• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP MATEMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP MATEMA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah

Oleh:

Nama

: Nanda Widya Pangestika

Kelas

: A/PGSD 2015

NIM

: 1815150051

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

HUBUNGAN TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIKA

Cooney dalam Shadiq (2014:104), menyatakan“… for a question to be a

problem, it must present a challenge that cannot be resolved by some routine

procedure known to the student.” Definisi tersebut menjelaskan bahwa suatu

pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya

suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur

rutin. Dengan kata lain, pertanyaan akan menjadi suatu masalah, jika peserta didik

termotivasi untuk menyelesaikannya. Polya (1973) menegaskan bahwa soal

dikatakan masalah jika soal tersebut merupakan soal yang sulit dan penuh

tantangan. Menurut Sternberg dan Ben-Zeev dalam Kadir (2010), masalah dalam

matematika terbagi atas masalah rutin dan masalah non rutin. Masalah rutin

adalah masalah yang semata-mata hanya merupakan latihan yang dapat

dipecahkan dengan menggunakan algoritma. Sedangkan masalah non rutin

muncul ketika pemecah masalah mempunyai suatu masalah tetapi tidak segera

mengetahui bagaimana cara memecahkannya. Dengan demikian, diperoleh

gambaran bahwa masalah merupakan suatu keadaan yang dihadapi seseorang

disertai tantangan untuk mencari jawaban dengan menggunakan cara tertentu.

Soal dalam matematika dikatakan masalah apabila menantang untuk

diselesaikan. Soal yang berupa masalah biasanya soal-soal non rutin.1

Selanjutnya yang dimaksud dengan pemecahan masalah menurut Polya

(1973:23-25) adalah suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna

mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat dicapai.Schoenfeld

mendefinisikan pemecahan masalah sebagai berikut :“problem solving as

confronting a situation that does not have a ready answer- not merely doing exercises which can be completed using known procedures.”Maksudnya,

1

Royhana Novitasari, Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Kemampuan Penyelesaian

Matematika Ditinjau Dari Efikasi Diri, JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember

(3)

pemecahan masalah merupakan sebuah situasi yang belum ada jawabannya dan

bukan hanya sekedar latihan yang bisa diselesaikan dengan menggunakan

prosedur yang telah diketahui.2

Pemahaman konsep merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam

pembelajaran, karena dengan memahami konsep siswa dapat mengembangkan

kemampuannya dalam setiap materi pelajaran. Pemahaman konsep terdiri dari

dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sardiman, pemahaman

(Understanding) dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Tingkat

pemahaman merupakan perangkat standar program pendidikan yang

merefleksikan kompetensi sehingga dapat mengantarkan siswa untuk menjadi

kompeten dalam berbagai ilmu pengetahuan, sedangkan suatu konsep menurut

Oemar Hamalik adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri

umum.

Definisi konsep menurut KBBI adalah suatu ide atau gambaran dari objek

melalui suatu proses yang digunakan untuk memahami hal-hal tertentu3. Nasution

(2006) mengungkapkan bahwa konsep sangat penting bagi manusia, karena

digunakan dalam komunikasi dengan orang lain, dalam berpikir, dalam belajar,

membaca, dan lain-lain. Tanpa konsep, belajar akan sangat terhambat. Hanya

dengan bantuan konsep dapat dijalankan pendidikan formal. Jadi pemahaman

konsep adalah pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

Menurut Sutadi (2014), pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap

dan menguasai lebih dari sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan

makna tertentu. Pendapat senada Firman (2000) menyatakan bahwa seorang

siswa dikatakan telah memahami suatu konsep jika memiliki kemampuan untuk

menangkap makna dari informasi yang diterima yang berupa:

2

Ratna Rustina, Witri Nur Anisa, Kontribusi Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan Kemampuan

Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematik, Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta. Volume 1,

Nomor 1, Tahun 2018, hal 17

3

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

(4)

(1) Menafsirkan bagan, diagram atau grafik,

(2) Menerjemahkan suatu pernyataan verbal kedalam formula matematis,

(3) Memprediksikan berdasarkan kecenderungan tertentu (interpolasi dan

ekstrapolasi),

(4) Mengungkapkan suatu konsep dengan kata-kata sendiri. 4

Jadi pemahaman konsep adalah menguasai sesuatu dengan pikiran

yang mengandung kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.

Pemahaman konsep merupakan dasar utama dalam pembelajaran

matematika. Herman menyatakan bahwa belajar matematika itu memerlukan

pemahaman terhadap konsep-konsep, konsep-konsep ini akan melahirkan

teorema atau rumus. Agar konsep-konsep dan

teorema-teorema dapat diaplikasikan ke situasi yang lain, perlu adanya keterampilan

menggunakan konsep-konsep dan teorema-teorema tersebut. Oleh karena

itu, pembelajaran matematika harus ditekankan ke arah pemahaman konsep.

Suatu konsep yang dikuasai siswa semakin baik apabila disertai

dengan pengaplikasian. Effandi menyatakan tahap pemahaman suatu konsep

matematika yang abstrak akan dapat ditingkatkan dengan mewujudkan

konsep tersebut dalam amalan pengajaran. Siswa dikatakan telah memahami

konsep apabila ia telah mampu mengabstraksikan sifat yang sama, yang

merupakan ciri khas dari konsep yang dipelajari, dan telah mampu membuat

generalisasi terhadap konsep tersebut.

Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa tingkat pemahaman

konsep matematika menginginkan siswa mampu memanfaatkan atau

mengaplikasikan apa yang telah dipahaminya ke dalam kegiatan belajar. Jika

siswa telah memiliki pemahaman yang baik, maka siswa tersebut siap

memberi jawaban yang pasti atas pernyataan-pernyataan atau

masalah-masalah dalam belajar.

4

(5)

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 1990), hlm. 801.

Isnaeni, Belajar Matematika (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 37.

Muhibbin Syah, Pskologi Pembelajaran (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.

193-195.

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.

102.

Novitasari Royhana, Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Kemampuan Penyelesaian Matematika Ditinjau Dari Efikasi Diri, JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016, hal 147

Ratna Rustina, Witri Nur Anisa, Kontribusi Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan Kemampuan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Khusus penelitian adalah untuk mempelajari sanitasi rumah yang meliputi ventilasi, suhu, kelembaban, penerangan alami dan kepadatan penghuni di Kelurahan

Penggunaan iris mata dalam format .bmp yang diambil dari 64 individu yang masing- masing diambil 1 sampel menghasilkan tingkat pengenalan yang lebih besar

dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau. beberapa variabel

(3) selalu memiliki keuntungan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dimana untuk pengujian parsial menggunakan uji statistik t dan pengujian

adanya kerusakan formasi, hal ini dapat dilihat dari sejarah produksi sumur “X”, pada. beberapa hari terakhir sebelum sumur dilakukan analisa PBU test laju produksi

Pengaruh pH terhadap kestabilan aktivitas enzim ditentukan dengan cara mengukur aktivitas sisa, yaitu aktivitas enzim yang diukur setelah enzim diinkubasi pada variasi pH yaitu 4,

2-2 TLC comparison of solvent system and detection method Solvent system; I chloroform /methanol/water 70:30:6, II ethylacetate/methanol/water 20:3:2, III

Penelitian yang dilakukan di beberapa negara yang membandingkan pertanian organik dan pertanian konvensional sebagian besar menyatakan bahwa keuntungan yang didapat dari