• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK GLOBALISASI DAN MNCs docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK GLOBALISASI DAN MNCs docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FENOMENA GLOBALISASI DAN MNCs

Dosen Pengampu : Martini Dwi Pusparini S.H.I., M.S.I

Disusun Oleh :

Yuanita Nur Prastiwi 14423110

Suci Nur Fauyi’ah 14423118

(2)

1. Latar Belakang

Banyak pendapat para ahli mengenai globalisasi diantaranya beranggapan bahwa globalisasi merupakan proses sosial, namun ad pula yang mengatakan bahwa globalisasi merupaka proses alami sejarah yang akan membuat bangsa – bangsa di dunia menjadi terikat antara satu dan yang lainnya untuk mewujudkan tatanan baru tanpa melihat batas – batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat yang telah berkembang di masing – masing negara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan hubungan yang mengikat dan membuat ketergantungan antar negara satu dengan negara lain serta manusia di seluruh dunia tanpa memperhatikan adanya batas – batas pada tiap negara.

Thomas L. Friedman berpendapat bahwa globalisasi dan teknologi membuat dunia lebih datar dari sebelumnya, ada banyak tempat yang dapat dihubungkan dibanding kondisi sebelumnya, akan tetapi pada kenyataannya dunia tidaklah datar. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Muladi yaitu, globalisasi merupakan proses dimana manusia diseluruh dunia disatukan menjadi satu entitas dan secara bersama bersinergi baik sinergi dalam bentuk positif maupun negatif, misalnya seperti kejahatan transnasional yang diakibatkan adanya kemajuan teknologi dan transformasi ICT (Information and Communication Technologies) atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Hal lain yang mengakibatkan globalisasi selain dalam bidang teknologi adalah sains, serta hubungan yang mengakibatkan ketergantungan antar negara satu dengan lainnya yang diawali dengan hubungan ekonomis tapi pada akhirnya bersifat multidimensional yang membuat tatanan dunia baru (Lestariningsih, 2011)

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui tiga ciri globalisasi yaitu saling berhubunngan (interlink), integrasidan saling berkaitan (interdependensi) dengan pihak – pihak yang saling terlibat di dalamnya

(3)

negara sendiri seolah terpinggirkan oleh peran non negara, sehinngga proses globalisasi cenderung berjalan tidak seimbang

2. Pembahasan

2.1 Definisi Globalisasi

Globalisasi berasal dari kata “global” yang memiliki arti “universal”. Dalam bahasa Inggris globalisasi berasal dari kata “globe” yanf berarti “dunia” dan kata “ization” yang berarti “proses”, apabila kdua kata tersebut digabungkan maka

globalization merupakan proses yang mendunia. (Scholte, 2001:14) Globalisasi merupakan suatu keadaan yang terdapat kebebasan dalam segala hal (Liberalisasi), kecenderungan budaya atau ideologi yang memiliki unversal (Universalisasi), adanya penyebaran budaya – budaya barat pada wilyah tertentu (Westernisasi) (Miska, 2013). Terdapat perbedaan pendapat terkait globalisasi antara kaum realis, ideaalis dan kaum marxis. Kaum relais menganggap bahwa globalisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam dunia politik, globalisasi membawa pembagian wilayah dunia menjadi nation-states, keterkaitan ekonomi dan masyarakat menjadikan ketergantungan antara satu dan yang lain. Globalisasi dapat mempengaruhi hidup sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dunia akan tetapi pengaruh tesebut tidak melebihi sistem politik internasional. Pandangan globalisasi menurut kaum liberal adalah sebagai produk akhir dari transformasi politik yang telah mengacaukan politik dunia kaum realis, karena globalisasi menunjukkan bahwa negara bukan lagi berperan sebagai aktor sentral. Liberal sangat tertarik dalam revolusi teknologi dan komunikasi yang diwakili oleh globalisasi, hal ini dikarenakan globalisasi mampu meningkatkan keterkaitan ekonomi dan teknologi. Menurut liberal negara tidak lagi sebagai unit tertutup dan sebagai hasilnya, dunia lebih terlihat seperti hubungan sarang laba-laba

(cobweb) daripada seperti model hubungan yang dipaparkan negara Realisme atau model kelas teori Marxisme.

(4)

setara, globalisasi justru memperluas kesenjangan yang ada diantara kelas – kelas utama, menengah ke bawah dan masyarakat miskin (Miska, 2013).

