• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Asma Bronkhial Yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asuhan Keperawatan Asma Bronkhial Yang"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Asma Bronkhial

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASMA BRONKIAL

Oleh : Kelompok 5

Achmad Afif Maulana 201504004 Nur Aini Nilasari 201504033

Putri Ayu N.S 201504039

Agustin Nur R 201504040

Falah Lintang I 201504072 M. Ilmi Hidayatullah 201504085

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

(2)

BAB 1. LAPORAN PENDAHULUANDefinisi

Asma bronkial adalah penyakit penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan. Penyempitan saluran pernapasan ini bersifat sementara dan dapat kembali seperti semula, baik tanpa obat maupun dengan obat (Admin, 2011). Pengertian lain dari asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible, bahwa trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu. Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi.

Epidemiologi

Menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan 2010, Berdasarkan hasil surveilans penyakit tidak menular berbasis rumah sakit di Sulawesi selatan pada tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa jumlah penderita asma adalah 800 orang. Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 870 orang, dan berdasarkan hasil surveilans penyakit menular berbasis puskesmas di Sulawesi selatan pada tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa jumlah penderita asma adalah 654 orang sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 746 orang (Lindawati, 2011). Berdasarkan dari data yang diperoleh dari bagian rekam medik, Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. Jumlah penderita asma bronchial pada tahun 2009 sebanyak 166 penderita, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan yaitu sebanyak 121 penderita, sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 138 penderita.

Penyebab

Etiologi dari asma bronchial belum diketahui, tapi ada beberapa faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronchial:

1. Faktor predisposisi

Genetik adalah factor predisposisi dari asma bronkial yang diturunkan berupa alerginya, meskipun belum diketahui cara penurunannya karena dengan adanya alergi ini, penderita akan sangat mudah terkena penyakitasmabronkialjikaterpapardengan factor pencetusnya.

2. Faktor presipitasi

(3)

Dimana alergen dapat menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

Contohnya : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

1. Ingestan, yang masuk melalui mulut

Contohnya : makanan dan obat-obatan

1. Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal yang berhubungan dengan arah mata angin adalah debu dan serbuk bunga.

1. Stress

Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberta serangan asma yang sudah ada. Jika stress masih belum bisa diatasi maka gejala asma juga belum bisa diobati.

1. Lingkungan kerja

Lingkungankerjamempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.

1. Aktifitas Fisik

Asma yang timbul karena aktifitasfisik terjadi bila seseorang mengalami gejala-gejala asma selama atau setelah berolahraga atau melakukan aktifitas. Pada saat penderita dalam keadaan istirahat, penderitaakan bernafas melalui hidung. Sewaktu udara bergerak melalui hidung, udara itu dipanaskan dan menjadi lembab. Saat melakukan aktifitas, pernafasan terjadi melalui mulut, nafasnya semakin cepat dan volume udara yang dihirup bertambah banyak. Hal ini dapat menyebabkan otot yang peka di sekitar saluran pernafasan mengencang sehingga saluran udara menjadi lebih sempit, yang menyebabkan bernafas menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma (Muzayin, 2004). Sebagian besar penderita asma akan menyebabkan bernafas menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma (Muzayin, 2004).

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperaktivitas saluran pernafasan seseorang yaitu :

1. Inflamasi saluran pernafasan

(4)

2. Kerusakan epitel

Salah satu konsekuensi asma adalah kerusakan epitel. Kerusakan ini bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Perubahan ini akan menigkatkan penetrasi alergen, mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom.

3. Mekanisme neurologis

Pada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf para simpatik.

4. Gangguan instrinsik

Otot polos saluran pernapasan dan hipotrofi otot polos pada saluran napas di duga berperan dalam HSN.

5. Obstruksi saluran napas

Meskipun bukan penyebab utama tapi obstruksi diduga ikut berperan dalam HSN (Suyono, Slamet. 2002: 22).

Menurut NANDA etiologi dari asma adalah :

1. Lingkungan, seperti asap rokok.

2. Jalan napas, seperti spasme inhalasi napas, perokok pasif, sekresi yang tertahan, dan sekresi di bronkus.

3. Fisiologi, seperti inhalasi, penyakit paru obstruksi kronik

(Nanda, 2005: 4-5)

Tanda dan Gejala

Gambaran klinis asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak dan mengie (wheezing) dan sebagian penderita disertai nyeri dada). Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat didada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih kadang-kadang purulent (Suyono, Slamet. 2002: 23).

