1
ANALISIS RISIKO DAN PEMODELAN KINERJA
DURASI PENGADAAN TANAH
PADA PROYEK JALAN TOL DENGAN MENGGUNAKAN
SIMULASI
MONTE CARLOKartika Nur Rahma Putri
Program Studi Magister Teknik Sipil, Pengutamaan Manajemen Rekayasa Konstruksi, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10, Bandung
Email : Kartika_nurrahmaputri@yahoo.com
Abstrak
Proyek jalan tol merupakan salah satu dari proyek infrastruktur yang fokus dikerjakan oleh pemerintah. Proses pengadaan tanah yang lama dan memiliki tingkat ketidakpastian tinggi membuat investor berpikir panjang untuk menyalurkan uangnya dalam investasi jalan tol. Hal ini dapat menghambat usaha pemerintah dalam mengupayakan proyek jalan tol untuk dibangun dengan dana publik.
Pada penelitian ini, risiko-risiko pengadaan tanah pada proyek jalan tol akan diidentifikasi menggunakan sistem manajemen risiko menurut ISO 31000 2009, dan akan dilakukan pemodelan kinerja durasi proyek menggunakan simulasi Monte carlo. Pemodelan kinerja durasi ini ditetapkan berdasarkan target waktu pada UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Pemodelan akan diuji validitasnya dengan kenyataan di lapangan menggunakan proyek Cisumdawu seksi II. Diharapkan dengan diketahuinya risiko utama dan pemodelan kinerja waktu proyek selama ini, baik pemilik proyek (owner), maupun kontraktor dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk dapat menyusun waktu penjadwalan dan mengantisipasi risiko utama di lapangan dengan lebih baik.
Hasil akhir dari penelitian ini didapatkan bahwa risiko utama yang memiliki tingkat kejadian tinggi di lapangan adalah tidak adanya UGK, kurangnya partisipasi masyarakat, kurangnya sumberdaya BPN, dan lamanya proses penyelesaian di Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung. Sementara hasil akhir pemodela n menunjukkan bahwa model yang dihasilkan cukup dapat menggambarkan kenyataan di lapangan sehingga model ini dapat digunakan untuk membuat penjadwalan pengadaan tanah pada proyek selanjutnya dengan baik.
Kata kunci : manajemen risiko, pengadaan tanah, montecarlo
Abstrack
2
In this study, the risks of land acquisition in toll road projects will be identified using a risk management system according to ISO 31000 2009, and will be modeled using Monte carlo simulation. The model of duration permormance is set based on a target date mentioned in Act No. 2 of 2012 on Land Acquisition for Development for Public Interest. The validity of the model will be tested using Cisumdawu section II project. By doing this research, we expect to know the main risk and how to model the duration performance of the project. We hope both project owner and contractors can use the results of this study to devise a scheduling time and anticipate the major risk in the field in a better way.
The final results of this study found that the main risks that have a high probability of occurance are lack of money, lack of community participation, lack of resources BPN, and the length of time to complete land acquisition suit in the District Court and the Supreme Court. While the final results of modeling showed that the model can reasonably describe the reality of the projec so that these models can be used to create the scheduling of land acquisition in the next project well.
1. Pendahuluan
Indonesia sedang berada pada masa pembangunan. Proyek jalan tol merupakan salah satu dari proyek infrastruktur yang dicanangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan sektor transportasi dan distribusi logistik. Selama ini, permasalahan terbesar dalam pembangunan jalan tol terletak pada pengadaan tanah. Kesulitan dan besarnya ketidakpastian dalam pengadaan tanah baik dalam jangka waktu pelaksanaan maupun biaya membuat pemilik proyek kesulitan dalam menentukan risiko dan kondisi proyek. Hal ini membuat proyek menjadi tidak layak untuk didanai secara finansial dan menghambat usaha pemerintah dalam mengupayakan proyek jalan tol untuk menjadi proyek dengan dana publik.
Sejak adanya peraturan bahwa pengadaan tanah merupakan tanggungjawab dari pemerintah, maka seluruh risiko keterlambatan proyek pengadaan tanah ini menjadi ditangung oleh pemerintah.
Dalam dunia konstruksi, kemungkinan adanya risiko selalu ada. Risiko yang tidak diperhitungkan dalam perencanaan awal akan mengakibatkan adanya pembengkakan biaya dan jadwal penyelesaian proyek, bahkan dapat juga berdampak pada tidak selesainya proyek.
Studi yang dilakukan sebelumnya, banyak mengulas mengenai risiko apa saja yang terdapat pada proyek jalan tol dan bagaimana memitigasi risiko tersebut. Pada penelitian kali ini, risiko-risiko tidak hanya diharapkan dapat teridentifikasi, namun dapat juga dijadikan salah satu bahan dalam pemodelan kinerja durasi proyek. Risiko yang akan ditinjau adalah risiko yang terkait dengan pengadaan tanah, mengingat hal ini merupakan permasalahan utama penyebab keterlambatan proyek.
3 mengidentifikasi risiko pengadaan tanah pada pekerjaan proyek jalan tol dengan lebih baik dan akurat.