2.2 Pengaruh Globalisasi Dalam Berbagai Aspek

Dampak dari adaya globalisasi tidak hanya mempengaruhi aspek budaya seperti mulai pudarnya aktivitas tradisional, semakin maraknya tren yang mengadopsi budaya negara lain seperti gaya hidup, tingkah laku serta kemajuan teknologi. Globalisasi juga berpengaruh dalam bidang ekonomi, jika dahulu kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang terbata pada pemenuhan kebutuhan makhluk hidup meliputi konsumsi, produksi dan distribusi. Maka saat ini produksi, distribusi dan konsumsi juga semakin luas ruang lingkupnya. Dahulu kita mengenal barang primer, sekunder dan tersier, akan tetapi dewasa ini barang – barang tersebut seolah hilang oleh adanya kemajuan teknologi yang menjadikan setiap keinginan dan kebutuhan merupakan hal yang pokok. Salah satu contohnya adalah produsen alat komunikasi. Dahulu orang menciptakan telepon untuk berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh dan untuk hal yang mendesak. Akan tetapi hari ini produsen alat komunikasi berlomba – lomba untuk memenuhi permintaan konsumen seiring dengan banyaknya industri

smartphone yang muncul. Telepon saat ini sudah menggunakan teknologi yag sangat canggih, dengan desain yang simpel diperoleh banyak manfaat selain untuk berhubungan dengan orang – orang yang ada di sekitarnya. Industri pembuatan telepon pintar merupakan salah satu contoh industri yang bergerak melintasi batas negara satu dengan negara lainnya contohnya adalah vendor smartphone asal Korea yang produknya banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain Korea terdapat Jepang yang terkenal dengan robot – robot canggih yang diciptakan oleh SDM negara tersebut. Di Indonesia produk Jepang banyak digunakan pada sektor industri otomotif meliputi kendaraan roda dua maupun roda empat yang banyak kita jumpai hampir di seluruh jalanan Indonesia.

2.3 Peran Globalisasi dalam Perekonomian Indonesia

(5)

arus modal, barang dan jasa.Berikut adalah dampak positif globalisasi terhaap perekoomian yaitu :

1. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia

2. Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia

3. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.

Dampak negatif globalisasi terhadap perekonomian adalah :

1. Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.

2. Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk mainan Cina yang lebih murah bagi industri mainan di tanah air.

3. Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit.

(6)

Pemerintah perlu menyikapi kehadiran globalisasi disini secara intensif dan berkelanjutan (berkala).

Disaat globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. contoh nyata dari pengaruh globalisasi ini adalah adanya pasar bebas.

James Petra membagi globalisasi dalam tiga tahap, tahap pertama diawali pada abad 15 bersamaan dengan ekspasnsi negara-negara Eropa dan tumbuhnya kapitalisme, kolonialisme di sejumlah negara di wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Bangsa kulit putih juga menunjukan superioritas dengan menaklukan daerah-daerah seperti Amerika Utara dan Australia. Dengan demikian, globalisasi adalah proyek besar yang berdampingan dengan imperialisme negara Eropa yang menindas dan menghisap dunia ketiga. Tahap kedua, globalisasi dibangun di era inter imperial trade (perdagangan antar kaum imperialis). Hal ini direfleksikan dari perdagangan dan kerjasama antar kelompok Negara maju seperti sesama negara Eropa, lalu dengan Amerika, Jepang, yang akhirnya membentuk blok ekonomi dan kooperasi yang kuat. Pada konteks ini, globalisasi mengarah pada kompetisi dan kolaborasi antar negara dan perusahaan multinasional dalam mengeksploitasi pasar yang ada. Pada fase ketiga, globalisasi melangkah pada tahap

international trade (perdagangan internasional). Pada fase inilah terjadi intensifikasi perdagangan internasional dengan skala dan cakupan yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya. Negara-negara maju dan MNC memainkan peranan yang sangat krusial dalam membentuk tatanan ekonomi politik global hari ini. Di kemudian hari, eksistensi dan pengaruh lembaga-lembaga keuangan internasional ikut mewarnai hegemoni globalisasi neoliberal. Arus neoliberalisme mulai berjaya sejak dekade 1980an sampai sekarang. Ide dan resep kebijakan neoliberal banyak disebarluaskan oleh lembaga-lembaga seperti IMF, Bank Dunia, WTO atau G8. Sehingga terjadilah perombakan besar-besaran dalam skema kebijakan ekonomi-politik banyak negara di dunia (Akbar, n.d.)