Tanda dan gejala yang ditemukan pada anak dengan asma bronchial adalah:

1. Sesaknapas/dispnea.

2. Batuk yang disertailendir/batukkering. 3. Nyeri dada.

(5)

5. Kemerahan pada jaringan.

Gejala pada asma yang lebih berat, antara lain

1. Barrel chest 2. Sianosis

3. Gangguan kesadaran 4. Takikardi

5. Peningkatan tekanan darah

6. Pernafasan yang cepat dan dangkal.

Patofisiologi

Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan oleh spasme atau konstriksi otot-otot polos bronkus, pembengkakan atau edema mukosa bronkus, dan hipersekresi mukosa/ kelenjar bronkus (Smeltzer, 2002; Sundaru, 2001).Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

Diameter bronkiolus pada asma akan berkurang selama ekspirasi dari pada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.

(6)

Pengaktifan respon imun (sel mast)

Pengaktifan mediator kimiawi (histamin, serotonin, kinin) Bronkospasme Bersihan jalan nafas tidak efektif Kelemahan dan keletihan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Defisit cairan dan nutrisi

1. Pengukuran fungsi paru (Spirometri)

Pengukuran fungsi paru bertujuan untuk mengukur volume paru secara static dan dinamik dan untuk mengetahui gangguan pada faal paru. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk menegakkan diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Tetapi respon yang kurang dari 20 % tidak berarti bukan asma. Hal-hal tersebut bisa dijumpai pada pasien yang sudah normal atau mendekati normal.

2. Uji provokasi bronkus

(7)

3. Pemeriksaan kulit

Untuk menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.

4. Analisa Gas Darah (AGD/ astrup)

Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis respiratorik. Pada pasien asma terdapat hasil abnormal sebagai berikut:

1. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

2. Kadang-kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

3. Hiponatremia dan kadar leukosit di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.

4. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

5. Pemeriksaan sputum

Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada bronkitis kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil, dan Spiral Curshmann yaitu spiral yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang-cabang bronkus, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium Aspergillus fumigatus.

6. Pemeriksaan eosinofil total

Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat membantu dalam membedakan asma dari bronkitis kronik.

7. Pemeriksaan Kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum

Fungsi dari pemeriksaan IgE total hanya untuk mendukung adanya atopi.

8. Foto dada

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghilangkan penyebab lainpada obstruksi saluran napas dan untuk mengetahui adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma seperti pneumotorak, pneumomediastinum, ateleksis, dan lain-lain (Suyono, Slamet. 2002)

Penatalaksanaan Medis

(8)

1. Pengobatan non farmakologik:

 Memberikan penyuluhan  Menghindari faktor pencetus  Pemberian cairan

 Fisiotherapy  Beri O2 bila perlu.

2. Pengobatan farmakologik :

 Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :  Simpatomimetik / andrenergik (Adrenalin dan efedrin)

Nama obat :

1. Orsiprenalin (Alupent) 2. Fenoterol (berotec) 3. Terbutalin (bricasma)

Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.

1. Santin (teofilin)

Nama obat :

1. Aminofilin (Amicam supp) 2. Aminofilin (Euphilin Retard) 3. Teofilin (Amilex)

Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

(9)

Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.

1. Ketolifen

Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberika secara oral (Evelin dan joyce L. kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 )

Penatalaksanaan Keperawatan

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.

2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma

3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.

(10)

Ny. H usia 29 tahun,agama islam, suku bangsa jawa, pekerjaan Ibu rumah tangga. Alamat tinggal Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember. masuk RS Tanggal 03 Maret 2015 Klien masuk rumah sakit karena keluhan sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.

Hasil pengkajian klien didapatkan klien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak berwarna putih kental, dan klien merasa sesaknya berkurang setelah dilakukan pengasapan (nebulizer). Klien terlihat cemas. Klien mengaku tidak nafsu makan. Klien juga mengatakan mempunyai riwayat asma sejak kecil dan klien mengatakan bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki riwayat asma, yaitu ibunya.

Pemeriksaan fisik pada klien didapatkan hasil: rongga dada simetris, retraksi dinding dada (+), taktil fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara napas klien terdengar wheezing, resonan pada perkusi dinding dada, dan sputum berwarna putih kental. Dari hasil observasi didapatkan hasil: tingkat kesadaran: kompos mentis, dan hasil TTV: TD = 130/70 mmHg, RR = 36x/menit, HR = 76x/menit, suhu = 37o C.

