• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERBASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERBASI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SMA NEGERI 1 BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO.

Ahmad Dahlan1), Tawil, Sudarto Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar

1) email : Dzargon@ymail.com ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sesungguhnya yang bertujuan untuk mengetahui adanya peranan model pembelajaran sains berbasis portofolio terhadap hasil belajar fsika SMAN 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran sains berbasis portofolio, sedangkan variable terikatnya adalah hasil belajar siswa. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto sebanyak tiga kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara random, yaitu random kelas dan terpilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI Ipa 2 sebagai kelas kontrol. Desain penelitian yaitu“pretest and posttest control group design”. Data hasil penelitian diperoleh dengan memberikan tes hasil belajar fsika. Teknik analisis data yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil analisis deskriptif pada gain skor maksimum menunjukkan gain skor eksperimen adalah 19 gain skor kontrol adalah 18 dan gain skor rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 13,23 dan 12,34 dengan standar deviasi adalah 2,89 dan 2,96. Hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji-t pihak kanan pada taraf signifkan, α = 0,05 diperoleh nilai thitung (4,59) > ttabel (1,981). Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam ranah kognitif yang diajar dengan model pembelajaran sains berbasis portofolio (PSPB) lebih tinggi secara positif signifkan terhadap model pembelajaran konvesional pada kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bangkala. Hasil analisis deskriptif pada ranaf afektif menunjukkan skor maksimum kelas ekxperiment 118 dan pada kelas kontrol 113 dengan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 98,84 dan 91,25 dengan standar deviasi adalah 9,90 dan 7,30. Hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji-t pihak kanan pada taraf signifkan, α = 0,05 diperoleh nilai thitung (13,38) > ttabel (1,981). Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam ranah afektif yang diajar dengan model pembelajaran sains berbasis portofolio (PSPB) lebih tinggi secara positif signifkan terhadap model pembelajaran konvesional pada kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bangkala. Hasil analisis deskriptif pada ranah psikomotorik skor maksimum kelas eksperiment 207 dan pada kelas kontrol 212 dengan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 164,68 dan 168,56 dengan standar deviasi adalah 17,76 dan 16,20. Hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji-t pihak kanan pada uji-taraf signifkan, α = 0,05 diperoleh nilai uji-thiuji-tung (-3,51) &luji-t; uji-tuji-tabel (1,981). Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam ranah kognitif yang diajar dengan model pembelajaran sains berbasis portofolio (PSPB) tidak lebih tinggi secara positif signifkan terhadap model pembelajaran konvesional pada kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bangkala.

Kata kunci: Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio, hasil belajar

ABSTRACT

(2)

on the gain scores on cognitiive domain indicate gain maximum score is 19, gain experimental control score is 18 and the average score gain of experimental classes and control classes were 13,23 and 12.34 has a standard deviation 2.29 and 2,96 . The results of inferential statistical analysis using t-test on the right side with signifcant level , α = 0.05 was obtained value of tdata (4,59) > ttable (1.981), then H0 is rejected and H1 is accepted . It can be concluded that Student Learning Outcomes in cognitive domain whose theaced by Portfolio Science Learning Model are better then conventional Learning in XI IPA degre of SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto. Descriptive analysis on afective domain indicate the maximum score is 118 and for control score is 113 and the average score gain of experimental classes and control classes were 98,84 and 91,25 has a standard deviation 9,90 and 7,30. The results of inferential statistical analysis using t-test on the right side with signifcant level , α = 0.05 was obtained value of tdata (13,38) > ttable (1.981), then H0 is rejected and H1 is accepted . It can be concluded that Student Learning Outcomes in afective domain whose theaced by Portfolio Science Learning Model are better then conventional Learning in XI IPA degre of SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto. Descriptive analysis on psycomotor domain indicate the maximum score is 207 and for control score is 212 and the average score gain of experimental classes and control classes were 164,68 and 168,56 has a standard deviation 17,76 and 16,20. The results of inferential statistical analysis using t-test on the right side with signifcant level, α = 0.05 was obtained value of tdata (-3,51) < ttable (1.981), then H0 is rejected and H1 is accepted . It can be concluded that Student Learning Outcomes in afective domain whose theaced by Portfolio Science Learning Model are lower then conventional Learning in XI IPA degre of SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Keywords: Portpolio Science Learning Model, learning outcomes

Pendidikan adalah suatu yang sangat penting bagi kemajuan Negara baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Usaha menjaga mutu bahkan meningkatkan mutu pendidikan terdapat banyak langkah yang diambil oleh Negara salah satu diantaranya adalah mengembakan model pembelajaran. Model pembelajaran yang dikembangkan tidak serta-merta diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, akan tetapi harus sesuai dengan sistem pendidikan dan peserta didik di Indonesia.

