• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kecelakaan dan Keselamatan Kere

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kecelakaan dan Keselamatan Kere"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. Budaya keselamatan yang harus diterapkan pada kereta api ekonomi (lokomotif dan kereta), materi apa yang harus disosialisasikan? Siapa yang harus mendapat sosialisasi tentang budaya keselamatan dan siapa yang harus mensosialisasikan?

2. Cari potensi bahaya kereta api ekonomi, identifikasi, analisis, evaluasi dan rekomendasi pengendalian.

JAWAB

1. Budaya keselamatan adalah bagaimana keselamatan dipahami, dinilai dan dijadikan prioritas dalam sebuah organisasi. Hal ini merefleksikan komitmen nyata terhadap keselamatan di semua level organisasi tersebut.

A. Budaya yang harus disosialisasikan yaitu mengenai tata tertib bagi pegawai dan penumpang dalam mengoperasikan dan saat berada dalam kereta api, seperti:

Barang yang tidak diperbolehkan diangkut sebagai bagasi tangan adalah

binatang, narkotika psikotoprika dan zat adiktif lainnya, senjata api dan senjata tajam, semua barang yang mudah menyala/meledak, barang-barang yang karena sifatnya dapat mengganggu/merusak kesehatan, berbau busuk, barang-barang yang menurut pertimbangan pegawai karena keadaan dan besarnya tidak pantas diangkut sebagai bagasi tangan, barang-barang yang dilarang undang-undang

Larangan pengangkutan bagi orang dalam keadaan mabuk dan orang

yang dapat mengganggu atau membahayakan penumpang lain, orang yang dihinggapi penyakit menular atau orang yang menurut undang-undang dapat dikenakan peraturan pengasingan untuk kesehatannya

Semua Perjalanan Kereta Api adalah perjalanan Bebas Asap Rokok, tidak

diperkenankan merokok di seluruh rangkaian Kereta Api

Ketika berjalan, berhenti mengoperasikan telepon genggam

Peraturan ini tidak hanya sebatas berlaku di stasiun, namun biasakanlah menerapkannya di semua tempat umum.

Berjalan pada salah satu sisi

(3)

menuju arah tujuan Anda, untuk menghindari bertubrukan. Aturan ini pada umumnya berbeda di setiap stasiun.

Berjalan di bagian dalam garis kuning

Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, ketika berada di peron usahakanlah untuk berjalan di sisi dalam garis kuning.

Menunggu kereta dengan tertib

Berbarislah di tanda yang ditentukan untuk mengantri naik kereta. Pada umumnya untuk setiap pintu terdapat 2-3 antrian penumpang, tergantung pada stasiun masing-masing.

Tidak terburu-buru

Dalam beberapa kasus, penumpang yang naik dengan terburu-buru ke dalam kereta, menyebabkan jadwal kereta terlambat, terlebih lagi hal ini membahayakan calon penumpang yang bersangkutan. Hal ini tidak disarankan untuk dilakukan.

Tidak menerobos palang pintu perlintasan kereta api.

Berdasarkan Undang-Undang Perkeretaapian Nomor 23 tahun 2007, setiap orang dilarang berada : di atap kereta, di lokomotif, di dalam kabin masinis, di gerbong atau di bagian kereta yang bukan untuk penumpang.

Larangan tersebut tidak berlaku bagi awak kereta api yang sedang melakukan tugas atau yang mendapat izin dari penyelenggara sarana perekertaapian

Budaya Pegawai Perkeretaapian sebagai berikut :

 wajib memiliki surat perintah tugas dari Penyelenggara Sarana Perkeretaapian.

 wajib mematuhi perintah atau larangan sebagai berikut: a. petugas pengatur perjalanan kereta api;

b. sinyal; atau c. tanda.

(4)

bersamaan, awak kereta api wajib mematuhi perintah atau larangan yang diberikan berdasarkan prioritas

o Awak Sarana Perkeretaapian yang mengoperasikan kereta api yang tidak memiliki surat perintah tugas dari Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis, pembekuan sertifikat kecakapan, atau pencabutan sertifikat kecakapan.

B. Materi yang harus disosialisasikan adalah membiasakan budaya tertib dan taat akan peraturan saat menggunakan kereta api dan saat berada diperlintasan kereta api. Mengajak masyarakat menjadi agen perubahan untuk lingkungan di sekitarnya dengan menjadi pelopor budaya keselamatan perkeretaapian.

C. Yang harus mendapat sosialisasi dari budaya keselamatan kereta ekonomi adalah pegawai, konsumen dan masyarakat. Yang paling diutamakan adalah sosialisasi untuk anak muda sebagai agen perubahan budaya.