2. Metoda Penelitian
Tahapan untuk mengerjakan penelitian ini
disajikan dalam gambar 1 sebagai berikut.
Rumusan Masalah
Kajian Literatur
Identifikasi faktor-faktor resiko yang mungkin terjadi pada pembebasan lahan dari literatur dan penelitian terdahulu
Membuat kuesioner dan daftar pertanyaan wawancara
Melakukan pengecekan model dengan simulasi montecarlo
Analisis Hasil Simulasi dan pengolahan data Pengolahan data hasil wawancara dan kuesioner
menggunakan Severity Index.
Kesimpulan dan Saran
Pengambilan data dengan kuesioner dan wawancara, serta melihat berkas dokumen
1. Resiko-resiko yang mungkin terjadi pada proyek pengadaan tanah
2. Kuesioner dan pertanyaan wawancara
Didapatkan data penelitian baik data sekunder dan primer
Didapatkan resiko-resiko besar yang sering terjadi dan berpengaruh terhadap durasi pengadaan tanah.
Didapatkan durasi proyek, grafik sensitivitas, grafik tornado, spider chart
METODE OUTPUT
Menentukan distribusi probabilitas dari aktivitas
utama Didapatkan distribusi probabilitas setiap aktivitas MENGETAHUI FAKTOR RESIKO UTAMA (KUALITATIF)
PEMODELAN (KUANTITATIF)
Wawancara kepada PPK Jalan tol terkait durasi aktual yang terjadi dan terjadi atau tidaknya resiko
besar (sesuai hasil kualitatif) di lapangan
Didapatkan Data durasi aktual setiap jalan tol dan resiko besar yang terjadi di lapangan sehingga dapat
dibuat probabilitas kejadiannya.
Menyusun model kinerja durasi pengadaan tanah Didapatkan Model Kinerja Durasi Pengadaan tanah
Gambar 1 Metode Penelitian
3. Pengolahan Data
Proses pengadaan tanah saat ini merupakan proyek yang mengalami masa transisi dari Perpres 65 Tahun 2006 dengan UU Nomor 2 Tahun 2012. Artinya, proses persiapan dan sebagian
4
3.1 Analisis Risiko Kualitatif
Identifikasi risiko merupakan proses untu melihat risiko apa saja yang ungkin terjadi dalam suatu kegiatan.
Tahapan yang dilakukan dalam identifikasi risiko ini adalah melihat tujuan, durasi, dan batasan yang mungkin menimbulkan risiko dari UU Nomor 2 Tahun 2012, dan mengumpulkan risiko yang mungin terjadi dari studi terdahulu maupun literatur.
Berdasarkan berbagai hal yang telah disebutkan diatas, didapatkan 54 risiko yang mungkin terjadi pada pengadaan tanah. Hasil dari 54 risiko ini akan ditanyakan kepada responden pada kuesioner pertama. Responden merupakan pihak dari Kementerian PUPR, kontraktor, maupun BPJT yang telah terjun di pengadaan tanah. Responden akan diminta untuk mengisi dengan skala likert 1-5 terkait frekuensi terjadinya risiko, dan dampak jika risiko tersebut terjadi.
Nilai kuesioner tersebut kemudian akan diolah dengan menggunakan Severity Index untuk mendapatkan nilai risiko utama. Risiko besar didefinisikan sebagai risiko yang memiliki nilai risiko diatas 12.
� = ∑5�=0�� ��
5 ∑5�=0�� %
Dimana :
ai = Nilai yang diberikan oleh responden
xi = Frekuensi responden
I = 0,1,2,3,4,……..n
n = jumlah responden
x1, x2, x3, x4, x5 = respon frekuensi
responden
a0=0, a1=1, a2=2, a3=3, a4=4, a5 = 5
x0 = frekuensi responden yang memilih
nilai 0
x1= frekuensi responden yang memilih
nilai 1 (sangat rendah/sangat rendah) x2 = frekuensi responden yang memilih
nilai 2 (jarang/rendah)
x3 = frekuensi responden yang memilih
nilai 3 (normal)
x4 = frekuensi responden yang memilih
nilai 4 (cukup sering / cukup tinggi)
X5 = frekuensi responden yang memilih
nilai 5 (sangat sering/sangat tinggi) Nilai Severity Index ini bernilai dari 0 sampai 1, kemudian dikonversi menjadi skala 0 sampai 25 dengan cara :
� = � �
Gambar 2 Tabel Frekuensi vs dampak kejadian
risiko (Sumber : ISO 31000 : 2009)
Dari metode yang dilakukan diatas, didapatkan 9 risiko yang memiliki nilai besar yaitu :
Tabel 1 Kategori Risiko Tinggi
Kode Potensi Risiko Nilai
Risiko
Pihak / hal yang terkait
X3 Keterlambatan pembayaran Uang Ganti kerugian
5
Kode Potensi Risiko Nilai
Risiko
Pihak / hal yang terkait
X5
Pembebasan lahan tidak serentak sehingga menyebabkan kenaikan harga lebih tinggi pada daerah lain yang belum dibebaskan
14.06 PUPR
X6
Inventarisasi data fisik Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah berjalan lama
12.78 BPN
X7 Pengukuran dan pemetaan bidang tanah berjalan
lama 12.22 BPN
X11
Berkas penguasaan dan atau kepemilikan tanah milik warga tidak ada, tidak sesuai atau bermasalah
13.42 BPN
X13
Anggota P2T yang terdiri dari pejabat struktural tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dalam pembebasan lahan
12.25 BPN
X17 Pelaksanaan Musyawarah Penentuan Ganti
kerugian berjalan lama 12.22 Masyarakat
X27 Pemilik tanah menunutut uang ganti rugi tinggi 15.89 Masyarakat
X44
Adanya tumpang tindih peraturan pembebasan tanah untuk lahan milik Kementerian Agama sehingga tim harus menunggu pemrosesan dari pihak kementerian Agama
13.44
Instansi / kementerian
lain
Dari 9 risiko utama ini, akan di breakdown lagi berdasarkan sumber risiko dan disesuaikan dengan
kemungkinan adanya variasi di lapangan. Didapatkan fator risiko baru sebagai berikut.
