• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Perilaku Ibu Dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan Delitua Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Perilaku Ibu Dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan Delitua Tahun 2012"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran seorang anak adalah sebuah anugrah yang sangat dinanti bagi pasangan suami istri dalam setiap rumah tangga. Setelah hadirnya buah hati tentunya sebagai orang tua akan memberikan segalanya baik baju, berbagai macam permainan, makanan, bahkan rumah pun terkadang baru khusus untuk menyambutnya (Weni,2009). Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh (Alissa, 2009).

(2)

menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular. Serta berperan besar dalam upaya menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Pemberian imunisasi awal diberikan untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan, imunisasi diberikan pada bayi antara umur 0 – 12 bulan yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT (1,2,3), Polio (1,2,3,4), Hepatitis B (1,2,3) dan campak (Hanum, 2010).

Pemberian suntikan imunisasi pada bayi, tepat pada waktunya merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Imunisasi dasar diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak – kanak. Melakukan imunisasi pada bayi merupakan bagian tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Dimasyarakat pada umumnya ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan membawa bayinya ke posyandu untuk diberikan imunisasi dasar karena mereka mengerti akan pentingnya imunisasi bagi kesehatan bayinya. Tetapi disisi lain ada juga ibu yang tidak memberikan imunisasi dasar kepada bayinya karena mereka kurang mengetahui manfaat imunisasi dasar itu apa. Sering kali ibu juga tidak membawa bayinya untuk di imunisasi karena mereka khawatir bayinya menjadi sakit setelah diberi imunisasi (Widiastuty, 2009).

Berdasarkan hasil pada penelitian ini presentase responden yang menyatakan peran petugas baik dan status pemberian imunisasi dasar lengkap yaitu 18 (62.1%) dari 29 orang responden lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang menyatakan peran petugas kesehatan buruk dan status imunisasi dasar lengkap pada balita yaitu 1 (8.3%) dari 12 orang responden. dan hasil uji chi square menunjukan bahwa ada hubungan yang bemakna antara peran petugas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p value = 0.005 lebih kecil dari nilai α = 0.05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara peran

(3)

yang baik berpeluang 18 kali untuk memiliki balita dengan status imunisasi dasarnya lengkap.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Magdalena (2004) dalam Marlia (2006) di puskesmas lanjas kabupaten barito utara, kalimantan tengah mengenai faktor yang berhubungan dengan status kelengkapan imunisasi hepatitis B pada anak, bahwa responden yang mendapatan pelayanan kesehatan kurang baik merupakan satu faktor resiko untuk status imunisasi hepatitis B anaknya tidak lengkap.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang kemukakan oleh Effendi dalam mulati (2009) yang menyatakan peran adalah tingkahlaku yang diharapkan oleh seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial yang konstan. Seorang petugas kesehatan mempunyai peran sebagai seorang pendidik, peran ini dilakukan dengan membantu klien dan keluarga dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku klien dan keluarga setelah dilakukan pendidikan kesehatan selain itu juga petugas kesehatan merupakan tempat konsultasi terhadap masalah atau perilaku kesehatan yang didapat.

Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap resiko dari beberapa vaksin. Hal ini bertentangan dengan manfaat imunisasi yaitu untuk mencegah penyakit infeksi diantaranya adalah Tuberkulosisi, Difteri, Pertusis (batuk rejan) Tetanus, Campak, Poliomyelitis (kelumpuhan) dan Hepatitis B (Depkes RI, 2005).

(4)

Angka kematian bayi masih tergolong tinggi hal ini dapat dilihat pada tahun 2002 di

antara 1000 kelahiran hidup ada 52 bayi yang meninggal sedangkan pada tahun 2006

angka kematian bayi Indonesia mencapai 36 per 1.000 kelahiran hidup. Angka

kematian bayi (AKB) di Jawa tengah pada tahun 2003 sebesar 8,29 per 1000

kelahiran hidup, sedangkan di kabupaten Brebes jumlah kematian bayi yang di

laporkan oleh Puskesmas selama tahun 2006 sebanyak 279 kasus dari 40.785

kelahiran hidup atau 6,84 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2007 jumlah kematian

bayi 250 kasus dari 37,343 kelahiran hidup atau 6,69 per 1000 kelahiran hidup

dimana penyebab kematian pada bayi disebabkan oleh berbagai penyakit yang

sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi (Nurhakim, 2010).