Model pembelajaran menurut Joyce (2009), Calhoun (2009) dan Eggen (1995) dalam Tawil (2011) dapat disimpimpulkan sebagai strategi pembelajaran persepektif yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran mencakup aspek

lingkungan tempat pembelajaran dilaksanakan, memiliki sintaks pelaksanaan kegiatan pembalajaran, serta menguraikan aktivitas guru dan siswa terkait hubungan keduanya selama proses pembelejaran.

(3)

taat asas secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik dalam suatu bentuk kerja ilmiah.

Dalam suatu penelitian mengenai model pembelajaran sains berbasis portofolio yang dilakukan oleh Iftitah (2006) menyimpulkan dari hasil penerapan model pembelajaran berbasis portofolio oleh peneliti pada peserta didik kelas VII E SMP Negeri 14 Surakarta, dapat disimpulkan tentang kualitas proses dan hasil belajar biologi materi pokok Komponen Ekosistem, Peran dan Interaksinya serta materi pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia terhadap Lingkungan, adalah sebagai berikut : (1) Penerapan model pembelajaran berbasis portofolio mampu meningkatkan prestasi belajar biologi peserta didik, (2) Penerapan model pembelajaran berbasis portofolio mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar biologi peserta didik dan (3) Penerapan model pembelajaran berbasis portofolio mampu meningkatkan peran serta peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar biologi di kelas.

Sebuah model pembelajaran yang baik seharusnya mengembangkan peserta didik dalam tiga ranah hasil belajar yakni, kognitif, psikomotor dan afektif. Dalam upaya mengembangkan ketiga hal tersebut hendaknya peserta didik lebih aktif dalm proses. Model pembelajaran sains berbasis portofolio memiliki keunggulan dalam hal mengembangkan tiga ranah dalam hasil belajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tawil dkk (2009, 2010) dalam Tawil (2011), Model

pembelajaran sains berbasis portofolio sangat valid, efektif, dan praktis serta dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal (1) kegiatan ilmiah; (2) hasil belajar peserta didik dalam tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor, dan (3) keterampilan sosial peserta didik dalam hal menyelesaikan masalah secara berkelompok, mengajukan pertanyaan, menerima saran/tanggapan, dan menjawab pertanyaan baik dari teman kelompok maupun guru.

Dalam sebuah jurnal sains Roecker, dkk (2007) menemukan bahwa secara umum portofolio mampu untuk (1) membimbing peserta didik dan fakultas hampir di semua level dasar pembelajaran, (2) Menjadi instrument yang peserta didik dan fakultas bersama-sama mengevaluasi tugas-tugas khusus dan pencapaian tujuan pembelajaran, (3) menggambarkan dan memperkenalkan peserta didik dengan sangat profesional (4) menyediakan dokemantasi pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dan (5) Portofolio dan tugas-tugas membuat peserta didik menjadi mampu untuk belajar mandiri.

Berdasarkan uraian di atas, telah dilakukan penelitian mengenai peranan model pembelaran sains berbasis portofolio terhadap hasil belajar fisika. Penelitian dengan judul “Peranan model pembelajaran sains berbasis portofolio terhadap hasil belajar fisika peserta didik di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto” .

(4)

1. Bagaimana hasil belajar fisika peserta didik di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto yang diajar dengan model pembalajaran sains berbasis Portofolio?

2. Bagaimana hasil belajar fisika peserta didik di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto yang diajar dengan pembelajaran konvensional?

3. Apakah hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran sains berbasis portofolio lebih tinggi secara signifikan terhadap peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto?

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh imformasi mengenai hasil belajar fisika peserta didik di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto yang diajar dengan model pemebalajaran berbasis portofolio.