Tabel 2 Faktor Utama dan Variasi Risiko Pengadaan Tanah
No Faktor Utama
Sumber Risiko Kode Risiko
1
Kementerian Pekerjaan Umum /
BUJT
Y1 Sumber Daya instansi yang memerlukan tanah kurang memadai untuk melaksanakan tahapan dalam aktivitas pengadaan tanah
Y2
Sumberdaya pihak pemerintah provinsi maupun kabupaten kurang memadai untuk melaksanakan tahapan dalam aktivitas pengadaan tanah
Y3 Uang operasional untuk pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah tidak ada atau tersendat
Y4 Uang Ganti Kerugian (UGK) tidak ada atau tersendat pencairannya.
2 Badan Pertanahan Negara
Y5 Kapasitas BPN tidak mencukupi untuk melakukan pengadaan tanah serentak
Y6 Sumberdaya BPN tidak fokus mengerjakan kegiatan pengadaan tanah saja
6
No Faktor Utama
Sumber Risiko Kode Risiko
3 Masyarakat
Y8 Masyarakat perkotaan kawasan pemukiman
Y9 Masyarakat perkotaan kawasan komersil/industri
Y10 Masyarakat pedesaan kawasan permukiman
Y11 Masyarakat pedesaan kawasan komersil/industri
Y12 Masyarakat pedesaan kawasan pertanian/perkebunan
Y13 Masyarakat kaum adat kawasan permukiman
Y14 Masyarakat kurang tanggap terhadap proses pengadaan tanah
4 Instansi Atau Kementerian Lain
Y15 Proses putusan Pengadilan Negeri atau PTUN dalam menangani kasus gugatan masyarakat berjalan lama
Y16 Penyelesaian pengalihan tanah dari instansi lain seperti kementerian agama, kementerian perhutanan, dll berjalan lama
Y17
Tim penilai yang ditunjuk melakukan kesalahan perhitungan sehingga nilai akhir dari tim banyak yang tidak disetujui oleh masyarakat.
Y18 Tim penilai melakukan apraisal dalam waktu yang lama
Y19
Proses putusan Pengadilan Negeri atau Mahkamah Agung dalam menangani kasus gugatan terkait Uang Ganti Kerugian berjalan lama.
3.2 Analisis Risiko Kuantitatif
Berdasaran hasil dari analisis risiko kualitatif, didapatkan 9 risiko utama, yang dijabarkan lagi menjadi 19 sumber faktor (faktor Y) yang mungkin terjadi di lapangan. Untuk mengecek apakah hasil dari faktor risiko di analisis kualitatif ini benar benar terjadi di lapangan, para responden di kuesioner kedua akan diminta untuk mengisi apakah 19 risiko Y tersebut terjadi di proyek yang mereka kerjakan.
Penyebaran kuesioner untuk risiko kualitatif ini ditujukan kepada Pejabat Pembuat Kesepakatan (PPK) untuk masing-masing jalan tol. Pada studi kali ini, dipilih jalan tol yang telah
menerapkan UU Nomor 2 Tahun 2012 atau peralihannya yaitu.
Jalan Tol DKI Jakarta 1. Cibitung Cilincing
2. Cengkareng – Batuceper – Kunciran 3. Akses Tanjung Priuk
Jalan Tol Jawa Barat 4. Soreang – Pasirkoja
5. Cileunyi – Sumedang- Dawuan 1 (Cisumdawu 1)
Jalan Tol Jawa Timur 6. Solo - Ngawi Jalan Tol Luar Jawa
7 8. Bakaheueni-Bandar Lampung-Terbanggi Besar (Bagian dari Trans Sumatera)
Pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah yang terkait dengan hal berikut data proyek, waktu dimulainya pengadaan tanah, persentase selesai pengadaan tanah dengan peraturan lama, persentase selesai pengadaan tanah dengan peraturan baru, durasi masing-masing aktivitas pada peraturan baru yang telah dilaksanakan di lapangan, dan kendala yang dialami di masing-masing PPK dalam menerapkan aturan baru.
