• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas akhir Metopen toni mod

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas akhir Metopen toni mod"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu negara dapat di ukur dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nya. Dengan melihat apakah pertumbuhan ekonomi di negara tersebut berlangsung dengan signifikan atau tidak. Pertumbuhan ekonomi di suatu negara berkaitan sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dengan berbagai faktor yang mempengaruhi nya. Salah satu faktor tersebut adalah pembangunan maupun sistem infrastruktur di suatu daerah tersebut. Di Indonesia sendiri menurut International Institute for Management Development (IMD), di nilai bahwa infrastruktur di sebagian daerah nya masih lemah. Hal ini yang mungkin akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi di suatu daerah yang akan berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia. Merujuk pada publikasi World Development Report (World Bank, 1994), infrastruktur berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di mana pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dijumpai pada wilayah dengan tingkat ketersediaan infrastruktur yang mencukupi.

(2)

arus barang, jasa, manusia,uang dan informasi dari satu zona pasar ke zona pasar lainnya.

Kota Surakarta, Jawa Tengah merupakan salah satu kota yang mempunyai kualitas jalan dan sistem jalan yang dinalai baik bagi sebagian masyarakat nya. Penilaian tersebut tentu tidak di semua jalan di Surakarta namun pasti juga terdapat daerah yang kualitas nya kurang memadai terutama di daerah pelosok.

Surakarta merupakan kota yang kental akan budaya. Oleh karena itu masyarakat nya masih ada yang berkegiatan tradisional. Begitu juga dengan kegiatan ekonomi nya yaitu masih terdapat banyak pasar. Tak sedikit dari masyarakat nya yang bergantung pada sumber pendapatan hasil penjualandi pasar. Selain pasar, Usaha Kecil Menengah (UKM) di Surakarta juga berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi daerah Surakarta. Salah satu program pemkot sendiri yaitu membantu para UKM baru dengan memberikan pinjaman gerobak untuk berjualan dan memberikan pinjaman untuk modal awal. Hal tersebut bertujuan agar dapat mengurangi kemiskinan karena dengan mereka berjualan maka hidup mereka bisa bergantung pada pekerjaan tersebut. Dapat di lihat di Surakarta memang banyak sekali usaha kecil yang ada di pinggir jalan dan memang bergantung pada orang yang lewat di jalan tersebut.

(3)

Untuk infrastruktur lain nya mungkin dapat di simpulkan berdasar penelitian sebelumnya bahwa sebagian memberikan pengaruh positif pada output perekonomian dalam hal ini Indonesia (modal fisik, telepon, kesehatan, dan pendidikan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Bagaimanakah pengaruh sistem jalan terhadap kegiatan ekonomi di Kota Surakarta ?

2. Bagaimanakah dampak dari sistem jalan satu arah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Surakarta ?

C. Tujuan

Berdasakan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan dari penulisan panelitian ini antara lain :

1. Untuk mendeskripsikan pengaruh sistem jalan terhadap kegiatan ekonomi di Kota Surakarta.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian infrastruktur merujuk pada sistem fisik dalam menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik lain seperti listrik, telekomunikasi, air bersih dsb, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988; Fadel Muhammad, 2004). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat.Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau strukturstruktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 1988; Fadel Muhammad, 2004).

Hasudungan S. 2007, "Pengaruh PDRB perkapita, infrastruktur jalan, dan jumlah penduduk terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Banggai". Dari hasil penelitiannya dengan menggunakan regresi berganda dijelaskan bahwa naik turunnya penerimaan PBB dipengaruhi oleh naik turunnya PDRB perkapita, infrastruktur jalan dan jumlah keluarga sebesar 0,774. Sehingga secara bersama-sama pertumbuhan yang diikuti kenaikan pendapatan perkapita akan meningkatkan penerimaan PBB.

Secara tidak langsung infrastruktur jalan termasuk sistem jaringan jalan juga berpengaruh langsung terhadap pendapatan per kapita dan PBB. Jalan memang langsung berhubungan dengan kegiatan ekonomi di suatu daerah dan sangat menentukan kegiatan ekonomi berjalan dengan sukses atau tidak. Menurut Prof.Dr.Sunyoto Usman berpendapat bahwa infrstruktur sangat penting dalam menyediakan pelayanan untuk mendukung pembangunan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup.