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil: Hb = 15,5 gr%, leukosit = 17.000/mm3, trombosit 260.000/mm3, Ht = 47vol%. Klien saat ini mendapatkan terapi: IVFD RL 20 tts/i, Pulmicort, Ventolin, Bisolvon dan O2 dengan nasal kanul 2 L. Pada pemeriksaan penunjang X-ray dada/thorax, didapatkan hasil paru dalam batas normal.

Pengkajian

(11)

Ruang : Alamanda

No. Register : –

Dx. Medis : Asma Bronkial

Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2015. Pukul 15.00 WIB

Identitas Klien

1. Nama : Ny. H

2. Umur : 29 tahun 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku / bangsa : Jawa

6. Bahasa : Jawa, Indonesia

7. Pendidikan : SMA

8. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

9. Status : Sudah menikah

10. Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember

Penanggung jawab :

1. Nama : Tn. J

2. Umur : 30 tahun

3. Pekerjaan : Swasta

4. Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember 5. Hubungan dgn klien : Suami

Keluhan Utama

(12)

Riwayat Keperawatan Sekarang

Klien datang ke rumah sakit pukul 14:00 WIB Klien mengatakan selama 1 minggu terakhir menderita sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih kental.

Riwayat Keperawatan Dahulu

Klien mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, klien pernah masuk rumah sakit di RS Paru Jember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu. Klien mengatakan sedang menjalani pengobatan terapi yang di berikan dokter. Klien mengatakan Asma akan timbul saat dingin, akibat debu dan mencium bau yang menyengat.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan bahwa ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.

Pengkajian 11 Pola Fungsional Kesehatan dari Marjory Gordon 1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Apabila sakit, klien segera berobat ke rumah sakit/puskesmas.

2. Pola nutrisi / metabolik Program diit RS : bubur kasar

Intake makanan :

1. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk 2. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk

Intake cairan :

1. Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih 2. Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih

(13)

1. Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning 2. Selama sakit : 1x sehari, warna kuning

Buang air kecil :

1. Sebelum sakit : 6 – 7x sehari,warna kuning.

2. Selama sakit : 3 – 4x sehari, warna kuning, tidak terpasang DC 3. Pola aktivitas dan latihan

4. Sebelum sakit :

3 = dibantu orang lain dan alat

1. Selama sakit :

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3

(14)

 = alat bantu

 = dibantu oranglain

 = dibantu orang lain dan alat

5. Pola tidur dan istirahat  Lama tidur siang 2 jam  Lama tidur malam 7 jam

 Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya

6. Pola kognitif dan persepsi sensori

Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri pasien dan akhirnya dapat mempengaruhi jumlah stressor yang dialami pasien sehingga kemungkinan terjadi serangan asma berulang akan semakin tinggi.

7. Pola persepsi diri

Klien yakin penyakitnya akan sembuh.

8. Pola seksualitas dan reproduksi

Klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.

9. Pola peran hubungan

Klien sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang mempunyai hubungan

baik dengan keluarganya.

10.Pola managemen koping – stress

Klien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.

11.Sistem nilai dan kepercayaan

Klien beragama Islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

(15)

Keadaan umum : klien tampak sesak

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan darah : 130/70 mmHg

Frekuensi nafas : 36x/menit

Nadi :76x/menit

Suhu : 37o C

Pemeriksaan fisik head to toe 1. Kepala

Mata : Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, lensa jernih, pupil isokor, reflek cahaya langsung +/+

1. Thorax

Paru

– Inspeksi : gerakan dada kanan dan kiri simetris

– Palpasi : taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding dada (+)

– Auskultasi : suara napas klien terdengar wheezing

Jantung

– Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

– Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V

– Auskultasi : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)

1. Abdomen

 Inspeksi : perut cembung, asites (-)

(16)

 Auskultasi : bising usus normal

1. Ekstremitas

Superior : Oedem (-)

Sianosis(-)

Akral dingin(-)

Turgor kulit : normal

Inferior : Oedem(-)

Sianosis(-)

Akral dingin(-)

Turgor kulit : normal

Hasil Pemeriksaan Diagnostik 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan Ny.H didapatkan hasil sebagai berikut.

 Sputum berwarna putih kental  Hb = 15,5 gr%

 Leukosit = 17.000/mm3  Trombosit 260.000/mm3  Ht = 47vol%

2. Hasil Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.

(17)

3. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru

4. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

5. Hasil Pemeriksaan Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :

1. Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.

2. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right bundle branch block).

3. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.

4. Hasil Pemeriksaan X-ray dada/thorax

Hal pemeriksaan yang didapatkan hasil paru dalam batas normal.

Problem List

No Tanggal Data Problem Etiologi

1 03 Maret

2015 DS:

1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.

DO:

Pemeriksaan Fisik:

(18)

b. sputum berwarna putih kental

c. tingkat kesadaran: kompos mentish

d. TTV: RR = 36x/menitBersihan jalan nafas tidak efektifBronkopasme à dispnea, wheezing, batuk sputumRZ203 Maret 2015DS:

1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.

2. Pasien mengatakan merasa gelisah karena adanya penumpukan sekret

DO:

Pemeriksaan Fisik:

a. suara napas klien terdengar wheezing

b. resonan pada perkusi dinding dada

c. sputum berwarna putih kental

d. tanda-tanda vital: RR = 36x/menitGangguan pertukaran gasGangguan suplai oksigen (Alveoli Tertutup à hipoksemia)

3. 03 Maret 2015

DS:

1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.

DO:

Pemeriksaan Fisik:

a. Klien tampak cemas

b. suara napas klien terdengar wheezing

(19)

1. Pasien mengaku tidak nafsu makan

2. Intake makanan :

a. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk

b. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk

3. Intake cairan :

a. Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih

b. Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih

DO:

1. Makanan pasien tidak habisPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhAnoreksia à deficit cairan dan nutrisi

Prioritas Diagnosis Keperawatan

1. Dx I : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme ditandai dengan

(20)

1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.

DO:

Pemeriksaan Fisik:

1. suara napas klien terdengar wheezing 2. resonan pada perkusi dinding dada 3. sputum berwarna putih kental 4. TTV: RR = 36x/menit

2. Dx II : Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen (bronkospasme) ditandai dengan

DS:

1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.

DO:

Pemeriksaan Fisik:

1. retraksi dinding dada (+)

2. suara napas klien terdengar wheezing 3. resonan pada perkusi dinding dada 4. sputum berwarna putih kental 5. TTV: RR = 36x/menit

3. Dx III : Intoleransi aktivitas b.d ketidakadequatan suplai Oksigen ditandai dengan

DS:

(21)

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.

DO:

1. Klien tampak cemas

2. Suara napas klien terdengar wheezing 3. Pemeriksaan Fisik:

TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o C

4. Dx IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia ditandai dengan

DS:

1. Pasien mengaku tidak nafsu makan 2. Intake makanan :

1. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk 2. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk 3. Intake cairan :

4. Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih 5. Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih

DO:

1. Makanan pasien tidak habis

Nursing Care Plan / Intervensi

No Tanggal Jam No Dx

Perencanaan

Tujuan dan Kriteria

Hasil Intervensi Rasional

(22)

2015 WIB

I. Menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif setelah dilakukan perawatan selama 2×24 jam, yang ditandai oleh:

1. Mempunyai jalan nafas yang paten

2. Klien tidak merasa sesak nafas

3. Klien dapat mengeluarkan secret secara efektif

4. Irama nafas teratur

5. Pada pemeriksaan auskultasi:Whezing (-)

a. Frekuensi pernafasan (20-30 x/menit)

b. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas

c. Ukur frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi-ekspirasi

d. Kaji pasien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur

e. Bantu klien nafas dalam

f. Kolaborasi pemberian obat golongan B2 (Agonis),Kortikosteroid

g. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum seperti warna, karakter, jumlah, dan bau:

a. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas

b. Pernafasan dapat melambat

c. Peninggi kepala tempat tidur mempermudah pernafasan dengan menggunakan gravitasi.

d. Ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret ke dalam jalan nafas.

e. Pemberian bronkodilator via inhalasi akan langsung menuju area bronkus yang mengalami spasme sehingga lebih cepat berdilatasi

f. Mencegah pasien dan keluarga merasa cemas saat melihat perubahan secret pasien

(23)

Kriteria hasil:

1. Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD dalam batas normal (pH = 7,35 – 7,45; PaO2 = 80 – 100 mmhg; PaCO2 =38 – 45 mmhg)

2. RR 16-20 x/menit

3. Sianosis (-)

4. Dispnea (-)

5. Klien mau berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai tingkat kemampuan

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir

b. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas

c. Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol

d. Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma

a. Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan

b. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi semifowler

c. PaCO2 yang meningkat dapat menandakan terjadinya kegagalan penafasan

d. Untuk memberikan aksi bronkodolator langsung kedalam pernafasan sehingga dapat memperbaiki pertukaran gas

e. Keluarga adalah orang yang selalu berada disisi klien, yang akan mengetahui lebih banyak mengenai kondisi klien

3). 04 Maret 201507.00 WIB

III. Setelah dilakukan perawatana selama 2×24 jam, pasien dapan menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan ditandai dengan.