Durasi masing-masing aktivitas disesuaikan dengan pemodelan yaitu hanya di empat tahapan pelaksanaan saja seperti tabel berikut.
Tabel 3 Durasi Aktivitas Pelasanaan Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2012
Aktivitas Durasi
PELAKSANAAN 276
hari 1. Identifikasi dan Inventarisasi 79 hari 2. Penetapan Nilai dan Musyawarah
Ganti Kerugian 90 hari
3. Penyelesaian Keputusan Ganti Kerugian
102 hari 4. Pembayaran UGK 35 hari
Risiko utama didefinisikan sebagai risiko yang tingkat kejadian di lapangannya diatas 50 %. Hasil dari kuesioner 2 ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4 Risiko Utama dengan Peluang Terjadi
1. IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI
Y5
Kapasitas BPN tidak mencukupi untuk melakukan pembebasan lahan serentak
75.0%
Y6 Sumberdaya BPN tidak fokus
mengerjakan kegiatan 62.5%
Ko
de Risiko
Persent ase terjadi
pengadaan tanah saja
Y14
Masyarakat kurang tanggap terhadap proses pengadaan tanah
50.0%
2. PENILAIAN GANTI KERUGIAN DAN MUSYAWARAH
Y4
Uang Ganti Kerugian (UGK) tidak ada atau tersendat pencairannya.
75.0%
Y14
Masyarakat kurang tanggap terhadap proses pengadaan tanah
50.0%
3. PENYELESAIAN GUGATAN BENTUK GANTI KERUGIAN
Y19
Proses putusan Pengadilan Negeri atau Mahkamah Agung dalam menangani kasus gugatan terkait Uang Ganti Kerugian berjalan lama.
62.5%
4. PEMBAYARAN UANG GANTI KERUGIAN
Y4
Uang Ganti Kerugian (UGK) tidak ada atau tersendat pencairannya.
85.71 %
Y7
Berkas penguasaan dan atau kepemilikan tanah milik warga tidak ada, tidak sesuai atau bermasalah
14.29 %
4. Pemodelan dan Analisis
Pemodelan kinerja durasi pengadaan tanah dilakukan dengan menggunakan program
Microsoft Project dan simulasi monte carlo
akan dibantu dengan Software @Risk.
4.1 Pemodelan
8
adalah kinerja untuk keempat aktivitas dalam tahap pelaksanaan.
Gambar 3 Model Durasi Pengadaan Tanah Aktivitas Utama
Untuk dapat dilakukan simulasi montecarlo, perlu didapatkan pemodelan distribusi kejadian risiko utama. Karena itu, data hasil dari hasil wawancara akan dicari distribusinya dengan software fit distribution. Semakin banyak data proyek yang didapatkan, akan membuat sebaran distribusi semakin baik dan representatif.
Perhitungan kinerja produktivitas dapat dilihat sebagai berikut.
� � � � � � �
= �� � ℎ �� ℎ
� � � � � �
= �� � ℎ � ℎ �
� = �� � %
Perhitungan seperti diatas dilakukan untuk keenam proyek dan didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 5 Data Produktivitas aktivitas Identifikasi
dan Inventarisasi untuk diplot menjadi PDF
Proyek Kinerja
(%)
Pekan Baru - Kandis 30.73%
Proyek Kinerja
(%)
Soreang - Pasir Koja 60.40%
Bogor Ringroad 85.58%
Bakauheni-Bandar
Lampung-Terbanggi Besar 52.32%
Cibitung Cilincing 28.30%
Cengkareng - Batuceper -
Kunciran 4.63%
Nilai kinerja inilah yang akan diplot dan
dicari distribusinya. Hasilnya sebagai
berikut.
Gambar 4 Hasil Plotting Distribusi Probabilitas
Kegiatan Identifikasi dan Inventarisasi
Distribusi Triangular Kiri Yaitu distribusi yang memiliki sebaran seperti bentuk segitiga dengan parameter nilai
Fre
k
u
e
n
si
9 minimum (a), nilai paling mungkin (b) dan nilai maksimum (c). Untuk distribusi triangular kiri, nilai minimum dan nilai paling mungkin menunjukkan angka yang sama.
Parameter 1 (Minimum) (a) : 0.0463
Parameter 2 (Paling mungkin) (a) : 0.0463
Parameter 3 (Maksimum) (b) : 1.0938
Nilai PDF untuk seluruh aktivitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6 PDF masing-masing aktivitas
No Aktivitas Distribusi Jenis
Distribusi Parameter
1
Identifikasi dan Inventarisasi
Triangular kiri (ramp down)
Parameter 1 (Minimum) (a) : 0.0463
Parameter 2 (Paling mungkin) (a) : 0.0463
Parameter 3 (Maksimum) (b) : 1.0938
2
Penilaian dan Musyawarah
Triangular kanan (ramp up)
Parameter 1 (Minimum) (a) : -0.20044
Parameter 2 (Nilai paling mungkin) (b): 1.0017
Parameter 3 (Maksimum) (b) : 1.0017
3
Penyelesaian Gugatan
UGK
Triangular kiri (ramp down)
Parameter 1 (Minimum) (a) : 0.051289
Parameter 2 (Nilai paling mungkin) (a) : 0.051289
Parameter 3 (Maksimum) (b) : 1.6072
4 Pembayaran UGK
Triangular kiri (ramp down)
Parameter 1 (Minimum) (a) : 0.14228
Parameter 2 (Nilai paling mungkin) (a) : 0.14228
Parameter 3 (Maksimum) (b) : 1.3294
4.2 Simulasi Montecarlo
Setelah seluruh data distribusi masing-masing kegiatan didapatkan, akan dimulai simulasi montecarlo. Pada penelitian kali ini, sumber ketidakpastian adalah kinerja untuk setiap kegiatan, sementara produktivitas
rencana bersifat tetap sesuai dengan data proyek yang sesungguhnya. Simulasi montecarlo ini dilakukan dengan 100x iterasi dan 100x simulasi menggunakan software @RISK.