(7)

MNCs (Multinational Corporations) merupakan perusahaan yang memiliki kantor pusat di suatu negara tetapi beroperasi di banyak negara (Satyarini, 2001). Tidak hanya dalam bidang teknologi perusahaan MNC menjalankan usahanya, akan tetapi dalam bidang ritel, franchise, fashion, perminyakan, pertambangan, teknologi infomasi, restoran, hiburan dan lain sebagainya. Contohnya perusahaan yang sukses adalah Toyota, IBM, General Motors, Carefour, Unilever, Microsoft, Cisco, Citibank. Dimana masing – masing bidang perusahaan tersebut memiliki market share yang cukup tinggi di negara Indonesia. Hampir seluruh kendaraan roda empat yang berada di jalanan Indonesia merupakan kendaraan yang di produksi oleh Toyota, Carefour memiliki banyak gerai di Indonesia. Di bidang restoran terdapat McDonald yang berjaya dengan produk yang dimilkinya (Wibowo, n.d.)

2.5 Posisi MNCs dalam Fenomena Globalisasi

Harry Magdoff (Ardiati, 2012) dengan karyamya yang berjudul “The Multinational Corporation and Development – A Contradictions” menyatakan bahwa MNC merupakan tahapan dari evolusi kapitalis (Magdoff, 1987:165). Marx menjelaskan bahwa terdapat tiga klasifikasi utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam bidang bisnis supaya sukses dalam melaakukan maksimalisasi keuntungan., yakni ekspansi investasi, penyatuan kekuatan korporasi dan pertumbuhan pasar dunia.

MNCs adalah sebagai agen dari globalisasi dimana globalisasi menurut Nye (2004) adalah suatu jaringan luas yang berkaitan satu dengan yang lain. Globalisasi terbentuk karena adanya elemen yang meliputi perdangangan dengan kegiatan ekspor – impor di dalamnya, kedua adalah pembiayaan internasiol, munculnya perusahaan multinasioan di setiap negara dan integrasi regional.

(8)

karena mampu melakukan integrasi secara vertikal, organissi pasar dan manajemen dalam suatu skala yang dapat membuatnya mnginternasionalkan, kearah ekonomi global, dan kemudian memenuhi permintaan- permintaan di pasar global.

2.6 MNC di Indonesia

Perusahaan MNC sering mengembangkan usahanya ke negara – negara berkembang guna mencari wilayah yang lebih menguntungkan guna memperluas wilayah pemasaran, biaya produksi yang rendah serta gaji karyawan yang lebih rendah. Perusahaan MNCs pada umumnya dikategorikan sebagai badan hukum yang kedudukannya setara dengan warga negara dimana MNCs tersebut didirikan. Dengan demikian hanya negara yang memiliki kewenangan dalam mengatur kegiatan MNCs, akan tetapi dalam kenyataannya pengaruh ekonomi dari MNCs membuat pemerintah di negara – negaara berkembang cenderung meringankan tanggungjawab hukum dari MNCs karena takut akan berdampak buruk pada kondisi ekonomi di negaranya (Rambisa & Salain, n.d.).

Keuntungan dari perusahaan multinasional adalah adanya banyk kesempaatan di negara berbeda, dapat mengumpulkan uang dari operasi di seluruh dunia, memperoleh keuntungan dengan berproduksi di negara paling efektif dan efisien, mempunnyai akses ke bahan baku dan sumber daya alam yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh perusahaan domestik.

(Listiyono, 2003) Mengatakan bahwa menurut William Egelhoff (1996 :353) struktur organisasi perusahaan multinasional dibagi menjadi empat gris besar diantaranya adalah :

1. Divisi fungsional sedunia, pada struktur ini anak – anak perusahaan diorganisasikan menurut jalur area fungsionalnya,sehingga anak perusahaan akan melapor pada atasan area funnsional mereka di perusahaan innduk.

2. Divisi Internasional, pada struktur ini perusahaan multinasional mempunyai dua divisi yaitu divsi domestik dan divisi internasional. Divisi domestik mendukung operasional domestik sedangkan divisi internasional mendukung operasional perusahaan yanga berada di luar negeri. Sehingga anak – anak perusahaan di luar negeri hanya berhubungan dengan divisi internasional.