(5)

kemakmuran rakyat. Selain itu, jalan sebagi prasarana bagi distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi bagi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

Secara lebih rinci penyediaan infrastruktur terhadap pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut (Basri, 2002) :

1. mempercepat dan menyediakan barang-barang yang dibutuhkan, 2. tersedianya infrastruktur akan memungkinkan tersedianya

barang-barang kebutuhan masyarakat dengan biaya lebih murah,

3. infrastruktur yang baik dapat memperlancar transportasi yang pada gilirannya merangsang adanya stabilitasasi dan mengurangi disparitas harga antar daerah,

4. infrastruktur yang memperlancar jasa transportasi menyebabkan hasil produksi daerah dapat diangkut dan dijual kepasar.

Menurut World Bank kaitan infrastruktur jalan dengan biaya transportasi yaitu apabila kualitas infrastruktur jalan suatu daerah buruk maka akan mengakibatkan kenaikan biaya transportasi sehingga menurunkan daya saing produk-produk daerah tersebut disbanding produk daerah yang lain. sebagai contoh tingginya biaya transportasi barang-barang bernilai tinggi seperti udang dari belahan Timur Indonesia ke pusat-pusat pemrosesan di pulau jawa melambungkan harga mereka ketitik yang terlalu mahal untuk diekspor, dan juga lebih murah untuk mengimpor buah jeruk dari Cina dibanding mengirimkan dari pulau Kalimantan ke pulau Jawa. Buruknya kulitas jalan di suatu daerah atau negara menempatkan biaya transportasi yang lebih tinggi dibanding dengan suatu daerah yang memiliki infrastruktur jalan yang baik.

Ongkos-ongkos angkutan secara teoritis pada dasarnya dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu sebagai berikut:

(6)

2. Fixed expenses, yaitu pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya sekurang-kurangnya dalam jangka pendek adalah tetap dan tidak tergantung pada volume angkutan dari traffic yang bersangkutan. Ongkos ini disebut pula sebagai indirect expenses, constant expenses, dan overhead expenses.

Pada umumnya kenaikan ongkos pengangkutan sedikit banyaknya akan mengakibatkan kenaikan harga barang-barang, pertama-tama pada barang-barang yang memerlukan jasa pengangkutan dan juga kemudian dapat menimbulkan kenaikan pula pada harga barang - barang lainnya. Hal ini disebabkan karena kenaikan ongkos pengangkutan itu menyebabkan naiknya ongkos - ongkos produksi serta ongkos-ongkos pemasaran barang – barang selanjunya para penjual pada umumnya akan membebankannya kepada para konsumen (Rustian Kamaluddin: 2003:38).

Ongkos pengangkutan merupakan salah satu unsur ongkos produksi (dalam arti luas) untuk sampainya ketersediaan barang yang diperjualbelikan di pasar. Oleh karena itu, adanya ongkos angkutan yang lebih murah akan dapat berakibat ongkos produksi dan harga jual yang lebih rendah pula.

Dengan demikian, hal ini akan dapat pula berakibat sebagai berikut:  Bertambahnya kemampuan daya saing dari industri yang

bersangkutan dalam menghasilkan dan memasarkan hasil produksinya.

 Bertambahnya aksi radius dari pasar hasil produksi yang

bersangkutan, yaitu bertambah luasnya wilayah ataupun cukup jauhnya pasar yang dapat dilayani.

Hal tersebut di atas, terjadi oleh karena adanya penurunan dalam ongkos transportasi akan menurunkan ongkos total dan harga jual dari barang yang bersangkutan. Jadi, berakibat akan dapat ditawarkannya barang-barang yang diperjualbelikan dengan harga yang relatif rendah kepada para konsumen di pasar. (Rustian Kamaluddin: 2003;30).

(7)

(Bappenas, 2003, dikutip oleh Kenastri, 2007). Hal ini belum termasuk mobilitas ekonomi yang mempergunakan jaringan jalan kabupaten sepanjang 240 ribu kilometer serta jaringan jalan desa. Artinya adalah infrastruktur jalan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional melalui perannya terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah.

Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Pertumbuhan ekonomi regional adalah peningkatan volume variabel ekonomi dari satu sub sistem spasial suatu bangsa atau negara. Seringkali dipakai istilah lain yang mempunyai arti yang sama dengan pertumbuhan ekonomi yaitu pembangunan ekonomi atau pengembangan ekonomi. Ada beberapa variabel yang dapat dipilih sebagai indikator atau pengukur pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu peningkatan dalam kemakmuran suatu kawasan. Peningkatan ini meliputi baik kepada kapasitas produksi ataupun volume riil produksi (Adisasmita, 2010). Pertumbuhan ekonomi juga dapat dinyatakan sebagai peningkatan dalam sejumlah komoditas yang dapat digunakan atau diperoleh di suatu daerah. Konsep ini menyangkut pengaruh perdagangan yaitu dapat diperolehnya komoditas sebagai suplai hasil akhir yang meningkat melalui pertukaran antar kawasan.

(8)

pertumbuhan ekonomi kemungkinan tidak terwujud. Menghitung laju pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah berdasarkan konsep pendapatan regional atau PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).

Kajian teori ekonomi pembangunan menurut Marsuki (2005) dan Sjafrizal (2008), dikutip oleh Arman (2008), dikatakan bahwa untuk menciptakan dan meningkatkan kegiatan ekonomi diperlukan sarana infrastruktur yang memadai. Ilustrasinya sederhana, seandainya semula tidak ada akses jalan lalu dibuat jalan maka dengan akses tersebut akan meningkatkan aktivitas perekonomian. Contoh lain di suatu komunitas bisnis, semula tidak ada listrik maka dengan adanya listrik kegiatan ekonomi di komunitas tersebut akan meningkat. Fungsi strategis infrastruktur jelas tidak diragukan lagi tanpa pembangunan infrastruktur yang mencukupi, kegiatan investasi pembangunan lainnya seperti kegiatan produksi, jelas tidak akan meningkat secara signifikan.

Infrastruktur fisik, terutama jaringan jalan sebagai pembentuk struktur ruang nasional memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun sosial budaya kehidupan masyarakat. Dalam konteks ekonomi, jalan sebagai modal sosial masyarakat merupakan tempat bertumpu perkembangan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi sulit dicapai tanpa ketersediaan jalan yang memadai.

(9)

dalam konteks ekonomi mikro, ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya produksi.

Secara langsung atau tidak langsung,masing-masing infrastruktur fisik memberi kontribusi pada pertumbuhan perekonomian suatu wilayah. Seperti keberadaan infrastruktur jalan memiliki peran sangat vital dalam mendukung berlangsungnya aktivitas sektor-sektor lain,dan berperan sebagai prasarana pergerakan angkutan bahan mentah untuk produksi,maupun prasarana pergerakan distribusi pemasaran barang dan jasa yang dihasilkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur pekerjaan umum, termasuk infrastruktur jalan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi wilayah. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa infrastruktur jalan berkontribusi positif pada delapan macam indikator pertumbuhan ekonomi, yaitu:

(a) Jasa,

(b) Transportasi dan Komunikasi, (c) Industri Pengolahan,

(d) Pertambangan dan Penggalian, (e) Konstruksi/Bangunan,

(f) Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, (g) Listrik, Gas, dan Air Bersih, serta

(h) Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

(10)
(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

(12)

Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah para usaha kecil yang berjualan di tiga jalan besar Surakarta yang menggunakan sistem jalan satu arah. Jalan tersebut yaitu Jalan Doctor Radjiman, Jalan Brigadir Jendral Slamet Riyadi dan Jalan Ronggo Warsito. Menurut saya di tiga jalan tersebut merupakan tiga jalan besar di Surakarta dan menjadi lahan para usaha kecil untuk membuka lapak di sana. Mungkin mereka beranggapan bahwa jalan tersebut di lalui banyak orang dari berbagai daerah dan berbagai kalangan yang akan menjadi sasaran konsumen mereka.

