• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERUBAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN perubahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERUBAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN perubahan "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERUBAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN

DARI TEACHER CENTER MENJADI STUDENT CENTER DENGAN BERBASIS ACTION RESEARCH

DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA

KARYA TULIS

diajukan untuk memenuhi sebagian tugas Mata Kuliah Analisis Kritis Perubahan Sosial Budaya

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sudardja Adiwiharta, M.Pd

oleh

Ade Lina Sugiarti NIM 1602578

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2017

(2)

Di era modernisasi ini, di negara-negara yang sedang berkembang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tanda dari adanya suatu globalisasi, dan tampak adanya gejala mulai ditinggalkannya tata nilai yang telah lama ada. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, itulah yang menggeser tata nilai yang sudah ada, terjadi pula tranformasi nilai (budaya). Arus ini telah membawa perubahan besar pada kehidupan manusia di dunia, yang mau tidak mau harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya, tak terkecuali masyarakat Indonesia (Lisnawati, 2010, hlm. 1). Perubahan ini mencakup pada semua lini kehidupan, salah satunya adalah pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam menjalani kehidupan khususnya pada zaman sekarang ini. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai pemberi informasi dan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup semua usaha untuk kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercipta pola hidup pribadi sosial yang memuaskan. (Erdinawati, 2011, hlm. 1). Pendidikan bergerak mengikuti arus globalisasi yang hadir dan menciptakan banyak sekali pencetusan gagasan dan ide baru bagi semua penduduk di dunia. Salah satunya adalah banyak perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan. perubahan di dalam dunia pendidikan terjadi karena banyaknya tuntutan, salah satunya adalah bagaimana menciptakan manusia yang kreatif dan berpikir kritis dalam menghadapi kehidupan modern. Oleh sebab itu, dalam pendidikan harus adanya perubahan dalam bidang strategi pembelajaran yang bisa menciptakan siswa yang kreatif, dan aktif.

(3)

dan strategi pembelajaran juga tidak luput dari bidikan pemerintah untuk mendapatkan pembaharuan. Pembaharuan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. salah satu pembaharuan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan adalah penerapan strategi student center. Strategi student center ini pada dasarnya memiliki keutamaan dalam hal aktifitas siswa di dalam pembelajaran. Hal yang ditonjolkan adalah kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan cara menumbuhkan keaktifan. Penerapan strategi student center ini adalah sebagai pembaharuan dari strategi sebelumnya yaitu strategi teacher center. Dari namanya sudah jelas terukur bagaimana perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing strategi.

Strategi teacher center pada dasarnya lebih menjadikan guru sebagai titik utama dalam pembelajaran, sehingga siswa harus memperhatikan guru dengan sangat serius karena model yang paling terkenal dari teacher center ini adalah metode ceramah. Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi pembelajaran yang diberikan langsung oleh guru dengan cara menjelaskan di depan kelas dan siswa memperhatikan dengan baik. Sedangkan, strategi student center merupakan hal yang baru, yang bertolak belakang dengan strategi sebelumnya. Sehingga diperlukan upaya dalam memperkenalkan, menerapkan, dan menggunakan strategi student center secara berkala dan berkelanjutan.

B. Pembelajaran Teacher Center

(4)

menguasai dan memahami materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga guru berperan penting dalam upaya untuk mencari cara bagaimana siswa dapat memahami materi yang disampaikan, selain itu guru juga harus bisa mengelola kelas tetap kondusif sehingga proses transfer pengetahuan kepada siswa berjalan dengan baik.

Parwati (Ramdhani, 2014, hlm. 5) menegaskan cara pandang ini memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

a. Memakai pendekatan berpusat pada guru, yakni gurulah yang harus menjadi pusat dalam pembelajaran.

b. Siswa ditempatkan sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai organisme yang pasif, sebagai penerima informasi yang diberikan guru.

c. Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Siswa hanya belajar mana kala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.