(24)

2. TTV dalam batas normal.

3. Frekuensi pernafasan saat beraktivitas dalam batas normala. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.

b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung sealama fase akut sesuai indikasi, dorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat

c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya kesimbangan aktivitas dan istirahat

d. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan

e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien

a. Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi

b. Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat

c. Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan

metabolik,menghemat energi untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan

d. Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

e. menunjukan kerja sama dan pasien merasa lebih diperhatikan

4). 04 Maret 201514.00 WIB .Pemenuhan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi setelah dilakukan intervensi selama 3×24 jam dengan kriteria hasil :

a. nafsu makan pasien akan kembali normal

b. menunjukan pemahaman kebutuhan diet individu

c. menunjukan peningkatan berat badan sesuai tujuan dalam nilai laboratorium normalb.

a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah

b. Pastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai

(25)

d. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet :

a. Berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat

b. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet

c. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan personal dan cultural

d. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet

Implementation 1. No Dx I

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Formatif Paraf 1. 03 Maret 2015 15.00 WIB

a. Mengauskultasi bunyi nafas. Mencatat adanya bunyi nafas

b. Mengukur frekuensi pernafasan. Mencatat rasio inspirasi-ekspirasi.

c. Mengkaji klien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur

d. Membantu klien nafas dalam

e. Berkolaborasi pemberian obat golongan B2

f. Mengajak keluarga ikut serta dalam latihan nafas dalama. Terdengar bunyi nafas klien wheezing

b. Fase inspirasi klien lebih lambat dari pada fase ekspirasi.

c. Klien merasa lebih nyaman dengan menggunakan peninggi kepala di tempat tidur

d. Klien dapat mengontrol dispneu

e. Klien merasa lebih nyaman, spasme jalan nafas klien menurun

(26)

2. No Dx II

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Formatif Paraf

1. 03 Maret

b. Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas

c. Berkolaborasi untuk pemantauan analisis GDA

d. Berkolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol

e. Mengajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asmaa. Terlihat pasien masih menggunakan olebih tinggi

3. No Dx III

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi formatif Paraf

1. 04 Maret 2015 07.00 WIB

a. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Mencatat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.

b. Memberikan lingkungan tenang dan membatasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi, mendorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat

c. Menjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat

d. Membantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Memberikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan

e. melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.

a. TD=110/70

(27)

N =98x/menit

RR= 30x/ menit

b. pasien beristirahat

c. pasien mengerti dan mau melakukannya

d. Pasien terlihat lebih baik dan lebih nyamanZK

4. No Dx IV

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi formatif Paraf

1. 04 Maret

2015

14.00 WIB

a. Mencatat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah

b. Memastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai

c. Mendorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien kecuali kontraindikasi

d. Merujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Pasien terlihat lebih baik

b. Pasien mau makan namun hanya setengah porsiZK

Evaluasi/SOAPIE

No Tanggal/Jam No. Dx Evaluasi Paraf

1. 05 Maret 2015

15.00 WIB

S = Sesak berkurang, batuk berdahak masih ada

O = TD :110/80 mmhg, Suhu : 37 C, Nadi 97 x/menit, Nafas : 24 x/ menit, wheezing (+)

A = masalah teratasi sebagian

(28)

I = Ajarkan klien batuk efektif

E = Klien memperagakan latihan batuk efektif dengan tepatZK2.05 Maret 2015

19.00 WIB

S = Pasien merasakan sesaknya berkurang, dan keadaannya lebih baik

O = TD : 110/80 mmhg, suhu 36C, nadi 90 x/menit, RR= 24x/menit, wheezing (+)

A = masalah teratasi sebagian

P = Terapi dilanjutkan

I = Ajarkan klien nafas dalam

E = Klien memperagakan latihan nafas dalam dengan tepatZK3.06 Maret 2015

07.00 WIB

S = Pasien merasakan sesaknya berkurang, namun merasa masih lemah

O = TD : 110/80 mmhg, suhu 37 C, nadi 95 x/menit, RR= 25x/menit, wheezing (+)