Generasi muda sebagai bibit penerus harapan bangsa adalah faktor paling krusial jika ingin mengubah suatu budaya. Apabila budaya yang ingin dirubah itu buruk, maka kita harus menanamkan budaya yang baik kepada anak-anak sejak dini, karena apa yang mereka lihat dan pelajari, itulah yang mereka bawa sampai tua, dan diteruskan ke generasi selanjutnya.

(5)

- http://www.endangered-indonesia.com/ketentuan-umum-penumpan

2. Kecelakaan kereta api adalah suatu peristiwa terjadinya tabrakan antara kereta api dengan kereta api, tabrakan antara kereta api dengan kendaraan lain, kereta api terguling, adanya banjir/longsor, menabrak orang dan hewan ataupun pelemparan batu pada kereta api. Permasalahan kereta api ekonomi salah satunya adalah kereta anjlok dari rel. Sebuah kereta api dikatakan anjlok jika kereta tersebut keluar dari rel.

Keselamatan kereta api sangat tergantung pada jalan rel. Tingkat keselamatan jalan rel tergantung pada tingkat keselamatan dimana jalan rel berada. Jalan rel akan selalu terhubung dengan bumi :

a. langsung : terletak di atas tanah → tanah tidak stabil anjlok

b. tidak langsung : melalui jembatan, terowongan → rawan bencana (longsor, gempa) anjlok

A. Identifikasi

Sumber : Roda kereta yang keluar dari rel Penyebab terjadinya insiden :

Penyebab roda kereta keluar dari rel bisa disebabkan karena sentakan kecepatan yang tidak rata, karena jarak rel yang sudah berubah, semakin melebar atau semakin mengecil,

karena ganjalan benda keras diatas rel, bisa juga karena sambungan antar rel yang terlepas.

Dalam hal sarana penyebab utama kecelakaan kereta api disebabkan oleh sistem pengereman tidak bekerja dengan baik dan kerusakan pada as dan roda.

(6)

adanya bantalan kayu rapuh, rel patah, wesel rusak, dan badan jalan longsor atau amblas.

Dampaknya terhadap manusia :

Jika roda kereta keluar dari rel maka akan mengganggu perjalanan kereta lain. Banyak perjalanan yang akan terhambat dan mengalami keterlambatan. Keterlambatan ini disebabkan karena proses evakuasi yang lama pada kereta yang mengalam anjlok di rel. Proses evakuasi didasarakan pada tingkat keparahan kereta yang mengalami kecelakaan. Jika kereta mengalami kerusakan yang parah, maka akan butuh waktu yang lama untuk melakukan evakuasi baik pada penumpang ataupun pada kereta yang mengalami kecelakaan.

Lamanya proses evakuasi akan mempengaruhi jadwal kereta yang sudah ada dan akan ada perjalanan yang terganggu dan tertunda. Jika kereta terlambat maka akan terjadi banyak penumpukan penumpang di masing-masing stasiun untuk menunggu kereta yang akan mereka gunakan yang terhambat perjalanannya akibat adanya kereta yang anjlok.

Penumpang yang mengalami keterlambatan kereta akan mengalami kerugian waktu, karena waktu mereka akan terbuang hanya untuk menunggu kereta padahal mereka masih mempunyai aktivitas yang bermanfaat yang masih bisa dilakukan. Tenaga mereka juga akan terbuang untuk menunggu kereta. Selain itu mereka juga harus mengeluarkan biaya tambahan , seperti membeli makanan selama menunggu kereta atau beralih menggunakan kendaraan lain untuk melanjutkan perjalanan.

(7)

B. Analisis bogie (truk), dan suspensi - mungkin gagal. runtuhnya bantalan biasa karena pelumasan kekurangan, dan kegagalan pegas daun; ban roda juga rentan terhadap kegagalan karena penjalaran retak metalurgi.  Operasi yang tidak benar dari sistem control

Persimpangan dan perubahan lain dari routing pada kereta api umumnya dibuat dengan cara poin. Kecelakaan dapat terjadi ketika awak kereta api lupa rute poin yang ditetapkan atau diabaikan pendekatan kereta api pada rute yang bertentanganRekomendasi pengendalian

 Adanya benda yang tidak semestinya berada di rel

Penghalang yang paling umum ditemui adalah kendaraan jalan di tingkat penyeberangan (kelas penyeberangan); orang jahat kadang-kadang menempatkan bahan di rel, dan dalam beberapa kasus benda yang relatif kecil menyebabkan penggelinciran dengan membimbing satu roda di atas rel (bukan oleh tabrakan gross).

No Risiko Operasional PT KAI Penyebab 1 Keterbatasan suplai suku

cadang

Sebagian besar sarana dan suku cadang transportasi kereta api harus diimpor

2 Gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan

persinyalan dan listrik aliran atas

· Kekeliruan pada perencanaan.

· Kekeliruan saat

pembangunan/pelaksanaan konstruksi.

(8)

baik.