10 kemudian dikalikan dengan produktivitas rencana, sehingga akan didapatkan produktivitas aktual dari simulasi. Nilai produktivitas rencana bersifat pasti, dan nilai kinerja merupakan hasil simulasi.
Nilai produktivitas simulasi total ini kemudian akan dibandingkan hasilnya dengan nilai produktivitas aktual di cisumdawu, dan dilakukan analisis. Jika
nilai ini mendekati nilai aktual di lapangan, aka simulasi dapat dikatakan sesuai dan merepresentasikan nilai di lapangan.
Produktivitas Rencana yang bernilai pasti (bukan simulasi) didapatkan dengan perhitungan manual. Sementara, produktivitas aktual merupakan nilai kinerja yang terjadi di lapangan dan didapatkan melalui wawancara.
Tabel 7 Input untuk simulasi Montecarlo
Aktivitas
Produktivitas rencana (km/th)
Kinerja Proyek (%) (triangular)
Parameter 1
Parameter 2
Parameter 3
Identifikasi dan inventarisasi 8.96 0.395 0.046 0.046 1.094
Penilaian dan musyawarah 7.87 0.601 -0.200 1.002 1.002
Gugatan ganti kerugian 6.94 0.570 0.052 0.052 1.607
Pembayaran UGK 20.23 0.538 0.142 0.142 1.329
Risk Output (km/th) 23.131
4.3Hasil Simulasi Durasi Proyek Setelah dilakukan Run simulation, akan muncul hasil simulasi yang menunjukkan jika dipilih nilai acak untuk aktivitas 1 sampai aktivitas 4, akan didapatkan nilai Risk output seperti berikut.
Gambar 5 Hasil Simulasi Montecarlo
Parameter Hasil Simulasi Minimum : 9.874 (km/th) Maksimum : 39.527 (km/th) Mean : 23.131 (km/th) Std. Deviasi : 6.704 (km/th) Median : 22.335 (km/th)
Dengan melihat hasil simulasi diatas, dapat ditentukan berapa waktu harus disediakan agar probabilitas proyek dapat diselesaikan dengan tingkat kepercayaan tertentu dalam persen. Misal ingin diketahui berapa nilai proyek dapat diselesaikan adalah 90%.
Probabilitas: P (z < zx) = 90%; Dari tabel ’distribusi standar
normal’ dapat dibaca bahwa
untuk P (z < zx) = 90%, diperoleh
z = 1,28.
= � � � ��� ��− �
. = − ..
= . / ℎ
11
Maka perlu disediakan waktu 31.83 km/th agar 90% yakin proyek dapat diselesaikan.
Namun karena nilai yang disimulasikan merupakan nilai produktivitas, sehingga semakin besar nilai produktivitas, artinya kita mengandaikan bahwa keberjalanan proyek sangat cepat (optimis) maka perlu dilakukan sedikit modifikasi pada nilai persentil. Nilai 90% persentil ini justru akan menjadi tingkat keyakinan di 10%, nilai 80% akan menjadi tingkat keyakinan 20%, dan begitu seterusnya. Dengan begitu, nilai persentil simulasi ini menjadi masuk akal dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8 Percentile hasil simulasi
Percentile
Forecast Value Produktivitas
(km/th)
0% 39.53
10% 31.83
20% 28.84
30% 26.67
Percentile
Forecast Value Produktivitas
(km/th)
40% 24.83
50% 23.13
60% 21.43
70% 19.60
80% 17.42
90% 14.43
100% 9.87
Tabel tersebut menunjukan besarnya tingkat kepercayaan yang akan mempengaruhi keyakinan kinerja durasi proyek pengadaan tanah. Hasil simulasi dapat dilihat pada kolom Forecast Value.
4.4 Analisis
Untuk dapat melakukan validasi apakah simulasi yang dilakukan dapat merepresentasikan nilai di lapangan, dapat kita lakukan perbandingan nilai produktivitas pengerjaan kegiatan pengadaan tanah hasil simulasi dengan yang aktual terjadi di lapangan.
Tabel 9 Perbandingan Hasil Simulasi dengan Aktual di Lapangan
Maka model diatas dinyatakan dapat diterima dan sesuai dengan kenyataan pada Proyek Cisumdawu Karena selisih nilai aktual dengan nilai simulasi (2.62
km/th) lebih kecil daripada standar deviasi yang diizinkan yaitu 6.7 km/th.