A = masalah teratasi sebagian

P = lanjutkan intervensi keperawatan

I = Anjurkan pasien untuk istirahat

E = Klien istirahatZK4.06 Maret 2015

14.00 WIB

S = Pasien mengatakan mulai nafsu makan namun masih ada sedikit rasa mual

O = makanan habis ¼ porsi

(29)

P = lanjutkan intervensi keperawatan

I = berikan makanan kesukaan pasien yang sesuai dengan diet pasien

E = pasien tidak mual, makanan habis 1 porsiZK

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC

PERTEMUAN I

Fase Pra Orientasi :

 Role Play : - Perawat : Afif

- Pasien : Putri

- Narrator : Ilmi

(30)

- Kameramen : Agustin & Falah

 Kondisi pasien :

DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktifitas.

DO : 1. Suara nafas klien Whezzing 2. Sputum berwana putih kental 3. RR: 36x/menit

Diagnosa Medis : Asma Bronkial

Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Intervensi :

1. Auskultasi Bunyi Nafas 2. Ukur Frekuensi Pernafasan 3. Kaji Pasien untuk posisi nyaman

4. Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon

Persiapan Alat :

1. Stetoscope 2. Jam detik

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Afif , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu boleh tahu nama mbak siapa?

Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?

Kontrak

Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?

(31)

1. Permisi mbak pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada bunyi nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik nafas dalam lalu hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.

2. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan untuk rentang normalnya 18-20x/menit

3. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih meninggikan bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan membantu mbak untuk meninggikan bagian kepala mbak 4. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya

bantu Terminasi

1. Evaluasi

 S : Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?

 O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?

2. RTL

Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat kembali

3. Kontrak

(32)

PERTEMUAN II Fase Pra Orientasi :

 Role Play : - Perawat : Nila

- Pasien : Putri

- Narrator : Ilmi

- Keluarga : Afif

- Kameramen : Agustin & Falah

(33)

DS: 1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan

selama 1 minggu terakhir.

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.

DO: Pemeriksaan Fisik 6. retraksi dinding dada (+)

7. suara napas klien terdengar wheezing 8. resonan pada perkusi dinding dada 9. sputum berwarna putih kental 10. TTV:

RR : 36x/mnt

Suhu : 37o C

TD : 130/70 mmHg

N : 80x/mnt

Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas

Diagnosa Medis : Asma Bronkeal

 Intervensi :

 Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir

 Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas

 Observasi TTV

 Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol

 Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma

(34)

Persiapan Alat :

- Selang oksigen - Thermometer - Tensimeter - Stetoskop - Jam detik

II. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik Selamat siang mbak ..

Perkenalkan nama saya Nila, saya adalah salahsatu mahasiswa yang praktek disini, siang ini saya akan merawat mbak dari pukul 12.00-17.00. Kalau saya boleh tahu, nama mbak siapa ?

2. Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di keluhkan saat ini ? Apakah sudah baikan setelah saya priksa?

3. Kontrak

Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?

(35)

1. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa frekuensi, kedalaman pernafasan, coba mbak menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan kemudian hembuskan.

2. Mari mbak saya bantu untuk mengatur posisi kepala mbak, dengan meninggikan kepala tempat tidur, ini dilakukan agar mbak posisinya nyaman dan mudah bernafas. 3. Sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh,

nadi, tekanan darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan darah mbak 130/70mmHg, suhu mbak 37o C perjnafasan mbak 36x/menit, dan nadi mbak 80x/menit.

4. Selnjutnya saya akan memberikan pemberian bronkodilator secara aerosol.

5. Kemudian saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar tidak mengalami stress atau kelelahan untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak dalam melakukan aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika mbak ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak keluarga juga membantu.

IV. Terminasi 4. Evaluasi

 S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?

 O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?

5. RTL

Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya Putri yang akan mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak selanjutnya.

(36)

Baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan Call Button untuk memanggil petugas

kesehatan. untuk malam hari nanti mbak akan bertemu dengan suster Putri yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb

PERTEMUAN III I. Fase Pra Orientasi :

 Role Play : - - Perawat : Putri

- Pasien : Afif

- Narrator : Ilmi

- Keluarga : Nila

(37)

 Kondisi pasien :

DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktifitas.

