• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan morfologi tanaman kopi docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan morfologi tanaman kopi docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di dunia. Banyak perkebunan di Indonesia sendiri yang membudidayakan tanaman kopi, terutama di daerah Jawa timur, sehingga tanaman kopi ini menjadi salah satu tanaman perkebunan unggulan yang ada di Indonesia, dikarenakan permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti hal kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (asam, aroma, rasa) yang unik dan nikmat, sehingga permintaan produk kopi dari jenis kopi tersebut menjadi produk yang paing banyak diminati konsumen sehingga mampu meningkatkan permintaan terhadap produk tersebut.

Menurut data dari World bank, pada periode 3 tahun yaitu tahun 2005-2008, Indonesia merupakan eksportir kopi ke-4 dunia, dengan kontribusi rata-rata sebesar 4,76 persen. Brasil menempati posisi pertama dengan kontribusi rata-rata sebesar 24,30 persen, di ikuti dengan Vietnam (17,94 persen) dan Columbia (10,65 persen). Negara tujuan ekspor kopi Indonesia yaitu Amerika Serikat dengan kontribusi rata-rata sebesar 19,35 persen dari total ekspor kopi Indonesia, serta ke Jepang, Jerman dan Italia, masing-masing dengan kontribusi rata-rata sebesar 14,96 persen, 15,88 persen, dan 6,71 persen, sehingga jelas Indonesia mampu menyumbang sebagian besar kebutuhan kopi di dunia.

(2)

sebesar 47.181,46 ha dengan total produksi hanya sebesar 19.384,69 ton, karena produktivitasnya yang masih sangat rendah yaitu hanya sebesar 636,24 kg/ha/tahun, sementara potensi produksinya dapat mencapai 1.500 kg/ha/tahun.

Masalah yang dihadapi kopi Indonesia saat ini di pasaran Internasional adalah rendahnya mutu kopi yang umumnya dihasilkan oleh perkebunan rakyat. Untuk itu perlu perbaikan dibidang produksi berupa masa pra panen maupun pasca panen. Perlu lebih di tingkatkan penyuluhan dan bimbingan kepada petani produsen dalam menggunakan bibit, perawatan tanaman, melakukan panen dalam waktu yang tepat serta pengolahan hasil yang lebih baik sehingga menghasilkan kopi yang bermutu tinggi. Menurunnya hasil produksi kopi disebabkan oleh beberapa faktor diantanya adalah budidaya petani saat dilapng, baik itu pennaman, pemupukan, pengairan, pemangkasan dan masih banyak lagi.

Rendahnya produktivitas kopi di antaranya disebabkan kecocokan lahan terhadap varietas kopi yang akan ditanam, teknik budidaya serta pemeliharaan harus dilakukan secara teratur dan berkala. Selain itu permasalahan yang muncul yaitu kurangnya interaksi di pasar internasional, untuk itu perlu perbaikan dibidang produksi berupa masa pra panen maupun pasca panen. Perlu lebih di tingkatkan penyuluhan dan bimbingan kepada petani produsen dalam menggunakan bibit, perawatan tanaman, melakukan panen dalam waktu yang tepat serta pengolahan hasil yang lebih baik sehingga menghasilkan kopi yang bermutu tinggi. Oleh karenanya agar mendapatkan kultivar yang unggul dan sesuai dengan kondisi zona agroekologi tanaman kopi, maka kita perlu mempelajari dan mengidentifikasi morfologi tanaman kopi.

1.2 Tujuan

(3)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kopi (Coffea sp.) termasuk familia Rubiaceae dan merupakan tanaman tropis yang banyak diperdagangkan di dunia. Dalam perkembangannya di dunia dikenal dua macam kopi yakni kopi Arabica dan Robusta. Di Indonesia tanaman kopi (Coffea sp.) sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas (Rohmah, 2010). Menurut Wanggai (2007), Bila penerapan teknologi budidaya di perkebunan kopi rakyat tersebut diperbaiki, produksinya bisa ditingkatkan. Di Indonesia sendiri kopi Robusta menjadi produksi kopi tertinggi mencapai 89,1% dari total produksi kopi Indonesia, sehingga dengan begitu sebagai besar hasil produksi kopi Indonesia masuk ke produk ekspor dengan menjadi eksportir ke empat di dunia

Kopi merupakan salah satu dari komoditas pertanian terkenal yang memiliki tingkat konsumsi tinggi di dunia dan lebih dari 60 negara yang memproduksi tanaman ini. Dalam budidaya tanaman kopi, ada empat faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi, yaitu: (1) teknik penyediaan sarana produksi, (2) proses produksi/budidaya, (3) teknik penanganan pasca panen dan pengolahan (agroindustri), dan (4) sistem pemasarannya. Keempat-empatnya merupakan kegiatan yang berkesinambungan yang harus diterapkan dengan baik dan benar (Vidal et al., 2010). Menurut Mahfud (2012), Semua spesies kopi berbunga berwarna putih yang beraroma wangi. Bunga tersebut muncul pada ketiak daunnya. Adapun buah kopi tersusun dari kulit buah (epicarp), daging buah (mesocarp) dikenal dengan sebutan pulp, dan kulit tanduk (endocarp). Buah yang terbantuk akan matang selama7-12 bulan. Setiap bulan kopi memiliki dua biji dimana biji kopi dibungkus kulit keras disebut kulit tanduk (parchment skin).