· Kesalahan pada saat pemakaian jalan rel (over load, kecepatan yang tidak merata/mendadak).

· Kondisi alam setempat dan kondisi cuaca.

· Akibat bencana alam.

· Pemadaman listrik.

· Rusaknya pantograf/panel listrik kereta api.

C. Evaluasi

Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa UU No 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian telah mengatur tentang perawatan prasarana perkeretaapian (BAB IV). Penyebab dari kasus diatas yaitu banyak bantalan balok yang pecah dan banyak rel bergelombang didaerah sekitar terjadi kecelakaan. Pada pasal 35 ayat (1) UU ini menyatakan bahwa Prasaran perkeretaapian umum dan khusus meliputi Jalur kereta api, stasiun kereta api dan fasilitas operasi kereta api.

Dalam pasal 35 ayat (1) ini dihubungkan dengan pasal 65 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Penyelenggara prasarana perkeretaapian wajib merawat prasarana perkeretaapian agar tetap layak beroprasi”. Dari kedua pasal ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa penyelenggara prasarana perkeretaapian tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana termuat dalam UU ini.

(9)

D. Rekomendasi Pengendalian

 Substitusi: Mengganti material, bahan atau proses dengan yang lebih berkualitas. Dengan mengganti material tersebut dapat mengurangi resiko kecelakaan pada kereta api.

 Training : Meningkatkan kemampuan awak kereta api, sehingga menjadikan tugas tersebut menjadi berkurang bahayanya bagi orang yang terlibat. Dengan adanya pelatihan, maka akan meningkatkan kemampuan awak kereta dalam pengoperasian dan pengendalian pada perjalanan kereta api.

 Alat Pelindung Diri: Peralatan tambahan yang digunakan sebagai cara untuk melindungi diri dan mengurangi fatalitas kecelakaan. Peralatan yang dirancang dan dipakai dengan tepat mengurangi tingkat keparahan resiko yang tertinggal.

N

o Risiko Operasional PT KAI Perlakuan (Pengendalian Risiko) 1 Keterbatasan suplai suku

cadang

Pengaturan penggunaan dan suplai suku cadang yang lebih baik.

2 Gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan persinyalan dan listrik aliran atas

· Optimalisasi perawatan prasarana, ketelitian pemeriksaan, serta kerjasama tim yang baik.

· Mempercepat pembangunan atau

penyelesaian infrastruktur pendukung (stasiun loading-unloading).

· Penambahan daya listrik dan penambahan sinyal dan stasiun.

(10)

Jika terjadi kecelakaan kereta api maka Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian dan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian harus melakukan :

 mengambil tindakan untuk kelancaran dan keselamatan lalu lintas;

menghentikan semua kereta api di stasiun terdekat atau membatasi kecepatan kereta api yang akan melewati lintas yang bersangkutan.

 menangani korban kecelakaan;

melakukan evakuasi dan memberikan pertolongan pada korban kecelakaan kereta, baik yang mengalami luka ringan hingga luka berat.

o memindahkan penumpang, bagasi, dan barang antaran ke kereta api lain atau moda transportasi lain untuk meneruskan perjalanan sampai stasiun tujuan; o melaporkan kecelakaan kepada Menteri, pemerintah provinsi, pemerintah

kabupaten / kota;

 mengumumkan kecelakaan kepada pengguna jasa dan masyarakat;

Referensi

Dokumen terkait

ASDP terhadap penumpang penyandang disabilitas yang mengalami kecelakaan angkutan laut adalah bertangggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan penumpang yang diangkutnya

Analisis dilakukan untuk berbagai tingkat keparahan kecelakaan, yaitu kecelakaan fatal (terdapat korban yang meninggal dunia), kecelakaan serius (dengan korban luka parah),

Sebelum mobil barang tandum tangki sejajar dengan kedua kereta tempelan yang diindikasikan mengalami kerusakan, kendaraan khusus jenis tangki memberi lampu isyarat (lampu

ASDP terhadap penumpang penyandang disabilitas yang mengalami kecelakaan angkutan laut adalah bertangggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan penumpang yang diangkutnya

ASDP terhadap penumpang penyandang disabilitas yang mengalami kecelakaan angkutan laut adalah bertangggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan penumpang yang diangkutnya

Melampaui kecelakaan dasar desain Kecelakaan parah Pasca kecelakaan parah Fitur esensial sistem Desain konservatif, kualitas dalam konstruksi dan operasi Pengendalian,

Tingkat frekuensi kecelakaan kerja merupakan jumlah kecelakaan yang sering terjadi pada perusahaan, maka hasil perhitungan tingkat keseringan kecelakaan yang

Penyebab yang mengakibatkan penurunan produktivitas di tempat kerja terjadi ialah akibat karyawan yang mengalami kecelakaan kerja membutuhkan perawatan di klinik perusahaan ataupun izin