2. Untuk memperoleh imformasi mengenai hasil belajar fisika peserta didik di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran sains berbasis portofolio lebih tinggi secara signifikan terhadap peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional

di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah true experiment dengan menggunakan desain pre-post test

control grouph. Pengambilan sampel dan

(5)

F

=

Varians terbesar

Varians terkecil

(Riduwan, 2010:179) Kriteria Pengujian:

Homogen jika Fhitung < Ftabel diperoleh dari distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut pada taraf nyata α = 0,05.

3. Uji hipotesis

Untuk pengujian hipotesis ini digunakan uji dua pihak yaitu:

H0 : 1 = 2

H1 : 1 ≠ 2

(Sudjana, 2005:239)

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN a. Ranah Kognitif

Skor hasil belajar siswa SMA Negeri 1

Bangkala Kabupaten Jeneponto pada pretest

dan posttest berdasarkan hasil analisis taksiran

rata-rata dengan menggunakan analisis statistik

deskriptif untuk kelas eksprimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Persentase Skor Hasil Belajar Ranah Kognitif Berdasarkan Analisis Taksiran Rata-rata kelas experimen

No

Kategori Frekuensi

Persentas

e

1

Tinggi

17

54,84 %

2

Sedang

8

25,81 %

3

Rendah

6

19,35 %

Tabel 1. Memperlihatkan jumlah sampel

pada kelas eksperimen berdasarkan hasil

analisis deskriptif jumlah peserta didik rata-rata

memiliki hasil belajar pada di atas daerah

sedang yakni sebesar 80,65 % atau sebesar 25

peserta didik.

Tabel 2. Persentase Skor Hasil Belajar Ranah Kognitif Berdasarkan Analisis Taksiran Rata-rata kjelas kontrol

No

Kategori Frekuensi Persentase

1

Tinggi

5

15,63 %

2

Sedang

17

53,12 %

3

Rendah

10

31,25 %

Tabel 2 Memperlihatkan jumlah sampel pada kelas eksperimen berdasarkan hasil analisis deskriptif jumlah peserta didik rata-rata memiliki hasil belajar pada di atas daerah rendah yakni sebesar 62,50 % atau sebesar 20 peserta didik.

Tabel 3. Distribusi Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kelas Kontrol dan

Eksperimen pada Perolehan nilai (gain skor)

No

Statistik

Eksperime

n

Kontrol

1

Skor tertinggi

19

18

2

Skor terendah

6

5

3

Skor rata-rata

13,45

12,09

4

Standar

deviasi

2,84

3,09

Tabel 3 Memperlihatkan jumlah sampel

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu

25. Pada kelas kontrol terdapat 34 jumlah siswa

akan tetapi 2 orang siswa tidak dapat mengikuti

seluruh proses penilaian selama proses

berlangsung. Pada kelas experimen terlihat nilai

(6)

pada kelas kelas kontrol terlihat skor tertinggi

adalah 113 dan terendah adalah 81.

b. Ranah Afektif

Skor hasil belajar siswa SMA Negeri 1

Bangkala Kabupaten Jeneponto pada pretest

dan posttest berdasarkan hasil analisis taksiran

rata-rata dengan menggunakan analisis statistik

deskriptif untuk kelas eksprimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Persentase Skor Hasil Belajar Ranah Afektif Berdasarkan Analisis Taksiran analisis deskriptif jumlah peserta didik rata-rata memiliki hasil belajar pada di atas daerah sedang yakni sebesar 61,29 % atau sebesar 19 peserta didik.

Tabel 5. Persentase Skor Hasil Belajar Ranah Kognitif Berdasarkan Analisis analisis deskriptif jumlah peserta didik rata-rata memiliki hasil belajar pada di atas daerah

rendah yakni sebesar 53,12 % atau sebesar 17 peserta didik.