(9)

4. Wilayah geografis, pada struktur ini perusahaan multinasional tersebut membagi operasionalnya berdasarkan wilayah - wilayah. Wilayah – wilayah tersebut yang akan menangani anak –anak perusahaan yang berada pada lokasi di wilayah bersaangkutan.

Ada dua motif operasional perusahaan multinasional, diantaranya yaitu karena faktor permintaan dan faktor harga. Faktor permintaan dikarenakan adanya tekanan kepada MNCs untuk mendapat keuntungan melalui pengusaan pasar atas produk yang dihasilkan, mengembangkan aktivitas bisnis dan mencari daerah baru. Pengaruh faktor harga diantaranya adalah untuk menekan biaya produksi dengan memaksimalkan keuntungan dan

2. Dampak positif dengan memungut pajak atas keuntungan perusahaan multinasional dan ikut serta secara financial dalam kegiatan-kegiatan mereka di dalam negeri, pemerintah Negara-negara berkembang berharap bahwa mereka akan dapat turut memobilisasikan sumber-sumber financial dalam rangka membiayai proyek-proyek pembangunan secara lebih baik.

3. Dampak positif perusahaan multinasional tersebut tidak hanya akan menyediakan sumber-sumber financial dan pabrik-pabrik baru saja kepada Negara-negara miskin yang bertindak sebagai tuan rumah, akan tetapi mereka juga menyediakan suatu “paket” sumber daya yang dibutuhkan bagi proses pembangunan secara keseluruhan, termasuk juga pengalaman dan kecakapan manajerial, kemampuan kewirausahaan, yang pada akhirnya nanti dapat dimanifestasikan dan diajarkan kepada pengusaha-pengusaha domestic.

4. Dampak positif perusahaan multinasional juga berguna untuk mendidik para manajer local agar mengetahui strategi dalam rangka membuat relasi dengan bank-bank luar negeri, mencari alternative pasokan sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan pemasaran sampai ke tingkat internasional.

(10)

proses produksi sekaligus memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern kepada Negara-negara dun ia ketiga.

2.8 Dampak Negatif MNCs

Dampak negatif yang terjadi pada Negara tamu. Pada umumnya pasar yang menjadi sasaran pemasaran perusahaan multinasional ini memang adalah Negara-negara yang notabenenya adalah Negara-negara yang sedang berkembang atau Negara-negara dunia ketiga. Hal ini mereka lakukan karena Negara-negara dunia ketiga ini dinilai belum mempunyai perlindungan yang baik atau belum mempunyai “kekuatan” yang cukup untuk menolak “kekuatan” daripada perusahaan-perusahaan raksasa multinasional ini sehingga bukan tidak mungkin mereka bisa melakukan intervensi terhadap pemerintahan yang dilangsungkan oleh Negara yang bersangkutan, atau dengan kata lain Negara-negara ini menghadapi dilema di mana sebagian besar negara terlalu lemah untuk menerapkan prinsip aturan hukum, dan juga perusahaan-perusahaan raksasa ini sangat kuat menjalankan kepentingan ekonomi untuk keuntungan mereka sendiri. Selain itu kita juga harus menyadari bahwa perusahaan-perusahaan mutinasional ini tidak tertarik untuk menunjang usaha pembangunan suatu Negara. Perhatian mereka hanya tertuju kepada upaya maksimalisasi keuntungan atau tingkat hasil financial atas setiap sen modal yang mereka tanamkan. Perusahaan-perusahaan multi nasional ini senantiasa mencari peluang ekonomi yang paling menguntungkan, dan mereka tidak bisa diharapkan untuk memberi perhatiam kepada soal-soal kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan lonjakan pengangguran. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan multinasional hanya sedikit memperkerjakan tenaga-tenaga setempat. Operasi mereka cenderung terpusat di sector modern yang mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal yaitu di daerah perkotaan. Selain tidak bisa diharapkan untuk ikut membantu mengatasi masalah ketenagakerjaan di Negara tuan rumah, mereka bahkan seringkali memberi pengaruh negative terhadap tingkat upah rata-rata, karena mereka biasanya memberikan gaji dan aneka tunjangan kesejahteraan yang jauh lebih tinggi ketimbang gaji gaji rata-rata kepada para karyawannya, baik itu yang berasal dari Negara setempat atau yang didatangkan dari Negara-negara lain.