Dari beberapa ciri tersebut bisa diambil kesimpulan jika TCL terlihat monoton dalam penerapannya sehingga siswa terkadang merasa bosan dan dibatasi untuk bisa mengeskplor kemampuan dirinya. Pada dasarnya penerapan TCL ini boleh saja dilakukan dengan catatan harus juga memerhatikan atmosfir yang tercipta di dalam kelas sehingga siswa tidak merasa cepat bosan atau mengantuk ketika proses belajar sedang berlangsung.

C. Pembelajaran Student Center

Student Centered Learning adalah pendekatan yang menjadikan siswa untuk bisa mengeksplorasi dan mencari informasi dengan berbagai model pembelajaran karena student center learning ini merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses Experiential Learning (pengalaman belajar). Pendekatan ini dirasa sangat baik untuk diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar, karena siswa ditekankan untuk bisa aktif dan kritis.

(5)

Student center ini menjadi pokok utama dalam pembahasan dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan menjadikan siswa sebagai dasar yang berperan aktif dalam memahami materi. Oleh karena itu banyak sekali model yang bisa ditemukan untuk merangsang keaktifan siswa.

SCL adalah pembelajaran yang berpusat pada aktivitas belajar siswa, bukan hanya pada aktivitas guru mengajar. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran yang terprogram secara rinci dan terstruktur. Situasi pembelajaran dalam SCL diantaranya memiliki ciri-ciri:

1. Siswa belajar baik secara individu maupun berkelompok untuk membangun pengetahuan.

2. Guru lebih berperan sebagai FEE (Facilitating, Empowering, Enabling) dan guides on the sides daripada sebagai mentor in the centered.

3. Siswa tidak sekedar kompeten dalam bidang ilmu, akan tetapi kompeten dalam belajar.

4. Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang mampu mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa. Belajar lebih dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat (lifelong learning), suatu keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Belajar termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia. (Ramdhani, 2014, hlm. 9)

D. Analisis Perubahan Strategi Pembelajaran Dari Teacher Center Menjadi Student Center Dengan Berbasis Action Research

(6)

yang dinilai memiliki muatan yang bisa merangsang siswa aktif dan kreatif pada saat pembelajaran. Dengan menggunakan action research atau dengan nama lain adalah penelitian tindakan kelas, seorang peneliti bisa melihat perkembangan dari suatu kegiatan belajar mengajar dengan penerapan strategi dan metode terentu. penelitian tindakan kelas merupakan sebuah metode penelitian yang pelaksanaanya dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam konteks pembelajaran di kelas dan langkah-langkah yang dapat digunakan oleh guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran. Metode pembelajaran berbasis student center sangat banyak, salah satu yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah metode jigsaw.

Dalam pelaksanaan penelitian action research harus berkerja sama dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Ada empat tahap kegiatan dalam action research, yaitu: (a) masalah, (b) perencanaan (c) tindakan (d) refleksi.

a. Masalah

Masalah yang timbul di sini adalah bagaimana mengubah penerapan strategi teacher center menjadi student center, sehingga diperlukan perlakuan yang mendukung untuk memecahkan masalah yang timbul ketika proses belajar mengajar menjadi tidak hidup karena dirasa guru terlalu dominan sehingga murid hanya bertindak pasif tanpa didukung untuk bertindak aktif oleh atmosfer belajar dari penerapan strategi teacher center. Selain itu, masalah juga akan timbul pada jenis metode yang digunakan di dalam student center karena banyak sekali metode yang mendukung untuk penerapan strategi jenis ini, karena itu guru sangat perlu pengarahan dan bantuan dari orang yang memiliki keilmuan dalam bidang ini. Masalah-masalah yang timbul akan semakin terasa dalam penerapan di dalam kelas dan untuk penerapan yang berkelanjutan.

b. Perencanaan

(7)

1) Peneliti dan pendidik merencanakan penerapan metode jigsaw pada materi pokok tentang interaksi sosial.