Tabel 6. Distribusi Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dan Nilai Rata-rata Hasil pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 31 dan 32. Pada kelas kontrol terdapat 34 jumlah siswa akan tetapi 2 orang siswa tidak dapat mengikuti seluruh proses penilaian selama proses berlangsung. Pada kelas experimen terlihat nilai tertinggi 118 dan skor terendah adalah 78 dan pada kelas kelas kontrol terlihat skor tertinggi adalah 113 dan terendah adalah 81.

c. Ranah Psikomotrik

Skor hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto pada pretest dan posttest berdasarkan hasil analisis taksiran rata-rata dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk kelas eksprimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Persentase Skor Hasil Belajar Ranah

(7)

Tabel 7 Memperlihatkan jumlah sampel pada kelas eksperimen berdasarkan hasil analisis deskriptif jumlah peserta didik rata-rata memiliki hasil belajar pada di atas daerah sedang yakni sebesar 74,19 % atau sebesar 23 peserta didik.

Tabel 8. Persentase Skor Hasil Belajar Ranah Kognitif Berdasarkan Analisis Taksiran Rata-rata kelas kontrol

N

o

Kategori

Frekuensi

Persentase

1

Tinggi

7

21,87 %

2

Sedang

11

34,38 %

3

Rendah

14

43,74 %

Tabel 8 Memperlihatkan jumlah sampel pada kelas eksperimen berdasarkan hasil analisis deskriptif jumlah peserta didik rata-rata memiliki hasil belajar pada di atas daerah sedang yakni sebesar 65,63 % atau sebesar 21 peserta didik.

Tabel 9. Tabel hasil Pengamatan Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Kontrol dan Eksperimen

No

Statistik

Eksperimen Kontrol

1

Jumlah sampel

31

32

2

Jumlah Skor

tertinggi

207

212

3

Jumlah Skor

Terendah

118

132

4

Rata-rata Sampel

164,10

169,40

Tabel 9 Memperlihatkan jumlah sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 31 dan 32 peserta didik. Pada kelas experimen terlihat memperoleh total skor tertinggi 207 dan total skor terendah 118 dan sedangkan pada kelas kontrol total skor tertinggi 212 dan total skor terendah sebesar 132. Dari data terlihat

bahwa kelas eksperimen menunjukkan hasil belajar dalam ranah kognitif lebih baik dibanding dengan kelas kontrol.

2. Analisis Inferensial a. Ranak Kognitif

Data yang diperoleh dari penelitian ini selain dianalisis secara deskriptif juga dianalisis secara inferensial dengan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05 yang bertujuan untuk pengujian hipotesis. Syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian hipotesis adalah pengujian normalitas dan homogenitas. Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa data yang ada berdistribusi normal dan homogen.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen. Pada pengujian ini digunakan uji-F dengan membandingkan nilai varians terbesar dan nilai varians terkecil. Dari data perhitungan diperoleh harga Fhitung = 1,18 sedangkan nilai Ftabel = 1,87 sehingga Fhitung < Ftabel = 1,05 < 1,87. maka dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh kedua kelas sampel tesebut berasal dari populasi yang homogen.

(8)

hasil belajar kognitif terhadap model pembelajaran konvensional.

b. Ranah Afektif

Data yang diperoleh dari penelitian ini selain dianalisis secara deskriptif juga dianalisis secara inferensial dengan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05 yang bertujuan untuk pengujian hipotesis. Syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian hipotesis adalah pengujian normalitas dan homogenitas. Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa data yang ada berdistribusi normal dan homogen.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen. Pada pengujian ini digunakan uji-F dengan membandingkan nilai varians terbesar dan nilai varians terkecil. Dari data perhitungan diperoleh harga Fhitung = 1,84 sedangkan nilai Ftabel = 1,87 sehingga Fhitung < Ftabel = 1,84 < 1,87. maka dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh kedua kelas sampel tesebut berasal dari populasi yang homogen

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dan diperoleh thitung = 13,38 Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk 61, diperoleh ttabel = 1,981 Oleh karena nilai thitung < ttabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran sains berbasis portofolio yang diterapkan di SMA Negeri 1 Bangkala lebih tinggi secara positif yang siginifikan terhadap hasil belajar afektif terhadap model pembelajaran konvensional.

c. Ranah Psikomotorik

Data yang diperoleh dari penelitian ini selain dianalisis secara deskriptif juga dianalisis secara inferensial dengan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05 yang bertujuan untuk pengujian hipotesis. Syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian hipotesis adalah pengujian normalitas dan homogenitas. Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa data yang ada berdistribusi normal dan homogen.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen. Pada pengujian ini digunakan uji-F dengan membandingkan nilai varians terbesar dan nilai varians terkecil. Dari data perhitungan diperoleh harga Fhitung = 1,18 sedangkan nilai Ftabel = 1,87 sehingga Fhitung < Ftabel = 1,18 < 1,87. maka dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh kedua kelas sampel tesebut berasal dari populasi yang homogen (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11).

