EKSTERNALITAS DALAM INTERAKSI PUBLIK PADA
SEKTOR INDUSTRI PULP (BUBUR KERTAS) DAN KERTAS
INDONESIA
(Studi Kasus PT.Toba Pulp Lestari Tbk)
Nama : Amelia Zahra
Npm : 1116041008
Dosen Pengampuh : Simon Sumanjoyo H, S.A.N, M.A.P Mata Kuliah : Ekonomi Publik
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industrialisasi merupakan salah satu bagian dari kesuksesan perekonomian suatu negara. Hampir semua Negara menerapkan industrialisasi demi kemajuan pembangunan ekonomi Negara tersebut termasuk Indonesia. Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa industrialisasi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menjadi lebih pentingnya sektor industri dalam perekonomian, Olehkarenanya Industrialisasi disuatu negara digunakan sebagai salah satu sektor yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan devisa Negara, diantaranya
industrialisasi akan memberi keuntungan dengan terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat serta terbukanya sektor usaha
informal.Namun selain memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, industrialisasi mempunyai dampak negatif baik terhadap manusia maupun lingkungannya yaitu berkurangnya lahan pertanian, pencemaran lingkungan, terjadinya arus urbanisasi yang besar serta terjadinya perubahan perilaku masyarakat.
Dampak dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi seperti sektor industri diatas terhadap pihak ketiga yaitu lingkungan, mahluk hidup, maupun masyarakat disekitar kegiatan produktivitas industri, baik yang menguntungkan atau merugikan dalam kegiatan ekonomi disebut dengan
eksternalitas,yaitu kegiatan sektor industri di satu pihak memberikan keuntungan terhadap pihak ketiga yang berada diluar pasar inilah yang disebut dengan
eksternalitas positif yaitu berupa pertumbuhan ekonomi serta terserapnya tenaga kerja, akan tetapi di satu pihak menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi lingkungann, inilah yang disebut eksternalitas negatif. Perkembangan sektor industri Indonesia pasti akan sangat berpengaruh terhadap keadaan sosial
Industri pulp (bubur kertas) dan kertas merupakan salah satu industri yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan perekonomian indonesia ditahun 1990an disamping industri manufaktur lainnya, yang melatarbelakangi pentingnya sumbangan industri Pulp dan kertas terhadap sektor industri
manufaktur di Indonesia seperti produk plup dan kertas harganya banyak
ditentukan dalam nilai dolar dengan potensi pasar internasional yang sangat besar. Industri pulp dan kertas dalam produksinya mengalami juga dampak eksternalitas baik negatif dan positif, adapun kasus eksternalitas dari industri pulp dan kertas dapat dilihat pada kasus PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) dimana kegiatan utama Perusahaan tersebut adalah mendirikan dan menjalankan industri bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut.
Dalam kegiatan produksinya PT Toba Pulp Lestari Tbk (perusahaan) tersebut memberikan dampak yang positif dan negatif pada mahluk atau
lingkungan sekitar, dimana muncul dampak dari produktifitasnya, yaitu dampak negatif (eksternalitas negatif) lebih dominan dibandingkan dampak positif (eksternalitas positif) yaitu pencemaran lingkungan, kerusakan hutan, serta munculnya penyakit-penyakit kulit akibat limbah yang dibuang disungai dan udara, sedangkan eksternalitas positif nya adalah pembukaan lapangan kerja yang besar bagi penduduk disekitar daerah Tapanuli, oleh karenanya disini penulis tertarik untuk membahas eksternalitas tersebut dengan judul makalah
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah eksternalitas positif dan negatif industri pulp dan kertas Indonesia?
2. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan eksternalitas industri pulp dan kertas indonesia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sektor industri sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara terutama Indonesia menjadi kegagalan pasar dalam bentuk eksternalitas positif dan negatif
2. Mengetahui solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan eksternalitas pada sektor industri
PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM INDUSTRI PULP DAN KERTAS INDONESIA:
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang memiliki prospek yang cerah di masa mendatang yang dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Dengan latar belakang Indonesia yang merupakan negara dengan hutan hujan tropis kedua terbesar setelah Brazil yang dapat mendukung ketersediaan bahan baku untuk industri pulp dan kertas, terlebih lagi melalui keberadaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dapat mendorong pertumbuhan industri pulp dan kertas Indonesia. Selain itu juga tersedianya sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan proses produksi secara efisien yang disertai dengan biaya upah yang relatif rendah turut mendukung berkembangnya industri pulp dan kertas Indonesia. Industri ini didominasi oleh wilayah Amerika Utara, Eropa utara (Finlandia, Swedia dan Rusia Barat-Laut), dan Asia Timur (Rusia Siberia, Cina, Jepang, dan Korea Selatan).