Hubungan indikator pertumbuhan ekonomi dan indikator infrastruktur dinyatakan secara eksplisit melalui sebuah korelasi. Korelasi yang diperoleh dapat berupa korelasi kuat (signifikan) positif atau negatif, serta korelasi lemah (tidak signifikan) posistif atau negatif. Korelasi dibangun berdasarkan ketersediaan data secara series. Data series tersebut adalah data untuk indikator pertumbuhan ekonomi maupun indikator infrastruktur. Korelasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan nilai ramalan/prediksi (Santosa, 2005). Metode peramalan dibentuk atas dasar sebuah model umum atau model generik, yang menjelaskan variabel-variabel yang terlibat. Secara umum ada dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Jika variabel bebas diberi notasi X, maka variabel tidak bebas/terikat diberi notasi Y. Sedangkan variabel Y dipengaruhi tidak saja oleh satu variabel X tetapi banyak variabel X, maka model generik tersebut adalah sebagai berikut :

Y = f (X1. X2, X3, ...Xn,)

Dengan menggunakan metode peramalan/estimasi regresi,bentuk model tersebut menjadi :

Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 +...+ bn xn Dengan :

Y = PDB/PDRB (indikator pertumbuhan ekonomi) a, b1, b2, b3 = konstanta regresi

x1, x2, x3 = indikator-indikator infrastruktur bidang pekerjaan umum yang berpengaruh tinggi.

(13)

Data yang digunakan pada penggambaran ini adalah data variabel bebas indikator-indikator infrastruktur pekerjaan umum dan data variabel tidak bebas pertumbuhan ekonomi PDRB. Gambaran yang didapat akan memberikan indikasi awal adanya hubungan dan jenis korelasi yang ada pada variabel-variabel tersebut. Semakin baik suatu jaringan transportasi maka aksesibilitasnya juga semakin baik sehingga kegiatan ekonomi juga semakin berkembang. Contoh dari betapa pentingnya peran transportasi bagi pengembangan wilayah perkotaan adalah fenomena yang terjadi pada daerah ibu kota jakarta, daerah ibu kota mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan adanya sarana transportasi yang memadai. Kemajuan yang sangat pesat ini memberikan beban yang sangat berat pada daya dukung lingkungannya. Perkembangan ini didukung pula oleh adanya akses jalan tol sehingga memudahkan mobilisasi penduduk antar wilayah. Keadaan ini memicu fenomena berkembangnya kota baru/pemukiman berskala besar, seiring dengan berkembangnya kawasan industri. Kota-kota Baru tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan beserta berbagai sarana pendukungnya, serta aktivitas kawasan industri sebagai basis ekonomi kota baru. Akibat dari pembanguan dari tol ini maka muncul beberapa kota-kota baru.

(14)

Teknik analisis data yang kedua yaitu penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta langkah apa yang harus dilakukan oleh peneliti selanjutnya. Dalam penyajian data ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya. Sehingga peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi serta langkah apa yang harus dilakukan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Fadel, Muhammad.2004. Reinventing Government (Pengalaman Dari Daerah). PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Moleong, Lexy J .2012. Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Michael lacono; David Levinson. 2016. Mutual causality in road network growth and economic development. Transport Policy. Vol. 45. Pages 209 - -217. Science Direct.

Rustem L. Sakhapov; Regina V. Nikolaeva; Marat M. Makhmutov; Talgat R. Gabdullin. 2015. Motor Roads As a Factor of the Economic Potential of the Republic of Tatarstan. Procedia Economics and Finance. Vol. 24. Pages 606 - 612. Science Direct.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan subyek penelitian yang merupakan pendengar radio salah satu program dari RRI di Surabaya, kota Surabaya dipilih karena para pendengar tersebut berdomisili

Informasi tentang pengaruh pupuk kandang dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan mendong telah dilakukan namun pengaruhnya terhadap serapan logam berat khusunya Cd

Selain membangun kedua DBMS tersebut, pada tahap ini dibangun pula perangkat lunak yang akan digunakan sebagai tools untuk membandingkan performansi sistem dari

Tujuan dilakukan analisa ini untuk mengetahui apakah α- selulosa yang dihasilkan sudah mengalami kristalinitas, apabila sudah mengalami kristalinitas bearti residu

Kondisi organ yang lemah dapat menurunkan ranah cipta (kognitif) sehingga materi pelajaran pun kurang diterima atau tidak berbekas. Kondisi organ–organ khusus siswa,

Tahunan / Annual Period of financial statements submissions Tanggal awal periode berjalan January 01, 2020 Current period start date Tanggal akhir periode berjalan December 31,

Tingginya harga input produksi dan rendahnya kesuburan tanah, mendorong petani untuk menanam pohon, terutama pada lahan yang miring. Pengusahaan tanaman semusim dianggap

A. PENGERTIAN Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (nettina,