala atau kejang dan ketergantungan terapi pengobatan; 2) akibat kondisi psikologis seperti kecemasan, stress akibat penyakit kronis yang dialami (Brunner & Suddarth, 2002).

2.6 Materi Edukasi Perawatan Diri Pasien Hemodialisa

Materi edukasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan model konsep slef-management activity. Materi edukasi ini terdiri dari 1) pengetahuan tentang terapi hemodialisa meliputi komplikasi akibat terapi hemodialisa; 2) aktivitas fisik fungsional sehari hari atau perawatan diri sehari-hari meliputi aktivitas/mobilisasi atau pergerakan/olahraga, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan, kebutuhan istirahat tidur, perawatan akses vaskular dan kegiatan sehari-hari; aktivitas rumah seperti kebersihan rumah dan kamar mandi, berbelanja, dan kemampuan mempersiapkan makanan, kemampuan merawat pekarangan rumah.

2.7 Landasan Teori

(17)

memiliki kemampuan untuk mempertahakan dan meningkatkan fungsi optimal (Tomey & Alligood, 2006).

Perawatan diri (self-care)pada pasien hemodialisa meliputi kemampuan individu dalam mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya terkait dengan penyakit dan terapi hemodialisa yang dijalani, seperti: pemenuhan kebutuhan nutrisi, mandi, toileting, kebersihan diri, penggunaan alat bantu aktivitas sehari-hari, mobilisasi atau pergerakan, pemenuhan terapi pengobatan (Curtin & Mapes, 2001; Moorhead, et al., 2014). Berdasarkan pernyatan Curtin et al., (2005) bahwa konsep perawatan diri yang perlu dinilai dari pasien hemodialisa tersebut adalah perawatan diri sehari-hari (self-care activity) seperti kemampuan perawatan fisik, pemenuhan asupan cairan dan nutrisi, memeriksakan akses bruit, kemampuan berinteraksi, pemanfaatan fasilitas kesehatan, negosisasi memilih pelayanan kesehatan, melaporkan gejala yang muncul dan juga perilaku keehatan.

(18)

2.8 Kerangka Teori Penelitian

Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Theory of Nursing System Theory of Self Care Theory of Self Care

Deficit

5 Methode of Helping: 1. Accomplihses patien’s

therapeutic self care 2. Support and protect patient 3. Education

4. Supportif Physicis and Phycologic

5. Self care maintanance

(19)

2.9 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu uraian dan visualisasi berhubungan atau kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya atau antara variabel satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmodjo, 2010).

Skema 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Sumber: Modifikasi dari Curtin dan Mapes (2001) ; Curtin et al. (2005) Heidarzadeh et.al (2011) ; Swanson et.al (2014) ; Mohammed, Fouly dan

Referensi

Dokumen terkait

a. Kurangnya pemahaman siswa kelas VII SMP tentang materi ekosistem dan potensi lokal seperti Ekowisata Mangrove Ujungpangkah. Belum ada bahan ajar berupa majalah qur’ani yang

Menyadari hal tersebut, Kepala Daerah sebagai pemimpin organisasi administrasi pemerintah daerah dituntut untuk bersikap proaktif dengan mengandalkan kepemimpinan

Baik jalan Mataram (jalan MT Haryono) atau jalan Pekojan adalah sebuah kawasan yang awalnya dibuat sebagai kawasan rumah toko yang cukup lamadi kota Semarang.

“Muhammad itu bukanlah bapak salah seorang dari pada kamu, akan tetapi dia adalah seorang Rasul Allah dan. penutup segala

Paulus telah menunjukan kepada kita kedalam relasi antara suami istri dalam sebuah rumah tangga, kini marilah kita merenungkannya lebih dalam, agar apa yang disampaikan rasul

Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak

Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini, data memiliki peranan yang sangat penting, data tersebut tidak hanya berupa teks, gambar, audio

Predla ž em da se naziv animacija 3D-prizora primjenjuje na lutka-animaciju, plastelinsku, predmetnu i ž ivu animaciju, da se ra č unalna 3D-animacija (s preciznim