2) Mengembangkan skenario pembelajaran seperti halnya menyiapkan bahan dan media yang diperlukan dalam metode pembelajaran jigsaw.

3) Menyiapkan soal evaluasi beserta kunci jawabanya

4) Mengembangkan format observasi selama proses penelitian berlangsung.

Langkah-langkah tersebut dirasa penting, dan peran peneliti di sini adalah bagaimana guru bisa memahami dalam merencanakan langkah-langkah tersebut sehingga setelah penelitian selesai guru sudah terbiasa dan memahami apa yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan.

c. Tindakan

Setelah langkah-langkah perencanaan tersusun secara benar dan sistematis, tahap kedua yang harus dilakukan adalah masuk kepada tindakan. Tindakan di sini berarti memasukan langkah-langkah perencanaan kepada praktik inti yaitu proses pembelajaran. Untuk mengikuti tahap kedua ini, peneliti harus bisa mendorong guru dalam mempraktikan rencana sebagai tindakan. Sehingga dalam hal ini yang dijadikan pokok pembelajaran adalah guru, apakah guru mampu merealisasikan rencana yang sudah disusun sebelumnya, sehingga jika masih terlihat kurang sempurna peneliti bisa membantu guru dan memberikan arahan bagaimana seharusnya rencana itu bisa dilakukan dengan baik. Contoh tahapan tindakan yaitu, 1) Guru memberikan apersepsi, motivasi kepada peserta didik mengenai materi yang

akan dipelajari

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3) Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa aktivitas yang dilaksanakan adalah kerja kelompok atau tim.

4) Guru membagi peserta didik dalam tim yang terdiri dari 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang.

(8)

6) Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda.

7) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya.

8) Ketika semua tim sedang bekerja, guru berkeliling kelas, bergantian mendatangi kelompok. guru dapat membantu apabila terjadi salah pemahaman, tetapi tidak diperbolehkan untuk mencoba mengambil alih kepemimpinan dalam kelompok. 9) guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi

yang belum dipahami

Penerapan langkah ini ditekankan jika guru atau pendidik tidak boleh mengambil alih kelas, guru hanya sebagai fasilitator, hal ini harus dibiasakan sehingga guru akan memahami bahwa strategi student center sangatlah berbeda dengan teacher center. Pemahaman mengenai student center bisa dibangun dalam tahap ini. Peneliti harus memberikan arahan dan petunjuk bagaimana guru seharusnya bertindak dan memiliki posisi yang sama sekali tidak dominan ketika di dalam kelas.

d. Refleksi

(9)

Peneliti harus bisa mengamati dengan objektif sehingga bisa terlihat kekurangan guru dalam menerapkan strategi student center yang nanti bisa dibicarakan secara khusus dengan guru mata pembelajaran yang bersangkutan untuk penerapannya. Pergantian suatu strategi yang memiliki kekhususan masing-masing akan menjadikan guru kebingungan ditambah dengan berbagai metode yang berhasil diciptakan dalam student center meskipun tujuannya adalah untuk membantu guru merangsang keaktifan siswa jika sebelumnya guru hanya berdiri di depan kelas dan menyampaikan materi dengan mengesampingkan keaktifan seluruh siswa. Sehingga, peneliti harus bisa menekankan tujuan utama dari adanya penelitian tindakan kelas yang memberikan gambaran perbedaan dari setiap strategi.

E. Teori yang Relevan Dengan Analisis Perubahan Strategi Pembelajaran Dari Teacher Center Menjadi Student Center Dengan Berbasis Action Research Menurut Talcott Parsons dan Willbert E. Moore, teori tentang masyarakat dan perubahan sosial tidak dapat dipisahkan. Namun juga harus diakui bahwa tidak ada satu teori perubahan sosial yang benar-benar mencukupi untuk membaca perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Banyak sekali teori perubahan sosial yang bisa diaplikasikan pada permasalahan ini, seperti teori keseimbangan, teori struktur fungsional, akan tetapi saya memiliki anggapan bahwa analisis ini juga bisa dikaji dengan menggunakan teori kebutuhan berprestasi dari McClelland.