(4)

menjadi pemasok kopi terbesar di Indonesia yaitu Lampung dan produk hasil produk kopinya banyak yang diekspor ke luar negeri. Provinsi Lampung selama ini sudah dikenal sebagai produsen kopi nomor satu di Indonesia. Cara membudidayakan tanaman kopi secara umum dengan cara agroforestri yaitu teknik pembudidayaan yang sedikit mirip dengan hutan, di mana tanaman kopi di tanam dengan cara tumpang sari dengan tanaman lainnya seperti dengan, dadap dan Lamtoro sebagai tanaman penaung.

Menurut Teressa et al (2010) Kopi termasuk keluarga (suku rubiaceae), keluarga coffea,bijinya berkeping dua (dikotil). Adapun akar dari tanaman kopi adalah Akar tunggal, yaitu akar yang lurus masuk ke dalam tanah sebagai penegak tanaman dan menjaga kelembagaan dan penyerap air yang baik sebagai penolong bila terjadi kekeringan. Pada akar tunggal sering timbul akar yang di camping di sebut akar lebar, pada akar-akar lebar tumbuh akar-akar rambut dan bulu-bulu akar, yang berguna untuk mengisap air. Kebutuhan air sangat diutamakan bagi tanaman kopi sehingga cocok di tanam ditempat yang lumayan ternaungi.

Sebuah estimasi atau penaksiran mengenai hasil produksi kopi dalam 600.00 ha mampu memperoleh 350.00 ton produksi bersih setiap tahunnya, sehingga dapat diperkirakan produksi kopi yang dihasilkan jika dilakukan di negara yang memiliki keadaan iklim yang cocok dan pas untuk ditanami tanaman kopi (Pádua et al., 2014). Menurut Aak (1988), Tanaman kopi membutuhkan 3 tahun dari saat perkecambahan sampai menjadi tanaman berbunga dan menghasilkan kopi, sehingga tanaman kopi juga disebut tanaman tahunan. Adapun buah kopi tersusun dari kulit buah (epicarp), daging buah (mesocarp) dikenal dengan sebutan pulp, dan kulit tanduk (endocarp).

(5)

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan dengan judul acara Identifikasi Morfologi Tanaman Kopi dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 September 2015 pukul 15.15 sampai dengan selesai bertempat di Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

1. Kamera 2. Alat Tulis 3. Pensil Warna

3.2.2 Bahan 1. Tanaman Kopi

3.3 Cara Kerja

1. Mengamati pohon kopi yang sedang berbunga dan berbuah

2. Mengambil gambar dengan kamera, bagian akar (bila memungkinkan, batang, daun, bunga, buah (penampang melintang dan membujur buah dan biji)

(6)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

NO. FOTO KETERANGAN

1. Biji kopi Dalam 1 kelompok, buah kopi berwarna hijau saat masih muda, buah yang masak berwarna merah, kopi mengandung 2 butir biji, satu butir biji berbentuk bulat.

2. Daun kopi Tanaman kopi memiliki bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting yang tersusun secara berdampingan. Daun dewasa berwarna hijau tua, sedangkan daun yang masih muda berwarna perunggu

3. Batang kopi A. Cabang Orthotrop

Cabang tumbuh tegak dan lurus ke atas. B. Cabang Plagiotrop

Cabang yang tumbuh pada batang utama dan berasal dari cabang primer.

4. Bunga kopi Bunga tanaman kopi tumbuh pada cabang primer atau cabang sekunder, yang tersusun berkelompok yang masing – masing terdiri dari 4 – 6 kuntuk bunga.

(7)

samping yang menurun ke bawah sepanjang 2 – 3 m. selain itu banyak pula akar cabang samping yang panjangnya 1 – 2 m horisontal, sedalam kurang lebih 30 cm, dan bercabang merata

6 Biji Kopi Biji kopi dibungkus kulit keras disebut kulit tanduk (parchment skin). Biji mempunyai alur pada bagian batangnya. Kopi excelsa memilik buah yang biasanya berkeping 2 bijinya cenderung lebih “datar” sedangkan Kopi Robusta 1 keping biji dan lebih besar dari pada kopi excelsa.