(9)

terhadap hasil belajar psikomotorik terhadap model pembelajaran konvensional.

Pembahasan

Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio Tahap persiapan Model Pembelajaran Sains berbasis portfolio adalah mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam materi pelajaran fisika. Kemapuan awal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa semester lalu. Selanjutnya nilai disusun dari yang terbesar sampai yang terkecil kemudian siswa dibagi kedalam 6 kelompok dimana 6 peserta didik dengan nilai tertinggi menjadi ketua kelompok. Langkah selanjutnya peserta didik dibagi dalam setiap kelompok mengikuti aturan pembagian distribusi normal.

Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio diterapkan pada kelas eksperimen mampu membuat peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebakan oleh model PSPB membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 sampai 6 orang. Setiap kelompok dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu tutor sebaya (ketua kelompok) kemudian 2 sub-kelompok yang memilik tugas yang berbeda. Satu sub-kelompok bertugas untuk menyelesaikan portofolio penyajian dan sub-kelompok yang lain mengerjakan LKPD sekaligus sebagai portofolio dokumentasi.

Tutor sebaya dipilih dari ketua kelompok karena dianggap memiliki kemampuan awal

yang lebih baik dari pada peserta didik yang lainnya. Tugas dari tutur sebaya adalah memberikan pengarahan dan bantuan kepada sub-kelompok dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Tugas lain dari tutor sebaya adalah menyelesaikan permasalahan kecil yang muncul dalam proses penyelasaian tugas. Masalah kecil biasanya tidak akan menjadi pembahasan dalam kelas konvensional karena kemungkinan muncul masalah kecil dari setiap peserta didik besar. Masalah-masalah ini tidak akan menjadi pembahasan pada kelas konvensional dikarenakan imformasi hanya berasal dari guru akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Proses pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran fisika berbasis portofolio. Pada tahap awal kegiatan pendahuluan, peserta didik memperhatikan penjelasan pendidik mengenai inti tujuan pembelajaran, memberikan masalah berupa motivasi untuk mengecek pengetahuan awal peserta didik yaitu peserta didik merespon pertanyaan pendidik.

(10)

yang nantinya akan dipilih oleh peserta didik akan menuju pada satu tujuan.

Pada tahap keempat berupa kegiatan inti kedua membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar. Pada fase ini peserta didik duduk bersama kelompoknya, membaca dan memahami bersama format kerja yang dibagikan, kemudian peserta didik mengidentifikasi variabel, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis yang dibimbing langsung oleh pendidik, lalu peserta didik melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuatnya dan peserta didik menyelesaikan format kerja pembelajaran yang belum lengkap mencakup hasil percobaan yang telah dilakukan.

Pada tahap kelima dan keenam berupa kegiatan inti ketiga yaitu mengembangkan dan menyajikan portofolio. Pada tahap ini peserta didik menyiapkan hasil diskusinya dan mempresentasikan hasil tersebut di hadapan kelompok yang lain. Bagi peserta didik yang menjadi peserta diskusi dapat memberikan pertanyaan ataupun ataupun tanggapan jika kurang memahami apa yang di presentasikan kelompok penyaji.

Pada tahap ketujuh dan kedelapan yang merupakan tahap akhir berupa mengevaluasi dan memberikan penghargaan. Pada tahap ini peserta didik dapat memberikan umpan balik dari materi yang telah dipelajari, menyebutkan hal-hal yang kurang dipahami selama proses pembelajaran, memberikan kesimpulan dari semua materi yang dipelajari hari itu, merespon

penghargaan dari guru dan mengikuti arahan guru untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah.