Total Per kegiatan
Identifikasi dan inventarisasi 8.96 20.37% 4.71 4.90 -0.19
Penilaian dan musyawarah 7.87 17.88% 4.14 4.63 -0.49
Gugatan ganti kerugian 6.94 15.78% 3.65 2.81 0.84
Pembayaran UGK 20.23 45.98% 10.63 8.16 2.47 Total 43.99 23.13 20.50 2.63
S elisih Aktivitas
23.131
Nilai Produktivitas Hasil
S imulasi (km/th) Produktivitas
Aktual (km/th) Produktivitas
rencana (km/th)
12 Diagram Tornado
Diagram tornado menunjukkan sejauh mana nilai suatu alternatif dapat berubah dengan adanya perubahan suatu kuantitas tertentu. Diagram Tornado menggunakan batang (bar) untuk merepresentasikan payoff range apabila suatu kuantitas (variabel) yang spesifik divariasikan dari ujung yang satu ke ujung yang lain di dalam range yang bersangkutan, dengan mempertahankan semua variabel yang lain pada nilai dasarnya.
Nilai diagram tornado simulasi ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 6 Diagram Tornado Hasil Simulasi
Aktivitas yang paling berpengaruh dalam simulasi ini adalah
1. Pembayaran Uang Ganti Kerugian
2. Penilaian dan Musyawarah Ganti Kerugian
3. Penyelesaian Gugatan Ganti Kerugian
4. Identifikasi dan Inventarisasi 4.5Langkah Penggunaan Hasil
Simulasi
Tahapan yang perlu dilakukan dalam pemanfaatan hasil pemodelan ini adalah sebagai berikut.
1. Mencari nilai input dan tahapan simulasi seperti dijelaskan pada bab sebelumnya
2. Mencari percentile hasil simulasi Dari nilai percentile ini, pengambil keputusan dapat memilih untuk merencanakan penjadwalan proyek dengan tingkat kepercayaan pasti sukses di persentase berapa. Misalnya, untuk menjamin proyek pasti akan selesai di tingkat keyakinan 80%, maka pengambil keputusan akan merencanakan bahwa proyek akan berjalan dengan produktivitas total proyek sebesar 17.42 km/th. Nilai 17,42 km/th ini kemudian dicari nilai simulasi per kegiatan.
Tabel 10 Nilai simulasi kegiatan dengan tingkat keyakinan 80%
No Aktivitas
Nilai bobot produktivitas
Nilai Simulasi (km/th)
Total Per kegiatan
a b c = a * b
1 Identifikasi dan inventarisasi 20.37%
17.42
3.55
2 Penilaian dan musyawarah 17.88% 3.11
3 Penyelesaian gugatan UGK 15.78% 2.75
4 Pembayaran UGK 45.98% 8.01
Panjang yang harus dibebaskan adalah 2,95 km. Maka untuk menentukan durasi proyek ini akan selesai dalam berapa lama, akan
13
Nilai Produktivitas
Misalkan untuk aktifitas 1. Nilai produktivitas hasil simulasi adalah 3.55 km/th. Nilai ini merupakan produktivitas jika tim hanya mengerjakan aktifitas identifikasi dan inventarisasi terus menerus selama 1 tahun atau 240 hari. Karena itu, perlu dihitung nilai produktivitas yang akan dikerjakan dalam 79 hari (Sesuai waktu dalam Undang-undang). Perhitungannya adalah sebagai berikut :
P��dukt���ta� km/t� = N�la� ��mula�� km
/t� � Waktu �e�ua� UU �a�� ta�un �a��
P��dukt���ta� km/t� = . km
/t� � �a�� ta�un �a��
= . / �
Nilai 1.17 km per tahun ini akan sama untuk seluruh tahap 1 sampai 4
Durasi Penyelesaian Proyek Dalam waktu 79 hari, tim hanya akan direncanakan mampu menyelesaikan 1.17 km. Maka jika tanah yang akan dibebaskan adalah 2.95 km, maka durasi penyelesaian didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut.
� ℎ
= � � � ℎ � / ℎ
�
= . . / ℎ ℎ ℎ
= ℎ
Aktifitas identifikasi dan inventarisasi yang ditargetkan akan selesai dalam 79 hari menurut UU Nomor 2 Tahun 2012, jika ingin dijadwalkan dengan tingkat keyakinan 80 %, maka harus dimodelkan untuk selesai dalam 200 hari.
Perhitungan seperti ini dilakukan untuk keempat aktivitas, dan didapatkan hasil seperti pada tabel berikut.