(11)

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa globalisasi bukanlah fenomena yang abru muncul pada abad 21, akan tetapi sudah sejaak dahulu dengan dibuktikan adanya paandangan dari banyak tokoh dunia bebrapa diantaranya adalah pandangan globalisasi pada era Klasik, Realis/Merkantils dan juga Marxian. Kemunculan globalisais dapat memberikan dampak positif diantaranya yaitu semakin berkembangnya teknologi yang mampu menghilangakan jarak antara negara satu dengan lainnyaa yang bahkan berbeda benua sekalipun. Selain itu globalisasi juga dapat berpengaruh dalam segi ekonomi dengan munculnya perusahaan – perusahaan asing yang beroperasional di suatu negara dengan menggunakan sumber daya manusia yang sedikit banyak berasal darii negara tersbut.

Perusahaan asing yang beroperasi di suatu negara dapat disebut sebagai MNC (Multi National Corporation) yaitu perusahaan yang berpusat di suatu negara dan melakukan aktivitas operasionalnya di negara – negara lain sehingga aktvitasnya adalah lintas negara. Secara hukum kkedudukan MNCs adalah sejajar dengan warga suatu negara sehingga yang berhak mengatur aktivitas MNC adalah negara, akan tetapi pada kenyataannya MNC dibiarkan melakukan tindakan mereka sendiri. Dikarenakan negara takut kondisi perekonomiannya akan terganggu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa selain teknologi, MNC juga merupakan salah satu faktor munculnya globalisasi di dunia. Perubahan gaya hidup, cara berpakaian dari tiap negara juga dapat dipengaruhi dari MNC yang bidang usahanya bergerak di bidang fashion

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. C. (n.d.). Analisa Marxian dalam Ekonomi-Politik Globalisasi. Retrieved October 19, 2017, from https://lenteraaksara.wordpress.com/2012/09/15/analisa-marxian-dalam-ekonomi-politik-globalisasi/

Ardiati, R. Y. (2012). Perusahaan Multinasional sebagai Agensi dalam Ekonomi Politik Internasional (EPI). Retrieved October 18, 2017, from

http://rena-y-a-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-48998-Umum-Perusahaan Multinasional sebagai Agensi dalam Ekonomi Politik Internasional %28EPI%29.html

Lestariningsih, S. (2011). Perlindungan Hak Asasi Manusia Terhadap Keamanan Produk Pangan dari Kegiatan Bisnis Multinational Corporations (MNC) di Era Globalisasi.

MMH, 40(I), 73–79.

Listiyono, H. (2003). Sistem Informasi Global Pada Perusahaan Multinasional. ISSN : 0854-9524, VIII(2), 199–206.

Miska, U. N. (2013). Globalisasi dalam Hubungan Internasional. Retrieved October 19, 2017, from http://ufaira-nadhifa-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-89571-Pengantar Ilmu Hubungan Internasional-Globalisasi dalam Hubungan Internasional.html

Rambisa, L. S., & Salain, N. M. S. P. (n.d.). Kedudukan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Multi-Nasional (Mnc) Dalam Hukum Internasional. Academia.Edu, 1–5.

Satyarini, R. (2001). Bisnis Internsional dan Perusahaan Multinasional. Bina Ekonomi, 55– 61.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh variabel determinan keuangan (tingkat utang,

Berangkat dari pemikiran di atas, bahwa ada hubungan tidak langsung antara perubahan PPh badan dengan return saham, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini

melakukan uji perilaku retakan alstik-plastik pada aluminium paduan A5083-O pada pembe- banan mode campuran dan menyatakan bahwa pada pembebanan mode campuran dengan rompo- nen

Kriteria tersebut dapat berupa peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif, anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajeman, prinsip akuntansi

Berbagai rangkaian sepanjang tahun telah terjadi konflik dualisme antara gerakan pro integerasi dengan pro kemerdekaan yang didasari karena adanya berbeda kepentingan dari

Catatan Penting : Selain Diaspora Indonesia di Vietnam, jumlah wisatawan melayu Malaysia dan Singapura sangat signifikan jumlahnya yaitu lebih dari 800 ribu orang ( 7 kali lipat

Sejalan dengan pendapat di atas, maka asesmen merupakan bagian dari pembelajaran yang tidak terpisahkan, sebagaimana dikemukakan Gronlund (1998) bahwa hubungan antara

Abdul Manan, Jasun, Temuroso RT.. Karjono, Jasun,