DO : 1. Klien tampak cemas

2. Suara nafas klien terdengar wheezing 3. Pemeriksaan fisik

TTV : RR : 25x/menit , suhu : 37,5’C Diagnosa Medis : Asma Bronkial Diagnosa Keperawatan : Intoleransi Aktifitas

Intervensi :

1. Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas, catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan & perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitas. 2. Observasi TTV

3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.

1. Persiapan Alat :

- Thermometer - Tensimeter - Stetoskop - Jam detik

II. Fase Orientasi 4. Salam terapeutik

Selamat malam mbak ?

(38)

5. Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?

6. Kontrak

Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?

III. Fase Kerja

6. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada pernafasan mbak coba mbak menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan kemudian hembuskan

7. sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan darah mbak 120/80mmHg, suhu mbak 37,5'C, pernafasan mbak 18x/menit, dan nadi mbak 80x/menit.

8. selanjutnya saya akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan mbak maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar tidak mengalami stress untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak Harianti dalam melakukan aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan jika mbak Erika ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak keluarga juga membantu.

IV. Terminasi Evaluasi

(39)

 O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?

V. RTL

Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama Agustin yang akan mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.

VI. Kontrak

baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang

perawat atau mbak bisa menekan Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan suster Erika yang akan

memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb

PERTEMUAN IV Fase Pra Orientasi :

 Role Play :

- Perawat : Agustin

- Pasien : Putri

(40)

- Keluarga : Nila

- Kameramen : Afif & Falah

Kondisi pasien : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

DS:

6. Pasien mengaku tidak nafsu makan 7. Intake makanan :

1. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk 2. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk 8. Intake cairan :

9. Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih 10. Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih

DO:

2. Makanan pasien tidak habis

DX Medis : Asma Bronkial

Intervensi :

a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah

b. Pastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai

c. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien kecuali kontraindikasi

d. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta. Berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat

e. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet

f. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan personal dan cultural

g. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet

(41)

- Thermometer - Tensimeter - Stetoskop - Jam detik I. Fase Orientasi

7. Salam terapeutik Selamat malam mbak ?

Perkenalkan nama saya Agustin, saya salah mahasiswa praktek disini pada shift pagi. Kalau saya boleh tahu, nama mbak siapa ?

8. Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?

9. Kontrak

Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak bersedia ?

II. Fase Kerja

9. Baiklah mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada mata mbak coba mbak membuka dan menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tolong jawap pertannyaan saya siapa nama lengkap mbak ?, dan sekarang tolong tangan mbak di gerakkan ke atas ya mbak.

10. sekarang saya akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan darah mbak 120/80mmHg, suhu mbak 37,’C, pernafasan mbak 25x/menit, dan nadi mbak 80x/menit.

(42)

tolong untuk membantu. dan jika mbak Erika ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak keluarga juga membantu.

5. Terminasi 7. Evaluasi

 S : bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah nyaman ?

 O : Bagaimana mbak apakah sudah mengerti dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak jelaskan apa yang sudah saya jelaskan tadi ?

8. RTL

Baiklah mbak, karena saya sudah selesai memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan dulu, untuk besok pagi akan dilanjutkan sama rekan saya yang bernama perawat Falah yang akan mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak.

PERTEMUAN V Fase Pra Orientasi :

 Role Play : - Perawat : Falah

- Pasien : Putri

- Narrator : Ilmi

- Keluarga : Nila

- Kameramen : Agustin & Afif

(43)

DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktifitas.

DO : 1. Suara nafas klien Whezzing 2. Sputum berwana putih kental 3. RR: 36x/menit

Diagnosa Medis : Asma Bronkial

Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Intervensi :

5. Auskultasi Bunyi Nafas 6. Ukur Frekuensi Pernafasan 7. Kaji Pasien untuk posisi nyaman

8. Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon

Persiapan Alat :

3. Stetoscope 4. Jam detik

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Selamat pagi mbak , perkenalkan nama saya Falah , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu boleh tahu nama mbak siapa?

Evaluasi

Bagaimana mbak keadaannya sekarang ? apa yang di kelukan saat ini ?

Kontrak

Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak selama 10 menit, apakah mbak bersedia?

Fase Kerja

(44)

bajunya ? tarik nafas dalam lalu hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara tambahan.