4.2 Pembahasan

Morfologi tanaman kopi terdiri dari akar, batang, daun, buah, dan bunga. Morfologi tanaman kopi mulai dari batang, daun, buah, bunga dan akar mempunyai fungsi atau manfaatnya masing-masing. Berikut ini adalah keterangan dari morfologi tanaman kopi yaitu :

1. Akar

(8)

2. Batang

Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. Pohon kopi berbatang tegak lurus dan beruas-ruas hamper pada tiap tumbuh kuncup-kuncup pada batang dan cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering tumbuh cabang yang tegak lurus, yang disebut cabang (orthotrop) nama cabang atau tunas-tunas yang tumbuh pada batang itu bisa disebut tunas air atau cabang air dan cabang yang tumbuh kesamping disebut plagiotrop.

3. Daun

Kopi mempunyai daun bulat telur ujungnya agak meruncing sampai bulat tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan pada ketiak. Daun lebar, memanjang lebar, 20-30 cm panjangnya, 10-16 cm lebarnya, urat daun tenggelam, sehingga permukaan daun jelas berlekuk-lekuk. Pangkal daun membulat. Tangkai daun 1 cm, tulang samping lk 10-12 pasang; helaian daun mengkilat, ujung meruncing mendadak dari bagian yang mula-mula membulat.

akar sekunder

akar tersier

(9)

4. Bunga

Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol. Tumbuhnya bunga kopi pada ketiak-ketiak cabang primer tersusun berkelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-6 kuntum bunga yang bertangkai pendek. Pada tiap-tiap ketiak daun dapat tumbuh 3-4 kelompok bunga maka pada tiap buku dapat tumbuh ± 30 kuntum bunga atau lebih dan pada musim berbunga.

5. Buah

(10)

tetapi kadang-kadang hanya mengandung satu butir saja. Biji kopi ini disebut biji kopi lanang/kopi jantan/kopi bulat.

Tanaman kopi memiliki dua cabang yang memiliki perbedaan spesifik, yaitu cabang plagiotrop dan cabang otrthotrop. Cabang Primer (cabang plagiotrop) merupakan cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3). berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga. Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop) sendiri merupakan cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer.

(11)

Sedangkan untuk kopi daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun bergelombang. Tanaman kopi robusta lebih resisten terhadap penyakit dan tumbuh pada ketinggian 400-700 m dpl, tetapi masih toleran pada ketinggian kurang dari 400 m dpl, dengan temperatur 21-24° C. Daerah yang bulan kering 3-4 bulan secara berturut-turut, dengan 3-4 kali hujan kiriman. Produksi lebih tinggi daripada kopi arabika dan excelsa (rata-rata ± 9 – 13 ku kopi beras/ha/th) dan bila dikelola secara intensif bisa berproduksi 20 kw/ha/th. Kualitas buah lebih rendah daripada kopi arabika, tetapi lebih tinggi dari pada kopi liberica. Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein lebih banyak.

Permasalahan yang sering muncul dalam budidaya tanaman kopi yaitu menurunnya produksi kopi dikarenakan kurangnya pemahaman petani akan morfologi tanaman kopi dan fungsi masing-masing dari morfologi tersebut. Untuk mengatasi masalah itu maka kita perlu mempelajari tentang morfologi tanaman kopi mulai dari batang, daun, buah, bunga dan akar yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Dengan memahami tiap-tiap morfologi tersebut maka para petani dapat mengatasi permasalahan pada tanaman kopi dengan memahami fungsi dan karakteristik dari organ tanaman kopi. Dengan mengetahui morfologi tanaman kopi kita mampu mengetahui cara membudidayakan tanaman kopi berdasarkan karakteristiknya masing- masing

Perkembangan kopi Indonesia kedepannya mempunyai peluang besar untuk tetap menjadi Negara pengekspor kopi, sudah banyak hasil kopi Indonesia diminati oleh negara- negara lain seperti halnya Singapura, Amerika dan Jerman. Ditambah lagi terdapat produk kopi Nasional yang berbasis organik dari hasil pembudidayaan tanaman kopi secara organik, karena produk organik merupakan produk yang banyak diminati oleh kebanyakan konsumen lokal dan luar negeri. Dan sekarang pemasaran kopi olahan jatuh pada kelas besar yaitu industri pengolahan kopi yang menghasilkan kopi bubuk, kopi instant atau kopi mix dan kopi olahan lainnya yang produknya dipasarkan di berbagai daerah.