Industri ini dikritik oleh kelompok pemerhati lingkungan seperti Natural Resources Defense Council karena deforestasi dan sistem tebang habis yang dilakukan terhadap hutan primer. Industri ini juga terus-menerus melakukan ekspansi secara global ke negara penghasil kayu seperti Rusia, Cina, dan Indonesia yang memiliki upah buruh rendah dan pengawasan lingkungan yang renggang. Walau Indonesia memiliki industri bubur kertas (pulp) dan kertas (paper) berskala raksasa, rupanya, diam-diam menyimpan segudang masalah pula. Produknya ditentang di luar negeri hingga dikenakan tarif bea masuk yang tinggi. Di dalam negeri apalagi, semua bahan baku kayunya diduga merupakan hasil penjarahan dari hutan alam.Hal itu terbukti, ketika hutan-hutan di wilayah Riau sejak delapan bulan lalu ditandai dengan garis polisi (policy line)
AKIBAT LIMBAH PT.TPL, WARGA TOBASA MENDERITA GATAL-GATAL
Posted by: tobadreams on: 13 Agustus, 2008
Menurut Metro-TV, masyarakat setempat sudah mengajukan protes dan tuntutan ganti rugi kepada PT.TPL. Mereka mendesak perusahaan yang semula bernama PT Indorayon itu memberikan biaya pengobatan, minimum satu juta rupiah per triwulan per kepala. Masyarakat sudah bertekad akan menggugat TPL secara hukum, apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Pada saat PT.Toba Pulp Lestari sedang gencar-gencarnya berdandan, demi mengubah citranya sebagai biang kerok pencemaran lingkungan dan
penghancuran hutan di Tapanuli, tiba-tiba muncul berita yang membuktikan bahwa kehadiran perusahaan pulp itu merupakan bencana bagi masyarakat
setempat.Berita itu disiarkan oleh Metro-TV semalam (12/8). Isinya :penduduk di sekitar tempat pembuangan limbah PT.TPL diserang gatal-gatal dan aneka
penyakit kulit. Gambar close-up memperlihatkan dengan jelas kulit tangan, kaki, dan punggung beberapa penduduk yang melepuh dan bernanah. Diperlihatkan pula gambar seorang bayi yang sedang digendong : kulit kepalanya dipenuhi bercak-bercak bernanah dan membengkak, sehingga rambutnya rontok di sana-sini.
Siapa saja yang menyaksikan penderitaan warga–seperti yang terlihat pada gambar di layar Metro-TV; pasti akan merasa miris, prihatin, dan geram. Terkecuali tentunya para pegawai dan antek-antek PT.TPL, yang selalu siap menyangkal dan berbohong, demi menutupi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan perusahaan tersebut.Menurut Metro-TV, masyarakat setempat sudah mengajukan protes dan tuntutan ganti rugi kepada PT.TPL. Mereka mendesak perusahaan yang semula bernama PT Indorayon itu memberikan biaya
pengobatan, minimum satu juta rupiah per triwulan per kepala. Masyarakat sudah bertekad akan menggugat TPL secara hukum, apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi.
menyangkal.Mereka juga menolak tuntutan ganti rugi yang diajukan warga. Perusahaan ini hanya bersedia memberikan pengobatan gratis bagi penduduk di sekitar tempat pembuangan limbah, dengan cara mendatangkan dokter
PEMBAHASAN:
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri andalan penghasil devisa negara dari sektor nonmigas, selain juga menyediakan lapangan kerja yang besar, namun aktivitas industri pulp (bubur kertas) dan kertas tidak saja merusak hutan Indonesia, akan tetapi juga menyebabkan terjadinya pencemaran pada sungai-sungai oleh emisi yang berasal dari pabrik. Banyak kasus dari industri pulp dan kertas di indonesia yang menjadi perhatian publik sekaligus pihak
internasional, ini dikarenakan permintaan kertas dan bubur kayu sangat tinggi dan menjadi komoditas utama indonesia untuk meningkatkan perekonomian
indonesia, dalam sektor industri pulp dan kertas, bahan baku produksinya berasal dari kayu yang terbatas jumlahnya dan industri pulp dan kertas indonesia ternyata masih belum mandiri untuk mendapatkan kayu sebagai bahan baku produksi pulp dan kertas atau membuat lahan tersendiri untuk kayu-kayu yang akan diolah olehkarenanya banyak sekali pengrusakan hutan dan pengambilan kayu secara ilegal dan ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan alam didaerah pendirian industri pulp dan kertas dan kehidupan warga.
lingkungan akibat limbah yang tidak terfilter dengan baik dan memiliki kandungan zat kimia berbahaya,dimana warga mulai mengalami penyakit kulit baik gatal-gatal,namun tampaknya perusahaan tersebut hanya mau memberikan pengobatan bagi yang terkena dampak limbah dalam produktivitas perusahaan tersebut.