7. Baik mbak , untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan 36x/menit, sedangkan untuk rentang normalnya 18-20x/menit

8. Mbak untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih meninggikan bagian kepala mbak, apa mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan membantu mbak untuk meninggikan bagian kepala mbak 9. Untuk mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya

bantu Terminasi

9. Evaluasi

 S : Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?

 O : Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?

10. RTL

Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang – bincang , mbak sekarang bisa istirahat kembali

11. Kontrak

baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang

perawat atau mbak bisa menekan Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk siang hari nanti mbak akan bertemu dengan suster Falah yang akan

(45)

PERTEMUAN VI

I. Fase Pra-Orientasi

 Role Play : - Perawat : Ilmi

- Pasien : Putri

- Narrator : Afif

- Keluarga : Nila

- Kameramen : Agustin & Falah

(46)

DS : Px mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental yang telah dirasakan selama 1 minggu.Keluhan ini terjadi saat klien,sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas

DO : Px tampak cemas

Suara nafas px terdengar wheezing

Pemeriksaan Fisik RR : 36x/ menit suhu : 37

 Diagnosa Medis : Asma Bronkhial

 Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak kuatan suplai O2 ditandai dengan sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental

 Intervensi :

- Kaji frekuensi pernafasan / TTV

- Bantu Px untuk memilih posisi yang mudah

- Kolaborasikan pemberian brongkoldilator secara aerosol

- Ajak keluarga berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami asma

- Beri obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon

 Persiapan Alat : -Stetoskop -Tensi meter

Selamat siang mbak , saya Ilmi Mahasiswa Bina Sehat PPNI yang praktek dirumah sakit ini , kebetulan saya shift pada siang hari ini, mohon maaf sebelumnya nama mbak siapa?

(47)

Bagaimana Mbak keadaannya sekarang ? Apa yang ibu rasakan saat ini mbak?

3) Kontrak

Baiklah, Mbak. Siang ini saya akan melakukan observasi TTV selama 10 menit, apa mbak bersedia?

III. Fase Kerja

a. Baik mbak disini saya akan memeriksa TTV dan frekuensi pernafasan mbak, bisakah mbak membuka sedikit baju mbak? Agar saya bisa memeriksa keadaan mbak dengan baik

b. Permisi mbak, mari saya bantu untuk memilih posisi yang mudah dalam mbak mengambil pernafasan.

c. Setelah itu saya akan berkolaborasi pemberian obat kepada dokter untuk memudahkan mbak dalam pernafasan

d. Untuk keluarga mbak bila mana mbak mengalami asma lagi bapak atau ibu bisa memencet tombol untuk memanggil perawat

a. Fase Terminasi 1) Evaluasi

S : apakah mbak sudah mengerti apa yang saya anjurkan tadi?

O : Coba mbak sebutkan sedikit apa yang saya anjurkan tadi kepada mbak

2) Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Baik mbak saya akan memberikan obat kepada mbak sesuai dengan resep yang telah diberikan dokter ,apabila mbak ada keluhan / kambuh lagi segara mbak konsultasi ke dokter

3) Kontrak

(48)

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda – tanda vital : Tekanan darah : 120/70 mmHg, suhu : 37 ᵒC, nadi : 80 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit,

umur, jenis kelamin, tekanan darah, denyut nadi, laju pernafasan, suhu tubuh, syok, dan fase DBD. Lokasi penelitian di

Perencanaan yang diberikan pada An “Y” umur 3 tahun 7 bulan dengan demam tifoid yaitu: bina hubungan saling percaya, observasi tanda-tanda vital (nadi suhu dan

Intervensi atau rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, kaji kekuatan otot

Menurut : Pada pengkajian data fokus di temukan suhu tubuh meningkat kurang lebih 39 ᴼ C, riwayat infeksi saluran napas,tekanan darah menurun, denyut nadi

1) Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bayi yang meliputi keadaan umum baik, Tanda-tanda vital normal, pernafasan 56 kali/menit, suhu 37 0 C, nadi 128 kali/menit. Ibu

Diagnosa I Nyeri Akut subye ktif : Tn.C.N mengatakan, obyektif : skala nyeri 2 (nyeri ringan )tanda-tanda vital : tekanan darah 170/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan

Pengukuran Tanda-Tanda Vital yang terdir i dar i pengukuran suhu tubuh, pengukuran denyut nadi, pengukuran irama nafas dan tekanan darah selalu dilakukan oleh tim pelayan kesehatan