1. Kognitif

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terlihat jelas bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan perbedaan perlakuan yang diberikan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diajar dengan menggunakan model pembelajaran sains berbasis portofolio sedangkan kelas kontrol diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Model pembelajaran sains berbasis portofolio mampu membuat hasil belajar siswa lebih tinggi ini terlihat pada gain skor individu siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan dimana gain skor individu tertinggi pada kelas ekesperimen lebih tinggi yakni 13,35 dibandingkan gain skor individu pada kelas kontrol yakni 12,09. Hal ini terjadi karena kelas eksperimen diajar menggunakan model pembelajaran sains berbasis portofolio dapat membuat siswa aktif pada saat proses pembelajaran. Selain itu, melalui model pembelajaran sains berbasis portofolio membuat siswa lebih aktif pada saat proses pembelajaran.

(11)

maupun kepada guru. Seperti yang terjadi pada saat peneliti mengajar di kelas eksperimen selama tujuh kali petemuan diskusi berjalan aktif. Dikatakan aktif karena banyak siswa yang bertanya dan saling menanggapi baik dalam satu kelompok maupun antar kelompok terhadap kelompok lain. Hal ini terlihat jelas dari data hasil pengamatan sikap pada ranah afektif. Selain dari keaktifan secara keseluruhan, kualitas pertanyaan siswa di kelas eksperimen lebih baik dari kualitas pertanyaan siswa di kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada model pembelajaran sains berbasis portofolio memberikan keleluasaan kepada siswa terhadap materi yang berkaitan.

Setiap siswa dalam kelompok ikut berperan aktif dalam mempelajari materi. Seperti yang dijelaskan diatas maka model pembelajaran sains berbasis portofolio akan memberikan kesempatan untuk setiap menuangkan ide dalam kelompok mengenai materi yang akan dibahas, jika diintegrasikan maka dalam suatu kelas akan ada ide yang dibahas sebanyak jumlah peserta didik yang belajar dalam kelas. Kreativitas pertanyaan akan muncul mulai dari pertanyaan sederhana sampai dengan pertanyaan yang kompleks. Pertanyaan sederhana akan dijawab oleh siswa dalam kelompok yang sama secara langsung sedangkan pertanyaan yang lebih komplek akan dijelaskan oleh kelompok yang mengetahui masalah atau kepada guru.

Pada kelas kontrol siswa juga diterapkan model konvesional yang biasa dilakukan oleh guru disekolah. Siswa dibagi dalam 6 kelompok

untuk mempermudah melakukan kegiatan belajar mengajar yang membutuhkan praktikum. Hal ini juga dilakukan mengikuti begiatan belajar-mengajar didalam kelas yang dilakukan oleh guru pada materi yang mebutuhkan praktikum.

Dalam penerapan model ini pada kelas kontrol, terlihat bahwa siswa juga ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi keluasan dan kedalaman materi yang dibahas tidak sebaik yang tersaji pada kelas eksperimen. Hal ini disebabkan oleh model konvensioanl yang diterapkan tidak memberikan kesempatan yang luas untuk siswa agar memperoleh pengetahuan lebih karena imformasi terkesan mengalir satu arah yakni dari guru ke siswa. Kerja sama yang dilakukan hanyasebatas dalam bentuk pengambilan data sedangkan pengerjaan tugas tetap dilakukan individu. Model konvensional tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih masalah yang hendak siswa selesaikan didalam kelas sehingga siswa tidak memiliki pengetahuan awal untuk selanjutnya dibangun pada kegiatan yang akan berlanjut didalam kelas

(12)

menarik secara individu maupun kelompok mengenai materi yang diajarkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwasanya model pembelajaran sains berbasis portofolio memberi kontribusi yang positif terhadap pembelajaran.

Pada analisis statistik inferensial diperoleh data yang berdistribusi normal dan homogen sehingga untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak maka dilakukan uji-t yang hasilnya thitung > ttabel, sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Ini berarti model pembelajaran sains berbasis portofolio berpengaruh positif terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa kelas XI SMAN 1 Bangkala.

2. Psikomotrik

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terlihat jelas bahwa hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan yang diberikan terhadap kelas eksperiment yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran sains berbasis portofolio dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional.