Masyarakat pada daerah disekitar industri pulp dan kertas, pada umumnya adalah memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, sehingga akibat adanya pencemaran tersebut, para nelayan mengalami penurunan jumlah ikan yang ditangkap karena pembuangan limbah langsung pada sungai dan tidak terfilter dengan baik yang tentu sungai tersebut akan mengalirkannya kelaut dan meracuni ikan-ikan dan membahayakan bagi masyarakat, dimana air dan udara didaerah tersebut sudah tercemari oleh zat kimia chlorine, dimana zat ini sebagai akibat gangguan dari fungsi pompa sehingga zat ini keluar melalui cerobong Unit Chlor Alkali. Unit Chlor Alkali adalah unit yang mengolah sisa-sisa chlorine menjadi zat lain sepertinatrium haifo yang dapat digunakan untuk pembersihan. Apabila tidak ada usaha penanganan yang baik terhadap keberadaan limbah tersebut, dikhawatirkan akan sangat berdampak bagi kehidupan makhluk hidup yang berada di sekitar pabrik industri tersebut
Solusi yang ditawarkan:
Menurut teorema coase
manusia,akhirnya masyarakat yang dirugikan inilah bentuk konkrit eksternalitas negatif yang dilakukan oleh industri PT Toba Pulp Lestari Tbk
Namun masyarakat yang berada disekitar pengolahan atau pabrik memiliki tujuan untuk memaksimalkan utilitasnya akibat pencemaran lingkungan oleh perusahaan Toba Pulp Lestari Tbk, dimana masyarakat dapat bernegoisasi dan meminta ganti rugi atau pembayaran akibat pencemaran yang dilakukan oleh perusahaan pulp dan kertas,namun usaha atau solusi ini sepertinya sudah
dilakukan warga Tobasa Tapanuli dimana perusahaan tidak mau mmeberikan ganti rugi dan hanya akan memberikan pengobatan gratis untuk warga yang terkena dampak,adapun hal lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencoba
bernegoisasi agar produktivitas limbah yang dibuang dapat dikurangi, limbah cair atau padatpun dapat dikurangi dengan menjadikan pupuk kompos dan berbagai bahan bangunan, dari paving blok, atap rumah, hingga pengganti
batako,pemanfaatan limbah ini juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar namun pemanfaatan limbah industri pulp dan kertas hanya sedikit yang teraplikasikan padahal pemanfaatan limbah industri pulp dan kertas dapat menekan citra negatif industri kertas yang disebut-sebut sebagai
penyumbang utama pencemaran dan degradasi lingkungan
Regulasi Pemerintah
Regulasi adalah tindakan mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan.Dengan regulasi pemerintah dapat melarang atau mewajibkan perilaku atau tindakan,mana yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan pihak-pihak tertentu dalam rangka mengatasi
eksternalitas.Regulasi yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi eksternalitas negatif terutama kerusakan lingkungan akibat proses produktivitas perusahaan pulp dan kertas adalah dengan menegaskan kembali peraturan perlindungan hutan dan sanksi pengeksploitasian hutan dan sanksi pmbuangan limbah baik melalui sungai atau laut maupun udara.Pemerintah juga harus membuat aturan untuk semua industri yang membuang limbah seperti perusahaan pulp dan kertas agar setiap industri memenuhi standar jika ingin membuang limbah seperti
untuk meninjau langsung produktivitas industri tersebut dan seharusnya
pemerintah juga harus menerapkan peraturan yang lebih tegas lagi agar industri seprti industri pulp dan kertas tidak mencemari lingkungan dan limbah mereka harus diolah kembali agar ramah lingkungan
Pajak
Ketidakpedulian akan kerusakan lingkungan dengan tumbuhnya industri-industri yang menghasilkan limbah berbahaya dan mengedepankan peningkatan angka pertumbuhan ekonomi semata, jelas menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan. Dalam ilmu ekonomi, dampak ini disebut externalities. Sebuah dampak yang timbul dari kerusakan lingkungan akhirnya akan membawa petaka kepada masyarakat itu sendiri.Diperlukan tindakan dan langkah yang
komprehensif untuk dapat memperbaiki kondisi kerusakan lingkungan ini. Pemerintah harus turun tangan mengendalikan masalah ini karena diperlukan kebijakan strategis dari pemerintah untuk mendorong tindakan pencegahan perusakan lingkungan, kebijakn tersebut dapat berupa penarikan pajak. Pajak merupakan solusi yang dpat dilakukan untuk mengatasi eksternalitas,pajak sendiri merupakan iuran masyarakat atau pungutan wajib kepada kas negara yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan atau membiayai pengeluaran negara. industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri andalan penghasil devisa negara dari sektor nonmigas, selain juga menyediakan lapangan kerja yang besar, tentu membutuhkan bahan baku kertas yang berasal dari kayu-kayu dengan jumlah yang besar dan otomatis limbah yang dihasilkanpun cukup banyak dan terkandung bahan kimia yang akan merusak lingkungan
Dapat disimpulkan bahwa eksternalitas terjadi karena adanya perbedaan antara marginal social dan privatecost sehingga diperlukan solusi keterlibatan masyarakat dan pemerintah untuk menekan dampak ini, yaitu seperti keterlibatan masyarakat dalam melakukan atau menuntut hak yang telah dilanggar oleh para perusahaan industri dengan melakukan negoisasi atau tawar menawar (teorema coaseserta),lalu dengan intervensi dari pemerintah dalam bentuk penetapan pajak maupun regulasi yang berfungsi untuk mengoreksi dampak-dampak dari