Tabel 11 Perhitungan Durasi Penyelesaian dengan tingkat keyakinan 80%
No Aktivitas
Nilai Simulasi
(km/th)
Waktu Sesuai UU
(hari)
Produktivitas (km/th)
Durasi penyelesaian
(hari)
c d e = c * d /
240 f = 2.95 * d / e
1 Identifikasi dan
inventarisasi 3.55 79 1.17 200
2 Penilaian dan musyawarah 3.11 90 1.17 227
3 Penyelesaian gugatan
UGK 2.75 102 1.17 258
4 Pembayaran UGK 8.01 35 1.17 88
Total 306 773
3. Melakukan perhitungan kemampuan kerja dari tim pengadaan tanah yang
14 yang akan melaksanakan pengadaan tanah, berapa kecepatan tim dalam menyelesaikan tiap tahapan. Nilai ini dapat diperkirakan dari data historis tim PPK, BPN, MA dan PN di aerah tersebut dalam menyelesaikan proses pengadaan tanah. Pertanyaan untuk menghitung kemampuan kerja kurang lebih adalah sebagai berikut.
Mampukah tim PPK dengan mempertimbangkan kemampuan pihak lain seperti BPN, masyarakat, PN, dan MA untuk 2.95 km panjang ruas jalan tol dalam waktu 773 hari?
Jika tidak mampu, maka langkah apa yang harus dilakukan untuk menambah produktivitas? Perbaikan dapat dilakukan dengan melihat Error! Reference source not found..
Jika tim merasa cukup mampu menyelesaikan proyek sesuai target waktu yang telah ditentukan yaitu 773 hari, maka langkah pengerjaan dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya. 4. Analisis oleh pengambil keputusan
Aktivitas pelaksanaan yang seharusnya diselesaikan dalam 306 hari kerja, jika ingin dimodelkan dengan tingkat keyakinan 80 %, maka akan selesai dalam 773 hari. Hal ini menjadi satu informasi bagi pengambil keputusan. Ada dua pilihan yang dapat dilakukan : a. Tetap menjadwalkan bahwa
durasi pengadaan tanah tahap pelaksanaan akan selesai dalam 773 hari dengan tingkat keyakinan 80% pasti berhasil. b. Melakukan penjadwalan dengan
durasi lebih cepat dari 773 hari jika pengambil keputusan merasa tim dapat menyelesaikan proyek dengan lebih cepat. Hal ini tentu akan mengurangi tingat
keyakinan menjadi kurang dari 80 %.
Pengambilan keputusan diatas merupakan wewenang dari pihak yang menentukan, dalam hal ini adalah Ketua PPK Pengadaan Tanah di Jalan Tol yang akan dibangun. Hasil dari penelitian ini hanya memberikan sebuah tambahan informasi baru yaitu peluang kesuksesan proyek dengan percentile tertentu dalam durasi waktu tertentu. Namun keberjalanan proyek tetap tergantung pada pelaksana di lapangan.
5 Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
Hasil dari setiap tahapan penelitian diatas dapat dipergunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian. Simpulan dari seluruh rangkaian hasil penelitian diatas adalah sebagai berikut. 5. Risiko Utama dan tingkat
kejadiannya dalam tahap pelaksanaan pengadaan tanah dari hasil penelitian adalah sebagai berikut.
a. Identifikasi dan Inventarisasi
Kapasitas BPN tidak mencukupi untuk melakukan pembebasan lahan serentak. (75% terjadi)
Sumberdaya BPN tidak fokus mengerjakan kegiatan pengadaan tanah saja. (62.5 % terjadi)
Masyarakat kurang tanggap terhadap proses pengadaan tanah. (50% terjadi)
15
Uang Ganti Kerugian (UGK) tidak ada atau tersendat pencairannya. (75% terjadi)
Masyarakat kurang tanggap terhadap proses pengadaan tanah. (50% terjadi)
c. Penyelesaian Bentuk Gugatan Ganti Kerugian
Proses putusan Pengadilan Negeri atau Mahkamah Agung dalam menangani kasus gugatan terkait Uang Ganti Kerugian berjalan lama. (62.5% terjadi)
Risiko-risiko inilah yang perlu diwaspadai oleh pihak panitia pengadaan tanah untuk proyek selanjutnya.
6. Pemodelan Hasil Simulasi Kegiatan Pengadaan tanah dapat dinyatakan cukup valid karena selisih hasil simulasi dengan kejadian aktual di lapangan masih masuk dalam range standard deviasi simulasi. Nilai PDF untuk setiap kegiatan pada aktivitas pengadaan tanah dapat digunakan pada simulasi selanjutnya. Berikut adalah rangkuman dari seluruh hasil plot distribusi yang dihasilkan sesuai penelitian ini.
a. Identifikasi dan Inventarisasi
Jenis Distribusi : Triangular Kiri
Parameter 1 (Minimum) (a) : 0.0463
Parameter 2 (Paling mungkin) (a) : 0.0463
Parameter 3 (Maksimum) (b) : 1.0938
b. Penilaian dan Musyawarah Ganti Kerugian
Jenis Distrbusi
: Triangular Kanan
Parameter 1 (Minimum) (a) : -0.20044
Parameter 2 (Paling mungkin) (b) : 1.0017
Parameter 3 (Maksimum) (b) : 1.0017
c. Penyelesaian Gugatan Bentuk Ganti Kerugian
Jenis Distribusi : Triangular Kiri
Parameter 1 (Minimum) (a) : 0.051289
Parameter 2 (Paling mungkin) (a) : 0.051289
Parameter 3 (Maksimum) (b) : 1.6072
d. Pembayaran Uang Ganti Kerugian
Jenis Dostribusi : Triangular Kiri
Parameter 1 (Minimum) (a) : 0.14228
Parameter 2 (Paling mungkin) (a) : 0.14228
Parameter 3 (Maksimum) (b) : 1.3294
5.2 Saran
1. Pada penelitian selanjutnya, sampel proyek yang dijadikan sebagai acuan data historis diharapkan lebih banyak daripada penelitian yang dilakukan saat ini, sehingga hasil simulasi dan distribusi akan lebih baik.