(12)

1. Morfologi tanaman kopi terdiri dari bunga, batang, cabang, biji, buah dan akar, masing-masing mempunyai fungsi dan karakteristik yang berbeda-beda. 2. Tanaman kopi memiliki dua cabang yang memiliki perbedaan spesifik, yaitu

cabang plagiotrop (cabang yang kesamping) dan cabang otrthotrop (cabang yang tegak lurus).

3. Jenis kopi Excelsa dan Robusta memiliki perbedaan masing-masing mulai dari bentuk dan ukuran daun, bentuk batang dan cabang, bentuk buah, bentuk dan jumlah bunga serta bentuk akar.

4. Tanaman kopi robusta lebih resisten terhadap penyakit dan tumbuh pada ketinggian 400-700 m dpl, tetapi masih toleran pada ketinggian kurang dari 400 m dpl, dengan temperatur 21-24° C.

5. Perkembangan kopi Indonesia kedepannya mempunyai peluang besar untuk menjadi Negara pengekspor kopi, sudah banyak hasil kopi Indonesia diminati oleh negara- negara lain seperti halnya Singapura, Amerika dan Jerman.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum praktikan lebih di beri wawasan atau pengertian dan ditunjukkan mana bagian-bagian tanaman baik itu struktur buah, daun, struktur batang, bunga dan akar sehingga praktikan lebih memahami morfologi kopi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).

(13)

Maharani, Juwita S., F.X. Susilo, I Gede S., dan Joko P. 2013. Keterjadian Penyakit Tersebab Jamur pada Hama Penggerek Buah Kopi (PBKO) di Pertanaman Kopi Agroforestri. Agrotek Tropika, 1(1): 86-91.

Mahfud, Moh. Cholil. 2012. Teknologi dan Strategi Pengendalian Penyakit Karat Daun untuk Meningkatkan Produksi Kopi Nasional, Pengembangan Inovasi Pertanian, 5(1): 44-57.

Michael, W. G., Sentayehu A., Taye K., and Tadesse B. 2013. Genetic Diversity Analysis of Some Ethiopian Specialty Coffee (Coffea arabica L.) Germplasm Accessions Based on Morphological Traits. Time Journals of Agriculture and Veterinary Sciences, 1(4): 47-54.

Pádua, Marlúcia S., Luciano Vilela P., Luciano Coutinho da S., Kalynka Gabriella do L., Eduardo A., and Ana Hortência Fonseca Castro. 2014. Morphological Characteristics and Cell Viability of Coffee Plants Calli. Ciência Rural, Santa Maria, 4(4): 660-665.

Rohmah, Miftakhur. 2010. Aktifitas Antioksidan Campuran Kopi Robusta (Coffea cannephora) dengan Kayu Manis (Cinnamomun burmanii). Teknologi pertanian, 6(2): 50-54.

Teressa, A., Dominique C., Vincent P., and Pier B. 2010. Genetic Diversity of Arabica Coffee (Coffea arabica L.) Collections. EJAST, 1(1): 63-79.

Vidal, R. O., Luiz G. E. V., M. Falsarella C., and Goncalo A. G. P. 2010. A High-Throughput Data Mining of Single Nucleotide Polymorphisms in Coffea Species Expressed Sequence Tags Suggests Differential Homeologous Gene Expression in The Allotetraploid Coffea arabica. Plant Physiology, 154(1): 1053–1066.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan dalam upaya mendorong nilai ekspor tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat tetapi juga oleh masing-masing daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan

Muhammad Syaifudin & Agus Satmoko (2014: 670) menyampaikan bahwa “Generasi muda tentu akan menjadi generasi penurus bangsa untuk memimpin dan membawa perubahan bagi bangsanya

Bakteri ini memiliki gen-gen pada kromosomnya yang mengkode resistensi intrinsik terhadap banyak antibiotik, termasuk aminoglikosida, flourokuinolon, β-laktam, bahkan

Karena itu, setelah hafal Al Qur'an beliau belajar kitab hadits karya imam Malik bin Anas kepada pengarangnya langsung pada usia yang masih belia.. GURU-GURU BELIAU

Disekitar kita mungkin banyak sekali kita temukan banyak sekali bahan-bahan yang sudah dipakai namun sisanya yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan hanya terbuang sia-sia.Padahal

Penelitian menunjukan bahwa Variabel pemberian motivasi memiliki dimensi sebagai berikut: motivasi langsung pegawai langsung mempersiapkan kelengkapan pekerjaan yang akan digunakan

Berdasarkan uraian dan hasil analisa yang telah dilakukan, diketahui bahwa perangkat pencacah RIA IP.8 dengan Teknik Radioimmunoassay kit RIA dapat digunakan

The 1 st International Conference on Muslim Society and Thought “Muslim Society and Globalization” held by Ushuluddin and Philosophy Department of Sunan Ampel State