(10)

teori siklus di mana setiap keadaan akan berulang dan dimulai dari tahap awal seperti penempatan tahapan dalam action research yaitu, perencanaan, penerapan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap ini selalu berkolaborasi dalam satu lingkaran dan secara tidak langsung bisa membantu tahapan lainnya.

F. Kesimpulan

Pada dasarnya, setiap strategi yang dipakai di dalam pembelajaran tidak ada yang kurang, baik itu student center maupun teacher center. Akan tetapi, yang menjadi pembahasan di sini adalah bagaimana menumbuhkan sifat kreatif, aktif, dan kritis dari siswa mengingat persaingan di era globalisasi yang menuntut sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa dicetak dari dunia pendidikan. sehingga, diperlukan strategi yang tepat sesuai tujuan dari pemebelajaran, penerapan student center dirasa lebih mumpuni untuk menjawab tantangan mengenai menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Penerapan strategi ini pun perlu diperhatikan sebab pada dasarnya guru sudah terbiasa dengan strategi teacher center sehingga dalam penerapan strategi baru diperlukan bantuan dari beberapa pihak yang mengerti dan mampu menjelaskan secara rinci bagaimana pelaksanaan dari strategi student center.

Penerapan strategi di dalam suatu pembelajaran sangat diperlukan, sehingga banyaknya metode dan model yang juga mendukung untuk terlaksananya strategi tersebut. Di dalam student center, banyak sekali ditemukan metode yang bisa membantu guru dalam proses pembelajaran, yang diperlukan adalah guru mampu menerapkan metode tersebut dengan baik sehingga bisa terlihat perbedaan antara dua strategi ini. Banyak sekali penelitian tindakan kelas yang juga bisa membantu guru dalam praktiknya, karena banyak sekali tahapan dan beberapa siklus yang diamati dari pembelajaran di kelas oleh seorang peneliti tindakan kelas. Oleh karena itu, peneliti harus bisa memberikan informasi, penerapan, dan memberikan keyakinan bahwa guru bisa menerapkan strategi apa saja di dalam pembelajaran.

(11)

Erdinawati, Silvi. 2011. Pilihan Siswa Perempuan Pada Smk Bidang Keahlian Teknik : Studi Kasus Di Smk Negeri 1 Adiwerna (Stm Adb). Universitas Negeri Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Semiotika Sosial Hukum Bertabaruj Pada Kuku Bagi Wanita Muslimah Dalam Program Berita Islami Masa Kini dan Mozaik

boleh digunakan. Kalau S dan atau P dalam premis partikular, maka kesimpulan tidak boleh universal... Term M harus sekurang-kurangnya satu kali universal Semua orang jujur

Dalam Rangka Proses Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan Pokja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa dilingkungan Pemerintah Kabupaten Simalungun

Dengan penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang kondisi pudarnya pamor bangsawan dan dinamika pilkada di kabupaten Gowa ( studi terhadap pencalonan

Catur Warna dalam strata kemasyarakatan Hindu 2.Mampu menjelaskan hakekat dan tujuan perkawinan dalam Hindu 3.Mampu menjelaskan konsep keluarga

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nur Rachman dengan judul “Regulasi Diri dalam Belajar pada Mahasiswa yang Memiliki Peran Banyak” menemukan bahwa self-regulated learning

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan ini disusun berdasarkan pada hasil penelitian Analisis Biaya Konstruksi di Pusat Litbang Permukiman 1988 – 1991. Penelitian ini dilakukan

an increase in the number of carbon and hydrogen atoms per molecule of alcohol. Propanol ( C 3 H 7