16 lain, tentunya diperlukan adanya proyek yang betul-betul telah murni melaksanakan pengadaan tanah dengan menggunakan UU Nomor 2 Tahun 2012 untuk seluruh tahapan. 3. Pada penelitian ini, seluruh proyek
pengadaan tanah dijadikan dalam satu pemodelan yang sama dan diasumsikan memiliki karakteristik yang sama. Padahal, kenyataan di lapangan tidak selalu sama karakteristik antara proyek satu dengan proyek yang lain. Hal ini membuat ketersebaran nilai kinerja dari satu proyek ke proyek lainnya menjadi cukup jauh. Penulis menyadari bahwa hal tersebut merupakan salah satu kekurangan dalam pengerjaan penelitian ini. Karena itu, pada penelitian selanjutnya, penulis memberikan saran untuk membagi jalan tol tersebut berdasarkan beberapa kriteria tertentu seperti :
Lokasi pengadaan tanah : di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dll
Prioritas pemerintah terhadap proyek : Proyek strategis nasional, proyek trans Jawa / Sumatera, atau proyek yang diajukan sendiri oleh pemerintah kabupaten/kota.
Karakteristik atau tipe lahan yang akan dibebaskan : Misalnya yang didominasi oleh pemukiman, kawasan industri, perkebunan, hutan, rawa, dll. Dengan adanya pemisahan karakteristik proyek seperti diatas, penulis memiliki hipotesis bahwa hasil distribusi probabilitas dan pemodelan akan lebih akurat untuk diterapkan pada masing-masing tipe proyek.
6 Daftar Pustaka
Badan Pengatur Jalan Tol (2014): Peluang Investasi Jalan Tol di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum.
Flanagan, Roger dan Norman, George. (1993): Risk management and constrution, Blackwell Science, Ltd.
Hillson, David. (2002): Extending the risk process to manage opportunities, International Journal of Project Management, 20, hal. 235-240.
Nunnally, S.W. (2007): Construction Methods and Management, Pearson Prentice Hall.
Proyadhi, Gunawan Wahyu. (2006): Faktor-faktor Berpengaruh Dalam Pengadaan tanah terhadap Kinerja Biaya Proyek Perumahan Sederhana di Kota Pekalongan dan Sekitarnya. Tesis Program Studi Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Konstruksi, Program Pascasarjana Bidang Ilmu Teknik Universitas Indonesia. Depok. PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
(2014): Acuan alokasi risiko Proyek KPS Indonesia.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/2006 tentang Wewenang dan Tugas Penyelenggaraan Jalan Tol pada Direktorat Jenderal Bina Marga, Badan Pengatur Jalan Tol, dan Badan Usaha Jalan Tol.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27/PRT/2006 tentang Pedoman Pengadaan Pengusahaan Jalan Tol. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71
Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum
17 Tahun 2012 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 99 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum
Rivai, Veithzal dan Basri, Ahmad Fawzi Mohd. (2005): Performance Appraisal Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rostiyanti, S.F. and Tamin, R.Z., (2010): Identification of Challenges in Public Private Partnership Implementation for Indonesian Toll Road, Proceedings of the First Makassar International Conference on Civil Engineering, pp. 1131-1136.
Sadono, Sri. (2006/2007): Faktor-faktor yang Menghambat Pelaksanaan Pengadaan Tanah dalam Proyek Jalan Tol. Tesis Program Studi Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Konstruksi, Program Pascasarjana Bidang Ilmu Teknik Universitas Indonesia, Depok. Skema Prosedur Investasi Jalan Tol,
data diperoleh melalui situs internet:
http://bpjt.pu.go.id/konten/investasi
/prosedur-investasi. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2017
Skema Pengusahaan Jalan Tol, data diperoleh melalui situs internet: http://bpjt.pu.go.id/konten/investasi /prosedur-investasi. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2017
Sunito, F. Trans. (2007): Upaya untuk menerobos hambatan investasi jalan tol, Konferensi Nasional Teknik Jalan Ke-8, Jakarta.
Taufik, Adam. (2014): Kajian Pengadaan Tanah Kerjasama Pemerintah Swasta Jalan Tol Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Tesis Program Magister Teknik Sipil Pengutamaan manajemen Rekayasa Konstruksi, Institut Teknologi Bandung.
The International Organization for Standardization (ISO) 31000. (2009): Risk Management – Principles and Guidelines.
Undang-Undang No. 5, Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
Well-Stam, D. Van, et. al., (2004): Project Risk Management : An Essential Tool For Managing And Controlling Project, Kogan Page, London an Sterling VA.