Pada kelas kontrol diberikan perlakuan model pembelajran konvensional memiliki skor psikomotorik lebih tinggi dari pada kelas experiment. Hal ini terjadi karena pada kelas konvensional guru menjelaskan cara penggunaan alat dan prosedur kerja pada peserta didik lebih banyak dan lebih dalam. Pada kelas eksperiment peserta didik dituntut

untuk mengembangkan kreativitas dalam menyusun prosedur kerja. Hal ini berdampak pada hasil belajar psikomotorik yang lebih rendah dibanding kelas kontrol. Model PSPB membutuhkan pengetahuan awal yang baik, sedangkan pada sarana yang tersedia sekolah tidak memberikan kesempatan serta dukungan pada siswa dalam proses mengembangkan kemampuan keterampilan psikomotorik.

(13)

Pada analisis statistik inferensial diperoleh data yang berdistribusi normal dan homogen sehingga untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak maka dilakukan uji- t yang hasilnya thitung < ttabel, sehingga H1 ditolak dan H0 diterima. Ini berarti model pembelajaran sains berbasis portofolio berpengaruh positif terhadap hasil belajar ranah psikomotorik siswa kelas XI SMAN 1 Bangkala.

3. Afektif

Dalam ranah afektif, model pembelajaran sains berbasis portofolio memberikan kesempatan setiap siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa yang tidak terbiasa untuk ikut berpartisipasi dalam prsoses pembelajaran akan turut aktif karena situasi dalam kelas yang selama model diterapkan. Siswa kategori atas dari setiap kelompok akan menunjukkan respon yang tinggi dengan kualitas pertanyaan dan pendapat yang tinggi pula sedangkan siswa dengan kategori rendah dari setiap kelompok akan menunjukkan respon dengan kualitas respon yang rendah dengan pertanyaan yang biasa saja. Meskipun demikian siswa pada kategori rendah tetap menunjukkan keaktifan selama proses pembelajaran.

Pada kelas kontrol siswa yang aktif hanya terdapat pada kelompok yang mendapatkan tugas untuk memaparkan materi. Kelompok yang tidak memaparkan materi hanya menunjukkan respon pada hal-hal yang dimengerti oleh anggota kelompok tersebut. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan dalam

diskusi kelompok pada kelas kontrol. Masalah pertama adalah kecenderungan kelompok lain berusaha menjatuhkan pendapat kelompok pemapar sehingga waktu yang digunakan untuk membahas masalah jauh lebih besar sedangkan ruang lingkup masalah kecil. Masalah kedua adalah respon yang ditunjukkan oleh siswa hanya terbatas pada masalah yang dipaparkan oleh pemateri dan guru yang sangat terbatas. Masalah ketiga adalah kecenderungan siswa yang hanya aktif berdiskusi adalah ketua dari masing-masing kelompok sehingga anggota kelompok passif dalam mengikuti proses pembelajaran. Masalah yang keempat adalah keterbatasan guru untuk mengetahui bagian sub-materi yang kurang dipahami oleh siswa lebih sulit untuk ditentukan.

(14)

keterampilan berpikir kreatif yang berbeda dari pada pembelajaran konvensional. Hal ini sejalan dengan hasil-hasil penelitian serupa seperti Anwar (2006), mengenai peran model pembelajaran berbasis portofolio dalam meningkatkan prsetasi belajar siswa dan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, serta Tawil dkk (2009,2010) menemukan model pembelajaran IPA berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal kegiatan ilmiah, hasil belajar siswa dalam tiga aspek yakni (kognitif, afektif, psikomotor) dan keterampilan sosial siswa dalam hal menyelesaikan masalah secara berkelompok, mengajukan pertanyaan, menerima saran atau tanggapan, dan menjawab pertanyaan baik dari teman kelompok maupun pendidik.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi di lapangan pada saat melaksanakan penelitian pertama adalah letak sekolah yang jauh dari kota sehingga akses internet dan perpustakaan wilayah susah untuk dimanfaatkan oleh siswa. Model pembelajaran sains berbasis portofolio yang berpusat pada siswa menitik beratkan kemapuan siswa dalam hal mencari informasi menjadi terhambat. Hal dapat diatasi memalui kesigapan guru dalam menutupi hal tersebut. Guru terlebih mengunduh berbagai sumber dari internet dan membuatkan salinan dari beberapa buku untuk digunakan siswa sebagai bahan referensi. Masalah kedua adalah kurang sarana yang tersedia pada sekolah. Beberapa dari alat praktikum di Laboratorium tidak layak pakai karena rusak. Maslah yang ketiga adalah rendahnya pengetahuan awal peserta didik

dalam ilmu fisika khususnya dalam ranah psikomotorik, sehingga dibutuhkan waktu lebih untuk menjelaskan cara penggunaan beberapa alat ukur fisika.