Petugas kesehatan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan imunisasi rutin di Puskesmas. Dengan adanya kompetensi yang tinggi dari petugas kesehatan diharapkan kinerja dan cakupan imunisasi akan meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan juga diharapkan tetap dapat dilestarikan (sustainable) pada masa mendatang (Notoatmodjo, 2007:16). Selain bertanggung jawab terhadap pelaksanaan imunisasi, petugas kesehatan juga berperan dalam pemberian pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari dan mengetahui cara memelihara kesehatan baik individu maupun kelompok. Namun kesehatan bukan hanya diketahui, disadari dan disikapi, melainkan harus dikerjakan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa tujuan akhir dari pendidkan kesehatan adalah agar masyarakat dapat berprilaku hidup yang sehat termasuk mau melakukan imunisasi (Sukidjo Notoatmodjo, 2007:16).

(5)

bulan Januari sampai bulan Juli sebanyak 43,8% dan hanya satu desa yang mencapai

target tersebut, yaitu dari jumlah sasaran 129 bayi hasil yang didapatkan sebanyak 58

bayi yang telah mendapatkan imunisasi Hepatitis B, dari data tersebut di atas dapat

diketahui jumlah sasaran bayi yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B belum

memenuhi target sampai dengan bulan Juli (Puskesmas Namorambe, 2010).

Cakupan pemberian imunisasi BCG didesa Durian Tonggal wilayah kerja

Puskesmas Namorambe pada bulan Januari sampai Juli sebanyak 47,9%, dari 118

bayi yang di dapatkan sebanyak 45 bayi yang telah mendapatkan imunisasi BCG.

Hal ini menunjukan ketidak meratanya pemberian imunisasi kepada bayi. Yang harus

nya pada awal kelahiran bayi sudah harus mendapat imunisasi awal untuk

merangsang system kekebalan tubuh bayi (Puskesmas Namorambe, 2010)

Banyak faktor yang menyebabkan ibu yang memiliki bayi atau balita tidak

mengimunisasikan bayi atau balita mereka. Faktor peran tentang imunisasi awal dan

prilaku untuk ibu membawa bayi atau balitanya imunisasi kemungkinan merupakan

faktor yang menentukan. Peran petugas kesehatan pada saat ini juga merupakan

tindakan awal yang harus digerakan guna memberi pengertian kepada ibu – ibu

untuk membawa bayi mereka untuk di imunisasi. Petugas kesehatan harus

menjelaskan manfaat imunisasi, jadwal pemberian imunisasi, dan kapan harus datang

lagi untuk di ulang. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menarik minat ibu untuk

membawa bayi atau balita mereka untuk imunisasi.

Berdasarkan uraian materi diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian bagaimana Hubungan Peran Petugas Kesehatan terhadap Perilaku Ibu

dalam Pemberian Imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Namorambe

Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang.

B. Rumusan Masalah

(6)

Pemberian Imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan

Delitua Kabupaten Deli Serdang.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Peran Petugas Kesehatan terhadap Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Namorambe

Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui Peran Petugas Kesehatan Dalam Pemberian Imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan Delitua Kabupaten

Deliserdang

b. Untuk mengetahui Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi dasar di wilayah

kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang

c. Untuk mengukur Hubungan Peran Petugas Kesehatan terhadap perilaku ibu

dalam pemberian Imunisasi dasar di wilayah Kerja Puskesmas Namormabe

Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Sebagai sumber pengetahuan bagi petugas kesehatan khususnya bidan agar lebih berperan dalam pemberian imunisasi bayi maupun balita di tiap tiap wilayah kerjanya.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Kebidanan

Dengan terlaksanakan penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan bahan bacaan diperpustakaan D - IV Bidan Pendidik guna menambah wawasan bagi perkembangan Asuhan Kebidanan.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui model pembelajaran Improving Learning yang diterapkan oleh guru dalam

Berdasarkan hasil dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah yakni “ bagaimana merancang sistem informasi

tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “ Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia ”... 1.2

namun mempunyai arti yang sangat penting dalam sistem tata kelola perusahaan maupun dalam aspek manajerial dan investasi dalam suatu organisasi baik organisasi laba

Hartika, Ruri Zain., Sumaryati., 2016, Perancangan Sistem Buka Tutup Pintu Air Otomatis Dimuara /Waduk Menggunakan Sensor Infra Red Dan Photo.. Dioda Dengan Tampilan Lcd

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan mempelajari jurnal-jurnal penelitian dan buku-buku tentang persediaan bahan baku dalam mengoptimalkan total biaya persediaan

Evaluasi program kebersihan lingkungan pasar akan membahas tentang program kebersihan lingkungan 8 buah pasar yang ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta kebersihan

Pendidikan politik menjadi sarana sosialisasi politik kepada masyarakat, tujuannya adalah membangun pengetahuan dan kesadaran politik masyarakat untuk berpartisipasi