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengelolahan data menggunakan statistik didapatkan kesimpulan sebagai berikut

1. Hasil belajar fisika peserta didik di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jenneponto yang diajar dengan model pembalajaran sains berbasis Portofolio pada ranah kognitif berada pada daerah tinggi sedangkan afektif dan psikomotorik berada pada kategori sedang.

2. Hasil belajar fisika peserta didik di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jenneponto yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada ranah pada ranah kognitif berada pada daerah sedang sedangkan afektif dan psikomotorik berada dalam kategori rendah.

3. Hasil belajar fisika peserta didik dalam ranah kognitif yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran sains berbasis portofolio lebih tinggi secara signifikan terhadap peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto.

(15)

berbasis portofolio lebih tinggi secara signifikan terhadap peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto.

5. Hasil belajar fisika peserta didik dalam ranah psikomotri yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran sains berbasis portofolio tidak lebih tinggi secara signifikan terhadap peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional di SMA Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan pembelajaran sains berbasis portofolio sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran. 2. Model Pembelajaran sains berbasis

portofolio dapat memberikan gambaran dan masukan mengenai model pembelajaran aktif dan berdampak positif yang baik untuk diterapkan di sekolah. 3. Dalam upaya penerapan model

pembelajaran saians berbasis portofolio hendaknya terlebih dahulu meningkatkan kemampuan awal khusunya di bidang psikomotorik khusunya pada bidang kajian yang membutuhkan praktikum dalam proses pembelajaran.

4. Peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji penelitian yang serupa agar melakukan penelitian dan pengkajian yang lebih dalam dengan memilih materi pokok yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Iftitah. 2006. Skripsi berjudul Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Portofolio Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas Vii SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2005 / 2006. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi tidak dipublikasikan.

Depdiknas. 2004. Landasan Teori Dalam

Pengembangan Model Pembelajaran.

Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berfikir edisi

ke VI. Jakarta: PT Indeks

Liversidege, Tony. 2009. Teaching Science. Great Britanian: Sage Publication Ltd.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Roecker, Lee. 2007. A Science Portfolio. Journal of College Science Teaching, Department of Chemistry, Barea College Vol. XXXVI, No. 4, January /February 2007. Di akses pada tanggal 9 april 2012

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit

Rineka Citra

(16)

________, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Research and

Development. Bandung : Penerbit

Alfabeta

Supranto, Johanes. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 2. Jakarta. Erlangga

Tawil, Muhammad. 2011. Model Pembelajaran Sains Berbasis Portofolio Disertai

dengan Asesmen. Makassar: Badan

Penerbit UNM

Gambar

Tabel  6  Memperlihatkan  jumlah  sampel

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu pada hasil analisis deskriptif ditemukan bahwa motivasi berwirausaha pemilik RockShop ( Ultraa Store ) Semarang termasuk kategori tinggi baik motivasi akan

Simpulan penelitian adalah isotearil alkohol etoksilat dosis 0,5, 0,75, 1,0, 1,5 dan 2 ml/m 2 kurang efektif digunakan untuk membunuh larva dan pupa nyamuk vektor DBD

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak polar kayu nangka ( Artocarpus heterophylla Lamk) dan Kalsium Oksida (CaO) pada proses fermentasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian terhadap peningkatan aktivitas pembelajaran Matematika dengan menggunakan media kongkrit pada siswa

Judul Proyek Akhir : Pembuatan Pirolisator Pada Alat Penghasil Asap Cair Dengan Bahan Dasar Tempurung Kelapa Kapasitas 25 Kg/Proses.. Taufiq

Kedalaman dan keluasaan materi Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) tidak bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi perusahaan terkait dalam mengembangkan produk handphone dengan meningkatkan mutu produk dari segi

Simpulan penelitian ini adalah Semua guru (7 orang guru) mampu mengelola kelas dengan sangat baik, dapat dilihat dari aspek membuat RPP, menguasai dalam mengelola